• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI LARI ESTAFET PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI LARI ESTAFET PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI LARI ESTAFET PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Adrya Buan, Yuline, Sri Lestari

PG-PAUD FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak (email: buanadryagmail.com)

Abstrak: Tujuan umum dalam penelitian ini adalah: Untuk Peningkatan

Kemampuan Motorik Kasar Melalui Lari Estafet Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas terhadap 20 orang dengan prosedur penelitian terdiri dari: persiapan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. Persentase ketuntasan yang di tentukan peneliti adalah 100%. Hal ini dapat dibuktikan dari siklus pertama pertemuan 1 dan 2 anak belum memiliki kecepatan saat berlari dan anak belum memiliki kelincahan saat berlari, serta anak belum memiliki keseimbangan saat berlari, yakni dengan kategori cukup sedangkan pada siklus kedua pertemuan kedua semua anak tuntas dalam kecepatan saat berlari dan memiliki kelincahan saat berlari, serta anak memiliki keseimbangan saat berlari yakni dengan kategori baik.

Kata Kunci : Kemampuan Motorik Kasar, Lari Estafet

Abstract: The general objective of this research is: To Improve Motor Ability

Through Rough Run Relay On Childhood 5-6 Years in Pembina TK.Negeri Ngabang Kabupaten Landak. This study was done to improve the process of learning gross motor via a relay in children aged 5-6 years in TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. This classroom action research was conducted in two cycles. At each cycle conducted two (2) meetings. The method used is descriptive method with a form of action research on 20 people with the research procedure consisted of: preparation, execution, observation or observation, and reflection. The results showed that an increase in gross motor via a relay in children aged 5-6 years in TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. The percentage of completeness is determined by researchers is 100%. This is evident from the first cycle of meetings 1 and 2 children do not have the speed when running and the children do not have the agility when running, and children do not have a balance while running, namely with enough categories while in the second cycle of the second meeting all the children thoroughly in speed when running and have the agility when running, and children have a balance when running the good category.

(2)

2

endidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang–Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 14 (dalam Arif Rohman, 2008:4).

Aktivitas pemberian rangsangan pada anak usia dini yang dapat menstimulasi kemampuan motorik kasarnya, misalnya setiap pagi sebelum masuk kelas anak melakukan pemanasan dengan berbagai macam gerak yang setiap harinya berganti-ganti, dan setiap satu minggu sekali anak melakukan senam anak ceria. Aktivitas motorik kasar anak terdiri dari gerak lokomotor, gerak manipulatif dan gerak nonlokomotor (Kamtini, 2005: 89-94). Gerak lokomotor adalah gerak berpindah tempat, contohnya berjalan, lari estafet, melangkah atau melompat, dan berjingkat, sedangkan gerak manipulatif adalah gerak yang melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya tangan dan kaki, contohnya melempar dengan satu tangan di atas bahu, melempar dengan satu tangan dibawah dan menangkap.

Dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar anak harus memperhatikan juga unsur-unsur dasar kesehatan tubuhnya. Unsur-unsur tersebut diantaranya adalah kekuatan (strength), ketahanan (endurance), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination) dan kecepatan (speed) (Slamet Suyanto, 2005: 208). Keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan termasuk unsur-unsur kegiatan yang harus ditingkatkan agar motorik kasar anak dapat berkembang dengan optimal.

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari beregu pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara berantai atau sambung-menyambung. Dalam satu regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu dperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

Pada TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak masih kurang baik karena minimnya dukungan orang tua pada anak dalam melakukan kegiatan di luar ruangan, sebagian orang tua juga masih melarang anak karena khawatir bila anaknya jatuh atau luka, sehingga anak menjadi kurang bebas dalam melakukan gerakan, dan perkembangan motorik kasar belum terstimulasi dengan bak. Orang tua bukan menjadi satu-satunya penyebab masalah perkembangan motorik kasar pada anak. Anak tidak mau mengikuti kegiatan fisik yang ditawarkan oleh guru juga menjadi kendala yang harus mulai dicari solusinya. Sebetulnya setiap hari sebelum anak masuk kelas guru sudah menyiapkan kegiatan yang merangsang motorik kasar anak seperti merangkak, bergelantung, merayap, berlari, berjalan dan meloncat, tetapi anak masih belum mencapai hasil yang maksimal khususnya pada kegiatan yang merangsang keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan yaitu lari estafet. Dalam kegiatan motorik kasar khususnya yang merangsang keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan, serta melatih anak untuk bekerja sama.

