• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Modern sebagaimana telah diperkenalkan oleh Max Weber, yaitu Legal dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Modern sebagaimana telah diperkenalkan oleh Max Weber, yaitu Legal dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu instrumen dalam praktik penyelenggaraan negara dan berbagai upaya pembangunan di dalamnya, birokrasi mempunyai peranan penting di dalam kehidupan masyarakat. Di Indonesia yang masyarakatnya sedang terus menrus melakukan perubahan melalui berbagai aktivitas positif yang konstruktif.

Kerangka masyarakat yang ada di Indonesia telah seharusnya birokrasi pemerintah dijalankan mendekati apa yang disebut dengan “Tipe Ideal Birokrasi Modern” sebagaimana telah diperkenalkan oleh Max Weber, yaitu Legal dan Rasional Mochtar Mas’oed dan Collin MacAndrews, 1989: 98-99 ) 2

Didalam upaya birokrasi yang baik maka peradilan merupakan salah satu elemen penting yang harus dibenahi dalam hubungannya dengan masyarakat. Dalam suatu Negara pada umumnya, dasar dari sebuah peradilan diletakkan di dalam undang-undang dasar dan konstitusi peradilan. Apabila yang dilakukan lain dari yang ditentukan dalam undang-undang dasar dan konstitusi pada hakikatnya adalah dilarang dan merupakan sebuah pelanggaran.

menurut Max Weber, birokrasi yang bersifat legal dan rasional haruslah memiliki karakter sebagai berikut: (1) pembagian kerja lebih keras, (2) adanya hirarki wewenang, (3) pengaturan prilaku pemegang jabatan birokrasi, (4) impersonalitas hubungan, (5) kemampuan tekhnis, dan (6) karier.

(2)

Dasar hukum tentang peradilan di Negara Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam pasal 24 undang-undang dasar 1945 yang berbunyi:

“ Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain badan kehakiman menurut Undang-undang”. 3

“ Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan Undang-undang”. 4

Dimana sebagai penjabaran lebih lanjut, dari pasal 24 Undang-undang dasar 1945 tersebut adalah Undang-undang nomor 14 tahun 1970 tentang ketentuan pokok kehakiman (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1970 nomor 74), khusus menyebutkan mengenai Peradilan Tata Usaha Negara. Pada tahun 1986 dibentuklah Undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Selain itu juga untuk mewujudkan Peradilan Tata Usaha Negara dapat kita jumpai dalam salah satu ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang merupakan hukum tertinggi pada masa sebelum reformasi yang tertuang dalam Ketetapan Nomor: II/MPR/1988 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada bagian dasar dan arah pembangunan serta pembinaan hukum.

Kemudian setelah adanya reformasi telah digantikan dengan Undang-undang nomor 9 tahun 2004 dan pada saat ini telah direvisi kembali menjadi undang nomor 51 tahun 2009 tentang perubahan kedua ataas Undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Pada saat sebelum undang-undang ini Peradilan tata usaha Negara berada dibawah eksekutif, yakni direktorat Jendral badan peradilan umum dan peradilan tata usaha

3

(3)

Negara, Departemen kehakiman dan HAM terhitung sejak 31 Maret 2004 organisasi, administrasi dan finansial Peradilan tata usaha Negara (PTUN) dialihkan dari departemen Kehakiman kedalam Mahkamah Agung.

Dalam pemilihan judul, terlebih dahulu penulis akan menguraikan pengertian judul yaitu “Peranan Peradilan Tata Usaha Negara Dalam Menciptakan Pemerintahan Yang Baik. Ditinjau Dari Segi Hukum Administrasi Negara studi di Peradilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan” yang terdiri dari beberapa istilah kata sepertri berikut: peranan memiliki arti sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama. Jadi peranan merupakan sebuah aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan peranannya. Peradilan Tata Usaha Negara adalah suatu lembaga peradilan yang merujuk dan atau sesuai dengan UU No. 5 tahun 1986.

Dapat diartikan secara sederhana “Peranan Peradilan Tata Usaha Negara” adalah merupakan sebuah alat kontrol dalam pelaksanaan administrasi Negara atau tata usaha Negara dalam memelihara kesejahteraan dan keadilan, dimana untuk memlihara kesehjateraan dan keadilan maka alat tersebut harus diberi dan dibuat bentuk lembaga yang pasti dan menyeluruh, yang dapat digunakan dalam pemeliharaan keadilan.1

Begitu luasnya pekerjaan dan fungsi dari administrasi Negara atau tata usaha Negara yang dilaksanakan oleh banyak orang, maka tidak dapat dipungkiri dan tidak mustahil akan terjadi perbuatan negatif, misalnya dalam penyalahgunaan wewenang, sehingga kemudian untuk mengatasi hal tersebut

(4)

diperlukan adanya hukum administrasi Negara dan juga Peradilam Tata Usaha Negara. Kemudian jangan sampai terjadi dan adanya kejadian yang mengganggu ketertiban umum dalam hal administrasi Negara.

Selanjutnya adalah kalimat : “Menciptakan Pemerintahan yang Baik” yang dimana memiliki maksud: pemerintahan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Governance” yaitu “the act, fact, manner of governing” berarti tindakan, fakta, dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Kemudian dalam kebijakan United Development Program (UNDP) yang tertulis dalam dokumen kebijakannya yang berjudul “Governance for sustainable human development”, (1997) mendefenisikan pemerintahan (governance) adalah sebagai berikut: “Governance is the exercise of economic, political, and admnistrative authory to manage a country’s affairs at all levels and means by which states promote social cohesion, intergration, and ensure the well being of their population”. 5

(Pemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di bidang ekonomi, politik dan administrasi untuk mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan, integritas, dan kohesivitas sosial masyarakat.

Berikutnya secara konseptual pengertian kata baik dalam istilah pemerintahan yang baik (good governance) mengandung dua pemahaman :

pertama, nilai yang mengandung dan menjunjung tinggi keinginan/ kehendak

5

Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Membangun

sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance, Mandar Maju, Bandung, 2004 hal 3

(5)

rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian lembaga administrasi Negara mengemukakan bahwa pemerintahan yang baik (good governance) berorientasi kepada: pertama, orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapian tujuan nasional; kedua, yaitu pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efisien dalam upaya untuk mencapai tujuan nasional. Selain dari pada pengertian pemerintahan yang baik di atas maka diatur pula dalam Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 2000 merumuskan arti pemerintahan yang baik (good governance) sebagai berikut: “kepemerintahan yang mengemban akan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat”

Kemudian dari kalimat “Ditinjau Dari Segi Hukum Administrasi Negara”. Hukum Administrasi Negara pada awalnya berasal dari kata administrasi dalam bahasa latin “administrare” yang berarti “to manage” derivasinya antara lain menjadi “administartio” yang berarti “besturing” atau pemerintahan. Dalam hal ini akan menitikberatkan administrasi pada kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan Negara di dalam pemrintahan. Menurut Leonard D. White, bahwa public administration consist all those operations having for the purpose the fulfillment and enforcement of public policy (administrasi negara terdiri dari atas semua kegiatan negara dengan maksud untuk menunaikan dan melaksanakan

(6)

kebijaksanaan negara) Hukum Administrasi Negara pada dasarnya adalah sebagai penguji hubungaban hukum istimewa yang diadakan dan memungkinkan para pejabat (ambtsdrager) administrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus. Lebih lanjut, Uthrecht menyebutkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur sebagai lapangan pekerjaan administrasi Negara. Bagian lain diatur oleh Hukum Tata Negara (Hukum dalam arti sempit), hukum privat dan sebagainya.

Berdasarkan hal itu, maka akan tampaklah bahwa hukum administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu pertama, aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara itu melakukan tugasnya; kedua, aturan hukum yang dimana mengatur hubungan hukum (rechtbetreeking) antara alat perlengkapan administrasi negara atau pemerintah dengan warganya.

Pada hal ini yang akan ditinjau adalah studi kasus Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Dimana sampai sejauh mana Pengadilan Tata Usaha Negara ini mengemban tugas sebagai salah satu aspek dalam menciptakan sebuah pemerintahan yang baik di daerah kota Medan dan provinsi Sumatera Utara.

Oleh karena begitu kompleksnya peranan Peranan Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan sebuah pemerintahan yang baik, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul “Peranan Peradilan Tata Usaha Negara Dalam Menciptakan Pemerintahan Yang Baik. Ditinjau Dari Segi Hukum Administrasi Negara Study Pengadilan TataUsaha Negara (PTUN) Medan”.

Untuk itu dimana agar kehidupan bernegara menjadi lebih baik maka hal ini menurut penulis pantas untuk dibahas dan ditekankan.

(7)

B. Perumusan Masalah

Negara Republik Indonesia menurut Undang-Undang dasar 1945 adalah sebuah Negara Hukum (Recht Staat), Negara Nasional (Nation State) dan sebuah Negara Teritorial Modern.

Dalam setiap Negara Modern terdapat dan munculah masalah-masalah yang semakin rumit dan juga kompleks, serta semakin Tekhnis-Tekhnologis. Oleh sebab itu maka munculah sebuah Peradilan baru yaitu Peradilan Tata Usaha Negara untuk mengatasi berbagai macam masalah yang terjadi ditengah kehidupan bernegara.

Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah hal- hal yang dapat kita ketahui tentang Peradilan Tata Usaha Negara?

2. Bagaimanakah Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik di tinjau dari sudut pandang Hukum Administrasi Negara ?

3. Apakah yang menjadi wewenang dari Peradilan Tata Usaha Negara dalam memutuskan perkara yang ada dalam lingkup peradilan Tata Usaha Negara (studi Peradilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan).

(8)

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat penulisan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah pengetahuan tentang usaha penulis dalam memahami tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan juga aplikasinya.

2. Untuk mengetahui bagaimana dasar dan pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1986 sampai dengan revisi kedua Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009

3. Untuk mengetahui Peranan Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik, yang dimana akan ditinjau dari segi Hukum Administrasi Negara.

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, menambah dan melengkapi perbendaharaan dan koleksi karya ilmiah serta memberikan konstribusi pemikiran tentang peranan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

b. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan, tentang luasnya hal-hal yang bisa ditilik tentang hukum administrasi Negara.

2. Secara Praktis

a. Dengan mempelajari tentang peranan peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), maka diharapkan masyarakat lebih mengerti tentang

(9)

pengertian dari cabang-cabang hukum, yaitu salah satunya adalah Hukum Administrasi Negara.

b. Bagi pejabat yang berkecimpung dalam bidang Tata Usaha Negara diharapkan lebih mengerti tentang wewenang yang telah diatur dalam Undang-Undang nomor 51 tahun 2009, dan agar menciptakan sebuah pemerintahan yang baik. Serta dapat memotivasi dari para pejabat Tata Usaha Negara untuk tidak menganggap Hukum Administrasi Negara dan Peradilan Tata Usaha Negara, hanya sebagai alat untuk menakut-nakuti dalam pelaksanaan tanggung jawab dan tugasnya.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul tentang “Peranan Pengadilan Tata Usaha Negara

Dalam Menciptakan Pemerintahan Yang Baik di Tinjau Dari Segi Hukum Administrasi Negara (studi PTTUN Medan)” adalah benar karya dari penulis.

Sehubungan dengan keaslian judul skripsi, penulis telah melakukan pengecekkan dari pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH-USU) untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum tedapat di fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (FH-USU).

Ditinjau dari pada materi permasalahan yang ada dan materi penulisan skripsi ini, sejauh ini belum pernah di dapati dan dilihat kesamaan masalah seperti pada penulisan skripsi ini.

(10)

Dalam menyusun karya ilmiah ini, pada prinsipnya penulis membuatnya dengan dasar-dasar yang sudah ada baik melalui literatur yang penulis peroleh dari perpustakaan.

Bila ternyata dikemudian hari ditemukan skripsi yang sama penulis siap bertanggung jawab sepenuhnya untuk diuji.

E. Tinjauan Kepustakaan

Pengertian Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilaksanakan oleh sebuah mahkamah agung, dan badan-badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah konstitusi. Disini yang akan ditekankan adalah bagaimana Peradilan Tata Usaha Negara. Di dalam lingkungan lembaga Peradilan, Peradilan Tata Usaha Negara disebut dengan Administratiefrechtlijke Rechtpleging.

Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu sarana dalam mencapai tujuan dan keadilan hukum, oleh karena itu organisasi menurut hukum merupakan wahana dan kegiatan dalam kerjasama untuk mencapai tujuan utama.

Peradilan Tata Usaha Negara memiliki tugas dan kewenangan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Kekuasaan kehakiman Tata Usaha Negara dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan tinggi Tata Usaha Negara.

(11)

Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki fungsi, tugas dan juga kewenangan untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama.

Pengertian Pemerintahan Yang Baik

“Kekuasaan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, segala kebijakan diambil secara transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Kekuasaan juga harus didasarkan atas aspek kelembagaan dan bukan atas kehendak seseorang atau kelompok tertentu. Kekuasaan juga harus taat kepada prinsip bahwa semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di mata hukum”.

Good government adalah satu bentuk atau struktur pemerintahan

yang menjamin tidak terjadinya distorsi aspirasi yang datang dari masyarakat serta menghindari terjadinya abuse of power. Untuk itu diperlukan (1) pemerintah yang dibentuk atas kehendak orang banyak, (2) struktur organisasi pemerintah yang tidak kompleks (lebih sederhana), (3) mekanisme politik yang menjamin hubungan konsultatif antara negara dan warga negara, dan (4) mekanisme saling mengontrol antar aktor-aktor di dalam infra maupun supra struktur politik.

Pengertian ini muncul karena dua hal, pertama, kurangnya perhatian terhadap pemerintahan yang baik dan bersih telah mendorong terciptanya praktik monopoli, korupsi, kolusi dan nepotisme. Kedua,

(12)

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih merupakan bahagian yang sangat penting dari sebuah proses demokrasi.

Tinjauan Hukum Administrasi Negara

Banyak hal yang menunjukkan betapa luasnya kekuasaan pemerintahan dalam bidang administrasi Negara. Sehingga didalam pemerintahan yang baik haruslah ditinjau dengan seksama agar terciptanya pemerintahan yang bersih dan juga baik. Tinjauan hukum Administrasi Negara berkaitan dengan tindakan-tindakan yg dilakukan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan yang baik. Hukum administrasi Negara berkembang sejalan dengan perkembangan tugas-tugas pemerintahan dalam masyarakat. Hukum Administrasi Negara bersifat dinamis dan tidak statis jadi perlu dilakukan tinjauan secara terus menerus.6

Bahwa Hukum Administrasi Negara berubah lebih cepat dan sering secara mendadak. Secara garis besar hukum administrasi Negara akan meliputi tentang peraturan mengenai penegakan ketertiban dan keamanan, kesopanan dengan menggunakan aturan tingkah laku bagi warga Negara yang ditegakkan dan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah. Peraturan yang ditujukan untuk memberikan jaminan sosial bagi rakyat, peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah. Peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi, peraturan dimana Hukum Administrasi Negara mengenai pengawasan organ pemerintahan yang

6

(13)

lebih tinggi terhadap organ-organ yang lebih rendah dan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintah.

F. Metode Penelitian

Berangkat dari kata Metode, maka Metode dapat diartikan sebagi suatu jalan atau cara mendapatkan sesuatu7

1) Metode Penelitian

. Adapun metode Penelitian Hukum yang digunakan penulis dalam mengerjakan skripsi ini meliputi:

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif dengan menganalis peraturan PerUndang-Undangan yang mengatur tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

2) Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data-data yang diperlukan oleh penulis dalam penyelesaian skripsi ini ditempuh dengan cara penilitian kepustakaan (library research). Bahan hukum Primer yang digunakan secara utama yakni yang terdiri dari Undang-Undang Hukum Tata Usaha Negara baik yang sebelum direvisi, yaitu Undang-Undang Hukum Tata Usaha Negara Nomor 5 tahun 1986, kemudian revisi pertama Undang-Undang Hukum Tata Usaha Negara Nomor 9 tahun 2004, dan yang terbaru hasil revisi kedua Undang-Undang Hukum Tata Usaha Negara Nomor 51 tahun 2009.

7 Soemitro, Rony Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia

(14)

3) Analisis Data

Adapun bahan hukum yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, aturan perundang-undangan, akan dianalis secara deskriptif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif yang dianalisis dalam penulisan yhang sistematis guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Dengan menggunakan metode deduktif yakni menarik suatu kesimpulan daqri suatu permasalaihan yang bersifat umum terhasdap permasalahan yang konkrit untuk dihadapi.

Demikianlah metode penelitian yang dilakukan oleh penulis gunakan dalam proses penulisan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Untuk dapat menguraikan skripsi ini, penulis telah membuat sisrtematika dengan mengadakan materinya atas empat bab dan di setiap babnya dibagi lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil (sub-sub BAB) sehingga mencerminkan keutuhan materi skripsi ini dengan gambaran sebagai berikut:

BAB I : Merupakan Bab Pendahuluan.

Didalam Bab pendahuluan ini memuat Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

(15)

BAB II : Selayang Pandang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sejarah terbentuknya peradilan Tata Usaha Negara, karakteristik Peradilan Tata Usaha Negara, kompetensi dari Peradilan Tata Usaha Negara (atribusi Van Rechmating).

BAB III : Peranan Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik di tinjau dari sudut pandang Hukum Administrasi Negara, pengertian dari pemerintahan dan pemerintah dalam aspek Hukum Admistrasi Negara, fungsi pemerintahan yang baik (Good Governance) dilihat dari aspek hukum administrasi, perbuatan hukum yang dilakukan oleh Peradilan Tata Usaha Negara dalam menciptakan pemerintahan yang baik.

BAB IV : Wewenang dari Peradilan Tata Usaha Negara dalam memutuskan perkara yang ada dalam lingkup peradilan Tata Usaha Negara (studi Peradilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan). Jenis-jenis sengketa dalam Peradilan Tata Usaha Negara, sengketa yang di selesaikan di Peradilan Tata Usaha Negara Medan, tata cara penyelesaian sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara.

(16)

Didalam Bab ini penulis mengemukakan kesimpulan yang dipetik dari uraian bab terdahulu yang telah diuji keabsahannya melalui data-data yang diperoleh. Selanjutnya dalam bab ini penulis memberikan saran yang kiranya mungkin agar berguna.

Referensi

Dokumen terkait

Skala rating yang akan digunakan adalah alat ukur keterampilan sosial anak yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori mengenai aspek – aspek keterampilan sosial

Besarnya kontribusi birokrasi sebagai salah satu organisasi yang paling dominan dalam pemerintahan, terutama di negara berkembang telah disinyalir oleh Max Weber (1994)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh spiritualitas kerja terhadap keterlekatan karyawan melalui kepuasan kerja pada Usaha Kecil dan Menengah

diterima, artinya bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga (X1), pendapatan dari agrowisata (X2), lama pendidikan (X3), umur (X4), dan jenis kelamin (D5)

Salah satunya penelitian oleh Noni Puspita Sari pada tahun 2009 yang ditulis dalam Jurnal Akuntansi 42 yang berjudul Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah

Sebagai sebuah klinik pengobatan tradisional, Klinik Medika Tradisional menyediakan layanan pengobatan tradisional (bukan mistis) seperti: akupunktur / tusuk jarum,

PLN (Persero) Rayon Purbalingga, dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan listrik pasca bayar secara berkelanjutan dengan kualitas sebaik mungkin untuk pelayanan yang

a. Calon pelanggan memiliki keterbatasan waktu untuk mengunjungi PlasaTelkom atau FlexiCenter. Meskipun ada Sales Force yang bersedia mengunjungi calon pelanggan, namun