Mengantar Produk KUKM
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
1 ke Tingkat Global
Usaha kecil dan menengah serta koperasi (KUKM) tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski kerap dianggap "rendah", akan tetapi sumbangsih sektor KUKM tidak dapat dimungkiri.
Bahkan, sektor ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional kala diterpa krisis. Bicara soal potensi KUKM, Indonesia patut berbangga. Bukan cuma karena pelaku KUKM sangat besar jumlahnya-mencapai 51,6 juta unit usaha dan menyerap | sejjitar 90 lapangan kerja-tetapi kekayaan budaya masyarakat yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke memang luar biasa kaya. Jika dikemas dengan baik, keunikan budaya tiap-tiap suku dan daerah memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
Persoalannya adalah "kemasan". Kerap kali, produk KUKM belum mampu mewujudkan nilai ekonomisnya karena kemasannya belum cukup layak untuk dijual. Untuk itu, Kementerian KUKM sebagai salah satu instansi terkait, berupaya keras untuk meningkatkan citra serta memberdayakan pelaku usaha KUKM. Akan tetapi, seperti ditegaskan Deputi Menteri Negara KUKM Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Ikhwan Asrin, SE, MSi, upaya yang dilakukan bukanlah bersifat charity, melainkan yang mengarah pada kemandirian.
"Branding"
Kemasan menjadi penting karena dapat menciptakan kepercayaan publik. Tanpa kepercayaan pelanggan, sulit untuk memasarkan produk KUKM. Terkait dengan pemasaran, menurut Ikhwan salah satu hal yang penting dilakukan adalah melakukan branding. Itu sebabnya antara lain dibangun Gedung SMESCO Indonesia. "Gedung ini digunakan untuk mempromosikan serta menjadi etalase produk KUKM," ujar Ikhwan.
Etalase ini penting agar pelaku KUKM memiliki akses pemasaran. Dalam rangka itu mulai hari ini, Rabu . (14/10) hingga Minggu (18/10) digelar SMESCO - Festival bertempat di Jakarta Convention Center. Ajang tahunan yang digelar sejak tahun 2003 ini tadinya merupakan panrieran KUKM yang dilakukan pada tingkat provinsi, sebelum akhirnya disatukan di tingkat nasional.
Khusus untuk gelaran ketujuh tahun ini, SMESCO Festival melakukan terobosan yakni menjalin kolaborasi dengan SMESCO International sehingga nama event ini menjadi The 7th SMESCO Festival 2009 in Conjunction with SMESCO International Expo 2009. Embel-embel internasional bukan sekadar tempelan, karena ajang ini memang dihadiri oleh peserta dari sejumlah negara jiran, yaitu Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. "Ke depannya kita harap dapat lebih berkembang lagi menjadi tingkat Asia," ujar Ikhwan.
Adapun tema yang diangkat tahun ini adalah Festival Karya Kreatif KUKM. Hal itu sejalan dengan dicanangkannya tahun 2009 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif oleh Pemerintah. Peserta festival berasal dari dinas yang membidangi KUKM seluruh Indonesia, KUKM binaan
perusahaan, serta KUKM dari negara-negara ASEAN yang berjumlah sekitar 600 KUKM.
Acara
Mengantar Produk KUKM
Written by Artikel
Wednesday, 02 June 2010 11:59 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 12:46
Meski bertujuan memperluas akses pasar kepada pelaku KUKM, ajang ini tak cuma diisi kegiatan pameran atau promosi produk dan karya KUKM. Namanya juga "festival", ajang ini diramaikan beragam kegiatan seperti seminar, talkshow, workshop, lomba, hingga demo. Para pelaku KUKM dari berbagai daerah hingga negara jiran akan berbagi ilmu sehingga dapat menambahkan wawasan dan memberi inspirasi kepada para pelaku KUKM lain.
Misalnya saja dari Thailand akan mempresentasikan seputar sutera Thai (Thai silk) yang sudah terkenal. Sementara dari Vietnam akan membahas strategi pengembangan ekonomi dan
meningkatkan hubungan bilateral. Akan halnya dari Filipina membahas pelang bisnis.
Sedangkan dari Indonesia akan membahas perkembangan bisnis waralaba. Yang menarik juga adalah digelarnya berbagai perlombaan untuk berbagai tingkat usia, dari anak-anak hingga remaja, misalnya lomba peragaan busana tingkat anak-anak dan remaja.
Ada juga lomba desain kulit. Ikhwan menuturkan, yang diperhatikan bukan hanya
bagus-tidaknya tetapi juga laku-tidaknya. "Kerap kali antara perajin dan pengusaha jalan sendiri-sendiri. Melalui ajang seperti
ini, terjalin komunikasi antara kedua belah pihak sehingga karya perajin dapat menjadi produk yang layak dijual," ujar Ikhwan.
Bicara soal target, Ikhwan mengatakan pihaknya berharap ada kenaikan sekitar 10 persen dari penyelenggaraan sebelumnya, baik dari nilai transaksi maupun jumlah pengunjung.
Pada akhirnya, berbagai upaya pemberdayaan KUKM ini memiliki sejumlah nilai strategis. Seperti diu- raikan Ikhwan, melalui upaya-upaya ini diharapkan terjadi pemerataan dan keadilan dalam berusaha serta menyerap tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mengurangi
pengangguran dan menekan jumlah orang miskin. [ACA]
Sumber : Kompas