GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
DAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
POLITIK DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
DISUSUN OLEH :
TIM PENGAJAR SUBJEK
Drs. H. Ondo Riyani, M.Si.
Drs. H. A. Kadir Kastella, M.Si.
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
POLITIK DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. Pengantar
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib untuk seluruh program studi pada Fakultas Politik Pemerintahan IPDN dengan beban 3 (tiga) SKS. Dalam kuliah ini dibahas tentang konsep desentralisasi dan otonomi daerah, perspektif dan tujuan desentralisasi (politik, administratif, fiskal, ekonomi, dan berkeseimbangan), tujuan desentralisasi dari perspektif negara-masyarakat (state-society relation), desentralisasi dan otonomi daerah di negara kesatuan dan negara federasi, sejarah perkembangan pemerintahan daerah dan perkembangan perundang-undangan otonomi daerah, pendekatan-pendekatan (approaches) implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, elemen dasar entitas pemerintahan daerah, pembagian kewenangan dan fungsi-fungsi dalam rangka desentralisasi, dan isu-isu kontemporer dan aktual implementasi desentralisasi dan otonomi daerah dari perspektif politik.
B. Tujuan Pembelajaran
Kuliah ini memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang politik desentralisasi dan otonomi daerah dan berbagai masalah yang erat kaitannya dengan implementasinya. Dengan mempelajari mata kuliah ini, peserta didik (praja) diharapkan dapat memahami, mampu menjelaskan, membandingkan, dan menganalisis berbagai fenomena implementasi desentralisasi dan otonomi daerah dari perspektif politik.
C. Metode Pembelajaran
Dalam upaya mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan di atas, proses belajar dan mengajar dalam mata kuliah ini akan lebih menekankan pada kombinasi antara metode lecture, tutorial, dan
case study. Metode lecture dilakukan dalam bentuk tatap muka di kelas untuk menguraikan konsep-konsep, teori, dan berbagai aturan normatif mengenai desentralisasi dan otonomi daerah serta implementasinya dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan daerah. Metode tutorial
ditekankan pada tanya jawab selama perkuliahan dan diskusi kelompok tentang tema-tema politik desentralisasi dan otonomi daerah yang aktual dan telah disepakati. Sedangkan metode case study
dilakukan dengan mendiskusikan beberapa contoh studi kasus dalam kaitannya dengan kontekstualisasi politik desentralisasi dan otonomi daerah.
Dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran sangat diharapkan partisipasi aktif dari seluruh peserta didik (praja) peserta kuliah. Dosen menjalankan fungsi sebagai fasilitator dengan mengungkapkan substansi, argumen, dan perspektif dari literatur yang dijadikan rujukan perkuliahan dan diskusi. Sedangkan peserta didik (praja) diharapkan lebih banyak belajar secara mandiri atau berkelompok dengan mendiskusikan berbagai topik dan materi yang telah dan akan dibicarakan di kelas, serta menambahkan beberapa literatur yang relevan dengan substansi materi perkuliahan. Dalam perkuliahan ini dikembangkan budaya akademik : reading ability, writing ability, speaking ability, dan accountability.
Agar proses transfer pengetahuan (transfer of knowledge) dan keterampilan (transfer of skill) dapat berkesinambungan dan terjaga dengan baik, peserta didik diharapkan untuk selalu hadir dalam pertemuan kelas. Ketidakhadiran hanya diperbolehkan kalau ada pemberitahuan sebelumnya dan atau dalam keadaan yang mendesak. Di luar itu, untuk kepentingan menjaga konsistensi dan situasi perkuliahan secara kondusif di kelas, peserta didik diharapkan tidak terlambat. Toleransi keterlambatan disepakati maksimal 15 menit.
