• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, rini 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, rini 2,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PERTANYAAN

GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHASA

INDONESIA (KETERAMPILAN MEMBACA) TEMA

CITA-CITAKU PADA SISWA KELAS IV

SD DESA PEGUYANGAN

Ida Ayu Agung Dian Agathi

1

, M.G.Rini Kristiantari

2

, Ni Nyoman Ganing

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : dayuagung389@yahoo.com

1

, rini bali@yahoo.co.id

2

,

nyomanganing@yahoo.co.id

3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) antara kelompok siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera.

Jenis penelitian ini yaitu eksperimen dengan rancangan The Static Group

Pretest-Postest. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SD Desa

Peguyangan yang berjumlah 561 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik

random sampling. Data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan

membaca) siswa dikumpulkan dengan instrumen test pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung= 2,66 dan ttabel (pada taraf signifikansi 5%) =

2,00. Hal ini berarti thitung> ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu = 73,31 berada pada kategori sangat tinggi dan 65,91 berada pada kategori tinggi. Jadi pendekatan saintifik dalam pembelajaran berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan pendekatan saintifik dalam pembelajaran berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera berpengaruh terhadap hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan.

(2)

Abstract

This research was aimed to know the difference of Indonesian language learning outcome (reading skill) between group of class IV students SD Desa Peguyangan 2014/2015 that were learn through scientific approach based teacher question with pending answer and students that were learn through scientific approach based teacher question with direct answer.

Type of this research was experiment with the static group pretest-postest design. Population of this research were all of the students of class IV SD Desa Peguyangan in amount of 561 student. The sample of this research was determine by random sampling technique. The data of bahasa Indonesia learning outcome (reading skill) was collected by multiple choice test.

The outcome of the research showed that taritmatic = 2,66 and ttabel (at 5%

significancy target) = 2,00 that meant tarithmatic > ttabel. So could be concluded that

there was significant difference of bahasa Indonesia learning outcome (reading skill) between students that were learn by scientific approach based teacher question pending answer and student that were learn by scientific approach based teacher question direct answer average score that were ganed from students learning result was = 73,31 at highest category and 65,91 at high category. So scientific approach on learning procces based teacher question with pending answer and scientific with direct answer influenced with bahasa Indonesia learning (reading skill) at the student of class IV SD Desa Peguyangan.

Keywords: Scientific approach, teacher question, and reading skill

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah proses berkelanjutan yang mampu menjadikan siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara yang dilaksanakan secara sadar dan bermakna. Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorietasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik (Kurniasih dan Berlin, 2014). Dalam dunia pendidikan sangat diperlukan sebuah kurikulum. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum merupakan sebuah acuan yang digunakan dalam pelaksananan pendidikan. Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum selalu mengalami perubahan dan perbaikan. Kurikulum akan secara terus menerus mengalami perubahan agar kurikulum mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia, sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Kurikulum 2013 merupakan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP).

(3)

Pengembangan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 sesungguhnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah (Kurniasih, 2014:7). Dalam kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar, struktur materi pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik Integratif. Pembelajaran kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan Scientific. Pada kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa adanya perubahan kurikulum mengharapkan sistem pembelajaran di sekolah yang selama ini dinilai kurang efektif untuk membuat siswa menjadi aktif dan kreatif, akan dapat menjadikan siswa memiliki pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang siswa bangun sendiri melalui proses belajarnya. Siswa diharapkan mampu secara aktif mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses yang disebutkan dalam kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Melalui proses pembelajaran yang seperti demikian, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan berkesan bagi siswa itu sendiri.

Meskipun kurikulum telah berkembang, pada kenyataannya di lapangan masih banyak guru yang belum dapat mengembangkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran seperti yang dituntut dalam kurikulum. Siswa masih kurang dilibatkan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang berkesan bagi siswa yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Guru jarang membuat pembelajaran itu bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hal tersebut kurang membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Perkembangan kurikulum tidak serta merta membuat siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar.Hal ini bergantung pada teknik guru dalam mengajar.Bagaimanapun kurikulum diubah dan dikembangkan, namun jika

guru dalam proses pembelajaran masih tetap dengan cara mengajarnya yang lama dan monoton, serta masih mendominasi pembelajaran maka pengetahuan siswa tidak akan mampu berkembang secara optimal.

