• Tidak ada hasil yang ditemukan

Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2012-2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

kemakmuran pemilik ataupara pemegang saham melalui peningkatan nilai

perusahaan (Salvatore, 2005) dalam lidya agustina.Untuk mencapai tujuan

tersebut, pemilik modal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer.

Namun, seringkali pihak manajer perusahaan atau insider mempunyai tujuan lain

yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham .

Kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan juga berkaitan dengan

kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya. Kemampuan

Perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk

meminjamkandana kepada perusahaan. Kemampuan perusahaan tersebut, sering

diukur dengan current ratio (CR) yaitu perbandingan aktiva lancar dengan hutang

lancarnya yang biasa disebut dengan likuiditas perusahaan. Perusahaan yang

memiliki current ratio tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk

mengembalikan hutang lancarnya sehingga memberikan peluang untuk

mendapatkan kemudahan dalam memperoleh hutang dari investor. Semakin tinggi

profit yang diperoleh perusahaan maka akan semakin kecil penggunaan hutang

(2)

menggunakan internal equity yang diperoleh dari laba ditahan terlebih dahulu.

Apabila kebutuhan dana belum tercukupi, perusahaan dapat menggunakan hutang.

Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat

diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan

kepentingan-kepentingan yangterkait tersebut. Namun, dengan adanya mekanisme

pengawasan tersebut dapat memunculkan biaya yang disebut sebagai agency

cost.Menurut Bringham et al (1990), agency cost adalah biaya yang meliputi

semua biaya untuk monitoring tindakan manajer, mencegah tingkah laku manajer

yang tidak dikehendaki, dan opportunity cost akibat pembatasan yang dilakukan

pemegang saham terhadap tindakan manajer.

Brigham et.al(1999) dalam Larasati(2011) menyatakan bahwa untuk

mengurangi biaya keagenan diperlukan pembayaran dividen. Dalam konteks ini

perusahaan yang memilikidividen payout ratio yang tinggi menyukai pendanaan

dengan modal sendiri sehingga mengurangi agency cost. Disamping itu

pembayaran dividen dapat dilakukan setelah kewajiban terhadap pembayaran

bunga dan cicilan hutang dipenuhi. Adanya kewajiban tersebut akan membuat

manajer semakin berhati-hati dan efisien dalam menggunakan hutang.

Hal-hal yang juga dapat mempengaruhi hutang adalah

masalahprofitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan

bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya.

Profitabilitas menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk

membiayai investasi. Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang

(3)

investor. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi

memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal.

Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan menggunakan laba ditahan

sebelum memutuskan untuk menggunakan hutang. Hal ini sejalan dengan

pendapat Myers (1984) dalam Indahningrum & Handayani (2009) yang

menyarankan manajer untuk menggunakan pecking order theoryuntuk keputusan

pendanaan. Pecking ordermerupakan urutan penggunaan dana untuk investasi

yaitu laba ditahan sebagai pilihan pertama, kemudian selanjutnya oleh hutang dan

ekuitas. Implikasinya adalah adanya hubungan negative antara profitabilitas

perusahaan dengan debt ratio.

Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan

kepada kreditor atau pemegang saham yang dapat didistribusikan kepada kreditor

atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi

pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara

manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut

diinvestasikan lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan,

karena hal ini dapat meningkatkan insentif yang diterimanya. Sedangkan disisi

lain, pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan dalam bentuk

dividen sehingga akan menambah kesejahteraan mereka (Hutomo & Perdana,

2006). Hipotesis Jensen (1986) dalam Faisal (2004) mengenai free cash flow

menyatakan bahwa tekanan pasar akan mendorong manajer untuk

(4)

kehilangan kendali terhadap perusahaan. Free Cash Flow biasanya menimbulkan

konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Konflik kepentingan

ini dapat diminimalisasi dengan adanya hutang. Penambahan hutang dapat

mengurangi free cash flow karena adanya pembayaran kembali bunga dan pokok

pinjaman, serta dapat mengurangi kemampuan manajer dalam melakukan

tindakan pemborosan. Hal ini membuat manajemen lebih disiplin sehingga

penggunaan sumber daya perusahaan menjadi lebih produktif. Dengan adanya

hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow

yangberlebihan oleh manajer. Selain itu pemegang saham juga akan menikmati

kontrol yang lebih atas timmanajemennya misalnya, jika perusahaan menerbitkan

hutang baru dan menggunakan hasilnya untukmembeli kembali saham biasa yang

terutang maka manajemen wajib membayar tunai untuk menutupiutang ini, secara

simultan mengurangi jumlah arus kas yang ada pada manajemen untuk

dipermainkan. Dengan adanya hutang ini, manajemen akan bekerja lebih efisien

agar tidak terjadi kegagalan keuangansehingga akan mengurangi biaya agensi arus

kas bebas.

Dividen adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan

hutang dalam pengambilan keputusan. Kebijakan dividen menyangkut keputusan

untuk membagikan laba atau menhaannya untuk di investasikan kembali di dalam

perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah

kebijakan yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan

pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham (Dewi

(5)

Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang

bersumber dari eksternal. Kebijakan ini memiliki dampak pada konflik dan biaya

keagenan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Indahningrum dan Handayani

(2009)menyatakan bahwa dengan hutang maka perusahaan akan melakukan

pembayaran periodik atas bunga dan pokokpinjaman. Kebijakan hutang akan

memberikan dampak pada pendisiplinan bagi manajer untuk mengoptimalkan

penggunaan dana yang ada. Karena hutang yang cukup besar akan menimbulkan

kesulitan keuangan dan atau risiko kebangkrutan.Hutang merupakan suatu

mekanisme lain yang bisa digunakan untuk mengurangi atau mengontrol konflik

keagenan. Jensen (1976) dalam Indahningrum dan Handayani (2009), berpendapat

bahwa dengan utang maka perusahaan harus melakukan pembayaran periodik atas

bunga dan principal.

Secara empiris, penelitian mengenai faktor –faktor yang mempengaruhi

kebijakan hutang telah sering dilakukan, antara lain oleh Murni dan Andriana

(2007) dan Larasati (2011) mengatakan terdapat pengaruh negatif yang signifikan

antara kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. Sedangkan pada hasil

penelitian yang dikemukakan Masdupi (2005) mengatakan bahwa terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara kebijakan deviden terhadap kebijakan

hutang. Wahidahwati (2002), Listyani (2003), Abdul Manan (2004), Murni &

Andriana (2007), Indahningrum & Handayani (2009), dan Yeniatie & Destriana

(2010). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan beberapa ketidakkonsistenan.

Wahidahwati (2002), Listyani (2003), Muhamad Faisal (2004), Masdupi (2005),

(6)

signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Sedangkan

menurut Manan (2004), Murni & Andriana (2007), Yeniatie & Destriana (2010),

serta Indahningrum & Handayani (2009), Pithaloka (2009) dan Larasati (2011)

menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang perusahaan.Penelitian tentang free cash flow terhadap kebijakan

hutang dilakukan oleh Tarjo (2005) memperoleh hasil bahwa free cash flow

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kembali

analisis faktor –faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan metode

DER (debt equity ratio) dengan periode waktu tahun 2011 –2013. Motivasi

dilakukannya penelitian ini adalah karena peneliti menemukan

ketidak-konsistenan beberapa hasil penelitian terdahulu, terutama penelitian yang di

lakukan oleh Murni dan Andriana (2007) dan Larasati (2011) mengatakan

terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara kebijakan dividen terhadap

kebijakan hutang. Sedangkan pada hasil penelitian yang dikemukakan Masdupi

(2005) mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara

kebijakan deviden terhadap kebijakan hutang.

Berdasarkan latar masalah yang telah dipaparkan diatas tersebut,maka

judul yang di ambil dalam penelitian ini adaalah “ FAKTOR- FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

(7)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar masalah yang telah di jelaskan sebelumnya,maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.Bagaimanakah pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang pada

suatu perusahaan manufaktur?

2. Bagaimanakah pengaruh deviden terhadap kebijakan hutang pada

perusahaan manufaktur?

3. Bagaimanakah pengaruh profiabilitas terhadap kebijakan hutang pada

perusahaan manufaktur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah diatas dan serta rumusan masalah yang telah di

sampaikan di atas penelitian ini juga bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh free cash flow terhadap kebijakan hutang

pada perusahaan manufaktur.

2. untuk mengetahui pengaruh kebijakan deviden terhadap kebijkan

hutang pada perusahaan manufaktur.

3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan hutang

pada perusahaan manufaktur.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan terkait mengenai masalah kebijakan hutang dan faktor

(8)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

para investor dan para manajer perusahaan- perusahaan manufaktur

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat pada masalah yang

berhubungan dengan penelitian ini, dapat sekiranya digunakan sebagai

tambahan informasi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

4. Bagi penulis merupakan tambahan pengetahuan tentang faktor-faktor

yang / mempengaruhi terhadap kebijakan hutang khususnya free

cash flow , deviden, dan profitabilitas.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi penelitian terdahulu, landasan teori, pengembangan hipotesis,

dan model analisis.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi desain penelitian, identifikasi variabel, definisi variabel dalam

penelitian secara operasional, pengukuran variabel, jenis dan sumber data, alat

dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel,

serta teknik analisis data.

(9)

Bab ini berisi karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB 5: KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan dari hasil analisis dan pembahasan, keterbatasan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna pada tahun 2013, diantara

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

With such a large amount of data, the work organization and the data management have become very important: for this reason the parametric model was organized in the

Hasil Terselenggaranya Kerjasama Dengan Instansi Terkait Monitoring dan Penindakan Serta Menurunnya Konflik

Keluaran Jumlah Sosialisasi Pengendalian dan Penanganan Konflik Sosial Dalam Pemilukada.

The work here presented comes from a broader research background (Fangi, 2007-2012), studying how multiple spherical images can be a low-cost and complete

Keluaran Jumlah Koordinasi dan Konsultasi yang Dilaksanakan Dalam Daerah.

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu