• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN

KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA

SKRIPSI

Oleh

SULUNG SEPTYA ERNAWATI NIM. C02213075

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah Dan Hukum

Jurusan Hukum Perdata Islam Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan tentang ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembayaran Kode Unik dalam Jual Beli Online di Tokopedia‛. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana status hukum kode unik di Tokopedia dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia.

Data penelitian ini dihimpun melalui dokumentasi dan wawancara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu pembahasan yang dimulai dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan tentang pembayaran kode unik di Tokopedia. Kemudian data dianalisis menggunakan hukum Islam yaitu teori ija>rah.

Temuan dalam penelitian ini adalah status hukum kode unik di Tokopedia merupakan akad sewa-menyewa antara penjual (pihak penyewa) dan Tokopedia (yang menyewakan). Tokopedia tidak menjelaskan biaya sewa yang harus dibayar oleh penjual dan tidak ada batas waktu untuk pemakaian objek sewa. Tokopedia tidak mengatur lebih jelas tentang penentuan harga barang yang ditawarkan oleh penjual di situsnya. Namun, pada total pembayaran ada penambahan kode unik yang nantinya dibebankan kepada pihak pembeli yang menggunakan fasilitas pembayaran transfer bank. Kode unik adalah nominal yang ditambahkan pada total pembayaran ketika pembeli memilih melakukan pembayaran melalui transfer bank. Sehingga pembeli harus membayar sejumlah total pembayaran dan kode uniknya, apabila pembeli tidak membayar kode unik maka transaksi tidak dapat di proses oleh pihak Tokopedia.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia diperbolehkan dalam hukum Islam karena pada dasarnya pembayaran kode unik dalam aturan hukum Islam merupakan akad ija>rah. Pembayaran kode unik dirasa tidak menyalahi aturan hukum Islam dalam hal perolehannya, karena kode unik tersebut telah terhindar dari riba. Transaksi yang dilakukan juga telah sesuai dengan aturan hukum Islam, yaitu saling bertukar manfaat antara manusia satu dengan yang lainnya. Dengan adanya pembayaran kode unik kedua belah pihak juga tidak merasa dirugikan, sehingga dapat mencegah terjadinya permusuhan dan perselisihan.

(7)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

G. Definisi Operasional ... 10

H. Metode Penelitian ... 11

I. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II SEWA-MENYEWA (IJA>RAH) DALAM HUKUM ISLAM ... 17

A. Pengertian ... 17

B. Dasar Hukum ... 19

C. Rukun-rukun ... 21

D. Syarat-syarat ... 21

E. Prinsip Akad Ija>rah ... 32

F. Sifat Ija>rah ... 33

(8)

ix

H. Pembatalan dan Berakhirnya Ija>rah ... 35

BAB III PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA ... 37

A. Profil PT. Tokopedia ... 37

B. Sistem Kerja Tokopedia ... 41

1. Prosedur Mendaftar Sebagai Pengguna situs Tokopedia ... 42

2. Prosedur Buka Toko di Tokopedia ... 45

3. Prosedur Belanja Online di Tokopedia ... 48

4. Langkah-langkah Melakukan Pembayaran ... 51

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA ... 64

A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia ... 64

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembayaran Kode Unik di Tokopedia ... 68

BAB V PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sejalan

dengan perkembangan yang terjadi di dunia usaha. Perkembangan teknologi

informasi dan telekomunikasi menyebabkan dunia menjadi tanpa batas dan

menyebabkan perubahan sosial secara signifikan berlangsung demikian cepat.

Salah satunya transaksi elektronik yang dapat mengefektifkan dan

mengefisiensikan waktu sehingga seseorang dapat melakukan transaksi

dengan setiap orang dimanapun dan kapanpun. Semua transaksi melalui

internet ini dilakukan tanpa ada tatap muka antara para pihaknya, mereka

mendasarkan transaksi tersebut atas rasa kepercayaan satu sama lain.

Situs-situs jejaring sosial telah menjadi situs yang paling diminati.

Salah satu marketplace online terbesar yang banyak diincar oleh kalangan

remaja hingga dewasa yaitu Tokopedia. Tokopedia merupakan suatu

perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usaha jasa web portal

www.tokopedia.com. Tokopedia menyediakan layanan jasa pencarian toko

dan barang yang dijual oleh penjual terdaftar. Penjual yang ingin membuka

toko online dapat memanfaatkan situs ini dengan cara menyewa lapak di

Tokopedia. Sebelum melakukan buka toko di Tokopedia penjual harus

mempunyai akun Tokopedia dengan cara mendaftar secara gratis. Setelah

(10)

melakukan buka toko di Tokopedia. Selain itu penjual juga harus mematuhi

ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Dasar hukum dibolehkannya praktik sewa-menyewa telah diatur dalam

QS. Ath-Thalaq ayat 6:

َنَُرْوُجُا َنُْوُ تْأَف ْمُكَل َنْعَضْرَا ْنِاَف

Artinya: “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya.”

Ayat diatas menjelaskan tentang praktik sewa-menyewa yang

dilakukan antara penjual (sebagai pihak penyewa) dan Tokopedia (sebagai

pihak yang menyewakan). Praktik tersebut harus dilakukan atas dasar

kepercayaan antara kedua belah pihak. Sewa-menyewa batal apabila tidak

terpenuhi syarat dan rukunnya.

Situs Tokopedia menawarkan kepada setiap orang yang ingin

melakukan penjualan dan pembelian dengan mendaftarkan akun terlebih

dahulu. Penjual yang melakukan buka toko dianggap telah menyewa lapak di

Tokopedia. Praktik sewa-menyewa antara penjual dengan Tokopedia terjadi

secara otomatis karena hanya sebatas pembukaan toko tanpa adanya biaya

sewa. Di dalam syarat dan ketentuan yang terdapat pada situs Tokopedia

menyebutkan bahwa penjual boleh menentukan harga atas barang yang

ditawarkan di situs Tokopedia dengan syarat penjual dilarang memanipulasi

harga barang dengan tujuan apapun. Namun pada kenyataannya, terdapat

tambahan kode unik dalam total pembayaran yang harus dibayar oleh pembeli

(11)

3

Nominal tambahan biaya muncul setelah pembeli melakukan proses checkout

pembayaran.

Pembayaran yang dilakukan di toko online dengan toko tradisional

tentu ada sedikit perbedaan. Apabila berbelanja di toko tradisional

pembayaran masih dilakukan di kasir dengan uang tunai, maka di toko online

hal itu tidak dapat dilakukan, semua pembayaran di toko online hanya bisa

dilakukan secara elektronik. Praktik pembayaran elektronik untuk internet

adalah praktik pembayaran kartu kredit, tunai digital, sistem akumulasi total

pembelian digital, praktik pembayaran nilai tersimpan, praktik pembayaran

peer to peer, cek elektronik, dan praktik pembayaran tagihan elektronik.1

Praktik pembayaran elektronik memberikan kemudahan dan kenyamanan

dalam bertransaksi, ketelitian dan kecepatan pembayaran, selain itu bagi

sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya sistem ini dapat memberikan

kontribusi berupa fee dan dapat memperluas pangsa pasar. Bank yang telah

menyediakan layanan e-banking secara profesional seperti, BCA, Bank

Mandiri, BRI dan BNI, lebih mengutamakan keamanan saat bertransaksi. Hal

tersebut didukung oleh sistem IT perbankan yang canggih, sehingga

kenyamanan dan keamanan konsumen sebagai nasabah akan terjaga saat

bertransaksi, khususnya transaksi Internet Banking.2

Tokopedia menetapkan adanya pembayaran kode unik atas suatu

produk yang ditambahkan pada total pembayaran. Kode unik adalah nominal

yang harus dibayar pembeli ketika memilih metode pembayaran transfer bank.

1 Chr. Jimmy L. Goal, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2008), 249.

2 Jony Wong, Internet Marketing for Beginners, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010),

(12)

Sesuai dengan Syarat dan Ketentuan yang ada di Huruf C No.1 bahwa,

“Pembeli wajib bertransaksi melalui prosedur transaksi yang telah ditetapkan

oleh Tokopedia. Pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan

metode pembayaran yang sebelumnya telah dipilih oleh pembeli, dan

kemudian Tokopedia akan meneruskan dana ke pihak penjual apabila tahapan

transaksi jual beli pada sistem Tokopedia telah selesai.”

Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa pembeli menyatakan

kerelaannya untuk membayar kode unik. Salah satu subjek memaparkan

bahwa dirinya tidak merasa keberatan apabila harus membayar kode unik. Hal

itu dikarenakan besarnya nominal kode unik tidak lebih dari Rp 100 dan kode

unik itu nantinya akan membantu proses verifikasi pesanan.3 Pemaparan dari

pembeli lain menyatakan bahwa kode unik Tokopedia harus dibayar, karena

untuk mempermudah pihak Tokopedia dalam menemukan pembayaran saat

terjadi kendala dari pembeli dan dapat mempermudah proses verifikasi

pembayaran.4

Firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa>’ ayat 29:

َرَ ت نَع َرَِ َنو ُك َت نَأ َ ِإ ِلِط َبْلا ِب مُكَنْ يَ ب مُكَل اَوْمَأ اوُلُيْأَت َو اوُنَماَ َنيَُِلا ا َه يَأ َ ي

ْمُك نِم ٍضا

ج

َوَو

ْمُكَسُف نَأ ْاوُلُ تْقَ ت

ج

( امْيِحَر ْمُ كِب َناَي َه َنِإ

٩٢

)

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”5

3 Novdiansyah (pembeli), Wawancara, Surabaya, 7 November 2016. 4 Karimi (pembeli), Wawancara, Surabaya, 6 November 2016.

(13)

5

Ayat di atas menjelaskan tentang adab dan etika bisnis yang harus

dijaga dan kewajiban terhadap Allah SWT tidak boleh diabaikan. Kegiatan

bisnis dan perdagangan harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terlibat atas

dasar suka sama suka. Tidak boleh dilakukan atas dasar paksaan, tipu daya,

kedzaliman, menguntungkan salah satu pihak di atas kerugian pihak lain.

Pada kenyataannya praktik pembayaran kode unik yang diterapkan

oleh situs Tokopedia sudah sesuai dengan ketentuannya dan prinsip dasar

hukum Islam yaitu prinsip kerelaan antara kedua pihak. Pembayaran kode

unik yang dibebankan kepada pembeli atas suatu barang yang dipesannya

dilakukan atas dasar kerelaan dari pihak pembeli itu sendiri. Selain itu, mereka

tidak terbebani jika harus membayar kode unik karena nominal kode unik

yang sangat rendah.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis status hukum kode unik

dan praktik pembayaran kode unik dalam jual beli online di Tokopedia.

Penelitian ini akan dilakukan wawancara kepada penjual yang membuka toko

di Tokopedia dan pihak pembeli yang melakukan pembayaran kode unik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dirasa penting untuk mengetahui

bagaimana “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembayaran Kode Unik di

Tokopedia.”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan di atas

(14)

1. Kode unik yang berlaku di Tokopedia.

2. Status hukum kode unik di Tokopedia.

3. Praktik pembayaran kode unik di Tokopedia.

4. Pengaruh adanya pembayaran kode unik di Tokopedia.

5. Analisis Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli

online di Tokopedia.

Mengetahui luasnya permasalahan yang dihadapi peneliti dalam

melakukan penelitian, maka diperlukan adanya pembatasan masalah agar

pembahasan dalam penelitian lebih terfokus yaitu:

1. Status hukum kode unik di Tokopedia.

2. Praktik pembayaran kode unik di Tokopedia.

3. Analisis Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalam jual beli

online di Tokopedia.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah memuat pertanyaan yang akan dijawab melalui

penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah, praktis dan sistematis maka

masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana status hukum kode unik di Tokopedia?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik dalan

(15)

7

D. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

menyusun dan melengkapi penelitian ini. Kegunaannya adalah untuk

mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Selain itu untuk menentukan posisi pembeda dari penelitian yang dilakukan

saat ini baik dari aspek objek yang diteliti maupun lokasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini peneliti akan melakukan analisis terhadap pembayaran kode unik

yang diterapkan situs Tokopedia.

Dengan kajian pustaka diharapkan dapat mempunyai andil yang besar

dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan

judul dalam penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut di antaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ruwiyati (2010) yang berjudul ‚Studi Akad

Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja antara TKI dan PJTKI: PT. Amri

Margatama Cabang Ponorogo‛. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis

pelaksanaan perjanjian (kontrak) kerja antara TKI (Tenaga Kerja

Indonesia) dengan PJTKI (Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia)

menurut hukum Islam. Hasil analisisnya yaitu di dalam perjanjian yang

mengikatkan diri tidaklah kedua belah pihak yang bersangkutan

malainkan hanya antara TKI dengan pimpinan PJTKI PT. Amri

Margatama cabang Ponorogo. Jadi pelaksanaan perjanjian kerja hanya

terjadi antara pihak kesatu yaitu buruh dengan Pimpinan PT. Amri

Margatama cabang Ponorogo, tanpa disertakan pihak majikan, sehingga

(16)

langsung oleh penyewa. Sedangkan bentuk perjanjian kerja tertulis yang

seharusnya menjadi hak bersama tidak diterima oleh pihak PJTKI kepada

para TKI, ini tidak dibenarka dalam hukum Islam karena menghilangkan

guna dari perjanjian kerja sebagai jaminan kebenaran yang telah

ditegakkan kedua pihak.6

2. Skripsi yang ditulis oleh Sofiudin (2014) yang berjudul ‛Analisis Hukum

Islam Terhadap Ija>roh Jasa Bimbingan Tes Masuk IAIN Sunan Ampel‛.

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan ija>roh dalam jasa

bimbingan tes masuk IAIN Sunan Ampel dan menganalisis penerapan ija>roh dalam bimbingan tes IAIN Sunan Ampel menurut hukum Islam.

Hasil analisisnya yaitu pertama ija>roh dalam bimbingan tes memang

promosinya mengunakan brosur yang tidak jelas kepastiannya, dalam hal

ini banyak calon penguna jasa yang mendaftar diri karena tertarik dengan

ajakan penyedia jasa yang mempresentasikan brosurnya. Kedua, ija>roh

dalam jasa bimbinga jasa masuk IAIN tidak sah (rusak) menurut hukum

Islam karena dalam antara pelaksanaaan dan perjanjiannya tidak sesuai.7

3. Skripsi yang ditulis oleh Rachman Gustiana, (2012) yang berjudul

“Tinjauan Hukum Islam terhadap Persewaan Jasa Internet dengan

Sistem Zmart Billing di Dian_Net Sidoarjo”. Skripsi ini bertujuan untuk

menganalisis tentang sistem dan mekanisme persewaan jasa internet

dengan sistem zmart billing di Dian_Net Sidoarjo dan menganalisis

6Ruwiyati, ‚Studi Akad Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja antara TKI dan PJTKI: PT. Amri

Margatama Cabang Ponorogo‛ (Skripsi – UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010).

7 Sofiudin, ‛Analisis Hukum Islam Terhadap Ija>roh Jasa Bimbingan Tes Masuk IAIN Sunan

(17)

9

persewaan jasa internet dengan sistem zmart billing di Dian_Net menurut

hukum Islam. Hasil analisisnya adalah penetapan tarif yang diberikan

Dian_Net selama ini masih ada ketidakjelasan antara penggunanya dengan

ketentuan yang ada karena tidak dijelaskan secara terperinci tarif yang

selama ini digunakan. Praktik persewaan jasa internet yang dilakukan

Dian_Net merupakan tindakan yang kurang sesuai dengan aturan hukum

Islam karena melanggar prinsip an-tara>din minkum yang didasarkan oleh

prinsip kerelaan antara kedua belah pihak. Sehingga pengguna jasa kurang

puas dengan tarif yang diberikan Dian_Net dengan kenyataan yang

didapat para pengguna jasanya.8

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis status hukum kode unik di

Tokopedia dan menganalisis pembayaran kode unik dalam jual beli online di

Tokopedia.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah titik akhir yang akan dicapai dalam sebuah

penelitian dan juga menentukan arah penelitian agar tetap dalam koridor yang

benar hingga tercapai sesuatu yang dituju.9 Sebagaimana rumusan masalah di

atas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui status hukum kode unik di Tokopedia.

