• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juklak Juknis Infra 20172

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Juklak Juknis Infra 20172"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

P

ENGANTAR

Dalam rangka penanggulangan

pengangguran secara nasional,

pemerintah melalui Kementerian

Ketenagakerjaan RI dan pemerintahan

daerah memandang perlu melakukan

program konkrit berupa pembinaan,

perluasan kesempatan kerja untuk

masyarakat penganggur, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Salah satu

bentuk kegiatan pembinaan dan perluasan kesempatan kerja tersebut adalah

penciptaan lapangan kerja melalui padat karya infrastruktur. Kegiatan ini bertujuan

untuk memberdayakan potensi sumber daya daerah yang masih dapat dikembangkan,

sebagai peluang peningkatan pendapatan, aksesibilitas masyarakat dan peningkatan

perekonomian lokal.

Agar dalam pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan arah

kebijakan nasional yang telah ditetapkan, maka diperlukan Petunjuk Pelaksanaan yang

dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksana program di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten/kota maupun stakeholders yang memiliki kepentingan terhadap kegiatan

tersebut.

Secara tekhnis, buku PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA

INFRASTRUKTUR TAHUN 2017 ini telah disusun sesuai dengan arah kebijakan

nasional, maka dalam pelaksanaan di lapangan tetap perlu di integrasikan pada situasi

dan kondisi daerah setempat agar Kegiatan Padat Karya Infrastruktur, dapat

(3)

Besar harapan kami, pedoman ini dapat bermanfaat dan mengingat berbagai keterbatasan baik dalam hal substansi maupun sistematika penulisan maka saran konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan.

Direktur Jenderal Binapenta & PKK

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

KEPDIRJEN v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Maksud dan Tujuan 2

C. Ruang Lingkup 2

D. Sasaran 2

E. Sumber Anggaran 2

F. Pengertian 3

BAB II MEKANISME USULAN KEGIATAN 9

A. Tahapan Usulan Kegiatan 9

B. Bentuk Usulan Kegiatan 11

BAB III TAHAPAN KEGIATAN PADAT KARYA 13

A. Perencanaan 13

B. Persiapan 14

C. Pelaksanaan 20

D. Penggunaan Anggaran 28

E. Keberlanjutan 29

BAB IV PENGENDALIAN 31

A. Monitoring dan Evaluasi 31

B. Pengawasan 31

C. Pelaporan 32

BAB V PENUTUP 37

(5)
(6)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN

PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Jl. Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51 Lantai IV Jakarta Selatan 12950, Telp. 021-52902045, Faks. 021-52902045

Homepage http://www.binapenta.kemnaker.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

NOMOR KEP. 1834/PPTK&PKK/XII/2016

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR

TAHUN 2017

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya Infrastruktur;

b. bahwa kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilaksanakan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2017 pada Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dan Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Direktorat Jenderal Binapenta dan PKK, Kementerian Ketenagakerjaan RI;

(7)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

(8)

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 622);

10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara dan Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan;

11. Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 324 Tahun 2016 tentang Pemberian Bantuan Pemerintah Kepada Masyarakat, perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur.

Memperhatikan : 1. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pengembangan Dan Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.1.451182/2017 Tanggal 7 Desember 2016;

2. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Ditjen Binapenta dan PKK Tahun 2017, NOMOR: SP DIPA- 026.04.2.259322/2017 Tanggal 7 Desember 2016.

MEMUTUSKAN

Memperhatikan : Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur

(9)

KESATU : Petunjuk Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam

Diktum KESATU merupakan acuan dalam pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur kepada masyarakat.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan

Jakarta, 15 Desember 2016 Direktur Jenderal Binapenta dan PKK

(10)

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai upaya mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan

nasional maka dibutuhkan beberapa unsur penunjang, yang salah satunya

yaitu ketersedian sarana infrastruktur. Sarana infrastruktur tersebut

dianggap memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mobilisasi masyarakat

maupun barang dari maupun menuju sentra sosial-ekonomi. Diharapkan

dengan adanya pembangunan sarana infrastruktur dapat memiliki dampak

positif diberbagai bidang.

Sebagai instansi pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi dalam

mendukung kebijakan pemerintah, Kementerian Ketenagakerjaan RI

khususnya Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan

Perluasan Kesempatan Kerja mengembangkan kebijakan perluasan

kesempatan kerja, salah satunya pemberdayaan masyarakat melalui padat

karya infrastruktur. Sasaran dari kegiatan padat karya infrastruktur adalah

tersedianya infrastruktur sederhana penunjang kegiatan sosial-ekonomi

melalui pemberdayaan masyarakat penganggur, setengah penganggur dan

masyarakat miskin dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal.

Guna menjadikan kegiatan padat karya infrastruktur efektif dan efisien,

maka diperlukan petunjuk pelaksanaan dan teknis kegiatan padat karya.

Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Direktorat Pengembangan dan

Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK), Direktorat Jenderal Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan

PKK),Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia memandang perlu

untuk menyusun dan menerbitkan buku “Petunjuk Pelaksanaan dan

(11)

Buku petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kegiatan padat karya

infrastruktur tersebut menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan secara

teknis bagi para pelaksana kegiatan padat karya dan stakeholder baik di

tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

a. Menyamakan presepsi dalam pelaksanaan kegiatan padat karya

infrastruktur.

b. Mempermudah dan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan padat

karya infrastruktur.

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan padat karya infrastruktur,

baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan ini meliputi prosedur pengajuan

usulan, tahapan pelaksanaan kegiatan, pengunaan anggaran dan

pengendalian kegiatan padat karya infrastruktur.

D. SASARAN

Sasaran buku petunjuk pelaksanaan dan teknis padat karya infrastrukturini

adalah :

1. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan ditingkat provinsi dan

kabupaten/kota;

2. Instansi teknis terkait;

(12)

F. PENGERTIAN

1. Padat Karya

Adalah suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan

penyerapan tenaga kerja untuk meyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.

2. Infrastruktur

Adalah sarana fisik untuk menunjang sosial ekonomi masyarakat.

3. Padat Karya Infrastruktur

Adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan

penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi masyarakat

melalui pembangunan infrastruktur sederhana

4. Padat Karya Infrastruktur yang berbasis sumber daya lokal (LRB : Local

Resources Based)

Adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan

penyerapan tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi masyarakat

melalui pembangunan infrastruktur sederhana, dengan memanfaatkan

sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, misalkan : batu kali,

pasir, dan lainnya yang dilakukan secara bergotong royong untuk

pembangunan sarana infrastruktur tersebut.

5. Penganggur

Adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari kerja, sedang

mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,

sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

6. Setengah Penganggur

Adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35

jam seminggu).

7. Korban PHK

Korban PHK adalah tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan

(13)

8. Purna TKI

Purna TKI adalah tenaga kerja Indonesia yang bekerja diluar negeri

sebagai tenaga kerja Indonesia dan telah kembali ke daerah asal paling

lama 3 (tiga) tahun.

9. Keluarga TKI

Keluarga TKI adalah suami/istri atau ayah/ibu/anak dari TKI yang bekerja

di luar negeri.

10.Penanggung Jawab Kegiatan

Penanggung Jawab Kegiatan adalah pejabat yang bertanggung jawab

atas pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur di

Provinsi/Kabupaten/Kota.

11.Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Pejabat dinas yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa

sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015

tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010 yang melaksanakan kewenangan KPA untuk

mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibat

pengeluaran atas beban APBN. Tugas PPK diantaranya menandatangani

kontrak antara pihak penyedia bahan bangunan padat karya

infrastruktur dengan dinas, menandatangani Berita Acara Serah Terima

(BAST) bersama dengan Pejabat Penerima Barang dan

menandantangani Berita Acara Pembayaran (BAP).