P

(3)

3 % 100 % x N n X

Kurangnya waktu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan juga menjadi penyebab kurang berkembangnya motorik kasar pada anak. Guru juga masih minim menggunakan media sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, sehingga anak merasa kurang berminat untuk mengikuti kegiatan. Tentu hal ini harus mendapat perhatian dari para guru agar tidak berpengaruh pada perkembangan motorik kasar anak. Guru sebaiknya melakukan evaluasi dalam menggunakan metode pembelajaran. Melalui kegiatan lari estafet, anak cenderung akan lebih senang melakukan kegiatan motorik kasar.

Kombinasi gerak lari estafet bertujuan agar anak tidak merasa bosan dengan kegiatan yang ditawarkan oleh guru. Melalui gerak lari estafet anak mampu secara efektif melakukan eksplorasi tentang dunianya. Berdasarkan hasil pengamatan pada anak kelompok B TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak ada beberapa anak yang masih belum berkembang baik dan masih mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan motorik kasar, terutama dalam melakukan gerak lari estafet, oleh sebab itu peneliti menggunakan kegiatan berlari estafet untuk mengatasi permasalahan peningkatan kemampuan motorik kasar

METODE

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan gejala berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan pada saat penelitian dilakukan. Mukhtar (2013: 29), yang mengungkapkan “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tanpak atau sebagaimana mestinya”.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Suhardjono, (dalam Dimyati, 2013: 116) menyatakan: Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi dikelas, dengan tujuan memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) siklus, siklus pertama terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan, begitu juga dengan siklus kedua. Setiap tahapan siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi.

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian adalah observasi langsung, observasi tidak langsung, komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, pengukuran atau penilaian dan studi dokumentasi (Handari Nawawi (2012) dalam Dimyati (2013:71).

Analisis data dilakukan untuk melihat ketuntasan dan peningkatan hasil belajar anak dan menghitung jumlah persentase perkembangan anak menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali Muhidin (2006:177) sebagai berikut:

(4)

4 Keterangan :

X% = Persentase yang dicari n = Jumlah anak yang mampu N = Jumlah anak

Persentase hasil pembelajaran motorik kasar diharapkan mencapai 100% dengan kriteria sesuai indikator penilaian dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:

1. BB = Belum Berkembang 2. MB = Mulai Berkembang

3. BSH = Berkembang Sesuai Harapan 4. BSB = Berkembang Sangat Baik

Penyajian paparan data yang sudah diperoleh dengan jelas untuk melakukan penarikan kesimpulan sebagai jawaban akhir dari penelitian. Penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulang kali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan, khususnya berkaitan dengan relevasi dan konsistennya terhadap judul, tujuan dan fokus penelitian. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini dilakukan setelah data temuan penelitian tentang peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Siklus I Pertemuan I dan II

Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, maka dapat dilihat dari hasil observasi pada tabel berikut:

Tabel 1

Hasil Pengamatan pada Siklus I (Pertemuan I dan II)

Hari/ Tanggal Pertemuan Kriteria Penilaian Kecepatan anak saat berlari estafet Kelincahan anak saat berlari estafet Keseimbangan anak saat berlari

estafet

Anak % Anak % Anak %

Rabu, 11 Nopember 2015 I BB 6 30 5 25 4 20 MB 7 35 7 35 5 25 BSH 6 30 5 25 7 35 BSB 1 5 3 15 4 20 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Sabtu,14 Nopember 2015 II BB 4 20 3 15 2 10 MB 5 25 5 25 3 15 BSH 5 25 4 20 8 40 BSB 6 30 8 40 7 35 Jumlah 20 100 20 100 20 100

(5)

5 30 25 20 20 15 10 35 35 25 25 15 30 25 35 25 20 40 5 15 20 30 40 35 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 K e ce p at an a n ak s aat b erlari e sta fe t Ke linca h an a n ak saa t b erlari e sta fe t Ke se im b an gan a n ak saa t b erl ar i es taf et Ke ce p at an a n ak s aat b erlari e sta fe t Ke linca h an a n ak saa t b erlari e sta fe t Ke se im b an gan a n ak saa t b erl ar i es taf et

Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II

BB MB BSH BSB Dari data diatas disimpulkan bahwa pada hari Rabu dan Sabtu tanggal 11 dan 14 Nopember 2015 terdapat kekurangan dalam pembelajaran peningkatan kemampuan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, melalui 3 kegiatan yaitu dalam permainan lari estafet melalui tiga indikator penilaian kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, keseimbangan anak saat berlari.

Rabu, 11 Nopember 2015 terdapat 6 anak atau 30% yang belum berkembang, 7 anak atau 35% mulai berkembang, 6 anak atau 30% berkembang

sesuai harapan, dan 1 anak atau 5% berkembang sangat baik dalam kecepatan anak saat berlari, 5 anak atau 25% belum berkembang, 7 anak atau 35 mulai berkembang, 5 anak atau 25% berkembang sesuai harapan, 3 anak atau 15% berkembang sangat baik untuk kelincahan anak saat berlari, terdapat 4 anak atau 20% belum berkembang, 5 anak atau 25% mulai berkembang, 7 anak atau 35% berkembang sesuai harapan, 4 anak atau 20% berkembang sangat baik untuk keseimbangan anak saat berlari.

Sabtu, 14 Nopember 2015 terdapat 4 anak atau 20% yang belum berkembang, 5 anak atau 25% mulai berkembang, 5 anak atau 25% berkembang

sesuai harapan, dan 6 anak atau 30% berkembang sangat baik dalam kecepatan anak saat berlari, 3 anak atau 15% belum berkembang, 5 anak atau 25 mulai berkembang, 4 anak atau 20% berkembang sesuai harapan, 8 anak atau 40% berkembang sangat baik untuk kelincahan anak saat berlari, terdapat 2 anak atau 10% belum berkembang, 3 anak atau 15% mulai berkembang, 8 anak atau 40% berkembang sesuai harapan, 7 anak atau 35% berkembang sangat baik untuk keseimbangan anak saat berlari

Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, maka dapat dilihat dari hasil observasi pada grafik berikut:

Grafik 1

(6)

6

Berdasarkan data tabel dan grafik tentang hasil pengamatan siklus I pada setiap pertemuan anak yang sudah berkembang sangat baik yaitu 5% kecepatan anak saat berlari estafet, 15% kelincahan anak saat berlari estafet, dan 20% keseimbangan anak saat berlari estafet dan siklus II pada setiap pertemuan anak yang sudah berkembang sangat baik yaitu 30% kecepatan anak saat berlari estafet, 40% kelincahan anak saat berlari estafet, dan 35% keseimbangan anak saat berlari estafet.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, Guru dan guru kalaborasi menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran hari Rabu dan Sabtu tanggal 11 dan 14 Nopember 2015 belum tercapai, maka guru membuat perencanaan mengulang pembelajaran peningkatan kemampuan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri pembina Ngabang Kabupaten Landak, di siklus ke II ( dua).

2. Siklus II Pertemuan I dan II

Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, maka dapat dilihat dari hasil observasi pada tabel berikut:

Tabel 2

Hasil Pengamatan pada Siklus II (Pertemuan I dan II)

Hari/ Tanggal Pertemua n Kriteria Penilaian Kecepatan anak saat berlari estafet Kelincahan anak saat berlari estafet Keseimbangan anak saat berlari estafet

Anak % Anak % Anak %

Kamis, 19 Nopembe r 2015 I BB 1 5 0 0 0 0 MB 1 5 1 5 2 10 BSH 4 20 6 30 6 30 BSB 14 80 13 75 12 60 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Jumat,20 Nopembe r 2015 II BB 0 0 0 0 0 0 MB 0 0 0 0 0 0 BSH 0 0 0 0 0 0 BSB 20 100 20 100 20 100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Dari data diatas disimpulkan bahwa pada hari Kamis, 19 Nopember 2015– Jumat, 20 Nopember 2015 terdapat peningkatan secara bertahap dalam pembelajaran peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, melalui 3 kegiatan yaitu kecepatan anak saat berlari, (2) kelincahan anak saat berlari, (3) keseimbangan anak saat berlari.

Kamis, 19 Nopember 2015 terdapat 1 anak atau 5% yang belum berkembang, 1 anak atau 5% mulai berkembang, 4 anak atau 20% berkembang

(7)

7 5 520 0 5 010 0 0 0 0 0 0 30 30 0 0 0 80 75 60 100 100 100 0 20 40 60 80 100 120 Ke ce p at an a n ak s aat b erlari e sta fe t Ke linca h an a n ak saa t b erlari e sta fe t Ke se im b an gan a n ak s aa t b erlari e sta fe t Ke ce p at an a n ak s aat b erlari e sta fe t Ke linca h an a n ak saa t b erlari e sta fe t Ke se im b an gan a n ak s aa t b erlari e sta fe t

Siklus II Pertemuan I Siklus II Pertemuan II

BB MB BSH BSB sesuai harapan, dan 14 anak atau 80% berkembang sangat baik dalam kecepatan anak saat berlari, tidak ada anak atau 0% belum berkembang, 1 anak atau 5% mulai berkembang, 6 anak atau 30% berkembang sesuai harapan, 13 anak atau 60% berkembang sangat baik untuk kelincahan anak saat berlari, tidak ada anak atau 0% belum berkembang, 2 anak atau 10% mulai berkembang, 6 anak atau 30% berkembang sesuai harapan, 12 anak atau 60% berkembang sangat baik untuk keseimbangan anak saat berlari.

Jumat, 20 Nopember 2015 tidak ada anak atau 0% yang belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik ada 20 anak atau 100% dalam kecepatan anak saat berlari, tidak ada anak atau 0% belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik ada 20 anak atau 100% untuk kelincahan anak saat berlari, tidak ada anak atau 0% belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan, dan berkembang sangat baik ada 20 anak atau 100% untuk keseimbangan anak saat berlari.

Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK.Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, maka dapat dilihat dari hasil observasi pada grafik berikut:

Grafik 2

Hasil Pengamatan pada Siklus II (Pertemuan I dan II)

Berdasarkan data tabel dan grafik tentang hasil pengamatan siklus II pada setiap pertemuan maka sudah mencapai target ketuntasan, maka guru dan guru kalaborasi menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran hari Kamis, 19 Nopember 2015–Jumat, 20 Nopember 2015 sudah tercapai, maka guru menghentikan pembelajaran peningkatan motorik kasar melalui lari estafet pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak, di siklus ke II (dua).

(8)

8

Pembahasan

Dari perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan guru sebanyak dua siklus terjadi peningkatan dalam kemampuan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan aspek yang diamati, yaitu: 1).Perencanaan pembelajaran peningkatan motorik kasar melalui lari estafet dilaksanakan dengan langkah yang telah ditentukan dan memperoleh katagori cukup. Dan pada siklus kedua memperoleh kategori baik. Hal ini berarti terjadi peningkatan motorik kasar melalui lari estafet. Menurut Kauffman (dalam Asmawati, 2014:1): “Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang bernilai”. 2). Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru untuk peningkatan motorik kasar melalui lari estafet melalui langkah-langkah sebagai berikut: a.) Melaksanakan pijakan lingkungan main yaitu menyiapkan ruagan untuk melakukan aktivitas bermain. b).Melaksanakan pijakan sebelum main yakni menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan seperti karet gelang, tanaman dalam pot bunga, mobil-mobilan, boneka tangan. c).Melaksanakan pijakan saat main yakni: mengajak anak bernyanyi yang bertemakan tanaman. d).Membagi anak menjadi 4 kelompok, anak diarahkan untuk melakukan setiap kegaitan. e).Melaksanakan pijakan setelah main yaitu guru menyampaikan apresiasi tentang kegiatan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Asmawati, (2014:2): “Pelaksanaan ialah sebagai proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek”.

Penilaian Anak Usia 5-6 Tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak umumnya mengalami kesulitan dalam mengembangkan kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan keseimbangan anak saat berlari. Oleh karena itu, kemampuan tersebut perlu ditingkatkan semaksimal mungkin, melalui kegiatan motorik kasar yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan memerlukan bimbingan dan arahan dari gurunya, dan disesuaikan dengan karakter anak masing-masing khususnya pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak yakni belajar dengan hal-hal yang kongkrit agar mudah dimengerti anak, sehingga mampu membangkitkan motivasi bagi anak serta mendorong anak agar belajar lebih giat lagi khususnya untuk peningkatan motorik kasar anak.

Kegiatan lari estafet merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motorik kasar anak, karena setiap cara yang dilakukan oleh guru diikuti juga oleh setiap anak baik melalui cara kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan keseimbangan anak saat berlari. Komentar positif yang didengar anak melalui penghargaan yang diberikan kepada anak ketika anak tersebut berhasil melakukannya dengan benar sebagaimana yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya kepada anak.

Lari estafet ini sangat menarik dalam pembelajaran, walaupun memiliki kelemahan diantaranya adalah menyita banyak waktu, karena guru harus terlebih dahulu meminta anak untuk mempraktekkan dalam lari estafet kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan keseimbangan anak saat berlari.

(9)

9

Apabila anak mengalami kesulitan dalam melakukannya guru terus melatih dan membimbing anak tersebut agar mampu melakukannya dengan baik, sehingga motorik kasar anak dapat ditingkatkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I sampai pada siklus II terjadi peningkatan persentase hasil kegiatan pembelajaran melalui kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan keseimbangan anak saat berlari, yaitu dari siklus I sampai siklus II yang dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Nopember 2015–Sabtu, 14 September 2015 hingga hari Kamis, 19 Nopember 2015–Jumat, 20 Nopember 2015 terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan melalui kegiatan kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari, dan keseimbangan anak saat berlari pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak dapat ditingkatkan, karena dengan lari estafet yang dilakukan motorik kasar anak dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di bagian terdahulu, dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan sebanyak dua siklus terjadi peningkatan motorik kasar dengan tiga indikator yaitu: kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari dan keseimbangan anak saat berlari.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa melalui lari estafet dapat meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak. Secara rinci dapat disimpulkan sebagai berikut: 1).Perencanaan pembelajaran peningkatan motorik kasar anak melalui lari estafet dibuat sebanyak 2 siklus. Siklus I dua kali pertemuan dengan hasil cukup, dilanjutkan ke siklus II dua kali pertemuan dengan hasil baik.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a).Membuat skenario pembelajaran yaitu dengan mempersiapkan pembelajaran dan rencana pembelajaran yang tersusun dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). b).Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas dan perkembangan kemampuan motorik kasar anak saat proses belajar mengajar berlangsung. c).Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan. d).Mencari teman sejawat untuk membantu mengamati proses pembelajaran. 2).Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui lari estafet dengan langkah-langkah sebagai berikut: a).Melaksanakan pijakan lingkungan main yaitu menyiapkan ruagan untuk melakukan praktek langsung dalam permainan. b).Melaksanakan pijakan sebelum main yakni menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan seperti lembar tugas untuk anak. c).Melaksanakan pijakan saat main yakni: mengajak anak lari estafet membawa bunga. d).Membagi anak menjadi 4 kelompok, anak diarahkan untuk melakukan lari estafet membawa bunga.

Dari pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui lari estafet yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Siklus pertama memperoleh hasil cukup, dilanjutkan dengan siklus ke dua dengan hasil baik. Peningkatan motorik kasar anak melalui lari estafet dapat ditingkatkan

(10)

10

dengan melakukan siklus 1 pertemuan I,II melalui kegiatan kecepatan anak saat berlari dengan kategori cukup, kelincahan anak saat berlari dengan kategori cukup dan keseimbangan anak saat berlari dengan kategori cukup, dilanjutkan ke siklus II pertemuan I,II melalui kegiatan kecepatan anak saat berlari dengan kategori baik, kelincahan anak saat berlari dengan kategori baik dan keseimbangan anak saat berlari dengan kategori baik dan semua anak tuntas dengan kategori berkembang sangat baik.

Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka Peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1).Bagi pengelola TK. Negeri Pembina Ngabang Kabupaten Landak hendaknya lebih memfasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran tentang motorik kasar melalui lari estafet, agar terus meningkat. 2).Guru sebaiknya membuat skenario kegiatan pembelajaran dengan baik, supaya kegiatan motorik kasar melalui lari estafet lebih menarik. 3).Guru hendaknya lebih sabar membimbing anak dalam kecepatan anak saat berlari, kelincahan anak saat berlari dan keseimbangan anak saat berlari.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, Luluk. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Dimyati, Johni. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kencana. Jakarta.

Kamtini, dkk. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan Lagu Di Taman

Kanak-Kanak. Depdikbud Dirjen Dikti PPTK: Jakarta.

Muhidin, Ali, Sambas. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskripsi Kualitatif. Referensi Press Group. Jakarta.

Rohman, Arif. (2008). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Laksbang Mediatama. Yogyakarta.

Slamet Suyanto. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Hikayat. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Gaya baju Rina dan Dion mengikuti standar baju perkuliahan (berkerah, bersepatu, rapi). Selain Rina dan Dion, terdapat pula karakter mentor , yaitu karakter yang

pada gardu induk rungkut terdapat 3 beban yaitu beban 1 dengan daya sebesar 31,4 MVA, beban 2 dengan daya sebesar 43,3 MVA dan beban 3 dengan daya sebesar 20,4 MVA Susunan

Dari penelitian ini didapatkan hubungan antara kadar CA-125 dengan sifat dan tipe sel tumor ovarium, namun ditemukan meningkatnya kadar CA-125 pada tumor ovarium jinak seperti

mengalami dampak negatif terbesar dari Covid-19, perlu memperketat protokol kesehatan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 pada provinsinya masing-masing

Sequence diagram yang ditunjukkan gambar 3.6 dijelaskan user awalnya masuk ke halaman daftar rumah makan, setelah itu memilih salah satu rumah makan yang ada dalam daftar

C meristem generatif tersebut mampu berkembang dan menginisiasi umbel bunga. Inisiasi umbel bunga meningkat pada tanaman bawang merah dengan aplikasi BAP 37,5 ppm dan

Teknik aplikasi BAP melalui penyiraman tiga kali dan NPK 400 kg/ha dengan delapan kali aplikasi (a 1 b 2 ) menghasilkan bobot biji bernas per umbel maupun per tanaman

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang