• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM EMS PROCEDURES EMS-P13 Dated: Replaces:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM EMS PROCEDURES EMS-P13 Dated: Replaces:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 1 of 7

ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM

EMS – PROCEDURES

EMS-P13

Dated:

Replaces:

Greenhouse Gases Mitigation

02 June 2011

1. Introduction.

Greenhouse Gases Mitigation is the process of attempting various preventive measures to minimize/reduce greenhouse gases emissions caused by the activities of business. While energy efficiency is one way to keep improving productivity and minimizing the use of energy especially un renewable energy, and substitute with renewable energy. This is an effort in reducing greenhouse gases emissions.

Greenhouse gases are gases that exist in the atmosphere that cause the greenhouse effect. These gases actually appear naturally in the environment, but can also arise due to human activities.

Greenhouse gases that most of the water vapor

that reaches the atmosphere due to

evaporation of water from the sea, lakes and rivers. Carbon dioxide is the second largest gas. He arose from natural processes such as volcanic eruptions, breathing animals and humans (who inhale oxygen and exhale carbon dioxide), and combustion of organic material (such as plants).

2. Types of Greenhouse Gases.

The gases cause the greenhouse effect is Carbon Dioxide (CO2), methane (CH4), Nitrous Oxide (N2O), hydro fluorocarbons (HFCs), Per fluorocarbons (PFCs), Sulfur Hexafluoride (SF6). Measurement of greenhouse gas levels presented in the following table:

1 Pendahuluan.

Mitigasi Gas Rumah Kaca adalah proses

mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisir/mereduksi emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan akibat dari kegiatan usaha. Sedangkan effisiensi energi merupakan salah

satu upaya untuk tetap meningkatkan

produktivitas dan meminimalisasi penggunaan energi terutama energy tak terbaharukan dengan mensubtitusikan dengan energi terbaharukan. Upaya ini merupakan salah satu upaya dalam penurunan emisi gas rumah kaca.

Gas Rumah Kaca adalah gas-gas yang ada di

atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.

Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik;

pernapasan hewan dan manusia (yang

menghirup oksigen dan menghembuskan

karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).

2 Jenis Jenis Gas Rumah Kaca

Gas yang menimbulkan efek rumah kaca adalah Carbon Dioksida (CO2), Methane (CH4), Nitrous

Oxide (N2O), Hydro fluorocarbons (HFC),

Perfluorocarbons (PFC), Sulfur Hexafluoride (SF6).

Pengukuran tingkat gas rumah kaca tersaji dalam tabel berikut :

Table 1. The content of Green House Gases

Gases Recommended GWP (UNFCC,

2002), Applicable through 2012

IPCC Revised GWP (IPCC’s third assessment report, 2001), likely to be applicable after 2012

Carbon Dioxide (CO2) 1 1

Methane (CH4) 21 23

Nitrous Oxide (N20) 310 296

Hydro fluorocarbons (HFC) 140 – 11.900 120 – 12.000

Per Fluorocarbons (PFC) 6.500 – 9.200 5.700 – 11.900

(2)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 2 of 7

3. The cause of Greenhouse Gases

The greenhouse effect caused by rising concentrations of carbon dioxide (CO2) and other gases in the atmosphere. The increase in CO2 concentration is caused by several things:

a. The burning of fuel oil, coal and other organic fuels which exceed the ability of plants and sea to absorb them.

b. Changes in land cover c. Opening area of peat

d. The use of Freon or materials that emit greenhouse gases

e. Energy Generation

Energy into the Earth:

a. 25% reflected by clouds or other particles in the atmosphere

b. 25% absorbed by clouds

c. 45% absorbed by the earth's surface d. 5% reflected back by the earth's surface

The absorbed energy reflected back in the form of infrared radiation by the clouds and the earth's surface. But most of the infrared emitted by the clouds and the earth retained CO2 and other gases, to be returned to the earth's surface. Under normal circumstances, the greenhouse effect is required; with the greenhouse effect temperature difference between day and night on earths is not too much different.

3 Penyebab Gas Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas-gas CO2 ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

a. Pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang

melampaui kemampuan

tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. b. Perubahan tutupan lahan

c. Pembukaan areal gambut

d. Penggunaan material yang mengeluarkan Freon atau GRK.

e. Pembangkit Energi Energi yang masuk ke Bumi:

a. 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer

b. 25% diserap awan

c. 45% diserap permukaan bumi

d. 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan

permukaan bumi. Namun sebagian besar

inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk

dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam

keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

(3)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 3 of 7

4. The impact of Greenhouse Gases

Increasing the temperature of the earth's surface will result in a very extreme climate changes on earth. This can lead to disruption of forests and other ecosystems, thereby reducing its ability to absorb carbon dioxide in the atmosphere. Global warming caused the melting of icebergs in the polar regions that could lead to rising sea levels. The greenhouse effect will also lead to rising sea temperatures that occur sea water expands and sea level rise which resulted in the island nation will get a very big influence.

According to the simulation calculation, the greenhouse effect has increased the Earth's average temperature 1-5 °C. If the trend of increased greenhouse gases remain as it is now global warming will cause an increase between 1.5 up 4.5 °C around the year 2030. With increasing concentration of CO2 in the

atmosphere, the more heat waves reflected from the surface of the earth's atmosphere is absorbed. This will cause the earth's surface temperature to rise.

5. Efforts of Greenhouse gases mitigation.

Greenhouse gas mitigation is required to maintain the natural balance and prevent or reduce global warming. Mitigation efforts can be made as follows:

a. Preventive actions b. Corrective actions Preventive actions

In an effort to prevent greenhouse gas emissions can be done:

1. Compliance with the applicable legislation: a. Not open Peat soil area with a depth of

more than 3 meters and as required by Regulation of Agricultural of Ministry No 14 of 2009

b. Not open area that has been

designated as protected areas local (Riparian Strip, spring catchment areas and other protected areas). Details can be viewed in the EMS Procedure P15-P17 of High Conservation Value. c. Land clearing on new planting or

replanting without fuel (Zero Burning) is replaced with windrowing system. Further information can be viewed on Palm Oil SOP OP 2.8 about land preparation.

d. Not using banned pesticides for the operations.

4. Akibat Gas Rumah Kaca

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat

mengakibatkan terganggunya hutan dan

ekosistem lainnya, sehingga mengurangi

kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan

semakin banyak gelombang panas yang

dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

5. Upaya mitigasi gas rumah kaca

Mitigasi gas rumah kaca diperlukan untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah atau mengurangi pemanasan global. Upaya mitigasi dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Tindakan pencegahan b. Tindakan perbaikan Tindakan Pencegahan

Dalam upaya pencegahan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan :

1. Pentaatan Peraturan perundangan yang berlaku :

a. TIdak membuka areal gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter dan yang disyaratkan oleh Permentan No 14 tahun 2009

b. Tidak membuka areal yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung setempat (sempadan sungai, daerah resapan mata air serta kawasan lindung lainnya). keterangan lengkap dapat di lihat pada EMS Prosedur P15-P17 tentang Nilai Konservasi Tinggi.

c. Melakukan pembukaan lahan atau

peremajaan tanpa bakar (Zero Burning) digantikan dengan system windrowing. Keterangan lebih lanjut dapat di lihat pada SOP Oil Palm OP 2.8 tentang persiapan lahan.

d. Tidak menggunakan pestisida yang dilarang untuk operasional.

(4)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 4 of 7

2. Intensification (increase productivity of oil palm. superior oil palm seedlings are expected to lower emissions, high productivity, resistance to pests and diseases and does not require large areas)

3. Planting cover crops to restore the absorption of carbon and accelerate the decomposition of the palm / rubber / cocoa that has been windrowing. Further details can be found in SOP OP 2.9 Legumes Establishment.

4. Reduce or minimize use of pesticides, insecticides, synthetic herbicides. The reduction can be done by:

a. Performing an early warning system to control pests and diseases (detection, census, and examination).

b. Carrying out a system of integrated pest management (use of natural enemies, the used of beneficial weeds, use of biological insecticides (fungi, viruses or bacteria).

Further details can be found in SOP OP 5.1-5.2 on the weeds management, pests and diseases.

5. The installation of Boiler / air heater fueled biomass to replace fossil fuels.

6. Perform waste treatment plant by minimizing emissions. This can be done by using activated sludge system, the system equipped with Land Application with digester at the Methane pool, or a composting system.

7. Performing an inventory of the carbon footprint in operational areas with the cooperation of the expert team (internal or external)

Corrective Action

Improvement measures implemented on the estate or factory that has been operating to reduce greenhouse gas emissions that is issued. Such measures can be implemented as follows:

1. Use the environmentally friendly material (marked with a green label on the packaging of products) such as air conditioning, freezer, etc.

2. Make efforts the efficiency of energy usage with to change energy saving lamps. Turning off the lamps or lighting when not

2. Melakukan intensifikasi (meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Bibit kelapa sawit yang unggul diharapkan dapat lebih rendah mengeluarkan emisi, produktivitas tinggi, tahan hama dan tidak membutuhkan areal yang luas)

3. Melakukan penanaman tanaman penutup tanah untuk mengembalikan penyerapan karbon dan mempercepat dekomposisi batang sawit/karet/coklat yang telah dirumpuk. Keterangan lebih lanjut dapat

dilihat pada SOP OP 2.9 Legume

Establishment

4. Mengurangi atau meminimalisasi penggunan pestisida, insektisida, herbisida sintetis. Pengurangan tersebut dapat dilakukan dengan :

a. Melakukan sistem peringatan dini terhadap hama dan penyakit (Deteksi, sensus, dan eksaminasi).

b. Melakukan system pengendalian hama terpadu (memanfaatkan musuh alami,

memanfaatkan gulma yang

menguntungkan, penggunaan insektisida biologis (cendawan, virus atau bakteri). Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada SOP OP 5.1-5.2 tentang pengelolaan gulma, hama dan penyakit.

5. Melakukan instalasi Boiler / Air heater

berbahan bakar biomassa untuk

menggantikan bahan bakar fosil.

6. Melakukan instalasi pengolahan limbah

dengan meminimalisasi emisi yang

dikeluarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan system lumpur aktif, system Land Aplikasi dengan dilengkapi digester

pada kolam metanasi, atau system

composting.

7. Melakukan inventarisasi jejak karbon di wilayah operasional dengan kerjasama dengan team ahli (internal ataupun external) Tindakan Perbaikan

Langkah perbaikan dilaksanakan pada kebun atau pabrik yang telah beroperasi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang di keluarkan. Tindakan tersebut dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1. Menggunakan material yang ramah

lingkungan (ditandai dengan label ramah lingkungan pada kemasan produk) seperti AC, Freezer, dll.

2. Melakukan upaya penghematan energy dengan menganti lampu dengan lampu hemat energy. Mematikan lampu atau

(5)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 5 of 7

required (or equipped with automatic sensors).

3. Minimize emissions of methane gas in sewage pond system with the application of biogas digester for wastewater treatment system or change the system to minimize methane gas emissions, such as composting activity or aerobic wastewater treatment system

4. Perform application of liquid waste (LA) and solid waste (empty fruit bunches or compost) to replace inorganic fertilizers (synthetic) so as to reduce the level of emissions generated.

5. Rehabilitation / enrichment of the riparian strip and high conservation value areas with a plant that is able to absorb more carbon.

6. Optimizing the use of renewable resources and minimize the use of un renewable resources.

7. Perform the balancing of carbon emissions by making carbon neutral.

8. Perform maintenance and repair of emission sources in order to minimize the emissions produced.

9. Perform greening factory area with radiation and anti-pollution plants such as plant species Sansevieria (Lidah Mertua).

6. Types of plants absorbing large amounts of

carbon

Rehabilitation / enrichment / greening should be done to reduce emissions can also choose plants that have a large role in carbon sequestration and anti-radiation. Some types of plants that have a high absorption is as follows:

a. Trembesi, Samanea saman, absorptive 28,488.39 kg of CO2 / year

b. Cassia, Cassia sp., absorptive 52,95.47 kg of CO2 / year

c. Boxwood, Canangium odoratum,

absorptive 756.59 kg of CO2 / year

d. Pingku, Dyxoxylum excelsum,

absorptive 720.49 kg of CO2 / year

e. Banyan, Ficus benyamina, absorptive 535.90 kg of CO2 / year

f. Krey Payung, Fellicium decipiens, absorptive 404.83 kg of CO2 / year

g. Matoa, Pometia pinnata, absorptive 329.76 kg of CO2 / year

h. Mahogany, Swettiana mahagoni,

penerangan jika tidak diperlukan (atau dilengkapi dengan sensor automatis). 3. Meminimalisasi emisi gas methane pada

kolam limbah dengan penerapan system digester untuk biogas atau merubah system pengolahan limbah untuk meminimalisasi emisi gas methane seperti kegiatan pengomposan atau pengolahan limbah system aerobic.

4. Melakukan aplikasi limbah cair (LA) dan limbah padat (tandan kosong atau kompos)

untuk menggantikan pupuk anorganik

(sintetik) sehingga dapat mengurangi tingkat emisi yang ditimbulkan.

5. Melakukan rehabilitasi/pengkayaan daerah

sempadan sungai dan areal yang

mempunyai nilai konservasi tinggi dengan tanaman yang mampu menyerap banyak karbon.

6. Mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dapat diperbaharui dan meminimalisasi penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.

7. Melakukan penyeimbangan emisi karbon dengan menjadikan netral carbon.

8. Melakukan perawatan dan perbaikan

sumber emisi sehingga dapat

meminimalisasi emisi yang dihasilkan. 9. Melakukan penghijauan areal pabrik dengan

tanaman anti radiasi dan polusi seperti jenis tanaman Sansevieria (Lidah Mertua)

6. Jenis jenis tanaman penyerap karbon dalam

jumlah besar.

Rehabilisasi / Pengkayaan / penghijauan yang dilakukan untuk mengurangi emisi hendaknya juga dapat dipilih tanaman yang mempunyai peran besar dalam penyerapan karbon dan anti radiasi. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai daya serap tinggi adalah sebagai berikut:

a. Trembesi, Samanea saman, daya serap 28.488,39 kg CO2/tahun

b. Cassia, Cassia sp., daya serap 5.295,47 kg CO2 /tahun

c. Kenanga, Canangium odoratum, daya serap 756,59 kg CO2 /tahun

d. Pingku, Dyxoxylum excelsum, daya serap 720,49 kg CO2 /tahun

e. Beringin, Ficus benyamina, daya serap 535,90 kg CO2 /tahun

f. Krey payung, Fellicium decipiens, daya serap 404,83 kg CO2 /tahun

g. Matoa, Pometia pinnata, daya serap 329,76 kg CO2 /tahun

(6)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 6 of 7

absorptive 295.73 kg of CO2 / year

i. Saga, Adenanthera pavoniana,

absorptive 221.18 kg of CO2 / year

j. Bungur, Lagerstroemia speciosa, absorptive 160.14 kg of CO2 / year

k. Teak, Tectona grandis, absorptive 135.27 kg of CO2 / year

l. Jackfruit, Arthocarpus heterophyllus, absorptive 126.51 kg of CO2 / year

m. Johar, Cassia grandis, absorptive 116.25 kg of CO2 / year

n. Soursop, Annona muricata, absorptive 75.29 kg of CO2 / year

o. Puspa, Schima wallichii, absorptive 63.31 kg of CO2 / year

p. Acacia, Acacia auriculiformis, absorptive 48.68 kg of CO2 / year

q. Flamboyant, Delonix regia, absorptive 42.20 kg of CO2 / year

r. Sapodilla kecik, Maniilkara kauki, absorptive 36.19 kg of CO2 / year

s. Tanjung, Mimusops elengi, absorptive 34.29 kg of CO2 / year

t. Peacock flower, Caesalpinia

pulcherrima, absorptive 30.95 kg of

CO2 / year

u. Sempur, Dilenia retusa, absorptive 24.24 kg of CO2 / year

v. Khaya, Khaya anthotheca, absorptive 21.90 kg of CO2 / year

w. Merbau beach, Intsia bijuga, absorptive 19.25 kg of CO2 / year

In addition to several types of plants, there are plants that have been designated as plant antipolusi and anti-radiation is the plant

Sansevieria (Lidah Mertua Flower).

