• Tidak ada hasil yang ditemukan

843800_TEORI AKREDITASI,GUDEP,ASESOR DAN VISITASI.pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "843800_TEORI AKREDITASI,GUDEP,ASESOR DAN VISITASI.pptx"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI AKREDITASI

GUDEP,ASESOR DAN

VISITASI

(2)

Melalui pemaparan materi

dan diskusi peserta pelatihan

dapat menjelaskan dasar

hukum, tujuan, fungsi, dan

manfaat akreditasi gugus

depan.

 

(3)

Keputusan Kwartir Nasional

Gerakan Pramuka

Nomor : 203 Tahun 2011

Tentang Pedoman Akreditasi

Gugus Depan Pramuka

 

(4)

 UU. No. 20 / 2003 tentang SISDIKNAS

 Akreditasi dilakukan untuk menentukan

kelayakan program dan / atau satuan

pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal ( pada setiap ) jenjang dan jenis pendidikan (Pasal 60 ayat 1)

 Akreditasi terhadap program dan satuan

pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan /atau lembaga mandiri yang berwenang

sebagai bentuk akuntabilitas publik ( Pasal 60 ayat 2).

(5)

 Akreditasi Gugus Depan adalah proses

evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen Gerakan Pramuka terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan

program pendidikan kepramukaan, untuk

menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan.

 Akreditasi Gugus Depan dilakukan oleh tim

asesor yang terdiri dari unsur-unsur yang memahami hakekat Pengelolaan Gugus Depan.

(6)

 Mutu pendidikan didasarakan pada evaluasi

dan penilaian terhadap berbagai bukti yang

terkait dengan standar yang dan berdasarakan nalar dan pertimbangan para asesor yang

ditugaskan oleh Kwartir.  

 Bukti-bukti yang diperlukan termasuk laporan

tertulis yang disiapkan gugus depan yang diakreditasi melalui tim asesor ke gugus depan.

 

(7)

 Menjamin gugus depan yang terakreditasi

telah memenuhi standar mutu yang

ditetapkan oleh Kwartir Nasional, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi

masyarakat dari penyelenggaraan pendidikan kepramukaan yang tidak memenuhi standar.

 Memotivasi gugus depan untuk terus -

menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi.  

(8)

 Acuan dalam upaya peningkatan mutu dan rencana pengembangan gugus depan.

 Motivator agar gugus depan harus

meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana dan kompetetif baik

ditingkat cabang, Daerah, Nasional ( maupun Internasional )

 Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja Gugus Depan dalam

rangka menerapakan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program Gerakan Pramuka.

(9)

 Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban

Gerakan Pramuka kepada public, apakah pendidikan yang telah dilakukan oleh gugus depan telah memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.

 Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak

tentang kelayakan gugus depan dilihat dari berbagai unsur terkait yang mengacu pada standar minimal beserta

indikator-indikatornya.

 Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi

gugus depan dalam peningkatan dan pengembangan mutu gugus depan.

 

(10)

OBJEKTIF

KOMPERHENSIF

ADIL

TRANSPARAN

AKUNTABEL

(11)

 Data Keanggotaan

 Standar Administrasi Gugus Depan  Standar Pengelolaan Gugus Depan  Standar Kompetensi Pembina

 Standar Kegiatan Gugus Depan

 Standar Pencapaian SKU, SKK, dan SPG  Standar Sarana dan Prasarana.

 Pengalaman Pembina mengikuti kegiatan pada Bidang Pendidikan, Sosial dan Keagamaan.

 Penghargaan dan Prestasi.  

(12)

 Pelaksanaan di lapangan, akreditasi gugus

depan ini akan dilakukan oleh Kwartir Cabang, dan pengesahan penetapan hasil akreditasi

akan dilakukan oleh Kwartir Nasional.

 Dalam pelaksanaan akreditasi Kwartir Cabang menunjuk dan menugaskan beberapa orang untuk menjadi asesor. Asesor yang sudah

mendapatkan pelatihan dan sertifikat asesor yang akan melaksanakan penilaian.

 

(13)

 Asesor adalah tenaga ( Profesional ) pada bidang

kepramukaan yang telah memenuhi persyaratan diangkat dan ditugasi oleh Kwartir Cabang

Gerakan Pramuka untuk melakukan penilaian dan visitasi di gugus depan sebagai bagian dari

proses akreditasi melalui tahapan :

 Penilaian Institusi yang disampaikan oleh gugus

depan beserta lampirannya melalui pengkajian “ di atas meja ” ( desk evaluation ).

 Apabila diperlukan akan dilakukan penailaian

( visitasi ) untuk validitas dan verifikasi hasil desk evaluation, dengan melakukan penilaian di

tempat kedudukan gugus depan.

 Jumlah anggota tim asesor disesuaikan dengan

kebutuhan dengan jumlah minimal 2 ( dua ) orang untuk setiap gugus depan.

(14)

 Asesor harus memenuhi syarat sebagai berikut :  Seorang Pelatih Pembina Pramuka atau Andalan

minimal lulusan KPD yang terdaftar di Kwartir Cabang.

 Memiliki pengalaman di gugus depan minimal 5

tahun

 Memiliki integritas dan komitmen terhadap

penjaminan mutu.

 Sanggup menyediakan waktu untuk melaksanakan

tugas sebagai Asesor akreditasi gugus depan.

 Dapat bekerjasama dalam tim

 Bersedia menjadi Asesor dinyatakan dengan surat

pernyataan yang ditandatangani oleh yang

bersangkutan di atas kertas bermaterai Rp.

(15)

Tingkat Kwartir Cabang

 Kwartir Cabang mengumumkan rencana pembentukan

Tim Asesor di wilayah kerjanya.

 Kwartir Cabang menentukan waktu proses seleksi,

sekaligus memvalidasi dokumen syarat calon asesor.

 Setelah melalui proses seleksi yang diselenggarakan

oleh Kwartir Cabang, Kwartir Cabang menentukan dan menetapkan sebanyak 3 ( tiga ) orang calon tersebut untuk diangkat menjadi asesor dengan Surat Keputusan Kwartir Cabang.

 Asesor yang sudah ditetapkan oleh Kwartir Cabang dan

mendapatkan Surat Keputusan yang dikeluarkan oeh Kwartir Cabang, diajukan ke Kwartir Daerah.

(16)

 Kwartir Daerah mengumumkan rencana

pembentukan asesor dengan syarat yang harus dipenuhi oleh calon asesor di wilayah kerjanya.

 Kwartir Daerah menentukan waktu proses seleksi,

sekaligus memvalidasi dokumen syarat calon asesor.

 Setelah melalui proses seleksi yang diselenggarakan

oleh Kwartir Daerah, Kwartir Daerah menentukan dan menetapkan sebanyak 3 ( tiga ) orang calon tersebut untuk diangkat menjadi asesor dengan Surat Keputusan Kwartir Daerah

(17)

 Para asesor yang sudah ditentukan dan ditetapkan

oleh Kwartir Cabang dan Kwartir Daerah, dilatih mengenai bagaimana cara melaksanakan

akreditasi gugus depan selama 2 ( dua ) hari di

tingkat Kwartir Nasiional yang diselenggarakan oleh Pusdiklatnas Kwartir Nasional dan mendapatkan

sertifikat sebagai ASESOR.

 Para calon asesor dilatih mengenai bagaimana cara

melaksanakan akreditasi gugus depan selama 2 ( dua ) hari oleh para pelatih yang telah mengikuti Training of Trainers ( TOT ) di tingkat nasional.

(18)

Penjelasan tentang akreditasi gugus depan

Cara penilaian dengan menggunakan

instrument akreditasi yang telah disiapkan.

Penilaian laporan evaluasi diri gugus depan.

Penilaian porto folio melalui dokumen

beserta lampiran pendukung data yang

disampaikan oleh gugus depan.

Penilaian Visitasi

Kode Etik Asesor.

(19)

 Seluruh calon Asesor setelah mengikuti

pelatihan ditetapkan sebagai Asesor dengan Surat Keputusan dari Kwartir Cabang atas

nama Kwartir Nasional, dan kepada mereka diberi perlengkapan untuk pelaksanaan

tugasnya di lapangan.

 Dalam melaksanakan tugasnya para Asesor

dikoordinir oleh Pimpinan Kwartir Cabang yang diberi tugasa untuk melaksanakan akreditasi gugus depan di Kartir Cabang.

  

(20)

 Kode etik ini merupakan suatu ketentuan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap asesor yaitu :  Melakukan intimidasi agar gugusdepan

berkeinginan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun.

 Melakukan perjanjian / kesepakatan yang dapat mengakibatkan hasil akreditasi tidak obyektif.  Menerima sesuatu yang akan mempengaruhi obyektifitas pelaksanaan dan hasil akreditasi.  Membuka kerahasiaan data / informasi kepada

pihak lain yang diperoleh dari hasil akreditasi.

(21)

Visitasi adalah kunjungan ke

gugusdepan yang dilakukan oleh

tim asesor apabila diperlukan

untuk melakukan klarifikasi,

verifikasi, dan validasi data serta

informasi yang telah

disampaikan oleh gugusdepan

melalui pengisian instrument

akreditasi.