D. Materi Mata Kuliah
Rencana perkuliahan (tatap muka) mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir dapat dilihat pada matriks GBPP dan SAP sebagai berikut:
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
MATA KULIAH : POLITIK DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAHNOMOR KODE :
DESKRIPSI SINGKAT : Dalam kuliah ini dibahas tentang konsep desentralisasi dan otonomi daerah, perspektif dan tujuan desentralisasi (politik, administratif, fiskal, ekonomi, dan berkeseimbangan), tujuan desentralisasi dari perspektif negara-masyarakat (state-society relation), desentralisasi dan otonomi daerah di negara kesatuan dan negara federasi, sejarah perkembangan pemerintahan daerah dan perkembangan perundang-undangan otonomi daerah, pendekatan-pendekatan (approaches) implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, elemen dasar entitas pemerintahan daerah, pembagian kewenangan dan fungsi-fungsi dalam rangka desentralisasi, dan isu-isu kontemporer dan aktual implementasi desentralisasi dan otonomi daerah dari perspektif politik.
STANDAR KOMPETENSI : Setelah mengikuti perkuliahan ini, peserta didik (praja) diharapkan mampu memahami, dapat menjelaskan dan membandingkan, serta menganalisis tentang konsep dan implementasi desentralisasi dan otonomi daerah dari perspektif politik. Lebih lanjut diharapkan para peserta didik memiliki deskripsi dan kemampuan analisis mengenai berbagai permasalahan dan pengembangan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia.
No. Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Media Alokasi Waktu
Sumber Bacaan
1 2 3 4 5 6 7
1 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang pengertian-pengertian : Politik, Desentralisasi, Otonomi Daerah, dan Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pengertian Politik, Desentralisasi, dan Otonomi Daerah
1.
Pengertian Politik2.
Pengertian Desentralisasi3.
Pengertian Politik Desentralisasi4.
Pengertian Otonomi Daerah5.
Pengertian Politik Desentralisasi dan Otonomi DaerahLaptop Infocust OHP Slide White-board Spidol
150 menit Miriam Budiardjo, 2008.
Austin Ranney
1996.
Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 BhenyaminHoessein,2003 Ateng Syafrudin, 2006.
S.H. Sarundajang, 2001.
2 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah 1. Konsep Desentralisasi Definisi Desentralisasi Bentuk-bentuk Desentralisasi
2. Konsep Otonomi Daerah
Definisi Otonomi Daerah
b.
Model-modelPemerintahan Daerah (the local democracy model dan the structural efficiency model) c. Esensi dan Keberhasilan Otonomi Daerah Laptop Infocust OHP Slide White-board Spidol
150 menit Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 Bhenyamin Hoessein,2003 Oentarto et al, 2004 S.H. Sarundajang, 2001.
3 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentangPerspektif Desentralisasi
Perspektif
Desentralisasi
1.
(political decentralisation Perspektif Desentralisasi Politik perspective)2.
Desentralisasi Administratif (administrative decentralisation perspective) a. Dekonsentrasi b. Delegasi c. Devolusi 3. Desentralisasi Fiskal4. Desentralisasi Ekonomi (Pasar) 5. Desentralisasi Berkeseimbangan Laptop Infocust OHP Slide White-board Spidol
150 menit Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 Sadu Wasistiono, 2010.
Jennie Litvack dan Jessica Seddon, 1999. Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessein, 2001
S.H. Sarundajang, 2001.
4 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentangtujuan Desentralisasi dari Perspektif Desentralisasi Politik
Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desentralisasi Politik)
1.
Kepentingan Pemerintah Pusata.
Pendidikan Politik (political education)b.
Pelatihan Kepemimpinan (to provide training in political leadership)c.
Stabilitas Politik (to create political stability)2.
Kepentingan Pemerintah Daeraha.
Persamaan Politik (political equality)b.
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (local accountability)c.
Responsivitas Pemerintah Daerah (local responsiveness) Laptop Infocust OHP Slide White-board Spidol150 menit Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963. Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessein, 2001.
Syarif Hidayat, 2006. S.H. Sarundajang, 2001.
5 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang tujuan Desentralisasi dari Perspektif Desentralisasi Administratif Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desentralisasi Administratif)
1. Efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah
2.
Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan public good and services3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Laptop Infocust OHP White-board Spidol
150 menit Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Syarif Hidayat, 2006 Bhenyamin Hoessein, 2001. Syarif Hidayat, 2006 Sadu Wasistiono, 2010.
Jennie Litvack dan Jessica Seddon, 1999
S.H. Sarundajang, 2001.
6 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang tujuan Desentralisasi dari Perspektif Hubungan Negara-Masyarakat (State-Society Relation) Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Hubungan Negara-Masyarakat ( State-Society Relation) 1. Kepentingan Nasional a. Mempertahankan dan memperkuat integrasi bangsa b. Sarana untuk training bagi calon-calon pemimpin nasional
c. Mempercepat
pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
2. Kepentingan Daerah
a.
Mewujudkandemokratisasi di tingkat lokal (political equality, local accountability, dan local responsiveness)
b. Peningkatan pelayanan publik
c.
Menciptakan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Laptop Infocust OHP White-board Spidol150 menit Syarif Hidayat, 2006 Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983
7 Peserta didik (praja) dapat memahami ,menjelaskan dan membandingkan tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan dan Negara Federal Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan dan Negara Federal 1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan
2. Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Federal
Laptop Infocust OHP White-board Spidol 1 x 150
menit Syaukani HR, Afan Gaffar dan M.Ryaas Rasyid, 2002
Hasrat Arief Saleh, 2009.
Agus Pramusinto, 2008.
Rozali Abdullah, 2000.
8 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Sejarah Perkembangan
Sejarah Perkembangan Desentralisasi dan 1. Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia 2. Perkembangan UU Laptop Infocust OHP
150 menit Josef Riwu Kaho, 1997
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Otonomi Daerah di Indonesia Otonomi Daerah (1945 s.d. sekarang) White-board Spidol J. Kaloh, 2002 S.H. Sarundajang, 2001. Sujamto, 1990 9 Peserta didik (praja) dapat
memahami dan menjelaskan tentang Pendekatan Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Pendekatan Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah
1. Hubungan Kekuasaan antara Pemerintah Pusat-Daerah 2. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah Laptop Infocust OHP White-board Spidol
150 menit Tri Ratnawati dan Ikrar Nusa Bhakti, 2001.
Bagir Manan, 1994. Dede Mariana dan Caroline Paskarina, 2008 Djohermansyah Djohan, 2001. Sadu Wasistiono, 2003 Ahmad Erani Yustika, 2008 S.H. Sarundajang, 2001.
10 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Elemen Dasar Entitas Pemerintahan Daerah Elemen Dasar Entitas Pemerintahan Daerah
1.
Urusan Pemerintahan (function)2.
Kelembagaan (institution)3.
Kepegawaian (personnel)4.
Keuangan Daerah (local finance)5.
Perwakilan Daerah (representation)6.
Pelayanan Publik (public service)7.
Pengawasan(contro l/supervision) Laptop Infocust OHP White-board Spidol150 menit Dede Mariana dan Caroline Paskarina, 2008. S.H. Sarundajang, 2001. Sadu Wasistiono, 2003 Andy Ramses M, 2007. Ahmad Erani Yustika, 2008 PP 38/2007
memahami dan menjelaskan tentang Pembagian Kewenangan dan Fungsi-fungsi dalam rangka Desentralisasi
Kewenangan dan Fungsi-fungsi dalam rangka Desentralisasi
Rumah Tangga Daerah) 2. Desentralisasi Simetrik dan Asimetrik
3. Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Masyarakat 4. Pembagian Urusan Pemerintahan
a.
Teori/Kerangka Pembagian Urusan Pemerintahanb.
Kriteria Pembagian Urusan Pemerintahan Infocust OHP White-board Spidol 2003. Ateng Syafrudin, 1993 Made Suwandi, 2007 Bagir Manan, 1994 PP 38/200712 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Isu-isu Kontemporer dalam Pembagian Urusan Pemerintahan (Studi Kasus)
Isu-isu Kontemporer dalam Pembagian Urusan Pemerintahan (Studi Kasus)
1. Masalah konseptual dalam Pembagian Urusan Pemerintahan 2. Konflik antar Susunan Pemerintahan dalam Pembagian Urusan Pemerintahan
3. Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat Laptop Infocust OHP White-board Spidol
150 menit Made Suwandi, 2007 Sadu Wasistiono, 2002 Syamsudin Haris, 2002. Riswanda Imawan, 2002 PP 38/2007 Naskah Revisi UU 32/2004
13 Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus)
1.