h. Mahoni, Swettiana mahagoni, daya serap 295,73 kg CO2 /tahun

i. Saga, Adenanthera pavoniana, daya serap 221,18 kg CO2 /tahun

j. Bungur, Lagerstroemia speciosa, daya serap 160,14 kg CO2 /tahun

k. Jati, Tectona grandis, daya serap 135,27 kg CO2 /tahun

l. Nangka, Arthocarpus heterophyllus, daya serap 126,51 kg CO2 /tahun

m. Johar, Cassia grandis, daya serap 116,25 kg CO2 /tahun

n. Sirsak, Annona muricata, daya serap 75,29 kg CO2 /tahun

o. Puspa, Schima wallichii, daya serap 63,31 kg CO2 /tahun

p. Akasia, Acacia auriculiformis, daya serap 48,68 kg CO2 /tahun

q. Flamboyan, Delonix regia, daya serap 42,20 kg CO2 /tahun

r. Sawo kecik, Maniilkara kauki, daya serap 36,19 kg CO2 /tahun

s. Tanjung, Mimusops elengi, daya serap 34,29 kg CO2 /tahun

t. Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, daya serap 30,95 kg CO2 /tahun

u. Sempur, Dilenia retusa, daya serap 24,24 kg CO2 /tahun

v. Khaya, Khaya anthotheca, daya serap 21,90 kg CO2 /tahun

w. Merbau pantai, Intsia bijuga, daya serap 19,25 kg CO2 /tahun

Selain beberapa jenis tanaman tersebut, terdapat jenis tanaman yang telah ditetapkan sebagai tanaman antipolusi dan anti radiasi yaitu tanaman

Sansevieria (Bunga Lidah Mertua).

Sansevieria (Lidah Mertua) Samanea saman (Trembesi)

- Responsibility

The Area Manager of Agronomy / Processing / Head of Department / Mill / Estate Manager - Ensure that mitigation of GHG emissions

running well and recorded.

- Maintaining records in the related department.

7. Tanggung Jawab

Para Area Manager Agronomy/Processing/Head of Department/ Mill/Estate Manager

 Memastikan bahwa mitigasi Gas Rumah kaca berjalan dan direkam.

(7)

Issue no 1, 02 Juni 2011 EMS-P13, Page 7 of 7

Head of Environment and Corporate Social Responsibility Coordination

- Carry out checks to ensure that GHG mitigation activities have been implemented, reviewed and recorded.

Supervisors

- Perform record and report the results of greenhouse gas mitigation recordings.

8. References

- ISO14001 : 2004, ISO14001 : 2004, requirement 4.4.6: Operational Control - Environment Manual, section 4.4.6:

Operasional Control

- Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, February 2008 - id.wikipedia.org

Head of Environment and Corporate Social Responsibility Coordination

 Melaksanakan pemeriksaan untuk memastikan

kegiatan mitigasi gas rumah telah

dilaksanakan, dikaji dan direkam. Supervisors

 Melaksanakan, merekam dan melaporkan hasil rekaman mitigasi gas rumah kaca.

8. Referensi

- ISO14001 : 2004, Persyaratan 4.4.6: Pengendalian Operasional

- Environment Manual, section 4.4.6: Kontrol Operasional

- Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008 - id.wikipedia.org

Gambar

Table 1. The content of Green House Gases

Referensi

Dokumen terkait

・ Jika jumlah total dari pensiun yang telah dibayarkan untuk semua anggota keluarga yang ditinggalkan yang memiliki hak menerima serta lum sum pembayaran pensiun (kompensasi)

Makin tinggi frekuensi kayuhan yang dimiliki atlet/perenang, makin positif pula prestasi renang 50 m gaya bebasnya; Ketiga, power lengan mempunyai hubungan positif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan dilakukan pengembangan dalam sistem deteksi benda dengan cara membangun dialog menggunakan benda

Dengan demikian untuk menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam

Setelah menguasai buku teks siswa ini, peserta didik diharapkan mampu secara tepat mendeskripsikan kriteria fauna yang dilindungi, mengidentifikasi jenis fauna yang

Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan pada mata pelajaran PAI

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang komposisi pakan tikus ekor putih sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya konservasi terutama dalam

Perkembangan seni pertunjukan pada masa In- donesia kuno dapat diketahui melalui tulisan pada prasasti-prasasti, relief-relief candi, dan kitab-kitab sastra yang ada. Secara