• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Orientasi Kewirausahan,Lingkungan Bisnis Dan Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha Pada Umkm Kuliner Pagaruyung Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Orientasi Kewirausahan,Lingkungan Bisnis Dan Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Usaha Pada Umkm Kuliner Pagaruyung Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Sebagai sumber informasi tentang pengaruh orientasi kewirausahaan, lingkungan bisnis ,dan kemampuan manajemen terhadap kinerja pada UKM kuliner Pagaruyung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kewirausahaan

Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis).Dengan demikian wirausaha dapat didefenisikan sebagai seseorang yang dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan untuk mencapai hasil yang dapat dibanggakan (Sukirno, 2004:367).

Kaodalam Lupiyoadi (2007:4) menyebut bahwa ”kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi)”. Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses yang mengacu pada kreatifitas individu yang direalisasikan dalam menciptakan usaha baru dengan tujuan kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

(2)

individu-individu yang berani mengambil resiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal atau sarana produksi serta mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mampu memberikan respon secara kreatif dan inovatif.

Menurut Kuratko (2009:21) kewirausahaan adalah proses dinamis dari visi, perubahan dan penciptaan yang mensyaratkan aplikasi energi dan semangat terhadap penciptaan dan implementasi dari ide baru dan solusi kreatif. Tidak semua orang memiliki kapabilitas kewirausahaan.Hanya orang yang memiliki jiwa kewirausahaan dapat mendirikan dan mengelola usaha secara profesional (Echdar, 2013:19).

Kewirausahaan merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi individu dan memberi nilai tambah pada masyarakat Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan karakteristik yang melekat pada setiap indivu yang memilki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang produktif (Mulyasa, 2011: 189). Pengertian ini memberikan arti bahwa setiap orang bisa memiliki karakter kewirausahaan asalkan ia mau bekerja keras serta berpikir kreatif dan inovatif.

2.1.2 Kinerja Usaha

(3)

penjualan, tingkat keuntungan, pengembalian modal, tingkat turn over serta pangsa pasar yang diraihnya dan strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran (seperti volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan) yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Hal ini menyebabkan beragam pengukuran kinerja dalam penelitian bidang bisnis terus berkembang dengan dasar indikasi yang bervariasi. Setiap organisasi atau usaha yang dibentuk mempunyai tujuan yang harus dicapai untuk keberlangsungan hidup. Dalam mencapai tujuan tersebut maka usaha harus melalui proses yang meliputi aktivitas-aktivitas positif demi tercapainya tujuan usaha yang diinginkan dimana kinerja usaha dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian kinerja adalah sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi (Moeheriono, 2012:32).Gibson et al (dalam Julita, 2013:95) mengatakan bahwa kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam bentuk akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi.Pencapaian hasil serangkaian kegiatan yang dimaksud meliputi standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan sejak awal dimulainya usaha.

(4)

Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja usaha merupakan serangkaian capaian hasil kerja seorang pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya, baik dalam pengembangan produktivitas dan dalam hal pemasaran, dalam konteks wewenang dan tanggung jawabnya.

Gaskill dan Van Auken (1993) menyatakan kemudahan dalam berbisnis, pembuat kebijakan dan keterkaitan lainstakeholders untuk melayani sektor usaha kecil dan menengah mempengaruhi kinerja usaha. Kinerja adalah indikatoryang paling utama untuk melihat kesuksesan dan ini terbukti secara nyata dan teoritis (Man et al, 2002).Peningkatan pendapatan, penerimaan penjualan dan pekerja juga adalah indikator dari kinerja.

Menurut Lumpkin dan Dess (1996) kinerja usaha dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi strategi perusahaan. Penurunan kinerja usaha tentu menjadi masalah dan merupakan tantangan bagi orientasi strategi usaha untuk dapat terus mempertahankan kinerja usaha dengan baik melalui satu orientasi strategi yang dipilih berdasarkan keputusan agar dapat bertahan dalam industri. Terdapat dua dimensi dalam kinerja, yaitu internal (kualitas produk, kepuasan pegawai), dan eksternal (lingkungan dan masyarakat) oleh Venkatraman & Ramanujam (1986: 803-804).

2.1.3 Orientasi Kewirausahaan

(5)

kewirausahaan, yaitu selalu inovatif, bertindak secara proaktif dan berani mengambil risiko (Lumpkin dan Dess, 1996).

Inovatif mengacu pada suatu sikap wirausahawan untuk terlibat secara kreatif dalam proses percobaan terhadap gagasan baru yang memungkinkan menghasilkan metode produksi baru sehingga menghasilkan produk atau jasa baru, baik untuk pasar sekarang maupun ke pasar baru.Kemampuan inovasi berhubungan dengan persepsi dan aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas bisnisyang baru dan unik (Schumpeter dan Milton, dalam Suryanita 2006). Sedangkan proaktif mencerminkan kesediaan wirausaha untuk mendominasi pesaing melalui suatu kombinasi dan gerakagresif dan proaktif, seperti memperkenalkan produksi baru atau jasa di atas kompetisi dan aktivitas untuk rnengantisipasi permintaan mendatang untuk menciptakan perubahan dan membentuklingkungan. Sikap aktif dan dinamis adalah kata kuncinya (Doukakis, 2002, dalam Suryanita 2006).Proaktif juga ditunjukkan dengan sikap agresif-kompetitif, yang mengacu pada kecenderungan perusahaan untuk bersaing secara ketat dan langsung bagi semua kompetitornya untuk menjadi yang terbaik dan meninggalkan para pesaingnya (Covin dan Slevin, 1989; Lumpkin and Dess, 1996; Morris and Paul, 1987).

(6)

orientasi kewirausahaan dapat ditentukan berdasarkan pada tiga dimensi, yaitu proactive, innovative dan risk – Taking.

1. Proaktif (Proactive)

Menurut Baker & Sinkula (2009: 447) proaktif mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengambil inisiatif dalam. Mengejar peluang pasar Lumpkin dan Dess (2001: 431) proaktif sebagai kesempatan melihat ke depan perspektif yang melibatkan memperkenalkan produk atau jasa baru menjelang kompetisi dan bertindak dalam mengantisipasi permintaan di masa mendatang untuk membuat perubahan dan membentuk lingkungan. Orientasi Proaktif sebagai pemasar mencoba untuk mendefinisikan kondisi eksternal untuk mengurangi ketidakpastian dan mengurangi ketergantungan dan kerentanan (Morris, et.al., 2002: 6).

Covey (1995:44) berpendapat definisi dan pengertian tentang sifat proaktif setidaknya ada 5 (lima), yaitu :

1. Orang proaktif selalu bertanggung jawab. Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengkondisian untuk perilaku mereka. Perilaku adalah produk dari pilihan sadar, berdasarkan nilai, dan bukan produk dari suasana hati, conditioning, atau tekanan sosial yang diterima.

(7)

mereka adalah positif, memperluas dan memperbesar, yang menyebabkan lingkaran pengaruh mereka meningkat.

3. Berfokus pada lingkaran pengaruh, orang proaktif bekerja dari dalam ke luar (in sideout), yaitu berusaha memulai perubahan dengan mengubah dirinya lebih dahulu, bahkan dari yang paling dalam dari dirinya, yaitu dengan memeriksa kebenaran paradigma dan persepsi-persepsinya.

4. Orang proaktif hidup berpusat pada prinsip (principle centered) kemudian ia menerjemahkan prinsip-prinsip itu kedalam seperangkat nilai-nilai (values) yang telah dipilihnya dengan sadar. Berdasarkan nilai-nilai itulah ia mengarahkan pilihan sikap dan perilakunya.

5. Orang proaktif mengembangkan dan menggunakan empat anugrah unik manusianya secara optimal. Empat anugrah itu adalah seperti yang diyakini oleh pengikut madzhab psikologi humanistik sebagai sifat-sifat unik manusia yang membuatnya berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Covey menyebutkan four unique himant gifts itu adalah Self Awareness (kesadaran diri), Conscience (hati nurani), Creative Imagination (imajinasi kreatif) dan Independent Will (kebebasan kehendak).

2.Inovasi (Innovative)

(8)

kepemimpinan teknologi dan R & D dalam mengembangkan ide baru proses (Lumpkin dan Dess, 2001: 431).

Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri.Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memcahkan suatu masalah tertentu (Sa’ud, Udin S, 2008).

Larsen, P dan Lewis A, (2007:11) menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah, sedangkan Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya.

Inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha.

3. Pengambilan Resiko (Risk Taking)

(9)

yang tidak diketahui, melakukan sebagian besar sumber daya untuk usaha dengan hasil yang tidak pasti, atau meminjam berat. Ini adalah kemampuan untuk mengurangi risiko yang melekat pada kesempatan mengejar dengan tindakan dihitung digunakan (Becherer et al, 2012: 8). Ini berarti upaya terang-terangan untuk faktor risiko identitas, dan kemudian untuk mengurangi atau berbagi faktor-faktor tersebut (Morris et al, 2002:7).

Pengambilan risiko mengarah pada perilaku yang menyatu dan dapat menghasilkan keputusan yang merugikan atau berbahaya, pada saat yang sama dapat menghasilkan kesempatan yang positif. Kuncinya adalah seberapa sempurna mendapatkan inormasi.Semakin sempurna informasi yang dikumpul dan semakin akurat pula besar resiko yang diperoleh (Hendro, 2011:258).

Menurut Ali (2004) resiko berupa potensi terjadinya suatu peristiwa yang memberikan pengaruh negatif, dapat menimpa siapa saja, apa saja, dimana saja, kapan saja, tak terkecuali terhadap UMKM. Risk Taking digambarkan seperti seseorang yang mengemudi dalam kecepatan tinggi, mengemudi dengan kecepatan tinggi dapat memberikan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga seseorang dapat mencapai tujuan lebih cepat, namun potensi kecelakaan yang terjadi sangat tinggi ketika seseorang mengemudi dengan kecepatan tinggi.

2.1.4 Lingkungan Bisnis

(10)

segala sesuatu yang berasal dari luar organisasi itu sendiri yang mempunyai pengaruh terhadap organisasi (Supriyono,2000). Lingkungan eksternal didefenisikan oleh Duncan dalam Ronie Ferdianto (2000) sebagai keterkaitan faktor fisik dan sosial di luar organisasi yang menjadi pertimbangan sebuah organisasi dalam mengambil keputusan.Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum di dalam lingkungan sosial ataupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Lingkungan eksternal mempunyai dua komponen: lingkungan spesifik dan lingkungan generik.

A. Lingkungan Spesifik

Lingkungan spesifik meliputi kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi keputusan dan tindakan para manajer, dan secara langsung relevan dengan pencapaian sasaran organisasi.Lingkungan spesifik sebuah organisasi bersifat khas bagi organisasi itu sendiri. Kekuatan utama yang membentuk lingkungan spesifik adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan dalam masyarakat (Supriyono,2000).

a. Pelanggan (costumer)

(11)

organisasi, karena selera mereka dapat berubah atau dapat merasa tidak puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi.

b. Pemasok (supplier)

Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku. Pemasok dalam hal ini akan menyiapkan bahan mentah maupun bahan baku yang akan diolah oleh perusahaan menjadi barang-barang ekonomi. Karenanya perlu diperhatikan kualitas dan ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku agar produk yang dihasilkan juga berkualitas dan berdaya saing tinggi.

c. Pesaing (competitor)

Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan sekaligus ancaman yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.

B. Lingkungan Umum atau Lingkungan Generik

(12)

C. Dimensi Lingkungan

Dalam lingkungan eksternal banyak dipengaruhi oleh beberapa dimensi-dimensi yang mempengaruhinya. Menurut Ferdianto dan Zulaikha (2000) memberikan dimensi lingkungan eksternal ke dalam tiga bagian :

a. Kompleksitas lingkungan bisnis

Dimensi ini mengacu pada banyaknya jumlah dan heterogenitas dari elemen-elemen lingkungan yang harus dihadapi dan dipertimbangkan dalam proses pembuatan keputusan.

b. Dinamika lingkungan bisnis

Dimensi ini mengacu pada instabilitas dan volatilitas lingkungan dan menunjukkan perubahan lingkungan yang sulit diprediksi atau tidak terduga. Menurut Clark, et al (2002) dinamika lingkungan eksternal dapat diartikan sebagai tingkatan perubahan sektor-sektor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja usaha sehingga harus dikenali oleh para pembuat keputusan.

c. Daya dukung lingkungan bisnis

(13)

menciptakan sumber daya yang berlebih menurut Dess dan Origer dalam Dicky (2002).

2.1.5 Kemampuan Manajemen

Menurut Suci (2009), kemampuan manajemenmerupakan sekumpulan keahlian dankompetensi baik secara administrative maupun operasional dalam periode waktu tertentu. MenurutTangkilisan (2005:10), kemampuan manajemenyaitu kemampuan untuk memanfaatkan dan menggerakkansumber daya agar dapat digerakkan dan diarahkan bagi tercapainya tujuan melalui kegiatan orang lain.

Menurut Siagian dalam Mulyanto (2007), kemampuan manajemen adalah kemampuan untuk mengelola usahaseperti perencanaan , pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian. Berdasarkanbeberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Manajemen adalah suatu keterampilandalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh efektivitas. Para peneliti memiliki pemikiran yang berbeda di dalam menetapkan berbagai atribut dari efektivitas managerial, tetapi pada dasarnya terdapat 4 komponen penting, yaitu membuat perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan dan pengawasan (Latif, 2002).

(14)

1. Membuat Perencanaan

Perencanaan dalam sebuah perusahaan dan organisasi merupakan hal penting yang harus dilakukan agar program-program tersebut dapat menunjang terlaksananya tujuan dari perusahaan atau organisasi yang tentunya ditentukan bagaimana caraseorang manager menyusun sebuah perencanaan tersebut. Menurut Stephen Robins dan Mary Coulter (2012 :36) perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.

Menurut Robbins dan Coulter(2007:7)perencanaan tersebut ada dua macam bentuknya yaitu:

a. Rencana formal adalah rencana tertulis yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan suatu perusahaan atau organisasi dalam jangka waktu tertentu dan merupakan rencana bersama anggota korporasi. Maksudnya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu agar tujuan dapat diwujudkan. Rencana formal ini dibentuk untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan untuk tujuan bersama sebuah organisasi atau perusahaan.

(15)

2. Mengorganisasi

Menurut Terry (2008:178) oganisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.

Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Adapun ciri-ciri organisasi yaitu:

1.Mempunyai tujuan dan sasaran

2. Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati 3.Adanya kerja sama dari sekelompok orang

4.Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang 3. Mengarahkan

Menurut Terry (2008:181) pengarahan adalah mengintegrasikan usaha–usaha anggota suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas– tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan–tujuan individual dan kelompok. Cara mengarahkan bawahan / staf yang tepat dilakukan oleh manajer sebab :

(16)

2. Terbiasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka 3. Mengerti akan kapasitas dan perhatian mereka 4. Mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan Teknik atau strategi pengarahan yang efektif sebagai berikut :

1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif

2. Memberikan informasi mengenai lingkungan fisik dan manusia di tempat bekerja ( untuk pegawai baru)

3. Informasi cara bekerja yang baik 4. Melakukan Pengawasan

Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan,pengorganisasian, pelaksanakan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik.Demikian pula halnya dengan fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan manajemen akan berhasil baik apabila fungsi pengawasan telah di lakukan dengan baik.

Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan

pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam

pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan

sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan

Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan merupakan sebagai proses

pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,

(17)

dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para

karyawan.Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi

mencakup dan melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem, dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan–penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.

Harahap (2001:14) menyatakan pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi.Sedangkan menurut Simbolon, Maringan (2004: 61), pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.

(18)

baik. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target perusahaan tercapai. Dengan kata lain fungsi pengawasan menilai apakah rencana yang ditetapkan pada fungsi perencanaan telah tercapai. 2.1.6 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, kelompok usaha kecil termasuk kelompok usaha mikro.Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dan bersifat tradisonal dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistis ) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha.

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok usaha mikro, kecil dan menengah yang melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

(19)

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

(20)

Bojic Milovanovic dan Zoran Wittnie (2014)

Analysis of External Environment’s Moderating Role on Entrepreneurial Kewirausahaan ,

Inovasi, dan Strategi Bisnis untuk Strategi Bisnis dalam peningkatan Kinerja Kewirausahaa n 4. Kinerja Usaha Suggestions for the Future

1. Entrepreneurial orientation

(21)

terpengaruh positif oleh EO), dinamisme lingkungan (menghadiahi sebuah EO yang lebih tinggi), terkena EO dari perusahaan strategi

diferensiasi), dan struktur organisasi (formalisasi).

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan, hubungan antara orientasi kewirausahaan serta kemampuan manajemen dengan kinerja usaha telah teruji signifikansinya. Studi awal yang menjelaskan tentang konsepsi orientasi kewirausahaan dikemukakan oleh Covin dan Slevin (1991) meliputi perilaku inovatif (innovativeness), pengambilan resiko (risk taking) dan tindakan proaktif (proactiveness).

(22)

dari kinerja keuangan, yaitu tingkat pertumbuhan secara relatif dibandingkan dengan pesaing, melalui indikator pertumbuhan penjualan, pertumbuhan karyawan, pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan pesaing dan pertumbuhan pangsa pasar dibandingkan pesaing. Studi lain yang dilakukan oleh Hui Li, et al. (2009) menghasilkan temuan bahwa orientasi kewirausahaan berhubungan secara positif dengan kinerja usaha.

Sebuah perusahaan yang berdiri pada era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ada di lingkungan industri, salah satunya adalah kompetitor, konsumen dan juga lingkungan bisnis. Sebuah perusahaan yang memiliki lingkungan bisnis yang baik dengan strategi operasi yang sudah diarahkan secara tepat dan efektif pada perusahaan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan itu sendiri. Dengan adanya lingkungan bisnis yang baik dari para pelaku bisnis, maka perusahaan tersebut dianggap mampu berkembang dibanding kompetitor. Lingkungan bisnis yang baik terhadap perusahaan akan menunjukkan bagaimana kinerja dalam perusahaan itu sendiri, karena dengan lingkungan bisnis yang baik, maka kinerja perusahaan akan terorganisir dan akan membawa berimbas pada kemajuan usaha.

(23)

mengalami peningkatan yang baik dalam permodalan, skala usah, hasil atau laba maupun jenis usaha atau pengelolaan nya.

Studi lanjutan yang mendukung penerapan lingkungan bisnis dalam hubungannya dengan kinerja usaha telah dilakukan oleh Dedi Kusmayadi (2008). Dalam studinya, peneliti menggunakan variabel lingkungan bisnis untuk mempengaruhi didalam proses pengambilan keputusan untuk suatu rencana tindakan ataupun kebijakan dalam mengelola perusahaan adalah suatu bentuk manajemen strategis. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara lingkungan bisnis terhadap kinerja usaha. Dimana Perusahaan yang berhasil menyelaraskan atau yang menunjukan tingkat adaptif dan fleksibilitas tinggi dengan lingkungan memperlihatkan kinerjanya yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang kurang berhasil menyelaraskan strategi atau menunjukkan tingkat adaptif dan fleksibilitas yang rendah.

(24)

Seorang wirausahawan pada intinya apabila menerapkanorientasi kewirausahaan, lingkungan bisnis dan kemampuan manajemen maka wirausahawan tersebut mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan kinerja usaha.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh orientasi kewirausahaan dan kemampuan manajemen terhadap kinerja usaha pada UKM kuliner Pagaruyung. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah “Orientasi kewirausahaan, kemampuan manajemen, dan lingkungan bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada UKM kuliner Pagaruyung”.

Orientasi Kewirausahaan (X1)

Kemampuan Manajemen(X3)

Kinerja Usaha (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini sanat terbatas, namun dengan mengetahui korelasi nilai kadar O 2 terlarut dalam air terhadap kadar

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon : 0274-586168.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu yang dihasilkan pada perlakuan menggunakan cahaya matahari secara langsung dengan cahaya dari lampu memberikan pengaruh yang

Sejalan dengan kecenderungan tersebut timbul pula berbagai masalah, baik masalah yang berkaitan dengan kegiatan Yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan

Media pembelajaran memiliki tujuan tersendiri untuk mengekfetifkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan media dalam

Dalam sinetron “Catatan Hati Seorang Istri”, kesetiaan yang ditunjukkan oleh seorang istri (Hana) dalam menghadapi suaminya yang berselingkuh adalah dengan tetap

Pada hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa variabel bebas yang terdiri dari kesadaran merek, citra merek, dan kualitas yang dirasakan secara bersama-sama memiliki pengaruh

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kawasan memberikan nilai ekonomi berdasarkan fungsinya sebagai penyedia jasa wisata sebesar Rp.. 240.467.467,- per