Hal tersebut tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Minat dan motivasi belajar siswa yang rendah akan membuat hasil belajar siswa pun juga rendah. Setiap mata pelajaran menghendaki siswanya untuk aktif dalam mendapatkan pengetahuannya sendiri yang mana dengan hal tersebut maka hasil belajar siswa pun akan baik pula. Salah satu mata pelajaran yang juga sangat mengharapkan agar siswa aktif, kreatif, serta mampu untuk berpikir secara kritis mengenai permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting bukan hanya untuk penguasaan ilmu pengetahuan melainkan juga untuk membina keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis.Mengingat fungsi penting pembelajaran bahasa, sudah selayaknya pembelajaran bahasa di sekolah khususnya sekolah dasar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pembelajaran yang harmonis merupakan kondisi pembelajaran yang mampu merangsang guru dan siswa bekerja secara aktif sesuai dengan tugas

dan fungsinya

masing-masing.Pembelajaran bermutu merupakan kondisi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pembelajaran, artinya pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar diarahkan guna mencapai pembentukan kompetensi pada siswanya. Pembelajaran yang bermartabat adalah pemebelajaran yang mencerminkan adanya nilai-nilai dan norma budaya bangsa yang hidup dalam situasi pembelajaran. Kondisi ini dicerminkan dengan adanya hubungan yang baik antara siswa, guru, dan seluruh elemen pendidikan, kepercayaan siswa terhadap elemensekolah dan sebaliknya, serta tercerminnya budaya baik dalam setiap gerak dan irama pembelajaran.

(4)

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semester Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Desa Peguyangan

(Sumber: dokumen Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Desa Peguyangan,2015)

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa sebagian besar nilai rata-rata siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia masih berada di bawah nilai KKM.Artinya, nilai perolehan siswa belum memenuhi kriteria baik.Rendahnya nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa menunjukkan bahwa sebagaian besar siswa memperoleh nilai yang rendah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Desa Peguyangan, terdapat beberapa permasalahan yang diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV di SD Desa Peguyangan: (1) siswa kurang berinisiatif untuk mempelajari materi Bhasa Indonesia terlebih dahulu di rumah, (2) siswa lebih memilih menunggu penjelasan dari guru, (3) kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, (4) kurangnya partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun mengutarakan pendapat, (5)

dalam pempelajaran siswa lebih banyak bermain-main dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru (6) guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu kelemahan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Desa Peguyangan adalah

proses pembelajaran yang masih didominasi oleh guru. Dalam hal ini pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan jarang melakukan kegiatan tanya jawab, sehingga siswa cenderung pasif. Selain itu, siswa juga tidak dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.Dalam kondisi seperti ini maka pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi tidak lagi menarik, membosankan, dan kurang bermakna.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan suatu solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusi yang tepat adalah menggunakan pendekatan Saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera. Pembelajaran ini sangat mendukung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran siswa akan digali pengetahuan awalnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa No. Nama Sekolah Kelas Nilai Standar

Minimal Nilai Rata-Rata Bahasa Indonesia Kelas IV 1. SDN 1 Peguyangan IV a 75 72,9 IV b 75 73,1 2. SDN 2 Peguyangan IV 75 72,5 3 SDN 3 Peguyangan IV 75 68,5 4 SDN 4 Peguyangan IV 75 70,9 5 SDN 5 Peguyangan IV a 75 72,5 IV b 75 72,3 6 SDN 6 Peguyangan IV 75 70,5 7 SDN 7 Peguyangan IV 75 71,9 8 SDN 8 Peguyangan IV 75 73,4 9 SDN 9 Peguyangan IV 75 74,1 10 SDN 10 Peguyangan IV 75 72,1 11 SDN 11 Peguyangan IV 75 73,9 12 SDN 12 Peguyangan IV 75 71,3

