, PERATURAN BERSAMA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN
M E N T E R T P E R H U B U N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A NOMOR : 2glpt-DAG /pw\14/2oo1
NOMOR: rc,{ 19 TAIIIIN 2006 TENTANG
PENGANGKUTAN BARANG/MUATAN IMPOR MILIK PEMERINTAH OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL
a
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN
M E N T E R I P E R H U B U N G A N R E P U B L I K I N D O N E S I A ,
M e n i m b a n g d ,
h
balrwa dalam rangka - melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional perlu meningkatkan penggunaan kapal berbendera lndonesia yang dioperasikan oleh perusahaan angkutan laut nasional sebagai sarana angkutan barang/muatan impor milik pemerintah;
bahwa untuk membantu kelancaran arus barang/muatan impor yang pengadaannya dibiayai dengan APBN/APBD termasuk pinjaman luar negeri pemerintah, perlu
pengangkutannya; dilakukan pengaturan c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, dipandang perlu mengatur pengangkutan barang/muatan impor milik pemerintah dengan' Peraturan Bersama Menteri Perdagangan
Mengingat . 4
Peraturan Bersama Menteri Perdagangan R.l dan
Menteri Perhubunqan R.l.
Nomor : 20 /M-\AG /Pml 4 / 2006 Nomor: I(\l 19 TAHiIN 2006
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 7ti, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612); Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3907);
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4145)',
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4227); Keputusan Presiden Nomor 260 Tahun 1967 tentang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Menteri Perdagangan Dalam Bidang Perdagangan Luar Negeri;
Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1982 tentang Pengangkutan Muatan Barang Ekspcr dan Barang lmpor Milik Pemerintah;
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa milik Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005; Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet lndonesia Bersatu, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 171|M Tahun 2005:
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2005: 2 , ? 4 . o . 7 . 8 . 1 0 .
1 1 .
Peraturan Bersama Menteri Perdagangan R.l dan
Menteri Perhubunoan R.l.
Nomor : 20 /M-DAG / pFf,'" / 4 / 2006 Nomor: I$I 19 TAHUN 2006
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik
Indonesia, sebagaimana telah diubah beberapa kali, teraklrir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2005;
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 33 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan
Pengusahaan Angkutan Laut;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2005;
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 01/M-DAG/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perdagangan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 3O/M-DAG tPERt I 2t2A05;
M E M U T U S K A N : 1 2 .
1 ?
1 4 .
Menetapkan PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN DAN
MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENGANGKUTAN BARANG/MUATAN IMPOR MILIK PEMERINTAH OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL.
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Barang/muatan impor milik pemerintah adalah barang/ muatan impor yang pengadaannya dibiayai dari APBN/APBD termasuk pinjaman luar negeri pemerintah, baik milik pemerintah maupun milik badan usaha/hukum milik pemerintah/pemerintah daerah atau perusahaan yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
2,' Perusahaan angkutan laut nasional adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum lndonesia (lndonesia national shipping company) yang melakukan kegiatan di dalam wilayah perairan Indonesia dan/ atau dari dan ke pelabuhan di luar
Peraturan Bersama Menteri Perdagangan R.l dan
Menteri Perhubunoan R.l.
Nomor: 2OltuI-bAc/pm Nomor: iil,I 19 TAIiUN 3. lmportir adalah lembaga/ instansi pemerintah/
pemerintah daerah, badan usaha/ hukum milik pemerintah/ pemerintah daerah atau perusahaan yang melakukan kegiatan importasi barang/ muatan impor milik pemerintah.
Pasal 2
Pengangkutan barang/muatan impor milik pemerintah yang pengadaannya dilakukan oleh importir wajib menggunakan kapal berbendera Indonesia yang dioperasikan oleh perusahaan angkutan laut nasional.
Pasal 3
Perusahaan angkutan laut nasional wajib menyediakan jumlah dan kapasitas ruang kapal yang cukup, dengan
biaya angkutan (freightJ yang wajar dan bersaing sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pasal 4
a
Perusahaan angkutan laut nasional yang mengangkut barang/muatan impor milik pemerintah dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia dan dilengkapi dengan pola trayek dan dioperasikan oleh perusahaan angkutan laut nasional wajib menyampaikan laporan perjalanan kapal (voyage repoft) kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Larlt.
Pasal 5
lmportir yang melakukan kegiatan importasi pengadaan barang/muatan impor milik pemerintah wajib melaporkan realisasi kegiatan pengadaan terserbut secara berkala setiap bulan kepada Menteri Perdagangan dalam hal ini Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
Perusahaan angkutan laut nasional yang melakukan kegiatan pengangkutan barang/muatan impor milik pemerintah wajib melaporkan realisasi kegiatan pengangkutan tersebut secara berkala setiap bulan kepada Menteri Perhubungan dalam hal ini Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
4/2006 006
( 1 )
(2)
Peraturan Bersama Menteri perdagangan R.l dan '
Menteri perhubunoan R.l.
Nomor : 20 fil-nAc /pm/4 /2006 Nomor: IovI. 19 TAiliirt ZObO Pasal 6
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Bersama Menteri Perdagangan dan Menteri perhubungan ini sesuai kewenangan yang ciimiliki.
Pasal 7
(1) Dalam hal jumlah dan kapasitas ruang kapal sebagaimana dimaksud pada pasal Z dan pasal 3 tidak tersedia maka perusahaan angkutan laut nasional dapat menggunakan kapal bukan berbendera Indonesia yang dioperasikan secara nyata dengan melampirkan bukti kontrak pengangkutan setelah dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jenderal perhubungan Laut.
(2) Penggunaan kapal bukan berbendera lndonesia wajib menyampaikan pemberitahuan pengoperasian kapal asing kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. .
Pasal 8
lmportir yang melaksanakan pengadaan barang/muatan impor milik pemerintah yang melanggar lietentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 dan pasal 5 ayat (1) dikenakan sanksi berupa teguran secara tertulis dan/ atau sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Pasal 9
Perusahaan angkutan laut nasional yang mengangkut barangimuatan impor milik pemerintah yang meianggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 4, pasal 5 ayat (2) dan Pasal 7 dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
P a s a l 1 0
Peraturan Bersama ini mulai berlaku 3 (tiga) bulan setelah tanggal ditetapkan,
Peraturan Bersama Menteri perdagangan R.l dan
Menteri Perhubungan R.l.
Nomor : 2,O /\[-DAG lPW / 4 Nomor: K,t' 19 TAIIII{ 20
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal pA. AprIL 2006
MENTERI PERDAGANGAN.
ELKA PANGESTU
S A L I N A N P e r a t u r a n i n i d i s a m p a i k a n k e p a d a y t h , : 1 . K e t u a B a d a n Pemeriksa K e u a n g a n ; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
q ' Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bgdan Perencanaan pembangunan N a s i o n a l ; 4 . M e n t e r i D a l a m N e g e r i ; 5 . M e n t e r i L u a r N e g e r i ; 6 . M e n t e r i P e r t a h a n a n : 7 . M e n t e r i K e u a n g a n ; 8. Menteri Perindustrian: 9 . M e n t e r i E n e r g i d a n S u m b e r D a y a Mineral; 10. Menteri Kelautan dan Perikanan;
1 1 . M e n t e r i P e n d i d i k a n N a s i o n a l ; 1 2 . M e n t e r i P e k e r j a a n U m u m ; 1 3 . M e n t e r i K e h u t a n a n ;
14. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;
1 5 M e n t e r i N e g a r a K o p e r a s i d a n Usaha Kecil d a n M e n e n g a h ; 16. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;
1 7 . M e n t e r i S e k r e t a r i s N e g a r a ; 1 8 . Gubernur B a n k In d o n e s i a ; 1 9 . P a n g l i m a T N I ; 2 4 . K e p a l a S t a f T N I A n g k a t a n L a u t ; 2 1 . K e p a l a K e p o l i s i a n R e p u b l i R I n d o n e s i a ; 2 2 . P a r a Gubernur/BupatiMalikota d i s e l u r u h I n d o n e s i a ;
23. Sekjen, lrjen, Para Dirjen cjan Para Kepala Badan Dilingkungan Departemen perdagangan; 24. Sekjen, lrjen, Para Dirjen dan Para Kepala Badan Dilingkungan Departemen perhubungan; 2 5 . P a r a K e p a l a K a n t o r A d m i n i s t r a t o r p e l a b u h a n / K e p a l a K a n t o i p e l a b u h a n : 2 6 . D i r e k s i P T ( P e r s e r o ) P e l a b u h a n I n d o n e s i a t , l l , l l l dan lV. 2 7 . K e t u a D P P I N S A : 2 8 . K e t u a D P P D E P A L I N D O 2 9 . K e t u a D P P PELRA, 3 0 . K e t u a D P P G P E I / G I N S l : 3 1 K e t u a D P P GAFEKSI/INFA; 3 2 . K e t u a D P P A P B M I : /2006 06