• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROS Hari Sunarto Merancang Put Option Dalam Sistem Resi Fulltext

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROS Hari Sunarto Merancang Put Option Dalam Sistem Resi Fulltext"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MERANCANG PUT OPTION DALAM SISTEM RESI GUDANG

SEBAGAI ELEMEN PASAR LELANG FORWARD AGRO

Hari Sunarto1

FEB Univ. Kristen Satya Wacana, Salatiga

ABSTRAK

Salah satu unsur pasar lelang komoditas agro (PLKA) yang penting dan masih menjadi kendala dalam pengembangan PLKA adalah tersedianya komoditas agro dengan kualitas yang standar, jumlah yang mencukupi dan gudang serah yang jelas melalui wadah sistem resi gudang (SRG). Pasar lelang komoditas Agro di Indonesia telah berdiri sejak tahun 2003 dan SRG baru berkembang tahun 2008, namun integrasi PLKA dan SRG belum terjadi sehingga salah satu program Bappebti tiga tahun kedepan melakukan integrasi keduanya. Pengembangan pasar lelang di Indonesia telah menuju kearah yang benar melalui program revitalisasi yang digerakkan oleh Departemen Perdagangan melalu Bappebti. Negara yang maju, bukan saja mampu menghasilkan komoditas agro tetapi juga kemampuan membangun Pasar Komoditas.

Negara tetangga seperti Singapore, Malaysia, Thailand telah memiliki pasar komoditas yang lebih maju dari Indonesia. Bahkan, RRC yang jauh lebih lambat masuk dalam WTO dari Indonesia ternyata telah mengembangkan pasar komoditas lebih dahulu dan lebih maju dari Indonesia. Tidak ketinggalan, India yang dahulu menghadapi masalah pangan, kini mampu berproduksi gandum dan beras untuk ekpor telah mengembangkan PLKA. Pengembangan PLKA tanpa mengembangan SRG akan berjalan tersendat. Secara ideal, resi gudang dapat diperdagangankan lebih likuit di PLKA sekaligus mengangkat harga tingkat petani. Pemerintah telah menciptakan insentif dalam bentuk investasi milyaran rupiah untuk gudang SRG dan menyediakan subsidi. Persoalan yang diangkat dalam penelitian ini adalah, bagaimana menciptakan instrument keuangan (put option) bagi petani yang cenderung ingin kepastian harga dan menelusuri secara spesifik unsur unsur penghalang baik yang telah diidentifikasi Bappebti maupun yang belum teridentifikasi. Dengan demikian, percepatan (revitalisasi) PLKA dapat tercapai dalam rangka meningatkan daya saing sektor pertanian dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean 2015. Dari sisi pengembangan ilmu ekonomi dan bisnis berada pada aspek pengembangan kelembagaan ekonomi khususnya pasar dengan dasar memperkecil biaya transaksi dan meningkatkan pendapatan petani.

Keywords: Put Option, warehouse receipt, commodity Exchange , transaction cost)

1

(2)

642 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 Latar belakang

Mengembangkan pasar komoditas (commodity Exchange) adalah mengembangkan unsur daya saing bangsa dalam ekonomi globlal. Komunitas pelaku bisnis bersama komunitas akademisi bidang ekonomi dan bisnis sebagian besar tidak mengetahui bahwa pasar modal (capital market), pasar berjangka (future market), pasar valuta asing (forex market) berakar dari pasar komoditas pertanian Chicago Board of Trade atau CBOT (bergabung dengan : Chicago Merchantile Exchange, 27 Juli 2007) yang dikenal kalangan pelaku pasar modal dan pasar valuta asing sebagai tempat lahirnya pasar forward, future dan pasar opsi modern2 pada abad 19 (th 1957) untuk komoditas pertanian (agro). Disamping komoditas agro, CBOT berkembang ke perdagangan derivatif untuk komoditas lainnya seperti produk Opsi Finansial modern th 1973, sehingga CBOT membuka Chicago Board

Options Exchange (CBOE). Kini komoditas yang diperdagangkan termasuk komoditas enerji,

metal, valutas asing dll. CBOT ternyata diawali dengan perdagangan komoditas pertanian yaitu gandum tahun 1848 yang disusul dengan komoditas lainya: jagung, kedelai, dan produk turunannya, dan produk komoditas agro lainnya (Poitras 2008).

Negara yang maju dan makmur ternyata memiliki pasar komoditas (commodity Exchange), khususnya pasar lelang komoditas agro (PLKA) yang maju pula. Sayang, Indonesia yang dominan dalam kamoditas berbasis sumber daya alam(SDA), pengembangan kelembagaan PLKA Indonesia relatif ketinggalan dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapore, Malaysia, dan Thailand. Tahun 2015 adalah era pasar bebas ASEAN dimana pasar sebagai salah satu aktivitas ekonomi, tak terkecuali dalam aktivitas sektor pertanian. Daya saing diukur dari kemampuan pelaku ekonomi dalam mengikuti aturan main pasar global. Persoalan ini menjadi faktor strategis dalam mempersiapkan daya saing ekonomi nasional.

Dari berbagai dimensi, Indonesia masih ketinggalan jauh dalam mengembangkan institusi pasar. Indonesia sebagai produsen CPO terbesar didunia, tetapi acuan harga (price reference) menggunakan harga yang terbentuk di pasar komoditas di luar negeri misalnya pasar komoditas di Malaysia atau Rotterdam. Pasar komoditas untuk CPO di Indonesia masih relatif sangat muda yaitu PT. ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) yang baru berdiri tgl 23 Juni 2009.

