P
ENGANTAR
Dalam rangka penanggulangan
pengangguran secara nasional,
pemerintah melalui Kementerian
Ketenagakerjaan RI dan pemerintahan
daerah memandang perlu melakukan
program konkrit berupa pembinaan,
perluasan kesempatan kerja untuk
masyarakat penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Salah satu
bentuk kegiatan pembinaan dan perluasan kesempatan kerja tersebut adalah
penciptaan lapangan kerja melalui padat karya infrastruktur. Kegiatan ini bertujuan
untuk memberdayakan potensi sumber daya daerah yang masih dapat dikembangkan,
sebagai peluang peningkatan pendapatan, aksesibilitas masyarakat dan peningkatan
perekonomian lokal.
Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arah
kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka diperlukan Petunjuk Pelaksanaan yang
dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksana program di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota maupun stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap kegiatan
tersebut.
Secara tekhnis, buku PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA
INFRASTRUKTUR TAHUN 2017 ini telah disusun sesuai dengan arah kebijakan
nasional, maka dalam pelaksanaan di lapangan tetap perlu di integrasikan pada situasi
dan kondisi daerah setempat agar Kegiatan Padat Karya Infrastruktur, dapat
Besar harapan kami, pedoman ini dapat bermanfaat dan mengingat berbagai keterbatasan baik dalam hal substansi maupun sistematika penulisan maka saran konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan.
Direktur Jenderal Binapenta & PKK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
KEPDIRJEN v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 2
D. Sasaran 2
E. Sumber Anggaran 2
F. Pengertian 3
BAB II MEKANISME USULAN KEGIATAN 9
A. Tahapan Usulan Kegiatan 9
B. Bentuk Usulan Kegiatan 11
BAB III TAHAPAN KEGIATAN PADAT KARYA 13
A. Perencanaan 13
B. Persiapan 14
C. Pelaksanaan 20
D. Penggunaan Anggaran 28
E. Keberlanjutan 29
BAB IV PENGENDALIAN 31
A. Monitoring dan Evaluasi 31
B. Pengawasan 31
C. Pelaporan 32
BAB V PENUTUP 37
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Jl. Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51 Lantai IV Jakarta Selatan 12950, Telp. 021-52902045, Faks. 021-52902045
Homepage http://www.binapenta.kemnaker.go.id
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NOMOR KEP. 1834/PPTK&PKK/XII/2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
TAHUN 2017
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya Infrastruktur;
b. bahwa kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilaksanakan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2017 pada Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dan Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Direktorat Jenderal Binapenta dan PKK, Kementerian Ketenagakerjaan RI;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 622);
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;
11. Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur.
Memperhatikan : 1. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pengembangan Dan Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.1.451182/2017 Tanggal 7 Desember 2016;
2. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.2.259322/2017 Tanggal 7 Desember 2016.
MEMUTUSKAN
Memperhatikan : Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur
KESATU : Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU merupakan acuan dalam pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur kepada masyarakat.
KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan
Jakarta, 15 Desember 2016 Direktur Jenderal Binapenta dan PKK
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai upaya mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan
nasional maka dibutuhkan beberapa unsur penunjang, yang salah satunya
yaitu ketersedian sarana infrastruktur. Sarana infrastruktur tersebut
dianggap memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mobilisasi masyarakat
maupun barang dari maupun menuju sentra sosial-ekonomi. Diharapkan
dengan adanya pembangunan sarana infrastruktur dapat memiliki dampak
positif diberbagai bidang.
Sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi dalam
mendukung kebijakan pemerintah, Kementerian Ketenagakerjaan RI
khususnya Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja mengembangkan kebijakan perluasan
kesempatan kerja, salah satunya pemberdayaan masyarakat melalui padat
karya infrastruktur. Sasaran dari kegiatan padat karya infrastruktur adalah
tersedianya infrastruktur sederhana penunjang kegiatan sosial-ekonomi
melalui pemberdayaan masyarakat penganggur, setengah penganggur dan
masyarakat miskin dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal.
Guna menjadikan kegiatan padat karya infrastruktur efektif dan efisien,
maka diperlukan petunjuk pelaksanaan dan teknis kegiatan padat karya.
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Direktorat Pengembangan dan
Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK), Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
PKK),Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia memandang perlu
untuk menyusun dan menerbitkan buku “Petunjuk Pelaksanaan dan
Buku petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kegiatan padat karya
infrastruktur tersebut menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan secara
teknis bagi para pelaksana kegiatan padat karya dan stakeholder baik di
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
a. Menyamakan presepsi dalam pelaksanaan kegiatan padat karya
infrastruktur.
b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan padat
karya infrastruktur.
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan padat karya infrastruktur,
baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan ini meliputi prosedur pengajuan
usulan, tahapan pelaksanaan kegiatan, pengunaan anggaran dan
pengendalian kegiatan padat karya infrastruktur.
D. SASARAN
Sasaran buku petunjuk pelaksanaan dan teknis padat karya infrastrukturini
adalah :
1. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan ditingkat provinsi dan
kabupaten/kota;
2. Instansi teknis terkait;
F. PENGERTIAN
1. Padat Karya
Adalah suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan
penyerapan tenaga kerja untuk meyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
2. Infrastruktur
Adalah sarana fisik untuk menunjang sosial ekonomi masyarakat.
3. Padat Karya Infrastruktur
Adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan
penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi masyarakat
melalui pembangunan infrastruktur sederhana
4. Padat Karya Infrastruktur yang berbasis sumber daya lokal (LRB : Local
Resources Based)
Adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan
penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi masyarakat
melalui pembangunan infrastruktur sederhana, dengan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, misalkan : batu kali,
pasir, dan lainnya yang dilakukan secara bergotong royong untuk
pembangunan sarana infrastruktur tersebut.
5. Penganggur
Adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, sedang
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,
sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
6. Setengah Penganggur
Adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35
jam seminggu).
7. Korban PHK
Korban PHK adalah tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan
8. Purna TKI
Purna TKI adalah tenaga kerja Indonesia yang bekerja diluar negeri
sebagai tenaga kerja Indonesia dan telah kembali ke daerah asal paling
lama 3 (tiga) tahun.
9. Keluarga TKI
Keluarga TKI adalah suami/istri atau ayah/ibu/anak dari TKI yang bekerja
di luar negeri.
10.Penanggung Jawab Kegiatan
Penanggung Jawab Kegiatan adalah pejabat yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur di
Provinsi/Kabupaten/Kota.
11.Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat dinas yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 yang melaksanakan kewenangan KPA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibat
pengeluaran atas beban APBN. Tugas PPK diantaranya menandatangani
kontrak antara pihak penyedia bahan bangunan padat karya
infrastruktur dengan dinas, menandatangani Berita Acara Serah Terima
(BAST) bersama dengan Pejabat Penerima Barang dan
menandantangani Berita Acara Pembayaran (BAP).
