• Tidak ada hasil yang ditemukan

0.Minister Forestry speech 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "0.Minister Forestry speech 0"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

‐1‐   

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PADA KICK-OFF WORKSHOP PROGRAM UN-REDD - INDONESIA

Jakarta, 30 Maret 2010

Yang Mulia Ambassador Eivind Homme, Duta Besar Norwegia di Jakarta

Yang Mulia El-Mostafa Benlamlih, Resident Coordinator PBB di Jakarta

Yang Terhormat Ibu Ammanda Katili, Dewan Nasional Perubahan Iklim

Para peserta Workshop,

Hadirin sekalian:

Assalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh.

Suatu kebahagian bagi kami untuk dapat menyampaikan sambutan pada workshop

yang sangat penting ini, yang telah cukup lama UN-REDD Indonesia Programme ini

ditunggu pelaksanaannya. Dengan adanya workshop ini akan lebih memberikan

dorongan bagi Indonesia untuk berupaya berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi

perubahan iklim global.

Yang Mulia, Hadirin sekalian:

Perubahan iklim merupakan sebuah realitas dan telah menjadi keprihatinan

masyarakat internasional. Hal ini menuntut setiap individu untuk berkontribusi

terhadap upaya bersama mengurangi emisi gas rumah kaca. Seperti kita diketahui,

bahwa konferensi UNFCCC di Kopenhagen tidak memberikan hasil yang cukup

memuaskan bagi banyak orang.

Namun demikian, Indonesia menganggap ini sebagai motivasi tambahan untuk

bekerja lebih keras lagi.

Indonesia, di dalam Protokol Kyoto tidak mempunyai kewajiban untuk mengurangi

(2)

‐2‐   

Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono telah menyatakan

bahwa Indonesia secara sukarela akan mengurangi emisi sebesar 26% dari

skenario business as usual, dengan sumber daya nasional.

Dari target pengurangan 26% tersebut, sebagian besar dari sektor kehutanan.

Skema “Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation” atau lebih

dikenal dengan REDD mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan

pengelolaan sumber daya hutan secara lestari. Dalam konteks ini, Kementerian

Kehutanan telah melakukan banyak upaya untuk mempersiapkannya dengan

sumber daya sendiri maupun dengan dukungan negara atau instansi luar negeri.

Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan untuk negara-negara dan

lembaga yang telah memberikan dukungan tersebut dan saya masih berharap

bahwa lebih banyak lagi dukungan akan diberikan karena masih ada begitu banyak

hal yang harus diselesaikan.

Yang Mulia, Hadirin sekalian:

Saya akan menyampaikan beberapa pandangan tentang beberapa hal penting,

yaitu: (i) Pendekatan Indonesia pada kesiapan REDD, (ii) isu-isu pokok yang

ditangani, dan (iii) harapan untuk UNREDD.

Dalam pelaksanaan pendekatan Indonesia pada kesiapan REDD dilakukan

dengan pendekatan bertahap. Pada tahap 1, juga dikenal sebagai "tahap persiapan"

(preparatory phase), telah dilakukan analisa dan kajian cepat terhadap situasi

nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan yang terkait.

Sekarang dalam tahap 2, yang merupakan "tahap kesiapan" (readiness phase).

Telah dipersiapkan metodologi dan kerangka kebijakan, termasuk pengembangan

kapasitas dan pelaksanaan kegiatan demonstration activities. Berdasarkan temuan

dan rekomendasi dari Indonesia Forest Carbon Alliance (IFCA), dasar kerangka

peraturan mengenai REDD telah ditetapkan, dan strategi REDD nasional telah

disiapkan.

Tahap 3 disebut “implementasi penuh" (full implementation), yang menerapkan

skema pelaksanaan sesuai peraturan dan prosedur yang disetujui dalam perjanjian

(3)

‐3‐   

Mengenai isu-isu pokok yang perlu segera ditangani, ada tiga hal yang saya

ingin tekankan. Pertama adalah koordinasi. REDD adalah suatu isu lintas sektor

yang perlu dikoordinasikan dengan semua pihak terkait: kementerian, pemerintah

daerah, masyarakat lokal, dan mitra pembangunan internasional. Hal ini termasuk

koordinasi di dalam Kementerian Kehutanan sendiri, di mana banyak instansi teknis

yang terlibat. Oleh karena itu, Kementerian Kehutanan saat ini sedang dalam proses

penguatan mekanisme koordinasi internal untuk REDD, disamping memperkuat

kerjasama kami dengan lembaga-lembaga lain.  

