TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN
KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA
SKRIPSI
Oleh
SULUNG SEPTYA ERNAWATI NIM. C02213075
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah
v ABSTRAK
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan tentang ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembayaran Kode Unik dalam Jual Beli Online di Tokopedia‛. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana status hukum kode unik di Tokopedia dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia.
Data penelitian ini dihimpun melalui dokumentasi dan wawancara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu pembahasan yang dimulai dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan tentang pembayaran kode unik di Tokopedia. Kemudian data dianalisis menggunakan hukum Islam yaitu teori ija>rah.
Temuan dalam penelitian ini adalah status hukum kode unik di Tokopedia merupakan akad sewa-menyewa antara penjual (pihak penyewa) dan Tokopedia (yang menyewakan). Tokopedia tidak menjelaskan biaya sewa yang harus dibayar oleh penjual dan tidak ada batas waktu untuk pemakaian objek sewa. Tokopedia tidak mengatur lebih jelas tentang penentuan harga barang yang ditawarkan oleh penjual di situsnya. Namun, pada total pembayaran ada penambahan kode unik yang nantinya dibebankan kepada pihak pembeli yang menggunakan fasilitas pembayaran transfer bank. Kode unik adalah nominal yang ditambahkan pada total pembayaran ketika pembeli memilih melakukan pembayaran melalui transfer bank. Sehingga pembeli harus membayar sejumlah total pembayaran dan kode uniknya, apabila pembeli tidak membayar kode unik maka transaksi tidak dapat di proses oleh pihak Tokopedia.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia diperbolehkan dalam hukum Islam karena pada dasarnya pembayaran kode unik dalam aturan hukum Islam merupakan akad ija>rah. Pembayaran kode unik dirasa tidak menyalahi aturan hukum Islam dalam hal perolehannya, karena kode unik tersebut telah terhindar dari riba. Transaksi yang dilakukan juga telah sesuai dengan aturan hukum Islam, yaitu saling bertukar manfaat antara manusia satu dengan yang lainnya. Dengan adanya pembayaran kode unik kedua belah pihak juga tidak merasa dirugikan, sehingga dapat mencegah terjadinya permusuhan dan perselisihan.
viii DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TRANSLITERASI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Kajian Pustaka ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10
G. Definisi Operasional ... 10
H. Metode Penelitian ... 11
I. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II SEWA-MENYEWA (IJA>RAH) DALAM HUKUM ISLAM ... 17
A. Pengertian ... 17
B. Dasar Hukum ... 19
C. Rukun-rukun ... 21
D. Syarat-syarat ... 21
E. Prinsip Akad Ija>rah ... 32
F. Sifat Ija>rah ... 33
ix
H. Pembatalan dan Berakhirnya Ija>rah ... 35
BAB III PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA ... 37
A. Profil PT. Tokopedia ... 37
B. Sistem Kerja Tokopedia ... 41
1. Prosedur Mendaftar Sebagai Pengguna situs Tokopedia ... 42
2. Prosedur Buka Toko di Tokopedia ... 45
3. Prosedur Belanja Online di Tokopedia ... 48
4. Langkah-langkah Melakukan Pembayaran ... 51
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA ... 64
A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia ... 64
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembayaran Kode Unik di Tokopedia ... 68
BAB V PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sejalan
dengan perkembangan yang terjadi di dunia usaha. Perkembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi menyebabkan dunia menjadi tanpa batas dan
menyebabkan perubahan sosial secara signifikan berlangsung demikian cepat.
Salah satunya transaksi elektronik yang dapat mengefektifkan dan
mengefisiensikan waktu sehingga seseorang dapat melakukan transaksi
dengan setiap orang dimanapun dan kapanpun. Semua transaksi melalui
internet ini dilakukan tanpa ada tatap muka antara para pihaknya, mereka
mendasarkan transaksi tersebut atas rasa kepercayaan satu sama lain.
Situs-situs jejaring sosial telah menjadi situs yang paling diminati.
Salah satu marketplace online terbesar yang banyak diincar oleh kalangan
remaja hingga dewasa yaitu Tokopedia. Tokopedia merupakan suatu
perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usaha jasa web portal
www.tokopedia.com. Tokopedia menyediakan layanan jasa pencarian toko
dan barang yang dijual oleh penjual terdaftar. Penjual yang ingin membuka
toko online dapat memanfaatkan situs ini dengan cara menyewa lapak di
Tokopedia. Sebelum melakukan buka toko di Tokopedia penjual harus
mempunyai akun Tokopedia dengan cara mendaftar secara gratis. Setelah
melakukan buka toko di Tokopedia. Selain itu penjual juga harus mematuhi
ketentuan dan kebijakan yang berlaku.
Dasar hukum dibolehkannya praktik sewa-menyewa telah diatur dalam
QS. Ath-Thalaq ayat 6:
َنَُرْوُجُا َنُْوُ تْأَف ْمُكَل َنْعَضْرَا ْنِاَف
Artinya: “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya.”
Ayat diatas menjelaskan tentang praktik sewa-menyewa yang
dilakukan antara penjual (sebagai pihak penyewa) dan Tokopedia (sebagai
pihak yang menyewakan). Praktik tersebut harus dilakukan atas dasar
kepercayaan antara kedua belah pihak. Sewa-menyewa batal apabila tidak
terpenuhi syarat dan rukunnya.
Situs Tokopedia menawarkan kepada setiap orang yang ingin
melakukan penjualan dan pembelian dengan mendaftarkan akun terlebih
dahulu. Penjual yang melakukan buka toko dianggap telah menyewa lapak di
Tokopedia. Praktik sewa-menyewa antara penjual dengan Tokopedia terjadi
secara otomatis karena hanya sebatas pembukaan toko tanpa adanya biaya
sewa. Di dalam syarat dan ketentuan yang terdapat pada situs Tokopedia
menyebutkan bahwa penjual boleh menentukan harga atas barang yang
ditawarkan di situs Tokopedia dengan syarat penjual dilarang memanipulasi
harga barang dengan tujuan apapun. Namun pada kenyataannya, terdapat
tambahan kode unik dalam total pembayaran yang harus dibayar oleh pembeli
3
Nominal tambahan biaya muncul setelah pembeli melakukan proses checkout
pembayaran.
Pembayaran yang dilakukan di toko online dengan toko tradisional
tentu ada sedikit perbedaan. Apabila berbelanja di toko tradisional
pembayaran masih dilakukan di kasir dengan uang tunai, maka di toko online
hal itu tidak dapat dilakukan, semua pembayaran di toko online hanya bisa
dilakukan secara elektronik. Praktik pembayaran elektronik untuk internet
adalah praktik pembayaran kartu kredit, tunai digital, sistem akumulasi total
pembelian digital, praktik pembayaran nilai tersimpan, praktik pembayaran
peer to peer, cek elektronik, dan praktik pembayaran tagihan elektronik.1
Praktik pembayaran elektronik memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam bertransaksi, ketelitian dan kecepatan pembayaran, selain itu bagi
sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya sistem ini dapat memberikan
kontribusi berupa fee dan dapat memperluas pangsa pasar. Bank yang telah
menyediakan layanan e-banking secara profesional seperti, BCA, Bank
Mandiri, BRI dan BNI, lebih mengutamakan keamanan saat bertransaksi. Hal
tersebut didukung oleh sistem IT perbankan yang canggih, sehingga
kenyamanan dan keamanan konsumen sebagai nasabah akan terjaga saat
bertransaksi, khususnya transaksi Internet Banking.2
Tokopedia menetapkan adanya pembayaran kode unik atas suatu
produk yang ditambahkan pada total pembayaran. Kode unik adalah nominal
yang harus dibayar pembeli ketika memilih metode pembayaran transfer bank.
