DOGMATIKA
R E F O R M E D
J I L I D 1 : P R O L E G O M E N A
HERMAN BAVINCK
Editor Umum
Edisi Bahasa Inggris
John Bolt
Penerjemah dari Bahasa Belanda ke Bahasa Inggris
John Vriend
Penerbit Momentum
2011
Dogmatika Reformed
Jilid 1: Prolegomena
Oleh:Herman Bavinck
Penerjemah: Ichwei G. Indra dan Irwan Tjulianto Pengoreksi Bahasa: Irenaeus Herwindo Tata Letak: Patrick Serudjo dan Djeffry Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo
Originally published in English under the title,
Reformed Dogmatics, Volume 1: Prolegomena
© 2003 by the Dutch Reformed Translation Society Translated and printed by permission of
Baker Academic
a division of Baker Book House Company P.O. Box 6287, Grand Rapids, MI 49516-6287 All rights reserved.
Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2009 pada
Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature)
Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia.
Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail: [email protected]
website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Bavinck, Herman, 1854-1921.
Dogmatika reformed, jilid 1: prolegomena / Herman Bavinck, terj. Ichwei G. Indra dan Irwan Tjulianto – cet. 1 – Surabaya: Momentum, 2011.
ix + 800 hlm.; 15,5 cm. ISBN seri: 979-3292-84-9 ISBN jilid 1: 979-3292-85-7
1. Christelijke Gereformeerde Kerk (Netherlands) – Doktrin-doktrin. 2. Gereja Reformed – Doktrin-doktrin.
3. Theologi Doktrinal.
2011 230’.42–dc21 Cetakan pertama: April 2011
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak se-bagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
D a f t a r I s i
Dutch Reformed Translation Society (DRTS) ix
Kata Pengantar 1
Ucapan Terima Kasih 2
Pendahuluan dari Editor 3
Bagian I: PENGANTAR KEPADA DOGMATIKA 17 1. Theologi Dogmatik sebagai Sains 19
Terminologi | Dogma, Dogmatika, dan Theologi | Isi Theologi | Apakah Theologi sebuah Sains?| Theologi dan Iman |
Sains tentang Allah | Tempat Theologi Dogmatik dalam Ensiklopedi
2. Metodologi dan Pengorganisasian Theologi Dogmatik 63
Para Rasul, Para Uskup, dan Kembali kepada Kitab Suci |
Peralihan kepada Subjek | Pencarian akan Theologi yang Ilmiah dan Objektif | Kepastian tentang Pengetahuan Theologis |
Theologi Biblikal dan Gereja | Peran Iman | Masalah Susunan | Susunan dalam Dogmatika Reformasi | Dampak Filsafat | Fondasi dan Tugas Prolegomena
Bagian II: SEJARAH DAN LITERATUR THEOLOGI DOGMATIK 131
3. Pembentukan Dogma: Timur dan Barat 133
Definisi dan Karakter Dogma | Dogma dalam Gereja Mula-Mula | Dogma dan Theologi di Gereja Timur | Dogma dan Theologi di Barat
4. Dogmatika Katolik Roma 167
Skolastisisme | Protes dan Respons | Kontra-Reformasi dan Neoskolastisisme | Katolisisme Roma dan Modernitas
5. Dogmatika Lutheran 187
Permulaan Theologi Lutheran | Pietisme dan Rasionalisme | Kemenangan Filsafat | Perlawanan dan Perbaikan Ortodoksi Lutheran
6. Dogmatika Reformed 207
Kaum Lutheran dan Kaum Calvinis | Permulaan Theologi Reformed | Skolastisisme Reformed | Tantangan-Tantangan: Rasionalisme dan Mistikisme | Kemerosotan Theologi Reformed | Aliran-Aliran Abad ke-19 | Theologi Reformed di Amerika Utara
DA F T A R IS I
vi
Bagian III: FONDASI-FONDASI THEOLOGI DOGMATIK (PRINCIPIA) 243
7. Fondasi-Fondasi Ilmiah 245
Prolegomena Theologi | Dasar-dasar Pemikiran | Rasionalisme | Empirisisme | Realisme
8. Fondasi-Fondasi Religius 279
Esensi Agama | Dudukan Agama: Intelek, Kehendak, atau Hati? | Asal-Usul Agama
Bagian IV: PENYATAAN (PRINCIPIUM EXTERNUM) 337 9. Ide tentang Penyataan 339
Tidak Ada Agama tanpa Penyataan | Penyataan dalam Theologi dan Filsafat | “Pemulihan” Penyataan di Abad ke-19 | Theologi Mediasi | Filsafat-Filsafat tentang Penyataan di Abad ke-19 | Kebingungan Kaum Naturalis tentang Penyataan | Kemustahilan Netralitas Ilmiah
10. Penyataan Umum 361
Penyataan “Natural” dan “Supernatural” | Seluruh Penyataan Adalah Supernatural | Penyataan Umum Tidaklah Memadai | Penyataan Umum dan Universalitas Agama | Penyataan Umum dan Pemuridan Kristen
11. Penyataan Khusus 389
Modus-Modus Penyataan | Penyataan sebagai Penyataan Diri Allah | Penyataan dan Agama
12. Penyataan di dalam Alam Semesta dan Kitab Suci 425
“Natural” dan “Supernatural” | Supernaturalisme Katolik Roma | Pandangan Reformasi | Naturalisme Rasionalistik | Perbedaan Kitab Suci | Monisme dan Theisme | Mujizat-Mujizat | Penyataan, Kitab-Kitab Suci, dan Sejarah | Inkarnasi, Bahasa, dan Alkitab | Penyataan yang Berkelanjutan
13. Pengilhaman Kitab Suci 467
Kesaksian Perjanjian Lama | Kesaksian Perjanjian Baru | Kesaksian Gereja | Kebangkitan Protestanisme Kritis | Tantangan terhadap Doktrin Pengilhaman | Pandangan-Pandangan yang Berbeda tentang Pengilhaman | Pengilhaman Organik | Pembelaan terhadap Pengilhaman Organik
14. Atribut-Atribut Kitab Suci 543
Atribut-Atribut Secara Umum | Otoritas Kitab Suci | Keniscayaan Kitab Suci | Kitab Suci dan Gereja | Melampaui Kitab Suci? | Kejelasan Kitab Suci | Kecukupan Kitab Suci
Bagian V: IMAN (PRINCIPIUM INTERNUM) 599 15. Iman dan Metode Theologis 601
Penerimaan Internal atas Penyataan | Metode Historis-Apologetis | Metode Spekulatif | Metode Religius-Empiris | Metode Etis-Psikologis
16. Iman dan Dasar Iman 681
Mengapropriasi Penyataan melalui Iman | Dua Jenis Iman | Iman sebagai Persetujuan Intelektual | Kepastian Iman | Dasar Iman | Kitab Suci
DA F T A R IS I
vii
Membuktikan Diri Sendiri | Logos Ilahi dan Manusiawi | Mendemonstrasikan Kebenaran Iman | Kesaksian Roh
17. Iman dan Theologi 731
Ketidaksukaan terhadap Theologi | Pengetahuan yang Dimiliki oleh Iman | Dogma dan Filsafat Yunani | Berapa Banyak Pengetahuan? | Anugerah Iman | Rasio Melayani Iman
1
T h e o l o g i D o g m a t i k
s e b a g a i S a i n s
Studi yang teratur tentang kebenaran-kebenaran iman Kristen telah disebut dengan banyak istilah yang berbeda. Sebutan “dog-matika” memiliki kelebihan dalam hal menancapkan studi ini di dalam ajaran-ajaran normatif atau dogma-dogma gereja. Dogma hanyalah kebenaran-kebenaran yang dipaparkan secara tepat di dalam Kitab Suci sebagai hal-hal yang harus dipercayai. Suatu kebenaran yang diakui oleh gereja bukanlah suatu dogma oleh karena diakui gereja, melainkan semata-mata karena kebenaran ini bergantung pada otoritas Allah. Meskipun demikian, dogma agama tetap selalu merupakan gabungan dari otoritas ilahi dan pengakuan gerejawi. Dogma-dogma adalah kebenaran-kebenaran yang diakui oleh kelompok tertentu. Meskipun dogma gereja me-miliki otoritas hanya jika dogma-dogma tersebut sungguh-sungguh merupakan kebenaran Allah, ajaran gereja tidak pernah identik dengan kebenaran ilahi itu sendiri. Pada waktu yang sama, adalah salah untuk merendahkan kebanyakan dogma, seperti yang telah dilakukan oleh para theolog modern, sebagai penyim-pangan yang tidak permanen dari esensi sejati Injil yang non-dogmatik. Penolakan terhadap dogma bukanlah keberatan umum terhadap dogma itu sendiri melainkan penolakan terhadap dog-ma-dogma tertentu yang oleh sejumlah pihak dinilai tidak dapat diterima. Jadi, theologi sesudah Kant menyangkal bahwa dogma berakar di dalam pengetahuan tentang Allah dikarenakan dogma modern bahwa Allah tidak dapat dikenal. Dogma-dogma yang berakar di dalam moralitas atau pengalaman keagamaan kemu-dian menggantikan dogma-dogma sejati yang berakar di dalam pengetahuan tentang Allah tersebut. Namun demikian, dari sudut pandang ortodoksi Kristen, dogmatika adalah pengetahuan bah-wa Allah telah menyatakan dalam Firman-Nya kepada gereja-Nya tentang diri-Nya sendiri dan tentang semua ciptaan dalam relasi mereka dengan-Nya. Meskipun keberatan-keberatan terhadap definisi ini yang mengatasnamakan iman seringlah tidak tepat
PE N G A N T A R K E P A D A DO G M A T I K A
20
sasaran, jangan pernah dilupakan bahwa pengetahuan tentang Allah, yang menjadi objek sejati dari theologi dogmatik, hanya diperoleh melalui iman. Allah tidak mungkin dapat dikenal oleh kita tanpa penyataan yang diterima melalui iman. Dogmatika tidak mencari yang lain selain daripada setia kepada pengetahu-an-iman yang diberikan dalam penyataan ini. Jadi, dogmatika bu-kanlah sains tentang iman atau tentang agama, melainkan sains tentang Allah. Tugas dari seorang pakar dogmatika adalah memi-kirkan pikiran-pikiran Allah yang melampaui pikiran-pikirannya sendiri dan menelusuri kesatuannya. Ini adalah sebuah tugas yang harus dilakukan dalam keyakinan bahwa Allah telah berfir-man, di dalam penyerahan diri yang rendah hati kepada tradisi pengajaran gereja, dan untuk menyampaikan pesan Injil kepada dunia.
Tempat yang tepat dari dogma dalam ensiklopedi studi theo-logi yang lebih luas bukanlah masalah yang menimbulkan per-debatan yang besar. Isu pokok di sini berkaitan dengan relasi antara theologi dogmatik dan filsafat. Baik penundukan dogma-tika terhadap presuposisi-presuposisi filsafat, maupun pemisahan dualistis theologi konfesional dari studi ilmiah tentang agama, sama-sama tidak dapat diterima. Pemisahan yang demikian me-matahkan kehidupan para profesor theologi dan juga para pen-deta. Usaha-usaha untuk “menyelamatkan” studi keagamaan dari keasaman filsafat modernis adalah suatu kebaikan yang tidak dapat diterima oleh gereja. Semua pengetahuan berakar di dalam iman dan semua iman mencakup unsur yang penting dari menge-tahui. Tugas theologi dogmatik, dalam analisis terakhir, tidak lain adalah sebuah penjelasan ilmiah tentang kebenaran agama yang berdasarkan Kitab Suci. Pembelaan apologetis terhadap kebenar-an ini dkebenar-an penerapkebenar-an-penerapkebenar-an etis dalam perilaku Kristen, sama-sama didasarkan di dalam dan keluar dari penyataan ilahi dan iman; pembelaan-pembelaan apologetis itu bukanlah
yang mendasari atau yang membentuk iman. Dogmatika dan
etika adalah suatu kesatuan, kendati keduanya harus diperlaku-kan sebagai bidang-bidang studi yang berbeda. Dogmatika men-jelaskan perbuatan Allah bagi dan di dalam kita; etika menjelas-kan apa yang sekarang ini dilakumenjelas-kan oleh manusia yang telah diperbarui yang didasarkan pada dan di dalam kekuatan per-buatan-perbuatan Allah tersebut.
T E R M I N O L O G I
[1] Istilah “dogmatika” adalah relatif baru. Dahulu sejumlah ungkapan lain dipakai. Origen memberi judul karyanya yang utama di bidang dogmatika
First Principles (Peri ’Arχwn, Peri Archōn). Theognostus, salah satu penerus