12.Pejabat Pengadaan Barang

Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat

yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan Kuasa

Pengguna Anggaran, yang bertugas melakukan proses pengadaan

(14)

14.Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK)

Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat

yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan Kuasa

Pengguna Anggaran dan diutamakan telah mengikuti

bimbingan/pembekalan/pelatihan petugas lapangan padat karya

infrastruktur. Tugas PLPK diantaranya merencanakan, melaksanakan

dan mengkoordinasikan kegiatan padat karya yang akan dan sedang

dilaksanakan.

15.Petugas Teknis

Adalah petugas/staf yang mempunyai kemampuan perencanaan/desain

teknis padat karya infrastruktur yang ditunjuk oleh penanggung jawab

atau pejabat yang berwenang yang ditetapkan dengan surat keputusan

Kuasa Pengguna Anggaran, diutamakan yang telah mengikuti

bimbingan/pelatihan teknis padat karya infrastruktur. Tugas dari

Petugas Teknis adalah memberi arahan kepada pekerja dalam

pelaksanaan teknis di lapangan berdasarkan ketentuan dari

desain/rancang bangun serta melakukan kerjasama dengan PLPK.

Apabila dinas yang membidangi ketenagakerjaan tidak memiliki petugas

teknis maka dapat bekerjasama dengan instansi teknis terkait.

16.Pengawas Teknis

Adalah pejabat/staf potensial dari instansi teknis terkait di daerah yang

memahami bidang teknis jenis kegiatan padat karya infrastruktur yang

dilaksanakan. Tugas Pengawas Teknis adalah mengawasi pelaksanaan

pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan ketentuan-ketentuan teknis

serta melakukan kerjasama dengan PLPK.

17.Juru Bayar

Adalah petugas/staf yang ditunjuk oleh penanggung jawab atau pejabat

berwenang, dan ditetapkan dengan surat keputusan. Tugasnya

membantu bendahara dalam melakukan pembayaran uang perangsang

(15)

18.Staf Administrasi

Adalah staf pada dinas yang membidangi ketenagakerjaan yang

tugasnya membantu dalam mengelola administrasi dan keuangan

kegiatan padat karya infrastruktur.

19.Pekerja

Adalah para tenaga kerja yang direkrut dari korban PHK, purna TKI,

keluarga TKI, masyarakat penganggur, setengah penganggur dan

miskin disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur

yang memenuhi kriteria pekerja padat karya infrastruktur serta yang

terdaftar sebagai pekerja padat karya infrastruktur.

20.Kepala Kelompok

Adalah seorang diantara pekerja padat karya infrastruktur yang dipilih

oleh pekerja untuk menjadi kepala kelompok dalam kegiatan padat karya

infrastruktur. Umumnya 1 (satu) kepala kelompok membawahi 20 (dua

puluh) orang pekerja.

21.Tukang

Adalah seseorang yang berasal dari masyarakat yang memiliki

keterampilan dan pengetahuan teknis untuk pembuatan/rehabilitasi

infrastruktur.

22.Uang Perangsang Kerja (UPK)

Adalah sejumlah uang yang diberikan kepada para tenaga kerja padat

karya infrastruktur oleh Juru Bayar dalam kurun waktu tertentu dan

bersifat stimulan atau bukan upah kerja.

23.Edukasi Masyarakat

Adalah kegiatan penyampaian informasi, pengetahuan dan wawasan

kepada masyarakat mengenai perencanaan, pelaksanaan, perawatan

(16)

25.Gambar Desain

Adalah pembuatan sketsa/rancang bangun suatu pekerjaan fisik

kegiatan padat karya infrastruktur dari segala dimensi mencakup

panjang, lebar, tinggi untuk menentukan luas, volume dan lainnya.

Pembuatan gambar desain ini dilakukan oleh orang/instansi/lembaga

yang memiliki pengetahuan dan kompetensi mengenai gambar desain

dan hasilnya yang dapat dipertanggungjawabkan.

26.Sewa Peralatan

Adalah penggunaan alat/mesin sederhana yang diperoleh dengan cara

menyewa sesuai ketentuan yang berlaku. Alat/mesin tersebut digunakan

untuk mengerjakan pekerjaan fisik padat karya infrastruktur yang sulit

dikerjakan oleh manusia atau untuk meningkatkan kualitas pekerjaan

tanpa mengurangi serapan tenaga kerja.

27.Identifikasi Potensi Padat Karya Infrastruktur

Adalah upaya menggali dan menghimpun informasi mengenai potensi

sumber daya lokal dari calon lokasi kegiatan padat karya infrastruktur

dalam rangka menetapkan lokasi dan jenis kegiatan padat karya

infrastruktur yang tepat berdasarkan kriteria padat karya infrastruktur.

Identifikasi dilakukan oleh personil yang ditunjuk oleh pejabat yang

berwenang dengan ditetapkan melalui surat keputusan atau surat

perintah tugas.

28.Hari Orang Kerja (HOK)

Adalah jumlah hari orang kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan pembangunan infrastruktur yang lamanya tergantung dari

berbagai macam jenis kegiatan yang dilaksanakan.

(17)
(18)

BAB II.

MEKANISME USULAN

KEGIATAN

A. TAHAPAN USULAN KEGIATAN

Agar diperoleh usulan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka usulan

kegiatan padat karya infrastruktur harus melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut :

1. Masyarakat

Masyarakat mengusulkan kegiatan kebutuhan prasarana infrastruktur

melalui rembug desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kepada

pemerintah desa/kecamatan.

2. Pemerintah desa/kecamatan

Pemerintah desa/kecamatan melakukan inventarisasi dan seleksi usulan

masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang)

tingkat desa/kecamatan diusulkan jenis kegiatan yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat kepada dinas kabupaten/kota yang membidangi

ketenagakerjaan, yang meliputi aspek tenaga kerja, teknis dan sosial

ekonomi.

3. Dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota

Dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota melakukan

identifikasi usulan dari pemerintahan desa/kecamatan yang meliputi

identifikasi manfaat dari aspek ketenagakerjaan, sosial ekonomi dan

kelayakan teknis. Selanjutnya dilakukan penilaian dan mengusulkan lokasi

dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas

dengan persetujuan pemerintahan kabupaten/kota ke Dinas yang

membidangi ketenagakerjaan di Provinsi, tembusan disampaikan ke

Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), Cq

(19)

4. Dinas ketenagakerjaan provinsi

Dinas yang membidangi ketenagakerjaan provinsi melakukan verifikasi dan

merekomendasi kelayakan berdasarkan skala prioritas dan menyampaikan

kepada Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan

PKK), Cq Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja

(PPKK).

5. Kementerian ketenagakerjaan

Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), Cq

Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK)

melakukan penilaian kelayakan usulan dan menetapkan paket kegiatan

(20)

B. BENTUK USULAN KEGIATAN

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

1. Tinjauan Geografis

2. Kondisi Ketenagakerjaan

3. Keadaan Sosial Ekonomi

B. Maksud, Tujuan, Manfaat dan Sasaran

C. Ruang Lingkup

II. Identifikasi Potensi

A. Lokasi Kegiatan

B. Jenis Kegiatan

C. Sumber Daya (Potensi)

III. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

A. Jadwal Pelaksanaan

B. Anggaran

(21)
(22)

BAB III.

TAHAPAN KEGIATAN PADAT

KARYA

Untuk mengefektifkan pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur sesuai dengan

tahapannya, maka perlu diuraikan secara lebih teknis dan terinci dalam

pelaksanaannya, sebagai pelaksanaannya, sebagai berikut :

A. PERENCANAAN

Perencanaan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan kegiatan padat

karya infrastruktur dimulai. Sebagai salah satu langkah penting dalam kegiatan

padat karya infrastruktur perencanaan harus disusun secara sistematis serta

menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur.

Perencanaan pelaksanaan kegiatan (renlakgiat) padat karya infrastruktur

sebagai berikut :

- Bab I Pendahuluan (umum, dasar hukum, maksud dan tujuan, serta ruang lingkup)

- Bab II Sasaran kegiatan (sasaran kualitatif dan sasaran kuantitatif)

- Bab III Pembagian tugas dan tanggungjawab personil kegiatan padat karya infrastruktur

- Bab IV Rencana pekerjaan, survey teknis, desain/rancang bangun, perhitungan volume, pembuatan rencana anggaran biaya,

jadwal pelaksanaan, lokasi (desa/kelurahan) dan jenis

kegiatan

- Bab V Bahan dan peralatan

- Bab VI Dukungan anggaran

(23)

B. PERSIAPAN

1. Penetapan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) tentang

penetapan lokasi kegiatan padat karya infrastruktur.

2. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kuasa Pengguna Anggaran

Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja dengan

Penanggungjawab Kegiatan Padat Karya Infrastruktur di

Provinsi/Kabupaten/Kota.

3. Penandatanganan Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan padat

karya infrastruktur oleh Penanggungjawab kegiatan Padat Karya

Infrastruktur di Provinsi/Kabupaten/Kota.

4. Penandatanganan Pakta Integritas oleh Penanggungjawab kegiatan Padat

Karya Infrastruktur di Provinsi/Kabupaten/Kota.

5. Dinas yang mendapat alokasi kegiatan Padat Karya Infrastruktur segera

menyiapkan dan menyampaikan dokumen – dokumen sebagai berikut :

a. Surat Keputusan Kepala Dinas tentang penetapan lokasi

(desa/kelurahan,kecamatan), jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan

kegiatan Padat Karya Infrastruktur.

b. Usulan pengelola kegiatan oleh dan ditandatangani oleh kepala dinas

meliputi :

1) Penanggungjawab kegiatan

2) Pejabat pembuat komitmen (PPK)

3) Bendahara pengeluaran pembantu (BPP)

4) Pejabat pengadaan (PP)

(24)

c. Rekening tabungan atas nama Dinas ... (sesuai nomenklatur). Untuk

mempercepat pen cairan anggaran diharapkan menggunakan rekening

bank nasional yang bekerjasama dengan KPPN (BRI, BNI, MANDIRI dan

BTN). Pastikan rekening masih aktif dengan melampirkan refrensi bank.

d. NPWP Dinas ...(diperbolehkan NPWP atas nama bendahara dinas)

6. Dokumen kontrak pengadaan bahan bangunan padat karya infrastruktur.

Pastikan nomor rekening penyedia barang masih aktif, dengan

melampirkan refrensi bank.

7. Penyediaan ATK dan Administrasi

a. Penyediaan ATK dan administrasi meliputi keperluan alat tulis kantor,

bahan komputer, formulir-formulir, dan peralatan kerja sederhana

untuk kelancaran kegiatan padat karya infrastruktur.

b. Untuk penyediaan ATK dan administrasi disediakan anggaran, namun

penggunaan anggaran tersebut harus sesuai kebutuhan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

8. Pembiayaan

a. Agar kegiatan yang telah ditetapkan dapat terlaksana sesuai jadwal,

maka bendahara harus memproses dan menyediakan pembiayaan

yang diperlukan.

b. Pengajuan anggaran harus sesuai dengan peraturan dan syarat yang

telah ditetapkan.

c. Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan pengajuan kebutuhan

keuangan dan pertanggung jawabannya, bendahara dibantu staf

administrasi.

d. Setiap biaya yang dikeluarkan harus dapat dipertanggungjawabkan

secara administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Identifikasi

(25)

b. Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat menyiapkan

personil yang akan melaksanakan kegiatan identifikasi dengan

dibekali surat perintah tugas dan keperluan administrasi lainnya.

c. Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan identifikasi harus juga

mempersiapkan instrumen yang dapat menggambarkan keadaan

lokasi kegiatan berupa kuesioner. Kuesioner tersebut harus dapat

menggambarkan informasi mengenai kondisi dan situasi calon lokasi

padat karya infrastruktur.

d. Dalam teknis pelaksanaannya petugas yang ditunjuk langsung

melakukan identifikasi ke lokasi dengan uraian kegiatan sebagai

berikut:

1) Menghimpun data yang dibutuhkan dalam identifikasi;

2) Observasi lapangan;

3) Menggali informasi dari tokoh dan elemen masyarakat;

4) Melakukan pencatatan;

5) Melakukan analisa data identifikasi;

6) Membuat laporan hasil identifikasi;

7) Melaporkan hasil identifikasi kepada penanggungjawab kegiatan.

10.Pemilihan dan Penetapan Lokasi

a. Pemilihan dan penetapan lokasi harus berdasarkan hasil identifikasi.

Bila ada beberapa calon lokasi sedangkan alokasi kegiatan terbatas,

maka harus disusun berdasarkan skala prioritas, sesuai kriteria yang

ditentukan. Setelah ditemukan lokasi yang paling tepat, maka lokasi

tersebut ditetapkan dengan Surat Keputusan yang ditandatangani

oleh Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di

(26)

4) Potensi peningkatan sosial ekonomi masyarakat.

11.Penetapan Jenis Kegiatan

a. Penetapan jenis kegiatan harus sesuai dengan potensi daerah dan

memiliki kemanfaatan yang besar bagi masyarakat khususnya dalam

melakukan aktivitas sosial-ekonomi. Penetapan jenis kegiatan padat

karya infrastruktur ditetapkan dengan Surat Keputusan yang

ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan

setempat.

b. Secara teknis pelaksanaan penetapan jenis kegiatan sebagai berikut

:

1) Membahas dan menganalisis hasil identifikasi terkait dengan

permasalahan, kebutuhan dan potensi yang ada;

2) Menentukan skala prioritas jenis kegiatan yang dibutuhkan;

3) Menetapkan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat;

4) Menetapkan jenis kegiatan dalam satu surat keputusan

penetapan lokasi.

12.Desain Teknis

a. Desain teknis bertujuan untuk membuat sketsa pekerjaan fisik

meliputi panjang, lebar dan luas.

b. Desain teknis dilakukan oleh petugas yang memiliki keahlian

mengenai gambar desain (diutamakan dari dinas teknis)

berkoordinasi dengan PLPK dan petugas teknis. Desain teknis

dimaksud harus memuat tampak atas (sketsa lokasi), potongan,

detail dan spesifikasi.

Teknis pembuatan desain dilakukan sebagai berikut :

1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan

jenis kegiatan;

(27)

3) Membuat sketsa gambar rencana sederhana, perhitungan

volume dan dimensi;

4) Membuat detail gambar lengkap dengan spesifikasinya;

5) Berdasarkan gambar tersebut dilakukan perhitungan

RAB/estimasi biaya;

6) Desain dan RAB divalidasi oleh instansi teknis terkait.

13.Petugas Lapangan Padat Karya

Dalam mobilitas yang tinggi diperlukan Petugas Lapangan Padat Karya

yang berpengalaman dan diutamakan telah memiliki sertifikat sebagai

petugas lapangan padat karya antara lain telah mengikuti :

a. Bimtek PL Padat Karya yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja

Provinsi.

b. Bimtek Peningkatan Kapasitas Petugas Lapangan Padat Karya yang

diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan dan Perluasan

Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI.

14.Pendaftaran dan Seleksi Pekerja

a. Pendaftaran calon tenaga kerja dilaksanakan dengan sasaran adalah

masyarakat (penganggur, setengah penganggur, TKI purna, korban

PHK dan masyarakat miskin) disekitar lokasi yang sudah ditentukan

disertai dengan nomor induk kependudukan (NIK).

b. Setelah selesai pendaftaran calon pekerja selanjutnya dilakukan

seleksi yaitu dalam rangka mencari dan menentukan tenaga kerja

yang benar-benar layak menjadi pekerja padat karya sesuai dengan

kriteria.

c. Setelah diperoleh sejumlah tenaga kerja yang akan terlibat dalam

(28)

e. Teknis pelaksanaan seleksi pekerja sebagai berikut :

1) Berkoordinasi dengan kepala desa terkait dengan kriteria tenaga

kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan padat karya infrastruktur.

2) Mendapatkan dan melakukan seleksi pekerja sesuai dengan

jumlah kriteria yang ditentukan.

3) Menentukan nama-nama calon tenaga kerja yang akan

berpartisipasi dalam kegiatan padat karya infrastruktur.

4) Menetapkan calon tenaga kerja pelaksana kegiatan padat karya

infrastruktur dengan surat keputusan Kepala Dinas yang

membidangi ketenagakerjaan setempat.

15.Pengadaan Bahan dan Peralatan

a. Peralatan kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan fisik kegiatan padat

karya infrastruktur, antara lain ; palu/martil, skop, cangkul, linggis,

gerobak, tang/kakak tua dan lain sebagainya.

b. Bahan dan peralatan kerja sebaiknya tidak perlu semua dibeli. Bila

ada masyarakat yang memiliki bahan atau peralatan tersebut lebih

diutamakan penggunaannya sehingga tidak terjadi pemborosan

anggaran.

c. Pengadaan bahan dan peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan dan

ketentuan yang berlaku.

d. Teknis pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatan kerja sebagai

berikut :

1) Petugas Lapangan Padat Karya (PLPK) membuat daftar

kebutuhan bahan dan peralatan kerja;

2) PLPK menyampaikan daftar kebutuhan bahan dan peralatan kerja

kepada petugas yang ditunjuk untuk membeli peralatan kerja

yang dibutuhkan;

3) PLPK memberikan peralatan kerja yang telah dibeli oleh petugas

yang ditunjuk dan harus diinventarisir sebelum dibagikan kepada

(29)

6) PLPK mendistribusikan bahan-bahan sesuai dengan

perkembangan volume pekerjaan;

7) Ketua kelompok bertanggung jawab mengawasi bahan dan

peralatan yang sudah diterima.

16.Inventarisasi Penggunaan Bahan dan Peralatan

Bahan, peralatan dan barang lainnya untuk kepentingan kegiatan padat

karya infrastruktur harus di data oleh PLPK dengan menggunakan

Formulir F. Secara teknis pelaksanaan inventarisir penggunaan bahan

dan peralatan sebagai berikut:

a. PLPK menentukan volume dan kualitas bahan dan peralatan sesuai

dengan spesifikasi yang ditentukan sebelum dipergunakan;

b. PLPK menghitung dan mencatat bahan dan peralatan yang telah

diterima dari penyedia barang, bahan dan peralatan tersebut.

C. PELAKSANAAN

Pelaksana kegiatan Padat Karya Infrastruktur adalah dinas

Provinsi/Kabupaten/kota yang bertanggungjawab dibidang

ketenagakerjaan.

Kegiatan Padat Karya Infrastruktur dilakukan dengan langkah sebagai berikut

:

1. Edukasi dan Rembug Masyarakat

a. Edukasi merupakan suatu tahapan yang bertujuan untuk

membangun kesepahaman sehingga didapatkan satu persamaan

persepsi, kesamaan langkah dalam melaksanakan padat karya

infrastruktur serta mendorong keterlibatan masyarakat secara utuh.

(30)

e) Pemeliharaan dan keberkelanjutan.

2) Penjelasan kegiatan oleh narasumber (sesuai dengan jenis kegiatan).

3) Membuat notulen edukasi.

b. Rembug masyarakat adalah bagian dari rangkaian kegiatan edukasi

yang melibatkan seluruh calon tenaga kerja, tokoh masyarakat dan

aparat desa yang difasilitasi oleh PLPK yang disupervisi oleh dinas

yang membidangi ketenagakerjaan setempat.

Teknis pelaksanaan rembug masyarakat sebagai berikut :

1) PLPK bersama aparatur terkait memberikan informasi dan arahan

tentang pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur sebagaimana

telah disampaikan pada sesi edukasi;

2) Pendaftaran calon tenaga kerja dan menetapkan jumlah pekerja,

tukang, kepala kelompok dan uang perangsang kerja (UPK);

3) PLPK bersama aparatur terkait menyusun perencanaan pelaksanaan

kegiatan padat karya infrastruktur;

4) PLPK dan aparatur terkait bersama masyarakat melakukan

pembentukan kelompok dan sub kelompok kerja serta

perangkat-perangkat yang dibutuhkan;

5) PLPK dan aparatur terkait bersama masyarakat menetapkan waktu

mulai pelaksanaan kegiatan;

6) PLPK dan aparatur terkait menjelaskan kepada masyarakat bahwa

alat-alat kerja dan bahan disediakan sesuai anggaran.

Edukasi dan rembug masyarakat dilaksanakan di daerah/desa yang

mendapat alokasi kegiatan. Peserta yang mengikuti edukasi dan rembug desa

adalah calon tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan untuk

mendapatkan informasi dan penjelasan secara lebih jelas dan terperinci

tentang kegiatan. Pelaksanaan edukasi dan rembug desa dituangkan dalam

notulen.

(31)

gambar desain, selanjutnya dilakukan pengukuran dan pemasangan patok

setiap 25 M sesuai desain teknis kegiatan yang akan

dibangun/direhabilitasi;

b. Patok berfungsi sebagai patokan pelaksanaan fisik bagi para pekerja tentang

letak, bentuk dan ukuran bangunan fisik yang harus dikerjakan;

c. PLPK, Petugas Teknis dan Petugas Terkait harus mempelajari situasi lokasi,

guna kelancaran pekerjaan.

Secara teknis pengukuran dan pemasangan patok dapat dilakukan sebagai

berikut :

1) Pemasangan patok untuk kegiatan padat karya infrastruktur

dilakukan dengan jarak maksimal per 25 meter antar patok;

2) Membuat patok tambahan untuk kegiatan fisik bangunan pelengkap.

3. Pengecekan Patok

a. PLPK, Petugas Teknisi dan petugas terkait mengecek kembali patok yang

sudah dipasang sebelumnya, apabila ada perubahan/pergeseran/hilang;

b. Patok berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan fisik tentang letak, bentuk

dan ukuran bangunan fisik yang harus dikerjakan.

Secara teknis pengecekan patok dapat dilakukan dengan cara:

1) Pengamatan dari patok ke patok berdasarkan desain;

2) Memastikan patok yang sudah terpasang tetap pada posisinya;

3) Bila terjadi perubahan/hilang maka patok harus dipasang kembali.

4. Pencatatan Tenaga Kerja

a. Setiap hari sebelum pekerjaan dimulai, PLPK wajib mengecek secara cermat

nama tenaga kerja yang akan ikut bekerja sesuai dengan daftar nama

tenaga kerja dan pembagian kelompok;

(32)

5. Pengaturan Pembagian Kerja

Sebagaimana telah disepakati dalam edukasi dan rembug masyarakat tentang

pembagian kelompok, penentuan ketua kelompok, pembagian pekerjaan dan

waktu kerja maka PLPK mengingatkan kembali akan hal tersebut.

Anggota kelompok tidak lebih dari 20 orang tenaga kerja, agar pembagian

kerjanya dapat efektif, setiap kelompok dipimpin oleh Ketua Kelompok, jumlah

masing-masing sub kelompok adalah 20 orang pekerja + 1 Ketua kelompok + 1

tukang.

Secara teknis pengaturan pembagian kerja dapat dilaksanakan sebagai berikut

:

a. Mengingatkan kembali kesepakatan yang telah dibuat pada saat edukasi dan

rembug masyarakat tentang pembagian kerja.

b. Menyiapkan daftar urutan pekerjaan.

c. PLPK mengatur sesuai dengan pembagian pekerjaan.

d. PLPK dan petugas terkait mengawasi pelaksanaan kegiatan pembagian

pekerjaan.

6. Jangka Waktu

Untuk mengefektifkan dan memaksimalkan kegiatan Padat Karya Infrastruktur,

pelaksanaan kegiatan agar segera dilaksanakan setelah menerima Surat

Keputusan Dirjen Binapenta dan PKK, RAB Kegiatan dan menandatanganiNota

Kesepahaman. Apabila dalamjangka waktu 60 (enam puluh) hari kalender

setelah penandatanganan Nota Kesepahaman kegiatan Padat Karya

Infrastruktur belum dilaksanakan, Ditjen Binapenta dan PKK dapat mengalihkan

kegiatan ke provinsi/kabupaten/kota lain melalui surat pemberitahuan.

7. Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK)

Pembayaran Uang Perangsang Kerja (UPK) diatur sebagai berikut :

a. Pembayaran UPK kepada tenaga kerja dilaksanakan 1 (satu) minggu sekali

oleh Juru Bayar langsung kepada tenaga kerja di dampingi dengan PLPK pada

hari yang telah disepakati.

(33)

c. PLPK melalui Juru bayar dapat mengajukan permohonan uang muka kerja

kepada Bendahara.

Atas dasar permohonan tersebut, Bendahara dengan persetujuan

Penanggungjawab menyerahkan sejumlah UPK yang diperlukan, dengan

proses sebagai berikut :

1) Nama setiap Pekerja, Ketua Kelompok, dan Tukang yang tercatat dalam

formulir B, harus sama dengan nama yang tercantum di formulir C. 2) Pembayaran UPK berdasarkan kemajuan pekerjaan dan jumlah hari orang

kerja (HOK).

3) Pekerja, Tukang dan Ketua Kelompok yang menerima UPK diharuskan

menandatangani formulir E, rangkap 3 (tiga).

4) Penyimpanan uang agar dilakukan menurut ketentuan yang berlaku.

5) Pengiriman dan penyerahan UPK ke lokasi kegiatan agar dilaksanakan

dengan cara seaman mungkin dan sesuai ketentuan pengelolaan

keuangan yang berlaku.

Secara teknis pembayaran UPK dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Pengajuan uang muka kerja harus disertai dengan keterangan atau

pernyataan dari PLPK tentang jumlah pekerja yang ikut bekerja,

menggunakan formulir D;

b) Bendahara melakukan pengecekan kelengkapan administrasi

pembayaran UPK;

c) Bendahara menyerahkan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk

pembayaran uang perangsang kerja kepada juru bayar;

d) Juru bayar melakukan pembayaran UPK secara langsung kepada

pekerja yang didampingi oleh PLPK;

(34)

ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dinas setempat

dengan Penyedia Barang dan diketahui oleh Penanggungjawab Kegiatan;

b. Pejabat Penerima Barang memeriksa dan menerima bahan bangunan dan

peralatan kerja yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima bahan

bangunan dan peralatan yang ditandatangani oleh Penyedia barang dengan

Pejabat Penerima dan diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

c. Barang yang sudah diterima pejabat penerima barang segera diserahkan

kepada PLPK dengan dilengkapi berita acara serah terima barang untuk

segera dipergunakan dilapangan;

Secara teknis pengadaan bahan bangunan fisik dilakukan sebagai berikut :

1)PLPK membuat daftar kebutuhan bahan bangunan dan peralatan kerja

serta dengan spesifikasinya;

2)PLPK menyampaikan daftar kebutuhan bahan bangunan fisik yang telah

dibuat kepada Pejabat Pengadaan Barang;

3)Pejabat Pengadaan Barang melakukan pengadaan sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku tentang pengadaan barang;

4)Bahan yang sudah diterima oleh Pejabat Penerimaan Barang diserahkan

kepada PLPK untuk segera digunakan dalam pelaksanaan kegiatan padat

karya infrastruktur.

9. Pengadaan Bahan Bangunan Fisik LRB (khusus untuk Padat Karya

Infrastruktur berbasis sumber daya lokal / LRB)

Pengadaan sebagian bahan bangunan fisik dilakukan dengan cara identifikasi

sumber daya alam yang ada di daerah tersebut yang memungkinkan untuk

diambil secara bersama atau gotong royong oleh peserta padat karya,

sementara sebagian bahan bangunan lain yang tidak ada di daerah padat karya

infrastruktur pengadaannya sama dengan pengadaan bahan bangunan fisik

dalam padat karya infrastruktur.

10.Sewa Peralatan

Peralatan/mesin yang disewa digunakan hanya untuk pekerjaan yang sulit

(35)

berarti mengurangi penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan

kegiatan fisik padat karya infrastruktur.

Secara teknis sewa alat adalah sebagai berikut :

a. PLPK dibantu petugas terkait membuat spesifikasi teknis alat yang akan

disewa untuk diajukan kepada Penanggungjawab kegiatan Dinas Tenaga

Kerja setempat;

b. Penanggungjawab kegiatan memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen

untuk melakukan penyewaan alat yang dibutuhkan melalui proses

pengadaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

11.Pembuatan Papan Data dan Prasasti

Setiap lokasi pelaksanaan kegiatan dipasang papan data yang memuat informasi

tentang jumlah pekerja dan waktu pelaksanaan kegiatan sedangkan prasasti

dibuat dan dipasang setelah kegiatan fisik mencapai 100%.

Secara teknis pembuatan papan data dan prasasti sebagai berikut :

a. Papan data terbuat dari papan atau bahan lainnya yang tahan lama

berukuran sekitar ± P =1,20 meter dan L= 1 meter

b. Lama pekerjaan Papan data berisikan informasi tentang:

- nama kegiatan - jenis kegiatan - lokasi kegiatan - jumlah anggaran - jumlah tenaga kerja - jumlah harian orang kerja - tahun kegiatan

- lama pekerjaan

(36)

12.Kecelakaan Kerja, Musibah dan Bencana

a. Mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja atau musibah yang menimpa

pekerja maka sebaiknya para pekerja diasuransikan pada program

jamsostek/BPJS sesuai dengan anggaran yang tersedia.

b. Apabila terjadi bencana yang mengakibatkan kerusakan/kemusnahan

sebagian atau seluruh fisik kegiatan, maka PLPK dibantu pihak terkait wajib

melaporkan kepada Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan yang

bersangkutan untuk memperoleh petunjuk tentang tindakan yang perlu

diambil. Untuk kejadian luar biasa (bencana alam) harus dibuatkan berita

acara oleh Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan, dengan melibatkan

unsur pemerintah daerah setempat. Berita acara tersebut harus dibuat

secara rinci yang berhubungan dengan kejadian, berikut dilampirkan

dokumentasi (photo/video)

c. Jika ada pengurangan volume yang diakibatkan oleh bencana atau

pekerjaan yang tidak sesuai dengan desain awal, maka dituangkan dalam

berita acara revisi dibuat oleh PLPK yang ditandatangani oleh

Penanggungjawab.

Secara teknis penanganan kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai berikut

:

1) Petugas mensosialisasikan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

kepada segenap pekerja;

2) PLPK menyiapkan P3K.

3) Menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Asuransi/Jamsostek/BPJS

Ketenagakerjaan;

d. Melakukan survey pusat pelayanan kesehatan yang terdekat dengan lokasi.

Secara teknis penanganan musibah dan bencana dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. PLPK memeriksa lokasi yang terkena bencana alam.

b. PLPK membuat berita acara tentang bencana alam dan perubahan

(37)

13.Apabila dinas kabupaten/kota tidak memiliki sumber daya manusia yang

mencukupi, maka pelaksana kegiatan Padat Karya Infrastruktur dapat dialihkan

ke dinas Provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

D. PENGUNAAN ANGGARAN

Dana untuk kegiatan Padat Karya Infrastruktur Tahun 2017 ada di Dit PPKK dan

BBPPK & PKK Lembang (untuk Padat Karya Infrastruktur berbasis potensi sumber

daya local / LRB). Dalam rangka mencairkan anggaran, Dinas Ketenagakerjaan

Provinsi/Kabupaten/Kota diharapkan dapat berkoordinasi dengan Dit PPKK dan

BBPPK & PKK Lembang. Secara umum mekanisme yang dilaksanakan adalah

melalui pola transfer bantuan pemerintah, prosedur pencairan anggarannya

adalah sebagai berikut :

1. Direktur Jenderal Binapenta & PKK menetapkan Surat Keputusan (SK)

Penunjukan lokasi kegiatan;

2. Dinas Ketenagakerjaan Provinsi/Kabupaten/Kota menandatangani nota

kesepahaman dengan Direktur PPKK selaku KPA diatas materai secukupnya;

3. Dinas Ketenagakerjaan menandatangani surat kesanggupan melaksanakan

pekerjaan dan Pakta Integritas, masing-masing diatas materai secukupnya;

4. Dinas Ketenagakerjaan Provinsi/Kabupaten/Kota menetapkan lokasi dan jenis

kegiatan yang disahkan oleh KPA;

5. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah;

6. Transfer dana bantuan pemerintah;

7. Pencairan dana bantuan pemerintah;

8. Pemanfaatan dana bantuan pemerintah;

9. Pelaksanaan pekerjaan fisik.

(38)

E. KEBERLANJUTAN

Pemerintah daerah dan pemerintahan desa serta sektor-sektor terkait

memprogramkan secara bersama-sama pembangunan yang berkelanjutan

dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Penerapan prinsip dalam pelaksanaan pembangunan secara partisipatif;

2. Jaminan berfungsinya infrastruktur secara berkelanjutan, guna

meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat;

3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber

pembiayaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan;

4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat didesa dan kecamatan dalam

pengelolaan hasil kegiatan;

5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

Pemeliharaan padat karya infrastruktur adalah upaya pemanfaatan dan

perawatan infrastruktur secara optimal oleh masyarakat sebagai penguna

infrastruktur dengan pembinaan pemerintah daerah secara berkesinambungan.

Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut :

1. Infrastruktur yang terbangun tetap berfungsi sesuai dengan kualitas dan

umur rencana;

2. Menjamin pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, yaitu

pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan pemeliharaan insidentil;

3. Memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengoperasikan dan

mengoptimalkan aset yang ada sebagai sumberdaya serta meningkatkan

(39)
(40)

BAB IV.

PENGENDALIAN

Pengendalian dilakukan untuk menjamin keberlangsungan dan efektivitas kegiatan

padat karya infrastruktur. Pengendalian dilakukan secara bertahap dan berjenjang

disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Secara

garis besar, pengendalian dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :

A. MONITORING DAN EVALUASI

Dalam rangka mengetahui hasil pelaksanaan padat karya infrastruktur harus

dilakukan pemantauan. Hal ini sangat penting guna mengetahui keberhasilan

dan kendala, agar diketahui lebih awal bagaimana solusi dan pemecahan

masalah lebih lanjut.

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan oleh dinas ketenagakerjaan

provinsi/kabupaten/kota dan Direktorat Pengembangan dan Perluasan

Kesempatan Kerja sebagai penanggungjawab pelaksanaan program.

B. PENGAWASAN

1. Pengawas Internal

Pengawasan pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur dilakukan oleh

Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan R.I. yang dananya

bersumber dari APBN.

Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur

dilakukan dengan cara :

a. Pengawasan fungsional, pengawasan tersebut dilakukan oleh

Inspektorat Jenderal yang berada langsung di bawah Menteri

Ketenagakerjaan Republik Indonesia;

b. Pengawasan dan pengendalian oleh atasan langsung (pengawasan

melekat). Pengawasan tersebut disesuaikaan dengan hierarki organisasi;

c. Pengawasan terhadap pengelolaan kegiatan padat karya infrastruktur

(41)

d. Pengawasan yang berkesinambungan dapat dilakukan secara langsung

dan terus menerus dengan mengadakan peninjauan ke lapangan dan

secara tidak langsung melalui monitoring evaluasi, pencermatan

terhadap laporan yang ada dan atau informasi lain yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Pengawas External

Pengawasan eksternal dilakukan oleh:

a. BPK

b. BPKP

c. Masyarakat

C. PELAPORAN

Sistem pelaporan dilakukan secara periodik/berkala dan insidensil yang memuat

tentang perkembangan fisik dan keuangan serta dilaporkan secara berjenjang

mulai dari tahap awal sampai akhir kegiatan sebagai bahan pengendalian dan

pengawasan.

Adapun jenis pelaporan fisik adalah:

1. Laporan untuk Kantor Staf Presiden (KSP)

a. Data peserta kegiatan padat karya infrastruktur meliputi nama peserta,

jenis kelamin, pendidikan, usia,alamat, nomor identitas (KTP).

b. Data lokasi (desa/kelurahan dan kecamatan) dan jenis kegiatan.

c. Data tersebut disampaikan pada awal pelaksanaan kegiatan kepada

Ditjen Binapenta dan PKK Cq. Direktorat Pengembangan dan Perluasan

Kesempatan Kerja Cq BBPPK & PKK Lembang melalui email :

subdit.padatkarya@gmail.com; pep_bbppk@yahoo.co.id; cc :

(42)

dengan menggunakan (Formulir PK-1 dan PK-2). Bila terdapat hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, maka PLPK diharuskan

melaporkan adanya hambatan tersebut, menggunakan (Formulir PK-4). Dalam membuat perhitungan kemajuan fisik, PLPK harus berpedoman

kepada DURK dan gambar desain dengan hasil kerja fisik pekerjaan yang

telah dicapai.

b. Disamping laporan tersebut diatas PLPK berkewajiban membuat laporan

mingguan penyerapan tenaga kerja riil dengan menggunakan Formulir

PK-3 yang disusun berdasarkan Daftar Register Nama Pekerja

(Formulir B & C).

c. Berdasarkan laporan PLPK tersebut, maka Pelaksanaan Kegiatan

berkewajiban membuat laporan mingguan yang merupakan himpunan

dari laporan mingguan. Laporan ini menggunakan (Formulir PK-5) oleh Pelaksana Kegiatan disampaikan kepada Penanggungjawab Pelaksanaan

Kegiatan.

