1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki banyak sektor
pertanian dan perkebunan.Setelah dipanen umumnya produk pertanian tidak
langsung dipasarkan atau dikonsumsi. Produk pertanian ini, terutama jenis
sayuran dan buah-buahan, harus disimpan lebih dahulu di ruangan penyimpanan
dingin (cold storage) sebelum akhirnya nanti dikonsumsi atau dipasarkan. Proses
penyimpanan pada temperatur rendah ini dilakukan untuk menjaga mutu produk
tersebut agar tetap segar dan kualitasnya terjaga dengan baik. Kualitas produk
yang segar dan baik membuat harga produk pertanian menjadi lebih tinggi. Untuk
menjaga temperatur ruangan penyimpanan dingin tetap rendah maka ruangan ini
harus dilengkapi dengan mesin pendingin atau mesin refrijerasi. Fungsi mesin
refrigerasi pada ruang penyimpanan dingin ini adalah untuk menyerap panas dari
ruangan melalui evaporator dan membuangnya ke luar ruangan yang
bertemperatur lebih tinggi.
Siklus kompresi uap menggunakan beberapa komponen yaitu
evaporator,kompressor dan kondensor dan katup expansi.Beberapa komponen
tersebut bekerja dengan menggunakan energi listrik dan pemakaian energi listrik
sudah sangat meningkat dikalangan masyarakat bahkan ada daerah pertanian yang
daya listriknya kurang memadai untuk kebutuhan mereka. Ketersediaan pasokan
listrik terpasang pada Indonesia di 2014 di angka 53.585 MW,sekitar 37.280 MW
atau 70% lah yang dihasilkan PLN dan sebagian lain dihasilkan pihak swasta
seperti Independent Power Producer (IPP), Private Power Utility (PPU) dan Izin
2
Operasi (IO)1).Kondisi infrastruktur di Indonesia sangat
memprihatinkan.Kapasitas yang dimiliki sebesar 35,33 GW untuk memenuhi
kebutuhan 237 juta jiwa[1].
Situasi permasalahan listrik di Indonesia,masih adanya wilayah Indonesia
yang belum teraliri listrik membuktikan bahwa pasokan yang ada belum cukup
bagi seluruh wilayah Indonesia.Harga energi pun di Indonesia masih mengalami
fluktuasi yang cukup besar.Tarif bahan bakar minyak (BBM) merupakan hal
yang cukup sering menjadi sorotan utama, dimana hal ini membatasi akses
terhadap energi.Subsidi pun diterapkan untuk mengatasi laju kenaikan harga,
meskipun di sisi lain ada permasalahan lain yang dimunculkan akibat kebijakan
ini, termasuk terjadinya penyimpangan dalam penyebaran dan penggunaan energi
bersubsidi, sehingga pasokan yang ada tidak mencukupi kebutuhan rakyat yang
menjadi target BBM bersubsidi.Masalah pun muncul karena subsidi justru
menghalangi mekanisme pasar dalam menentukan harga dan menambah beban
anggaran pendapatan dan belanja pemerintah.
Pada zaman dahulu sebelum banyaknya penggunaan listrik di dunia, sudah
ada cara manusia untuk menyimpan makanan mereka agar dapat bertahan
beberapa waktu.Cara yang digunakan manusia seperti menyimpan didalam pot
dan cara Coolgardie safe.Coolgardie safe bisa kita sebut sebagai kulkas, kulkas
yang tanpa menggunakan listrik dan freon,sehingga menjadi alat yang hemat dan
ramah lingkungan[2].
Untuk menyimpan produk pertanian seperti sayur maka penulis menggunakan
prinsip coolgardie safe yang hemat energi dan ramah lingkungan.
3
1.2 Batasan Masalah
1. Penggunaan material kayu suren dan kain goni pada lemari pendingin.
2. Penggunaan air yang diperlukan sebagai refrijeran.
3. Penggunaan tangki aluminium sebagai wadah air.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang dimensi lemari pendingin dan tangki air.
2. Membangun lemari pendingin tanpa listrik
3. Menguji dan menganalisa performansi lemari pendingin tanpa listrik saat
dioperasikan di luar ruangan dan didalam ruangan.
4. Untuk mengetahui pengaruh penambahan pipa kapiler berisi air pada
kinerja lemari pendingin.
5. Untuk mengetahui jumlah air sebagai refrijeran yang dibutuhkan lemari
pendingin tanpa listrik.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan untuk peningkatan efisiensi energi di Indonesia.
2. Memberikan masukan bagi petani dan konsumen produk pertanian untuk
menyimpan sayur di lemari penyimpanan tanpa listrik sebagai bahan
pertimbangan.
3. Memberikan masukan untuk menghasilkan alat penyimpanan dam
pendingin sayur dengan konsep Eco Green.
4
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan skripsi ini tersusun atas lima (5) bab, yaitu :
Bab I yaitu pendahuluan,yang membahas latar belakan penulisan
skripsi,tujuan,batasan masalah,dan manfaat penulisan skripsi.
Bab II yaitu tinjauan pustaka,membahas teori-teori yang dapat mendukung
dan menjadi pedoman dalam penyusunan skripsi.Pada bab ini dibahas teori
tentang lemari pendingin,kayu suren,kain goni,air,aluminium,dan pipa
tembaga.
Bab III yaitu metodologi, yang berisikan bagaimana diagram alir
perancangan yang dimulai dari penentuan dimensi,desain lemari
pendingin,penyiapan alat dan bahan,serta perakitan lemari pendingin
Bab IV yaitu analisa dan pembahasan,yang membahas hasil perancangan.
Bab V yaitu kesimpulan dan saran, yang membahas tetntang kesimpulan
dan saran.
