• Tidak ada hasil yang ditemukan

index.php option=com docman&task=doc &gid=296&Itemid=112.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "index.php option=com docman&task=doc &gid=296&Itemid=112."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Antar Kerja Antar Lokal (AKAL)

Konsep antar kerja antar lokal dalam analisis ketenagakerjaan ini merujuk pada

mereka yang bekerja di lain kabupaten/kota dengan persyaratan waktu pulang pergi

ditempuh dalam setiap hari. Jenis tenaga kerja ini juga dikenal dengan tenaga kerja

komuter. Batasan AKAL tersebut disesuaikan dengan data yang tersedia di

SAKERNAS. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa kategori tenaga kerja

komuter mungkin akan lebih tepat diterapkan kepada mereka yang bekerja di

wilayah sekitar pusat pertumbuhan seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Dengan

demikian, mereka yang tinggal di sekitar pusat pertumbuhan dan bekerja di

pusat-pusat pertumbuhan tersebut dan kembali pada sore harinya disebut sebagai tenaga

kerja komuter. Akan tetapi pengklasifikasian tersebut mungkin kurang tepat

mengingat mobilitas pekerja tidak hanya terjadi dari wilayah penyangga (sekitar

pusat pertumbuhan) menuju pusat pertumbuhan, tetapi mobilitas juga bisa terjadi

antar wilayah penyangga. Misalnya, untuk wilayah Jabodetabek mobilitas pekerja

yang terjadi di samping dari wilayah Bodetabek menuju Jakarta, mobilitas juga

terjadi antar wilayah di wilayah Bodetabek itu sendiri. Dengan demikian batasan

secara umum mengenai Antar Kerja Antar Lokal mengacu pada dua hal: (i)

kabupaten/kota tempat tinggal berbeda dengan kabupaten/kota tempat bekerja, dan

(ii) waktu pulang pergi ditempuh setiap hari.

Tabel Jumlah tenaga kerja komuter menurut propinsi dan jenis kelamin, 2008

Propinsi Laki-laki perempuan Total

NAD 20.566 7.309 27.875

SUMATERA UTARA 375.704 164.205 539.909

SUMATERA BARAT 46.699 20.287 66.986

RIAU 23.279 4.038 27.317

JAMBI 16.983 3.145 20.128

SUMATERA SELATAN 67.456 28.231 95.687

BENGKULU 12.153 3.564 15.717

LAMPUNG 73.803 19.831 93.634

KEP. BANGKA BELITUNG 19.007 6.013 25.020

KEPULAUAN RIAU 7.170 844 8.014

DKI JAKARTA 808.091 396.609 1.204.700

JAWA BARAT 1278029 369.099 1.647.128

(2)

D I YOGYAKARTA 246.360 136.909 383.269

JAWA TIMUR 484.083 167.227 651.310

BANTEN 481.707 143.689 625.396

BALI 90.672 36.296 126.968

NUSA TENGGARA BARAT 28.895 9.276 38.171

NUSA TENGGARA TIMUR 3.651 948 4.599

KALIMANTAN BARAT 22.282 9.755 32.037

KALIMANTAN TENGAH 6.211 942 7.153

KALIMANTAN SELATAN 33.785 7.454 41.239

KALIMANTAN TIMUR 16.887 2.163 19.050

SULAWESI UTARA 19.484 9.323 28.807

SULAWESI TENGAH 174.655 107.153 281.808

SULAWESI SELATAN 63.539 14.176 77.715

SULAWESI TENGGARA 12.933 3.220 16.153

GORONTALO 12.432 5.462 17.894

SULAWESI BARAT 6.057 558 6.615

MALUKU 29.756 18.448 48.204

MALUKU UTARA 1.694 630 2.324

PAPUA BARAT 9.933 6.148 16.081

PAPUA 12.052 7.600 19.652

INDONESIA 4.951.073 1.957.079 6.908.152 Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Jumlah pekerja komuter di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 6,9 juta orang. Dari

total tenaga kerja komuter tersebut 75 persen (5,2 juta) berada di Pulau Jawa. Di

wilayah Pulau Jawa, lebih dari separoh tenaga kerja komuter berada di wilayah

Jabodetabeka (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang). Dilihat

menurut jenis kelamin, sebagian besar tenaga kerja komuter adalah laki-laki yang

jumlahnya mencapai sekitar 70 persen (4,95 juta orang). Selanjutnya jika dilihat

berdasarkan distribusi menurut propinsi, jelas terlihat bahwa tenaga kerja komuter

sebagian besar berada di sejumlah propinsi di Pulau Jawa. Lebih dari seperlima

tenaga kerja komuter di Indonesia berada di Jawa Barat yang menempati tempat

teratas. Hal ini tidak terlepas dari lokasi Jawa Barat yang bertetangga dengan pusat

pertumbuhan Jakarta. Di wilayah Sumatra, pekerja komuter terlihat cukup besar di

Propinsi Sumatra Utara, sementara di Sulawesi berdasarkan data yang ada ternyata

(3)

Tabel Jumlah tenaga kerja komuter menurut jenis kelamin dan wilayah, 2008

Wilayah laki-laki perempuan Total

Jawa 3.743.335 1.460.060 5.203.395

Jabodetabeka 2.011.229 793.287 2.804.516 Luar Jabodetabeka 1.732.106 666.773 2.398.879 Luar Jawa 1.207.738 497.019 1.704.757

Total 4.951.073 1.957.079 6.908.152

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Catatan: Jabodetabeka mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang

Gambar Distribusi persentase pekerja komuter menurut propinsi, 2008

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Beberapa karakteristik tenaga kerja komuter yang menarik untuk dianalisis adalah

tingkat pendidikan, lapangan usaha, upah, jarak tempuh, waktu tempuh, dan alat

transportasi. Tingkat pendidikan pekerja komuter secara umum cukup tinggi seperti

terlihat pada besarnya persentase pekerja komuter yang berpendidikan SLTA ke

atas yang mencapai lebih dari 55 persen, sementara seperempat dari mereka

berpendidikan SD ke bawah. Jika dibandingkan antara Jawa dan Luar Jawa,

tampaknyatingkat pendidikan tenaga kerja komuter di Jawa relative lebih tinggi

dibandingkan dengan di Luar Jawa seperti dindikasikan oleh lebih tingginya

(4)

persentase di Luar Jawa. Selanjutnya untuk wilayah Jawa sendiri pekerja komuter di

Jabodetabeka secara umum memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik

dibandingkan mereka yang berada di wilayah Luar Jabodetabeka. (Tabel 4.10).

Tabel Persentase pekerja komuter menurut wilayah dan pendidikan, 2008

Wilayah

SD Ke

bawah SLTP SLTA Universitas Total

Jawa 23,5 17,5 38,0 21,0 100

Jabodetabeka 16,6 15,3 42,3 25,8 100

Luar Jabodetabeka 31,6 20,0 32,9 15,5 100

Luar Jawa 31,5 19,3 34,1 15,1 100

Total 25,5 17,9 37,0 19,6 100

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Catatan: Jabodetabeka mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang

Tabel Distribusi persentase pekerja komuter menurut lapangan usaha dan jenis kelamin, 2008

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Total

Pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan 10,6 12,3 11,1

Pertambangan dan penggalian 1,4 0,2 1,0

Industri 19,1 26,4 21,2

Listrik, gas dan air minum 0,7 0,2 0,6

Konstruksi 12,6 1,1 9,4

Perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi 25,7 33,8 28,0

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Lapangan usaha atau sector pekerjaan yang umumnya dijalani oleh pekerja komuter

adalah sector perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi, sector jasa

kemasyarakatan, social dan perorangan, dan sector industri. Pola tersebut tidak

terlihat berbeda jika dilihat menurut jender. Akan tetapi, jika dilihat menurut wilayah

Jawa dan Luar Jawa, ada sedikit perbedaan dimana sector pertanian menempati

(5)

di wilayah Jawa terlihat sama dengan pola nasional secara keseluruhan. Sektor lain

yang cukup besar persentase pekerja komuternya adalah sector konstruksi.