Pembentukan Daerah Otonom Baru dan Penataan Wilayah 2. Pemilihan Kepala Daerah 3. UU Otonomi dan Integrasi Nasional Laptop Infocust OHP White-board Spidol150 menit
Sadu Wasistiono
dan Ondo Riyani
(eds), 2001
Ramlan Surbakti,
2008.
Andy Ramses,
2008.
Tamrin Amal
Tomagola, 2008
Abdul Gaffar
Karim (ed), 2003.
Made Suwandi,
2007
Dede Mariana dan
Caroline Paskarina,
2008.
Naskah Revisi UU
32/2004
14. Peserta didik (praja) dapat memahami dan menjelaskan tentang Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus)
1. Kedudukan dan Fungsi DPRD 2. Akuntabilitas Pemerintahan Daerah
3.
Kebijakan Otonomi Khusus di Indonesia :a. Sejarah Politik
b. Makna Otonomi Khusus
c. Otonomi Khusus : Aceh, Papua, dan Jakarta
d. Otonomi Khusus (Istimewa) Yogyakarta Laptop Infocust OHP White-board Spidol 150 menit B.N. Marbun, 2005.
Sadu Wasistiono
dan Ondo Riyani
(eds), 2001
S.H. Sarundajang, 2001.Abdul Gaffar
Karim (ed), 2003.
Siswanto Sunarso,
2005
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
MATA KULIAH : POLITIK DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH KODE MATA KULIAH :SEMESTER : VII (TUJUH)
BEBAN SKS : 3 (TIGA) WAKTU : 150 MENIT HARI/TANGGAL : TAHUN AKADEMIK : 2011/2012 Perte-muan ke Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
Kegiatan Belajar Mengajar Media Sumber Bacaan Kegiatan Dosen Kegiatan Praja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I Memberikan pemahaman tentang pengertian : Politik, Desentralisasi, dan Otonomi Daerah Memberikan pemahaman tentang pengertian : Politik, Desentralisasi, Politik Desentralisasi, Otonomi Daerah, Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah Pengertian Politik, Desentralisasi, dan Otonomi Daerah 1. Pengertian Politik 2. Pengertian Desentralisasi 3. Pengertian Politik Desentralisasi 4. Pengertian Otonomi Daerah 5. Pengertian Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi Laptop Info-cust OHP Slide White-board Spidol Miriam Budiardjo, 2008.
Austin
Ranney 1996.
Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 Bhenyamin Hoessein, 2003 Ateng Syafrudin,2006. S.H. Sarun-dajang, 2001. II Memberikan pemahaman tentang Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Memberikan pemahaman tentang konsep-konsep : desentralisasi, otonomi daerah, esensi dan keberhasilan otonomi daerah Konsep Desentralisasi dan Otonomi Daerah 1. Konsep Desentralisasi a. Definisi Desentralisasi b. Bentuk-bentuk Desentralisasi 2. Konsep Otonomi Daerah a. Definisi Otonomi Daerah
b.
Model-model Pemerintahan Daerah (the local democracy modeldan the structural efficiency model) 3. Esensi dan Keberhasilan Otonomi Daerah Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 Bhenyamin Hoessein, 2003 Oentarto et al, 2004 Sarundajang, 2001. III Memberikan pemahaman tentang Perspektif Desentralisasi Memberikan pemahaman tentang Perspektif desentralisasi politik, administratif, fiskal, ekonomi (pasar), dan berkeseimbangan. Perspektif
Desentralisasi
1.
Desentralisasi Perspektif Politik (political decentralisation perspective)2.
Desentralisasi Administratif (administrative decentralisation perspective) a. Dekonse ntrasi Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Diana Conyer, 1984. Parson, 1961 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Slater, 1990 Sadub. Delegasi c. Devolusi 3. Desentralisasi Fiskal 4. Desentralisasi Ekonomi (Pasar) 5. Desentralisasi Berkeseimbangan Wasistiono, 2010. Jennie Litvack dan Jessica Seddon, 1999. Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessein, 2001 S.H. Sarundajang, 2001. IV Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desentralisasi Politik) Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Desentralisasi Politik, baik dari kepentingan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desentralisasi Politik)
1.
Kepentingan Pemerintah Pusat :a.
Pendidikan Politik (political education)b.
Pelatihan Kepemimpinan (to provide training in political leadership)c.
Stabilitas Politik (to create political stability) 2. Kepentingan Pemerintah Daerah :a.
