• Tidak ada hasil yang ditemukan

inpres no4 th 2005 pemberantasan illegal logging

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "inpres no4 th 2005 pemberantasan illegal logging"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2005

TENTANG

PEMBERANTASAN PENEBANGAN KAYU SECARA ILEGAL DI KAWASAN HUTAN DAN PEREDARANNYA DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dal am rangka pemberant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan per edar annya di sel ur uh wi l ayah Republ i k Indonesi a dengan i ni mengi nst r uksi kan:

Kepada : 1. Ment eri Koordinat or Bidang Pol it ik, Hukum, dan Keamanan;

2. Ment eri Kehut anan;

3. Ment eri Keuangan;

4. Ment er i Dal am Neger i ;

5. Ment eri Perhubungan;

6. Ment er i Hukum dan Hak Asasi Manusi a;

7. Ment er i Luar Neger i;

8. Ment er i Per t ahanan;

9. Ment eri Perindust rian;

10.Ment eri Perdagangan;

11.Ment er i Tenaga Ker j a dan Tr ansmi gr asi ;

12.Ment er i Negar a Li ngkungan Hi dup;

13.Jaksa Agung;

14.Kepal a Kepol i si an Negar a Republ i k Indonesi a;

15.Pangl ima Tent ara Nasional Negara;

16.Kepal a Badan Int el ij en Negara;

17.Para Gubernur;

18.Para Bupat i/ Wal ikot a;

Unt uk :

PERTAMA : 1. Mel akukan per cepat an pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di kawasan hut an dan per edar annya di sel ur uh wil ayah Republ ik Indonesia, mel al ui penindakan t erhadap set i ap or ang at au badan yang mel akukan kegi at an:

a. Menebang pohon at au memanen at au memungut hasi l hut an kayu yang berasal dari kawasan hut an t anpa memil iki hak at au izin dari pej abat yang berwenang.

b. Mener i ma, membel i at au menj ual , menerima t ukar, menerima t it ipan, menyi mpan, at au memi l i ki dan menggunakan hasi l hut an kayu yang di ket ahui at au pat ut di duga ber asal dar i kawasan hut an yang di ambi l at au di pungut secar a t i dak sah.
(2)

c. Mengangkut , menguasai , at au memi l i ki hasi l hut an kayu yang t i dak dil engkapi bersama-sama dengan surat ket erangan sahnya hasil hut an kayu.

d. Membawa al at -al at ber at dan at au al at -al at l ainnya yang l azim at au pat ut di duga akan di gunakan unt uk mengangkut hasi l hut an di dal am kawasan hut an t anpa izin pej abat yang berwenang.

e. Membawa al at -al at yang l azi m di gunakan unt uk menebang, memot ong at au membel ah pohon di dal am kawasan hut an t anpa izin pej abat yang ber wenang.

2. Menindak t egas dan memberikan sanksi t erhadap oknum pet ugas dil ingkup

i nst ansi nya yang t er l i bat dengan kegi at an penebangan kayu secar a i l egal di dal am kawasan hut an dan per edar annya.

3. Mel akukan kerj asama dan sal ing berkoordinasi unt uk mel aksanakan

pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di kawasan hut an dan per edar annya di sel ur uh wil ayah Republ ik Indonesia.

4. Memanf aat kan i nf or masi dar i masyar akat yang ber kai t an dengan adanya kegi at an penebangan kayu secar a i l egal dan per edar annya.

5. Mel akukan penanganan seseger a mungki n t er hadap bar ang bukt i hasi l

oper asi pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di kawasan hut an dan per edar annya di sel ur uh wi l ayah Republ i k Indonesi a dan at au al at -al at bukt i l ain yang digunakan dal am kej ahat an dan at au al at angkut nya unt uk penyel amat an nil ai ekonomisnya.

KEDUA : Khusus kepada :

1. Ment eri Koordinat or Bidang Pol it ik, Hukum, dan Keamanan:

a. Mengkoor di nasi kan sel ur uh i nst ansi t er kai t sebagai mana dal am Inst r uksi Presiden ini dal am rangka pemberant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut a n dan per edar annya di sel ur uh wi l ayah Republ i k Indonesia.

b. Mengambil l angkah- l angkah yang diperl ukan unt uk mel aksanakan per cepat an pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di kawasan hut an dan peredarannya di sel uruh wil ayah Republ ik Indonesia.

c. Mel apor kan kepada Pr esi den Republ i k Indonesi a at as pel aksanaan pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal dan per edar annya secar a periodik set iap 3 (t iga) bul an, kecual i pada kasus-kasus yang mendesak.

2. Ment eri Kehut anan:

a. Meni ngkat kan penegakan hukum beker j asama dengan Kepol i si an dan Kej aksaan ser t a apar at t er kait t er hadap pel aku ber dasar kan per at ur an perundang-undangan yang ber l aku, mel al ui kegiat an oper asi int el ij en, prevent if , represif , dan yust isi.

b. Menet apkan dan member i kan i nsent i f bagi pi hak-pihak yang berj asa dal am kegiat an pemberant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan peredarannya.

c. Mengusul kan kepada Kej aksaan Agung unt uk mel akukan pencegahan dan penangkal an t erhadap oknum yang diduga t er l i bat kegi at an penebangan kayu secar a il egal di dal am kawasan hut an dan per edar annya.

3. Kepal a Kepol i si an Negar a Republ i k Indonesi a:

a. Meni ndak t egas dan mel akukan penyi di kan t er hadap par a pel aku kegi at an penebangan kayu secara il egal di dal am kawasan hut an dan peredarannya.
(3)

c. Menempat k an pet ugas Kepol isian Republ ik Indonesia di l okasi r awan penebangan kayu secar a i l egal dan per edar annya sesuai kebut uhan.

4. Jaksa Agung :

a. Mel akukan t unt ut an yang t egas dan ber at t er hadap pel aku t indak pidana di bidang kehut anan berdasarkan semua per at ur an per undangan yang berl aku dan t erkait dengan t indak pidana di bidang kehut anan.

b. Mempercepat proses penyel esaian perkara t indak pidana yang berhubungan dengan penebangan kayu secara il egal dan peredarannya pada set iap t ahap penanganan baik pada t ahap penyidikan, t ahap penunt ut an maupun t ahap eksekusi .

5. Pangl ima Tent ara Nasional Indonesia :

a. Menangkap set iap pel aku yang t ert angkap t angan mel akukan penebangan dan peredaran kayu il egal sert a penyel undupan kayu yang berasal dar i at au masuk ke wil ayah Republ ik Indonesia mel al ui darat at au perairan ber dasar kan bukt i awal yang cukup dan di pr oses sesuai ket ent uan perat uran perundang-undangan yang ber l aku.

b. Meni ngkat kan pengamanan t er hadap bat as wi l ayah negar a yang r awan kegi at an penebangan kayu secar a i l egal di dal am kawasan hut an dan perairannya.

6. Ment eri Keuangan :

a. Mengal okasi kan bi aya yang di gunakan unt uk pel aksanaan Inst r uksi Presiden ini mel al ui Anggaran Pendapat an dan Bel anj a Negara pada masing-masing inst ansi unt uk kegiat an operasional maupun insent if bagi pi hak yang ber j asa.

b. Menginst r uksikan kepada apar at Bea Cukai unt uk meningkat kan pengawasan dan penindakan t erhadap l al u l int as kayu di daerah pabean.

7. Ment er i Dal am Neger i mel a kukan eval uasi t er hadap Per at ur an Daer ah yang ber kai t an dengan bi dang kehut anan dan memper cepat penyampai an r ekomendasi pencabut an Per at ur an Daer ah yang ber t ent angan dengan perat uran perundang-undangan di bidang kehut anan.

8. Ment eri Perhubungan :

a. Meningkat kan pengawasan per izinan di bidang angkut an yang mengangkut kayu.

b. Mengi nst r uksi kan kepada sel ur uh Admi ni st r at or Pel abuhan dan Kepal a Kant or Pel abuhan agar t i dak member i kan i zi n pel ayar an kepada kapal yang mengangkut kayu il egal .

c. Meni ndak t egas per usahaan pengangkut an dan pel ayar an yang mengangkut kayu i l egal dengan mencabut i zi n usaha pel ayar an sesuai dengan ket ent uan yang berl aku.

d. Membina organisasi angkut an dal am rangka mendukung pemberant asan penebangan kayu secar a il egal di dal am kawasan hut an dan peredarannya.

