HASIL DAN PEMBAHASAN
Perumusan Penduga Bagi θ
Misalkan N adalah proses Poisson pada
interval [0, )∞ dengan rataan µ yang kontinu
mutlak, dan fungsi intensitas λ yang
terintegralkan lokal. Sehingga, untuk setiap himpunan Borel terbatas B maka:
( ) ( ) ( )
B
B N B s ds
µ = Ε =
∫
λ < ∞.Fungsi λ diasumsikan terdiri atas dua
komponen yaitu komponen periodik λ , c
dengan periode τ>0 (diketahui) dan komponen tren linear as, dengan slope a
tidak diketahui. Dengan kata lain, untuk setiap s∈[0, )∞ , fungsi intensitas λ dapat dituliskan sebagai berikut:
( )s c( )s as
λ =λ + (1)
dengan λc( )s adalah fungsi periodik dengan periode τ . Dalam tulisan ini, kita asumsikan
c
λ adalah periodik sehingga persamaan
( ) ( )
c s k c s
λ + τ =λ (2)
berlaku untuk setiap s∈[0, )∞ dan k ∈ , dengan adalah himpunan bilangan bulat. Contoh fungsi intensitas yang memenuhi persamaan (1) adalah 2 ( ) 4 exp cos 5 s s π s λ = ⎛⎜ ⎛⎜ ⎞⎟⎞⎟+ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ,
yang grafiknya dapat dilihat pada gambar berikut 5 10 15 20 5 10 15 20 25 30
Gambar 1. Contoh grafik fungsi intensitas periodik dengan tren linear.
Di sini kita perhatikan proses Poisson titik pada [0, )∞ karena λ harus memenuhi (1) dan harus tak-negatif. Dengan alasan yang sama, kita hanya perhatikan untuk kasus a>0.
Misalkan untuk suatu ω ∈ Ω , ada sebuah realisasi ( )N ω dari proses Poisson
N yang didefinisikan pada ruang peluang
(Ω,F,P) dengan fungsi intensitas λ seperti pada (1), yang diamati pada interval terbatas [0,n]. Tujuan kita dalam pembahasan ini adalah untuk mempelajari penyusunan penduga konsisten bagi intensitas global
0 1 1 ([0, ]) c( )s ds τ θ µ τ λ τ τ = =
∫
(3)dari komponen periodik λ dari fungsi c
intensitas λ pada (1).
Pada tulisan ini, kita asumsikan bahwa periode τ diketahui (seperti: satu hari, satu minggu, dan lain-lain), tetapi slope a dan
fungsi λ pada [0, )c τ keduanya tidak
diketahui. Pada situasi ini kita definisikan penduga a dan θ sebagai berikut
[ ]
(
)
2 2 0, ˆn N n a n = (4) dan(
)
(
)
1 1 1 ([ ,( 1) ] [0, ]) ˆ ln / ˆ . 2 ln / n k n N k k n n k n a n τ τ θ τ τ τ τ ∞ = + ∩ = ⎛ ⎞ − ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠∑
(5) Penduga a yaitu ˆa diperoleh dari: n[ ]
(
)
0 1 2 2 0 0 1 2 2 0 0, ( ( ) ) ( ) ( ) . n c n n c n c N n s as ds s ds as s ds an λ λ λ Ε = + ⎤ = + ⎦ = +∫
∫
∫
Bila kedua ruas dibagi dengan n2 maka
persamaan di atas menjadi
[ ]
(
)
0 2 2 ( ) 0, 1 2 n c s ds N n a n n λ Ε =∫
+ .Bagian pertama dapat ditulis sebagai
0 0 2 ( ) ( ) 1 n n c s ds c s ds n n n λ λ =
∫
∫
. Perhatikan bahwa 0 ( ) n c s ds n λ∫
merupakan rata-rata λc( )s pada interval [0,n] yangmerupakan suatu konstanta. Sementara 1 n konvergen ke 0 jika n→ ∞ . Maka
[ ]
(
)
2 0, 1 2 N n a n Ε = .Dengan kata lain
[ ]
(
)
2 2 N 0,n a n Ε = .Sehingga diperoleh penduga seperti pada (4).
Selanjutnya, kita uraikan ide untuk mengkonstruksi penduga dari θ yaitu ˆθ n
sebagai berikut: ( 1) 1 ( ) k c k s ds τ τ θ λ τ + =
∫
. (6) Misalkan 1 1 ( [0, ]) n k L k n k τ ∞ = =∑
Ι ∈ , maka dengan (6) diperoleh: 1 ( 1) 1 1 1 ( [0, ]) 1 1 ( ) ( [0, ]) . k n k c k n k k n L k s s n ds L k τ τ θ θ τ λ τ ∞ = + ∞ = = Ι ∈ = Ι ∈∑
∑
∫
Dengan menggunakan persamaan (1) maka kuantitas di atas sama dengan
( 1) 1 ( 1) 1 ( 1) 1 1 1 ( ( ) ) ( [0, ]) 1 1 ( ) ( [0, ]) 1 1 ( ) ( [0, ]) . k k n k k k n k k k n k s as s n ds L k s s n ds L k as s n ds L k τ τ τ τ τ τ θ λ τ λ τ τ + ∞ = + ∞ = + ∞ = = − Ι ∈ = Ι ∈ − Ι ∈
∑
∫
∑
∫
∑
∫
Dengan perubahan batas integral pada suku kedua ruas kanan persamaan di atas, maka diperoleh
(
)
( 1) 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 ( ) ( [0, ]) 1 ( ) ( [0, ]) [ ,( 1) ] [0, ] 1 1 1 ( [0, ]) ( [0, ]) . k k n k k n k n k n k n s s n ds L k a s k s k n ds L k X k k n L k a s s k n ds L k a s k n ds L τ τ τ τ τ θ λ τ τ τ τ τ τ τ τ τ τ + ∞ = ∞ = ∞ = ∞ = ∞ = = Ι ∈ − + Ι + ∈ Ε + ∩ = − Ι + ∈ − Ι + ∈∑
∫
∑ ∫
∑
∑
∫
∑
∫
(7) Perhatikan bahwa 1 1 ( [0, ]) n (1) n k s k n L O L k τ ∞ = Ι + ∈ = + ≈∑
(8) (lihat Titchmarsh 1960) dan2 0 2 s ds τ τ =
∫
.Bagian kedua pada (7) adalah 2 aτ ≈ . Misalkan 1 0 1 ( [0, ]) n k n x k n dx τ ζ τ τ τ ∞ = ⎛ ⎞ = Ι + ∈ − ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
∑
∫
. (9)Perhatikan bahwa ζ ≤ untuk setiap n 1
1
n≥ .
Bagian ketiganya menjadi
1 0 ( [0, ]) n k n n a a n s k n ds L L τ τ τ ζ τ ∞ = ⎛ ⎞ Ι + ∈ = ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠
∑
∫
n n n n a an L L an L τζ = + ≈ (10)dimana ζ ≤ untuk setiap n 1 n≥ . 1
Sehingga (7) menjadi
(
)
1 [ , ( 1) ] [0, ] 1 1 . 2 k n n N k k n L k n a L τ τ θ τ τ ∞ = Ε + ∩ ≈ ⎛ ⎞ − ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠∑
(11) Dari (10) dan n ln n L τ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ dengan n→ ∞ diperoleh:(
)
(
)
(
)
1 [ ,( 1) ] [0, ] 1 1 ln / . 2 ln / k N k k n n k n a n τ τ θ τ τ τ τ ∞ = Ε + ∩ ≈ ⎛ ⎞ − ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠∑
(12) Dengan mengambil padanan stokastik dari bagian pertama, maka diperoleh persamaan (5) dan juga mengganti a denganˆn
Pendekatan Asimtotik untuk Bias dan Ragam dari ˆθ n
Lema 6:
Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (1) dan terintegralkan lokal, maka
2 2 1 ˆ ( )an a O n n θ ⎛ ⎞ Ε = + + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (13) dan 2 3 2 1 ˆ ( )n a Var a O n n ⎛ ⎞ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (14)
dengan n→ ∞ . Sehingga ˆan merupakan
penduga a yang konsisten. Mean Squared
Error (MSE)-nya diberikan oleh
2
ˆ ˆ ˆ
( )n ( )n ( )n
MSE a =bias a +Var a . Dari (13) 2 2 1 ˆ ˆ ( ) , jika . n n Bias a a a O n n n θ ⎛ ⎞ = Ε − = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ → ∞ Dari (14) diperoleh 2 3 2 1 ˆ ( )n a Var a O n n ⎛ ⎞ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ sehingga
( )
2 2 2 3 2 2 3 4 2 1 ˆ ( ) (4 2 ) n a MSE a O n n n a n O n θ θ − − ⎛ ⎞ = + + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = + + jika n→ ∞ .Bukti dari lema ini dapat dilihat pada jurnal Helmers dan Mangku (2005).
Teorema 1: (Kekonsistenan ˆθ ) n
Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (1) dan terintegralkan lokal, maka
ˆ P jika
n n
θ ⎯⎯→θ → ∞ (15)
Dengan kata lain, ˆθ merupakan penduga n yang konsisten bagi θ . MSE dari ˆθ n
konvergen ke 0 jika n→ ∞ .
Bukti:
Teorema 1 akan dibuktikan setelah bukti Teorema 2.
Teorema 2: (Pendekatan Asimtotik untuk Bias dan Ragam dari ˆθ ) n
Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (1) dan terintegralkan lokal, maka
(
)
( )
(2 ) / 2 1 ˆ ( ) ln ln n n n a o n τ γ θ γ ζ τ θ θ − − + ⎛ ⎞ Ε = − + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠jika n→ ∞ . Dengan γ =0,577...adalah konstanta Euler. Serta
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
2 2 2 6 ˆ ( ) 2 ln / ln / 1 2 ln . a a a Var n n n o n θ π γ τ θ τ τ + − − = + + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (17) Bukti:Pertama, akan dibuktikan (16). Nilai harapan dari persamaan (12) adalah
(
)
1 [ ,( 1) ] [0, ] 1 1 ˆ ln ˆ 2 ln n k n N k k n n k n a n τ τ θ τ τ τ τ ∞ = Ε + ∩ Ε = ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ − + Ε ⎜ ⎛ ⎞⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠∑
(18) Bagian pertama pada (18) sama dengan(
)
1 1 [ ,( 1) ] [0, ] 1 1 ln 1 1 ( ) ( [0, ]) . ln k k k k N k k n n k x x n dx n k τ τ τ τ τ τ τ λ τ τ ∞ = + ∞ = Ε + ∩ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = Ι ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠∑
∑
∫
Dengan perubahan batas integral, maka persamaan di atas menjadi
1 0 1 1 ( ) ( [0, ]) . ln k x k x k n dx n k τ λ τ τ τ τ ∞ = = + Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
∑ ∫
Dengan persamaan (1) diperoleh
1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 ( ) ( ) ln ( [0, ]) 1 1 ( ) ( [0, ]) ln 1 1 ( [0, ]) ln 1 1 ( [0, ]) . ln c k c k k k x k a x k n k x k n dx x k x k n dx n k ax x k n dx n k ak x k n dx n k τ τ τ τ λ τ τ τ τ τ λ τ τ τ τ τ τ τ τ τ τ τ ∞ = ∞ = ∞ = ∞ = = + + + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ Ι + ∈ = + Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ + Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ + Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
∑ ∫
∑ ∫
∑ ∫
∑ ∫
Dengan persamaan (2), persamaan di atas menjadi
(
)
(
)
(
)
1 0 1 0 1 0 1 1 1 ( ) ( [0, ]) ln / 1 1 ( [0, ]) ln / 1 ( [0, ]) . ln / c k k k x x k n dx n k a x x k n dx n k a x k n dx n τ τ τ λ τ τ τ τ τ τ τ τ τ τ ∞ = ∞ = ∞ = = Ι + ∈ + Ι + ∈ + Ι + ∈∑
∫
∑
∫
∑
∫
(19) Diketahui bahwa 1 1 ( [0, ]) ln (1) k n x k n o k τ τ γ ∞ = ⎛ ⎞ Ι + ∈ = ⎜ ⎟+ + ⎝ ⎠∑
, (20) jika n→ ∞ dan seragam pada x∈[ ]
0,τ (Lihat Titchmarsh 1960).Dengan mensubstitusi (20) pada bagian pertama (19), maka
(
)
1 0 0 0 0 0 1 1 1 ( ) ( [0, ]) ln 1 1 ( ) ln (1) ln 1 1 ( ) ( ) ln 1 1 ( ) (1) ln 1 . ln ln c k c c c c x x k n dx n k n x o dx n x dx x dx n x o dx n o n n τ τ τ τ τ λ τ τ τ λ γ τ τ τ γ λ λ τ τ τ λ τ τ θγ θ τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞ ⎞ = ⎜ ⎜ ⎟+ + ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎝ ⎠ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = + + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠∑
∫
∫
∫
∫
∫
(21) Dengan cara yang sama, bagian kedua pada (19) menjadi 1 0 0 0 0 0 1 1 ( [0, ]) ln 1 [0, ] ln (1) ln 1 (1) 1 . ln ln k a x x k n dx n k a n x o dx n a a o a x dx x dx x dx n n τ τ τ τ τ τ τ τ γ τ τ τ γ τ τ τ τ τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞ ⎞ = ⎜ ⎜ ⎟+ + ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎝ ⎠ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = + + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠∑
∫
∫
∫
∫
∫
Karena 2 0 1 2 x dx τ τ =∫
, maka persamaan di atas menjadi 2 2 1 1 1 1 2 ln 2 ln 1 , 2 2 ln ln a a o n n a a o n n γ τ τ τ τ τ τ γτ τ ⎛ ⎞ + + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = + + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (22) jika n→ ∞ . Perhatikan bahwa 1 1 ( [0, ]) n. k n x kτ n ζ τ τ ∞ = Ι + ∈ = +∑
(lihat Titchmarsh 1960) (23) Sehingga bagian ketiga pada (19) menjadi 1 0 1 ( [0, ]) ln k a x k n dx n τ τ τ τ τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠∑
∫
ln ln ln n n a n n a a n n n τ ζ τ τ τζ τ τ τ τ ⎛ ⎞ = ⎜ + ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ . ln ln n a an n n τζ τ τ = + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ (24) Dengan mensubstitusikan (13) kebagian 2 persamaan (18), maka
2 2 2 2 ˆ 2 ln 2 1 2 ln 1 2 2 ln 2 1 ln ln 2 1 2 ln ln n n a n n a O n n n a an O n n n n O n n n a an O n n n τ τ τ θ τ τ θτ τ τ θ τ τ τ θ τ τ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ − + Ε ⎜ ⎛ ⎞⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ = − + ⎜ + + ⎜ ⎟⎟ ⎜ ⎛ ⎞⎜ ⎟⎟⎝ ⎝ ⎠⎠ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = − − − ⎜ ⎟− ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ − − ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = − − − + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ jika n→ ∞ . (25)
Dengan menggabungkan (21), (22), (24) dan (25), maka persamaan (16) terbukti sebagai berikut
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
1 ˆ ( ) ln / ln 2 1 2 ln / ln ln / ln / 2 ln / n n a o n n a an o n n n a a an n n θγ τ θ θ τ γτ τ τ τζ τ τ τ ⎛ ⎞ Ε = + + ⎜ ⎟+ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ + + ⎜ ⎟+ ⎝ ⎠ + − −(
)
2 2 1 ln n/ O n θ τ ⎛ ⎞ − + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠(
)
(
)
(
2)
( / 2) 2 1 ln / ln (2 ) 1 ln / ln n n a a o n n a o n n γ θγ γτ τζ θ θ τ γ θ ζ τ θ τ + + − ⎛ ⎞ = + + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ − − + ⎛ ⎞ = − + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ jika n→ ∞ .Selanjutnya akan dibuktikan persamaan (17). Telah didefinisikan penduga bagi θ yaitu ˆθ pada persamaan (5). Misalkan n
didefinisikan 1 1 1 ([ ,( 1) ] [0, ]) ln n k N k k n A n k τ τ τ τ ∞ = + ∩ = ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
∑
(26) dan(
)
ˆ 2 ln / n n n B a n τ τ ⎛ ⎞ = ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠ . (27) Sehingga kita dapat menuliskanˆ
n An Bn
θ = − . (28)
Kemudian kita dapat menghitung ragam dari ˆθ sebagai berikut n
ˆ
( )n ( )n ( ) 2n ( ,n n)
Varθ =Var A +Var B − Cov A B
(29) Catatan, untuk setiap j k j k≠ , , =1, 2,...,
maka
(
[
jτ,(j+1)τ]
∩[0, ]n)
dan[
]
(
kτ,(k+1)τ ∩[0, ]n)
tidak saling tumpang tindih (tidak overlap). Sehingga[
]
(
,( 1) [0, ])
N j jτ + ∩τ n dan N k k
(
[
τ,( 1)+ τ]
∩[0, ]n)
adalah bebas, untuk k≠ . j
Sehingga Var A( )n dapat dihitung
sebagai berikut
(
)
2 2 2 1 ( ) 1 1 ( ([ ,( 1) ] [0, ])) ln( / ) n k Var A Var N k k n k n τ τ τ τ ∞ = =∑
+ ∩(
)
2 2 2 1 0 1 1 ( ) ( [0, ]) . ln( / ) k x k x k n dx k n τ λ τ τ τ τ ∞ = =∑ ∫
+ Ι + ∈Dengan menggunakan persamaan (1), maka
( )
(
)
( )
(
)
( )
(
)
2 2 2 1 0 2 2 2 1 0 2 2 2 1 0 ( ) 1 1 ( ) ( ) ( [0, ]) ln / 1 1 ( ) ( [0, ]) ln / 1 1 ( ) ( [0, ]) . ln / n c k c k k Var A x k a x k x k n dx k n x k x k n dx k n a x k x k n dx k n τ τ τ λ τ τ τ τ τ λ τ τ τ τ τ τ τ τ ∞ = ∞ = ∞ = = + + + Ι + ∈ = + Ι + ∈ + + Ι + ∈∑ ∫
∑ ∫
∑ ∫
Kemudian, dengan persamaan (2) diperoleh
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
2 2 2 1 0 2 2 2 1 0 2 1 0 ( ) 1 1 ( ) ( [0, ]) ln / 1 ( [0, ]) ln / 1 ( [0, ]) . ln / n c k k k Var A x x k n dx k n a x x k n dx k n a x k n dx k n τ τ τ λ τ τ τ τ τ τ τ τ τ ∞ = ∞ = ∞ = = Ι + ∈ + Ι + ∈ + Ι + ∈∑
∫
∑
∫
∑
∫
(30) Perhatikan bahwa 2 2 1 1 ( [0, ]) (1) 6 k x k n o k π τ ∞ = Ι + ∈ = +∑
(31) jika n→ ∞ , seragam pada x∈[ ]
0,τ (Lihat Titchmarsh 1960).Dengan menggunakan persamaan (31), bagian pertama dari persamaan (30) menjadi
(
)
(
)
(
)
(
)
2 2 2 1 0 2 2 2 0 1 1 ( ) ( [0, ]) ln / 1 ( ) (1) 6 ln / c k c x x k n dx k n x o dx n τ τ λ τ τ τ π λ τ τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎞ = ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠∑
∫
∫
(
)
(
)
2 2 1 (1) 6 ln n/ o π θ τ τ ⎛ ⎞ = ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠(
)
(
)
( )
2 2 2 6 1 ln ln n/ o n θ π τ τ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ , (32) jika n→ ∞ .Bagian keduanya menjadi
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
( )
2 2 2 1 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 ( [0, ]) ln / (1) 6 ln / 1 (1) 6 2 ln / 2 6 1 , ln ln / k a x x k n dx k n a x o dx n a o n a o n n τ τ τ τ τ π τ τ π τ τ τ π τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎞ = ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = ⎜ + ⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠∑
∫
∫
(33)jika n→ ∞ . Dengan menggunakan
persamaan (20), bagian ketiganya menjadi
( )
2 1 0 2 0 2 2 2 1 ( [0, ]) ln ln (1) ln ln (1) ln 1 ln ln ln k a x k n dx k n a n o dx n a n o n a a o n n n τ τ τ τ τ γ τ τ τ γ τ τ τ τ γ τ τ ∞ = Ι + ∈ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞ ⎞ = ⎜ ⎜ ⎟+ + ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞ ⎞ = ⎜ ⎜ ⎟+ + ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ = + + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎠⎠∑
∫
∫
(34)jika n→ ∞ . Dengan menggabungkan
persamaan (32), (33) dan (34), diperoleh
(
)
(
(
)
)
( )
2 2 2 2 6 ( ) ln / ln / 1 . ln n a a a Var A n n o n θ π γ τ τ τ ⎛ + ⎞ + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (35) Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (14) Var B( n) menjadi( )
( )
(
)
2 2 3 ˆ ( ) 2 ln ˆ ( ) 2 ln 2 1 2 ln / n n n n Var B Var a n n Var a Var n a n O n n n τ τ τ τ τ τ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎜⎜ + ⎟⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ = ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎛ ⎞ ⎛ ⎛ ⎞⎞ =⎜ + ⎜ ⎟ ⎜⎟⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠(
)
(
)
2(
)
2 1 ln / ln / jika . a O n n n n τ τ ⎛ ⎞ = + ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ → ∞ , (36) Kemudian, akan kita hitung ( ,n n)Cov A B sebagai berikut:
(
)
(
)
[
]
(
)
(
)
(
)
2 1 ( , ) 2 ln / 2 ln / 1 ,( 1) [0, ] , [0, ] . n n k Cov A B n n n n Cov N k k n N n k τ τ τ τ τ τ ∞ = ⎛ ⎞⎛ ⎞ =⎜⎜ + ⎟⎜⎟⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ + ∩∑
Karena N k(
[
τ,(k+1)τ]
∩[0, ]n)
adalah himpunan bagian dari N(
[ ]
0,n , maka)
Cov(An,Bn) dapat ditulis sebagai berikut(
)
(
)
(
)
[
]
(
)
(
)
2 2 1 2 1 ( , ) ln / ln / 1 , ( 1) [0, ] . n n k Cov A B n n n n Var N k k n k τ τ τ τ τ ∞ = ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ + ∩∑
Karena N adalah peubah acak Poisson, maka ( )
Var N = Ε . Sehingga kita perolehN
( )
(
)
( )
(
)
( )
(
)
( )
2 2 1 0 2 2 2 1 ( , ) ln / ln / 1 ( ) ( [0, ]) 2 1 . ln / ln / n n c k Cov A B n n n n x ax x k n dx k n n n n τ τ τ τ λ τ τ τ τ ∞ = ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ =⎜ + ⎟ ⎝ ⎠ + Ι + ∈ ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ + + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠∑
∫
(37) Substitusi persamaan (20) ke bagian pertama persamaan (37) akan kita peroleh( )
1 ln O n n ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠, jika n→ ∞ .Lalu dengan mensubstitusi persamaan (23) ke bagian kedua persamaan (37) akan diperoleh
( )
2 2 1 , jika ln ln a O n n n n ⎛ ⎞ + ⎜ ⎟ → ∞ ⎝ ⎠ . Maka(
)
(
)
2(
)
2 1 ( , ) . ln / ln / n n a Cov A B O n n n τ τ ⎛ ⎞ = + ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠Sehingga bagian ketiga persamaan (29) menjadi
( )
(
)
2( )
4 1 2 ( , ) , ln / ln / jika . n n a Cov A B O n n n n τ τ ⎛ ⎞ − = − + ⎜⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ → ∞Maka Teorema 2 terbukti.