RRC adalah negara sosialis, ternyata bisa mengembangkan pasar komoditas yang maju sehingga bisa memasuki pasar global dengan lebih cerdas. Sebenarnya Cina baru bergabung di WTO tgl 11 Desember 2001, sementara Indonesia telah menjadi anggota WTO tgl 1 Januari 1995 atau tujuh tahun lebih dulu dari Cina. WTO adalah wajah pasar global. Kategori pasar yang sangat berperan dalam pasar global adalah pasar kategori kedua :

commodity exchange dan capital market. Beberapa bursa komoditas Cina antara lain

Zhengzhou Commodity Exchange berawal tahun 1988, dan secara formal beroperasi penuh tgl

28 Mei 1993 di lantai bursa 120.000 m2untuk komoditas Gandum, Jagung, Kedelai, Kacang Hijau dan Wijen dihasilkan 1.854 kontrak. Tahun 2006 dapat mencatat 29,4 juta kontrak. Pasar komoditas lainnya, yaitu Dalian Commodity Exchange, Kunming International Flora

2

(3)

Auction (sejak 2003). Thailand sebagai eksportir beras terbesar di dunia memiliki AFET (Agricultural Future Exchange Thailand) dengan barang yang diperdagangan adalah produk ekspor seperti (1) beras, (2) karet dan (3) tapioka. AFET berdiri th 1979 dan kini menjadi acuan harga khususnya harga beras bagi pemerintah Thailand. AFET telah memberi kontribusi besar dalam industri beras di Thailand dengan memberi manfaat kepada penggilingan padi, pedagang, eksportir dan pengelola gudang serta pemerintah. Korea Selatan yang merdeka hampir bersamaan dengan Indonsia juga memiliki pasar komoditas yang unggul (Samtana-Boado 2006). Sejumlah negara Afika yang dahulu sebagai benua yang dilanda kelaparan, kini makin makmur setelah melengkapi diri pasar komoditas. Salah satu komponen pasar komoditas agro yang penting adalah sistem resi gudang (SRG). Salah satu program Bappebti yang terutuang dalam roadmap 2011-2014 adalah melakukan integrasi PLKA dengan SRG. Niat baik dan mulya dari Departemen Perdagangan untuk ikut meningkatkan pendapatan petani tidak diragukan, karena melalui SRG, petani diharapkan dapat menghindari harga gabah yang rendah saat panen dan meningkat beberapa bulan setelah panen. Di Kendal, saat panen harga gabah mencapai titik terendah yaitu Rp.230 ribu/kwintal (Suara Merdeka, 19 Feb 2011). Beberapa kasus yang diangkat oleh Bappebti, bahwa dengan menunda jual para petani akan memperoleh keuntungan yang berarti, yaitu : (1) kelompok

tani “Jaya Tani” Indramayu memperoleh keuntungan sebesar Rp.615/kg, (2) Kelompok tani

“wargo tani” Banyuwangi memperoleh keuntungan sebesar Rp.287,38/kg, dan (3) Koperasi

KSU Annisa Subang memperoleh keuntungan Rp.380/kg. Keuntungan tersebut diperoleh dari nilai penjualan dikurangi biaya pengelola resi gudang Rp70-80,-/kg dan Rp.12/kg untuk bunga dan pembebangan hak tanggungan(Edi 2011). Di Zambia, terjadi gejala yang sama, saat panen harga rendah dan sekitar 3 bulan kemudian harga komoditas jagung (satuan per ton)naik, sebagai contoh tahun 2001 periode Juli dan Oktober naik dari US$100 menjadi US$135 di Lusakan (ibu kota), naik dari US$60 menjadi US$ 90 di Patauke (kota kabupaten), dan dari US$35 menjadi US$54 di Chief Mumbi (desa). Tanpa melalui resi gudang, petani hanya menjual dengan harga sekitar 50% dari harga puncak (Onumah 2007). Kenaikan harga ini mestinya menjadi insentif yang besar bagi petani, tetapi kondisi ini belum memiliki daya tarik yang besar kepada petani dan PLKA belum terintegrasi dengan resi gudang karena komoditas yang ada di SRG berlum dijual di PLKA Jawa Tengah (Sunarto et al. 2008). Pada tahu 2009, pemerintah menciptakan insentif lagi bagi petani melalui kredit bersubsidi hingga 7%, karena petani hanya membayar 6% dari beban kredit komersial 13%.

(4)

644 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Option untuk Resi Gudang berdasarkan sejumlah data dan promosi SRG dari Bappebti dalam rangka integrasi dan sinergi dengan revitalisasi pasar lelang forward komoditas agro (indonesian commodity exchange). Pasar lelang ini adalah pasar riel sedangkan JFX (Jakarta Futures Exchange) adalah pasar derivatif yang sebagian menggunakan acuan komoditas yang diperdagankan di pasar komitas (Commodity Exchange) negara maju (misalnya London, Amsterdam, New York).

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk melakukan kajian skema call option dalam resi gudang, agar pentani dapat memperoleh hasil lebih (2) melakukan ekplorasi proses peningkatan daya tarik SRG dalam rangka Integrasi ke PLKA, dan (3) tanpa mengabaikan upaya yang telah dilakukan oleh Bappebti dan Disperindang melalui tim Promotor PLKA, penelitian ini secara khusus untuk menyumbankan gagasan model kebijakan yang lebih tajam dan operasional.

STUDI PUSTAKA

Pasar Lelang selayang pandang.

