• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1001717 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1001717 Chapter1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Ahmad Nursyamsi, 2015

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu dan teknologi banyak mempengaruhi berbagai bidang

kehidupan, salah satu diantaranya dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, dunia

pendidikan harus bersifat dinamis, artinya dunia pendidikan harus dapat mengikuti

perkembangan yang ada, sesuai dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang,

terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sementara dunia

pendidikan saat ini belum menunjukan dari waktu kewaktu belum menunjukan

kemajuan berarti. Pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kurikulum

belum mencapai sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tampak dari rendahnya hasil

belajar peserta didik, baik dalam kognitif, psikomotirik, dan sikap. Di SLB Kota

banjar kemampuan peserta didik dalam pembelajaran matematika masih kurang dari

standar nilai untuk matematika tersebut.

Hasil obeservasi dari SLB yang ada di Kota Banjar kelas VI diperoleh

gambaran hasil belajar rata-rata ulangan harian matematika khususnya pada anak anak

tunarungu, sebagai berikut:

Tabel 1.1: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Peserta didik

No Nama Sekolah

KKM

Nilai Rata-rata

Ulangan Harian

1 SLB Pasundan Banjar 60 42

2 SLB Negeri Banjar 60 48

3 SLB PGRI Langgensari

(2)

Ahmad Nursyamsi, 2015

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambaran hasil belajar rata-rata ulangan harian matematika khususnya pada

anak anak tunarungu, sebagai berikut:

Tabel 1.2: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Bangun ruang Peserta

didik

Rendahnya nilai Matematika peserta didik menunjukkan bahwa kualitas

pembelajaran Matematikamasih relatif rendah, ini merupakan tantangan bagi guru dan

calon guru Matematika, untuk memecahkan masalah ini, dengan melalui peningkatan

penguasaan bahan pelajaran, pemilihan media pembelajaran yang tepat, yang dapat

mendorong atau memotivasi peserta didik untuk tertarik belajar.

Peneliti beranggapan bahwa kesulitan belajar anak tunarungu dalam mencerna

dan memahami Matematika lebih disebabkan oleh pemilihan media pembelajaran

yang kurang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan dan kondisi peserta didik.

Pemilihan penggunaan media yang tepat, akan memudahkan peserta didik untuk

dapat mencerna materi pelajaran Matematika khususnya pada bangun ruangdengan

baik. Dalam pokok bahasan bangun ruang terdapat konsep-konsep yang tidak sedikit

peserta didik merasa kesulitan memahaminya karena menurut Andreas

Dwidjosumarto (1995:5) bahwa,

‘tidak berfungsinya alat pendengaran menyebabkan anak tunarungu sulit untuk menerima yang bersifat auditif sehingga anak mengalami kesulitan dalam memahami lingkungan sekitarnya, anak tunarungu berusaha memahami lingkungan melalui pengelihatannya. Oleh karena itu abak tunarungu sering disebut juga sebagai anak visual’.

Hal ini disebabkan kemampuan belajar anak melalui telinga, mata, dan gerak

itu berbeda.

Berkaitan dengan hal tersebut, bahwa penyajian materi yang berhubungan

dengan bangun ruang akan lebih efektif jika dilengkapi dengan media yang tepat,

(3)

Ahmad Nursyamsi, 2015

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Alat peraga adalah alat bantu pendidikan dan pengajaran dapat berupa perbuatan-perbuatan, atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari perbuatan yang abstrak sampai kepada benda yang kongkrit. Media model 3D adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu sulit untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari peserta didik dalam wujud aslinya. Model 3D juga merupakan salah satu alat peraga”.

Model 3D memiliki panjang, lebar, dan tinggi.Selain model 3D, alat peraga

lain adalah chart 2D. Menurut pendapat Levie & Lentz ( dalam azhar arsyad 2012:

20), ‘Chart 2D adalah mempunyai empat fungsi media visual,yaitu (a) Fungsi atensi,

(b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif (d) fungsi kompensatoris’. Untuk melihat kedua

alat peraga ini memerlukan daya lihat peserta didik yang berbeda dalam proses

belajar.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka masalah yang diangkat adalah “Perbandingan Media Model 3D dengan Media Chart 2D Terhadap Pemahaman Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Pada Anak Tunarungu Di 2 SLB

Kota Banjar .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan pemahaman matematika anak tunarungu dalam

pembelajaran matematika bangun ruang .

2. Penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat dapat membantu

meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam pembelajaran matematika

khususnya bangun ruang.

3. Penggunaan media model 3D dalam kegiatan pembelajaran memberikan peranan

yang cukup besar sebagai salah satu faktor eksternal yang dapat mengatasi masalah

pemahaman matematika khususnya bangun ruang.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memberikan batasan tentang hal-hal yang perlu diteliti dan dikerjakan

selama penelitian terhadap rumusan masalah tersebut di atas, maka peneliti

(4)

Ahmad Nursyamsi, 2015

PERBANDINGAN MEDIA MODEL 3D DAN MEDIA CHART 2D TERHADAP PEMAHAMAN BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNARUNGU DI 2 SLB KOTA BANJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pada pelaksanaan pembelajaran khususnya materi bangun ruang dengan

penggunaan media pembelajaran yang berbeda, yaitu dengan menggunakan

model 3D dan chart 2D,

b. Tingkat pemahaman anak tunarungu keberhasilannya diukur dari hasil belajar

setelah proses pembelajaran melalui tes tulis

2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang ada, maka agar lebih terarah

permasalahan penelitian dirumuskan “Apakah Media Model 3D lebih efektif dalam

pembelajaran matematika bangun ruang di bandingkan dengan media chart 2D di 2

SLB Kota Banjar?”.

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas antara media model 3D dengan media chart 2D

pada pemahaman materi bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebgai berikut :

a. Bagi Penulis

Sebagai saran untuk menempa diri dengan mengadakan berbagai kajian terhadap

masalah maslah yang berkaitan dengan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah

serta untuk mengimplementasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh terhadap

realita permasalahan yang ada di lapangan

b. Bagi Pembaca

Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang media model 3D dan

media chart 2D dalam pemahaman bangun ruang dalam pembelajaran

Gambar

Tabel 1.1: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Peserta didik
Tabel 1.2: Rata-Rata Ulangan Harian Pelajaran Matematika Bangun ruang Peserta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan oleh pengguna kepada pengelola dapat didayagunakan

Dengan pemadatan jangka waktu penelitian tersebut, terjadi pergeseran fokus penelitian, yaitu pada Tahun I (2009) berfokus pada penyelenggaraan Pemilu 2004 dan Pemilu

Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat

(2) Besarnya modal awal Perusahaan adalah sama dengan nilai seluruh kekayaan Negara yang tertanam dalam Pelabuhan-pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

The difference is in the index that are shown to students (five fingers) and plus give the smiley face to the students. This strategy should be introduced to the students

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

Selain mengacu pada tujuan pendidikan yang diterapkan secara berjenjang, berlangsungnya proses pendidikan di sekolah/kampus sangat bergantung pada keberadaan