• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANHUN PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA (APBN P 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANHUN PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA (APBN P 2015)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN

PRODUKTIVITAS

TANAMAN TAHUNAN

PEDOMAN TEKNIS

PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA

TAHUN 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan maksud terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kelapa dengan dukungan APBN 2015 dan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah, telah diterbitkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2015. Dengan terbitnya DIPA APBN-P 2015, maka dilakukan revisi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2015 dimaksud.

Materi Pedoman Teknis dimaksud memuat pelaksanaan kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman Kelapa dengan dukungan APBN dan APBN-P tahun 2015.

Dalam rangka tertib teknis dan administratif, selanjutnya pedoman ini perlu dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat Provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat Kabupaten/Kota.

(3)

DAFTAR ISI

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN

KEGIATAN 6

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 6

B. Spesifikasi Teknis 8

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN

BANTUAN 16

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 17

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 17

VII. PEMBIAYAAN 19

(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015 .... 21

Lampiran 2.

Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015... 24

Lampiran 3.

Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015

(APBN-P) ... ... 25

Lampiran 4.

Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P) ... ... 27

Lampiran 5.

Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa tahun 2015... 26

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional, tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat,

berperan cukup strategis terhadap sumber kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, karena selain hasil produksinya merupakan salah satu bahan baku kebutuhan pokok, yaitu minyak goreng dan industri olahan lainnya, juga untuk penggunaan kebutuhan khusus yang tidak tergantikan, seperti kelapa segar untuk sayur dan kelapa muda untuk minuman serta daun kelapa untuk berbagai upacara. Seluruh bagian tanaman lainnya dapat dimanfaatkan, sehingga kelapa sering disebut pohon kehidupan.

(6)

Pada tahun 2013 luas areal tanaman kelapa mencapai 1.189.942 ha (31,80%), Jawa 853 ha (22,75%), Sulawesi 774.225 ha (20,81%), Bali, NTB dan NTT seluas 297.557 ha (7,87%), Maluku dan Papua 378.568 ha (10%), serta Kalimantan 259.740 ha (6.77%) dari total luas areal kelapa Indonesia.

Sedangkan total produksinya sebesar 3.228,1 ribu ton setara kopra, yang terdiri dari Perkebunan Rakyat sebesar 3.187,7 ribu ton (98,7%), Perkebunan Besar Negara sebesar 2,6 ribu ton (0,08%) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 37,7 ribu ton (0,01%).

Selama ini komoditas kelapa hanya

dimanfaatkan produk primernya saja, baik dalam bentuk kelapa segar maupun kopra

untuk bahan baku minyak goreng.

Pengembangan dan pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan, demikian pula pemanfataan hasil samping dan limbah.

Upaya pengembangan produk dan

pemanfaatan hasil samping dan limbah akan meningkatkan nilai tambah produk kelapa,

yang pada gilirannya akan dapat

(7)

Demikian pula lahan dibawah pohon kelapa masih dapat dimanfaatkan dengan kegiatan diversifikasi baik dengan tanaman pangan,

hortikultura atau tanaman perkebunan

lainnya maupun ternak, sedangkan untuk tanaman yang sudah tidak produktif lagi perlu diremajakan dengan menggunakan benih varietas unggul. Tahun 2010, sekitar 450 ribu Ha (12%) luas areal kelapa merupakan tanaman tua/rusak karena hama & penyakit.

Berdasarkan keragaan kondisi yang ada tersebut dan mengingat bahwa pada sentra sentra produksi kelapa, peran ekonomi tanaman kelapa cukup dominan, maka

dipandang perlu adanya upaya

pengembangan, baik melalui peremajaan maupun perluasan kelapa.

Mempertimbangkan bahwa kemampuan

sumber dana APBN terbatas, maka agar kegiatan peremajaan dan perluasan kelapa

secara utuh dapat terlaksana, perlu

diupayakan komplementasi dari berbagai sumber dana lain termasuk diantaranya

swadaya petani, agar kegiatan dapat

(8)

B. Sasaran Nasional

Sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk, kebutuhan akan komoditi kelapa semakin meningkat, mengingat pola hidup masyarakat Indonesia sulit dilepaskan dari komoditas kelapa dan hasil olahannya.

Produk tanaman kelapa selain untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat juga

sebagai sumber devisa negara melalui ekspor. Selain itu komoditi ini dapat menyerap tanaga kerja sekitar 6,9 juta KK.

Peluang pengembangan agribisnis kelapa kedepan dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang

dapat dikembangkan antara lain Virgin

Coconut Oil (VCO), Oleochemical (OC), Desicated Coconut (DC), Coconut Milk/Cream (CM/CC), Coconat Charcoal (CCL), Activated Carbon (AC), Brown Sugar (BS), Coconut Fiber (CF) dan Cocin Wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5-10 kali dibandingkan dengan apabila hanya menjual produk kopra. Permintaan akan produk-produk kelapa dipasar internasional terus meningkat, ditandai dengan banyaknya investor yang ingin mengembangkan produk dari kelapa.

(9)

perkelapaan ditingkat makro (daya saing di pasar global) maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri dan

substitusi impor), maka kegiatan

pengembangan kelapa merupakan tuntutan kebutuhan.

C. Tujuan

Kegiatan pengembangan kelapa

rakyat,dialksanakan melalui kegiatan

peremajaan tanaman, perluasan dan

pengembangan tanaman tumpang

sari,memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Peremajaan Tanaman Kelapa,

dilaksanakan dengan tujuan :

a. Menyediakan bantuan benih unggul

dalam rangka normalisasi

kerapatan/populasi tanaman;

b. Meningkatkan produktifitas, mutu

serta nilai tambah usaha budidaya tanaman kelapa;

c. Meningkatkan produksi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan industri berbahan baku kelapa;

(10)

2. Perluasan kelapa rakyat bertujuan :

a. Memanfaatkan lahan lahan kosong,

seperti lahan terlantar, tepi pantai, batas lahan, tanggul dan pekarangan.

b. Menyediakan bantuan benih unggul

bermutu;

c. Membantu penerapan teknis budidaya

3. Pengembangan tumpangsari tanaman

pangan pada perluasan atau peremajaan kelapa:

a. Memanfaatkan lahan diantara tanaman

kelapa dengan tanaman sela/tanaman pangan

b. Meningkatkan produktivitas usahatani

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan :

1. Daerah sasaran kegiatan Peremajaan dan Perluasan Tanaman kelapa adalah daerah sentra tanaman kelapa dan khusus untuk kegiatan Peremajaan diutamakan pada daerah yang pertanaman kelapanya sudah tua/rusak.

2. Petani atau kelompok tani sasaran adalah petani / pekebun / kelompok tani didaerah sasaran, yang telah diseleksi,

(11)

sebelumnya sudah terbentuk dan

mempunyai lahan usaha untuk

mengembangkan tanaman. Kelompok

sasaran tersebut tidak mendapat fasilitas dari proyek lain pada saat yang bersamaan untuk kegiatan yang sama.

3. Proses seleksi kelompok sasaran dan calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang

ditetapkan Provinsi, jika kegiatan

merupakan TP Propinsi, sedangkan jika kegiatan merupakan TP Kabupaten/kota, proses seleksi dilakukan oleh Tim Teknis yang ditetapkan Kabupaten/Kota yang dilakukan secara terbuka, ditetapkan

secara musyawarah atas dasar

kepentingan pengembangan usaha

pertanian di daerah dan usulan dari masyarakat.

4. Untuk TP Provinsi, Calon Petani (CP) yang

telah diseleksi ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Propinsi atau Kepala

Dinas yang membidangi perkebunan

Provinsi setempat, sedangkan untuk TP Kabupaten/Kota, Calon Petani (CP) yang

telah diseleksi ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau

Kepala Dinas yang membidangi

perkebunan Kabupaten/Kota setempat.

(12)

secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat.

6. Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan (CP/CL) dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada.

7. Pelaksanaan kegiatan diatur secara

spesifik dalam Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupaten/Kota sesuai kondisi petani dan budaya setempat.

8. Paket bantuan dalam bentuk benih siap salur, sarana dan prasarana produksi.

9. Paket bantuan merupakan hibah dan

pelaksanaan pengadaannya mengacu

kepada ketentuan perundangan.

B. Spesifikasi Teknis

Spesifikasi benih kelapa yang akan digunakan untuk peremajaan dan perluasan kelapa rakyat adalah :

telah ditetapkan melalui Keputusan

(13)

3.Umur tanaman 6 – 12 bulan atau berdaun minimal 4 pelepah

4.Telah disertifikasi.

III. PELAKSANA KEGIATAN A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan

peremajaan dan perluasan kelapa meliputi identifikasi, seleksi dan penetapan calon lokasi, calon lahan dan calon kelompok tani/petani, pengadaan benih dan sarana

produksi, pemberdayaan kelembagaan,

pengawalan dan pendampingan, monotoring, evaluasi dan pelaporan yang disusun secara spesifik lokasi.

B. Pelaksana Kegiatan

Dengan pertimbangan tujuan keberhasilannya

untuk dapat mengkondisikan upaya

pengembangan lebih lanjut, pelaksana

kegiatan pengembangan kelapa rakyat

dilaksanakan Provinsi, Kabupaten

berkoordinasi dengan Pusat, masing-masing sebagai berikut :

1. Kegiatan Pusat

a. Menyiapkan Pedoman Teknis

(14)

b. Melakukan Sosialisasi kegiatan bersama Dinas Perkebunan Propinsi.

c. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

d. Melakukan pemantauan, monitoring

dan pengendalian kegiatan serta

membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan.

e. Menyusun laporan perkembangan hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan.

2. Kegiatan Provinsi

a. Menetapkan Tim pembina Provinsi,

melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan.

b. Menjabarkan Pedoman Teknis

Pengembangan Tanaman Kelapa

(Peremajaan dan perluasan) yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah.

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan

seleksi CP/CL, pemantauan,

pengendalian pelaksanaan kegiatan

dan membantu mengatasi

permasalahan yang dihadapi bersama –

sama Dinas Kabupaten yang

(15)

d. Jika Kegiatan merupakan TP propinsi: maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

e. Menyiapkan dan menyampaikan

laporan perkembangan kegiatan

Pengembangan Tanaman Kelapa secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan.

3. Kegiatan Kabupaten

a. Menjabarkan Pedoman Teknis kedalam Petunjuk Teknis (Juknis).

b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan

seleksi CP/CL, pemantauan,

pengendalian pelaksanaan kegiatan

dan membantu mengatasi

permasalahan yang dihadapi.

c. Jika Kegiatan merupakan TP

Kabupaten : maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

atau Dinas Kabupaten yang

membidangi perkebunan.

d. Membuat dan melaporkan hasil

(16)

form yang telah ditetapkan kepada

Dinas Provinsi yang membidangi

perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan.

4. Kelompok Tani

a. Persiapan lahan seperti pembersihan lahan dan penyiapan lubang tanam.

b. Penetapan waktu tanaman yang

disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah.

c. Penanaman dan Pemeliharan tanaman kelapa serta melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiatan peremajaan dan perluasan kelapa yang

dilakukan kepada Dinas yang

membidangi Perkebunan.

5. Metode Pelaksanaan

a. Peremajaan

Peremajaan tanaman kelapa dilakukan dengan cara menyisip, penanaman diantara tanaman tua/rusak atau menebang secara bertahap.

 Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur 30 tahun atau

tanaman-tanaman yang tidak

produktif lagi.

(17)

disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing;

 Menerapkan inovasi teknologi

terkini, dapat juga dilakukan dengan cara membongkar tanaman secara bertahap;

 Untuk wilayah monokultur, maka

Jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang telah ada atau

disesuaikan dengan teknologi

terkini, yaitu 16 m X 6m.

Sedangkan untuk daerah yang tidak

monokultur disesuaikan dengan

kondisi setempat.

b. Perluasan

Perluasan tanaman dilakukan dengan:

 Menanam tanaman pada lahan

kosong, lahan bukaan baru,

tanggul, lahan batas, maupun lahan pekarangan;

 Untuk wilayah monokultur, maka

Jarak tanam yang digunakan sesuai standar teknis, dapat menggunakan jarak tanam yang biasa digunakan

di wilayah tersebut atau

disesuaikan dengan teknologi

terkini, yaitu 16 m X 6m.

(18)

monokultur disesuaikan dengan kondisi setempat.

 Pengembangan tumpangsari

tanaman pangan

 Pengembangan tumpangsari

tanaman pangan diantara tanaman

kelapa pada perluasan atau

peremajaan kelapa disesuaikan

dengan kondisi sosial ekonomi dan agroklimat daerah masing-masing,

seperti dengan tanaman

padi/jagung/ kedelai atau tanaman

hortikultura atau tanaman

perkebunan lain yang sesuai.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

1. Peremajaan kelapa rakyat dilaksanakan pada areal petani, baik areal swadaya maupun eks proyek, dengan rencana peremajaan dilaksanakan oleh Provinsi dan kabupaten/Kota dengan bantuan berupa benih kelapa dan sarana produksi lainnya, dengan luasan masing-masing seperti lampiran 1;

2. Perluasan kelapa dilaksanakan pada

(19)

3. Demplot pengembangan tumpang sari

tanaman pangan diantara tanaman

kelapa, merupakan percontohan dengan bantuan berupa benih kelapa unggul, sarana prasarana produksi lainnya dan benih tanaman pangan.