(5)

yang dimulai dari tingkat pemahaman konsep. Pemahaman konsep-konsep Bahasa Indonesia memerlukan suatu proses interaksi yang memberi peluang dalam mengembangkan gagasan melalui proses dialog dan berfikir.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kurikulum 2013 ini diarahkan menggunakan pendekatan saintifik di dalam pembelajaran agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui berbagai proses ilmiah. Menurut Daryanto (2014:51), pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisa data,

menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Penerapan pendekatan Saintifik dalam pembelajaran masih belum cukup untuk merancang pembelajaran yang berkesan dan bermakna, pengajuan pertanyaan dari guru juga sangat penting dalam pembelajaran, karena dengan pertanyaan akan dapat memancing atau memotivasi siswa untuk berpikir mengenai permasalahan yang diajukan oleh guru. Keunggulan pendekatan Saintifik siswa harus aktif, dalam pembelajaran saintifik proses siswa secara langsung dituntut aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, siswa menjadi aktif dalam menggali informasi, dalam pembelajaran saintifik proses lebih menekankan pada pemecahan masalah sehingga siswa akan mencari sendiri informasi yang diperlukan agar tidak ketinggalan materi pelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran dapat dinilai dari semua aspek, pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujiannya saja tetapi jiga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap, dan lain-lain. Kelebihan pendekatan Saintifik membuat siswa lebih mandiri untuk menggali sendiri pengetahuannya. Hal ini juga disampaikan oleh Sardiman

(2012:214) yang menyatakan bahwa pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar adalah penting karena dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar dan membangkitkan pengertian baru.

Keterampilan membaca di sekolah dasar harus sangat ditekankan kepada siswa agar siswa tidak mengalami kesuitan pada saat belajar. Pembelajaran membaca yang selama ini terjadi di sekolah masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Membaca merupakan penangkapan dan pemahan ide aktivitas pembaca diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Kondisi ini terutama terjadi pada jenjang sekolah dasar di SD Desa Peguyangan yang kurang menguasai materi keterampilan membaca.Pembelajaran membaca yang kurang baik ini biasanya terjadi karena penampilan siswa lebih diutamakan dan tidak disertai latihan agar siswa mampu menyusun idenya sendiri.Guru dapat menyelidiki penguasaan siswa, mendorong pengetahuan dalam situasi lain, mengarahkan dan menarik perhatian siswa, mengubah pendirian, kepercayaan, atau prasangka yang keliru. Keterampilan membaca dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu hasil. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarahkan pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul, pengaruh pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru terhadap hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) tema Cita-Citaku pada siswa kelas IV Desa Peguyangan.

Mengacu pada latar belakang yang ada, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1) Apakah ada pengaruh hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda? 2) Apakah ada pengaruh hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Negeri

(6)

6 Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda di SD Negeri 3 Peguyangan dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera di SD Negeri 6 Peguyangan?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda. 2) Untuk mengetahui pengaruh hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Peguyangan Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibeajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera. 3) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015 yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda di SD Negeri 3 Peguyangan dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera di SD Negeri 6 Peguyangan.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru terhadap hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pendekatan saintifik ditinjau dari

karakteristik pertanyaan guru, sementara yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia.

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen Menurut Riyanto Zuriah (2009:57) dalam, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen, peneliti memanipulasikan suatu stimulan,

treatment atau kondisi-kondisi

eksperimental kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pra eksperimen dengan desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static

Group Prestest-Postest Design).

Penelitian pra eksperimen digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini memberikan perlakuan kepada kedua kelas.Yang mana dalam penelitian ini, ingin melihat pembelajaran yang manakah yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan Bahasa Indonesia. Sukmadinata (2012:209), menyatakan:

Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The Static Group Prestest-Postest

Design) hampir sama dengan Desain

Prates-Pascates Satu Kelompok, tetapi dalam model ini ada dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis. Dalam pengajaran umpamanya, kelas A belajar dengan „metode pembelajaran komunikatif‟, kelas B dengan „metode pembelajaran ekspositori‟.