Tabel Distribusi persentase pekerja komuter menurut lapangan usaha dan wilayah, 2008

Lapangan Usaha

perburuan 4,5 8,5 6,3 21,0

Pertambangan dan penggalian 0,7 0,8 0,8 1,5

Industri 21,0 24,5 22,6 8,3

Listrik, gas dan air minum 0,6 0,4 0,5 0,5

Konstruksi 5,1 10,8 7,7 10,7

Perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi 26,7 23,6 25,3 24,9

Transportasi, pergudangan dan

komunikasi 11,2 9,1 10,2 9,9

Lembaga keuangan, real estate,

persewaan 8,3 2,9 5,8 2,3

Jasa kemasyarakatan, sosial dan

perorangan 22,0 19,4 20,8 20,8

Total 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Dilihat berdasarkan upah yang diterima pekerja komuter, secara rata-rata pekerja komuter

menerima upah sebesar Rp 970 ribu (lihat Tabel 4.13). Tabel tersebut juga memperlihatkan

ketimpangan tingkat upah baik antara laki-laki dan perempuan, antara Jawa dan Luar Jawa

dan antara Jabodetabeka dan Luar Jabodetabeka. Ketimpangan upah antara laki-laki dan

perempuan terlihat di semua wilayah dengan tingkat upah perempuan jauh di bawah upah

yang diterima laki-laki. Perbedaan upah tenaga kerja komuter terlihat sangat besar antara

wilayah Jawa dan Luar Jawa dengan perbedaan sekitar Rp 400 ribu.

Pekerja komuter di Jawa secara rata-rata memperoleh upah sebesar Rp 1.066.815,

sementara di Luar Jawa pekerja komuter hanya menerima upah per bulan sebesar Rp

677.728. Besarnya perbedaan upah antara Jawa dan Luar Jawa utama dikarenakan adanya

perbedaan upah yang sangat besar di Wilayah Jawa khususnya antara wilayah

Jabodetabeka dan Luar Jabodetabeka dimana perbedaannya sekitar dua kali lipat. Pekerja

komuter di wilayah Jabodetabeka menerima upah secara rata-rata sebesar Rp 1.378.377,

sementara pekerja komuter di luar Jabodetabeka di wilayah Jawa hanya memperoleh upah

sebesar Rp 702.568. Faktor lain yang sangat menentukan besarnya tingkat upah adalah

(6)

secara signifikan menurut tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja,

semakin besar upah yang diterima. Pekerja komuter dengan tingkat pendidikan universitas

akan memperoleh upah hamper delapan kali lipat dari mereka yang hanya berpendidikan

SD ke bawah.

Tabel Rata-rata upah pekerja komuter menurut wilayah dan jenis kelamin, 2008 (Rp)

Wilayah laki-laki perempuan Total

Jawa 1.109.357 957.742 1.066.815

Jabodetabeka 1.427.568 1.253.664 1.378.377 Luar Jabodetabeka 739.868 605.672 702.568

Luar Jawa 714.587 588.164 677.728

Total 1.013.059 863.884 970.798

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Catatan: Jabodetabeka mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang

Tabel Rata-rata upah pekerja komuter menurut pendidikan dan jenis kelamin, 2008 (Rp)

Pendidikan laki-laki Perempuan Total

SD ke bawah 297.023 235.470 279.766

SLTP 628.961 468.722 587.262

SLTA 1.052.588 798.653 988.349

Universitas 2.392.500 1.834.029 2.188.305

Total 1.013.059 863.884 970.798

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Jarak tempuh termasuk jenis alat transportasi yang digunakan menuju tempat kerja juga

menarik untuk dianalisis. Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh perjalanan yang ditempuh

pekerja setiap harinya dari rumah menuju tempat kerja. Secara rata-rata jarak tempuh dari

rumah menuju ke tempat kerja yang harus dijalani pekerja komuter adalah 38 km. Pekerja

komuter laki-laki cenderung menempuh jarak yang lebih jauh menuju ke tempat kerjanya

dibandingkan pekerja komuter perempuan (46 km disbanding 19 km). Kecenderungan ini

juga berlaku menurut wilayah. Selanjutnya Pekerja komuter Luar Jawa secara umum

menempuh jarak yang lebih jauh dibandingkan pekerja komuter di wilayah Jawa, dan

khusus untuk wilayah Jawa pekerja komuter di wilayah Jabodetabeka menempuh jarak yang

lebih pendek dibandingkan pekerja komuter di wilayah Luar Jabodetabeka.