Bukti Teorema 1:
Dengan menggunakan persamaan (16), diperoleh
(
2)
ˆ lim ( ) (2 ) 1 lim ln( / ) ln . n n n n a o n n γ θ γ θ ζ τ θ τ θ →∞ →∞ Ε ⎛ − − + ⎛ ⎞⎞ = ⎜⎜ − + ⎜ ⎟⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ =Atau dapat ditulis sebagai ˆ
( )θn θ o(1), jika n
Ε = + → ∞ .
(38) Sedangkan persamaan (17) mengakibatkan
( ) ( ) 2 2 2 2 1 2 6 ln ln ln ˆ lim ( ) lim 0. n n n a a a n n n Var θ π γ τ θ τ τ θ →∞ →∞ + − − + + ⎛ ⎛ ⎞⎛ ⎞ ⎞ ⎜ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎛ ⎞⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎜⎜ ⎟⎟⎟ ⎛ ⎞ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ ⎟⎟ ⎟ ⎜ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎠⎠ ⎟ ⎝ ⎠ =
Dapat ditulis juga sebagai ˆ
( )n (1), jika
Varθ =o n→ ∞ .
(39) Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa ˆθ n
adalah penduga konsisten bagi θ, yaitu bahwa untuk setiap ε > berlaku 0
(
ˆ)
0n
θ θ ε
Ρ − > → , jika n → ∞ .
Ruas kiri persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut
(
ˆ) (
ˆ ˆ ˆ)
.n n n n
θ θ ε θ θ θ θ ε
Ρ − > = Ρ − Ε + Ε − >
(40) Dengan ketaksamaan segitiga maka persamaan (40) menjadi
(
)
(
)
ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ . n n n n n n θ θ θ θ ε θ θ ε θ θ ≤ Ρ − Ε + Ε − > = Ρ − Ε > − Ε − (41) Berdasarkan persamaan (38), maka adano sehingga ˆ , 2 n ε θ θ Ε − ≤ (42) untuk setiap n n> . o
Dengan mensubstitusikan persamaan (42) ke persamaan (41), maka ruas kanan persamaan (41) menjadi ˆ ˆ 2 n n ε θ θ ⎛ ⎞ = Ρ⎜ − Ε > ⎟ ⎝ ⎠. Kemudian diperoleh
(
ˆ)
ˆ ˆ 2 n n n ε θ θ ε ⎛θ θ ⎞ Ρ − > ≤ Ρ⎜ − Ε > ⎟ ⎝ ⎠.Dengan menggunakan pertaksamaan Chebyshev, maka 2 ˆ 4 ( ) ˆ ˆ . 2 n n n Varθ ε θ θ ε ⎛ ⎞ Ρ⎜ − Ε > ⎟≤ ⎝ ⎠ (43) Dengan (39), maka ruas kanan persamaan (43) konvergen ke 0 jika n→ ∞ .
Mean Squared Error-nya adalah 2
ˆ ˆ ˆ
( )n ( )n ( )n
MSEθ =Bias θ +Varθ . Dari persamaan (38), diperoleh
ˆ ˆ ( )n n (1), jika Biasθ = Ε − =θ θ o n→ ∞ , sehingga 2( )ˆ (1), jika n Bias θ =o n→ ∞ .
Dari persamaan (39), diperoleh ˆ
( )n (1), jika
Varθ =o n→ ∞ .
Jadi, MSE( )θ =ˆn o(1), jika n→ ∞ , dengan kata lain MSE( )θ →ˆn 0, jika .n→ ∞ Maka Teorema 1 terbukti.