D. Simpul kritis

1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Tahunan, petugas Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang;

2. Pemilihan lokasi/CPCL diusahakan lokasi yang mudah dijangkau dan di monitor oleh

petugas, sehingga memudahkan

pengadaan dan penyaluran bahan

tanaman dan sarana prasarana produksi

serta evaluasi kegiatan ke daerah

tersebut;

3. Ketepatan bahan tanaman (benih kelapa dan tanaman pangan) yang disalurkan

merupakan benih unggul, dengan

pertimbangan bahwa benih merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan kegiatan pengembangan tanaman;

4. Ketepatan waktu pengadaan dan

(20)

5. Teknologi budidaya yang akan diterapkan harus sesuai dengan baku teknis serta kondisi di lapangan.

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan

pengembangan kelapa dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Provinsi

(TP. Provinsi) atau Pemerintah

Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas

Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk tentang Penetapan Kelompok Sasaran, dilakukan proses pengadaan benih unggul bermutu bersertifikat siap tanam dan sarana dan prasarana lainnya;

2. Prosedur pengadaan dan penyaluran

mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya juncto Perpres 70 Tahun 2012 beserta perubahannya;

3. Kontrak pengadaan benih dan sarana dan prasarana tersebut telah ditandatangani paling lambat akhir triwulan I tahun 2015;

4. Penyaluran benih siap tanam dan atau

(21)

terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.(Form terlampir).

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan

pendampingan kelompok dilakukan secara

berkelanjutan sehingga kelompok mampu

mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD atau sumber-sumber lain.

Pengendalian, dilaksanakan melalui jalur

struktural dilakukan oleh Pusat, Tim Pembina di tingkat Provinsi dan Tim Teknis di tingkat

Kabupaten/Kota berdasarkan dokumen

penganggaran DIPA/POK/ROP, Standart

Operasional Prosedur (SOP) serta Pedoman Teknis Pengembangan tanaman kelapa.

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

(22)

dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan cq Direktorat Tanaman Tahunan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jenis pelaporan

a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:

 Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

 Perkembangan kelompok sasaran dalam

pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;

 Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;

 Format laporan menggunakan format

yang telah ditentukan;

b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, kendala dan

permasalahan, upaya pemecahan

masalah.

(23)

2. Waktu penyampaian laporan:

a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:

 Pelaporan dinas yang membidangi

perkebunan kabupaten ditujukan

kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan;

 Pelaporan dinas yang membidangi

perkebunan provinsi ditujukan kepada

Direktorat Tanaman Tahunan,

disampaikan paling lambat setiap

tanggal 7 bulan laporan;

b. Laporan perkembangan fisik dibuat per

triwulan,ditujukan kepada Direktorat

Tanaman Tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan;

c. Laporan akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015.

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan Pengembangan Kelapa Rakyat Tahun anggaran 2015 dibiayai dana APBN dan APBN-P melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan di Provinsi atau Kabupaten.

(24)

mengacu pada Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang Lingkup Satker Ditjen. Perkebunan Tahun 2015

VIII. PENUTUP

Dengan terlaksananya kegiatan pengembangan tanaman kelapa secara tertip administrasi dan teknis, diharapkan pada waktunya dapat

meningkatkan kesejahteraan petani kelapa

melalui peningkatan pendapatan serta

peningkatan ekonomi wilayah.

(25)

Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015

(26)
(27)

19 NTT 51 Suma Barat Daya 400 Ha

52 Malaka 200 Ha

53 Sumba Timur 100 Ha

54 Flotim 300 Ha

55 Sikka 200 Ha

56 Alor 300 Ha

57 TTS 150 Ha

58 TTU 200 Ha

59 Rotendao 100 Ha

20 MALUT 60 Morotai 300 Ha

61 Halmahera Selatan 400 Ha

62 Halmahera Utara 400 Ha

63 Halmahera Barat 400 Ha

64 Halmahera Tengah 400 Ha

65 Kota ternate 100 Ha

21 SULBAR 66 Poliwali Mandar 250 Ha

67 Majene 100 Ha

22 SULSEL 68 Wajo 300 Ha

69 Pinrang 300 Ha

23 GORONTALO 70 Gorontalo 300 Ha

71 Bone Bolango 300 Ha

24 PAPUA 72 Jayapura 200 Ha

(28)

Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015

No PROVINSI VOLUME LUAS (Ha)

1 ACEH 1 Aceh Barat Daya 200 Ha

2 JAWA TENGAH 2 Blora 100 Ha

3 GORONTALO 3 Gorontalo 100 Ha

4 Gorontalo Utara 200 Ha

5 Pohuwato 100 Ha

4 PAPUA BARAT 6 Kaimana 50 Ha

7 Tambraw 100 Ha

6 NTB 8 Lombok Tengah 400 Ha

9 Lombok Utara 350 Ha

5 SULTRA 10 Muna 200 Ha

11 Kolaka 450 Ha

12 Kolaka Utara 400 Ha

6 KALTENG 13 Seruyan 200 Ha

(29)

Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Peremajaan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P)

(30)
(31)

Lampiran 4. Lokasi Kegiatan Perluasan Kelapa Tahun 2015 (APBN-P)

NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (Ha)

1 Bengkulu 1 Kaur 250 Ha

2 Bengkulu Utara 250 Ha

2 Sultra 3 Muna 250 Ha

4 Konawe Utara 200 Ha

5 Buton 50 Ha

6 Bombana 200 Ha

7 Konawe Selatan 300 Ha

8 Konawe 100 Ha

3 Sulsel 9 Bone 250 Ha

(32)

Lampiran 5. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2015 2011

Provinsi :

Kabupaten :

Luas total : ……… ha

Keadaan tgl/bln/thn :

NO. URAIAN BELUM DALAM

PROSES

SUDAH

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6

I.

1.

2.

UMUM

Persiapan :

a. Penyusunan Juklak / Juknis

b.Sosialisasi ke Lokasi

Pelaksanaan :

a. Mengadakan Pengawalan dan

Monev ke kabupaten/kelompok tani.

b.Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat

- Laporan Triwulan

- ran Akhir

(33)

3.

4.

5.

6.

Persiapan :

Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten

b.Penyusunan Juklak/juknis

c. Sosialisasi Kegiatan

d. Identifikasi CP/CL

Pelaksanaan Pengadaan: a. Pengumuman

b. Aanwizing

c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)

Pengawalan dan Monev

(34)

II. PERKEMBANGAN KEGIATAN

Kegiatan:

a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang

tender)

b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan

1. REKAPITULASI CP/CL

Nama

Kelompok Tani Kecamatan Desa

Jumlah Anggota (KK)

Luas

(Ha) Keterangan

(35)

IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN

1. Asal Benih

Benih Siap Salur Klon Unggul

- Sumber benih / Penangkar : ...

- Asal benih : ...

- Klon : ...

- Pemesanan : ...batang, pada tanggal...

- Benih diterima : ...batang, pada tanggal...

2. Penanaman

- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang

- Jumlah benih yang ditanaman : ... batang

- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...

- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang

- Penyulaman : ... batang

- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ...

(36)

V. PERMASALAHAN

VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

... , ...

2011

PELAKSANA EVALUASI

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Sanggup melaksanakan pekejaan konstruksi Pembangunan Aula Polda Lampung dengan mutu dan kualitas sesuai yang dipersyaratkan.. Adapun kesimpulan dari Klarifkasi Harga adalah

(1) Ruang lingkup hak akses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) yang diberikan oleh Menteri kepada petugas Penyelenggara Pusat, provinsi, kabupaten/kota dan

Untuk menyisipkan data yang ingin disembunyikan membutuhkan dua buah arsip yaitu arsip pertama adalah media penampung seperti citra, suara, video dan sebagainya yang terlihat

5 Melakukan gerakan backhand dengan shutlecock berpasangan 6 Melakukan kombinasi gerakan backhand 7 Bermain menggunaka peraturan yang dimidifikasi 8 Tehnik Smash/Spain Melatih

Implementasi Sistem Keamanan Data Dengan Menggunakan Teknik Steganografi End Of File (EOF) Dan Rabin Public Key Cryptosystem. Medan, Indonesia: Universitas

olah raga dengan peraturan yang mainan dan olahraga bola dimodifikasi dan nilai-nilai yang besar dengan peraturan terkandung di dalamnya yang dimodifikasi serta nilai.

: Pembukaan Pra Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Tahun 2017..  Dibuka oleh Ketua Umum

(5) Perusahaan angkutan laut nasional yang menyelenggarakan angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan/atau wilayah terpencil dengan trayek