1 COMPARATIVE STUDY OF TWO HARBOUR TUG VOITH WATER TRACTOR AND AZIMUTH STERN DRIVE TUG TECHNICALLY AND ECONOMICALLY FOR MUARA
KARANG LNG TERMINAL Thomas Yulius*1, Wasis Dwi Aryawan2 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS-Surabaya. 2
Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS-Surabaya.
Abstrak
PT Nusantara Regas bermaksud untuk mengembangkan dan mengoperasikan Floating Storage and
Regasification Terminal (FSRT) yang terletak di Muara Karang, Jawa Barat, untuk memasok gas
untuk Muara Karang dan Pembangkit Listrik Tanjung Priok. Dalam rangka mendukung penanganan kapal (berthing dan unberthing) dibutuhkan kapal tunda pelabuhan untuk membantu LNG carrier bersandar di Floating Storage and Regasofocation Unit (FSRU). Laporan tugas akhir ini menyajikan sebuah studi komparatif dua jenis tug yang kompeten dalam menangani LNG carrier tersebut yaitu
Azimuth Stern Drive (ASD) dan Voith Water Tractor (VWT) Terminal LNG Muara Karang. Tugas
akhir terutama didasarkan pada survei literatur yang tersedia di domain publik kemudian dilakukan perbandingan antara data – data yang didapat, lalu diproses menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process (AHP) dengan engineering judgement dalam menentukan tingkat kepentingan dan pemilihan tug boat. Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini adalah VWT lebih unggul daripada ASD pada saat
aspek performance kapal diutamakan dengan bobot masing – masing ASD sebesar 40,1% dan VWT sebesar 59,9%. Namun, ketika aspek ekonomis diutamakan ASD lebih unggul daripada VWT dengan bobot ASD sebesar 51,6% dan VWT sebesar 48,4%.
Kata kunci: Studi komparatif, Harbour Tug, Voith Water Tractor , Azimuth Stern Drive, Analytic
Hierarchy Process
1. PENDAHULUAN
PT Nusantara Regas bertujuan membangun dan mengoperasikan FSRT (Floating Storage and Regasification Terminal) untuk LNG yang terletak di Muara Karang. Dalam pengoperasian FSRT dibutuhkan tug boat dalam membantu olah gerak kapal yang hendak bersandar dan berlabuh di terminal tersebut. Dalam pengoperasiannya perusahaan ini menginginkan sebuah tug boat yang dapat melakukan operasi yang aman dan menjamin keselamatan dengan harga yang sepadan.
Dalam dunia perkapalan terdapat dua buah jenis tug boat berdasarkan sistem propulsinya yang mampu bekerja dengan baik di sebuah FSRT yaitu Azimuth Stern Drive (ASD) tug and Voith-Schneider Propeller atau Voith Water Tractor (VWT) tug.
Oleh sebab itu akan dilakukan studi perbandingan antara penggunaan ASD tug dan VWT tug dalam aspek teknis dan aspek ekonomis untuk mengetahui jenis tug boat yang paling berkompeten saat digunakan dalam membantu operasi FSRT tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Tug Boat
Tugboat yang akan digunakan oleh FSRU dalam membantu berthing/unberthing kapal yang bersandar adalah ASD (Azimuth Stern Drive) tug atau VWT (Voith Water Tractor) tug, berikut penjelasan kedua jenis tug tersebut (Warsash Maritime Centre, 2001) :
(1). Azimuth Stern Drive (ASD) Tug
ASD tug merupakan tug dengan sistem propulsi yang dapat bergerak 360 derajat. Propulsi utamanya terdiri dari dua unit azimuth propeller yang memiliki bentuk kort-nozzle namun dapat bergerak 360o sehingga kapal memiliki manuver yang handal.
2 operasional tetapi memiliki olah gerak yang lebih baik. Tug jenis ini bisa memiliki dua towing winch untuk melakukan towing, yaitu pada bagian haluan dan midship. ASD tug memiliki potensi yang sangat baik dalam melakukan operasi push-pull mode.
Untuk cara operasional menggunakan bagian midship, ASD tug memiliki cara yang sama dengan VWT namun resiko terjadi kecelakaan lebih tinggi karena dapat menyebabkan propeller terangkat dan mengurangi kemampuan maneuver kapal. (Peels Port Group,2010)
(2). Voith Water Tractor Tug
Voith merupakan tug dengan propulsi yang berlokasi pada 0.3xLOA, karena itu disebut sebagai tractor tug. Letak towing pada tug ini berada pada bagian stern kapal.
Dikarenakan memiliki sistem propulsi yang terletak di 0.3xLOA, saat melakukan towing VWT tug memiliki resiko kecelakaan yang kecil dan propeller tidak akan terangkat seperti halnya ASD tug dan tug konvensional. VWT diciptakan untuk memenuhi tujuan utama dalam shiphandling, manuver dan keselamatan dalam operasi (Peels Port Group,2010).
Tug ini juga memiliki airfoil berupa skeg yang berada pada bagian ujung lambung sampai di dekat propeller. Foil ini berfungsi untuk meningkatkan gaya angkat dan sangat penting dalam menahan gaya samping saat tug melakukan berthing/unberthing. Kelemahan yang disebabkan oleh adanya foil adalah lebih kecilnya bollard pull yang dihasilkan pada VWT tug dibanding ASD tug saat power mesin yang diberikan sama.
2.2. Analytic Hierarchy Process (AHP)
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak berstruktur dipecahkan ke dalam kelompok - kelompoknya. Kemudian kelompok - kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan, yaitu: • Pada saat penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek dari
tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub tujuan tersebut.
• Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horisontal maupun vertikal.
• Untuk itu, sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hirarki tujuan yang lebih rendah, maka dilakukan tes kepentingan, ”apakah suatu tindakan/hasil yang terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak dilibatkan dalam proses evaluasi?”
Tabel 2.2 Tabel penilaian AHP (Sumber : Saaty, 1990)
Intensitas
Kepentingan Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang
lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen
3 lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen
lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain
memiliki tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2, 4, 6, 8
Nilai - nilai antara dua nilai pertimbangan -
pertimbangan yang berdekatan
Nilai diberikan bila ada dua kompromi diantara
dua pilihan 3. METODOLOGI PENELITIAN Biaya Operasi Biaya Pembangunan Perbandingan Pengumpulan Data Voith-Water Tractor dan Azimuth Stern Drive
Metodologi
Analisa Data Manuver
Analisa Data dan Persamaan linier
Analytic Hierarchy Process Bollard pull Tug in wave ventilation risk Analisa Data Floating debris Studi literature Studi literature Work breakdown structure Faktor Teknis Faktor Ekonomis Sarat Lebar Panjang Analisa Data Analisa Data Kesimpulan
4 Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian
4. Studi Komparatif Teknis dan Ekonomis ASD dan VWT 4.1. Studi Komparatif Teknis
(1). Manuver
Berikut table perbandingan dan bobot pada perbandingan maneuver antara kedua jenis tug boat :
Tabel 4.1 Perbandingan antara ASD dan VWT dan bobot ASD
Tabel 4.2 Perbandingan antara ASD dan VWT dan bobot VWT
(2). Bollard Pull
Berikut ini table perbandingan bollard pull kedua jenis tug pada daya tertentu dan bobot dari kedua jenis tug tersebut :
Tabel 4.3 Perbandingan Bollard pull ASD dan VWT pada power tertentu
(3). Thrust pada saat terjadi ventilasi
Berikut perbandingan thrust antara ASD dan VWT saat terjadi ventilasi dengan perbandingan H/D (H = tinggi ventilasi, D = tinggi propeller) :
Tabel 4.4 Perhitungan bobot pada thrust
ASD VWT Bobot [1‐(rata‐rata waktu ASD)/(rata ‐ rata waktu asd+vwt)] Manuver 1 0.86 0.14 0.14 Manuver 2 0.76 0.24 0.24 Manuver 3 0.69 0.31 0.31 0.23 Bobot rata ‐ rata ASD ASD VWT Bobot [1‐(rata‐rata waktu VWT)/(rata ‐ rata waktu asd+vwt)] Manuver 1 0.86 0.14 0.86 Manuver 2 0.76 0.24 0.76 Manuver 3 0.69 0.31 0.69 0.77 Bobot rata ‐ rata VWT 2000 hp 3000 hp 4000 hp 5000 hp 2000 hp 3000 hp 4000 hp 5000 hp ASD 25 37 54 64.5 0.520833 0.528571 0.556701 0.565789 VWT 23 33 43 49.5 0.479167 0.471429 0.443299 0.434211
Bollard Pull Pada Perbandingan BP Pada Perbandingan
Rata ‐Rata 0.54 0.46
5 (4). Perbandingan Sarat Kapal
Berikut ini perbandingan sarat antara ASD dan VWT, dimana sarat mempengaruhi kemungkinan kapal mengalami grounding.
Tabel 4.5 Perhitungan bobot pada penilaian sarat kapal
(5). Perbandingan Lebar Kapal
Berikut ini perbandingan lebar antara ASD dan VWT :
Tabel 4.6 Perhitungan bobot pada lebar kapal
(6). Perbandingan Panjang Kapal
Berikut ini perbandingan panjang kapal :
Tabel 4.7 Perhitungan bobot pada panjang kapal
4.2. Studi Komparatif Ekonomis
Dalam faktor ekonomis diperhatikan pengeluaran biaya dalam pembangunan kapal dan operasional kapal. Berikut perbandingan antara biaya pembangunan dan biaya operasional :
Tabel 4.8 Perhitungan bobot pada biaya pembangunan
H/D VWT ASD 0 0.50 0.50 0.1 0.74 0.26 0.2 0.85 0.15 0.3 0.86 0.14 0.4 0.86 0.14 0.5 0.86 0.14 0.6 0.86 0.14 0.7 0.86 0.14 0.8 0.86 0.14 0.9 1.00 0.00 Bobot 0.83 0.17 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP ASD 3.26 3.50 3.78 5.24 0.44 0.43 0.42 0.52 VWT 4.20 4.63 5.14 4.88 0.56 0.57 0.58 0.48 0.45 0.55 Bobot rata ‐ rata Sarat Kapal (m) Pada Bobot (sarat /jumlah sarat ASD & VWT) 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP ASD 7.60 8.50 9.70 11.18 0.46 0.46 0.46 0.50 VWT 8.77 9.92 11.33 11.00 0.54 0.54 0.54 0.50 Lebar Kapal (m) Pada Bobot (Lebar /jumlah lebarASD & VWT) pada Bobot rata ‐ rata 0.47 0.53 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP 2000 BHP 3000 BHP 4000 BHP 5000 BHP ASD 20.00 24.00 30.03 26.86 0.41 0.44 0.47 0.48 VWT 28.67 30.22 33.41 29.07 0.59 0.56 0.53 0.52 0.55 Bobot rata ‐ rata Panjang Kapal (m) Pada Bobot (Lebar /jumlah lebar asd & VWT) 0.45
6
Tabel 4.9 Perhitungan bobot pada biaya operasional
4.3. Analytic Hierarchy Process
1. Perbandingan Berpasangan Pada Tingkat Kriteria
Perbandingan berpasangan adalah dasar sebuah AHP, sehingga pada tahap ini dilakukan perbandingan berpasangan antara performance, pengaruh kondisi lingkungan dan ekonomis. Dalam penentuan niali kepentingan diberikan enam kondisi yaitu :
Tabel 4.10 Perbandingan berpasangan pada kondisi pertama (performance-lingkungan-ekonomis)
Tabel 4.11 Perbandingan berpasangan pada kondisi kedua (performance – ekonomis – lingkungan)
Tabel 4.12 Perbandingan berpasangan pada kondisi ketiga (lingkungan – performance – ekonomis)
Tabel 4.13 Perbandingan berpasangan pada kondisi keempat (lingkungan – ekonomis – performance)
Tabel 4.14 Perbandingan berpasangan pada kondisi kelima (ekonomis – performance – lingkungan) Biaya (Rupiah) Perbandingan [1‐ (harga VWT/jumlah harga VWT dan ASD)] VWT 91,008,694,348.00 0.44 ASD 71,446,294,348.00 0.56 Biaya (Rupiah) Perbandingan [1‐ (harga VWT atau ASD /jumlah harga VWT dan ASD)] VWT 9,569,490,179 0.45 ASD 7,987,109,379 0.55
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 3 6
Kondisi lingkungan daerah operasi 1/3 1 3
Cost 1/6 1/3 1
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 6 3
Kondisi lingkungan daerah operasi 1/6 1 1/3
Cost 1/3 3 1
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 1/3 3
Kondisi lingkungan daerah operasi 3 1 6
Cost 1/3 1/6 1
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 1/6 1/3
Kondisi lingkungan daerah operasi 6 1 3
7 Tabel 4.15 Perbandingan berpasangan pada kondisi keenam (ekonomis – lingkungan – performance)
2. Perbandingan Berpasangan Pada Tingkat Subkriteria
Berdasarkan tingkat kepentingan yang didasarkan pada kondisi daerah operasi tug dan operasi yang akan dilakukan oleh tug tersebut maka dilakukan perbandingan berpasangan antar subkriteria.
Tabel 4.16 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria performance
Manuver Bollard pull Thrust in waves
Manuver 1 2 3
Bollard Pull 1/2 1 3
Thrust in waves 1/3 1/3 1
Tabel 4.17 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria faktor lingkungan
Draft Debris Width Length
Draft 1 2 3 3
Debris 1/2 1 3 3
Width 1/3 1/3 1 1
Length 1/3 1/3 1 1
Tabel 4.18 Perbandingan berpasangan pada tingkat subkriteria pada criteria faktor ekonomis Pembangunan Operasi
Pembangunan 1 1
Operasi 1 1
(3). Hasil Analytic Hierarchy Process
Dari hasil pembobotan pada studi komparasi teknis dan ekonomis dan perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dapat dilakukan perhitungan bobot total pada tug. Dengan bantuan software Expert Choice maka dilakukan perhitungan sehingga dihasilkan grafik sensitivitas seperti berikut :
1. Variasi pertama
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 3 1/3
Kondisi lingkungan daerah operasi 1/3 1 1/6
Cost 3 6 1
Performance Kondisi lingkungan daerah operasi Cost
Performance 1 1/3 1/6
Kondisi lingkungan daerah operasi 3 1 1/3
8 Kondisi dimana performance menjadi aspek yang diutamakan kemudian aspek kondisi lingkungan menjadi aspek kedua dan aspek ekonomis menjadi aspek terakhir yang diperhitungkan.
Gambar4.1 Performance sensitivity pada variasi kesatu
Dari Gambar dapat dilihat performance sensitivity kedua buah tug berdasarkan kriteria yang mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi. Dikarenakan faktor performance memiliki bobot tinggi maka bobot VWT tug terhadap
goal secara keseluruhan jauh lebih baik daripada ASD tug dengan nilai masing – masing
alternatif 40,1% untuk ASD tug dan 59,9% untuk VWT tug.
2. Variasi kedua
Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi.
Gambar 4.2 Performance sentivity pada variasi kedua 3. Variasi ketiga
DariGambar 4.3 dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi dimana faktor kondisi lingkungan memiliki tingkat kepentingan teritnggi.
Gambar 4.3 Performance sentivity pada variasi ketiga .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% ASD VWT
PERFORMANCE KONDISI LING BIAYA TOTAL OVERALL
.00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% ASD VWT
PERFORMANCEPENGARUH KON BIAYA TOTAL OVERALL
.00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% ASD VWT
9 4. Variasi keempat
Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang
mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi.
Gambar 4.4 Performan sentivity pada variasi keempat
5. Variasi kelima
Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang
mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor kondisi lingkungan daerah operasi.
Gambar4.5 Performance sentivity pada variasi kelima
6. Variasi keeenam
Dari Gambar dapat dilihat performance kedua buah tug berdasarkan kriteria yang
mempengaruhi. Dapat dilihat bahwa ASD tug memiliki keunggulan pada faktor ekonomis dan VWT memiliki keunggulan di daftor performance serta faktor Kondisi lingkungan daerah operasi.
Gambar 4.6 Performance sentivity untuk variasi keenam
3. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% ASD VWT
PERFORMANCE PENGARUH LIN BIAYA TOTAL OVERALL
.00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% VWT ASD
PERFORMANCE RISK ASSESSM COST OVERALL
.00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 .80 .90 .00 .10 .20 .30 .40 .50 .60 .70 Crit% Alt% VWT ASD
10 Pada Tugas Akhir ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain:
1. Dengan melakukan perbandingan antara sukriteria didapatkan :
• Pada perbandingan kemampuan manuver didapat kemampuan manuver VWT lebih baik daripada ASD.
• Pada perbandingan kemampuan bollard pull didapat bahwa kemampuan ASD 1,25 kali lebih besar daripada VWT.
• Pada perbandingan kemampuan operasi pada saat terjadi ventilasi didapat bahwa thrust yang dihasilkan VWT lebih besar 4,68 kali daripada ASD.
• Pada perbandingan dalam resiko terkena floating debris, VWT lebih unggul daripada ASD.
• Pada perbandingan sarat didapat bahwa VWT 1,2 kali lebih tinggi daripada ASD. • Pada perbandingan lebar didapat bahwa VWT 1,28 kali lebih besar daripada ASD. • Pada perbandingan panjang didapat bahwa panjang VWT 1,2 kali lebih esar daripada
ASD.
• Pada perbandingan biaya pembangunan didapat VWT 1,27 kali lebih besar daripada ASD.
• Pada perbandingan biaya operasional didapat VWT 1,2 kali lebih daripada ASD. 2. Dengan melakukan 6 variasi kondisi pada kriteria dapat diketahui bahwa :
• Pada variasi 1, VWT memiliki keunggulan daripada ASD dengan bobot ASD sebesar 40,1% dan VWT sebesar 59,9%
• Pada variasi 2, VWT memiliki keunggulan daripada ASD dengan bobot ASD sebesar 42,2% dan VWT sebesar 57,8%
• Pada variasi 3, VWT memiliki keunggulan daripada ASD dengan bobot ASD sebesar 44,5% dan VWT sebesar 55,5%
• Pada variasi 4, bobot ASD sebesar 47,6% dan VWT sebesar 52,4%
• Pada variasi 5, ASD memiliki keunggulan daripada VWT dengan bobot ASD sebesar 50,3% dan VWT sebesar 49,7%
• Pada variasi 6, ASD memiliki keunggulan daripada VWT dengan bobot ASD sebesar 51,6% dan VWT sebesar 48,4%
3. Untuk kasus PT Nusatara Regas, dimana yang paling diutamakan adalah keselamatan dan efisiensi saat melakukan operasi, kondisi tersebut sama dengan kondisi pada variasi pertama, maka tug yang cocok dioperasikan di Muara Karang adalah VWT tug.
3.2. Saran
Berikut ini saran-saran dari penulis untuk pengembangan pada penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
(1). Dalam pemilihan menggunakan AHP diharapkan dilakukan menggunakan kuisoner bukan menggunakan engineering judgement saja dan kuisoner tersebut disebarkan kepada para ahli yang mengetahui kedua jenis propulsi ini.
(2). Jenis tugboat yang digunakan untuk perbandingan diharapkan lebih dari dua jenis dikarenakan saat ini sudah terdapat jenis tug boat baru yang digunakan dalam assist LNG carrier seperti rotor tug dan azimuth tractor.
4. DAFTAR PUSTAKA
Warsash Maritime Centre. 2001. Notes on Shiphandling. Southampton : Southampton Institute. Peel Ports Group. 2010. Towage Information for The Port of Liverpool. Liverpool : Peel Ports Group.
Project Management Institute, Inc. 2006. Practice Standard for Work Breakdown Structure–
Second Edition. Pennsyilvania : Project Management Institute, Inc.
Division for Maritime Industry (DMI). 2005.Report : Interactive tug simulation study – first phase. Brøndby : FORCE Technology
Jürgens, Dirk, Michael Palm. 2009. Voith Schneider Propeller - An Efficient Propulsion System for
DP Controlled Vessels. Germany : Dynamic Positioning Comittee.
Vanem, Erik, Pedro Antao, Ivan Østvik, Francisco dan Del Castillo de Comas. 2007. Analysing The