Reduksi Bias
Untuk mengevaluasi bias dari ˆθ , kita n
perhatikan suatu kasus khusus, yaitu proses Poisson dengan fungsi intensitas
( ) ( ) 2 exp cos . c s s as s A as λ λ π ρ φ τ = + ⎧ ⎛ ⎞⎫ = ⎨ ⎜ + ⎟⎬+ ⎝ ⎠ ⎩ ⎭
Kita pilih ρ = 1, τ = 5, φ = 0 dan a = 0.05. Dengan parameter tersebut, fungsi intensitas menjadi 2 ( ) exp cos 0.05 5 s s A π s λ = ⎧⎨ ⎛⎜⎝ ⎞⎟⎠⎫⎬+ ⎩ ⎭ . (44) Kita pertimbangkan tiga nilai θ yaitu θ=1.2661 (A = 1), θ = 2.5322 (A = 2) dan θ=5.0644 (A = 4). Untuk A = 1, kita peroleh
5 0 1 2 exp cos 1.2661 5 5 s ds π θ= ⎛⎜ ⎛⎜ ⎞⎟⎞⎟ = ⎝ ⎠ ⎝ ⎠
∫
.Contoh 1:
Pada contoh ini kita pelajari perilaku dari ˆθ (dalam Teorema 2), dengan fungsi n
intensitas λ(s) diberikan oleh (44).
Pendekatan asimtotik bagi bias dan ragam pada Teorema 2 akan dibandingkan dengan suatu hasil simulasi yang diambil dari Mangku (2005).
(i) Untuk θ = 1.2661, dengan persamaan (16) dan (17) diperoleh penduga asimtotik untuk bias dan ragam dari ˆθ n
sebagai berikut: ˆ ˆ ( ) 0.5778 (2 0.5778)(1.2661) 1 (0.05)5 2 ln(1000/5) 0.3734. n n Biasθ =Ε −θ θ ⎛ ⎞ − −⎜ −⎟ ⎝ ⎠ =− =− 2 2 1.2661 0.05 0.05(2 0.5778) 5 2 6 0.05 ˆ ( ) 1000 1000 ln ln 5 5 0.0232. n Var π θ ⎛ ⎞ ⎛ + ⎞ − − ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎠⎠ =
Dari simulasi, dengan menggunakan
M=10000, realisasi yang bebas dari
proses N yang diobservasi pada interval [0,1000], diperoleh Biasˆ ( ) 0.3793θˆn =− dan Varˆ ( ) 0.0221θˆn = , dimana Biasˆ ( )θ ˆn
adalah rata-rata contoh (yang diperoleh dari simulasi) dikurangi nilai θ yang sebenarnya dan Varˆ ( )θ adalah ragam ˆn
contoh. Jadi, ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.3734 ( 0.3793) 0.0059 n n Biasθ −Biasθ = − − − = ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0232 0.0221 0.0011. n n Varθ −Varθ = − =
(ii) Untuk θ=2.5322, dengan (16) dan (17), dan dari simulasi (M=10000) diperoleh
ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.7137 ( 0.7303) 0.0166 n n Biasθ −Biasθ = − − − = dan ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0381 0.0364 0.0017. n n Varθ −Varθ = − =
(iii) Untuk θ=5.0644, dengan (16) dan (17) dan simulasi (M=10000) diperoleh
ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 1.3938 ( 1.4210) 0.0272 n n Biasθ −Biasθ = − − − = dan ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0677 0.0634 0.0043. n n Varθ −Varθ = − =
Dari Contoh 1, kita lihat bahwa penduga asimtotik untuk bias dan ragam pada (16) dan (17) sudah cukup baik untuk memperkirakan bias dan ragam dari penduga
ˆ
n
θ dengan ukuran contoh yang terbatas. Tetapi bias dari ˆθ masih cukup besar. Kita n
dapat mereduksi bias ini dengan menambahkan penduga dari bagian kedua pada persamaan (16) ke dalam ˆθ . Dengan n
demikian, kita peroleh penduga dengan bias yang telah dikoreksi untuk θ sebagai berikut
, ˆ ˆ (2 ) 2 ˆ ˆ ln n n n n b n a n γ γ θ ζ τ θ θ τ ⎛ ⎞ − −⎜ + ⎟ ⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ . (45)
Teorema 3: (Pendekatan Asimtotik untuk Bias dan Ragam dari θ ) ˆn b, Misalkan fungsi intensitas λ memenuhi (1) dan terintegralkan lokal, maka
, 1 ˆ ln n b o n θ θ ⎛ ⎞ Ε = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (46) jika n→ ∞ , dan
( )
(
)
(
)
(
)
2 , 2 2 2 2 6 ˆ ( ) ln / ln / 1 , (ln ) n b a a a Var n n o n θ π γ τ θ τ τ ⎛ ⎞ ⎛ + ⎞ + − ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ = + ⎛ ⎞ + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (47) jika n→ ∞ . Bukti:Pertama, akan dibuktikan persamaan (46). Untuk membuktikannya, kita tulis kembali penduga θ pada (45) sebagai ˆn b, berikut
(
)
, / 2 (2 ) ˆ 1 ˆ ˆ ln( / ) ln( / ) n n b n an n n γ ζ τ γ θ θ τ τ + ⎛ − ⎞ = +⎜ ⎟ − ⎝ ⎠ . (48) Dengan (16), nilai harapan bagian pertama pada (48) menjadi(
)
( )
(2 ) ˆ 1 ln( / ) (2 ) / 2 (2 ) 1 1 ln( / ) ln ln 1 2 , ln ln n n n n n a o n n a o n n τ γ θ τ γ θ γ ζ τ γ θ τ γ ζ τ θ τ ⎛ − ⎞ = +⎜ ⎟Ε ⎝ ⎠ ⎛ − − + ⎞ ⎛ − ⎞ ⎛ ⎞ = +⎜ ⎟⎜⎜ − + ⎜⎝ ⎟⎠⎟⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎛ + ⎞ ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ = + + ⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (49) jika n→ ∞ .Dengan (13), nilai harapan bagian kedua pada (48) menjadi
(
/ 2)
ˆ ln( / ) n n a n γ ζ τ τ + = − Ε(
)
(
)
(
)
2 / 2 2 1 ln( / ) / 2 1 , ln / ln n n a O n n n a o n n γ ζ τ θ τ γ ζ τ τ + ⎛ ⎛ ⎞⎞ = − ⎜ + + ⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ + ⎛ ⎞ = − + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (50) Jika n→ ∞ .Kemudian, dengan menggabungkan (49) dan (50), kita peroleh persamaan (46).
Selanjutnya, akan dibuktikan persamaan (47). Dengan menggunakan (48),
, ˆ ( n b)
Varθ dapat dihitung sebagai berikut
(
)
(
(
)
)
(
)
(
)
, 2 2 2 2 ˆ ( ) (2 ) ˆ 2 ˆ 1 ( ) ( ) ln / ln / (2 ) 2 ˆ ˆ 2 1 ( , ). ln / ln / n b n n n n n n Var Var Var a n n Cov a n n θ γ ζ τ γ θ τ τ γ ζ τ γ θ τ τ ⎛ + ⎞ ⎜ ⎟ ⎛ − ⎞ ⎝ ⎠ = +⎜⎜ ⎟⎟ + ⎝ ⎠ ⎛ + ⎞ ⎜ ⎟ ⎛ − ⎞⎝ ⎠ − ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎝ ⎠ (51) Dengan (17), bagian pertama persamaan (51) sama dengan(
)
(
)
(
)
(
)
(
(
)
)
( )
2 2 2 2 6 2 2 ln / ln / 1 2 ln ln / a a a a n n o n n θ π γ τ τ τ τ + − − + + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ + ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠(
)
(
)
(
)
(
)
( )
2 2 2 6 1 2 2 ln / ln / ln , a a a o n n n θ π γ τ τ τ + − + ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟+ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎛ ⎞ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎜ ⎟ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ (52) jika n→∞.Dengan (14), bagian kedua pada (51) adalah
2 2 1 (ln ) O n n ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ yang menjadi 2 1 (ln ) o n ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠
jika n→∞. Kemudian dengan pertaksamaan Cauchy-Schwarz, bagian ketiga (51)
menjadi 1 2 (ln ) o n ⎛ ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ jika n→∞. Sehingga, diperoleh (47). Teorema 3 terbukti. Contoh 2:
Pada contoh ini, kita pelajari perilaku dari penduga θ pada persamaan (45) ˆn b, dengan fungsi intensitas λ(s) pada (44). Hasil simulasi yang digunakan sebagai pembanding diambil dari Mangku (2005).
(i) Untuk θ = 1.2661, dari simulasi (M=10000) dan dengan (47), diperoleh penduga asimtotik untuk bias dan ragam dari θ sebagai berikut: ˆn b,
, ˆ ˆ ( ) 0.1090 n b Biasθ = − dan , 2 2 , , ˆ ( ) 0.05 (1.2661/5 0.05/2)( /6) 0.05(2 0.5778) 1000 1000 ln ln 5 5 0.0283 ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0283 0.0354 0.0071 nb nb nb Var Var Var θ π θ θ + + − = + ⎛ ⎞ ⎛ ⎛ ⎞⎞ ⎜ ⎟ ⎜ ⎜ ⎟⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎝ ⎠⎠ = − = − =−
(ii) Untuk θ=2.5322, dari simulasi
(M=10000) dan dengan (47), diperoleh , ˆ ˆ ( ) 0.2056 n b Biasθ = − , , ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0431 0.0578 0.0147 n b n b Varθ −Varθ = − = −
(iii) Untuk θ=5.0644, dari simulasi
(M=10000) dan dengan (47), diperoleh , ˆ ˆ ( ) 0.3993 n b Biasθ = − , , ˆ ˆ ˆ ( ) ( ) 0.0728 0.1051 0.0323 n b n b Varθ −Varθ = − = −
Jelas bahwa bias dari θ jauh lebih ˆn b, kecil dari bias ˆθ . Jadi, reduksi bias pada n