Istitusi pasar dengan pembetukan harga (price discovery) terjadi mekanisme tawar menawar melalui lelang (auction market) dikenal dengan pasar komoditas (commodity market

atau commodity exchange) dan pasar modal atau bursa efek (capital market). Pasar komoditas diatur melalui UU No.32/1997, peraturan pemerintah No.9/1999 dan kemudian muncul peraturan Bappebti No.01/BAPPEBTI/PER-PL/2010 tentang pasar lelang agro. Bursa Efek Indonsesia, berdiri 1977, yang kemudian kukuhkan dengan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Kategori pasar ini sebagai pasar yang paling terorganisir dan hanya dikenal oleh komunitas terbatas namun mempunyai dampak ekonomi yang luas. Masih ada institusi pasar lainnya, tetapi bukan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Indonesia masih ketinggalan jauh dalam mengembangkan institusi pasar komoditas. Indonesia sebagai produsen CPO terbesar didunia, tetapi acuan harga (price reference) menggunakan harga yang terbentuk di pasar komoditas di luar negeri misalnya pasar komoditas di Malaysia atau Rotterdam. Pasar komoditas untuk CPO di Indonesia masih relatif sangat muda yaitu PT. ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) yang baru berdiri tgl 23 Juni 2009. Perlu dicatat bahwa cikal bakal pasar komoditas modern yaitu CBOT (Chicago Board of Trade) yang berdiri tanggal 3-April 1848 di Amerika dan dibuka dengan transaksi spot gandum. CBOT didirikan oleh 83 merchants (pedagang profesional) dengan barang dagangan pertama gandum.Tahun 1857 ditingkatkan jenis barang yaitu berbagai biji bijian baik gandum maupun jagung, kedelai dan produk turunannya, dengan transaksi spot dan

future. Pada tahun 1973, CBOT sebagai bursa pertama di dunia yang menawarkan bukan saja

(5)

Varian pasar komoditas lain yang besar adalah Aalsemeer Flower Auction, Holland ( berdiri 1890) dengan inisiatif para anggota koperasi bunga. Kunming International Flora Auction Trading Center (KIFA) di provinsi Yunan, Cina merupakan duplikat pasar lelang bunga dengan kiblat Aalsmeer. Pemerintah daerah sudah menyatakan akan mebuat KIFA sebagai pasar lelang terbesar kedua di dunia. Revolusi pasar komoditas sedang berkembang di kawasan Asia, bahkan juga melanda Afrika. Komoditas meliputi tetapi tidak terbatas pada hasil pertanian (termasuk produk turunannya), tetapi juga meliputi produk tambang dan juga derivativenya. Pengembangan pasar komoditas di negara lain, seperti Amerika (e.g. CBOT) diawali dengan produk pertanian : gandum, berkembang pada produk biji bijian (cereal) seperti jagung, kedelai, dll., kemudian berkembang pada turunanya: tepung gandum, tepung kedelai atau minyak kedelai dll. Dalam perkembangan instrumen pedagangan dari produk pertanian ke derivatif dan pasar saham. Di Indonesia berjalan sebaiknya, mula mula pasar derivative, yaitu pada tgl 19 Agustus 1999 : PT. Bursa Berjangka Jakarta. Pendiri awal adalah 4 perkebunan sawit, 7 penyulingan sawit, 8 eksportir kopi, 8 perusahaan pialang pasar modal. Sejak terbitnya peraturan tentang pasar lelang agro forward tahun 1997, berdirilah pasar komoditas yang dikelola swasta yaitu tgl 26 Nov 2008 berdiri PT iPasar Indonesia (Jakarta) – sebuat pasar komoditas fisik berbasis internel dan disusul ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) yang baru berdiri tgl 23 Juni 2009

Pasar Lelang Komoditas Agro dan Resi Gudang

Pasar lelang komoditas agro di Ethiopia (Ethiopia Commodity Exchange, ECX), merupakan duplikat Chicago Board of Trade (CBOT),yang baru saja berdiri tahun 2008. CBOT sudah berdiri lebih dari seratus tahun yang lalu yaitu 1848 sebagai salah satu pasar lelang komoditas agro tertua di dunia.

(6)

646 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Grafik 1 : Gambar Sketsa (ilustrasi) Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA) ideal di Indonesia beserta Lembaga Lembaga Pendukung.

Penyelenggara

Commodity Exchange

Anggota Bursa

Bank/ Lembaga Keuangan

Penyedia Transportasi BAPPEBTI

INFORMASI PASAR

ICT Lembaga Pendukung

Sucofindo, Pusat Registrasi Perguruan Tinggi, dll

Arbitrase

KONSUMEN Eksportir Domestik

Wholesale, Retailer, Processor

Sistem Resi Gudang

Petani (Individu, Koperasi,

Perkumpulan) Instansi Pemerintah

Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian Dinas Koperasi & UKM

Bank Indonesia,dll.

Infoharga.bappebti.go.id

Meskipun sampai saat ini Sistem Resi Gudang di Indonesia belum terintegrasi dalam PLKA, Sistem Resi Gudang telah memiliki dasar hukum yang cukup (sejak 2006) dan sedang berkembang seperti tertuang dalam

(7)

Grafik 2: Gambar alternatif Sketsa (ilustrasi) Sistem Resi Gudang ideal di Indonesia representasi interaksi elemen dalam sistem resi gudang. Dengan demikian SRG merupakan interaksi dari berbagai elemen sistem dalam rangka penerbitan resi gudang yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi Resi Gudang. RESI GUDANG (Warehouse Receipt) merupakan dokumen/surat bukti kepemilikan barang yang disimpan di Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang tertentu (harus mendapatkan persetujuan dari Bappebti) dalam jangka waktu tertentu.