12.Pejabat Pengadaan Barang
Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat
yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran, yang bertugas melakukan proses pengadaan
14.Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK)
Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat
yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran dan diutamakan telah mengikuti
bimbingan/pembekalan/pelatihan petugas lapangan padat karya
infrastruktur. Tugas PLPK diantaranya merencanakan, melaksanakan
dan mengkoordinasikan kegiatan padat karya yang akan dan sedang
dilaksanakan.
15.Petugas Teknis
Adalah petugas/staf yang mempunyai kemampuan perencanaan/desain
teknis padat karya infrastruktur yang ditunjuk oleh penanggung jawab
atau pejabat yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran, diutamakan yang telah mengikuti
bimbingan/pelatihan teknis padat karya infrastruktur. Tugas dari
Petugas Teknis adalah memberi arahan kepada pekerja dalam
pelaksanaan teknis di lapangan berdasarkan ketentuan dari
desain/rancang bangun serta melakukan kerjasama dengan PLPK.
Apabila dinas yang membidangi ketenagakerjaan tidak memiliki petugas
teknis maka dapat bekerjasama dengan instansi teknis terkait.
16.Pengawas Teknis
Adalah pejabat/staf potensial dari instansi teknis terkait di daerah yang
memahami bidang teknis jenis kegiatan padat karya infrastruktur yang
dilaksanakan. Tugas Pengawas Teknis adalah mengawasi pelaksanaan
pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan ketentuan-ketentuan teknis
serta melakukan kerjasama dengan PLPK.
17.Juru Bayar
Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat
berwenang, dan ditetapkan dengan surat keputusan. Tugasnya
membantu bendahara dalam melakukan pembayaran uang perangsang
18.Staf Administrasi
Adalah staf pada dinas yang membidangi ketenagakerjaan yang
tugasnya membantu dalam mengelola administrasi dan keuangan
kegiatan padat karya infrastruktur.
19.Pekerja
Adalah para tenaga kerja yang direkrut dari korban PHK, purna TKI,
keluarga TKI, masyarakat penganggur, setengah penganggur dan
miskin disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur
yang memenuhi kriteria pekerja padat karya infrastruktur serta yang
terdaftar sebagai pekerja padat karya infrastruktur.
20.Kepala Kelompok
Adalah seorang diantara pekerja padat karya infrastruktur yang dipilih
oleh pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan padat karya
infrastruktur. Umumnya 1 (satu) kepala kelompok membawahi 20 (dua
puluh) orang pekerja.
21.Tukang
Adalah seseorang yang berasal dari masyarakat yang memiliki
keterampilan dan pengetahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi
infrastruktur.
22.Uang Perangsang Kerja (UPK)
Adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para tenaga kerja padat
karya infrastruktur oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan
bersifat stimulan atau bukan upah kerja.
23.Edukasi Masyarakat
Adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan wawasan
kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan, perawatan
25.Gambar Desain
Adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik
kegiatan padat karya infrastruktur dari segala dimensi mencakup
panjang, lebar, tinggi untuk menentukan luas, volume dan lainnya.
Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh orang/instansi/lembaga
yang memiliki pengetahuan dan kompetensi mengenai gambar desain
dan hasilnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
26.Sewa Peralatan
Adalah penggunaan alat/mesin sederhana yang diperoleh dengan cara
menyewa sesuai ketentuan yang berlaku. Alat/mesin tersebut digunakan
untuk mengerjakan pekerjaan fisik padat karya infrastruktur yang sulit
dikerjakan oleh manusia atau untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
tanpa mengurangi serapan tenaga kerja.
27.Identifikasi Potensi Padat Karya Infrastruktur
Adalah upaya menggali dan menghimpun informasi mengenai potensi
sumber daya lokal dari calon lokasi kegiatan padat karya infrastruktur
dalam rangka menetapkan lokasi dan jenis kegiatan padat karya
infrastruktur yang tepat berdasarkan kriteria padat karya infrastruktur.
Identifikasi dilakukan oleh personil yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang dengan ditetapkan melalui surat keputusan atau surat
perintah tugas.
28.Hari Orang Kerja (HOK)
Adalah jumlah hari orang kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pembangunan infrastruktur yang lamanya tergantung dari
berbagai macam jenis kegiatan yang dilaksanakan.
BAB II.
MEKANISME USULAN
KEGIATAN
A. TAHAPAN USULAN KEGIATAN
Agar diperoleh usulan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka usulan
kegiatan padat karya infrastruktur harus melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
1. Masyarakat
Masyarakat mengusulkan kegiatan kebutuhan prasarana infrastruktur
melalui rembug desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kepada
pemerintah desa/kecamatan.
2. Pemerintah desa/kecamatan
Pemerintah desa/kecamatan melakukan inventarisasi dan seleksi usulan
masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)
tingkat desa/kecamatan diusulkan jenis kegiatan yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat kepada dinas kabupaten/kota yang membidangi
ketenagakerjaan, yang meliputi aspek tenaga kerja, teknis dan sosial
ekonomi.
3. Dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota melakukan
identifikasi usulan dari pemerintahan desa/kecamatan yang meliputi
identifikasi manfaat dari aspek ketenagakerjaan, sosial ekonomi dan
kelayakan teknis. Selanjutnya dilakukan penilaian dan mengusulkan lokasi
dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas
dengan persetujuan pemerintahan kabupaten/kota ke Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan di Provinsi, tembusan disampaikan ke
Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), Cq
4. Dinas ketenagakerjaan provinsi
Dinas yang membidangi ketenagakerjaan provinsi melakukan verifikasi dan
merekomendasi kelayakan berdasarkan skala prioritas dan menyampaikan
kepada Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
PKK), Cq Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja
(PPKK).
5. Kementerian ketenagakerjaan
Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), Cq
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK)
melakukan penilaian kelayakan usulan dan menetapkan paket kegiatan
B. BENTUK USULAN KEGIATAN
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Tinjauan Geografis
2. Kondisi Ketenagakerjaan
3. Keadaan Sosial Ekonomi
B. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran
C. Ruang Lingkup
II. Identifikasi Potensi
A. Lokasi Kegiatan
B. Jenis Kegiatan
C. Sumber Daya (Potensi)
III. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
A. Jadwal Pelaksanaan
B. Anggaran
BAB III.
TAHAPAN KEGIATAN PADAT
KARYA
Untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur sesuai dengan
tahapannya, maka perlu diuraikan secara lebih teknis dan terinci dalam
pelaksanaannya, sebagai pelaksanaannya, sebagai berikut :
A. PERENCANAAN
Perencanaan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan kegiatan padat
karya infrastruktur dimulai. Sebagai salah satu langkah penting dalam kegiatan
padat karya infrastruktur perencanaan harus disusun secara sistematis serta
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur.