Selanjutnya berdasarkan waktu tempuh menuju tempat kerja, sebagian besar pekerja

komuter menempuh waktu kurang dari 60 menit. Sekitar 36 persen menempuh waktu

kurang dari setengah jam, sementara 37 persen menempuh waktu antara 30 menit sampai

(7)

dengan 2 jam dan lebih dari 2 jam masing-masing sebesar 18 persen dan 9 persen (Tabel

4.16). Dari sekitar 6,2 juta pekerja komuter yang menggunakan alat transportasi menuju

tempat kerjanya, lebih dari sepertiga menggunakan alat transportasi umum, sementara yang

menggunakan alat transportasi pribadi jumlahnya mencapai 57 persen (Tabel 4.17).

Besranya jumlah pekerja komuter yang menggunakan moda transporatsi pribadi

dibandingkan dengan moda transportasi umum kemungkinan besar dikarenakan belum

mencukupinya jumlah armada transportasi umum yang tersedia disamping belum cukup

tersediannya sarana transportasi umum yang nyaman serta masih banyaknya wilayah yang

belum terjangkau oleh transportasi umum.

Tabel Rata-rata jarak tempuh menuju tempat kerja menurut wilayah dan jenis kelamin, 2008 (km)

Wilayah laki-laki Perempuan Total

Jawa 42,2 18,9 35,7

Jabodetabeka 30,1 19,3 27,1

Luar Jabodetabeka 56,2 18,5 45,7

Luar Jawa 58,1 18,7 46,6

Total 46,1 18,9 38,4

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Catatan: Jabodetabeka mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang

Tabel Persentase pekerja komuter menurut waktu yang ditempuh dari rumah menuju tempat kerja dan wilayah, 2008

area <= 30 menit 31-60 menit

61-120

menit >120 menit Total

Jawa 31,2 39,8 20,3 8,6 100,0

Jabodetabeka 25,5 42,1 27,1 5,2 100,0

Luar

Jabodetabeka 37,9 37,2 12,4 12,5 100,0

Luar Jawa 49,8 29,0 9,9 11,2 100,0

Total 35,8 37,2 17,8 9,2 100,0

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

(8)

Tabel Persentase pekerja komuter yang menggunakan alat transportasi ke tempat kerja menurut jenis transportasi yang digunakan, 2008

Wilayah

Transportasi umum

Transportasi bersama

Transportasi

pribadi Total

Jawa 37,0 5,1 57,9 100

Jabodetabeka 39,4 4,5 56,1 100

Luar Jabodetabeka 34,3 5,8 59,9 100

Luar Jawa 40,4 6,7 52,9 100

Total 37,8 5,4 56,8 100

Sumber: Dihitung dari SAKERNAS 2008

Gambar

Tabel Jumlah tenaga kerja komuter menurut propinsi dan jenis kelamin, 2008
Tabel Jumlah tenaga kerja komuter menurut jenis kelamin dan wilayah, 2008
Tabel Persentase pekerja komuter menurut wilayah dan pendidikan, 2008
Tabel Distribusi persentase pekerja komuter menurut lapangan usaha dan wilayah, 2008
+2

Referensi

Dokumen terkait

Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain sebagai antena standar atau sudah memiliki gain yang standar (Gs), dengan membandingkan daya yang diterima

a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam P eraturan P residen Republik Indonesia Nom or 54 Tahun 2010 beserta perubahan dan aturan

[r]

Penyelesaian Masalah Ergonomi yang Murah tetapi Menyelesaikan Masalah... Masalah Lay Out dan Ventilasi pada Kamar Kontrak di Denpasar

Dokumen Kualifikasi Asli (BUKAN FOTOCOPY) serta sertifikasi keahlian tenaga ahli asli (BUKAN FOTOCOPY) yang disyaratkan di LDK pada Dokumen Kualifikasi. Demikian

Pokja Pengadaan Barang II Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi untuk

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bungo T.A.2011 mengundang penyedia Barang untuk mengikuti pelelangan umum ulang dengan methoda

Pokja Pengadaan Barang I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi