• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Total Kekayaan Daerah, Kompetisi Politik, dan Tingkat Kependudukan Terhadap Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan Daerah Chapter III V"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini adalah

asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

yang bersifat sebab akibat. Unit analisis dalam penelitian ini yaitu semua situs

resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross-sectional, yaitu studi yang

dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, Sekaran (2006).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis mengumpulkan dan menganalisis data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini dari berbagai macam sumber seperti dari internet,

jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku teks, dan dari berbagai sumber lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini, sehinggga tempat dilakukannya penelitian

ini tidak dapat dinyatakan secara spesifik.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah variabel

terikat dan variabel bebas.

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi fokus utama

(2)

terikat adalah mungkin untuk menemukan jawaban atas suatu masalah

(Sekaran, 2006). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

3.3.2 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel terikat secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Apabila

setiap unit kenaikan variabel bebas diikuti oleh kenaikan variabel

terikat maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara

positif. Begitu juga sebaliknya, apabila setiap unit penurunan variabel

bebas diikuti oleh penurunan variabel terikat maka variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat secara negatif. Variabel bebas di dalam

penelitian ini adalah total kekayaan daerah, kompetisi politik dan

tingkat kependudukan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Transparansi Informasi Keuangan di Internet oleh Pemerintahan

Daerah

Transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan

daerah adalah pemberian informasi berupa laporan keuangan melalui

media internet yang dilakukan oleh pemerintahan daerah sekalipun

tidak diwajibkan dalam suatu peraturan. Sesuai dengan penelitian

sebelumnya, pengukuran variabel transparansi informasi keuangan di

(3)

(Laswad et al, 2005). Dalam penelitian ini, transparansi informasi

keuangan dilihat pada informasi laporan keuangan karena masih sangat

sedikit pemerintah daerah (pemda) yang mempublikasikan laporan

keuangannya. Transparansi informasi keuangan di internet dinilai dari

ada tidaknya APBD, laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD),

atau LAKIP pada situs resmi pemerintahan daerah. LKPD sendiri

terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi anggaran,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Jika seluruh

komponen LKPD tersebut terdapat dalam situs resmi pemerintahan

daerah, maka pemerintahan daerah tergolong mengungkapkan

informasi keuangannya. Jika seluruh bagian LKPD dalam pelaporan

keuangan tersebut terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah diberi

nilai 1 sedangkan jika komponen LKPD yang terdapat pada situs resmi

pemerintahan daerah tidak dipublikasikan secara lengkap maka diberi

nilai 0.

3.4.2 Total Kekayaan Daerah

Kekayaan pemerintahan daerah menggambarkan tingkat

kemakmuran daerah tersebut. Semakin tinggi angka kekayaan

pemerintahan daerah, maka secara ekonomi telah terjadi peningkatan

kemakmuran pada daerah tersebut. Besarnya kekayaan daerah juga

berbanding lurus dengan kepedulian masyarakat tentang kinerja

pemerintah daerah. Styles dan Tennyson (2007) berpendapat bahwa

(4)

pemantauan politik dan informasi yang lebih tinggi atas gambaran

tentang kinerja pemerintahan daerah. Dalam penelitian ini, total

kekayaan pemerintahan daerah diukur dari total aset yang dimiliki oleh

daerah tersebut.

3.4.3 Kompetisi Politik

Kompetisi politik menunjukkan gambaran seberapa besar

persaingan antara kepala daerah yang menjabat saat ini (incumbent)

dengan saingan-saingan politiknya. Dalam penelitian Laswad, dkk

(2005) yang dilakukan di Selandia Baru, kompetisi politik diukur dari

perbandingan antara jumlah kandidat kepala daerah dengan posisi yang

tersedia. Penelitian ini menilai kompetisi politik dengan menggunakan

pengukuran yang sama dengan pengukuran dalam penelitian Laswad,

dkk (2005) namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yaitu

hanya ada satu posisi sebagai kepala daerah dan hanya dijabat oleh satu

orang. Kompetisi politik diukur dari jumlah kandidat kepala daerah

pada pemilihan kepala daerah yang terakhir kali dilaksanakan di daerah

tersebut sampai dengan penelitian ini dilakukan.

3.4.4 Tingkat Kependudukan

Sesuai dengan Stakeholder Theory, penduduk merupakan salah

satu stakeholder terpenting pemerintahan daerah. Oleh karena itu,

semakin banyak jumlah penduduk maka tekanan untuk meminta

(5)

keuangan di pemerintahan daerah di New Jersey telah mengungkapkan

hubungan positif antara jumlah penduduk dengan pengungkapan

informasi keuangan (Piotrowski &Bertelli, 2010). Sementara itu, dalam

hubungannya dengan transparansi di bidang informasi sosial dan

lingkungan di website pemerintahan daerah di Spanyol, jumlah

penduduk juga menunjukkan relasi yang sama (Garcia-Sanchez, 2013).

Daerah dengan jumlah penduduk yang lebih banyak memiliki tingkat

pengungkapan yang lebih tinggi dibandingkan daerah dengan jumlah

penduduk yang lebih sedikit sehingga untuk mengukur tingkat

kependudukan pada penelitian ini diukur dari jumlah penduduk yang

bertempat tinggal di daerah tersebut.

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Indikator Skala

1 Transparansi suatu peraturan.

Transparansi informasi

keuangan di

internet dinilai

dari tersedia atau tidaknya laporan daerah diukur dari total aset yang dimiliki oleh daerah tersebut.

(6)

angka kekayaan pemerintahan

daerah, maka secara ekonomi telah antara kepala daerah yang menjabat saat ini (incumbent) yang terakhir kali dilaksanakan di bertempat tinggal di wilayah tersebut. Daerah dengan jumlah penduduk yang lebih banyak memiliki tingkat pengungkapan yang

lebih tinggi dibandingkan daerah

dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit.

Untuk mengukur tingkat

kependudukan pada penelitian ini

diukur dari jumlah penduduk di suatu daerah tersebut.

Nominal

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pemerintahan daerah yang

ada di Indonesia yang berjumlah 548 yang terdiri atas 34 pemerintahan

(7)

jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 69 sampel (lihat lampiran).

Pengambilan sampel digunakan dengan metode purposive sampling, yaitu

metode pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Daulay,

2010). Adapun kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Memiliki situs resmi pemerintahan daerah dan masih aktif.

2. Pemerintahan daerah mempublikasikan secara lengkap informasi

pengelolaan keuangan daerah pada situs resmi pemerintahan

daerah.

3. Menyediakan neraca keuangan pemerintahan daerah tahun 2014

provinsi, kota, dan kabupaten yang telah diaudit oleh BPK yang

terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah.

4. Pemeriksaan LKPD oleh BPK menghasilkan opini WTP dan WDP

yang terdapat pada situs resmi BPK.

5. Memiliki data mengenai banyaknya kandidat pemilihan kepala

daerah yang dapat diperoleh dari situs Komisi Pemilihan Umum

(KPU).

Sampling adalah proses pengambilan sebagian elemen dari suatu

populasi sebagai wakil dari populasi tersebut. Besaran sampel yang tepat

untuk penelitian adalah lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 (Sekaran,

(8)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

dengan sumber data sekunder. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau bilangan, sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian

yang diperoleh secara tidak langsung dengan melalui media perantara.

Periode data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2014. Data

variabel dependen yaitu transparansi informasi keuangan di internet oleh

pemerintahan daerah yang dapat dilihat dari ketersediaan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) secara lengkap yang terdapat pada situs resmi

pemerintahan daerah dan diperoleh dengan mengamati secara langsung.

Alamat situs resmi pemerintahan daerah didapat dari www.kemendagri.go.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

studi pustaka dan studi dokumentasi. Data-data dan teori dalam penelitian ini

diperoleh dari literatur, artikel, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian dan landasan teori. Data juga diperoleh dari studi

dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder baik dari

lembaga yang mengeluarkan data tersebut dan juga melalui internet.

3.8 Metode Analisis

Karena terdapat perbedaan dalam satuan dan besaran variabel bebas

(9)

harus dibuat model logaritma natural. Menurut Ghozali (2006), alasan

digunakannya logaritma natural adalah sebagai berikut:

1. Menghindari adanya heterokedasitas.

2. Mengetahui koefisien yang menunjukkan elastisitas.

3. Mendekatkan skala data.

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran

dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan

dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum,

minimum, dan standar deviasi.

3.8.2 Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah regresi logistik (Logistic Regression). Regresi

logistik digunakan untuk menguji dapat tidaknya suatu probabilitas

terikat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Regresi

logistik tidak memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji

asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik dipilih karena

penelitian ini memiliki variabel dependen yang dichotomous dan

variabel independen yang bersifat kombinasi antara metrik dan

non-metrik. Menurut Ghozali (2006) variabel non-metrik merupakan

variabel yang diukur dengan skala pengukuran kategori atau kelompok

(10)

Variabel dependen yang dilakukan dalam penelitian ini

merupakan variabel dichotomous. Pemerintahan daerah yang

melakukan pelaporan keuangan pada website resminya dikategorikan

kedalam kode IFRA (Internet Financial Reporting Local Authorities).

Sedangkan pemerintahan daerah yang memiliki website resmi tapi tidak

memilih untuk melaporkan informasi keuangannya pada website

resminya dikategorikan kedalam N-IFRA (Non Financial Reporting

Local Authorities).

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang

telah diuraikan sebelumnya, model regresi logistik yang digunakan

adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e

Keterangan:

Y = Transparansi informasi keuangan di internet

a = konstanta

b1 = koefisien variabel total kekayaan daerah

b2 = koefisien variabel kompetisi politik

b3 = koefisien variabel tingkat kependudukan

X1 = total kekayaan daerah

(11)

X3 = tingkat kependudukan

e = error

Selanjutnya analisis penelitian regresi logistik perlu

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Menilai Kelayakan Model Regresi

Regresi logistik merupakan suatu bentuk model regresi yang

dimodifikasi. Karakteristik model logistik sudah tidak sama lagi

dengan model regresi sederhana atau berganda. Dengan begitu

penentuan signifikansi secara statistik regresi logistik berbeda

dengan regresi berganda. Untuk menguji model regresi logistik yang

digunakan layak atau tidak dapat digunakan uji -2 Log likelihood.

Caranya adalah dengan membandingkan antara nilai -2 Log

likelihood pada saat Block Number = 0, dimana model hanya

memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log likelihood, dengan pada

saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan

variabel bebas. Apabila nilai -2 Log likelihood Block Number = 0 >

nilai -2 Log likelihood Block Number = 1, maka menunjukkan

model regresi yang baik. -2 Log likehood pada regresi logistik mirip

dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi,

sehingga penurunan nilai -2 Log likehood menunjukkan model yang

(12)

2. Menilai Koefisien Determinasi

Setelah mengetahui kelayakan regresi menggunakan uji -2

Log likelihood, selanjutnya dilakukan pengujian untuk menguji

seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat atau seberapa besar

variasi dari variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Uji

yang dilakukan untuk menilai koefisien determinasi adalah uji

Nagelkerke R Square (Pseudo R-Square).

3. Menilai Keseluruhan Model

Keseluruhan model (overall model fit) pada model regresi

sederhana atau berganda dapat dilihat dari R² ataupun F test,

sedangkan penilaian keseluruhan model dalam regresi logistik dapat

dilihat dari pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test.

Pengujian ini untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data

empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik

signifikansi pada Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak,

sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol

tidak dapat ditolak, berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena

(13)

H0: Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi

yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

Ha: Terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang

diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

4. Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial

Pengujian regresi logistik secara parsial menggunakan uji

Wald dengan melihat tabel variables in the equation. Pengujian

regresi logistik secara parsial dilakukan dengan memasukkan seluruh

variabel independen dan variabel dependen. Hasil pengujian ini

dapat membantu kita mengetahui pengaruh masing-masih variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan metode enter dengan tingkat signifikansi

sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila nilai

signifikansi < 0,05 maka hipotesis yang menyatakan variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.

5. Pengujian Regresi Logistik Secara Simultan

Setelah pengujian regresi logistik secara parsial, selanjutnya

akan dilakukan pengujian regresi logistik secara simultan

(bersama-sama). Pengujian regresi logistik secara simultan disebut Omnibus

Test of Model coefficient. Dalam pengujian ini semua variabel bebas

yaitu total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat

(14)

untuk melihat apakah ketiga variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan di internet

oleh pemerintahan daerah. Dasar pengambilan keputusannya adalah

jika nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05 maka H0 diterima

sedangkan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0

(15)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah di

Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

website pemerintahan daerah di Indonesia yang berjumlah 548 situs, terdiri

dari 34 pemerintahan provinsi, 98 pemerintahan kota, dan 416 pemerintahan

kabupaten. Berdasarkan populasi tersebut didapatkan sampel sebanyak 69

pemerintahan daerah (lihat lampiran) yang terdiri atas 10 pemerintahan

provinsi, 16 pemerintahan kota, dan 43 pemerintahan kabupaten yang

mempublikasikan laporan keuangan daerahnya (LKPD) tahun 2014 yang

telah di audit oleh BPK dan terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah.

4.2 Statistik Deskriptif

Uji Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum

mengenai variabel bebas (total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan

tingkat kependudukan) yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji

statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai

maksimum, mean, dan standar deviasi untuk setiap variabel yang disajikan

(16)

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Sampel Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TOTAL KEKAYAAN

DAERAH

69 27,63071 31,03520 28,8784263 ,76285282

KOMPETISI POLITIK 69 2 10 3,71 1,926

TINGKAT

KEPENDUDUKAN

69 10,62590 16,11975 13,3283777 1,18187756

Valid N (listwise) 69

Sumber data : lampiran

Berdasarkan pengujian deskriptif tersebut, maka pada variabel total

kekayaan daerah diperoleh nilai minimum sebesar 27,63071, nilai maksimum

sebesar 31,03520, nilai rata-rata sebesar 28,8784263, dan nilai standar deviasi

sebesar 0,76285282. Pada variabel kompetisi politik diperoleh nilai minimum

sebesar 2, nilai maksimum sebesar 10, nilai rata-rata sebesar 3,71, dan nilai

standar deviasi sebesar 1,926. Pada variabel total kekayaan daerah diperoleh

nilai minimum sebesar 10,62590, nilai maksimum sebesar 16,11975, nilai

rata-rata sebesar 13,3283777, dan nilai standar deviasi sebesar 1,18187756.

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah untuk menganalisis

pengaruh dari variabel total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat

kependudukan terhadap transparansi informasi keuangan di internet oleh

pemerintahan daerah. Setelah pengujian statistik deskriptif berikutnya akan

dilakukan pengujian regresi logistik untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh dari total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat

(17)

pemerintahan daerah serta membentuk model regresi logistik karena variabel

terikatnya memiliki dua nilai (0 dan 1), maka digunakan model Regression

Logistic (Ghozali, 2006). Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan regresi logististik yang dilakukan secara bersama-sama untuk

ketiga variabel dengan tingkat signifikansi 5%. Perbandingan nilai aktual dan

prediksi bisa dicapai dengan menggunakan beberapa pengukuran untuk

mengukur kelayakan regresi, yaitu: (1) dengan melihat -2 Log Likelihood, (2)

koefisien determinasi (Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square), (3)

menilai chi-square untuk keseluruhan model (Hosmer and Lemeshow Test).

4.3.1 Pengujian -2 Log Likelihood

Pengujian regresi logistik yang pertama adalah dengan

menggunakan uji -2 log likelihood. Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi logistik yang digunakan telah layak

atau tidak. Hasil pengolahan data SPSS dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2

Pengujian -2 Log Likelihood Step 0 Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 90,358 -,551

2 90,354 -,565

3 90,354 -,565

(18)

Tabel 4.3

Pengujian -2 Log Likelihood Step 1 Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 68,256a ,274 ,375

Sumber data: lampiran

Pada tabel 4.2 dan 4.3 menunjukkan nilai dari hasil pengujian -2

Log likelihood yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap pertama (step 0) dan

tahap kedua (step 1). Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat nilai -2 Log

likelihood step 0 adalah sebesar 90,354 sedangkan pada step 1 yang

terdapat pada tabel 4.3 nilai -2 Log likelihood sebesar 68,256. Hal ini

menunjukkan terjadi penurunan pada nilai -2 Log likelihood, sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi logistik yang digunakan

layak dan penambahan variabel bebas kedalam model memperbaiki

model fit.

4.3.2 Pengujian Nagelkerke R Square

Setelah pengujian -2 log likelihood selesai dilakukan, maka

selanjutnya dilakukan pengujian Nagelkerke R Square. Pengujian ini

dilakukan untuk melihat seberapa besarkah variasi dari variabel terikat

(transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah)

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang diteliti (total

kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan). Hasil

(19)

Tabel 4.4

Pengujian Nagelkerke R Square Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 68,256a ,274 ,375

Sumber data: lampiran

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, nilai Nagelkerke R Square adalah

sebesar 0,375. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel terikat

(transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah)

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya (total kekayaan

daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan) sebesar 37,5%

sedangkan sisanya sebesar 62,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar

variabel bebas yang diteliti.

4.3.3 Pengujian Hosmer and Lemeshow

Pengujian yang dilakukan selanjutnya adalah pengujian Hosmer

and Lemeshow. Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis 0

bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak terdapat

perbedaan model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika

nilai pengujian Hosmer and Lemeshow test sama dengan atau kurang

dari 0,05 maka hipotesis 0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang

signifikan antara model dengan nilai observasinya, sehingga model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Sebaliknya, jika nilai

pengujian Hosmer and Lemeshow lebih besar dari 0,05 maka model

(20)

diterima karena sesuai dengan nilai observasinya sehingga hipotesis 0

diterima. Berikut adalah hasil pengujian Hosmer and Lemeshow:

Tabel 4.5

Pengujian Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 10,933 8 ,206

Sumber data: lampiran

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan nilai signifikansi

statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sebesar 0,206

yang nilainya lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model

dapat diterima karena mampu memprediksi nilai observasinya atau

sesuai dengan data observasinya.

4.4 Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial

Langkah selanjutnya adalah menguji regresi logistik secara parsial

atau menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya dengan melihat tabel variables in the equation. Pengujian hipotesis

regresi logistik dilakukan dengan memasukkan seluruh variabel bebas (total

kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan) dan juga

variabel terikat (transparansi informasi keuangan di internet oleh

pemerintahan daerah).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode enter dengan

tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah

apabila nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis yang menyatakan variabel

(21)

signifikansi > 0,05 maka hipotesis yang menyatakan variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak. Hasil pengujian regresi logistik

secara parsial dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6

Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a X1 1,467 ,594 6,099 1 ,014 4,335 1,353 13,882

X2 ,458 ,210 4,731 1 ,030 1,580 1,046 2,387

X3 -,088 ,348 ,064 1 ,800 ,916 ,463 1,811

Constant -43,512 14,555 8,937 1 ,003 ,000

Sumber data: lampiran

Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik tersebut maka dapat

diketahui persamaan logistik linear sebagai berikut:

Y = -43,512 +1,467X1 + 0,458X2 - 0,88X3+ e

Dimana:

Y = Transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah

X1 = Total kekayaan daerah

X2 = Kompetisi politik

X3 = Tingkat kependudukan

e = error

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik pada tabel 4.6 diatas,

(22)

kompetisi politik, dan tingkat kependudukan terhadap transparansi informasi

keuangan di internet oleh pemerintahan daerah dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dimana variabel bebas yang

pertama yaitu total kekayaan daerah (X1) berpengaruh positif terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Trisnawati dan Komarudin (2014) dimana mereka telah

membuktikan bahwa total kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,014

(<0,05). Dengan demikian maka hipotesis 1 yang menyatakan bahwa

total kekayaan daerah berpengaruh terhadap transparansi informasi

keuangan di internet oleh pemerintahan daerah diterima.

2. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dimana variabel bebas yang kedua

yaitu kompetisi politik (X2) berpengaruh positif terhadap transparansi

informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Trisnawati dan Komarudin (2014) dimana mereka telah

membuktikan bahwa kompetisi politik berpengaruh positif terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,030

(23)

kompetisi politik berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan

di internet oleh pemerintahan daerah diterima.

3. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dimana variabel bebas yang ketiga

yaitu tingkat kependudukan (X3) berpengaruh negatif terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Andriani (2015) dimana dia telah membuktikan bahwa tingkat

kependudukan berpengaruh negatif terhadap transparansi informasi

keuangan di internet oleh pemerintahan daerah. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,800 (>0,05). Dengan

demikian maka hipotesis 3 yang menyatakan bahwa tingkat

kependudukan berpengaruh terhadap transparansi informasi keuangan di

internet oleh pemerintahan daerah ditolak.

4.6 Pengujian Regresi Logistik Secara Simultan

Setelah dilakukan pengujian regresi logistik secara parsial, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian regresi logistik secara

simultan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (total kekayaan daerah,

kompetisi politik, dan tingkat kependudukan) secara bersama-sama.

Pengujian regresi logistik secara bersama-sama atau simultan disebut dengan

Omnimbus Test of Model Coefficient. Dalam pengujian ini semua variabel

bebas yaitu total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat

kependudukan di uji secara bersama-sama. Pengujian ini dimaksudkan untuk

(24)

ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah. Dasar

pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar daripada

0,05 maka hipotesis 4 ditolak sedangkan apabila nilai signifikansi lebih kecil

daripada 0,05 maka hipotesis 4 diterima. Hasil pengujian regresi logistik

secara simultan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Pengujian Regresi Logistik Secara Simultan Omnibus Test of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 22,098 3 ,000

Block 22,098 3 ,000

Model 22,098 3 ,000

Sumber data: lampiran

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah

sebesar 0,000. Nilai tersebut <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

4 yang menyatakan bahwa total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan

tingkat kependudukan berpengaruh secara simultan terhadap transparansi

(25)

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat kependudukan

berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap transparansi

informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah pada tahun 2014.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Hasil pengujian total kekayaan daerah secara parsial berpengaruh

terhadap transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan

daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya

telah dilakukan oleh Trisnawati dan Komarudin (2014) yang menyatakan

bahwa total kekayaan berpengaruh positif terhadap transparansi

informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

2. Hasil pengujian kompetisi politik secara parsial berpengaruh terhadap

transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah

dilakukan oleh Trisnawati dan Komarudin (2014) yang menyatakan

bahwa kompetisi politik berpengaruh positif terhadap transparansi

informasi keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

3. Hasil pengujian tingkat kependudukan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap transparansi informasi keuangan di internet oleh pemerintahan

(26)

telah dilakukan oleh Andriani (2015) yang menyatakan bahwa tingkat

kependudukan berpengaruh negatif terhadap transparansi informasi

keuangan di internet oleh pemerintahan daerah.

4. Hasil pengujian total kekayaan daerah, kompetisi politik, dan tingkat

kependudukan secara simultan terhadap transparansi informasi keuangan

di internet oleh pemerintahan daerah memiliki pengaruh yang positif.

5.2 Keterbatasan

Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih memiliki

keterbatasan yang perlu diperbaiki oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Adapun

keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu tahun pengamatan.

2. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel

bebas saja yaitu total kekayaan daerah, kompetisi politik dan tingkat

kependudukan.

3. Dalam penelitian ini, kemampuan variabel bebas untuk menjelaskan

variabel terikatnya hanya sebesar 37,5%.

5.3 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis untuk para peneliti

selanjutnya adalah:

1. Para peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas objek penelitian

(27)

2. Para peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih dari satu

tahun pengamatan untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya dalam

beberapa tahun.

3. Para peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah

variabel-variabel lainnya seperti leverage, press visibility, tingkat pendidikan, dan

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sampel
Tabel 4.2 Pengujian -2 Log Likelihood Step 0
Tabel 4.3 Pengujian  -2 Log  Likelihood Step 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

OSTD (Outsanding) : adalah nilai KUR yang masih berada pada debitur atau KUR termasuk bunga yang belum dilunasi oleh nasabah (debitur) karena belum jatuh tempo. LAPORAN

[r]

Penulis berharap dengan menggunakan AJAX pengguna tidak perlu me-load keseluruhan isi page, hal ini akan lebih meningkatkan efisiensi waktu , bandwith dan biaya, juga menghasilkan

[r]

[r]

Dari penelitian dan pembelajaran yang sudah dilakukan penulis terhadap test TOEFL yang membutuhkan banyak biaya dari pembelian modul sampai percobaan test TOEFL tersebut, maka

[r]

Berdasarkan hasil penelitian di yang telah dilaksanakan terhadap siswa kelas IV SDN Gudangkopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada pelajaran bahasa