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 01 Tabel Rancangan Desain Prates-Pascates Kelompok Statis (The

Static Group Prestest-Postest

Design) Kelompo k Prate s Perlakua n Pascate s A O X 1 O B O X 2 O

(7)

Dalam sebuah penelitian eksperimen, dikenal istilah populasi.Terdapat beberapa pendapat mengenai populasi. Menurut Zuriah (2009:116), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Sugiyono (2012:117) memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Ridwan (2009:6) mengemukakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian dalam penelitian untuk diteliti.

Populasi dalam penelitian ini diambil dari keseluruhan siswa kelas IV SD di Desa Peguyangan Denpasar Utara. SD di Desa Peguyangan terdiri dari 12 sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, diperoleh data jumlah siswa

Penelitian ini menggunakan data berupa

hasil

belajar

pengetahuan

bahasa

Indonesia.Pengumpulan data dilakukan

pada siswa kelas IV SD DesaPeguyangan.

Data yang dikumpulkan berupa hasil

belajar

pengetahuanbahasa

Indonesia

tersebut dilakukan dengan metode tes.

Menurut Arifin (2011:118)”tes adalah

suatu teknik atau cara yang digunakan

dalam rangka melaksanakan kegiatan

pengukuran, yang didalamnya terdapat

berbagai pertanyaan, pernyataan, atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan

atau dijawab oleh siswa untuk mengukur

aspek perilaku siswa”.Aspek prilaku yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

aspek perilaku kognitif yaitu aspek

pengetahuan yang diukur dengan tes hasil

belajar.

Penelitian ini menggunakan data berupa hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia.Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas IV SD Desa

Peguyangan. Data yang dikumpulkan berupa hasil belajar pengetahuanbahasa Indonesia tersebut dilakukan dengan metode tes. Menurut Arifin (2011:118)”tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa”.Aspek prilaku yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah aspek perilaku kognitif yaitu aspek pengetahuan yang diukur dengan tes hasil belajar.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia adalah bentuk tes. Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda biasa terdiri atas kalimat pokok yang berupa pertanyaan yang belum lengkap, diikuti oleh beberapa kemungkinan jawaban (alternatif) yang dapat melengkapi pertanyaan tersebut. Dengan demikian, dalam tes objektif pilihan ganda biasa ini, hanya akan dijumpai satu jawaban yang benar (Sudijono, 2011).

Tes onjektif pilihan ganda biasa ini hanya memiliki satu jawaban yang benar sehingga penskorannya yaitu 1 dan 0. Skor 1 untuk jawaban yang benar, sementara skor 0 untuk jawaban yang salah. Keseluruhan skor tersebut menjadi skor variabel hasil belajar bahasa Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data dalam hasil penelitian ini memaparkan tentang mean, median, modus, standar deviasi,dan varians serta menggambarkannya dalam diagram batang berdasarkan data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada kelompok A yang dibelajarkan berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan pada kelompok B yaitu dibelajarkan berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera

(8)

pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Ajaran 2014/2015

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan terhadap data

post-test hasil belajar Pengetahuan

Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) kelompok A dan kelompok B. Untuk pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square.

Hipotesis statistik yang diuji dalam uji normalitas sebaran data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) adalah: Ha

:

f

e

f

o Ho :

f

e

f

o

Ketentuan nilai X2hitung

yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai X2tabel. Nilai X2tabel diperoleh dari tabel

nilai-nilai Chi Square yang dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = (k– 1) = (6 – 1) = 5. Berdasarkan tabel nilai-nilai Chi Square diperoleh X2tabel.

sebesar 11,07 dengan kriteria sebagai berikut.

Apabila harga X2hitung< 11,07 maka Ho

diterima atau Ha ditolak sehingga sebaran

frekuensi data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada masing-masing kelompok dapat dikategorikan berdistribusi normal. Apabila harga X2hitung> 11,07 maka Ho

ditolak atau Ha diterima sehingga sebaran

frekuensi data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada masing-masing kelompok dapat dikategorikan tidak berdistribusi normal.