3. Laporan Paripurna & Berita Acara Serah Terima Kegiatan Padat Karya

a. Penanggungjawab kegiatan berkewajiban membuat laporan paripurna

setelah pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur selesai. Laporan

tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas dan disampaikan kepada

Kementerian Ketenagakerjaan RI, Direktorat Jenderal Pembinaan

Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, cq.

Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, dengan

alamat Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lantai IV Blok A, Jakarta

Selatan.

b. Laporan paripurna, harus dibuat secara detail, sehingga laporan

paripurna yang dibuat dapat memberikan gambaran yang jelas meliputi:

1) Perencanaan

2) Persiapan

3) Pelaksanaan

(43)

Pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur harus

didokumentasikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a)Perkembangan proses pelaksanaan kegiatan dimulai dari 0%, 50%

dan 100%. Pengambilan gambar dilakukan dari titik dan posisi

yang sama;

b)Photo yang memperlihatkan kegiatan pokok/utama sebanyak 3

(tiga) posisi;

c)Photo pada saat pekerja sedang bekerja sebanyak 3 (tiga) posisi;

d)Photo pada saat pekerja sedang menerima UPK;

e)Photo-photo tersebut (butir a s/d d) dicetak 3 kali dengan ukuran

4R dan disampaikan juga dalam bentuk softcopy (flashdisk).

c. Laporan paripurna disampaikan kepada Dirjen Binapenta dan PKK Cq

Direktorat PPKK, Cq BBPPK & PKK Lembang selambat-lambatnya satu minggu setelah pekerjaan selesai.

d. Berita Acara Serah Terima Kegiatan

Berita acara serah terima kegiatan merupakan pengalihan tanggung

jawab hasil pekerjaan kegiatan padat karya infrastruktur dari Dinas yang

membidangi ketenagakerjaan setempat kepada unsur pemerintah daerah

tempat pelaksanan kegiatan padat karya infrastruktur. Berita acara serah

terima kegiatan padat karya infrastruktur memuat nama, jabatan, alamat

baik dari pihak dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat

maupun pihak pemerintah daerah tempat pelaksanaan kegiatan dan hasil

kegiatan yang diserahkan kepada masyarakat. Berita acara serah terima

pekerjaan ditandatangani oleh Penanggungjawab Pelaksanaan Kegiatan

sebagai pihak yang menyerahkan hasil pekerjaan kegiatan padat karya

(44)

CONTOH : KERANGKA LAPORAN PARIPURNA

C. TUJUAN DAN SASARAN D. RUANG LINGKUP KEGIATAN

BAB. II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PERSIAPAN B. PELAKSANAAN C. PENGENDALIAN

BAB. III ASPEK KETENAGAKERJAAN

A. PENYERAPAN TENAGA KERJA

B. HASIL KEGIATAN

1. Surat Keputusan Pelaksana Kegiatan Padat Karya Infrastruktur

2. Surat Keputusan Penetapan Lokasi dan Jenis Kegiatan Padat Karya Infrastruktur

3. Surat Keputusan Peserta Kegiatan Padat Karya Infrastruktur 4. Peta lokasi kegiatan padat karya infrastruktur

5. Gambar desain kegiatan padat karya infrastruktur

6. Daftar penyerapan tenaga kerja riil selama pelaksanaan kegiatan padat karya infrastruktur.

7. Rekapitulasi seluruh kegiatan setiap minggu, sebagaimana contoh pada (Formulir A s/d G) dan (Formulir PK-1 s/d 6).

8. Berita acara serah terima, hasil pekerjaan padat karya infrastruktur. (antar Penanggungjawab kepada unsur Pemerintah Daerah setempat)

(45)
(46)

BAB V.

PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang

berkepentingan dalam melaksanaan program Padat Karya Infrastruktur Tahun 2017.

Sehubungan dengan hal terebut kepada Pelaksana Pusat, Daerah(Provinsi dan

Kabupaten/Kota), serta peserta agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk

Pelaksanaan. Sehingga tujuan untuk menciptakan lapangan kerja atau lapangan

usaha yang produktif dan berkelanjutan benar-benar tercapai serta memberikan hasil

(47)
(48)
(49)
(50)

LAMPIRAN

FORMULIR - FORMULIR

Formulir : A.

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR

TAHUN ANGGARAN 2017 PAPAN DATA KEGIATAN

1. Nama Kegiatan : ...

2. Jenis Kegiatan : ...

3. Desa : ...

4. Kecamatan : ...

5. Kabupaten/Kota : ...

6. Provinsi : ...

7. Jumlah HOK : ...

8. Dimensi Volume Pekerjaan : ...

9. Besarnya Upah Tenaga Kerja : -Pekerja : Rp. /Hari -Kepala Kelompok : Rp.

/Hari

- Tukang : Rp. /Hari

10. Pelaksanaan Kegiatan :Tanggal dimulai, ... Selesai tanggal, ...

11. Jumlah target orang ikut kerja :... Orang

12. Jumlah Tenaga Kerja rata-rata perhari :... Orang

(51)

-KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR LRB

TAHUN ANGGARAN 2017 PAPAN DATA KEGIATAN

1. Nama Kegiata : ...

2. Jenis Kegiatan : ...

3. Desa : ...

4. Kecamatan : ...

5. Kabupaten/Kota : ...

6. Provinsi : ...

7. Jumlah HOK : ...

8. Dimensi Volume Pekerjaan : ...

9. Besarnya Upah Tenaga Kerja : -Pekerja : Rp. /Hari

-Kepala Kelompok: Rp. /Hari - Tukang : Rp. /Hari

10. Pelaksanaan Kegiatan :Tanggal dimulai, ... Selesai tanggal, ...

11. Jumlah target orang ikut kerja :... Orang

12. Jumlah Tenaga Kerja rata-rata perhari :... Orang

(52)

Formulir : B KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

Desa : ... Dinas *) : ... Kecamatan : ... Provinsi : ...

Kab./Kota : ... Target Pendayagunaan Tenaga kerja : .... Org

DAFTAR PEKERJA

No N A M A UMUR L/P ALAMAT NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN

..., ..., ...

MENGETAHUI : KEPALA DESA/LURAH

( ... )

PETUGAS LAPANGAN PADAT KARYA

( ... )

(53)

Formulir : C

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

Desa : ... Hari : ...

Kecamatan : ... Tanggal : ...

Kab./Kota : ...

DAFTAR HADIR PEKERJA

NO N A M A ALAMAT TANDA TANGAN KET.

..., ..., ...

Mengetahui :

Petugas Lapangan Padat Karya

(54)

Formulir D

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR PERMINTAAN UANG MUKA

NO TGL. BEKERJA JUMLAH JUMLAH HOK JUMLAH UPK (Rp) Pekerja KK Tukang

JUMLAH

(55)

Formulir : E

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR TANDA TERIMA UANG PERANGSANG KERJA

(56)

Formulir F

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR REKAPITULASI BAHAN/PERALATAN KEPERLUAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

NO J E N I S S A T U AN JUMLAH SATUAN

..., ..., ...

Yang Menyerahkan Penanggungjawab

( ... )

Yang Menerima Petugas Lapangan

Padat Karya

(57)

Formulir : G

BERITA ACARA SERAH TERIMA

Nomor: BA………..