(22)

Menyakinkan keabsahan serta kesesuaian

antar fakta di lapangan dengan data yang

diperoleh melalui pengisian instrument

akreditasi, apabila diperlukan.

Memperoleh data dan informasi tambahan

mengenai keadaan yang sesungguhnya dari

gugusdepan yang diakreditasi, apabila

dianggap kurang lengkap.

(23)

 Efektif : mampu menjaring informasi yang akurat dan

valid sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi semua yang memerlukannya.

 Efisien : dibatasi pada hal-hal yang pokok saja,

namun cukup memberikan gambaran yang utuh dan terfokus pada subtansi yang telah ditetapkan.

 Obyektif : berdasarakan kenyataan pada sejumlah

indikator yang dapat diamati.

 Mandiri : mendorong gugus depan melakukan

pengisian instrumen akreditasi secara akurat sebagai salah satu fungsi pokok pengelolaan gugusdepan

dalan rangka pemberdayaan gugusdepan.

(24)

 Visitasi dilakukan selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan setelah Kwartir Cabang menerima berkas portofolio gugus depan.

 Visitasi dilakukan secara obyektif,

bertanggungjawab, dan bebas dari tekanan.  Visitasi dilaksanakan antar 1-2 hari di gugus

depan.

 Perpanjangan waktu visitasi dapat diberikan oleh Kwartir Cabang apabila dipandang perlu.  Hasil visitasi harus dilaporkan paling lambat

satu minggu setelah penugasan visitasi.

(25)

Visitasi dilakukan oleh asesor bersertifikat

dari Kwartir Cabang.

Visitasi dilakukan secara obyektif,

bertanggungjawab dan bebas dari tekanan.

Asesor wajib menjunjung tinggi kerahasiaan

hasil visitasi.

Asesor melaksanakan visitasi sesuai dengan

surat tugas yang telah dikeluarkan oleh

Kwartir Cabang.

 

(26)

Persiapan visitasi oleh asesor

Verifikasi dan validasi data dan informasi

oleh asesor

Klarifikasi temuan oleh tim asesor

gugusdepan

Penyusunan laporan tim asesor

berdasarakan laporan individual

Penyerahan laporan tim asesor kepada

Kwartir Cabang.

 

(27)

 Kwartir cabang menunjuk dan menugaskan tim asesor

 Asesor melengkapi perangkat akreditasi dan

format-format yang dibutuhkan

 Assesor mempelajari dan mencermati hasil evaluasi

diri yang telah dilakukan gugusdepan

 Asesor memberikan catatan pada setiap komponen,

sehingga memiliki pengetahuan awal tentang kondisi dan kinerja gugus depan.

 Asesor membuat surat pernyataan tentang

pelakasanaan tugas visitasi, apabila diperlukan.

  Mempelajari dan mencermati hasil isian instrument akreditasi gugus depan

 Mencari informasi tentang kondisi dan kinerja gugus

depan

 Mempersiapkan format-format yang akan digunakan

visitasi

(28)

 Asesor melakukan visitasi ke gugus depan yang akan

diakreditasi apabila diperlukan

 Asesor menemui Pembina gugus depan dan majelis

pembimbing untuk menyampaikan tujuan visitasi

 Asesor membandingkan data instrument evaluasi

diri degan kondisi nyata gugus depan melalui pengamatan, observasi latihan, wawancara dan pencermatan, ulang data pendukung.

 Asesor juga dimungkinkan untuk melakukan

pencarian data dan informasi tambahan.

 Pembina gugus depan membuat surat pernyataan

tentang pelaksanaan visitasi.  

(29)

 Dokumen / instrument akreditasi gugus depan

 Format isian untuk melakukan klarifikasi,

verifikasi, dan validasi untuk setiap komponen.  Format perhitungan / skoring hasil – hasil

visitasi

 Format catatan hasil visitasi untuk tiap komponen.

 Format saran dan rekomendasi dari hasil visitasi.

 

(30)

 Setelah melakukan verifikasi, tim asesor

melakukan pertemuan dengan para Pembina gugusdepan dan Pembimbing gugusdepan.

 Pertemuan untuk mengklarifikasi berbagai

pertemuan penting atau ketidaksesuaian yang sangat signifikan antar fakta dan data evaluasi diri.

 Pada tahap klarifikasi temuan ini, gugus depan

memiliki hak jawab untuk mengklarifikasi.

 Klarifikasi ini bukan merupakan langkah kompromi

antara tim asesor dengan gugusdepan untuk memperoleh peringkat akreditasi secara tidak benar.

(31)

 Masing-masing anggota tim asesor menyusun laporan

individual yang memuat catatan untuk memuat nilai dan catatan hasil dari analisis dari kelemahan gugus depan yang diakreditasi dalam bentuk catatan dan rekomendasi.

 Laporan individual dijadikan bahan untuk didiskusikan

bersama-sama anggota tim asesor lainnya untuk

menyusun laporan tentang pelaksanaan dan hasil vistasi.

 Dalam diskusi tersebut dibahas berbagai komponen, aspek

dan indikator akreditasi sesuai dengan hasil verifikasi, validasi, dan pendalaman data serta informasi untuk

menetapkan laporan akhir dan perumusan rekomendasi.

(32)

 Asesor Kwartir cabang menyerahkan berkas dokumen

instrument akreditasi ( hard copy ) dan dokumen

instrument akreditasi versi digital ( soft copy ) lengkap dengan portofolionya kepada Asesor Kwartir Daerah.

 Asesor Kwartir Daerah menerima dokumen yang

diserahkan asesor Kwartir Cabang kemudian

memeriksa isi catatan dan rekomendasi dari asesor Kwartir Cabang.

 Asesor Kwartir Daerah menerima dokumen yang

diserahkan asesor Kwartir Cabang kemudian

memberikan catatan dan rekomendasi dari asesor Kwartir Cabang.

 Asesor Kwartir Daerah kemudian menyerahkan /

mengirimkan dokumen akreditasi gugus depan dalam bentuk soft copy ke Kwartir Nasional.

(33)

 Masing-masing anggota tim asesor menyusun

laporan individual yang memuat nilai dan catatan untuk masing-masing komponen

 Laporan individual dijadikan bahan untuk diskusi bersama-sama dengan tim asesor lainnya untuk menyusun laporan tentang pelaksanaan dan hasil visitasi.

 Dalam diskusi tersebut berbagai komponen, aspek dan indikator akrediasi sesuai dengan hasil

verifikasi, validasi dan pendalaman data serta informasi untuk menetapkan laporan akhir dan perumusan rekomendasi.

(34)

 Melakukan wawancara dengan suasana yang kondusif  Menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti

negatif

 Tidak mendebat argumentasi yang disampaikan oleh

responden.

 Tidak menggurui responden.

 Tidak merasa kedudukan lebih tinggi

 Bersahabat dan membantu secara professional  Menghindari suasana menekan

 Tidak mengada-ada

 Tidak meminta sesuatu diluar kepentingan akreditasi  Menyesuaikan diri dengan budaya setempat.

 Menunjukkan adanya kekompakan tim

(35)

Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal

yang ditetapkan

Menunjukkan surat tugas meskipun tidak

diminta

Menyampaikan secara jelas mengenai

tujuan, mekanisme, dan jadwal vistasi.

Tidak menerima pemberian dalam bentuk

apapun dan

Berpakaian rapi dan sopan.

(36)

Kode etik ini merupakan suatu ketentuan yang tidak boleh dilakukan oleh Gudep yaitu :

 Melakukan kegiatan yang menghambat visitasi

 Memanipulasi data dan memberi keterangan

yang tidak sesuai dengan kondisi nyata gugusdepn.

 Memberi apapun kepada asesor yang akan

mengurangi obyektifitas pelaksanaan dan hasil visitasi.

Referensi

Dokumen terkait

Perhatian para pembuat kebijakan di tingkat desa yakni aparatur pemerintah desa terhadap CSR saat ini telah menunjukkan adanya keselarasan antara yang dibuat pemerintah

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa kandungan butir menir padi varietas Siam Sabah yang tertinggi ada pada gabah kering 12,10% yaitu sebanyak 8,30%, sedangkan butir

Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden dari masyarakat Kota Bandung untuk mengetahui bagaimana preferensi masyarakat Kota Bandung dalam menggunakan

- Masalah didalam jurnal teridentifikasi dengan jelas di dalam perumusan masalah yaitu ingin mengetahui pengaruh komunikasi, motivasi, komitmen, dan

Application Layer merupakan tempat aplikasi-aplikasi yang menggunakan TCP/IP stack berada, contohnya antara lain SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) adalah suatu protokol

Verifikasi adalah proses untuk memastikan bahwa disain model (model konseptual) telah ditranformasikan ke dalam model komputer dengan akurasi yang memadai;

1) Persepsi narasumber sekunder dan primer dapat ditelusuri dengan adanya stimulus (rangsangan) dari luar yang mempengaruh alat indera. Berdasarkan banyaknya

Oleh karena itu, kita membenarkan ajaran seluruh para nabi dan kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Namun demikian, dengan diutusnya Rasulullah shallallahu „alaihi wa