BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Di era modern ini setiap wilayah sedang mengembangkan potensi budaya dan kesenian yang warisankan oleh genersi sebelumnya. Seni sendiri terbagi dalam bebepa jenis antara lain, Seni musik, seni Sastra, seni rupa, seni pertunjukan (teater).setiap jenis kegiatan seni tersedbut membutuhkan tempat mengolah dan melatih serta menampilkan karya seni yang di hasilkan.
Dalam instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No. 5A/1993 tanggal 27 februari 1993 tentang pembentukan dewan kesenian di seluruh propinsi se-Indonesia disebutkan bahwa setiap pemerintah propinsi yang telah membentuk dewan kesenian agar membangun gedung kesenian dengan APBD yang pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah masing-masing
Di Yogyakarta sendiri memiliki keanekaragaman budaya dan seni yang harus di lestarika dan di kembangkan sesuai dengan zaman nya (seperti seni kontenporer). Tapi dengan tidak menghilangkan esensi keaslian suatu karya. Saat ini perkembangan seni sendiri di iringi dengan perkembang teknologi seperti adanya software – software dan perangkat yang mempermudah dalam proses pembuatan hasil seni seperti corel, photoshop, kamera digital. Hal ini membutuhkan prasaran tambahan dan kemampuaan atau keterampilan dalam mengunakan aplikasi dan peralatan itu sendiri. Dengan kondisi yang ada sekarang seni bukanlah hanya sebuah kegiatan yang bersifat induvidu melaikan juga kegiatan yang bersifat tim/kerjasama. Seni juga membutuhkan sebuah ruang yang di fungsikan sebagai ruang pamer dan ruang pertunjukan serta ruang pelatihan. Dengan keanakanragam tersebut dibutuhkan suatu wadah untuk menyatukan dan membentuk komunitas itu sendiri.
3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km21.
Yogyakarta sendiri terdapat banyak komunitas seni yang membutuhkan wadah untuk berkembang ke arah profesional. Bebagai jenis kesenian diantaranya dapat di golongkan menjadi seni rupa, seni musik, seni drama, seni gerak, dan lain-lain. Dengan ini adanya Art Centre diharapkan bisa terjalin koordinasi antar disiplin seni. Sehingga dimungkinkan dapat terjadi sebuah kolaborasi yang membentuk sebuah karya seni yang baru serta mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni.
namun prasarana yang di butuhkan tidak tersedia untuk mengolah, mengembangkan dan melatih generasi- generasi muda yang telah terpengaruh budaya barat. Oleh karna itu di butuhkan suatu pusat kesenian daerah untuk menampung serta menjadi media penyalur bakat dan minat generasi muda, agar semua kalangan juga dapat ikut berpatisipasi baik itu pemula, seniman senior maupun sekadar penikmat seni dapat belajar, berkarya dan menikmati seni dengan bebas di tempat tersebut.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1) Tujuan dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur (LP3A) ini adalah untuk mengungkapkan dan merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan Art Centre di Yogyakarta serta memberikan alternatif pemecahannya secara arsitektural.
2) Sasaran dari penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan Art Centre di Yogyakarta adalah tersusunnya langkah-langkah pokok (proses dasar) Perencanaan dan Perancangan Art Centre di Yogyakarta berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan.
1.3 Lingkup Bahasan
Lingkup pembahasan pada pembuatan Art Centre di Yogykarta menitik beratkan pada:
1
1) Secara subtansial Pembahasan dititikberatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, dengan melihat keberadaan bangunan Art Centre di Yogyakarta ini dapat sebagai bangunan tunggal ataupun bermasa banyak.
2) Secara spasial lokasi perencanaan masuk pada wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.4 Metoda penulisan
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Studi literatur : Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori, standar perancangan dan kebijaksanaan perencanaan dan perancangan melalui buku, catalog dan bahan-bahan tertulis lain yang bisa dipertanggungjawabkan.
b. Studi lapangan : Studi lapangan dilakukan melalui observasi langsung di lapangan serta wawancara dengan pihak-pihak terkait sehingga diperoleh potensi pengembangan Art Centre di Yogyakarta serta daya dukung lokasi dan tapak perenanaan.
c. Studi banding : Studi banding dilakukan untuk membuka wawasan mengenai penggunaan Art Centre yang sudah ada, sebagai wacana dalam perencanaan dan perancangan Art Centre di Yogyakarta.
1.5 SISTEM MATIKA PENULISAN
Penulisan ini dibagi menjadi enam BAB dengan kerangka penulisan sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang, maksud, dan tujuan permasalahan, lingkup pembahasan dan batasan perancangan, metode penulisan dan sistematika pembahasan.
BAB II. Tinjauan Pustaka
BAB III . Data
Berisi uraian tentang lokasi site , kondisi site, kondisi wilayah dan data - data bangunan sejenis yang terdapat di berbagai daerah lain nya.
BAB IV. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan
Berisi kesimpulan, Batasan dan anggapan tentang masalah yang di dapat
BAB V. Pendekatan Program dasar perencanaan dan perencangan Arsitektur
Berisi tantang Pendekatan program ruang dan perancanaan dan perancangan
BAB VI. Konsep Dasar Dan Program Dasar Perencanaan dan perancangan
1.6 Alur Pikir
1.7 Latar Belakang
Aktualita
- Semakin kurangnya tempat yang menampung hasil seni dan mengekperikan seni bagi seniman dan penikmat seni.
- Kurangnya minat generasi muda terhadap seni lokal.
- Sebagai sarana untuk mengasah bakat dan minat dalam bidang seni sejak dini. - Semakin pesatnya kemajuan teknologi yang berhubungan langsung dengan seni yang
mana di butuhkan sarana melatih kemampuan penggunaan teknologi untuk di aplikasikan di bidang seni.
Urgensi
- Kurangnya wadah para seniman baik pemula atau pun senior untuk me
- Perlu adanya gallery dan ruang pertunjukan untuk para seniman dan penikmat seni. - Adanya pembardayaan sarana pengelolaan yang mengembangkan fungsi sarana
mengekperikan seni bagi seminan dan pencinta seni dan gunakan sebagai fasilitas umun serta komersil.
Originalitas
- Merencanakan dan merancang sebuah sarana untuk kegiatan seni berupa Art Center dengan penekanan Arsitektur Modern. Dan memberikan kenyaman bagi seluruh pengguna pendekatan Universal Desain.
Tinjauan Pustaka
- Tinjauan tentang Art center - Tinjauan tentang Seni
- Standart Kebutuhan besaran dan kapasitas ruang
- Tinjauan Aksesibilitas dan sirkulasi
- Tinjauan tentang DIY.
Studi Banding
- Cemeti Art House Yogyakarta - Sononudoyo Yogyakarta - Sunaryo Art Space Bandung - Museum Ronggowarsito
Semarang
Data
Ruang – ruang yang di butuhkan di dalam Art Center Aksesibelitas Sirkulasi dalam Ruang kegiatan yang di tampung dalam Art
Kesimpulan, Batasan dan Anggapan
Analisa
Analisa Perancangan
a. Analisa lokasi.
b. Pendekatan besaran ruang. c. Pendekatan teknis bangunan. d. Pendekatan utilitas bangunan. e. Pendekatan fasilitas
Analisa
1. Pendekatan pelaku dan aktifitas. 2. Pendekatan program ruang.
- Standart dan kapasitas ruang - Kebutuhan ruang
3. Pendekatan hubungan ruang dan sirkulasi
Pendekatan program perencanaan dan perancangan Arsitektur
Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan arsitelktur