Resi Gudang dan Put Option

Ada beberapa cara sesorang melakukan transaksi di pasar baik sebagai penjual maupun pembeli, yaitu :(1) transaksi tunai, (2) spot, (3) forward dan future, serta (4) opsi. Pasar lelang komoditas agro di Indonesia diarahkan dengan transaksi forward. Sebelum membahas put option, perlu diuraikan terlebih dahulu tentang mengapa pentingnya produk put option dalam rangka meningkatkan implementasi resi gudang di Indonesia

(8)

648 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

menunggu beberapa bulan kemudian. Fakta juga menujukkan kebijakan publik secara implisit pemerintah berasumsi para petani memperoleh jaminan harga gabah, sehingga pemerintah melaui Bulog menjamin pembelian gabah dengan harga beli terendah (floor price) pada saat panen. Misi sitem resi gudang adalah mulya, petani dapat menunda penjualan gabahnya dengan cara menyimpan di pengelola resi gudang, karena secara umum baik pemerintah, petani, peneliti/akademisi yakin harga akan naik beberapa bulan setelah panen. Namun persoalannya, seberapa besar harga akan naik dan apakah pemerintah atau ada pihak yang berani memberi jaminan kepada petani dengan harga jual tertentu?. Dengan kata lain, dapatkah petani memperoleh hak untuk menjual dengan harga tertentu. Hak untuk menjual dengan harga yang telah ditetapkan pada saat panen berarti ada fihak yang wajib membeli dengan harga yang ditetapkan. Kontrak semacam ini sebagai put option contract, dimana petani sebagai pembeli put sementara pemerintah atau fihak tertentu sebagai penjuan put (atau put writer).

Suatu call option merupakan suatu kontrak yang memberi hak (bukan kewajian) untuk membeli (call option) atau hak menjual (put option) suatu barang dengan harga tertentu (exercise price, atau strike price) pada sebelum atau saat yang telah ditetapkan (jatuh tempo). Opsi yang memberi hak membeli atau menjual pada saat sebelum s/d saat jatuh tempo sebagai opsi gaya Amerika dan penggunaan hak jual atau beli pada saat jatuh tempo sebagai opsi gaya eropa (Watanabe 2007).

Jika petani, kelompok tani, koperasi berada pada fihak yang membeli call option, dengan harga jual yang pasti dan fihak pemerinah, misalnya melalui Bulog sebagai penjual pul option (put seller writter), maka Bulog harus menetapkan Execise Price.

Grafik 3: Gambar alternatif Sketsa (ilustrasi) Sistem Resi Gudang ideal di Indonesia

Kontrak CALL Option Kontrak PUT Option

Call Buyer (Call owner)

Call Seller (call writer) HAK untuk MEBELI suatu aset

WAJIB untuk MENJUAL aset

Put Buyer (Put owner)

Put Seller (Put writer) HAK untuk MENJUALI suatu aset

WAJIB untuk MEMBELI aset

Rp. 2.000 Rp.2.000

Nilai Call

Harga

Aset Rp. 2.500

Rp. 2.500 Nilai

Put

(9)

CBOT memiliki intrument Agriculture option yang ditawarkan kepada anggota bursa, dengan sistematika yang sama dengan option lainnya, dengan empat pilihan posisi (Business Development 2004) sbb:.

Posisi Call Option Put Option

Option buyer Pays premium

Right to buy

Pays premium; Right to sell

Option Seller Collect premium;

Obligation to sell

Collect premium; Obligation to buy

Jika dalam kontrak future harga adalah komponen yang dapat dilakukan tawar menawar, dimana jenis barang, kualitas, kuantitas, tempat dan waktu pengiriman sudah ditetapkan, maka dalam option hanya premium yang dapat ditawar dalam proses pembentukan harga. Petani, kelompok tani, koperasi atau pemilik komoditas (penjual) di gudang SRG lainnya dapat berperan sebagai pembeli opsi put. Premi (atau premium) mencerminkan biaya maksimun atau sejumlah dana yang mungkin hilang atau rugi . Sementara itu, premium merupakan keuntungan terbesar bagi penjual opsi, dengan kerugian sebesar selisih exercise price dengan harga riel di pasar. Dengan instrumen ini, akan menambah insentif bagi peserta pasar lelang khususnya pedagang. Namun demikian, sejauh mana petani bisa menerima kerugian tersebut masih menjadi misteri yang akan diungkap dari hasil penelitian.

Metode Penelitian

Penelitian ini sebenarnya berdasarkan Participatory Action Research (PAR) karena penelitia terlibat dalam proses pembentukan PLKA yang diharapkan dikelola swasta, sebagai anggota Tim Promotor PLKA Jateng, dengan Ketua H. Soendoro (Mantan Ketua Kadin Jateng), dengan SK Tim Promotor dari Kepala Disperindag Jateng sejak 2009.Namun banyaknya kendala didalam proses implementasi, PLKA swasta belum juga berjalan, bukan saja di Jateng tetapi di provinsi lainnya. Salah satu kendala yang menjadi perhatian Bappebti (Kementrian Perdagangan) adalah integrasi SRG dan PLKA seperti yang terjadi di negara maju atau negara berkembang yang Pasar Komoditasnya sudah maju. Oleh karena itu, yang menjadi obyek penelitian adalah Pelaksanaan SRG – dengan pengamatan di Rawalo, Banyumas dan di Demak dari tahun 2008-2011. Disamping itu, dikumpulkan data harga gabah (barang utama yang kini menjadi obyek SRG Jateng) baik di BPS maupun instansi terkait di Kabupaten dan Pusat.

Analisis dan Bahasan

Upaya Integrasi PLKA dan SRG : Sebuah Cita-cita.

(10)

650 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Rp.120 milyar, dukungan kuat dari Pemda (Bappebti 2011 : 83) dan berdiri (beroperasi) dalam kategori awal, tahun 2003.