Perencanaan pelaksanaan kegiatan (renlakgiat) padat karya infrastruktur
sebagai berikut :
- Bab I Pendahuluan (umum, dasar hukum, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup)
- Bab II Sasaran kegiatan (sasaran kualitatif dan sasaran kuantitatif)
- Bab III Pembagian tugas dan tanggungjawab personil kegiatan padat karya infrastruktur
- Bab IV Rencana pekerjaan, survey teknis, desain/rancang bangun, perhitungan volume, pembuatan rencana anggaran biaya,
jadwal pelaksanaan, lokasi (desa/kelurahan) dan jenis
kegiatan
- Bab V Bahan dan peralatan
- Bab VI Dukungan anggaran
B. PERSIAPAN
1. Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) tentang
penetapan lokasi kegiatan padat karya infrastruktur.
2. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kuasa Pengguna Anggaran
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja dengan
Penanggungjawab Kegiatan Padat Karya Infrastruktur di
Provinsi/Kabupaten/Kota.
3. Penandatanganan Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan padat
karya infrastruktur oleh Penanggungjawab kegiatan Padat Karya
Infrastruktur di Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Penandatanganan Pakta Integritas oleh Penanggungjawab kegiatan Padat
Karya Infrastruktur di Provinsi/Kabupaten/Kota.
5. Dinas yang mendapat alokasi kegiatan Padat Karya Infrastruktur segera
menyiapkan dan menyampaikan dokumen – dokumen sebagai berikut :
a. Surat Keputusan Kepala Dinas tentang penetapan lokasi
(desa/kelurahan,kecamatan), jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan
kegiatan Padat Karya Infrastruktur.
b. Usulan pengelola kegiatan oleh dan ditandatangani oleh kepala dinas
meliputi :
1) Penanggungjawab kegiatan
2) Pejabat pembuat komitmen (PPK)
3) Bendahara pengeluaran pembantu (BPP)
4) Pejabat pengadaan (PP)
c. Rekening tabungan atas nama Dinas ... (sesuai nomenklatur). Untuk
mempercepat pen cairan anggaran diharapkan menggunakan rekening
bank nasional yang bekerjasama dengan KPPN (BRI, BNI, MANDIRI dan
BTN). Pastikan rekening masih aktif dengan melampirkan refrensi bank.
d. NPWP Dinas ...(diperbolehkan NPWP atas nama bendahara dinas)
6. Dokumen kontrak pengadaan bahan bangunan padat karya infrastruktur.
Pastikan nomor rekening penyedia barang masih aktif, dengan
melampirkan refrensi bank.
7. Penyediaan ATK dan Administrasi
a. Penyediaan ATK dan administrasi meliputi keperluan alat tulis kantor,
bahan komputer, formulir-formulir, dan peralatan kerja sederhana
untuk kelancaran kegiatan padat karya infrastruktur.
b. Untuk penyediaan ATK dan administrasi disediakan anggaran, namun
penggunaan anggaran tersebut harus sesuai kebutuhan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
8. Pembiayaan
a. Agar kegiatan yang telah ditetapkan dapat terlaksana sesuai jadwal,
maka bendahara harus memproses dan menyediakan pembiayaan
yang diperlukan.
b. Pengajuan anggaran harus sesuai dengan peraturan dan syarat yang
telah ditetapkan.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan pengajuan kebutuhan
keuangan dan pertanggung jawabannya, bendahara dibantu staf
administrasi.
d. Setiap biaya yang dikeluarkan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Identifikasi
b. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat menyiapkan
personil yang akan melaksanakan kegiatan identifikasi dengan
dibekali surat perintah tugas dan keperluan administrasi lainnya.
c. Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan identifikasi harus juga
mempersiapkan instrumen yang dapat menggambarkan keadaan
lokasi kegiatan berupa kuesioner. Kuesioner tersebut harus dapat
menggambarkan informasi mengenai kondisi dan situasi calon lokasi
padat karya infrastruktur.
d. Dalam teknis pelaksanaannya petugas yang ditunjuk langsung
melakukan identifikasi ke lokasi dengan uraian kegiatan sebagai
berikut:
1) Menghimpun data yang dibutuhkan dalam identifikasi;
2) Observasi lapangan;
3) Menggali informasi dari tokoh dan elemen masyarakat;
4) Melakukan pencatatan;
5) Melakukan analisa data identifikasi;
6) Membuat laporan hasil identifikasi;
7) Melaporkan hasil identifikasi kepada penanggungjawab kegiatan.
10.Pemilihan dan Penetapan Lokasi
a. Pemilihan dan penetapan lokasi harus berdasarkan hasil identifikasi.
Bila ada beberapa calon lokasi sedangkan alokasi kegiatan terbatas,
maka harus disusun berdasarkan skala prioritas, sesuai kriteria yang
ditentukan. Setelah ditemukan lokasi yang paling tepat, maka lokasi
tersebut ditetapkan dengan Surat Keputusan yang ditandatangani
oleh Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di
4) Potensi peningkatan sosial ekonomi masyarakat.
11.Penetapan Jenis Kegiatan
a. Penetapan jenis kegiatan harus sesuai dengan potensi daerah dan
memiliki kemanfaatan yang besar bagi masyarakat khususnya dalam
melakukan aktivitas sosial-ekonomi. Penetapan jenis kegiatan padat
karya infrastruktur ditetapkan dengan Surat Keputusan yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
setempat.
b. Secara teknis pelaksanaan penetapan jenis kegiatan sebagai berikut
:
1) Membahas dan menganalisis hasil identifikasi terkait dengan
permasalahan, kebutuhan dan potensi yang ada;
2) Menentukan skala prioritas jenis kegiatan yang dibutuhkan;
3) Menetapkan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
4) Menetapkan jenis kegiatan dalam satu surat keputusan
penetapan lokasi.
12.Desain Teknis
a. Desain teknis bertujuan untuk membuat sketsa pekerjaan fisik
meliputi panjang, lebar dan luas.
b. Desain teknis dilakukan oleh petugas yang memiliki keahlian
mengenai gambar desain (diutamakan dari dinas teknis)
berkoordinasi dengan PLPK dan petugas teknis. Desain teknis
dimaksud harus memuat tampak atas (sketsa lokasi), potongan,
detail dan spesifikasi.
Teknis pembuatan desain dilakukan sebagai berikut :
1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan
jenis kegiatan;
3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan
volume dan dimensi;
4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;
5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan
RAB/estimasi biaya;
6) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait.
13.Petugas Lapangan Padat Karya
Dalam mobilitas yang tinggi diperlukan Petugas Lapangan Padat Karya
yang berpengalaman dan diutamakan telah memiliki sertifikat sebagai
petugas lapangan padat karya antara lain telah mengikuti :
a. Bimtek PL Padat Karya yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja
Provinsi.
b. Bimtek Peningkatan Kapasitas Petugas Lapangan Padat Karya yang
diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan dan Perluasan
Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI.
14.Pendaftaran dan Seleksi Pekerja
a. Pendaftaran calon tenaga kerja dilaksanakan dengan sasaran adalah
masyarakat (penganggur, setengah penganggur, TKI purna, korban
PHK dan masyarakat miskin) disekitar lokasi yang sudah ditentukan
disertai dengan nomor induk kependudukan (NIK).
b. Setelah selesai pendaftaran calon pekerja selanjutnya dilakukan
seleksi yaitu dalam rangka mencari dan menentukan tenaga kerja
yang benar-benar layak menjadi pekerja padat karya sesuai dengan
kriteria.
c. Setelah diperoleh sejumlah tenaga kerja yang akan terlibat dalam
e. Teknis pelaksanaan seleksi pekerja sebagai berikut :
1) Berkoordinasi dengan kepala desa terkait dengan kriteria tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan padat karya infrastruktur.
2) Mendapatkan dan melakukan seleksi pekerja sesuai dengan
jumlah kriteria yang ditentukan.
3) Menentukan nama-nama calon tenaga kerja yang akan
berpartisipasi dalam kegiatan padat karya infrastruktur.
4) Menetapkan calon tenaga kerja pelaksana kegiatan padat karya
infrastruktur dengan surat keputusan Kepala Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan setempat.
15.Pengadaan Bahan dan Peralatan
a. Peralatan kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan fisik kegiatan padat
karya infrastruktur, antara lain ; palu/martil, skop, cangkul, linggis,
gerobak, tang/kakak tua dan lain sebagainya.
b. Bahan dan peralatan kerja sebaiknya tidak perlu semua dibeli. Bila
ada masyarakat yang memiliki bahan atau peralatan tersebut lebih
diutamakan penggunaannya sehingga tidak terjadi pemborosan
anggaran.
c. Pengadaan bahan dan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
d. Teknis pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatan kerja sebagai
berikut :
1) Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) membuat daftar
kebutuhan bahan dan peralatan kerja;
2) PLPK menyampaikan daftar kebutuhan bahan dan peralatan kerja
kepada petugas yang ditunjuk untuk membeli peralatan kerja
yang dibutuhkan;
3) PLPK memberikan peralatan kerja yang telah dibeli oleh petugas
yang ditunjuk dan harus diinventarisir sebelum dibagikan kepada
6) PLPK mendistribusikan bahan-bahan sesuai dengan
perkembangan volume pekerjaan;
7) Ketua kelompok bertanggung jawab mengawasi bahan dan
peralatan yang sudah diterima.
16.Inventarisasi Penggunaan Bahan dan Peralatan
Bahan, peralatan dan barang lainnya untuk kepentingan kegiatan padat
karya infrastruktur harus di data oleh PLPK dengan menggunakan
Formulir F. Secara teknis pelaksanaan inventarisir penggunaan bahan
dan peralatan sebagai berikut:
a. PLPK menentukan volume dan kualitas bahan dan peralatan sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan sebelum dipergunakan;
b. PLPK menghitung dan mencatat bahan dan peralatan yang telah
diterima dari penyedia barang, bahan dan peralatan tersebut.
C. PELAKSANAAN
Pelaksana kegiatan Padat Karya Infrastruktur adalah dinas
Provinsi/Kabupaten/kota yang bertanggungjawab dibidang
ketenagakerjaan.
Kegiatan Padat Karya Infrastruktur dilakukan dengan langkah sebagai berikut
:
1. Edukasi dan Rembug Masyarakat
a. Edukasi merupakan suatu tahapan yang bertujuan untuk
membangun kesepahaman sehingga didapatkan satu persamaan
persepsi, kesamaan langkah dalam melaksanakan padat karya
infrastruktur serta mendorong keterlibatan masyarakat secara utuh.
e) Pemeliharaan dan keberkelanjutan.
2) Penjelasan kegiatan oleh narasumber (sesuai dengan jenis kegiatan).
3) Membuat notulen edukasi.
b. Rembug masyarakat adalah bagian dari rangkaian kegiatan edukasi
yang melibatkan seluruh calon tenaga kerja, tokoh masyarakat dan
aparat desa yang difasilitasi oleh PLPK yang disupervisi oleh dinas
yang membidangi ketenagakerjaan setempat.
Teknis pelaksanaan rembug masyarakat sebagai berikut :
1) PLPK bersama aparatur terkait memberikan informasi dan arahan
tentang pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur sebagaimana
telah disampaikan pada sesi edukasi;
2) Pendaftaran calon tenaga kerja dan menetapkan jumlah pekerja,
tukang, kepala kelompok dan uang perangsang kerja (UPK);
3) PLPK bersama aparatur terkait menyusun perencanaan pelaksanaan
kegiatan padat karya infrastruktur;
4) PLPK dan aparatur terkait bersama masyarakat melakukan
pembentukan kelompok dan sub kelompok kerja serta
perangkat-perangkat yang dibutuhkan;
5) PLPK dan aparatur terkait bersama masyarakat menetapkan waktu
mulai pelaksanaan kegiatan;
6) PLPK dan aparatur terkait menjelaskan kepada masyarakat bahwa
alat-alat kerja dan bahan disediakan sesuai anggaran.
Edukasi dan rembug masyarakat dilaksanakan di daerah/desa yang
mendapat alokasi kegiatan. Peserta yang mengikuti edukasi dan rembug desa
adalah calon tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan untuk
mendapatkan informasi dan penjelasan secara lebih jelas dan terperinci
tentang kegiatan. Pelaksanaan edukasi dan rembug desa dituangkan dalam
notulen.
gambar desain, selanjutnya dilakukan pengukuran dan pemasangan patok
setiap 25 M sesuai desain teknis kegiatan yang akan
dibangun/direhabilitasi;
b. Patok berfungsi sebagai patokan pelaksanaan fisik bagi para pekerja tentang
letak, bentuk dan ukuran bangunan fisik yang harus dikerjakan;
c. PLPK, Petugas Teknis dan Petugas Terkait harus mempelajari situasi lokasi,
guna kelancaran pekerjaan.
Secara teknis pengukuran dan pemasangan patok dapat dilakukan sebagai
berikut :
1) Pemasangan patok untuk kegiatan padat karya infrastruktur
dilakukan dengan jarak maksimal per 25 meter antar patok;
2) Membuat patok tambahan untuk kegiatan fisik bangunan pelengkap.
3. Pengecekan Patok
a. PLPK, Petugas Teknisi dan petugas terkait mengecek kembali patok yang
sudah dipasang sebelumnya, apabila ada perubahan/pergeseran/hilang;
b. Patok berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan fisik tentang letak, bentuk
dan ukuran bangunan fisik yang harus dikerjakan.
Secara teknis pengecekan patok dapat dilakukan dengan cara:
1) Pengamatan dari patok ke patok berdasarkan desain;
2) Memastikan patok yang sudah terpasang tetap pada posisinya;
3) Bila terjadi perubahan/hilang maka patok harus dipasang kembali.
4. Pencatatan Tenaga Kerja
a. Setiap hari sebelum pekerjaan dimulai, PLPK wajib mengecek secara cermat
nama tenaga kerja yang akan ikut bekerja sesuai dengan daftar nama
tenaga kerja dan pembagian kelompok;
5. Pengaturan Pembagian Kerja
Sebagaimana telah disepakati dalam edukasi dan rembug masyarakat tentang
pembagian kelompok, penentuan ketua kelompok, pembagian pekerjaan dan
waktu kerja maka PLPK mengingatkan kembali akan hal tersebut.
Anggota kelompok tidak lebih dari 20 orang tenaga kerja, agar pembagian
kerjanya dapat efektif, setiap kelompok dipimpin oleh Ketua Kelompok, jumlah
masing-masing sub kelompok adalah 20 orang pekerja + 1 Ketua kelompok + 1
tukang.
Secara teknis pengaturan pembagian kerja dapat dilaksanakan sebagai berikut
:
a. Mengingatkan kembali kesepakatan yang telah dibuat pada saat edukasi dan
rembug masyarakat tentang pembagian kerja.
b. Menyiapkan daftar urutan pekerjaan.
c. PLPK mengatur sesuai dengan pembagian pekerjaan.
d. PLPK dan petugas terkait mengawasi pelaksanaan kegiatan pembagian
pekerjaan.
6. Jangka Waktu
Untuk mengefektifkan dan memaksimalkan kegiatan Padat Karya Infrastruktur,
pelaksanaan kegiatan agar segera dilaksanakan setelah menerima Surat
Keputusan Dirjen Binapenta dan PKK, RAB Kegiatan dan menandatanganiNota
Kesepahaman. Apabila dalamjangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender
setelah penandatanganan Nota Kesepahaman kegiatan Padat Karya
Infrastruktur belum dilaksanakan, Ditjen Binapenta dan PKK dapat mengalihkan
kegiatan ke provinsi/kabupaten/kota lain melalui surat pemberitahuan.
7. Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK)
Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK) diatur sebagai berikut :
a. Pembayaran UPK kepada tenaga kerja dilaksanakan 1 (satu) minggu sekali
oleh Juru Bayar langsung kepada tenaga kerja di dampingi dengan PLPK pada
hari yang telah disepakati.
c. PLPK melalui Juru bayar dapat mengajukan permohonan uang muka kerja
kepada Bendahara.
Atas dasar permohonan tersebut, Bendahara dengan persetujuan
Penanggungjawab menyerahkan sejumlah UPK yang diperlukan, dengan
proses sebagai berikut :
1) Nama setiap Pekerja, Ketua Kelompok, dan Tukang yang tercatat dalam
formulir B, harus sama dengan nama yang tercantum di formulir C. 2) Pembayaran UPK berdasarkan kemajuan pekerjaan dan jumlah hari orang
kerja (HOK).
3) Pekerja, Tukang dan Ketua Kelompok yang menerima UPK diharuskan
menandatangani formulir E, rangkap 3 (tiga).
4) Penyimpanan uang agar dilakukan menurut ketentuan yang berlaku.
5) Pengiriman dan penyerahan UPK ke lokasi kegiatan agar dilaksanakan
dengan cara seaman mungkin dan sesuai ketentuan pengelolaan
keuangan yang berlaku.
Secara teknis pembayaran UPK dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Pengajuan uang muka kerja harus disertai dengan keterangan atau
pernyataan dari PLPK tentang jumlah pekerja yang ikut bekerja,
menggunakan formulir D;
b) Bendahara melakukan pengecekan kelengkapan administrasi
pembayaran UPK;
c) Bendahara menyerahkan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk
pembayaran uang perangsang kerja kepada juru bayar;
d) Juru bayar melakukan pembayaran UPK secara langsung kepada
pekerja yang didampingi oleh PLPK;
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dinas setempat
dengan Penyedia Barang dan diketahui oleh Penanggungjawab Kegiatan;
b. Pejabat Penerima Barang memeriksa dan menerima bahan bangunan dan
peralatan kerja yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima bahan
bangunan dan peralatan yang ditandatangani oleh Penyedia barang dengan
Pejabat Penerima dan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
c. Barang yang sudah diterima pejabat penerima barang segera diserahkan
kepada PLPK dengan dilengkapi berita acara serah terima barang untuk
segera dipergunakan dilapangan;
Secara teknis pengadaan bahan bangunan fisik dilakukan sebagai berikut :
1)PLPK membuat daftar kebutuhan bahan bangunan dan peralatan kerja
serta dengan spesifikasinya;
2)PLPK menyampaikan daftar kebutuhan bahan bangunan fisik yang telah
dibuat kepada Pejabat Pengadaan Barang;
3)Pejabat Pengadaan Barang melakukan pengadaan sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku tentang pengadaan barang;
4)Bahan yang sudah diterima oleh Pejabat Penerimaan Barang diserahkan
kepada PLPK untuk segera digunakan dalam pelaksanaan kegiatan padat
karya infrastruktur.
9. Pengadaan Bahan Bangunan Fisik LRB (khusus untuk Padat Karya
Infrastruktur berbasis sumber daya lokal / LRB)
Pengadaan sebagian bahan bangunan fisik dilakukan dengan cara identifikasi
sumber daya alam yang ada di daerah tersebut yang memungkinkan untuk
diambil secara bersama atau gotong royong oleh peserta padat karya,
sementara sebagian bahan bangunan lain yang tidak ada di daerah padat karya
infrastruktur pengadaannya sama dengan pengadaan bahan bangunan fisik
dalam padat karya infrastruktur.
10.Sewa Peralatan
Peralatan/mesin yang disewa digunakan hanya untuk pekerjaan yang sulit
berarti mengurangi penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan fisik padat karya infrastruktur.
Secara teknis sewa alat adalah sebagai berikut :
a. PLPK dibantu petugas terkait membuat spesifikasi teknis alat yang akan
disewa untuk diajukan kepada Penanggungjawab kegiatan Dinas Tenaga
Kerja setempat;
b. Penanggungjawab kegiatan memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen
untuk melakukan penyewaan alat yang dibutuhkan melalui proses
pengadaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
11.Pembuatan Papan Data dan Prasasti
Setiap lokasi pelaksanaan kegiatan dipasang papan data yang memuat informasi
tentang jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan prasasti
dibuat dan dipasang setelah kegiatan fisik mencapai 100%.
Secara teknis pembuatan papan data dan prasasti sebagai berikut :
a. Papan data terbuat dari papan atau bahan lainnya yang tahan lama
berukuran sekitar ± P =1,20 meter dan L= 1 meter
b. Lama pekerjaan Papan data berisikan informasi tentang:
- nama kegiatan - jenis kegiatan - lokasi kegiatan - jumlah anggaran - jumlah tenaga kerja - jumlah harian orang kerja - tahun kegiatan
- lama pekerjaan
12.Kecelakaan Kerja, Musibah dan Bencana
a. Mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja atau musibah yang menimpa
pekerja maka sebaiknya para pekerja diasuransikan pada program
jamsostek/BPJS sesuai dengan anggaran yang tersedia.
b. Apabila terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan/kemusnahan
sebagian atau seluruh fisik kegiatan, maka PLPK dibantu pihak terkait wajib
melaporkan kepada Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan yang
bersangkutan untuk memperoleh petunjuk tentang tindakan yang perlu
diambil. Untuk kejadian luar biasa (bencana alam) harus dibuatkan berita
acara oleh Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan, dengan melibatkan
unsur pemerintah daerah setempat. Berita acara tersebut harus dibuat
secara rinci yang berhubungan dengan kejadian, berikut dilampirkan
dokumentasi (photo/video)
c. Jika ada pengurangan volume yang diakibatkan oleh bencana atau
pekerjaan yang tidak sesuai dengan desain awal, maka dituangkan dalam
berita acara revisi dibuat oleh PLPK yang ditandatangani oleh
Penanggungjawab.
Secara teknis penanganan kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai berikut
:
1) Petugas mensosialisasikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
kepada segenap pekerja;
2) PLPK menyiapkan P3K.
3) Menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Asuransi/Jamsostek/BPJS
Ketenagakerjaan;
d. Melakukan survey pusat pelayanan kesehatan yang terdekat dengan lokasi.
Secara teknis penanganan musibah dan bencana dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. PLPK memeriksa lokasi yang terkena bencana alam.
b. PLPK membuat berita acara tentang bencana alam dan perubahan
13.Apabila dinas kabupaten/kota tidak memiliki sumber daya manusia yang
mencukupi, maka pelaksana kegiatan Padat Karya Infrastruktur dapat dialihkan
ke dinas Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
D. PENGUNAAN ANGGARAN
Dana untuk kegiatan Padat Karya Infrastruktur Tahun 2017 ada di Dit PPKK dan
BBPPK & PKK Lembang (untuk Padat Karya Infrastruktur berbasis potensi sumber
daya local / LRB). Dalam rangka mencairkan anggaran, Dinas Ketenagakerjaan
Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapat berkoordinasi dengan Dit PPKK dan
BBPPK & PKK Lembang. Secara umum mekanisme yang dilaksanakan adalah
melalui pola transfer bantuan pemerintah, prosedur pencairan anggarannya
adalah sebagai berikut :
1. Direktur Jenderal Binapenta & PKK menetapkan Surat Keputusan (SK)
Penunjukan lokasi kegiatan;
2. Dinas Ketenagakerjaan Provinsi/Kabupaten/Kota menandatangani nota
kesepahaman dengan Direktur PPKK selaku KPA diatas materai secukupnya;
3. Dinas Ketenagakerjaan menandatangani surat kesanggupan melaksanakan
pekerjaan dan Pakta Integritas, masing-masing diatas materai secukupnya;
4. Dinas Ketenagakerjaan Provinsi/Kabupaten/Kota menetapkan lokasi dan jenis
kegiatan yang disahkan oleh KPA;
5. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah;
6. Transfer dana bantuan pemerintah;
7. Pencairan dana bantuan pemerintah;
8. Pemanfaatan dana bantuan pemerintah;
9. Pelaksanaan pekerjaan fisik.
E. KEBERLANJUTAN
Pemerintah daerah dan pemerintahan desa serta sektor-sektor terkait
memprogramkan secara bersama-sama pembangunan yang berkelanjutan
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Penerapan prinsip dalam pelaksanaan pembangunan secara partisipatif;
2. Jaminan berfungsinya infrastruktur secara berkelanjutan, guna
meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat;
3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber
pembiayaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan;
4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat didesa dan kecamatan dalam
pengelolaan hasil kegiatan;
5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pemeliharaan padat karya infrastruktur adalah upaya pemanfaatan dan
perawatan infrastruktur secara optimal oleh masyarakat sebagai penguna
infrastruktur dengan pembinaan pemerintah daerah secara berkesinambungan.
Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1. Infrastruktur yang terbangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan
umur rencana;
2. Menjamin pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, yaitu
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan pemeliharaan insidentil;
3. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengoperasikan dan
mengoptimalkan aset yang ada sebagai sumberdaya serta meningkatkan
BAB IV.
PENGENDALIAN
Pengendalian dilakukan untuk menjamin keberlangsungan dan efektivitas kegiatan
padat karya infrastruktur. Pengendalian dilakukan secara bertahap dan berjenjang
disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Secara
garis besar, pengendalian dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :
A. MONITORING DAN EVALUASI
Dalam rangka mengetahui hasil pelaksanaan padat karya infrastruktur harus
dilakukan pemantauan. Hal ini sangat penting guna mengetahui keberhasilan
dan kendala, agar diketahui lebih awal bagaimana solusi dan pemecahan
masalah lebih lanjut.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh dinas ketenagakerjaan
provinsi/kabupaten/kota dan Direktorat Pengembangan dan Perluasan
Kesempatan Kerja sebagai penanggungjawab pelaksanaan program.
B. PENGAWASAN
1. Pengawas Internal
Pengawasan pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan R.I. yang dananya
bersumber dari APBN.
Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur
dilakukan dengan cara :
a. Pengawasan fungsional, pengawasan tersebut dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal yang berada langsung di bawah Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia;
b. Pengawasan dan pengendalian oleh atasan langsung (pengawasan
melekat). Pengawasan tersebut disesuaikaan dengan hierarki organisasi;
c. Pengawasan terhadap pengelolaan kegiatan padat karya infrastruktur
d. Pengawasan yang berkesinambungan dapat dilakukan secara langsung
dan terus menerus dengan mengadakan peninjauan ke lapangan dan
secara tidak langsung melalui monitoring evaluasi, pencermatan
terhadap laporan yang ada dan atau informasi lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Pengawas External
Pengawasan eksternal dilakukan oleh:
a. BPK
b. BPKP
c. Masyarakat
C. PELAPORAN
Sistem pelaporan dilakukan secara periodik/berkala dan insidensil yang memuat
tentang perkembangan fisik dan keuangan serta dilaporkan secara berjenjang
mulai dari tahap awal sampai akhir kegiatan sebagai bahan pengendalian dan
pengawasan.
Adapun jenis pelaporan fisik adalah:
1. Laporan untuk Kantor Staf Presiden (KSP)
a. Data peserta kegiatan padat karya infrastruktur meliputi nama peserta,
jenis kelamin, pendidikan, usia,alamat, nomor identitas (KTP).
b. Data lokasi (desa/kelurahan dan kecamatan) dan jenis kegiatan.
c. Data tersebut disampaikan pada awal pelaksanaan kegiatan kepada
Ditjen Binapenta dan PKK Cq. Direktorat Pengembangan dan Perluasan
Kesempatan Kerja Cq BBPPK & PKK Lembang melalui email :
subdit.padatkarya@gmail.com; pep_bbppk@yahoo.co.id; cc :
dengan menggunakan (Formulir PK-1 dan PK-2). Bila terdapat hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, maka PLPK diharuskan
melaporkan adanya hambatan tersebut, menggunakan (Formulir PK-4). Dalam membuat perhitungan kemajuan fisik, PLPK harus berpedoman
kepada DURK dan gambar desain dengan hasil kerja fisik pekerjaan yang
telah dicapai.
b. Disamping laporan tersebut diatas PLPK berkewajiban membuat laporan
mingguan penyerapan tenaga kerja riil dengan menggunakan Formulir
PK-3 yang disusun berdasarkan Daftar Register Nama Pekerja
(Formulir B & C).
c. Berdasarkan laporan PLPK tersebut, maka Pelaksanaan Kegiatan
berkewajiban membuat laporan mingguan yang merupakan himpunan
dari laporan mingguan. Laporan ini menggunakan (Formulir PK-5) oleh Pelaksana Kegiatan disampaikan kepada Penanggungjawab Pelaksanaan
Kegiatan.