Berikut ini disajikan rekapitulasi hasil uji normalitas data kelompok A dan kelompok B.

Tabel 02. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) No Sampel X2hitun g X2tab el Keteranga n 1 Kelomp 3,7 3,7 Sebaran ok A data berdistribu si normal 2 Kelomp ok B 10,0 1 10,0 1 Sebaran data berdistribu si normal

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai X2hitung yang diperoleh dari

kelompok A adalah 3,7. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai X2tabel

dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga X2tabel = 11,070,

karena X2hitung<X2tabel (3,7< 11,070) maka

Ho diterima atau Ha ditolak. Ini berarti

sebaran data nila hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) kelompok A berdistribusi normal.

Sedangkan pada kelompok B diperoleh nilai X2hitung adalah 10,01. nilai

tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2tabel dengan dk=5 dan taraf

signifikansi 5% sehingga diperoleh harga

X2tabel = 11,070, karena X2hitung < X2tabel

(10,01< 11,07) maka Ho diterima atau Ha

ditolak. Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) kelompok B berdistribusi normal.

Dari hasil analisis diperoleh Fhitung =

1,54 nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel yang diperoleh dari tabel

nilai-nilai distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (dk pembilang) = 32 – 1 = 31 dan derajat kebebasan penyebut (dk penyebut) = 32 – 1 = 31 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi F diperoleh Ftabel sebesar

1,74.

Adapun ketentuan yang berlaku adalah apabila Fhitung < Ftabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak, dan sebaliknya

apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Berdasakan hasil analisis

diperoleh nilai Fhitung < Ftabel (1,54 < 1,74)

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti

varians data nilai hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada kelompok A dan kelompok B adalah sama atau homogen.

(9)

Berdasarkan hasil uji prasyarat yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians, dapat diketahui bahwa data tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varians homogen. Oleh karena itu untuk uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik yakni uji-t dengan rumus polled varians. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan. Sedangkan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ho : Tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan. Adapun hipotesis statistiknya yaitu: Ha

: µA1 ≠ µA2 Ho : µA1

= µA2

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung = 2,66 dengan

menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 62 diperoleh batas penolakan hipotesis nol ttabel (α= 0,05, 62) = 2,00 yang

dapat dilihat pada tabel nilai distribusi t Hal ini berarti thitung > ttabel (2,66> 2,00) maka

hipotesis nol yang diajukan ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Maka terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada kedua kelompok, diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada kelompok A yaitu x = 73,31 dan kelompok B adalah x = 65,91. Selanjutnya data hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) diuji menggunakan statistik yakni uji-t dan diperoleh thitung= 2,66 > ttabel (α= 0,05, 58) =

2,00. Hal ini berarti hipotesis alternatif yang menyebutkan bahwa Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan memaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Pelajatran 2014/2015 yang deibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera dengan taraf signifikansi 5% diterima. Hal tersebut didukung juga adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada kelompok A yaitu x = 73,31>x = 65,91 pada kelompok B.

Dilihat dari desain penelitiannya yaitu The Statik Group Prestest-Postest , pada kelompok A dan kelompok B diberikan treatment yang sama yaitu pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru. Keduanya hanya dibedakan dari berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera. Kelompok A yang diarahkan untuk berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda memiliki rata-rata yang lebih besar dibandingkan kelompok B yang diarahkan untuk berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera. Hal ini juga di dukung oleh pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru. Kelebihan dari karakteristik pertanyaan guru yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk berusaha sendiri atau menemukan sendiri suatu konsep sehingga akan diingat dengan lebih baik. Selain itu pembelajaran menggunakan pertanyaan guru dengan jawaban tertunda ini siswa dapat berpikir kritis dan diberikan

(10)

suatu kesempatan untuk menjawab pertanyaan dan dapat mengaktifkan siswa dalam mengalami langsung proses belajar dan mengkonstruksi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran menjadi menarik, menantang dan menumbuhkan motivasi siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Berbeda dengan berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera siswa diberikan kesempatan untuk enjawab secara langsung pertanyaan yang diberikan oleh guru agar siswa tidak cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pertanyaan itu, kaerna disini siswa langsung menerima konsep dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri konsep tersebut. Konsep tidak bisa diingat dengan baik oleh siswa. Pembelajaran seperti ini, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sebaya, memecahkan masalah serta mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan kegiatan belajar secara nyata, sehingga kurang menumbuhkan motivasi dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang dilaksanakan tersebut, menerapkan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indinesia (keterampilan membaca).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis diperoleh thitung = 2,66> ttabel (α= 0,05, 58) = 2,00 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera . Hal ini dapat diperkuat dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada kelompok A yaitu x = 73,31 >x = 65,91 pada kelompok B, maka dapat disimpulkan, pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban tertunda dan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan guru dengan jawaban segera berpengaruh terhadap hasil belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (keterampilan membaca) pada siswa kelas IV SD Desa Peguyangan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan. 2014. “Pembelajaran

Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013”. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem

Pembelajaran Dalam Konteks

Kurikulum 2013. Bandung.

Refika Aditama.

Arifin,

Zainal.

2011.

Evaluasi

Pembelajaran,

Prinsip,

Teknik, Prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Daryanto. 2014. “Pendekatan

Pembelajaran Saintifik

Kurikulum 2013”. Yogyakarta:

Gava Media.

Kurniawan, Deni. 2014. “Pembelajaran

Terpadu

Tematik

(Teori,

Praktik,

dan

Penilaian)”.

Bandung: Alfabeta

Kurniasih dan Sani. 2014. Sukses

Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Bandung.

Kata Pena

Ridwan.2009. Pengantar Statistika Sosial.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian

Pendidikan”. Bandung:

(11)

Sukmadinata,

Nana

Syaodih.

2012.

Metode

Penelitian

Pendidikan.

Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi

Pendidkan.

Jakarta

:

PT

Gambar

Tabel  1.1  Nilai  Rata-rata  Ulangan  Tengah  Semester  Bahasa  Indonesia  Siswa  Kelas  IV  SD Desa Peguyangan
Tabel 01 Tabel Rancangan Desain Prates- Prates-Pascates  Kelompok  Statis  (The  Static  Group  Prestest-Postest  Design)  Kelompo k  Prates  Perlakuan  Pascates  A  O  X 1  O  B  O  X 2  O
Tabel  02.  Hasil  Uji  Normalitas  Data  Hasil  Belajar Pengetahuan Bahasa  Indonesia  (keterampilan  membaca)  No  Sampel  X 2 hitun g X 2 tabel Keterangan  1  Kelomp 3,7  3,7  Sebaran  ok A  data  berdistribusi normal 2 Kelompok B 10,01 10,01 Sebaran da

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang dikemukakan ole Edward III mempunyai empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) komunikasi, (2)

Seringkali yang terjadi dalam penyaluran komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebut disebabkan karena komunikasi telah melalui

Tujuan artikel yaitu untuk mengetahui gambaran pendapatan ijarah pada PT Bank BRI Syariah, mengetahui profitabilitas (Return On Asset) pada PT Bank BRI Syariah, dan

Khudzaifah Dimyati, S.H., M.Hum., selaku Diruktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

Untuk efisiensi, efektivitas dan untuk meminimalisir segala masalah dan kendala yang kami hadapi dalam proses penerimaan / rekrutmen Calon Karyawan sebelumnya maka

BADAK LNG untuk periode V Tahun 2013 meliputi wilayah kerja Region Jawa, Region Sumatera, Region Kalimantan dan Region Indonesia Timur yang dilaksanakan berdasarkan

Masa remaja adalah masa dimana mereka mencari identitas diri, oleh karena itu pada masa ini orangtua harus berperan aktif dalam hal menerapkan pola asuh yang baik bagi remaja dan

Peran kelompok teman sebaya ini berkaitan dengan motivasi berprestasi siswa di sekolah, karena apabila siswa memaknakan positif tingkah laku teman kelompoknya yang