Th beroperasi Lokasi Pasar Lelang Jumlah

2003 Jabar, Jateng 1, Jatim 3

2004 Sulsel, Sulut, Jakarta, Barlingmas (Jateng 2), Sumut

5

2005 Bali, NTB, Jambi, Kab. Agam, Riau, 5

2006 Lampung, Kalbar, Kaltim, Sulteng, Sumbar, Benkulu

6

Meskipun Jateng sebagai bagian dari tiga provinsi tertua yang menjalankan PLKA, hampir 10 tahun, persoalannya masih relatif sama yaitu (a) penyelenggaraan masih sangat tergantung dukungan APBD dan APBN, (b) transaksi lelang masih banyak yang ditengarai semu – karena belum ada pemantauan penyelesaian kontrak forward yang handal, (c) PLKA dan SRG belum terintegrasi. Khusus butir (c), Bappebti dan Pemda/Disperindag telah menetapkan kebijakan : percepatan revitalisasi pasar lelang yang lebih mandiri – tidak tergantung anggaran Pemda/Dinperindag dan mempersiapkan pasar lelang agro online (Tim Asistensi 2011) menetapkan tujuan revitalisasi sbb:

1. Integrasi pasar lelang dengan Sistem Resi Gudang dan Perdagangan Berjangka Komoditi

2. Menciptakan sistem perdagangan yang baik melalui mekanisme pembentukan harga yang transparan

3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas perdagangan

4. Mencukupi kebutuhan antar daerah, menciptakan intensif bagi peningkatan mutu produksi

Namun demikian secara umum terdapat kendala yang dihadapi di lapangan versi Bappebti (Edi 2011) adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman dan Komitmen Masyarakat Kurangnya Pemahaman dan Komitmen Masyarakat, Pelaku Usaha, dan Dunia Perbankan Terhadap Mekanisme Sistem Resi Gudang.

2. Fasilitas Pergudangan di Daerah Pada Umumnya Belum Memadai atau Masih Kurang & Pemanfaatan Gudang Belum Optimal.

3. Masih Kurangnya Peralatan (Alat Pengering , Alat Pengukur Kadar Air, Mesin Perontok, Alat Sortasi).

4. Kualitas Produk Belum Sepenuhnya Memenuhi Standard Mutu Yang Diharapkan 5. Sinergi Antar Instansi Terkait, Pemda & Sektor Swasta Serta Pelaku SRG

Belum Maksimal.

(11)

7. Belum ada kesepahaman dalam proses pelaksanaan SRG di lapangan sehingga proses pencairan kredit relatif lebih lama

Bisa diduga bahwa kendala tersebut tidak seragam untuk masing masing SRG yang tersebar di 10 propinsi, sehingga pemetaan dan pengelompokan permasalahan dapat dilakukan untuk memberi solusi yang spesifik. Bappebti memiliki resep tersendiri dalam mengurai kendala tersebut.

Upaya keras dari Bappebti dalam mengurai benang kusut tersebut dengan upaya yang lengkap yang meliputi (Edi 2011), tetapi tidak terbatas pada :

1. Sosialisasi dan pertemuan teknis dengan para petani, pelaku usaha, pemerintah daerah, kalangan perbankan (Bank Indonesia, bank BUMN dan Swasta) serta instansi lain yang terkait.

2. Penyediaan Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) bagi petani, kelompok tani, gapoktan dan koperasi tani;

3. Pembangunan 41 gudang (35 flat & 6 silo) di 34 kabupaten melalui Dana Stimulus Fiskal DEPDAG TA 2009;

4. Kerjasama dengan kementerian dan instansi terkait dalam melakukan penyediaan peralatan pasca panen, peningkatan Mutu Hasil Pertanian, sosialisasi SRG serta hal-hal lain terkait Percepatan Pelaksanaan SRG;

5. Pelatihan, Bimbingan Teknis dan penyusunan Standard Operasional Baku bagi calon Pengelola Gudang dan UKM;

6. Penyediaan Sistem Informasi Resi Gudang, Sistem Informasi Harga dan Sistem Informasi Pengawasan SRG;

7. Pelatihan bagi Tenaga Inspektor Badan Pengawas (Bappebti) di dalam dan luar negeri; Kerjasama Teknis dengan IFC-World Bank

Persoalan yang kini masih belum terselesaikan adalah : (1) komoditas yang masuk SRG (antara lain: gabah) tidak atau belum menjadi komoditas (antara lain beras) dalam PLKA, (2) petani /kelompok tani masih banyak yang belum “tertarik” dengan SRG. Pada saat ini, prioritas penyelesaian masalah baru pada butir (2) menciptakan daya tarik petani dan kelompok tani menggunakan SRG. Put option diharapkan menjadi instrumen pelengkap untuk menciptakan daya tarik petani menggunakan SRG.

Sistem Resi Gudang Menguntungkan?

(12)

652 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

perintis Pengelolaan Resi Gudang swasta pertama di Indonesia yang berada di Desa Rawalo, tiga dari delapan lokasi pengeloaan SRG (Tabel 1) .

Tabel 1: Daftar Lokasi Gudang dan Pengelola Gudang SRG di Provinsi Jawa Tengah.