Isu kedua adalah komunikasi. Dengan begitu banyak pemangku kepentingan yang terlibat di tingkat internasional, nasional, provinsi, dan tingkat lokal, komunikasi yang

baik adalah sangat penting untuk menciptakan tingkat pemahaman yang sama,

dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh semua pihak. Kita harus

berpikiran terbuka saling mendengarkan dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang

dapat dipahami bersama. Hanya dengan cara tersebut kita bisa berhasil.

Isu ketiga adalah peran masyarakat lokal. Di Indonesia dan beberapa negara lain, ada begitu banyak masyarakat yang hidupnya tergantung pada hutan dan miskin.

Dengan demikian REDD tidak hanya mengenai karbon dan hutan, akan tetapi juga

harus berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu menjadi salah satu

topik diskusi dan hasilnya dapat meyakinkan bahwa REDD akan membantu

meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat; selain terjaganya kelestarian hutan

beserta keaneka-ragaman hayatinya.

Kita juga harus berusaha untuk meningkatkan peran komunitas tersebut di dalam

implementasi REDD dan dalam pengembangan kebijakan yang terkait.

Yang Mulia, Hadirin sekalian:

Selanjutnya saya akan menyampaikan harapan dari pelaksanaan program

UNREDD. Pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara dari 191 negara anggota PBB telah cukup lama mempunyai hubungan yang sangat erat dan

berkiprah dalam kegiatan PBB.

Dengan adanya program UNREDD ini diharapkan koordinasi dan fasilitasi kebijakan

dan aspek teknis akan lebih komprehensif dan partisipatif, termasuk meningkatnya

(4)

‐4‐   

Selain itu program UNREDD juga harus dapat membantu Indonesia dalam

berpartisipasi dan bernegosiasi di tingkat internasional yang berkaitan dengan

REDD. Dengan harapan demikian, maka kami akan mendukung penuh pelaksanaan

program ini.

Yang Terhormat Para Undangan, Ibu-ibu dan Bapak-bapak:

Saya berharap lokakarya ini akan menghasilkan sesuatu yang konkrit dan efektif,

sehingga dapat mendukung misi Indonesia untuk mengurangi emisi dari deforestasi

dan degradasi hutan, yang menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mendorong

agenda REDD. Hal ini tentunya tidak terlepas dari prinsip pembangunan (triple track

strategy) yaitu: pro growth, pro-job, dan pro-poor.

Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahman nirrahim, saya menyatakan

UNREDD Inception Workshop yang sekaligus sebagai Kick-off pelaksanaan

UNREDD di Indonesia secara resmi dibuka.

Semoga Workshop ini membuahkan hasil yang bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warrahmatullah wabarakatuh.

Terima kasih.

MENTERI KEHUTANAN

Referensi

Dokumen terkait

PEG 6000 berbeda tidak nyata atau mampu mempertahankan daya kecambah benih diatas 80% PEG 6000 300 gr/l aquades merupakan konsentrasi terbaik dalam meningkatkan daya

Bersama ini disampaikan bahwa Pemenang Lelang Pekerjaan tersebut diatas adalah : Program PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN

[r]

[r]

Untuk menangani kasus carding diterapkan Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding dimana pelaku mencuri nomor kartu kredit milik orang lain walaupun

Sebagian besar responden menyatakan puas terhadap perilaku caring perawat diruang rawat inap kelas III, dari 10 faktor karatif dari watson yang paling banyak berpengaruh

Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara sebagai Kabupaten harus dalam upayakan meningkatkan struktur perekonomian Produk Domestik Regional bruto (PDRB) atas

Produk diharapkan tidak dengan mudah mengalami biodegradasi. Produk belum pernah diuji. Pernyataan ini diturunkan dari sifat-sifat masing-masing komponennya. 99) Sangat sedikit