3. Laporan Paripurna & Berita Acara Serah Terima Kegiatan Padat Karya
a. Penanggungjawab kegiatan berkewajiban membuat laporan paripurna
setelah pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur selesai. Laporan
tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas dan disampaikan kepada
Kementerian Ketenagakerjaan RI, Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, cq.
Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan
alamat Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lantai IV Blok A, Jakarta
Selatan.
b. Laporan paripurna, harus dibuat secara detail, sehingga laporan
paripurna yang dibuat dapat memberikan gambaran yang jelas meliputi:
1) Perencanaan
2) Persiapan
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur harus
didokumentasikan dengan ketentuan sebagai berikut :
a)Perkembangan proses pelaksanaan kegiatan dimulai dari 0%, 50%
dan 100%. Pengambilan gambar dilakukan dari titik dan posisi
yang sama;
b)Photo yang memperlihatkan kegiatan pokok/utama sebanyak 3
(tiga) posisi;
c)Photo pada saat pekerja sedang bekerja sebanyak 3 (tiga) posisi;
d)Photo pada saat pekerja sedang menerima UPK;
e)Photo-photo tersebut (butir a s/d d) dicetak 3 kali dengan ukuran
4R dan disampaikan juga dalam bentuk softcopy (flashdisk).
c. Laporan paripurna disampaikan kepada Dirjen Binapenta dan PKK Cq
Direktorat PPKK, Cq BBPPK & PKK Lembang selambat-lambatnya satu minggu setelah pekerjaan selesai.
d. Berita Acara Serah Terima Kegiatan
Berita acara serah terima kegiatan merupakan pengalihan tanggung
jawab hasil pekerjaan kegiatan padat karya infrastruktur dari Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan setempat kepada unsur pemerintah daerah
tempat pelaksanan kegiatan padat karya infrastruktur. Berita acara serah
terima kegiatan padat karya infrastruktur memuat nama, jabatan, alamat
baik dari pihak dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat
maupun pihak pemerintah daerah tempat pelaksanaan kegiatan dan hasil
kegiatan yang diserahkan kepada masyarakat. Berita acara serah terima
pekerjaan ditandatangani oleh Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan
sebagai pihak yang menyerahkan hasil pekerjaan kegiatan padat karya
CONTOH : KERANGKA LAPORAN PARIPURNA
C. TUJUAN DAN SASARAN D. RUANG LINGKUP KEGIATAN
BAB. II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. PERSIAPAN B. PELAKSANAAN C. PENGENDALIAN
BAB. III ASPEK KETENAGAKERJAAN
A. PENYERAPAN TENAGA KERJA
B. HASIL KEGIATAN
1. Surat Keputusan Pelaksana Kegiatan Padat Karya Infrastruktur
2. Surat Keputusan Penetapan Lokasi dan Jenis Kegiatan Padat Karya Infrastruktur
3. Surat Keputusan Peserta Kegiatan Padat Karya Infrastruktur 4. Peta lokasi kegiatan padat karya infrastruktur
5. Gambar desain kegiatan padat karya infrastruktur
6. Daftar penyerapan tenaga kerja riil selama pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur.
7. Rekapitulasi seluruh kegiatan setiap minggu, sebagaimana contoh pada (Formulir A s/d G) dan (Formulir PK-1 s/d 6).
8. Berita acara serah terima, hasil pekerjaan padat karya infrastruktur. (antar Penanggungjawab kepada unsur Pemerintah Daerah setempat)
BAB V.
PENUTUP
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang
berkepentingan dalam melaksanaan program Padat Karya Infrastruktur Tahun 2017.
Sehubungan dengan hal terebut kepada Pelaksana Pusat, Daerah(Provinsi dan
Kabupaten/Kota), serta peserta agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan. Sehingga tujuan untuk menciptakan lapangan kerja atau lapangan
usaha yang produktif dan berkelanjutan benar-benar tercapai serta memberikan hasil
LAMPIRAN
FORMULIR - FORMULIR
Formulir : A.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
TAHUN ANGGARAN 2017 PAPAN DATA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : ...
2. Jenis Kegiatan : ...
3. Desa : ...
4. Kecamatan : ...
5. Kabupaten/Kota : ...
6. Provinsi : ...
7. Jumlah HOK : ...
8. Dimensi Volume Pekerjaan : ...
9. Besarnya Upah Tenaga Kerja : -Pekerja : Rp. /Hari -Kepala Kelompok : Rp.
/Hari
- Tukang : Rp. /Hari
10. Pelaksanaan Kegiatan :Tanggal dimulai, ... Selesai tanggal, ...
11. Jumlah target orang ikut kerja :... Orang
12. Jumlah Tenaga Kerja rata-rata perhari :... Orang
-KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR LRB
TAHUN ANGGARAN 2017 PAPAN DATA KEGIATAN
1. Nama Kegiata : ...
2. Jenis Kegiatan : ...
3. Desa : ...
4. Kecamatan : ...
5. Kabupaten/Kota : ...
6. Provinsi : ...
7. Jumlah HOK : ...
8. Dimensi Volume Pekerjaan : ...
9. Besarnya Upah Tenaga Kerja : -Pekerja : Rp. /Hari
-Kepala Kelompok: Rp. /Hari - Tukang : Rp. /Hari
10. Pelaksanaan Kegiatan :Tanggal dimulai, ... Selesai tanggal, ...
11. Jumlah target orang ikut kerja :... Orang
12. Jumlah Tenaga Kerja rata-rata perhari :... Orang
Formulir : B KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
Desa : ... Dinas *) : ... Kecamatan : ... Provinsi : ...
Kab./Kota : ... Target Pendayagunaan Tenaga kerja : .... Org
DAFTAR PEKERJA
No N A M A UMUR L/P ALAMAT NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN
..., ..., ...
MENGETAHUI : KEPALA DESA/LURAH
( ... )
PETUGAS LAPANGAN PADAT KARYA
( ... )
Formulir : C
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
Desa : ... Hari : ...
Kecamatan : ... Tanggal : ...
Kab./Kota : ...
DAFTAR HADIR PEKERJA
NO N A M A ALAMAT TANDA TANGAN KET.
..., ..., ...
Mengetahui :
Petugas Lapangan Padat Karya
Formulir D
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR PERMINTAAN UANG MUKA
NO TGL. BEKERJA JUMLAH JUMLAH HOK JUMLAH UPK (Rp) Pekerja KK Tukang
JUMLAH
Formulir : E
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR TANDA TERIMA UANG PERANGSANG KERJA
Formulir F
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR REKAPITULASI BAHAN/PERALATAN KEPERLUAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
NO J E N I S S A T U AN JUMLAH SATUAN
..., ..., ...
Yang Menyerahkan Penanggungjawab
( ... )
Yang Menerima Petugas Lapangan
Padat Karya
Formulir : G
BERITA ACARA SERAH TERIMA
Nomor: BA………..
Pada hari ini ...Tanggal ...Bulan ... Tahun ...
bertempat di ….………….. kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : …...
Yang selanjutnya bertindak sebagai Penanggung Jawab Kegiatan Padat Karya Infrastruktur
Disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : …...
Yang selanjutnya bertindak sebagai atas nama Pemerintah Daerah/Unsur Mayarakat Disebut PIHAK KEDUA.
3. PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, telah sepakat untuk melakukan Serah Terima Hasil kegiatan Padat Karya Infrastruktur berupa:
a. ………. b. ………. c. ……….
4. PIHAK PERTAMA selaku Penanggung Jawab menyerahkan hasil kegiatan fisik tersebut diatas kepada PIHAK KEDUA.
5. PIHAK KEDUA selaku/atas nama Pemerintah daerah/Unsur Masyarakat, menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA dengan kondisi Cukup dan Baik.
6. Setelah diterimakan oleh PIHAK KEDUA, hasil kegiatan fisik tersebut sepenuhnya menjadi kewenangannya untuk dilakukan pemeliharaan dan peningkatan dimasa-masa mendatang.
Demikian Berita Acara Serah Terima ini, dibuat dan disetujui bersama oleh kedua belah pihak serta untuk dijadikan pedoman sebagaimana mestinya.
Lampiran Berita Acara Serah Terima
Nomor :
Tanggal :
Daftar bahan, peralatan kerja dan penyerapan tenaga kerja kegiatan padat karya infrastruktur tahun 2017
di Desa/Kel. ..., Kecamatan...Kab/Kota...Provinsi...
1. Alat tulis kantor
No Jenis Barang Volume Ket
4. Bahan Bangunan Fisik
No Jenis Barang Volume Ket Semen
Pasir Dst
5. Penyerapan Tenaga Kerja
No Jumlah Tenaga Kerja Lama Bekerja Ket
Catatan :
1. Untuk butir 1,2,3 dan 4 disesuaikan dengan faktur pembelian
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
Target Realisasi s/d Minggu ini
Kegiatan dengan jumlah HOK
(3 D) / (3 E)
Jumlah Besar Target Bermacam diatas (3 E) Prosentasi Realisasi Fisik (Jumlah besar) :
Formulir : PK-2
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
LAPORAN MINGGUAN KEMAJUAN FISIK Jenis Sub Keg. : ... Desa : ... (perhitungan target dan realiasasinya dari PLPK) Dimensi/Volume : ... Kecamatan : ... Minggu Ke :... Tahun Anggaran : ... Kab./Kota : ...
Hasil Kerja Fisik Kegiatan Khusus Minggu ini Kegiatan jika tidak
Prosentase Realisasi Fisik dari (PK-1) ... Prosentase Realisasi HOK dari (PK-1) ... ** Target Penyerapan TK Riil : ... Org. Realisasi : ...Org.
Catatan : Nomor dalam lingkungan menunjukan kemana informasi harus dipindahkan pada formulir PK-3 ** Penterapan TK Riil diambil dari PK-3
Dibuat Oleh PLPK Tanda Tangan :
Pembagian : Satu salinan masing-masing kepada petugas
Formulir : PK-3
LAPORAN MINGGUAN
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
PENYERAPAN TENAGA KERJA RIIL
DESA : ...
b. Penyerapan TK Riil.
c. HOK
d. Upah Tenaga Kerja
e. Jenis kegiatan
Formulir : PK-4
LAPORAN HAMBATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017
Laporan Hambatan Pelaksanaan
(Untuk Hal Luar Biasa dari PLPK ) PLPK harap menguraikan masalahnya secara singkat :
... ... ... ...
2. Usaha-usaha apa yang telah dilakukan oleh PLPK untuk memecahkan masalah tersebut ?
... ... ...
...
3. Tulis apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah/hambatan tersebut,misalnya
saran-saran, teknis, bahan alat kerja lapangan, perubahangambar atau disain dan lain-lain.
Laporan ini harus dibuat untuk hal-hal yang luar biasa, setelah PLPK tidak berhasil
memecahkan masalah/hambatan dalam pelaksanaan fisik kegiatan.
Tanda Tangan : ...
LAPORAN MINGGUAN KETUA PELAKSANA KEGIATAN
KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017 a. Pengerahan TK per-hari. b. Penyerapan TK Riil. c. HOK
d. Dana DIPA
Formulir : PK-6
LAPORAN BULANAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR
TAHUN ANGGARAN 2017 a. Pengerahan TK per-hari b. Penyerapan TK Riil c. HOK
d. Dana DIPA
Edukasi / Rembuk Masyarakat
Dalam rangka kegiatan Padat Karya Infrastruktur untuk tahun anggaran 2017 di
Desa... Kecamatan ………... Kabupaten ……….. Provinsi masyarakat, aparat desa serta unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Infrastruktur sebagaimana tercantum dalam lampiran Daftar Hadir.
Materi atau topik yang dibahas dalam Forum ini serta yang bertindak selaku unsur pimpinan rapat dan narasumber adalah :
A. Materi atau Topik
……… ……… ………
B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber
Pemimpin Rapat : ………..dari ………. Sekretaris / Notulis : ....……… dari ………. Narasumber : 1 .……….………..dari ……….
2. …….………... dari …..………. 3. ….…………... dari ……….
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik di atas, selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal yang berketetapan menjadi Keputusan Akhir dari Pertemuan Edukasi/Rembuk Desa, yaitu :... ... ...
Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……… , tanggal ………
Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris
1 2 3 4 5 6 Dst.
Tembusan:
1. ………. 2.………. 3. ……….
Catatan :
1. *) Diisi dengan jenis pertemuan yang telah dilaksanakan.
DAFTAR : Nama Penyerapan Tenaga Kerja (HOK)
KEGIATAN : Padat Karya Infrastruktur Pedesaan Padat Pekerja
KAB / KOTA :
PROGRAM : Program PPTK DITJEN BINAPENTA dan PKK
TAHUN : 2016
No. Nama No. KTP Alamat Desa/Kel Kec Kab/Kota Prov Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir L P
..., ... 20 ... Kepala Dinas/Kepala Bidang