No Lokasi Gudang Pengelola Gudang SRG

1 Jl Raya Jepara-Kudus Km 11, ds Rengging, kec Pecangaan, Kab Jepara

PT. Pertani (Persero)

2 Jl. Gemolong-Karanggede, dk Kwangen, ds Negmbat Padas, Kec. Gemolong, Kab Sragen

PT. Pertani (Persero)

3 Ds Dempet, Kec Dempet, Kab Demak PT. Pertani (Persero)

4 Jl Raya Demak-Jepara Km 10, ds Mulyorejo, Kec Demak, Kab Demak

PT. Pertani (Persero)

5 Jl raya Singosari 9, Kajen, Kab Pekalongan PT. Pertani (Persero) 6 Jl Raya Jatilawang Rawalo, ds Menganti RT 1/RW 3, Kec

Rawalo, Kab Banyumas

PT. Petindo Daya Mandiri

7 Jl Raya Randu Muktiwaren RT 01/RW 01, ds Muktiwaren, Bojong, Kab Pekalongan

Meskipun sosialisasi baik dari Bappebti, Disperindag, dan Pengelola Resi Gudang yang coba meyakinan bahwa para petani berpeluang untung besar jika melakukan tunda jual, namuni tingkat penerimaan (adoption rate) masih relatif rendah. Padahal pangsa pasar petani calon pengguna SRG besar, misalnya kapasitas Gudang yang dikelola PT. Petindo Mandiri di Rawalo, Banyumas adalah 1.500 ton, dengan hasil panen di Kab Banyumas adalag 40.000 ton (Berjangka 2007). Jika dilihat dari perkembangan adopsi SRG di seleuruh Indonesia selama periode 2008-2010, baik dari volume komoditas dan jumlah kredit yang dimanfaatkan dengan jaminan SRG masih relatif kecil jika dibandingkan kapasitas tampung (

Tabel 2). Meskipun demikian, jika dilihat dari segi proses adopsi suatu yang baru

(“inovasi”) merupakan langkah kemajuan. Pengguna SRG (Petani/Kelompok Tani) memperoleh kredit 70% nilai RG, dengan tenor maksimum 6 bulan, tidak termasuk perpanjangan. Hanya berlaku kepada debitur yang belum meperoleh fasilitas kredit program pemerintah (eg. KKPE, KUPS). Debitur-peserta SRG tidak dikenakan biaya provisi kredit tetapi tetap dibebani biaya administrasi kredit dan biaya lainya sesuai ketentuan bank yang berlaku (Divisi Kredit Bank Jateng 2011).

Tabel 2:Perkembangan Resi Gudang yang diterbitkan selama 2008-2010 di seluruh Indonesia

No Th

RG Komoditas PEMBIAYAAN

Jml Vol(ton) Nlai (Rp jt)

Jml

(13)

1 2008 16 508.83 1,431.62 6 Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, BAPPEBTI, 25 April 2011

Berdasarkan distribusi Lembaga keuangan pemberi kredit

Tabel 2 ternyata Bank Jateng ketinggalan dengan Bank Jabar, Bank Kalsel dan Bank Jatim, karena hingga tahun 2010, Bank Jateng belum memberi kredit kepada pemilik resi gudang. Mungkin karena Bank Jateng (Divisi Kredit 2011) baru menerbitkan ketentuan kredit dengan jaminan resi gudang agak lambat (SK Direksi 0725/HT.01.01/2010) dan telah menetapkan ketentuan skema kredit bersubsidi dengan jaminan rsi gudang (SE Direksi 0005/HT 01 01/2011, tgl 10 Januari 2011). Sementara itu BRI telah lebih dahulu dua tahun (Utomo 2008). Bank swasta karena melalui BUMN, insentif subsidi bunga disalurkan ke petani/kelompok tani melalu BUMN, tidak melalui Bank Swasta. Subsidi bunga dari pemerintah adalah sebesar: (Bunga LPS+5%) – bunga kredit, dalam hal ini suku bunga kredit 6%. Bisa saja diturunkan jika suku bunga di pasar keuangan turun.

Tabel 3:Distribusi Pembiayaan Resi Gudang Berdasarkan Lembaga Keuangan (2010)

Lembaga Keuangan Jml Rp. Juta

(14)

654 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

8 PKBL PT KBI 17

1,568.38

Jumlah 87

10,712.55

Sumber: Biro Pasar Fisik dan Jasa, BAPPEBTI, 25 April 2011

Dari

Tabel 2 dan Tabel 3 memberi bukti bahwa Insentif bunga telah mendorong sebagian petani/kelompok tani untuk memanfaatkan SRG. Beban bunga tersebut harus tertutup dengan dengan kenaikan harga komoditas SRG misalnya gabah, bahkan harus ada tambahan keuntungan. Petani menunggu bukti keuntungan diatas suku bunga pinjaman. Bappebti

memberi “bukti” perhitungan dengan salah satu kasus berkut

Tabel 4: Perhitungan Laba (Rugi) Penjualan Gabah Dengan Sistem Resi Gudang (Tunda Jual)

Pemilik Barang : Kelompok Tani "Pucang Anom I" Bantul Gudang Menyimpanan : Stimulus Fiskal Nitikan-Bantul

Masa Simpan : 3 bulan

Jenis Barang : Gabah IR64

Jumlah Barang : 12 ton

Biaya Gudang RG : Rp 80 /3 bulan Harga Pasar GKG/KA 14% :

Saat masuk : 26-Feb-2011 : Rp 3,400.0/kg Saat Keluar : 24-Mei-2011 : Rp 4,000.0 /kg

Bunga bank : 6% p.a.

PERHITUNGAN LABA DARI TUNDA JUAL

I. Pendapatan Rp.48,000,000.0

II.Biaya

1. Harga Gabah Rp.40,800,000.0

2. Bunga Bank Rp. 428,400.0

3. Ongkos Sewa dan RG Rp. 960,000.0

Jumlah Biaya Rp.42,188,400.0

III. Laba Rp. 5,811,600.0

Laba %

14.24% (Versi Bappebti=13,7%) Sumber: Bappebti, Kementrian Perdagangan RI, 2011

Apakah perhitungan tersebut realistis?. Berikut ini akan dibandingkan dengan pergerakan harga pasar gabah dalam siklus satu tahun dalam grafik yang disajikan Bappebti Grafik 4 dan grafik data harga pasar gabah di tingkat petani dari BPS (Grafik 5)

(15)

Grafik 4: Perkembangan (flutuasi) Harga Beras dan Gabah tahun 2010-2011 untuk dua Varitas Padi Ciherang dan IR 64 di Indonesia

a. Ciherang b. IR 64

Sumber: Bappebti, Kementrian Perdagangan RI 2011

Untuk memperkuat bukti, digunakan data harga padi di tingkat petani (GKP: Gabah Kering Panen), seperti dalam Grafik 5 berikut ini.

Grafik 5: Perkembangan (flutuasi) Harga Gabah tahun 2010-2011 untuk dua Varitas IR 64 di Indonesia periode 2008 -2012 (Oktober).

3,878

3,314

3,018 3,194

3,286 3,365

3,590

3,732 3,760

3,920 3,929

4,082 4,406

4,156

3,621

3,726 3,835

3,861

3,885 3,862 3,911 3,930

2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

2008 2009 2010 2011 2012

1

(16)

656 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 Sumber: BPS, 2012.

Grafik 5 tersebut nampak adanya tren menurun (seperti garis 1 dan 2), yang secara kuantitatif rata rata (5 tahun :2008-2012) harga GKP bulan Februari Rp. 3.621/kg menjadi Rp.3.373,-/kg. Sehingga terjadi penurunan rata rata 7,4% selama tiga bulan. Grafik 5 ini berbicara berlawanan dari perhitungan laba dari jual tunda melalui resi gudang dalam Tabel 4 tersebut

Ramalan harga menjadi penting untuk mengambil keputusan. Pergerakan harga karena faktor musim (seasonality) panen-paceklik (masa tanam) sangat dominan, tren indikatif lima tahun tersebut nampak nyata. Contoh ramalan yang cukup akurat oleh Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, yang mengatakan kenaikan harga gabah diperkirakan terjadi pada Oktober 2011-Januari 2012 sebesar 10% yang berkisar Rp4.800 per kg untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan (bandingkan Grafik 5). Perkiraanya relatif tepat jika dibandingkan dengan data BPS rata-rata GKG per Januari Rp.4,776.9/Kg. Penyebab kenaikan harga gabah karena panen sudah mulai habis, sehingga memasuki musim paceklik pada Oktober 2011-Januari 2012 saat petani mulai melakukan tanam kembali (Zuhri 2011).

Merancang Put Option

Seperti tersebut diatas, bahwa petani atau kelompok tani lebih suka menjual saat panen meskipun ada harapan harga akan naik saat paceklik dan tersedia SRG dan kredit bersubsidi karena secara implisit petani tidak suka dengan risiko ketidak pastian harga saat paceklik, yang berarti petani tidak pasti seberapa besar keuntungan dan seberapa besar kerugiannya. Ketidak pastian harga saat paceklik dapat diatasi jika petani memperoleh hak untuk menjual dengan harga yang pasti, dan hal ini dapat diakomodasi jika petani membeli Put Option – yaitu hak menjual dengan harga tertentu yang dijamin oleh inisiator (misalnya Disperindag, atau pengusaha atau fund manajer). Petani harus membeli hak itu (option premium) dari penjual opsi, seperti skema berikut ini.

Posisi Put Option

Option buyer Pays premium; Right to sell

PETANI/

KELOMPOK TANI Option Seller Collect premium;

Obligation to buy

Inisiator Disperindag, Diteruskan Fund Manager

(17)

memperoleh keuntungan menjual sebesar harga yang diperjanjikan (strike price atau exercise price) jika harga pasar jatuh, dan mereka rugi hanya sebesar premi opsi jika harga naik. Jadi memberi jaminan kerugian terbatas tetapi keuntungan yang tak terbatas. Keuntungan petani sebesar selisih strike price dengan premi opsi. Persoalan yang masih menghadang adalah seberapa besar premi opsi. Di sejumlah pasar komoditas internasional (CBOT, CMEX, New York Cotton Exchange, dll), premi ditetapkan berdasarkan perdagangan terbuka di lantai bursa komoditas (Johnson et al. 2009).Oleh karena itu, dalam pertemuan tim Promotor Pasar Lelang di seluruh Indonesia dengan Bappebti, perlu membahas tentang hal ini disertai dengan data harga yang lebih rinci bukan data rata rata bulanan seperti yang ada saat ini serta melakukan simulasi.

Implikasi dan Keterbatasan

Put Option memberi peluang bagi penjual untuk menentukan harga dasar atau floor price

untuk komoditas agro (Johnson et al. 2009). Put Floor Price option ini lebih pro pasar yang dinamis yang telah menjadi bagian hidup para petani/kelompok tani. Agar put option menjadi kenyataan, Tim Promotor pasar lelang bersama Bappebti dan Disperindag berkumpul besama mempelajari dan memutuskan instrumen ini menjadi pelengkap pasar lelang, karena sistem insentif subsidi sebenarnya kurang mendidik dan menjadikan beban APBN dan APBD.

Untuk mempersiapkan finanlisasi rancangan put option dan simulasi put option sekaligus sosialisasi perlu diawali dengan pengumpulan data harian harga gabah di beberapa lokasi Resi Gudang, melalui pengelola SRG, Dispertan Kabupaten, Disperindag. Namun demikian untuk menghemat anggaran rapat, acara ini dapat disisipkan saat acara Pasar Lelang.

Ilustrasi perhitungan Laba (Rugi) dari Bappebti dengan acuan tunda jual bisa makin realistis ketika memperhatikan fluktuasi harga gabah harian ditingkat petani (GKP) atau GKG, sehingga tidan menimbulkan kesan kontradiksi. Bisa saja perhitungan Bappebti benar, namun dengan adanya kontradiksi dengan data harga dengan fluktuasi musiman BPS bisa membingungan. Bila ada penjelasan kontradiksi, ata argumen yang membenarkan perhitungan akan lebih meyakinkan para petani/kelompok tani.

Keterbatasan Penelitian ini adalah kurangnya data harian harga gabah untuk berbagai jenis varietas yang potensi masuk dalam resi gudang. Untuk itu, peluang untuk menliti SRG dengan memperhatikan fluktuasi harga akan memberi kontribusi dalam revitalisasi PLKA dan SRG.

(18)

658 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012 DAFTAR PUSTAKA

Bappebti, 2011. Annual Report 2010 , Kementrian Perdagangan RI, Jakarta

Berjangka, 2007. PT.Petindo Daya Mandiri : Pioner Pengelola Gudang Skema SRG. Majalah Berjangka

Business Development, 2004. Agricultural Futures and Options : A Hedger's Self-study Guide. Chicago Board of Trade

Divisi Kredit, 2011. Produk Perkreditan Bank Jateng. BPD, Semarang.

Divisi Kredit Bank Jateng, 2011. Produk Perkreditan Bank Jateng Untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa : Kredit Dengan Jaminan Resi Gudang. SK Dir BPD Jateng, No.0275/HT.01.01/2010, SE Dir BPD Jateng No.0005/HT.01.01/2011 tgl 10 Januari Edi, S., 2011. Sistem Resi Gudang sebagai Sarana Perdagangan dan Pembiayaan bagi Petani

dan Pelaku Usaha. Bappebti.

Gabre-Madhin, E.Z., 2001. Of markets and middlemen : transforming agricultural market in Ethiopia. International Food Policy Research Institute

Gabre-Madhin†, E.Z., Goggin, I., 2005. Does Ethiopia Need a Commodity Exchange? An Integrated Approach to Market Development. EDRI-ESSP Policy Working Paper No. 4

Johnson, J., Smith, J., Dhuyvetter, K., 2009. RIsk Management: Factor Affecting Option Premium Values. Agrilife Extention

Onumah, G.E., 2007. Improving Access to Rural Finance Through Regulated Warehouse Receipt System in Africa. Case Study, USAID

Poitras, G., 2008. The Early History of Option Contracts. Faculty of Business Administration, Simon Fraser University

Samtana-Boado, L., 2006. Overview of the World's Commodity Exchange. UNCTAD

Sunarto, H., Priyanto, S.H., Sulanjari, S., Wijayanto, B., Prabowo, R., 2008. Pengembangan Pasar Lelang Sub Terminal Agribisnis Soropadan Provinsi Jawa Tengah. Bank Indonesia Semarang & Cemsed feb UKSW, Salatiga.

Suwignyo, U., 2008a. Simulasi Penerbitan Resi Gudang : di Pekalongan dan Demak. PT. Petindo Daya Mandiri

Suwignyo, U., 2008b. Sistem Resi Gudang Sebagai Sarana Perdagangan. PT. Petindo Daya Mandiri.

Tim Asistensi, 2011. Modul asistensi revitalisasi dan sosialisasi 14 daerah penyelenggara pasar lelang. Bappebti dan PT Pranala Nitisara

Utomo, A.D., 2008. Proses Pemberian Kredit Dengan Jaminan Resi Gudang. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Demak

Watanabe, M., 2007. Currency Options and Options Markets. Jones Graduate Scholl Rice University

World Bank, 2008. World Development Report 2008 : Agriculture for Development. The World Bank.

Gambar

Grafik 1 : Gambar Sketsa (ilustrasi) Pasar Lelang Komoditas Agro (PLKA) ideal di  Indonesia beserta Lembaga Lembaga Pendukung
Tabel  1: Daftar Lokasi Gudang dan Pengelola Gudang SRG di Provinsi Jawa Tengah.
Tabel  2Jatim, karena hingga tahun 2010, Bank Jateng belum memberi kredit kepada pemilik resi gudang
Tabel  2 dan Tabel 3 memberi bukti bahwa Insentif bunga telah mendorong sebagian petani/kelompok tani untuk memanfaatkan SRG
+3

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peneliti melakukan pengujian terhadap rangkaian sensor tinggi permukaan air maka dari pengujian dan data yang diperoleh, sensor dapat bekerja dengan baik

Dari analisa perubahan fungsi lahan terhadap persebaran gas NO2, dapat diketahui bahwa pada tahun 2012-2015 terjadi perubahan fungsi lahan pada wilayah Jakarta

kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. 4) Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan,

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan daring dengan tema Mendesain Aktivitas Pembelajaran Daring yang Menarik” telah memberikan kontribusi yang cukup

Puri Indah Boulevard blok U1 Jakarta Barat TANGERANG BEST DENKI AEON Mall lt.3 Jl Grand Boulevard BSD City, Tangerang BEKASI BEST DENKI. Summarecon Mall Bekasi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Aglaophenia crupessina Lamoureoux mengandung senyawa metabolit sekunder yang bersifat bioaktif dan apakah senyawa

Dari hasil pengamatan kondisi karang, biota megabentos dan ikan karang dalam kegiatan monitoring (t2) di perairan Pulau Abang dan sekitarnya, Kota Batam tahun 2008 dan