Pada hari ini ...Tanggal ...Bulan ... Tahun ...

bertempat di ….………….. kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : …...

Yang selanjutnya bertindak sebagai Penanggung Jawab Kegiatan Padat Karya Infrastruktur

Disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : …...

Yang selanjutnya bertindak sebagai atas nama Pemerintah Daerah/Unsur Mayarakat Disebut PIHAK KEDUA.

3. PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, telah sepakat untuk melakukan Serah Terima Hasil kegiatan Padat Karya Infrastruktur berupa:

a. ………. b. ………. c. ……….

4. PIHAK PERTAMA selaku Penanggung Jawab menyerahkan hasil kegiatan fisik tersebut diatas kepada PIHAK KEDUA.

5. PIHAK KEDUA selaku/atas nama Pemerintah daerah/Unsur Masyarakat, menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA dengan kondisi Cukup dan Baik.

6. Setelah diterimakan oleh PIHAK KEDUA, hasil kegiatan fisik tersebut sepenuhnya menjadi kewenangannya untuk dilakukan pemeliharaan dan peningkatan dimasa-masa mendatang.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini, dibuat dan disetujui bersama oleh kedua belah pihak serta untuk dijadikan pedoman sebagaimana mestinya.

(58)

Lampiran Berita Acara Serah Terima

Nomor :

Tanggal :

Daftar bahan, peralatan kerja dan penyerapan tenaga kerja kegiatan padat karya infrastruktur tahun 2017

di Desa/Kel. ..., Kecamatan...Kab/Kota...Provinsi...

1. Alat tulis kantor

No Jenis Barang Volume Ket

4. Bahan Bangunan Fisik

No Jenis Barang Volume Ket Semen

Pasir Dst

5. Penyerapan Tenaga Kerja

No Jumlah Tenaga Kerja Lama Bekerja Ket

Catatan :

1. Untuk butir 1,2,3 dan 4 disesuaikan dengan faktur pembelian

(59)

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR

Target Realisasi s/d Minggu ini

Kegiatan dengan jumlah HOK

(3 D) / (3 E)

Jumlah Besar Target Bermacam diatas (3 E) Prosentasi Realisasi Fisik (Jumlah besar) :

(60)

Formulir : PK-2

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN MINGGUAN KEMAJUAN FISIK Jenis Sub Keg. : ... Desa : ... (perhitungan target dan realiasasinya dari PLPK) Dimensi/Volume : ... Kecamatan : ... Minggu Ke :... Tahun Anggaran : ... Kab./Kota : ...

Hasil Kerja Fisik Kegiatan Khusus Minggu ini Kegiatan jika tidak

Prosentase Realisasi Fisik dari (PK-1) ... Prosentase Realisasi HOK dari (PK-1) ... ** Target Penyerapan TK Riil : ... Org. Realisasi : ...Org.

Catatan : Nomor dalam lingkungan menunjukan kemana informasi harus dipindahkan pada formulir PK-3 ** Penterapan TK Riil diambil dari PK-3

Dibuat Oleh PLPK Tanda Tangan :

Pembagian : Satu salinan masing-masing kepada petugas

(61)

Formulir : PK-3

LAPORAN MINGGUAN

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

PENYERAPAN TENAGA KERJA RIIL

DESA : ...

b. Penyerapan TK Riil.

c. HOK

d. Upah Tenaga Kerja

e. Jenis kegiatan

(62)

Formulir : PK-4

LAPORAN HAMBATAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017

Laporan Hambatan Pelaksanaan

(Untuk Hal Luar Biasa dari PLPK ) PLPK harap menguraikan masalahnya secara singkat :

... ... ... ...

2. Usaha-usaha apa yang telah dilakukan oleh PLPK untuk memecahkan masalah tersebut ?

... ... ...

...

3. Tulis apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah/hambatan tersebut,misalnya

saran-saran, teknis, bahan alat kerja lapangan, perubahangambar atau disain dan lain-lain.

Laporan ini harus dibuat untuk hal-hal yang luar biasa, setelah PLPK tidak berhasil

memecahkan masalah/hambatan dalam pelaksanaan fisik kegiatan.

Tanda Tangan : ...

(63)

LAPORAN MINGGUAN KETUA PELAKSANA KEGIATAN

KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN 2017 a. Pengerahan TK per-hari. b. Penyerapan TK Riil. c. HOK

d. Dana DIPA

(64)

Formulir : PK-6

LAPORAN BULANAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR

TAHUN ANGGARAN 2017 a. Pengerahan TK per-hari b. Penyerapan TK Riil c. HOK

d. Dana DIPA

(65)

Edukasi / Rembuk Masyarakat

Dalam rangka kegiatan Padat Karya Infrastruktur untuk tahun anggaran 2017 di

Desa... Kecamatan ………... Kabupaten ……….. Provinsi masyarakat, aparat desa serta unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan Padat Karya Infrastruktur sebagaimana tercantum dalam lampiran Daftar Hadir.

Materi atau topik yang dibahas dalam Forum ini serta yang bertindak selaku unsur pimpinan rapat dan narasumber adalah :

A. Materi atau Topik

……… ……… ………

B. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber

Pemimpin Rapat : ………..dari ………. Sekretaris / Notulis : ....……… dari ………. Narasumber : 1 .……….………..dari ……….

2. …….………... dari …..………. 3. ….…………... dari ……….

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik di atas, selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal yang berketetapan menjadi Keputusan Akhir dari Pertemuan Edukasi/Rembuk Desa, yaitu :... ... ...

Demikian berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……… , tanggal ………

Pemimpin Rapat Notulis / Sekretaris

(66)

1 2 3 4 5 6 Dst.

Tembusan:

1. ………. 2.………. 3. ……….

Catatan :

1. *) Diisi dengan jenis pertemuan yang telah dilaksanakan.

(67)

DAFTAR : Nama Penyerapan Tenaga Kerja (HOK)

KEGIATAN : Padat Karya Infrastruktur Pedesaan Padat Pekerja

KAB / KOTA :

PROGRAM : Program PPTK DITJEN BINAPENTA dan PKK

TAHUN : 2016

No. Nama No. KTP Alamat Desa/Kel Kec Kab/Kota Prov Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir L P

..., ... 20 ... Kepala Dinas/Kepala Bidang

(68)

CONTOH KEGIATAN PADAT KARYA INFRASTRUKTUR

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

Gambar

gambar desain

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini menjabarkan tindakan kelompok Kristen Konservatif dan Fundamentalis dalam rangka menjalankan misi, lalu melihat reaksi apa yang timbul dari umat beragama lain

Rasio dengan metode CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berdasarkan ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat

Hasil Analisa data dengan one sampel t- test menunjukkan bahwa ada pengaruh massage endhorpin dalam menurunkan intensitas nyeri kala I persalinan yang ditunjukkan

Hal serupa juga terjadi pada saat latihan sedang berlangsung, menurut pembina ekstrakurikuler siswa sering sekali tidak mampu mengikuti rangkaian latihan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada peristiwa pergantian CEO terjadi praktik manajemen laba yang menaikkan laba (income increasing) periode akhir masa jabatan CEO lama

Hasil analisis daya air hidraulis selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui potensi daya listrik yang mampu dihasilkan oleh aliran Saluran Irigasi Van Der Wijck pada

Deskripsi mata diklat tersebut adalah membekali peserta dengan kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan

Mata kuliah ini membahas dasar-dasar sistem informasi berbasis komputer, menggunakan teknologi informasi untuk keunggulan bersaing dan ikut serta dalam perdagangan