Persamaan Politik (political equality)b.
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (local accountability)c.
Responsivitas Pemerintah Daerah (local Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak,diskusi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963. Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Syarif Hidayat dan Bhenyamin Hoessein, 2001. Syarif Hidayat, 2006. S.H. Sarundajang, 2001.
responsiveness) V Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desen-tralisasi Administratif) Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Desentralisasi Administratif Tujuan Desentralisasi (Perspektif Desentralisasi Administratif) 1. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah
2.
Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakanpublic good and services 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985 Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 Syarif Hidayat, 2006 Bhenyamin Hoessein, 2001. Syarif Hidayat, 2006 Sadu Wasistiono, 2010. Jennie Litvack dan Jessica Seddon, 1999 S.H. Sarundajang, 2001. VI Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Hubungan Negara-Masyarakat ( State-Society Relation) Memberikan pemahaman tentang Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Hubungan Negara-Masyarakat ( State-Society Relation), baik bagi Tujuan Desentralisasi dari Perspektif Hubungan Negara-Masyarakat (State-Society Relation) 1. Kepentingan Nasional a. Mempertahankan dan memperkuat integrasi bangsa b. Sarana untuk training bagi calon-calon pemimpin nasional Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, presentasi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Syarif Hidayat, 2006 Diana Conyer, 1984. Maddick, 1963 Mawhood, 1987 B.C. Smith, 1985
kepentingan nasional maupun kepentingan daerah c. Mempercepat pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran rakyat 2. Kepentingan Daerah
a.
Mewujudkan demokratisasi di tingkat lokal (political equality, local accountability, dan local responsiveness) b. Peningkatan pelayanan publik c. Menciptakan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Dennis A. Rondinelli dan G. Shabbir Cheema, 1983 VII Memberikan pemahaman tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan dan Negara Federal Memberikan pemahaman tentang desentralisasi dan otonomi daerah di negara kesatuan dan di negara federal Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan dan Negara Federal 1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Kesatuan 2. Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Negara Federal Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, membuat tugas terstruktur dan presentasi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Syaukani HR, Afan Gaffar dan M.Ryaas Rasyid, 2002 Hasrat Arief Saleh, 2009. Agus Pramusinto, 2008. Rozali Abdullah, 2000.Ujian Tengah Semester (UTS) VIII Memberikan pemahaman tentang Sejarah Perkembangan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Memberikan pemahaman tentang Sejarah pemerintahan daerah di Indonesia dan perkembangan UU Otonomi Daerah sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang Sejarah Perkembangan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia 1. Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia 2. Perkembangan UU Otonomi Daerah (1945 s.d. sekarang) Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, presentasi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Josef Riwu Kaho, 1997 Bagir Manan, 1994 J. Kaloh, 2002 S.H. Sarundajang, 2001. Sujamto, 1990 IX Memberikan pemahaman tentang Pendekatan Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Memberikan pemahaman tentang hubungan kekuasaan antra Pemerintah Pusat-Daerah, dan Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah Pendekatan Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah 1. Hubungan Kekuasaan antara Pemerintah Pusat-Daerah 2. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Tri Ratnawati dan Ikrar Nusa Bhakti, 2001. Bagir Manan, 1994. Dede Mariana dan Caroline Paskarina, 2008 Djohermansyah Djohan, 2001. Sadu Wasistiono, 2003 Ahmad Erani Yustika, 2008 S.H. Sarundajang, 2001. X Memberikan pemahaman tentang Elemen Dasar Entitas Pemerintahan Daerah Memberikan pemahaman tentang urusan pemerintahan, Elemen Dasar Entitas Pemerintahan Daerah
1.
Urusan Pemerintahan (function)2.
Kelembagaan Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak,diskusi Laptop Info-cust OHP Dede Mariana dan Caroline Paskarina, 2008.
kelembagaan, kepegawaian, keuangan daerah, perwakilan daerah, pelayanan publik, dan pengawasan (institution)
3.
Kepegawaian (personnel)4.
Keuangan Daerah (local finance)5.
Perwakilan Daerah (representation)6.
Pelayanan Publik (public service)7.
Pengawasan(cont rol/supervision) White-board Spidol S.H. Sarundajang, 2001. Sadu Wasistiono, 2003 Andy Ramses M, 2007. Ahmad Erani Yustika, 2008 XI Memberikan pemahaman tentang Pembagian Kewenangan dan Fungsi-fungsi dalam rangka Desentralisasi Memberikan pemahaman tentang sistem otonomi atau ajaran rumah tangga daerah, desentralisasi simetrik dan asimetrik, pembagian kewenangan, dan pembagian urusan pemerintahan Pembagian Kewenangan dan Fungsi-fungsi dalam rangka Desentralisasi 1. Sistem Otonomi (Ajaran Rumah Tangga Daerah) 2. Desentralisasi Simetrik dan Asimetrik 3. Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Masyarakat 4. Pembagian Urusan Pemerintahan a. Teori/Ke rangka Pembagian Urusan Pemerintahanb.
Kriteria Pembagian Urusan Pemerintahan Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, membuat tugas terstruktur Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Sadu Wasistiono, 2003. Ateng Syafrudin, 1993 Made Suwandi, 2007 Bagir Manan, 1994XII Memberikan pemahaman tentang Isu-isu Kontemporer dalam Pembagian Urusan Pemerintahan (Studi Kasus) Memberikan pemahaman tentang masalah konseptual dalam pembagian urusan pemerintahan, konflik yang terjadi antar susunan pemerintahan dalam pembagian urusan pemerintahan, dan peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di daerah Isu-isu Kontemporer dalam Pembagian Urusan Pemerintahan (Studi Kasus) 1. Masalah konseptual dalam Pembagian Urusan Pemerintahan 2. Konflik antar Susunan Pemerintahan dalam Pembagian Urusan Pemerintahan 3. Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, presentasi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol Made Suwandi, 2007 Sadu Wasistiono, 2002 Syamsudin Haris, 2002. Riswanda Imawan, 2002 XIII Memberikan pemahaman tentang Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) Memberikan pemahaman tentang pembentukan daerah otonom baru dan penataan wilayah, pemilihan kepala daerah, UU Otonomi dan Integrasi Nasional Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) 1. Pembentukan Daerah Otonom Baru dan Penataan Wilayah 2. Pemilihan Kepala Daerah 3. UU Otonomi dan Integrasi Nasional Menjelaskan, memandu diskusi Menyimak, diskusi, presentasi Laptop Info-cust OHP White-board Spidol
Sadu
Wasistiono
dan Ondo
Riyani (eds),
2001
Ramlan
Surbakti,
2008.
Andy Ramses,
2008.
Tamrin Amal
Tomagola,
2008
Abdul Gaffar
Karim (ed),
2003.
Made
Suwandi,
2007
Dede Mariana
dan Caroline
Paskarina,
2008.
XIV Memberikan pemahaman tentang Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) Memberikan pemahaman tentang Isu-isu Kontemporer dalam Implementasi Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Studi Kasus) 1. Kedudukan dan Fungsi DPRD 2. Akuntabilitas Pemerintahan Daerah3.
Kebijakan Otonomi Khusus di Indo- nesia : a. Sejarah Politik b. Makna Otonomi Khususc.
Otonomi Khusus : Aceh, Papua, dan Jakarta 4. Otonomi Khusus (Istimewa) Yogyakarta Menjelaskan, memandu diskusi dan presentasi Menyimak, diskusi, presentasi Laptop Infocus OHP White-board Spidol B.N. Marbun, 2005.Sadu
Wasistiono
dan Ondo
Riyani (eds),
2001
Sarundajang, 2001.Abdul Gaffar
Karim (ed),
2003.
Siswanto
Sunarso, 2005
Sumber Bacaan :
Abdullah, Rozali, 2000.
Pelaksanaan Otonomi Luas & Isu Federalisme Sebagai Suatu
Alternatif
, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Abdurrahman, 1987.
Beberapa Pemikiran Tentang Otonomi Daerah
, Melton Putra, Jakarta.
Cheema, G. S., dan D.A. Rondinelli (ed.), 1983.
Decentralization and Development : Policy
Implementation in Developing Countries
, Beverly Hills, Sage.
Davey, Kenneth, 1989.
Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia
, UI Press, Jakarta.
Devas, Nick et al, 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, UI Press, Jakarta
Djohan, Djohermansyah. 2006.
Desentralisasi Asimetrik di Aceh
, Jurnal Ilmu Pemerintahan
MIPI, Edisi 22, Jakarta.
---, 2001.
Masalah Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Penyelenggaraan Otonomi
Daerah
, Jurnal Ilmu Pemerintahan MIPI, Edisi 14, Jakarta
Conyer, Diana. 1986. Decentralization and Development : A Framework for Analysis
Eko, Sutoro et. Al. 2005.
Prakarsa Desentralisasi dan Otonomi Desa
, IRE Press, Yogyakarta.
Haynes, Robert J. 1980.
Organisation Theory and Local Government
, The New Local
Government Series 19, George Allen and Unwin, Boston-Sidney.
Hidayat, Syarif. 2006. Membangun Format Baru Otonomi Daerah, LIPI Press dan Obor,
Jakarta.
---, Syarif dan Bhenyamin Hoessein, 2001.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah :
Perspektif Teoritis dan Perbandingan
, dalam Syamsudin Haris et al, 2001,
Paradigma
Baru Otonomi Daerah
, Pusat Penelitian Politik LIPI (P2P-LIPI), Jakarta.
Hoessein, Bhenyamin, 2003.
Otonomi dan Pemerintahan Daerah : Tinjauan Teoretik
, PPW
LIPI, Jakarta
Jimung, Martin. 2005.
Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif Otonomi
Daerah
, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Litvack, Jennie and Jessica Seddon (ed.), 1999.
Decentralization : Briefing Noefing Notes
,
World Bank Institute.
Kaho, Josef Riwu. 1988.
Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia
,
Identifikasi
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraannya
, Rajawali Pers, Jakarta.
Kaloh. J., 2002.
Mencari Bentuk Otonomi Daerah : Suatu Solusi dalam Menjawab Kebutuhan
Lokal dan Tantangan Global
, Rineka Cipta, Jakarta.
Karim, Abdul Gaffar (eds),
Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia
, Pustaka
Pelajar dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM, Yogyakarta.
Maas, Arthur (ed), 1959.
Area and Power : A Theory of Local Government
, The Free Press,
Glencoe, Illinois.
Made Suwandi, 2007.
Grand Design Penataan Otonomi Daerah
, Jurnal Ilmu Pemerintahan
MIPI, Edisi 24, Jakarta.
Maddick, Henry. 1963.
Democracy, Decentralization and Development
, Asia Publishing
House, London.
---, 1994.
Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945
, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Marbun, BN, 2005.
DPRD dan Otonomi Daerah, Setelah Amandemen UUD 1945 dan UU
Otonomi Daerah 2004
, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Muluk, M.R. Khairul, 2007.
Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah
(Sebuah Kajian dengan Pendekatan Berpikir Sistem
), Bayumedia Publishing, Malang.
Mariana, Dede dan Caroline Paskarina, 2008.
Demokrasi & Politik Desentralisasi
, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002.
Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah
, Penerbit Andi, Yogyakarta
Mawhood, P. 1987.
Local Government in The Third World : The Experience of Tropical
Africa
, John Wiley & Sons, Chicheser.
Nasution, Arif. 2000.
Demokratisasi dan Problema Otonomi Daerah
, Mandar Maju, Bandung.
Oentarto, I Made Suwandi, Dodi Riyadmadji, 2004.
Menggagas Format Otonomi Daerah
Masa Depan
, Samitra Media Utama, Jakarta.
Pamuji, S., 1986.
Pelaksanaan Asas Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Dalam Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
, dalam Jurnal Ilmu Politik 1,
Gramedia, Jakarta.
Ramses, Andy M dan Yosmardin, 2006.
Politik Desentralisasi dan Desentralisasi Asimetris
,
Jurnal Ilmu Pemerintahan MIPI, Edisi 22, Jakarta.
Ramses, Andy. 2008.
Pengaturan Kedudukan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Daerah
,
Jurnal Ilmu Pemerintahan MIPI, Edisi 26, Jakarta.
Ranney, Austin. 1996.
Governing : an Introduction to Political Science
, Prentice Hall, New
Jersey
Rasyid, M. Ryaas, 2001.