9. Para Gubernur :

a. Mencabut dan mer evi si Per at ur an Daer ah/ Keput usan Guber nur yang bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan di bi dang kehut anan.

b. Membent uk dan memerint ahkan Sat uan Tugas Pr ovi nsi dal am r angka pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di dal am kawasan hut an dan per edar annya mel al ui oper asi pr event i f dan r epr esi f .
(4)

d. Mencabut izin usaha indust ri pengol ahan kayu yang memanf aat kan kayu i l egal dan mempr oses sesuai kewenangannya.

e. Meni ngkat kan pengendal i an dan pengawasan t er hadap pel aksanaan pemberant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan peredarannya di wil ayahnya.

f . Mengal okasi kan bi aya unt uk pel aksanaan oper asi mel al ui Anggar an Pendapat an dan Bel anj a Daerah masing-masi ng.

g. Mel aporkan pel aksanaan kegi at an pember ant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan peredarannya di wil ayahnya kepada Ment eri Koordinat or Bidang Pol it ik, Hukum, dan Keamanan.

10.Bupat i/ Wal ikot a :

a. Mencabut at au mer evi si Per at ur an Daer ah/ Keput usan Bupat i / Keput usan Wal i kot a yang ber t ent angan dengan per at ur an per undang-undangan di bidang kehut anan.

b. Membent uk dan memer i nt ahkan Sat uan Tugas Kabupat en/ Kot a dal am rangka pemberant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan per edar annya di wil ayahnya mel al ui operasi prevent if dan represif .

c. Mencabut izin usaha yang ber kait an dengan pemanf aat an hasil hut an kayu yang t el ah dikel uarkan dan bert ent angan dengan perat uran perundang-undangan yang ber l aku.

d. Mencabut izin usaha indust ri pengol ahan kayu yang memanf aat kan kayu i l egal dan mempr oses sesuai kewenangannya.

e. Mengawasi secar a l ebi h i nt ensi f ki ner j a pej abat pener bi t dokumen Sur at Ket er angan Sahnya Hasi l Hut an (SKSHH) di wi l ayahnya.

f . Mengal okasikan biaya unt uk pel aksanaan oper asi mel al ui Anggar an Pendapat an dan Bel anj a Daerah masing-masi ng.

g. Mener bi t kan Per at ur an Daer ah yang mengat ur per edar an kepemi l i kan dan penggunaan ger gaj i r ant ai (chai nsaw) dan sej eni snya.

h. Mel aporkan pel aksanaan kegi at an pember ant asan penebangan kayu secara il egal di kawasan hut an dan peredarannya di wil ayahnya kepada Ment eri Koordinat or Bidang Pol it ik, Hukum, dan Keamanan mel al ui Gubernur.

KETIGA : Ment er i Hukum dan Hak Asasi Manusi a, Ment er i Luar Neger i , Ment eri Per t ahanan, Ment er i Per i ndust r i an, Ment er i Per dagangan, Ment er i Tenaga Ker j a dan Tr ansmi gr asi , Ment er i Negar a Li ngkungan Hi dup, dan Kepal a Badan Int el i j en Negar a, agar member i kan dukungan dal am r angka pember ant asan penebangan kayu secar a i l egal di dal am kawasan hut an dan per edar annya kepada i nst ansi sebagaimana dikt um KEDUA.

KEEMPAT : Dengan ber l akunya Inst r uksi Pr esi den i ni , maka Inst r uksi Pr esi den Nomor 5 Tahun 2001 t ent ang Pember ant asan Penebangan Kayu Il egal (Il l egal Loggi ng) dan Peredaran Hasi l Hut an Il egal di Kawasan Ekosi st em Leuser dan Taman Nasional Tanj ung Put ing dinyat akan t idak berl aku.

KELIMA : Agar mel aksanakan Inst r uksi Pr esiden ini dengan penuh t anggung j awab.

Inst ruksi Presiden ini mul ai berl aku pada t anggal dikeluar kan.

Dikel uarkan di Jakart a pada t anggal 18 Maret 2005

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi Prakualifikasi Paket Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten Di Daerah Tertinggal Wilayah II

8 Sejalan dengan penegasan ini, Pengadilan HAM Eropa tahun 2010 ketika seseorang dihukum karena dianggap mencemarkan nama Walikota Sens di Perancis, diputuskan oleh Pengadilan

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pekerjaan Kajian Pola Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Dan Prasarana Perdesaan Daerah Tertinggal (DAK SPDT), Nomor :

04.5/SRT/PL/PEDU- PDT/VIII/2012 tanggal 2 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah pada Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan Kementerian

– To revise article 27 paragraph 3 of Indonesian Electronic Information and Transaction Law and emphasize multi-stakeholder dialogue.. •

Mataram I pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tegal akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

02.A6/BA-PMB.BI/PL/PEDU-PDT/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan

Lihat “Sejarah Perkembangan Internet di Indonesia”, dalam