2. Dapat mengetahui pembayaran kode unik dalam jual beli online di

8 Rachman Gustiana, ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Persewaan Jasa Internet dengan Sistem

Zmart Billing di Dian_Net Sidoarjo‛, (Skripsi – UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012).

9 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta Selatan: Salemba Humanika,

(18)

Tokopedia menurut pandangan hukum Islam.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun manfaat dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah pengetahuan dalam bermuamalah di bidang sewa

-menyewa.

b. Dapat menambah wawasan dan memahami teori-teori yang telah

diperoleh selama proses perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengguna situs Tokopedia, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi saat melakukan pembayaran kode unik.

b. Bagi peneliti selanjutnya apabila menghadapi permasalahan yang

sama, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan referensi khususnya di

bidang fiqih muamalah dan hukum Islam.

G. Definisi Operasional

Peneliti akan mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati supaya memudahkan peneliti dalam mengamati dan

menelusuri objek yang diteliti. Penulis akan menyampaikan batasan dari

berbagai pengertian yang berkaitan dengan penulisan penelitian yang berjudul:

“Tinjauan Hukum Islam terhadap pembayaran kode unik di Tokopedia”.

(19)

11

bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.10 Hukum Islam yang dimaksud dalam

skripsi ini adalah tentang sewa-menyewa.

Pembayaran kode unik adalah pembayaran berupa nominal angka yang

dibebankan kepada pembeli ketika membeli suatu barang di Tokopedia dengan

menggunakan metode pembayaran transfer bank.

Tokopediaadalah salah satu penyedia situs jual beli online sebagai

tempat bertemunya penjual dan pembeli secara yang melakukan transaksi

secara online.

H. Metode Penelitian

Setiap penelitian diharapkan adanya penyelesaian yang akurat, agar

mencapai hasil yang maksimal, ilmiah dan sistematis. Sehingga dalam

penyusunannya diperlukan suatu metode. Langkah-langkah dalam menyusun

sebuah penelitian yang meliputi: data yang dikumpulkan, sumber data

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik

analisis data. Dalam penelitian kali ini penulis akan menjelaskan metode yang

akan digunakan dalam penulisan skripsi sebagai berikut:

1. Data yang dikumpulkan

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan peneliti maupun

yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk deskriptif atau

dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud.11 D

10 Anwar Harjono, Indonesia Kita Pemikiran Berwawasan Iman-Islami, (Jakarta: Gema Insani

Press, 1995), 83.

(20)

data yang dapat dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan

masalah, yaitu:

a. Data Primer

1) Data pembayaran kode unik di Tokopedia.

2) Data tentang objek penelitian.

b. Data Sekunder

1) Data tentang teori titipan (wadi’ah) yang diambil dari artikel, buku,

kitab, jurnal dan skripsi terdahulu.

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh dari tempat,

orang atau benda yang dapat memberikan suatu data sebagai penyusunan

informasi bagi peneliti.12 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

jenis sumber data yaitu:

a. Sumber Primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber yang berkaitan dengan

pembayaran kode unik di Tokopedia. Sumber data primer diperoleh

dari pembeli yang melakukan pembayaran kode unik.

b. Sumber Sekunder

Data sekunder atau data pendukung dalam penelitian ini adalah

buku-buku yang relevan dengan penelitian ini. Data tersebut di antaranya

adalah:

1) Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Jilid 3.

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Asdi

(21)

13

2) Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah.

3) Abrur Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalah.

4) Ghufran A. Mas’adi, Fikih Muamalah Kontektual.

5) Rachmat Syafe’i, Fiqih Mua’malah.

6) Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah

Data sekunder selain disebutkan di atas juga dapat diperoleh dari

tulisan-tulisan yang tersebar, buku-buku dan jurnal-jurnal, media masa

baik cetak maupun elektronik.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan oleh

peneliti, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melihat atau mencatat suatu laporan yang telah tersedia. Dengan kata

lain, proses penyampaiannya dilakuan melalui data tertulis yang

memuat garis besar data yang akan dicari dan berkaitan dengan judul

penelitian.13 Dokumentasi ini merupakan data konkrit yang bisa

penulis jadikan acuan untuk menilai adanya data pembayaran kode

unik di Tokopedia.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap sumber informasi yang dianggap

memiliki kompetensi dalam masalah yang diteliti. Dengan demikian

dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek yang

(22)

diteliti.14 Adapun dalam penelitian ini peneliti akan melakukan

wawancara via chatting kepada penjual yang menyewa lapak di

Tokopedia dan wawancara via chatting kepada pembeli yang

melakukan pembayaran kode unik.

4. Teknik Pengolahan Data

Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan, peneliti menggunakan

teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan kembali semua data

yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna,

keselarasan antara data yang ada dan relevansi penelitian. Dalam hal

ini peneliti mengambil data-data yang akan dianalisis dengan rumusan

masalah dan melakukan validasi ulang terkait data yang diperoleh

peneliti dengan fakta yang terjadi dilapangan.15

b. Organizing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengelompokan data atau menyusun

kembali data-data yang telah didapat dalam penelitian yang dibutuhkan

untuk dianalisis dan menyusun data-data tersebut dengan sistematis

untuk memudahkan peneliti dalam menganalis data.16

14 Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 238. 15 Ibid., 243.

(23)

15

c. Analizing

Pada tahapan ini peneliti menganalisis data-data yang telah diperoleh

dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran

fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari

rumusan masalah.17

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembayaran

kode unik di Tokopedia. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik analisis data secara deskriptif analisis yaitu penelitian ini bertujuan

untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu

fenomena kemudian dianalisis dengan teori tertentu.18 Teknik analisis

deskriptif data yang didapat disampaikan dengan cara mengambarkan

kondisi objektif dari objek penelitian dan kemudian diuraikan dalam

bentuk kalimat atau suatu pernyataan berdasarkan sumber primer dan

sumber sekunder.

I. Sistematika Pembahasan

Sistem pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah

sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan, dalam

penelitian ini terbagi atas lima bab, dari kelima bab tersebut terdiri dari sub

bab, dimana antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai pembahasan

yang utuh. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

17 Ibid., 246.

18 Hari Wijaya dan M. Jaelani, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Hangar Creator,

(24)

Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,

tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua memuat tentang landasan teori, dalam bab ini memuat teori

sewa-menyewa (ija>rah) dalam Islam yang didalamnya membahas tentang

pengertian, dasar hukum, rukun-rukun, syarat-syarat, prinsip akad ija>rah,

pembagian dan hukum ija>rah, dan pembatalan dan berakhirnya akad ija>rah. Bab ketiga merupakan laporan hasil penelitian tentang pembayaran

kode unik di Tokopedia. Dalam bab ini penulis membagi dalam beberapa

pokok bahasan yaitu, profil Tokopedia, prosedur mendaftar sebagai pengguna,

prosedur buka toko, prosedur berbelanja dan prosedur melakukan

pembayaran.

Bab keempat memaparkan tentang analisis dalam penelitian yaitu

tinjauan hukum Islam terhadap pembayaran kode unik di Tokopedia. Pada bab

ini merupakan kerangka menjawab pokok-pokok permasalahan tentang status

hukum kode unik di Tokopedia dan pembayaran kode unik dalam jual beli

online di Tokopedia menurut hukum Islam.

Bab kelima merupakan bab penutup dari keseluruhan isi pembahasan

(25)

17 BAB II

SEWA-MENYEWA (IJA>RAH) DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian

Ija>rah secara etimologis, berasal dari kata : 1

راجإو

-

ارجا

-

رجاي

-

رجا

Al- ija>rah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-‘iwad}u (ganti). Oleh sebab itu, al-s\awa>b (pahala) dinamai al-ajru (upah).2 Ija>rah juga berarti upah, sewa,

jasa, atau imbalan.3 Secara istilah pengertian ija>rah adalah suatu kontrak

pertukaran antara suatu manfaat dengan ganjaran atau bayaran tertentu.4

Definisi ija>rah menurut pendapat beberapa ulama fiqih berbeda dari segi lafaz}

tetapi sama dari segi makna:

1. Ulama Hanafiyah

ٍضْيَعِب ِعِف اَنَمْا ىَلَع ٌدْقَع

Artinya: “Akad atas suatu manfaat dengan suatu tukaran.”

2. Ulama Syafi’iyah

ْاَو ِل َُْبْلِل ٍةَلِب اَق ٍةَح اَبُم ٍةَمْوُلْعَم ٍ َدْوُصْقَم ٍةَعَفْ نَم ىَلَع ٌدْقَع

ِل

َب

َح ا

ِة

ِب َع ْ

و

ٍض

َم ْع

ُل ْو ٍم

Artinya: “Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu.”

1

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia terlengkap, Edisi kedua, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994), 9.

2

Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Jilid 3, (Kairo: Dar al-Fath li al-I’lam al-Arabiy, 1410 H. /1990 M.), 283.

3

Abd. Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 660.

4

(26)

3. Ulama Malikiyah dan Hanabilah

ٍضْوَعِب ةَمْوُلْعَم َدُم ٍةَحاَبُم ٍ ْيَش ِعِف اَنَم ُكْيِلََْ

Artinya: “Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.”5

Menurur jumhur ulama fiqih ija>rah adalah menjual manfaat dan yang

boleh disewakan adalah manfaatnya bukan bendanya.6 Ija>rah ialah suatu jenis

akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sedangkan dalam

kamus hukum, ija>rah adalah perjanjian dalam upah-mengupah dan

sewa-menyewa.7

Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah perjanjian

yang bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukun yaitu

pada saat sewa-menyewa berlangsung (akad sedang berlangsung), maka pihak

yang menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan barang kepada pihak

penyewa. Lalu pihak penyewa berkewajiban untuk menyerahkan uang

sewanya (ujrah) kepada pihak yang menyewakan.8 Apabila akad sewa

dilaksanakan, penyewa sudah memiliki hak atas manfaat dan pihak yang

menyewakan berhak mengambil kompensasi sebab sewa adalah akad timbal

balik.9

5Rahmat Syafe’i,

Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 121.

6

Ibid., 122.

7

Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 176.

8

H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1994), 52.

9

(27)

19

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan ija>rah adalah suatu

akad sewa-menyewa barang yang pada hakikatnya mengambil suatu manfaat

atas barang yang telah kita sewa dengan ganti upah (pembayaran). Dengan

demikian sewa-menyewa mengandung unsut-unsur sebagai berikut:

1. Adanya pihak penyewa dan yang menyewakan.

2. Adanya akad antara kedua belah pihak.

3. Adanya objek sewa yang dapat dipergunakan manfaatnya.

4. Adanya imbalan/harga terhadap pemanfaatan objek sewa tersebut.

5. Manfaat objek sewa diketahui dengan jelas.

6. Dilaksanakan dalam periode tertentu.

B. Dasar Hukum

Sewa-menyewa disyariatkan dalam Islam berdasarkan dalil-dalil

berdasarkan dari Al-Qur'an dan Hadits serta ijma’ (kesepakatan para ulama).

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an membolehkannya praktik sewa-menyewa. Hal tersebut diatur

dengan jelas dalam QS. Ath-Thalaq ayat 6:

َف ِا

َنَُرْوُجُا َنُْوُ تْأَف ْمُكَل َنْعَضْرَا ْن

Artinya: “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah mereka upahnya.”10

10

(28)

2. Hadits

ْبا ْنَع

ِن

ُع

َم َر

َر

ِض

َي

ُه

َع

ْ ن ُه

َما َق

َلا

َق :

َلا

َر

ُس ْو

ُل

ُه

َص

َل

ُه

َع َل

ْي ِ

َو َس

َل َم

:

وُطْعُا

ا

َْا

َرْ يِج

ُُقَرَع َفََِ ْنَا َلْبَ ق َُرْجَا

) ج ام نبا اور(

Atrinya: “Dari Ibnu Umar RA, berkata bahwa Rasulullah SAW telah tersabda: Berikanlah upah pekerjaan sebelum keringatnya kering.” (riwayat Ibnu Majah).11

Hadits diatas menjelaskan bahwa, dalam persoalan sewa-menyewa

terutama yang memakai jasa manusia untuk mengerjakan suatu pekerjaan,

upah atau pembayaran harus segera diberikan sebelum keringatnya kering,

maksudnya, dalam hal pembayaran upah harus disegerakan dan langsung,

tidak boleh ditunda-tunda pembayarannya.

3. Ijma’ (kesepakatan para ulama)

Umat Islam pada masa sahabat telah berijma’ bahwa ija>rah

dibolehkan sebab bermanfaat bagi manusia.12Tujuan dibolehkannya ija>rah

adalah untuk memberikan keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup.

Seseorang mempunyai uang tetapi tidak dapat bekarja, di pihak lain ada

yang punya tenaga dan membutuhkan uang, sehingga dengan ija>rah

keduanya saling mendapat keuntungan dan mendatangkan manfaat.13

11

Sohari Sahrani, Fikih Muamalah Untuk Mahasiswa dan Umum, (Ciawi-Bogor: Galia Indonesia, 2011), 167

12

Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah …, 124. 13

(29)

21

C. Rukun-rukun

Menurut ulama Hanafiyah, rukun

ija>rah

itu hanya satu, yaitu i>ja>b

(ungkapan menyewakan) dan qabu>l (persetujuan terhadap sewa-menyewa).

Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa orang yang berakad, sewa/imbalan dan

manfaat, termasuk syarat-syarat ija>rah, bukan rukun-rukunnya.

Jumhur ulama menyebutkan rukun-rukun ija>rah ada empat yaitu:14

1. Pihak yang berakad

2. Shighat akad

3. Upah (ujrah)

4. Manfaat

Rukun-rukun ija>rah adalah:15

1. Pihak yang menyewa

2. Pihak yang menyewakan

3. Objek benda/jasa

4. Akad (kesepakatan)

D. Syarat-syarat

Syarat-syarat ija>rah yang harus dipenuhi untuk melakukan akad ija>rah

telah disepakati oleh ulama, yaitu:16

14Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah …,

125.

15

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 43.

16

(30)

1. Syarat orang yang berakad

Orang yang berakad yaitu mu’jir (pihak yang menyewakan atau

memberi upah) dan musta’jir (pihak penyewa atau penerima upah). Ulama

berbeda-beda dalam menentukan syarat orang yang melakukan akad:

a. Menurut ulama Hanafiyah, orang yang melakukan akad disyaratkan

harus berakal dan mumayiz (minimal 7 tahun), serta tidak disyaratkan

harus baligh. Akan tetapi, jika barang bukan miliknya sendiri akad

ija>rah anak mumayiz, dipandang sah apabila telah diizinkan walinya.

b. Ulama Malikiyah berpendapat bahwa tamyiz adalah syarat ija>rah,

sedangkan baligh adalah syarat penyerahan. Dengan demikian anak

mumayiz adalah sah tetapi bergantung atas ridha dari walinya.

c. Ulama Hanabilah dan Syafi’iyah mensyaratkan orang yang akad harus

mukallaf, yaitu baligh dan berakal, sedangkan anak mumayiz belum

dapat dikategorikan ahli akad.

Pihak penyewa dan pihak yang menyewakan merupakan pihak

yang cakap bertindak dalam hukum yaitu mempunyai kemampuan untuk

dapat membedakan yang baik dan buruk serta dewasa. Orang yang

berakad harus didasari keridhaan dari kedua belah pihak, sehingga

terhindar dari keterpaksaan karena tertekan salah satu pihak atau pihak

lain.

2. Syarat shighat (i>ja>b dan qabu>l)

(31)

23

akad adalah pertalian i>ja>b (pernyataan melakukan ikatan) dan qabu>l

(pernyataan menerima ikatan), sesuai dengan kehendak aturan hukum

Islam yang berpengaruh pada objek perikatan.17

I>ja>b dan qabu>l adalah suatu ungkapan antara dua pihak dalam

sewa-menyewa suatu barang atau benda. I>ja>b adalah permulaan

penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad dengan menggambarkan kemauannya dalam mengadakan akad. Sedangkan qabu>l

adalah kata yang keluar dari pihak lain sesudah adanya i>ja>b untuk

menerangkan suatu persetujuan.18

Syarat-syarat shighat antara lain:

a. Harus jelas atau terang pengertiannya, dalam artian bahwa lafaz yang

dipakai dalam i>ja>b dan qabu>l harus jelas maksud dan tujuannya

menurut kebiasaan yang berlaku.

b. Harus ada kesesuaian antara i>ja>b dan qabu>l dalam semua segi

perjanjian, untuk menghindari terjadinya kesalah-pahaman diantara

kedua belah pihak yang melakukan perjanjian di kemudian hari.

c. Harus memperlihatkan kesungguhan dan keridhaan (tidak ada

paksaan) dari pihak lain untuk melaksanakan isi perjanjian yang telah

dibuat, sehingga mempunyai kekuatan hukum yang penuh.

Kesepakatan merupakan adanya rasa ikhlas atau saling memberi dan

menerima diantara pihak-pihak yang melaksanakan perjajian.

17

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 101.

18

(32)

Kesepakatan tidak dapat terwujud apabila dilakukan atas dasar

paksaan, penipuan atau kekhilafan.19

Sewa-menyewa terjadi dan sah apabila ada suatu akad, baik dalam

bentuk perkataan, tulisan maupun dalam bentuk pernyataan lain yang

menunjukkan adanya persetujuan antara kedua belah pihak untuk

melakukan sewa-menyewa.

3. Syarat objek ija>rah

Barang yang disewakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Barang yang disewakan dapat diambil manfaatnya dan sesuai dengan

kegunaannya.

b. Barang yang disewakan dapat diserah-terimakan.

c. Barang yang disewakan adalah perkara yang mubah menurut aturan

hukum Islam dan bukan yang dilarang.

d. Barang yang disewakan disyaratkan kekal zatnya.

Ketentuan objek ija>rah menurut Fatwa DSN No.

44/DSN-MUI/VII/2004 adalah sebagai berikut:20

a. Obyek ijar>ah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa. b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam

kontrak.

c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.

19

Sandrina Wijaya, Surat Perjanjian Bisnis Langsung Deal, (Yogyakarta: Pustaka Grahatama, 2009), 11.

20

(33)

25

d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan

syariah.

e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan

sengketa.

f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk

jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau

identifikasi fisik.

g. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada

LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan

harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijar>ah.

h. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis

yang sama dengan obyek kontrak.

i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa dapat diwujudkan

dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

Syarat objek akad adalah jelas manfaatnya, ada pembatasan waktu

atau menjelaskan jenis pekerjaan, jika ija>rah atas pekerjaan atau jasa

seseorang.21 Semua harta benda boleh diakadkan ija>rah atasnya, kecuali

yang memenuhi persyaratan sebagai berikut yaitu:

a. Manfaat dari obyek akad sewa-menyewa harus diketahui secara

jelas. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan memeriksa, atau

21

(34)

pemilik memberikan informasi secara transparan tentang kualitas

manfaat barang.

b. Obyek ija>rah dapat diserah terimakan dan dimanfaatkan secara

langsung dan tidak mengandung cacat yang menghalangi fungsinya.

Tidak dibenarkan transkaksi ija>rah atas harta benda yang masih

dalam penguasaan pihak ketiga.

c. Obyek ija>rah dan manfaatnya harus tidak bertentangan dengan hukum

syara’. Menyewakan VCD porno dan menyewakan rumah

untuk kegiatan maksiat.

d. Obyek yang disewakan manfaat langsung dari sebuah benda.

Misalnya sewa rumah untuk ditempati, mobil untuk dikendarai dan

sebagainya.

e. Harta benda yang menjadi obyek ija>rah haruslah harta benda

yang dapat dimanfaatkan berulang kali tanpa mengakibatkan

kerusakan zat dan pengurangan sifatnya, seperti rumah, mobil.

Sedangkan harta benda yang dapat rusak atau berkurang sifatnya

dilarang untuk disewakan, seperti makanan, buku tulis, tidak sah

ija>rah diatasnya.22

Keharusan adanya kejelasan pada barang agar menghilangkan

pertentangan di antara kedua belah pihak. Di antara cara untuk mengetahui

barang adalah dengan:23

22Ghufran A. Mas’adi,

Fikih Muamalah Kontektual, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), 183.

23

(35)

27

a. Penjelasan manfaat

Penjelasan dilakukan agar benda atau jasa sewa benar-benar jelas,

yakni manfaat harus digunakan untuk keperluan yang dibolehkan

dalam Islam.24 Manfaat benda boleh diketahui dengan melihat benda

itu sendiri atau mengetahui sifat-sifatnya.

b. Penjelasan waktu

Jumhur ulama tidak memberikan batasan maksimal atau minimal. Jadi,

dibolehkan selamanya dengan syarat asalnya masih tetap ada. Menurut

Sudarsono, Lamanya waktu perjanjian kerja harus dijelaskan, apabila

tidak dijelaskan maka perjanjian dianggap tidak sah. Ulama Syafi’iyah

mengharuskan adanya kejelasan jatuh tempo terhadap benda yang

disewakan, apabila jatuh tempo tidak tentukan diawal akad maka ija>rah tersebut menjadi batal.

c. Penjelasan harga sewa

Harga sewa sangat penting untuk membedakan harga sewa sesuai

dengan waktunya, misalnya per bulan, per tahun, atau per hari.

d. Penjelasan jenis pekerjaan

Penjelasan jenis pekerjaan yaitu pihak yang menyewakan menjelaskan

jasa yang dibutuhkan penyewa dan orang yang dapat memberikan

jasanya. Barang yang disewakan atau jasa yang diburuhkan merupakan

barang yang suci dan merupakan pekerjaan yang halal serta

lazim sifatnya, seperti menyewakan kerbau untuk menggarap sawah.

24

(36)

Pemanfaatan barang dibenarkan oleh syariat Islam. Penjelasan tentang

jenis pekerjaan sangat penting dan diharuskan ketika menyewa

seseorang untuk bekerja sehingga tidak terjadi kesalahan dan

pertentangan di kemudian hari.

Dalam hal perjanjian sewa-menyewa, risiko mengenai barang yang

dijadikan obyek perjanjian sewa-menyewa dipikul oleh pihak pemilik

barang (yang menyewakan), sebab pihak penyewa hanya menguasai untuk

mengambil manfaat dari barang yang disewakan, atau dengan kata lain

pihak penyewa hanya berhak atas manfaat dari barang/benda saja,

sedangkan hak atas bendanya masih tetap berada pada pihak yang

menyewakan. Jadi apabila terjadi kerusakan terhadap barang yang menjadi

obyek perjanjian sewa-menyewa, maka tanggung jawab pemiliklah

sepenuhnya, pihak penyewa tidak mempunyai kewajiban untuk

memperbaikinya, kecuali apabila kerusakan barang yang disewanya,

kurang pemeliharaan (sebagaimana lazimnya pemeliharaan barang seperti

itu).25

4. Syarat manfaat

Manfaat adalah faedah yang dikehendaki dari suatu benda. Manfaat

termasuklah tenaga dan ilmu pengetahuan, tempat kediaman yang ada

pada sebuah rumah, ruang untuk menjalankan aktivitas perniagaan, alat

pengangkutan yang ada pada sebuah bangunan, alat pengankutan yang ada

pada kereta api, alat perhubungan yang ada pada telepon, alat penyampai

25

(37)

29

informasi yang ada pada komputer, pembuatan dan pemrosesan yang ada

pada mesin, dan lain-lain.26

Ulama Syafi’iyah dan Malikiyah berpendapat bahwa manfaat

mempunyai fungsi yang sama dengan benda karena faktor-faktor sebagai

berikut:27

a. Nilai suatu benda terletak pada manfaat benda itu sendiri.

b. Masyarakat umum pada umumnya telah menerima manfaat dari suatu

benda, sehingga dapat diperdagangkan secara luas.

c. Aturan hukum Islam menganggap manfaat sebagai benda karena

manfaat dijadikan sebagai mahar.

d. Jaminan diberikan kepada manfaat sebagai suatu perlindungan

sebagaimana perlindungan atas benda.

e. Manfaat tidak boleh karena sifatnya yang tidak berwujud, namun ia

diperbolehkan karena benda itu sesungguhnya dapat mendatangkan

manfaat.

Jumhur ulama berbeda pendapat dalam menentukan kategori

manfaat. Syarat manfaat yang disepakati oleh jumhur ulama adalah:28

a. Sesuatu yang dibolehkan dalam agama Islam.

Tiga kategori manfaat yang diperbolehkan dalan Islam yaitu, pertama,

manfaat untuk memenuhi keperluan seperti, pengeluaran bahan

makanan, kediaman, air bersih dan kemudahan peribadatan. Kedua,

26

Mohd Sabri Abdul Ghafar dan Abdul Mumin Ab Ghani, Manfaat Al-Ija>rah Menurut Perspektif Fiqh Empat Mazhab”, Jurnal Fiqh: No. 3,(t.tp: t.p, 2006), 4.

27

Ibid. 4.

28

(38)

manfaat untuk memenuhi keperluan sekunder seperti, alat media,

teknologi, perbankan dan keuangan, pengurusan perniagaan dan

pemasaran. Ketiga, manfaat untuk memenuhi keselarasan tambahan

yang dibenarkan dalam Islam seperti, salon kecantikan, aktivitas

kesenian, dan lain-lain. Ulama telah sepakat bahwa ija>rah untuk

perkara-perkara maksiat adalah terlarang, diantaranya membunuh

tanpa hak, zina, mengedarkan arak, hiburan yang melalaikan,

menyebarkan ilmu sihir, dan lain-lain.29

b. Sesuatu yang bernilai dan berharga

Berdasarkan hukum Islam dan urf suatu manfaat yang boleh dijadikan ija>rah apabila sudah menjadi amalan biasa yang tidak bertentangan

dengan aturan hukum Islam. Manfaat ija>rah harus benda yang kekal

dan tidak mudah habis.

c. Diketahui jenis, sifat dan jatuh tempo suatu manfaat.

Pihak memberi ija>rah harus menjelaskan tentang jatuh tempo ija>rah, sifat dan ciri-ciri manfaat yang akan diberikan kepada penerima ija>rah

supaya tidak ada perselisihan dikemudian hari. Bagi pihak penerima

ija>rah harus mengetahui tentang jenis, ciri-ciri dan sifat yang ada pada

manfaat itu supaya dalam membuat pilihan sesuai dengan kehendak

dan keperluannya. Dengan itu dapat terwujudlah kerelaan antara

pihak pemberi ija>rah dan pihak penerima ija>rah yang menjadi asas kontrak pertukaran dan terhindarlah perselisihan antara kedua belah

29

(39)

31

pihak. Sebelum kontrak ija>rah ditentukan hendaklah mengetahui

kekurangan yang dapat merusak kontrak tersebut.

d. Untuk kepentingan penerima ija>rah

e. Dimiliki oleh pemberi ija>rah maksudnya keadaan manfaat dapat

diberikan oleh orang yang menyewakan.

Ulama Hanafiyah menyebutkan dua macam manfaat, manfaat

atas benda dan manfaat kerja. Ulama Malikiyah menyebutkan manfaat

kepada manfaat benda yang berwujud dan manfaat benda yang tidak

berwujud yang ditentukan sifatnya. Ulama Syafi’iyah membagi manfaat

kepada manfaat benda dan manfaat kerja yang wujud, manfaat benda atau

kerja yang tidak berwujud (yang ditentukan sifatnya).30

5. Syarat upah (ujrah)

Ujrah (harga sewa) yaitu nilai harta yang dikeluarkan sebagai

pengganti manfaat dari barang. Uang sewa harus diserahkan bersamaan

dengan penerimaan barang yang disewa. Jika lengkap manfaat yang

disewa, maka uang sewanya harus lengkap. Karena ija>rah adalah akad

timbal balik, oleh karena itu ija>rah tidak sah dengan upah yang belum

diketahui.

Ulama Hanafiyah menyebutkan apabila ija>rah adalah suatu

pekerjaan maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya

pekerjaan tersebut. Jika akad sudah berlangsung dan tidak ada ketentuan

pembayaran upah, maka pemberi upah wajib menyerahkan

30

(40)

pembayarannya secara berangsur-angsur sesuai dengan manfaat yang

telah diterimanya.

Para ulama telah menetapkan syarat upah, yaitu:

a. Berupa harta tetap dan dapat diketahui.

b. Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ija>rah.

c. Upah harus jelas dan sesuatu yang bernilai ekonomis.31

Hak menerima upah bagi musta’jir adalah sebagai berikut:32

a. Ketika pekerjaan selesai dikerjakan maka pembayaran harus diberikan

oleh pemberi upah.

b. Apabila menyewa barang, uang sewa dibayar ketika akad sewa,

kecuali bila dalam akad ditentukan lain, manfaat barang yang

disewakan mengalir selama penyewaan berlangsung.

E. Prinsip Akad Ija>rah

Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah perjanjian

sewa antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa, dimana pihak

penyewa harus membayar sewa sesuai dengan perjanjian dan barang yang

disewa harus dikembalikan kepada pihak yang menyewakan apabila batas

waktu/jatuh tempo benda yang disewa telah habis masa sewanya.

Transaksi ija>rah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak guna),

bukan perpindahan kepemilikan (hak milik). Jadi pada dasarnya prinsip

ija>rah sama saja dengan prinsip jual beli tapi perbedaannya terletak pada

31

Nasrun Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), 232.

32

(41)

33

objek transaksinya. Apabila pada jual beli objek transaksinya adalah

barang, sedangkan pada ija>rah objek transaksinya adalah manfaat barang maupun jasa.33

F. Sifat Ija>rah

Para ulama fiqih berbeda pendapat tentang sifat ija>rah, ulama

Hanafiyah menyebutkan bahwa ija>rah bersifat mengikat kedua belah pihak,

tetapi boleh dibatalkan secara sepihak apabila terdapat uzur dari salah satu

piahk yang melakukan akad, seperti salah satu pihak meninggal atau

kehilangan kecakaoan bertindak hukum. Sedangkan jumhur ulama

menyatakan bahwa ija>rah bersifat mengikat, kecuali ada cacat atau barang

yang menjadi objek sewa tidak boleh dimanfaatkan. Akibat perbedaan

pendapat tersebut, apabila salah seorang yang berakad meninggal dunia maka

ija>rah menjadi batal menurut pendapat ulama Hanafiyah karena suatu

manfaat tidak boleh diwariskan. Sedangkan menurut jumhur ulama apabila

salah seorang yang berakad meninggal dunia maka ija>rah tidak berakhir sebab

manfaat boleh diwariskan karena termasuk harta.

G. Pembagian dan Hukum Ija>rah

Ketetapan hukum ija>rah menurut ulama Hanafiyah adalah

kemanfaatan yang sifatnya mubah. Sedangkan menurut ulama Malikiyah,

hukum ija>rah sesuai dengan keberadaan manfaat. Menurut ulama Hanabilah

33

(42)

dan Syafi’iyah hukum ija>rah tetap pada keadaannya dan hukum tersebut menjadikan masa sewa seperti benda yang tampak.34

Ija>rah terbagi menjadi dua yaitu ija>rah terhadap benda atau

sewa-menyewa dan ija>rah atas pekerjaan atau upah mengupah. Perbedaan antara

jasa dan sewa adalah pada jasa tenaga kerja, disyaratkan kejelasan

karakteristik jasa yang diakadkan. Sedangkan pada barang, selain persyaratan

yang sama, juga disyaratkan bisa dilihat (dihadirkan) pada waktu akad

dilangsungkan, sama seperti persyaratan barang yang diperjual belikan.

1. Hukum sewa-menyewa

Dibolehkan ija>rah atas barang mubah seperti, rumah, kamar, dan lain-lain.

Tetapi ija>>rah dilarang terhadap benda-benda yang diharamkan.

2. Hukum upah-mengupah

Upah mengupah atau ija>rah ‘ala al-a’mal, yakni jual beli jasa. Biasanya berlaku dalam beberapa hal, seperti menjahitkan pakaian, membangun

rumah, dan lain-lain, ija>rah ‘ala al-a’mal terbagi menjadi dua bagian

yaitu:

a. Ija>rah khusus

Ija>rah khusus adalah ija>rah yang dilakukan oleh seorang pekerja.

Hukumnya orang yang bekerja tidak boleh bekerja selain dengan

orang yang telah memberikan upah.

34

(43)

35

b. Ija>rah musytarik

Ija>rah musyatarik adalah ija>rah yang dilakukan secara bersama-sama

atau melalui kerja sama hukumnya diperbolehkan bekerja sama

dengan orang lain, misalnya para pekerja pabrik.35

H. Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ijar>ah

Adapun hal-hal yang menyebabkan batalnya perjanjian sewa-menyewa

adalah disebabkan sebagai berikut:36

1. Rusaknya benda yang disewakan, seperti menyewakan binatang

tunganggan lalu binatang tersebut mati, menyewakan rumah lalu rumah

tersebut hancur, atau menyewakan tanah untuk ditanami lalu airnya

berhenti

2. Hilangnya tujuan yang diinginkan dari ija>rah tersebut. Misalnya,

seseorang menyewa dokter untuk mengobatinya, namun ia sembuh

sebelum sang dokter memulai tugasnya. Dengan demikian, penyewa

tidak dapat mengambil apa yang diinginkan dari akad ija>rah tersebut.

3. Terjadinya aib pada barang sewaan yang kejadiannya ditangan penyewa

atau terlihat aib lama padanya.

4. Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, atau selesainya pekerjaan, atau

berakhirnya masa. Seperti jika masa ija>rah pada tanah pertanian telah

berakhir sebelum tanaman dipanen, maka ia tetap berada di tangan

penyewa sampai masa selesai diketam, sekalipun terjadi pemaksaan, hal

35

Ibid.,131.

36

(44)

ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bahaya (kerugian) pada pihak

penyewa, yaitu dengan mencabut tanaman sebelum waktunya.

Ija>rah yang telah berakhir masa sewanya, maka penyewa berkewajiban

mengembalikan barang sewaan. Apabila barang itu berbentuk barang yang

dapat dipindahkan, maka penyewa wajib menyerahkan kepada pemiliknya.

Apabila barangnya tidak bergerak, penyewa berkewajiban menyerahkan

kepada pemiliknya dalam keadaan kosong (tidak ada) harta milik penyewa.

Akad ija>rah akan berakhir apabila tidak memenuhi beberapa kriteria diantaranya:

1. Obyek hilang atau musnah, seperti rumah terbakar atau baju yang

dijahitkan hilang.

2. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad ija>rah telah berahir. Apabila

yang disewa itu rumah, maka rumah itu dikembalikan pada pemiliknya.

3. Menurut ulama Hanafiyah, wafatnya salah seorang yang berakad, karena

akad ija>rah, meneurut mereka tidak boleh diwariskan. Sedangkan jumhur

ulama, akad ija>rah tidak batal dengan wafatnya salah seorang yang

berakad, karena manfaat, menurut mereka boleh diwariskan dan

ija>rah

sama dengan jual beli, yaitu mengikat kedua belah pihak.37

37

(45)

37 BAB III

PEMBAYARAN KODE UNIK DI TOKOPEDIA

A. Profil Tokopedia

Tokopedia merupakan suatu perseroan terbatas yang menjalankan

kegiatan usaha jasa web portal www.tokopedia.com. Tokopedia memang

bukan situs online marketplace pertama di Indonesia. Ide untuk membuat mal

di dunia maya sesungguhnya sudah ada sejak tahun 2007. Namun tidak segera

terlaksana karena ketika itu Leontinus Alpha Edison dan William Tanuwijaya

sebagai penggagas berdirinya situs Tokopedia belum memiliki investor.

Tokopedia didirikan pada bulan Februari 2009 dan meluncurkan

www.tokopedia.com pada tanggal 17 Agustus 2009.

Sepanjang tahun 2007-2009 Tokopedia mencari investor yang mau

bergabung dengannya. Pada tanggal 6 Februari 2010 Tokopedia mendapat

suntikan dana sebesar 2,5 miliar dari PT Indonusa Dwitama. Tokopedia juga

berhasil memikat East Ventures, perusahaan yang fokus pada investasi bisnis

di internet dan berbasis di Singapura.1 Selian itu Tokopedia juga menerima

investasi dari CyberAgent Ventures.2 Hingga pada tanggal 4 April 2012

Tokopedia telah menerima investasi dari netprice.com, Ltd.3 Pada tanggal 22

1

William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,

https://www.tokopedia.com/blog/investasi-baru-Tokopedia-dari-east-ventures/, diakses pada 18 Maret 2017.

2

William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,

https://www.tokopedia.com/blog/Tokopedia-menerima-investasi-series-b-dari-cyberagent-ventures-inc/, diakses pada 18 Maret 2017.

3

William Tanuwijaya, “Seputar Tokopedia-Press Release”,

(46)

Oktober 2014 Tokopedia menerima investasi senilai 100 Juta USD (sekitar 1,2

Triliyun Rupiah) dari SoftBank Internet and Media dan Sequoia Capital.4

Pendanaan yang diperoleh tersebut nantinya akan digunakan untuk

memberikan subsidi untuk setiap transaksi di Tokopedia, misalnya saja saat

melakukan pembayaran menggunakan metode tertentu akan dipastikan tanpa

biaya sepeserpun. Khusus metode pembayaran menggunakan kartu kredit akan

dilakukan subsidi sebagian karena seluruh resiko harus ditanggung pemilik

platform dan biaya MDR yang terlalu besar, sehingga tidak mampu untuk

memberikan subsidi sepenuhnya. Apabila pembeli ingin menggunakan kartu

kredit akan dikenakan biaya CSistrasi yang harus dibayar.5

Salah satu persiapan yang sangat penting dalam membuat online

marketplace adalah memilih domain dan tempat hosting. Domain adalah

identitas sebuah situs web di internet. Untuk bisa membuka sebuah situs web,

kita harus mengetahui domain situs tersebut dan menginputkannya di kolom

alamat browser yang kita gunakan. Domain biasanya didapat dengan cara

membeli dari lembaga pengelola domain seperti PANDI (Pengelola Nama

Domain Indonesia) atau para reseller domain. Harga yang ditawarkan

beragam, mulai dari Rp 50.000, Rp 80.000, Rp 100.000, atau lebih. Harga

tersebut biasanya untuk pembayaran per tahun, lalu dapat diperpanjang

kembali. Sedangkan hosting adalah tempat untuk menyimpan data dan file

4William Tanuwijaya, “Seputar

Tokopedia”, https://blog.Tokopedia.com/2014/10/alasan-Tokopedia-menerima-softbank-dan-sequoia/, diakses pada 18 Desember 2016.

5William Tanuwijaya, “Seputar

(47)

39

situs web di sebuah server yang terhubung dengan jaringan internet.6 Nama

domain “Tokopedia” merupakan gabungan dari kata Toko dan Ensiklopedia,

yang mengandung makna situs ini akan menjadi ensiklopedi lengkap dari

toko-toko online. Pada tanggal 30 Mei 2008 nama domain Tokopedia.com

berhasil dibeli, karena khawatir nama domain Tokopedia diklaim oleh pihak

lain.

Gagasan utama membuat situs dengan konsep mal online karena

banyak individu dan pemilik bisnis yang ingin berbisnis online namun tidak

bisa membuat situs sendiri, sehingga di sinilah peran Tokopedia yang akan

membantu para penjual untuk dapat membuka toko di Tokopedia. Tokopedia

juga menawarkan pengalaman berbelanja online yang lebih aman dan nyaman.

Para penjual yang ingin berjualan bisa mendaftar secara gratis lalu membuka

toko dengan memajang produk yang ingin ditawarkan di situs tersebut.

Berbagai kategori produk yang dapat ditawarkan oleh penjual antara lain:

fashion pria dan wanita, handphone, komputer, alat-alat elektronik, buku,

software, hingga peralatan kantor dan peralatan sekolah, dan masih banyak

lainnya.

Para penjual yang membuka toko di Tokopedia akan memperoleh

nama domain, selain itu mereka juga akan diberi petunjuk untuk mengelola

etalase dan gudang, hingga petunjuk untuk mengelola transaksi yang telah

disediakan oleh pihak Tokopedia. Dalam ketentuan Huruf E No. 7, Tokopedia

memiliki kewenangan mangambil alih sub-domain toko penjual apabila akun

6

(48)

penjual sudah tidak aktif lebih dari 1 tahun atau pemilik merek dagang resmi

(yang sudah terdaftar secara umum di Daftar Umum Merek di Indonesia)

memiliki nama yang sama dengan sub-domain penjual.

Tokopedia tidak hanya menjadi tempat untuk memasang iklan, tetapi

juga mengambil alih resiko apabila terjadi penipuan oleh penjual. Selain itu,

Tokopedia juga berperan sebagai moderator yang akan mengawasi dan

mengelola transaksi jual beli tersebut, serta melacak keberadaan transaksi

yang sudah dilakukan antara penjual dan pembeli. Pembeli yang memesan

barang harus membayar barang terlebih dahulu. Uang pembayaran itu

nantinya akan disimpan di rekening penampungan (escrow akun) dan akan

dibayarkan kepada penjual setelah barang dipastikan sampai pada pemesan.

Kepastian barang sampai pada pemesan dapat dicek secara online lewat resi

pengiriman kurir. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi kredibilitas dari

penjual, yang pasti penjual yang bergabung di situs Tokopedia sudah

memenuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh pihak Tokopedia.

Tokopedia mengusung model bisnis open marketplace, yaitu setiap

individu dapat membuka toko online dan meng-upload produk mereka secara

instan semudah membuka dan mem-posting di media sosial. William

Tanuwijaya co-founder yang juga menjabat sebagai Direktur Tokopedia. Sejak

diluncurkan pada Agustus 2009, Tokopedia terus mencatat pertumbuhan

positif. Perkembangan Tokopedia selama tahun 2015 lalu mengalami

(49)

41

2015 merchant-merchant Tokopedia mengirimkan 5,4 juta produk dari

transaksi yang terjadi melalui Tokopedia.7

Salah satu sumber keuntungan Tokopedia yaitu berasal dari merchant

yang menggunakan opsi gold merchant yang telah disediakan oleh Tokopedia.

Gold merchant yaitu fitur berbayar yang memungkinkan pengguna untuk

mendapatkan fasilitas eksklusif yang hanya diperuntukkan bagi pengguna gold

merchant dan tidak didapatkan oleh pengguna reguler. Merchant-merchant

yang ingin menjadi sponsor Tokopedia akan dikenakan yaitu sebesar Rp

150.000 untuk pembayaran tiap bulan, Rp 300.000 untuk pembayaran tiap tiga

bulan, Rp 550.000 untuk pembayaran enam bulan dan Rp 999.000 untuk

pembayaran satu tahun. Tokopedia akan memberikan fitur-fitur yang sifatnya

membantu para gold merchant agar lebih efisien dalam mengelola tokonya.

Selain itu Tokopedia juga akan memberikan fitur TopAds untuk

merchant-merchant yang ingin mendapatkan exposure tambahan.8

B. Sistem Kerja Tokopedia

Tokopedia merupakan salah satu online marketplace yang

menyediakan ruang berbentuk laman situs yang disewakan kepada para

penjual untuk dapat menjajakan dagangannya melalui dunia maya. Proses

utama yang menjadi karakter online marketplace adalah

pendaftaran/registrasi, pemilihan barang/jasa oleh pembeli, transaksi jual beli,

7William Tanuwijaya, “Seputar

Tokopedia”, https://blog.Tokopedia.com/2015/04/mengapa-Tokopedia-akhir-akhir-ini-sering-maintenance/, diakses pada 18 Desember 2016.

8Tokopedia, “

(50)

pembayaran oleh pembeli melalui jasa penyelenggara online, penyerahan

barang/jasa secara online/offline dan terakhir penyetoran uang pembayaran

dari penyelenggara jasa online kepada pedagang.

1. Prosedur Mendaftar Sebagai Pengguna Tokopedia

Pengguna adalah pihak yang menggunakan layanan Tokopedia,

tidak sebatas penjual, pembeli ataupun pihak yang sekedar berkunjung ke

situs Tokopedia. Bedanya kalau pengunjung tidak dapat melakukan

transaksi jual beli karena mereka tidak mempunyai akun Tokopedia.

Pengguna dapat membuat akun Tokopedia dengan cara mendaftar secara

gratis. Berikut ini langkah-langkah mendaftar menjadi pengguna situs

Tokopedia:

a. Kunjungi situs Tokopedia www.tokopedia.com maka akan

[image:50.595.150.511.298.684.2]

menampilkan halaman awal situs Tokopedia.

Gambar 1.1

Halaman awal situs Tokopedia

(51)

43

b. Klik “Daftar” pada header menu.

Gambar 1.2

Header menu di Tokopedia

Sumber: ScreenSnapshotTool halaman awal situs Tokopedia.

c. Isi data diri pada halaman formulir pendaftaran dengan benar dan

lengkap, seperti:

1) Nama lengkap

2) Nomor handphone

3) Alamat email

4) Kata sandi

5) Jenis kelamin

[image:51.595.169.488.280.547.2]

6) Tanggal lahir

Gambar 1.3

Form biodata pendaftaran sebagai pengguna

Sumber: ScreenSnapshotTool situs Tokopedia.

d. Untuk bergabung silahkan klik“Daftar Akun”.

Gambar 1.4

Ikon daftar akun untuk mendaftar sebagai pengguna

(52)

e. Tokopedia akan mengirimkan email balasan ke email yang sudah

[image:52.595.146.510.146.612.2]

dikirim untuk melakukan aktivasi akun.

Gambar 1.5

Email balasan dari Tokopedia

Sumber: ScreenSnapshotTool email pengguna

f. Proses pendaftaran email telah selesai, kemudian cek email dan ikuti

petunjuk pada email tersebut.

Gambar 1.6

Notifikasi aktivasi akun Tokopedia pengguna

Sumber: ScreenSnapshotTool email pengguna

g. Pengguna dapat mengoperasikan akun Tokopedia untuk berbelanja

atau membuka toko.

Sebelum menggunakan akun Tokopedia alangkah baiknya

(53)

45

dipatuhi sebagai pemakai jasa yang ditawarkan oleh Tokopedia terkait

penggunaan situs www.tokopedia.com karena akan berdampak pada hak

dan kewajiban pengguna dibawah hukum. Dengan mendaftar dan/atau

menggunakan situs Tokopedia, maka pengguna dianggap telah membaca,

mengerti, memahami dan menyetujui semua isi dalam syarat dan

ketentuan. Syarat dan ketentuan ini merupakan bentuk kesepakatan yang

dituangkan dalam sebuah perjanjian yang sah antara pengguna dengan

Tokopedia. Apabila pengguna tidak menyetujui salah satu, sebagian atau

seluruh isi syarat dan ketentuan, maka pengguna tidak diperkenankan

menggunakan layanan di situs www.tokopedia.com.

2. Prosedur Buka Tokodi Tokopedia

Pelaku usaha dapat memanfaatkan situs Tokopedia untuk

m

Gambar

Gambar 1.1 Halaman awal situs Tokopedia
Gambar 1.3 Form biodata pendaftaran sebagai pengguna
Gambar 1.5 Email balasan dari Tokopedia
Gambar 2.1 Halaman akun Tokopedia pengguna
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga spontan berbelanja ketika melihat diskon besar yang membuat konsumen lupa akan nilai guna dari produk. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat pengaruh tidak

Perbedaan Analisis Sefalometri Skeletal Sebelum dan Sesudah Perawatan Alat Myofunctional pada Pasien Maloklusi Dentoskeletal Kelas II Divisi I dalam Masa

Pengembangan kecerdasan majemuk dapat dilakukan dalam pembelajaran IPA karena pembelajaran IPA memiliki karakteristik yang sesuai untuk pengembangan kecerdasan

The proposed ESOS method is then used to solve complicated mathematical benchmark problems and one structural engineering design problem.. Brief Introduction to the SOS

Dari data hasil penelitian diperoleh bahwa mi kering dengan kandungan tepung ubi jalar tertinggi memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan mi kering ubi jalar

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha, yaitu terdapat interaksi antara pemanfaatan CD komputer BSE (klasikal dan kelompok kecil) dengan motivasi

Penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silase hijauan yang dihasilkan dari pertanaman Clitoria ternatea yang ditanam secara monokultur atau sebagai tanaman