Kebijakan Otonomi Daerah : Konsep, Implementasi, Masalah
, Jurnal
Ilmu Pemerintahan MIPI, Edisi 14, Jakarta.
Ratnawati, Tri dan Ikrar Nusa Bhakti, 2001.
Hubungan Pusat-Daerah di Indonesia : Perspektif
Sejarah,
P2P LIPI, Jakarta.
Rondinelli, D.A., 1990.
Decentralisation, Territorial Power and the State : A Critical
Response,
Developing and Change, Volume 21.
---, D.A., et al., 1989.
Analyzing Decentralisation Policies in Developing Countries : a
Political-Economy Framework,
Developing and Change, Volume 20.
Rondinelli, D.A., John R. Nellis, G. Shabbir Cheema, 1983.
Decentralization in Developing
Countries : A Review of Recent Experience,
The World Bank, Washington D.C.
Ruland, J., 1993.
Urban Development in Southeast Asia : Regional Cities and Local
Government
, Westview Press, Boulder.
Sarundajang, S.H., 2001.
Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah
, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Slater, D., dan J. Watson (1989)
Democratic Decentralization or Political Consolidation : The
Case of Local Government Reform in Karnataka
, Public Administration and
Development, Volume 9.
Slater, D., 1989.
Territorial Power and The Peripheral State : Issue of Decentralization
,
Developing and Change, Volume 20 No. 3
---, 1990.
Debating Decentralization : A Reply to Rondinelli
, Development and
Change, Volume 21.
Sujamto, 1990.
Otonomi Daerah yang Nyata dan Bertanggung Jawab
, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Sunarso, Siswanto. 2005.
Hubungan Kemitraan Badan Legislatif dan Eksekutif di Daerah
,
Mandar Maju, Bandung.
Surbakti, Ramlan. 2008.
Pemilu Kepala Daerah dan Calon Perseorangan: Urgensinya dalam
Demokratisasi,
Jurnal Ilmu Pemerintahan MIPI, Edisi 26, Jakarta.
Syafrudin, Ateng. 1993.
Pengaturan Koordinasi Pemerintahan di Daerah
, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
---, 2006. Kapita Selekta :
Hakikat Otonomi dan Desentralisasi dalam Pembangunan
Daerah.
Rasyid, M. Ryaas, 2002.
The Policy of Decentralization in Indonesia
, Paper prepared for GSU
Conference : Can Decentralization Help Rebuild Indonesia, Atlanta, Georgia.
Syaukani HR, Afan Gaffar, M. Ryaas Rasyid, 2002.
Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan
,
Pustaka Pelajar dan Puskap, Jakarta.
Tomagola, Tamrin Amal, 2008.
Polarisasi Politik Lokal dan Konflik Pilkada
(Perbandingan
Kasus Maluku Utara dengan Sumatera Selatan),
Jurnal Ilmu Pemerintahan, Edisi 26,
Jakarta.
Wasistiono, Sadu. 2003.
Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
, Edisi Kedua,
Fokus Media, Bandung
---, 2010.
Menuju Desentralisasi Berkeseimbangan
, dalam ”Dasawarsa Kedua
Otonomi Daerah : Evaluasi dan Prospek”, Jurnal Ilmu Politik, AIPI, Nomor 21, Jakarta.
Wasistiono, Sadu dan Ondo Riyani (eds), 2001.
Etika Hubungan Legislatif-Eksekutif dalam
Pelaksanaan Otonomi Daerah,
Fokus Media, Bandung.
Yluisker, P., 1959. Some Criteria for a Proper Aerial Division of Government Power, in A.
Maas (ed) Aerial Power : Theory of Local Government, The Free Press, New York.
Yustika, Ahmad Erani, 2008.
Desentralisasi Ekonomi di Indonesia, Kajian Teoritis dan
Realitas Empiris,
Bayu Media Publishing, Malang
E. Sistem Evaluasi
Sebagai dasar kelulusan praja dalam mata kuliah ini digunakan sistem penilaian sebagai berikut: Nilai Ujian Tengah Semester 25%
Nilai Ujian Akhir Semester 50% Nilai Tugas Terstruktur 15%
Kehadiran 10% (dari jumlah perkuliahan riil yang dilakukan)