1 Chr. Jimmy L. Goal, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2008), 249.
2 Jony Wong, Internet Marketing for Beginners, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010),
Sesuai dengan Syarat dan Ketentuan yang ada di Huruf C No.1 bahwa,
“Pembeli wajib bertransaksi melalui prosedur transaksi yang telah ditetapkan
oleh Tokopedia. Pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan
metode pembayaran yang sebelumnya telah dipilih oleh pembeli, dan
kemudian Tokopedia akan meneruskan dana ke pihak penjual apabila tahapan
transaksi jual beli pada sistem Tokopedia telah selesai.”
Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa pembeli menyatakan
kerelaannya untuk membayar kode unik. Salah satu subjek memaparkan
bahwa dirinya tidak merasa keberatan apabila harus membayar kode unik. Hal
itu dikarenakan besarnya nominal kode unik tidak lebih dari Rp 100 dan kode
unik itu nantinya akan membantu proses verifikasi pesanan.3 Pemaparan dari
pembeli lain menyatakan bahwa kode unik Tokopedia harus dibayar, karena
untuk mempermudah pihak Tokopedia dalam menemukan pembayaran saat
terjadi kendala dari pembeli dan dapat mempermudah proses verifikasi
pembayaran.4
Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa>’ ayat 29:
َرَ ت نَع َرَِ َنو ُك َت نَأ َ ِإ ِلِط َبْلا ِب مُكَنْ يَ ب مُكَل اَوْمَأ اوُلُيْأَت َو اوُنَماَ َنيَُِلا ا َه يَأ َ ي
ْمُك نِم ٍضا
جَوَو
ْمُكَسُف نَأ ْاوُلُ تْقَ ت
ج( امْيِحَر ْمُ كِب َناَي َه َنِإ
٩٢
)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”5
3 Novdiansyah (pembeli), Wawancara, Surabaya, 7 November 2016. 4 Karimi (pembeli), Wawancara, Surabaya, 6 November 2016.
5
Ayat di atas menjelaskan tentang adab dan etika bisnis yang harus
dijaga dan kewajiban terhadap Allah SWT tidak boleh diabaikan. Kegiatan
bisnis dan perdagangan harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terlibat atas
dasar suka sama suka. Tidak boleh dilakukan atas dasar paksaan, tipu daya,
kedzaliman, menguntungkan salah satu pihak di atas kerugian pihak lain.
Pada kenyataannya praktik pembayaran kode unik yang diterapkan
oleh situs Tokopedia sudah sesuai dengan ketentuannya dan prinsip dasar
hukum Islam yaitu prinsip kerelaan antara kedua pihak. Pembayaran kode
unik yang dibebankan kepada pembeli atas suatu barang yang dipesannya
dilakukan atas dasar kerelaan dari pihak pembeli itu sendiri. Selain itu, mereka
tidak terbebani jika harus membayar kode unik karena nominal kode unik
yang sangat rendah.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis status hukum kode unik
dan praktik pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia.
Penelitian ini akan dilakukan wawancara kepada penjual yang membuka toko
di Tokopedia dan pihak pembeli yang melakukan pembayaran kode unik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dirasa penting untuk mengetahui
bagaimana “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembayaran Kode Unik di
Tokopedia.”
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan di atas
1. Kode unik yang berlaku di Tokopedia.
2. Status hukum kode unik di Tokopedia.
3. Praktik pembayaran kode unik di Tokopedia.
4. Pengaruh adanya pembayaran kode unik di Tokopedia.
5. Analisis Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli
online di Tokopedia.
Mengetahui luasnya permasalahan yang dihadapi peneliti dalam
melakukan penelitian, maka diperlukan adanya pembatasan masalah agar
pembahasan dalam penelitian lebih terfokus yaitu:
1. Status hukum kode unik di Tokopedia.
2. Praktik pembayaran kode unik di Tokopedia.
3. Analisis Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli
online di Tokopedia.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah memuat pertanyaan yang akan dijawab melalui
penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah, praktis dan sistematis maka
masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana status hukum kode unik di Tokopedia?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalan
7
D. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
menyusun dan melengkapi penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk
mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Selain itu untuk menentukan posisi pembeda dari penelitian yang dilakukan
saat ini baik dari aspek objek yang diteliti maupun lokasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini peneliti akan melakukan analisis terhadap pembayaran kode unik
yang diterapkan situs Tokopedia.
Dengan kajian pustaka diharapkan dapat mempunyai andil yang besar
dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan
judul dalam penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut di antaranya:
1. Skripsi yang ditulis oleh Ruwiyati (2010) yang berjudul ‚Studi Akad
Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja antara TKI dan PJTKI: PT. Amri
Margatama Cabang Ponorogo‛. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis
pelaksanaan perjanjian (kontrak) kerja antara TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) dengan PJTKI (Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia)
menurut hukum Islam. Hasil analisisnya yaitu di dalam perjanjian yang
mengikatkan diri tidaklah kedua belah pihak yang bersangkutan
malainkan hanya antara TKI dengan pimpinan PJTKI PT. Amri
Margatama cabang Ponorogo. Jadi pelaksanaan perjanjian kerja hanya
terjadi antara pihak kesatu yaitu buruh dengan Pimpinan PT. Amri
Margatama cabang Ponorogo, tanpa disertakan pihak majikan, sehingga
langsung oleh penyewa. Sedangkan bentuk perjanjian kerja tertulis yang
seharusnya menjadi hak bersama tidak diterima oleh pihak PJTKI kepada
para TKI, ini tidak dibenarka dalam hukum Islam karena menghilangkan
guna dari perjanjian kerja sebagai jaminan kebenaran yang telah
ditegakkan kedua pihak.6
2. Skripsi yang ditulis oleh Sofiudin (2014) yang berjudul ‛Analisis Hukum
Islam Terhadap Ija>roh Jasa Bimbingan Tes Masuk IAIN Sunan Ampel‛.
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan ija>roh dalam jasa
bimbingan tes masuk IAIN Sunan Ampel dan menganalisis penerapan ija>roh dalam bimbingan tes IAIN Sunan Ampel menurut hukum Islam.
Hasil analisisnya yaitu pertama ija>roh dalam bimbingan tes memang
promosinya mengunakan brosur yang tidak jelas kepastiannya, dalam hal
ini banyak calon penguna jasa yang mendaftar diri karena tertarik dengan
ajakan penyedia jasa yang mempresentasikan brosurnya. Kedua, ija>roh
dalam jasa bimbinga jasa masuk IAIN tidak sah (rusak) menurut hukum
Islam karena dalam antara pelaksanaaan dan perjanjiannya tidak sesuai.7
3. Skripsi yang ditulis oleh Rachman Gustiana, (2012) yang berjudul
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Persewaan Jasa Internet dengan
Sistem Zmart Billing di Dian_Net Sidoarjo”. Skripsi ini bertujuan untuk
menganalisis tentang sistem dan mekanisme persewaan jasa internet
dengan sistem zmart billing di Dian_Net Sidoarjo dan menganalisis
6Ruwiyati, ‚Studi Akad Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja antara TKI dan PJTKI: PT. Amri
Margatama Cabang Ponorogo‛ (Skripsi – UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010).
7 Sofiudin, ‛Analisis Hukum Islam Terhadap Ija>roh Jasa Bimbingan Tes Masuk IAIN Sunan
9
persewaan jasa internet dengan sistem zmart billing di Dian_Net menurut
hukum Islam. Hasil analisisnya adalah penetapan tarif yang diberikan
Dian_Net selama ini masih ada ketidakjelasan antara penggunanya dengan
ketentuan yang ada karena tidak dijelaskan secara terperinci tarif yang
selama ini digunakan. Praktik persewaan jasa internet yang dilakukan
Dian_Net merupakan tindakan yang kurang sesuai dengan aturan hukum
Islam karena melanggar prinsip an-tara>din minkum yang didasarkan oleh
prinsip kerelaan antara kedua belah pihak. Sehingga pengguna jasa kurang
puas dengan tarif yang diberikan Dian_Net dengan kenyataan yang
didapat para pengguna jasanya.8
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis status hukum kode unik di
Tokopedia dan menganalisis pembayaran kode unik dalam jual beli online di
Tokopedia.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah titik akhir yang akan dicapai dalam sebuah
penelitian dan juga menentukan arah penelitian agar tetap dalam koridor yang
benar hingga tercapai sesuatu yang dituju.9 Sebagaimana rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui status hukum kode unik di Tokopedia.
2. Dapat mengetahui pembayaran kode unik dalam jual beli online di
8 Rachman Gustiana, ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Persewaan Jasa Internet dengan Sistem
Zmart Billing di Dian_Net Sidoarjo‛, (Skripsi – UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012).
9 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika,
Tokopedia menurut pandangan hukum Islam.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun manfaat dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah pengetahuan dalam bermuamalah di bidang sewa
-menyewa.
b. Dapat menambah wawasan dan memahami teori-teori yang telah
diperoleh selama proses perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengguna situs Tokopedia, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi saat melakukan pembayaran kode unik.
b. Bagi peneliti selanjutnya apabila menghadapi permasalahan yang
sama, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan referensi khususnya di
bidang fiqih muamalah dan hukum Islam.
G. Definisi Operasional
Peneliti akan mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati supaya memudahkan peneliti dalam mengamati dan
menelusuri objek yang diteliti. Penulis akan menyampaikan batasan dari
berbagai pengertian yang berkaitan dengan penulisan penelitian yang berjudul:
“Tinjauan Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik di Tokopedia”.
11
bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.10 Hukum Islam yang dimaksud dalam
skripsi ini adalah tentang sewa-menyewa.
Pembayaran kode unik adalah pembayaran berupa nominal angka yang
dibebankan kepada pembeli ketika membeli suatu barang di Tokopedia dengan
menggunakan metode pembayaran transfer bank.
Tokopediaadalah salah satu penyedia situs jual beli online sebagai
tempat bertemunya penjual dan pembeli secara yang melakukan transaksi
secara online.
H. Metode Penelitian
Setiap penelitian diharapkan adanya penyelesaian yang akurat, agar
mencapai hasil yang maksimal, ilmiah dan sistematis. Sehingga dalam
penyusunannya diperlukan suatu metode. Langkah-langkah dalam menyusun
sebuah penelitian yang meliputi: data yang dikumpulkan, sumber data
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik
analisis data. Dalam penelitian kali ini penulis akan menjelaskan metode yang
akan digunakan dalam penulisan skripsi sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan peneliti maupun
yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk deskriptif atau
dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.11 D
10 Anwar Harjono, Indonesia Kita Pemikiran Berwawasan Iman-Islami, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1995), 83.
data yang dapat dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan
masalah, yaitu:
a. Data Primer
1) Data pembayaran kode unik di Tokopedia.
2) Data tentang objek penelitian.
b. Data Sekunder
1) Data tentang teori titipan (wadi’ah) yang diambil dari artikel, buku,
kitab, jurnal dan skripsi terdahulu.
2. Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh dari tempat,
orang atau benda yang dapat memberikan suatu data sebagai penyusunan
informasi bagi peneliti.12 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
jenis sumber data yaitu:
a. Sumber Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber yang berkaitan dengan
pembayaran kode unik di Tokopedia. Sumber data primer diperoleh
dari pembeli yang melakukan pembayaran kode unik.
b. Sumber Sekunder
Data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini adalah
buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Data tersebut di antaranya
adalah:
1) Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Jilid 3.
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi
13
2) Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah.
3) Abrur Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalah.
4) Ghufran A. Mas’adi, Fikih Muamalah Kontektual.
5) Rachmat Syafe’i, Fiqih Mua’malah.
6) Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah
Data sekunder selain disebutkan di atas juga dapat diperoleh dari
tulisan-tulisan yang tersebar, buku-buku dan jurnal-jurnal, media masa
baik cetak maupun elektronik.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan oleh
peneliti, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melihat atau mencatat suatu laporan yang telah tersedia. Dengan kata
lain, proses penyampaiannya dilakuan melalui data tertulis yang
memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitan dengan judul
penelitian.13 Dokumentasi ini merupakan data konkrit yang bisa
penulis jadikan acuan untuk menilai adanya data pembayaran kode
unik di Tokopedia.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap sumber informasi yang dianggap
memiliki kompetensi dalam masalah yang diteliti. Dengan demikian
dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek yang
diteliti.14 Adapun dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
wawancara via chatting kepada penjual yang menyewa lapak di
Tokopedia dan wawancara via chatting kepada pembeli yang
melakukan pembayaran kode unik.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan, peneliti menggunakan
teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kembali semua data
yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna,
keselarasan antara data yang ada dan relevansi penelitian. Dalam hal
ini peneliti mengambil data-data yang akan dianalisis dengan rumusan
masalah dan melakukan validasi ulang terkait data yang diperoleh
peneliti dengan fakta yang terjadi dilapangan.15
b. Organizing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengelompokan data atau menyusun
kembali data-data yang telah didapat dalam penelitian yang dibutuhkan
untuk dianalisis dan menyusun data-data tersebut dengan sistematis
untuk memudahkan peneliti dalam menganalis data.16
14 Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 238. 15 Ibid., 243.
15
c. Analizing
Pada tahapan ini peneliti menganalisis data-data yang telah diperoleh
dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran
fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.17
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembayaran
kode unik di Tokopedia. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik analisis data secara deskriptif analisis yaitu penelitian ini bertujuan
untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu
fenomena kemudian dianalisis dengan teori tertentu.18 Teknik analisis
deskriptif data yang didapat disampaikan dengan cara mengambarkan
kondisi objektif dari objek penelitian dan kemudian diuraikan dalam
bentuk kalimat atau suatu pernyataan berdasarkan sumber primer dan
sumber sekunder.
I. Sistematika Pembahasan
Sistem pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah
sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan, dalam
penelitian ini terbagi atas lima bab, dari kelima bab tersebut terdiri dari sub
bab, dimana antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai pembahasan
yang utuh. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:
17 Ibid., 246.
18 Hari Wijaya dan M. Jaelani, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Hangar Creator,
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua memuat tentang landasan teori, dalam bab ini memuat teori
sewa-menyewa (ija>rah) dalam Islam yang didalamnya membahas tentang
pengertian, dasar hukum, rukun-rukun, syarat-syarat, prinsip akad ija>rah,
pembagian dan hukum ija>rah, dan pembatalan dan berakhirnya akad ija>rah. Bab ketiga merupakan laporan hasil penelitian tentang pembayaran
kode unik di Tokopedia. Dalam bab ini penulis membagi dalam beberapa
pokok bahasan yaitu, profil Tokopedia, prosedur mendaftar sebagai pengguna,
prosedur buka toko, prosedur berbelanja dan prosedur melakukan
pembayaran.
Bab keempat memaparkan tentang analisis dalam penelitian yaitu
tinjauan hukum Islam terhadap pembayaran kode unik di Tokopedia. Pada bab
ini merupakan kerangka menjawab pokok-pokok permasalahan tentang status
hukum kode unik di Tokopedia dan pembayaran kode unik dalam jual beli
online di Tokopedia menurut hukum Islam.
Bab kelima merupakan bab penutup dari keseluruhan isi pembahasan
17 BAB II
SEWA-MENYEWA (IJA>RAH) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian
Ija>rah secara etimologis, berasal dari kata : 1
راجإو
-
ارجا
-
رجاي
-
رجا
Al- ija>rah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-‘iwad}u (ganti). Oleh sebab itu, al-s\awa>b (pahala) dinamai al-ajru (upah).2 Ija>rah juga berarti upah, sewa,
jasa, atau imbalan.3 Secara istilah pengertian ija>rah adalah suatu kontrak
pertukaran antara suatu manfaat dengan ganjaran atau bayaran tertentu.4
Definisi ija>rah menurut pendapat beberapa ulama fiqih berbeda dari segi lafaz}
tetapi sama dari segi makna:
1. Ulama Hanafiyah
ٍضْيَعِب ِعِف اَنَمْا ىَلَع ٌدْقَع
Artinya: “Akad atas suatu manfaat dengan suatu tukaran.”
2. Ulama Syafi’iyah
ْاَو ِل َُْبْلِل ٍةَلِب اَق ٍةَح اَبُم ٍةَمْوُلْعَم ٍ َدْوُصْقَم ٍةَعَفْ نَم ىَلَع ٌدْقَع
ِل
َب
َح ا
ِة
ِب َع ْ
و
ٍض
َم ْع
ُل ْو ٍم
Artinya: “Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.”
1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia terlengkap, Edisi kedua, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994), 9.
2
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Jilid 3, (Kairo: Dar al-Fath li al-I’lam al-Arabiy, 1410 H. /1990 M.), 283.
3
Abd. Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 660.
4
3. Ulama Malikiyah dan Hanabilah
ٍضْوَعِب ةَمْوُلْعَم َدُم ٍةَحاَبُم ٍ ْيَش ِعِف اَنَم ُكْيِلََْ
Artinya: “Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.”5
Menurur jumhur ulama fiqih ija>rah adalah menjual manfaat dan yang
boleh disewakan adalah manfaatnya bukan bendanya.6 Ija>rah ialah suatu jenis
akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sedangkan dalam
kamus hukum, ija>rah adalah perjanjian dalam upah-mengupah dan
sewa-menyewa.7
Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah perjanjian
yang bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukun yaitu
pada saat sewa-menyewa berlangsung (akad sedang berlangsung), maka pihak
yang menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan barang kepada pihak
penyewa. Lalu pihak penyewa berkewajiban untuk menyerahkan uang
sewanya (ujrah) kepada pihak yang menyewakan.8 Apabila akad sewa
dilaksanakan, penyewa sudah memiliki hak atas manfaat dan pihak yang
menyewakan berhak mengambil kompensasi sebab sewa adalah akad timbal
balik.9
5Rahmat Syafe’i,
Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 121.
6
Ibid., 122.
7
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 176.
8
H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1994), 52.
9
19
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan ija>rah adalah suatu
akad sewa-menyewa barang yang pada hakikatnya mengambil suatu manfaat
atas barang yang telah kita sewa dengan ganti upah (pembayaran). Dengan
demikian sewa-menyewa mengandung unsut-unsur sebagai berikut:
1. Adanya pihak penyewa dan yang menyewakan.
2. Adanya akad antara kedua belah pihak.
3. Adanya objek sewa yang dapat dipergunakan manfaatnya.
4. Adanya imbalan/harga terhadap pemanfaatan objek sewa tersebut.
5. Manfaat objek sewa diketahui dengan jelas.
6. Dilaksanakan dalam periode tertentu.
B. Dasar Hukum
Sewa-menyewa disyariatkan dalam Islam berdasarkan dalil-dalil
berdasarkan dari Al-Qur'an dan Hadits serta ijma’ (kesepakatan para ulama).
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an membolehkannya praktik sewa-menyewa. Hal tersebut diatur
dengan jelas dalam QS. Ath-Thalaq ayat 6:
َف ِا
َنَُرْوُجُا َنُْوُ تْأَف ْمُكَل َنْعَضْرَا ْن
Artinya: “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya.”10
10
2. Hadits
ْبا ْنَع
ِن
ُع
َم َر
َر
ِض
َي
ُه
َع
ْ ن ُه
َما َق
َلا
َق :
َلا
َر
ُس ْو
ُل
ُه
َص
َل
ُه
َع َل
ْي ِ
َو َس
َل َم
:
وُطْعُا
ا
َْا
َرْ يِج
ُُقَرَع َفََِ ْنَا َلْبَ ق َُرْجَا
) ج ام نبا اور(
Atrinya: “Dari Ibnu Umar RA, berkata bahwa Rasulullah SAW telah tersabda: Berikanlah upah pekerjaan sebelum keringatnya kering.” (riwayat Ibnu Majah).11
Hadits diatas menjelaskan bahwa, dalam persoalan sewa-menyewa
terutama yang memakai jasa manusia untuk mengerjakan suatu pekerjaan,
upah atau pembayaran harus segera diberikan sebelum keringatnya kering,
maksudnya, dalam hal pembayaran upah harus disegerakan dan langsung,
tidak boleh ditunda-tunda pembayarannya.
3. Ijma’ (kesepakatan para ulama)
Umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ija>rah
dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia.12Tujuan dibolehkannya ija>rah
adalah untuk memberikan keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup.
Seseorang mempunyai uang tetapi tidak dapat bekarja, di pihak lain ada
yang punya tenaga dan membutuhkan uang, sehingga dengan ija>rah
keduanya saling mendapat keuntungan dan mendatangkan manfaat.13
11
Sohari Sahrani, Fikih Muamalah Untuk Mahasiswa dan Umum, (Ciawi-Bogor: Galia Indonesia, 2011), 167
12
Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah …, 124. 13
21
C. Rukun-rukun
Menurut ulama Hanafiyah, rukun
ija>rah
itu hanya satu, yaitu i>ja>b(ungkapan menyewakan) dan qabu>l (persetujuan terhadap sewa-menyewa).
Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa orang yang berakad, sewa/imbalan dan
manfaat, termasuk syarat-syarat ija>rah, bukan rukun-rukunnya.
Jumhur ulama menyebutkan rukun-rukun ija>rah ada empat yaitu:14
1. Pihak yang berakad
2. Shighat akad
3. Upah (ujrah)
4. Manfaat
Rukun-rukun ija>rah adalah:15
1. Pihak yang menyewa
2. Pihak yang menyewakan
3. Objek benda/jasa
4. Akad (kesepakatan)
D. Syarat-syarat
Syarat-syarat ija>rah yang harus dipenuhi untuk melakukan akad ija>rah
telah disepakati oleh ulama, yaitu:16
14Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah …,
125.
15
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 43.
16
1. Syarat orang yang berakad
Orang yang berakad yaitu mu’jir (pihak yang menyewakan atau
memberi upah) dan musta’jir (pihak penyewa atau penerima upah). Ulama
berbeda-beda dalam menentukan syarat orang yang melakukan akad:
a. Menurut ulama Hanafiyah, orang yang melakukan akad disyaratkan
harus berakal dan mumayiz (minimal 7 tahun), serta tidak disyaratkan
harus baligh. Akan tetapi, jika barang bukan miliknya sendiri akad
ija>rah anak mumayiz, dipandang sah apabila telah diizinkan walinya.
b. Ulama Malikiyah berpendapat bahwa tamyiz adalah syarat ija>rah,
sedangkan baligh adalah syarat penyerahan. Dengan demikian anak
mumayiz adalah sah tetapi bergantung atas ridha dari walinya.
c. Ulama Hanabilah dan Syafi’iyah mensyaratkan orang yang akad harus
mukallaf, yaitu baligh dan berakal, sedangkan anak mumayiz belum
dapat dikategorikan ahli akad.
Pihak penyewa dan pihak yang menyewakan merupakan pihak
yang cakap bertindak dalam hukum yaitu mempunyai kemampuan untuk
dapat membedakan yang baik dan buruk serta dewasa. Orang yang
berakad harus didasari keridhaan dari kedua belah pihak, sehingga
terhindar dari keterpaksaan karena tertekan salah satu pihak atau pihak
lain.
2. Syarat shighat (i>ja>b dan qabu>l)
23
akad adalah pertalian i>ja>b (pernyataan melakukan ikatan) dan qabu>l
(pernyataan menerima ikatan), sesuai dengan kehendak aturan hukum
Islam yang berpengaruh pada objek perikatan.17
I>ja>b dan qabu>l adalah suatu ungkapan antara dua pihak dalam
sewa-menyewa suatu barang atau benda. I>ja>b adalah permulaan
penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad dengan menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad. Sedangkan qabu>l
adalah kata yang keluar dari pihak lain sesudah adanya i>ja>b untuk
menerangkan suatu persetujuan.18
Syarat-syarat shighat antara lain:
a. Harus jelas atau terang pengertiannya, dalam artian bahwa lafaz yang
dipakai dalam i>ja>b dan qabu>l harus jelas maksud dan tujuannya
menurut kebiasaan yang berlaku.
b. Harus ada kesesuaian antara i>ja>b dan qabu>l dalam semua segi
perjanjian, untuk menghindari terjadinya kesalah-pahaman diantara
kedua belah pihak yang melakukan perjanjian di kemudian hari.
c. Harus memperlihatkan kesungguhan dan keridhaan (tidak ada
paksaan) dari pihak lain untuk melaksanakan isi perjanjian yang telah
dibuat, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang penuh.
Kesepakatan merupakan adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan
menerima diantara pihak-pihak yang melaksanakan perjajian.
17
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 101.
18
Kesepakatan tidak dapat terwujud apabila dilakukan atas dasar
paksaan, penipuan atau kekhilafan.19
Sewa-menyewa terjadi dan sah apabila ada suatu akad, baik dalam
bentuk perkataan, tulisan maupun dalam bentuk pernyataan lain yang
menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak untuk
melakukan sewa-menyewa.
3. Syarat objek ija>rah
Barang yang disewakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Barang yang disewakan dapat diambil manfaatnya dan sesuai dengan
kegunaannya.
b. Barang yang disewakan dapat diserah-terimakan.
c. Barang yang disewakan adalah perkara yang mubah menurut aturan
hukum Islam dan bukan yang dilarang.
d. Barang yang disewakan disyaratkan kekal zatnya.
Ketentuan objek ija>rah menurut Fatwa DSN No.
44/DSN-MUI/VII/2004 adalah sebagai berikut:20
a. Obyek ijar>ah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa. b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak.
c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.
19
Sandrina Wijaya, Surat Perjanjian Bisnis Langsung Deal, (Yogyakarta: Pustaka Grahatama, 2009), 11.
20
25
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
syariah.
e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan
sengketa.
f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk
jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau
identifikasi fisik.
g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada
LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijar>ah.
h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis
yang sama dengan obyek kontrak.
i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan
dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.
Syarat objek akad adalah jelas manfaatnya, ada pembatasan waktu
atau menjelaskan jenis pekerjaan, jika ija>rah atas pekerjaan atau jasa
seseorang.21 Semua harta benda boleh diakadkan ija>rah atasnya, kecuali
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut yaitu:
a. Manfaat dari obyek akad sewa-menyewa harus diketahui secara
jelas. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan memeriksa, atau
21
pemilik memberikan informasi secara transparan tentang kualitas
manfaat barang.
b. Obyek ija>rah dapat diserah terimakan dan dimanfaatkan secara
langsung dan tidak mengandung cacat yang menghalangi fungsinya.
Tidak dibenarkan transkaksi ija>rah atas harta benda yang masih
dalam penguasaan pihak ketiga.
c. Obyek ija>rah dan manfaatnya harus tidak bertentangan dengan hukum
syara’. Menyewakan VCD porno dan menyewakan rumah
untuk kegiatan maksiat.
d. Obyek yang disewakan manfaat langsung dari sebuah benda.
Misalnya sewa rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai dan
sebagainya.
e. Harta benda yang menjadi obyek ija>rah haruslah harta benda
yang dapat dimanfaatkan berulang kali tanpa mengakibatkan
kerusakan zat dan pengurangan sifatnya, seperti rumah, mobil.
Sedangkan harta benda yang dapat rusak atau berkurang sifatnya
dilarang untuk disewakan, seperti makanan, buku tulis, tidak sah
ija>rah diatasnya.22
Keharusan adanya kejelasan pada barang agar menghilangkan
pertentangan di antara kedua belah pihak. Di antara cara untuk mengetahui
barang adalah dengan:23
22Ghufran A. Mas’adi,
Fikih Muamalah Kontektual, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), 183.
23
27
a. Penjelasan manfaat
Penjelasan dilakukan agar benda atau jasa sewa benar-benar jelas,
yakni manfaat harus digunakan untuk keperluan yang dibolehkan
dalam Islam.24 Manfaat benda boleh diketahui dengan melihat benda
itu sendiri atau mengetahui sifat-sifatnya.
b. Penjelasan waktu
Jumhur ulama tidak memberikan batasan maksimal atau minimal. Jadi,
dibolehkan selamanya dengan syarat asalnya masih tetap ada. Menurut
Sudarsono, Lamanya waktu perjanjian kerja harus dijelaskan, apabila
tidak dijelaskan maka perjanjian dianggap tidak sah. Ulama Syafi’iyah
mengharuskan adanya kejelasan jatuh tempo terhadap benda yang
disewakan, apabila jatuh tempo tidak tentukan diawal akad maka ija>rah tersebut menjadi batal.
c. Penjelasan harga sewa
Harga sewa sangat penting untuk membedakan harga sewa sesuai
dengan waktunya, misalnya per bulan, per tahun, atau per hari.
d. Penjelasan jenis pekerjaan
Penjelasan jenis pekerjaan yaitu pihak yang menyewakan menjelaskan
jasa yang dibutuhkan penyewa dan orang yang dapat memberikan
jasanya. Barang yang disewakan atau jasa yang diburuhkan merupakan
barang yang suci dan merupakan pekerjaan yang halal serta
lazim sifatnya, seperti menyewakan kerbau untuk menggarap sawah.
24
Pemanfaatan barang dibenarkan oleh syariat Islam. Penjelasan tentang
jenis pekerjaan sangat penting dan diharuskan ketika menyewa
seseorang untuk bekerja sehingga tidak terjadi kesalahan dan
pertentangan di kemudian hari.
Dalam hal perjanjian sewa-menyewa, risiko mengenai barang yang
dijadikan obyek perjanjian sewa-menyewa dipikul oleh pihak pemilik
barang (yang menyewakan), sebab pihak penyewa hanya menguasai untuk
mengambil manfaat dari barang yang disewakan, atau dengan kata lain
pihak penyewa hanya berhak atas manfaat dari barang/benda saja,
sedangkan hak atas bendanya masih tetap berada pada pihak yang
menyewakan. Jadi apabila terjadi kerusakan terhadap barang yang menjadi
obyek perjanjian sewa-menyewa, maka tanggung jawab pemiliklah
sepenuhnya, pihak penyewa tidak mempunyai kewajiban untuk
memperbaikinya, kecuali apabila kerusakan barang yang disewanya,
kurang pemeliharaan (sebagaimana lazimnya pemeliharaan barang seperti
itu).25
4. Syarat manfaat
Manfaat adalah faedah yang dikehendaki dari suatu benda. Manfaat
termasuklah tenaga dan ilmu pengetahuan, tempat kediaman yang ada
pada sebuah rumah, ruang untuk menjalankan aktivitas perniagaan, alat
pengangkutan yang ada pada sebuah bangunan, alat pengankutan yang ada
pada kereta api, alat perhubungan yang ada pada telepon, alat penyampai
25
29
informasi yang ada pada komputer, pembuatan dan pemrosesan yang ada
pada mesin, dan lain-lain.26
Ulama Syafi’iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa manfaat
mempunyai fungsi yang sama dengan benda karena faktor-faktor sebagai
berikut:27
a. Nilai suatu benda terletak pada manfaat benda itu sendiri.
b. Masyarakat umum pada umumnya telah menerima manfaat dari suatu
benda, sehingga dapat diperdagangkan secara luas.
c. Aturan hukum Islam menganggap manfaat sebagai benda karena
manfaat dijadikan sebagai mahar.
d. Jaminan diberikan kepada manfaat sebagai suatu perlindungan
sebagaimana perlindungan atas benda.
e. Manfaat tidak boleh karena sifatnya yang tidak berwujud, namun ia
diperbolehkan karena benda itu sesungguhnya dapat mendatangkan
manfaat.
Jumhur ulama berbeda pendapat dalam menentukan kategori
manfaat. Syarat manfaat yang disepakati oleh jumhur ulama adalah:28
a. Sesuatu yang dibolehkan dalam agama Islam.
Tiga kategori manfaat yang diperbolehkan dalan Islam yaitu, pertama,
manfaat untuk memenuhi keperluan seperti, pengeluaran bahan
makanan, kediaman, air bersih dan kemudahan peribadatan. Kedua,
26
Mohd Sabri Abdul Ghafar dan Abdul Mumin Ab Ghani, ”Manfaat Al-Ija>rah Menurut Perspektif Fiqh Empat Mazhab”, Jurnal Fiqh: No. 3,(t.tp: t.p, 2006), 4.
27
Ibid. 4.
28
manfaat untuk memenuhi keperluan sekunder seperti, alat media,
teknologi, perbankan dan keuangan, pengurusan perniagaan dan
pemasaran. Ketiga, manfaat untuk memenuhi keselarasan tambahan
yang dibenarkan dalam Islam seperti, salon kecantikan, aktivitas
kesenian, dan lain-lain. Ulama telah sepakat bahwa ija>rah untuk
perkara-perkara maksiat adalah terlarang, diantaranya membunuh
tanpa hak, zina, mengedarkan arak, hiburan yang melalaikan,
menyebarkan ilmu sihir, dan lain-lain.29
b. Sesuatu yang bernilai dan berharga
Berdasarkan hukum Islam dan urf suatu manfaat yang boleh dijadikan ija>rah apabila sudah menjadi amalan biasa yang tidak bertentangan
dengan aturan hukum Islam. Manfaat ija>rah harus benda yang kekal
dan tidak mudah habis.
c. Diketahui jenis, sifat dan jatuh tempo suatu manfaat.
Pihak memberi ija>rah harus menjelaskan tentang jatuh tempo ija>rah, sifat dan ciri-ciri manfaat yang akan diberikan kepada penerima ija>rah
supaya tidak ada perselisihan dikemudian hari. Bagi pihak penerima
ija>rah harus mengetahui tentang jenis, ciri-ciri dan sifat yang ada pada
manfaat itu supaya dalam membuat pilihan sesuai dengan kehendak
dan keperluannya. Dengan itu dapat terwujudlah kerelaan antara
pihak pemberi ija>rah dan pihak penerima ija>rah yang menjadi asas kontrak pertukaran dan terhindarlah perselisihan antara kedua belah
29
31
pihak. Sebelum kontrak ija>rah ditentukan hendaklah mengetahui
kekurangan yang dapat merusak kontrak tersebut.
d. Untuk kepentingan penerima ija>rah
e. Dimiliki oleh pemberi ija>rah maksudnya keadaan manfaat dapat
diberikan oleh orang yang menyewakan.
Ulama Hanafiyah menyebutkan dua macam manfaat, manfaat
atas benda dan manfaat kerja. Ulama Malikiyah menyebutkan manfaat
kepada manfaat benda yang berwujud dan manfaat benda yang tidak
berwujud yang ditentukan sifatnya. Ulama Syafi’iyah membagi manfaat
kepada manfaat benda dan manfaat kerja yang wujud, manfaat benda atau
kerja yang tidak berwujud (yang ditentukan sifatnya).30
5. Syarat upah (ujrah)
Ujrah (harga sewa) yaitu nilai harta yang dikeluarkan sebagai
pengganti manfaat dari barang. Uang sewa harus diserahkan bersamaan
dengan penerimaan barang yang disewa. Jika lengkap manfaat yang
disewa, maka uang sewanya harus lengkap. Karena ija>rah adalah akad
timbal balik, oleh karena itu ija>rah tidak sah dengan upah yang belum
diketahui.
Ulama Hanafiyah menyebutkan apabila ija>rah adalah suatu
pekerjaan maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya
pekerjaan tersebut. Jika akad sudah berlangsung dan tidak ada ketentuan
pembayaran upah, maka pemberi upah wajib menyerahkan
30
pembayarannya secara berangsur-angsur sesuai dengan manfaat yang
telah diterimanya.
Para ulama telah menetapkan syarat upah, yaitu:
a. Berupa harta tetap dan dapat diketahui.
b. Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ija>rah.
c. Upah harus jelas dan sesuatu yang bernilai ekonomis.31
Hak menerima upah bagi musta’jir adalah sebagai berikut:32
a. Ketika pekerjaan selesai dikerjakan maka pembayaran harus diberikan
oleh pemberi upah.
b. Apabila menyewa barang, uang sewa dibayar ketika akad sewa,
kecuali bila dalam akad ditentukan lain, manfaat barang yang
disewakan mengalir selama penyewaan berlangsung.
E. Prinsip Akad Ija>rah
Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah perjanjian
sewa antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa, dimana pihak
penyewa harus membayar sewa sesuai dengan perjanjian dan barang yang
disewa harus dikembalikan kepada pihak yang menyewakan apabila batas
waktu/jatuh tempo benda yang disewa telah habis masa sewanya.
Transaksi ija>rah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna),
bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip
ija>rah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada
31
Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 232.
32
33
objek transaksinya. Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, sedangkan pada ija>rah objek transaksinya adalah manfaat barang maupun jasa.33
F. Sifat Ija>rah
Para ulama fiqih berbeda pendapat tentang sifat ija>rah, ulama
Hanafiyah menyebutkan bahwa ija>rah bersifat mengikat kedua belah pihak,
tetapi boleh dibatalkan secara sepihak apabila terdapat uzur dari salah satu
piahk yang melakukan akad, seperti salah satu pihak meninggal atau
kehilangan kecakaoan bertindak hukum. Sedangkan jumhur ulama
menyatakan bahwa ija>rah bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang
yang menjadi objek sewa tidak boleh dimanfaatkan. Akibat perbedaan
pendapat tersebut, apabila salah seorang yang berakad meninggal dunia maka
ija>rah menjadi batal menurut pendapat ulama Hanafiyah karena suatu
manfaat tidak boleh diwariskan. Sedangkan menurut jumhur ulama apabila
salah seorang yang berakad meninggal dunia maka ija>rah tidak berakhir sebab
manfaat boleh diwariskan karena termasuk harta.
G. Pembagian dan Hukum Ija>rah
Ketetapan hukum ija>rah menurut ulama Hanafiyah adalah
kemanfaatan yang sifatnya mubah. Sedangkan menurut ulama Malikiyah,
hukum ija>rah sesuai dengan keberadaan manfaat. Menurut ulama Hanabilah
33
dan Syafi’iyah hukum ija>rah tetap pada keadaannya dan hukum tersebut menjadikan masa sewa seperti benda yang tampak.34
Ija>rah terbagi menjadi dua yaitu ija>rah terhadap benda atau
sewa-menyewa dan ija>rah atas pekerjaan atau upah mengupah. Perbedaan antara
jasa dan sewa adalah pada jasa tenaga kerja, disyaratkan kejelasan
karakteristik jasa yang diakadkan. Sedangkan pada barang, selain persyaratan
yang sama, juga disyaratkan bisa dilihat (dihadirkan) pada waktu akad
dilangsungkan, sama seperti persyaratan barang yang diperjual belikan.
1. Hukum sewa-menyewa
Dibolehkan ija>rah atas barang mubah seperti, rumah, kamar, dan lain-lain.
Tetapi ija>>rah dilarang terhadap benda-benda yang diharamkan.
2. Hukum upah-mengupah
Upah mengupah atau ija>rah ‘ala al-a’mal, yakni jual beli jasa. Biasanya berlaku dalam beberapa hal, seperti menjahitkan pakaian, membangun
rumah, dan lain-lain, ija>rah ‘ala al-a’mal terbagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Ija>rah khusus
Ija>rah khusus adalah ija>rah yang dilakukan oleh seorang pekerja.
Hukumnya orang yang bekerja tidak boleh bekerja selain dengan
orang yang telah memberikan upah.
34
35
b. Ija>rah musytarik
Ija>rah musyatarik adalah ija>rah yang dilakukan secara bersama-sama
atau melalui kerja sama hukumnya diperbolehkan bekerja sama
dengan orang lain, misalnya para pekerja pabrik.35
H. Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ijar>ah
Adapun hal-hal yang menyebabkan batalnya perjanjian sewa-menyewa
adalah disebabkan sebagai berikut:36
1. Rusaknya benda yang disewakan, seperti menyewakan binatang
tunganggan lalu binatang tersebut mati, menyewakan rumah lalu rumah
tersebut hancur, atau menyewakan tanah untuk ditanami lalu airnya
berhenti
2. Hilangnya tujuan yang diinginkan dari ija>rah tersebut. Misalnya,
seseorang menyewa dokter untuk mengobatinya, namun ia sembuh
sebelum sang dokter memulai tugasnya. Dengan demikian, penyewa
tidak dapat mengambil apa yang diinginkan dari akad ija>rah tersebut.
3. Terjadinya aib pada barang sewaan yang kejadiannya ditangan penyewa
atau terlihat aib lama padanya.
4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau
berakhirnya masa. Seperti jika masa ija>rah pada tanah pertanian telah
berakhir sebelum tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan
penyewa sampai masa selesai diketam, sekalipun terjadi pemaksaan, hal
35
Ibid.,131.
36
ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak
penyewa, yaitu dengan mencabut tanaman sebelum waktunya.
Ija>rah yang telah berakhir masa sewanya, maka penyewa berkewajiban
mengembalikan barang sewaan. Apabila barang itu berbentuk barang yang
dapat dipindahkan, maka penyewa wajib menyerahkan kepada pemiliknya.
Apabila barangnya tidak bergerak, penyewa berkewajiban menyerahkan
kepada pemiliknya dalam keadaan kosong (tidak ada) harta milik penyewa.
Akad ija>rah akan berakhir apabila tidak memenuhi beberapa kriteria diantaranya:
1. Obyek hilang atau musnah, seperti rumah terbakar atau baju yang
dijahitkan hilang.
2. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ija>rah telah berahir. Apabila
yang disewa itu rumah, maka rumah itu dikembalikan pada pemiliknya.
3. Menurut ulama Hanafiyah, wafatnya salah seorang yang berakad, karena
akad ija>rah, meneurut mereka tidak boleh diwariskan. Sedangkan jumhur
ulama, akad ija>rah tidak batal dengan wafatnya salah seorang yang
berakad, karena manfaat, menurut mereka boleh diwariskan dan
ija>rah
sama dengan jual beli, yaitu mengikat kedua belah pihak.37
37
37 BAB III
PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA
A. Profil Tokopedia
Tokopedia merupakan suatu perseroan terbatas yang menjalankan
kegiatan usaha jasa web portal www.tokopedia.com. Tokopedia memang
bukan situs online marketplace pertama di Indonesia. Ide untuk membuat mal
di dunia maya sesungguhnya sudah ada sejak tahun 2007. Namun tidak segera
terlaksana karena ketika itu Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya
sebagai penggagas berdirinya situs Tokopedia belum memiliki investor.
Tokopedia didirikan pada bulan Februari 2009 dan meluncurkan
www.tokopedia.com pada tanggal 17 Agustus 2009.
Sepanjang tahun 2007-2009 Tokopedia mencari investor yang mau
bergabung dengannya. Pada tanggal 6 Februari 2010 Tokopedia mendapat
suntikan dana sebesar 2,5 miliar dari PT Indonusa Dwitama. Tokopedia juga
berhasil memikat East Ventures, perusahaan yang fokus pada investasi bisnis
di internet dan berbasis di Singapura.1 Selian itu Tokopedia juga menerima
investasi dari CyberAgent Ventures.2 Hingga pada tanggal 4 April 2012
Tokopedia telah menerima investasi dari netprice.com, Ltd.3 Pada tanggal 22
1
William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,
https://www.tokopedia.com/blog/investasi-baru-Tokopedia-dari-east-ventures/, diakses pada 18 Maret 2017.
2
William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,
https://www.tokopedia.com/blog/Tokopedia-menerima-investasi-series-b-dari-cyberagent-ventures-inc/, diakses pada 18 Maret 2017.
3
William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,
Oktober 2014 Tokopedia menerima investasi senilai 100 Juta USD (sekitar 1,2
Triliyun Rupiah) dari SoftBank Internet and Media dan Sequoia Capital.4
Pendanaan yang diperoleh tersebut nantinya akan digunakan untuk
memberikan subsidi untuk setiap transaksi di Tokopedia, misalnya saja saat
melakukan pembayaran menggunakan metode tertentu akan dipastikan tanpa
biaya sepeserpun. Khusus metode pembayaran menggunakan kartu kredit akan
dilakukan subsidi sebagian karena seluruh resiko harus ditanggung pemilik
platform dan biaya MDR yang terlalu besar, sehingga tidak mampu untuk
memberikan subsidi sepenuhnya. Apabila pembeli ingin menggunakan kartu
kredit akan dikenakan biaya CSistrasi yang harus dibayar.5
Salah satu persiapan yang sangat penting dalam membuat online
marketplace adalah memilih domain dan tempat hosting. Domain adalah
identitas sebuah situs web di internet. Untuk bisa membuka sebuah situs web,
kita harus mengetahui domain situs tersebut dan menginputkannya di kolom
alamat browser yang kita gunakan. Domain biasanya didapat dengan cara
membeli dari lembaga pengelola domain seperti PANDI (Pengelola Nama
Domain Indonesia) atau para reseller domain. Harga yang ditawarkan
beragam, mulai dari Rp 50.000, Rp 80.000, Rp 100.000, atau lebih. Harga
tersebut biasanya untuk pembayaran per tahun, lalu dapat diperpanjang
kembali. Sedangkan hosting adalah tempat untuk menyimpan data dan file
4William Tanuwijaya, “Seputar
Tokopedia”, https://blog.Tokopedia.com/2014/10/alasan-Tokopedia-menerima-softbank-dan-sequoia/, diakses pada 18 Desember 2016.
5William Tanuwijaya, “Seputar
39
situs web di sebuah server yang terhubung dengan jaringan internet.6 Nama
domain “Tokopedia” merupakan gabungan dari kata Toko dan Ensiklopedia,
yang mengandung makna situs ini akan menjadi ensiklopedi lengkap dari
toko-toko online. Pada tanggal 30 Mei 2008 nama domain Tokopedia.com
berhasil dibeli, karena khawatir nama domain Tokopedia diklaim oleh pihak
lain.
Gagasan utama membuat situs dengan konsep mal online karena
banyak individu dan pemilik bisnis yang ingin berbisnis online namun tidak
bisa membuat situs sendiri, sehingga di sinilah peran Tokopedia yang akan
membantu para penjual untuk dapat membuka toko di Tokopedia. Tokopedia
juga menawarkan pengalaman berbelanja online yang lebih aman dan nyaman.
Para penjual yang ingin berjualan bisa mendaftar secara gratis lalu membuka
toko dengan memajang produk yang ingin ditawarkan di situs tersebut.
Berbagai kategori produk yang dapat ditawarkan oleh penjual antara lain:
fashion pria dan wanita, handphone, komputer, alat-alat elektronik, buku,
software, hingga peralatan kantor dan peralatan sekolah, dan masih banyak
lainnya.
Para penjual yang membuka toko di Tokopedia akan memperoleh
nama domain, selain itu mereka juga akan diberi petunjuk untuk mengelola
etalase dan gudang, hingga petunjuk untuk mengelola transaksi yang telah
disediakan oleh pihak Tokopedia. Dalam ketentuan Huruf E No. 7, Tokopedia
memiliki kewenangan mangambil alih sub-domain toko penjual apabila akun
6
penjual sudah tidak aktif lebih dari 1 tahun atau pemilik merek dagang resmi
(yang sudah terdaftar secara umum di Daftar Umum Merek di Indonesia)
memiliki nama yang sama dengan sub-domain penjual.
Tokopedia tidak hanya menjadi tempat untuk memasang iklan, tetapi
juga mengambil alih resiko apabila terjadi penipuan oleh penjual. Selain itu,
Tokopedia juga berperan sebagai moderator yang akan mengawasi dan
mengelola transaksi jual beli tersebut, serta melacak keberadaan transaksi
yang sudah dilakukan antara penjual dan pembeli. Pembeli yang memesan
barang harus membayar barang terlebih dahulu. Uang pembayaran itu
nantinya akan disimpan di rekening penampungan (escrow akun) dan akan
dibayarkan kepada penjual setelah barang dipastikan sampai pada pemesan.
Kepastian barang sampai pada pemesan dapat dicek secara online lewat resi
pengiriman kurir. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi kredibilitas dari
penjual, yang pasti penjual yang bergabung di situs Tokopedia sudah
memenuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh pihak Tokopedia.
Tokopedia mengusung model bisnis open marketplace, yaitu setiap
individu dapat membuka toko online dan meng-upload produk mereka secara
instan semudah membuka dan mem-posting di media sosial. William
Tanuwijaya co-founder yang juga menjabat sebagai Direktur Tokopedia. Sejak
diluncurkan pada Agustus 2009, Tokopedia terus mencatat pertumbuhan
positif. Perkembangan Tokopedia selama tahun 2015 lalu mengalami
41
2015 merchant-merchant Tokopedia mengirimkan 5,4 juta produk dari
transaksi yang terjadi melalui Tokopedia.7
Salah satu sumber keuntungan Tokopedia yaitu berasal dari merchant
yang menggunakan opsi gold merchant yang telah disediakan oleh Tokopedia.
Gold merchant yaitu fitur berbayar yang memungkinkan pengguna untuk
mendapatkan fasilitas eksklusif yang hanya diperuntukkan bagi pengguna gold
merchant dan tidak didapatkan oleh pengguna reguler. Merchant-merchant
yang ingin menjadi sponsor Tokopedia akan dikenakan yaitu sebesar Rp
150.000 untuk pembayaran tiap bulan, Rp 300.000 untuk pembayaran tiap tiga
bulan, Rp 550.000 untuk pembayaran enam bulan dan Rp 999.000 untuk
pembayaran satu tahun. Tokopedia akan memberikan fitur-fitur yang sifatnya
membantu para gold merchant agar lebih efisien dalam mengelola tokonya.
Selain itu Tokopedia juga akan memberikan fitur TopAds untuk
merchant-merchant yang ingin mendapatkan exposure tambahan.8
B. Sistem Kerja Tokopedia
Tokopedia merupakan salah satu online marketplace yang
menyediakan ruang berbentuk laman situs yang disewakan kepada para
penjual untuk dapat menjajakan dagangannya melalui dunia maya. Proses
utama yang menjadi karakter online marketplace adalah
pendaftaran/registrasi, pemilihan barang/jasa oleh pembeli, transaksi jual beli,
7William Tanuwijaya, “Seputar
Tokopedia”, https://blog.Tokopedia.com/2015/04/mengapa-Tokopedia-akhir-akhir-ini-sering-maintenance/, diakses pada 18 Desember 2016.
8Tokopedia, “
pembayaran oleh pembeli melalui jasa penyelenggara online, penyerahan
barang/jasa secara online/offline dan terakhir penyetoran uang pembayaran
dari penyelenggara jasa online kepada pedagang.
1. Prosedur Mendaftar Sebagai Pengguna Tokopedia
Pengguna adalah pihak yang menggunakan layanan Tokopedia,
tidak sebatas penjual, pembeli ataupun pihak yang sekedar berkunjung ke
situs Tokopedia. Bedanya kalau pengunjung tidak dapat melakukan
transaksi jual beli karena mereka tidak mempunyai akun Tokopedia.
Pengguna dapat membuat akun Tokopedia dengan cara mendaftar secara
gratis. Berikut ini langkah-langkah mendaftar menjadi pengguna situs
Tokopedia:
a. Kunjungi situs Tokopedia www.tokopedia.com maka akan
[image:50.595.150.511.298.684.2]menampilkan halaman awal situs Tokopedia.
Gambar 1.1
Halaman awal situs Tokopedia
43
b. Klik “Daftar” pada header menu.
Gambar 1.2
Header menu di Tokopedia
Sumber: ScreenSnapshotTool halaman awal situs Tokopedia.
c. Isi data diri pada halaman formulir pendaftaran dengan benar dan
lengkap, seperti:
1) Nama lengkap
2) Nomor handphone
3) Alamat email
4) Kata sandi
5) Jenis kelamin
[image:51.595.169.488.280.547.2]6) Tanggal lahir
Gambar 1.3
Form biodata pendaftaran sebagai pengguna
Sumber: ScreenSnapshotTool situs Tokopedia.
d. Untuk bergabung silahkan klik“Daftar Akun”.
Gambar 1.4
Ikon daftar akun untuk mendaftar sebagai pengguna
e. Tokopedia akan mengirimkan email balasan ke email yang sudah
[image:52.595.146.510.146.612.2]dikirim untuk melakukan aktivasi akun.
Gambar 1.5
Email balasan dari Tokopedia
Sumber: ScreenSnapshotTool email pengguna
f. Proses pendaftaran email telah selesai, kemudian cek email dan ikuti
petunjuk pada email tersebut.
Gambar 1.6
Notifikasi aktivasi akun Tokopedia pengguna
Sumber: ScreenSnapshotTool email pengguna
g. Pengguna dapat mengoperasikan akun Tokopedia untuk berbelanja
atau membuka toko.
Sebelum menggunakan akun Tokopedia alangkah baiknya
45
dipatuhi sebagai pemakai jasa yang ditawarkan oleh Tokopedia terkait
penggunaan situs www.tokopedia.com karena akan berdampak pada hak
dan kewajiban pengguna dibawah hukum. Dengan mendaftar dan/atau
menggunakan situs Tokopedia, maka pengguna dianggap telah membaca,
mengerti, memahami dan menyetujui semua isi dalam syarat dan
ketentuan. Syarat dan ketentuan ini merupakan bentuk kesepakatan yang
dituangkan dalam sebuah perjanjian yang sah antara pengguna dengan
Tokopedia. Apabila pengguna tidak menyetujui salah satu, sebagian atau
seluruh isi syarat dan ketentuan, maka pengguna tidak diperkenankan
menggunakan layanan di situs www.tokopedia.com.
2. Prosedur Buka Tokodi Tokopedia
Pelaku usaha dapat memanfaatkan situs Tokopedia untuk
m