Putu Sudira
13 Oktober 2009
Guru
Tin
g
g
i
R
e
n
d
a
h
p
e
rt
u
m
b
u
h
a
n
te
n
a
g
a
ke
rja
MASALAH PTK
pertumbuhan lapangan kerja
KONTE K
KONTE
K INPUTINPUT PROSES
PROS
ES OUTPUT
OUTPU
T OUTCOMEOUTCOME
IPTEKS
Nilai &
Budaya Dukungan Pemda & masyaraka t Kebijakan pemerinta h Perundang -undangan OtDa Globalisasi Pengemba ngan diri IPTEKS
Nilai &
Budaya Dukungan Pemda & masyaraka t Kebijakan pemerinta h Perundang -undangan OtDa Globalisasi Pengemba ngan diri Visi,Misi,Tujuan , Sasaran Kurikulum Ketenagaan Siswa
Sarana & prasarana Pembiayaan Regulasi Kampus Organisasi Peranserta masyarakat Budaya sekolah Visi,Misi,Tujuan , Sasaran Kurikulum Ketenagaan Siswa
Sarana &
prasarana Pembiayaan Regulasi Kampus Organisasi Peranserta masyarakat Budaya sekolah
P B M Manajemen
Kepemimpi nan
P B M
Manajemen Kepemimpi nan • MANUSIA BERBUDA YA Budaya belajar
Budaya kerja Kompeten
Beretos kerja
Mandiri Bertanggung jawab • MANUSIA BERBUDA YA Budaya belajar
Budaya kerja
Kompeten Beretos kerja Mandiri Bertanggung jawab Kesempata n Studi lanjut Kesempata n Kerja Pengemba ngan Diri Kesempata n Studi lanjut Kesempata n Kerja Pengemba ngan Diri
Mutu & Relevansi
Sistem Persekolahan SMK
PROFIL LULUSA
N
PROFIL LULUSA
N
KEBUTUH AN ABAD
21 ?
KEBUTUH AN ABAD
21 ?
match
PEMBELAJAR AN
Assessment
PEMBELAJAR AN
Assessment
Guru
siswa
Bahan Ajar
Media
Metoda
match
STANDAR KOMPETENSI;
Komp. Dasar
STANDAR KOMPETENSI;
Komp. Dasar
SarPras
DU-DI
persekolaha n
DU-DI
persekolaha n
PERSEKOLAHAN
KAMPUS
PERSEKOLAHAN
KAMPUS
What job was
needed & What
was needed to
do the job
“Thompson”
What job was
needed & What
was needed to
do the job
“Thompson”
Ngelmu tanpa
laku kothong,
laku tanpa
ngelmu cupet
Ngelmu tanpa
laku kothong,
laku tanpa
ngelmu cupet
Ngelmu iku
lakuning kanthi
laku
Ngelmu iku
lakuning kanthi
laku
• Pengalihan ilmu (transfer of
knowledge) ataupun penimbaan ilmu (acquisition of knowledge) melalui pembelajaran teori.
• Pencernaan ilmu (digestion of
knowledge) melalui tugas-tugas, pekerjaan rumah, dan tutorial.
• Pembuktian ilmu (validation of
knowledge) melalui percobaan-percobaan di laboratorium secara empiris atau visual (simulasi atau virtual reality).
• Pengembangan keterampilan (skills
development) melalui pekerjaan-pekerjaan nyata di bengkel atau lapangan.
• Knowledge needs to be more
relevant, and a better balance
struck between the conceptual and practical, suggesting a particular role for programmes incorporating on-the-job training such as
apprenticeships;
• Higher order skills, such as the
‘Four Cs’ of creativity, critical thinking, communication and collaboration, are essential for absorbing knowledge;
vocational education and training are
to
• Character traits, both performance
related (adaptability, persistence, resilience) and moral (integrity,
justice, empathy and ethics) need to be shaped both at school in the workplace to help individuals to be active and responsible citizens; and
• Meta-layer skills, such as learning
to learn, building expertise,
fostering creativity and making
connections across disciplines, are becoming more important in a
world of growing complexity.
vocational education and training are
to
• Proses pembelajaran yang
bersifat kejuruan/profesi
memang harus student
centered dan active learning
karena mereka ini kelak harus
mampu mengelola
pekerjaan/tugas-tugasnya
secara mandiri, dan mampu mengelola dirinya dan
sumber-sumber daya untuk
menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya. Proses
pembelajaran tersebut di atas akhirnya menghasilkan: body of knowledge, body of know how, body of do how, dan
• Sarjana, sebagai inovator,
kandungan body of knowledge
akan lebih besar dibandingkan
body of know how beserta dukungan body of do how-nya. Di dalam engineering, mereka ini kita sebut specialist engineer. Kelompok yang lain ialah generalist engineer, engineer integrator, dan
Diploma
, dalam
Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun
2003 disebut pendidikan
Vokasi) kurang lebih
mempunyai keseimbangan
antara
body of knowledge
dengan
body of know how
dan
body of do how
(50-60
persen waktu pembelajaran
adalah untuk pembentukan
Mitra berikutnya ialah
para eksekutor dari
pendidikan menengah
kejuruan (SMK)
yang
lebih menitikberatkan
body of do how dan body
of know how, yang
didukung oleh body of
knowledge secukupnya
(20-30 persen waktu
Ing ngarso sung tulodo
, di
depan murid-muridnya guru
memberikan tauladan,
contoh dalam perikehidupan
yang luas. Dalam arti yang
sempit, dalam proses
mengajar juga memberikan
contoh-contoh dalam
mendefinisikan-menganalisa-menyelesaikan masalah
sesuai mata ajaran yang
sedang diajarkan.
Ing madyo mangun karso
, di
tengah murid-muridnya
memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk
mau belajar keras menggali
ilmu, baik melalui
pembahasan tugas-tugas,
pekerjaan rumah, studi
kasus, dan lain-lain.
Tut wuri handayani
, di
belakang memberikan
bantuan, dorongan
(
empowerment
) bila peserta
didik memerlukannya dalam
proses belajar (siswa aktif)
tersebut (
student centered
active learning
).