REFERAT
REFERAT
OBAT
OBAT-OBAT ANESTES
-OBAT ANESTESII
MUSCLE RELAXANT
MUSCLE RELAXANT
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Kinik Bagian Anestesi!!gi Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Kinik Bagian Anestesi!!gi
RSU" "R# A$h%atma& M'( Tugure)! Semarang RSU" "R# A$h%atma& M'( Tugure)! Semarang
"isusun !eh* "isusun !eh*
A
A++rriinn! ! ''aattrriiaann$$! ! AA ,,..//001122334455
Mu
Muhahammmma$ a$ UUi i AA66a6a6 ,,././..7/7//8/855
'em6im6ing* 'em6im6ing*
$r# Meri9i)anti& Sp# An ,KIC5 $r# Meri9i)anti& Sp# An ,KIC5
KE'ANITERAAN KLINIK BA:IAN ANESTESIOLO:I KE'ANITERAAN KLINIK BA:IAN ANESTESIOLO:I
FAKUL
FAKULTTAS KE"OKTERAS KE"OKTERAN UAN UNISSULA SEMARAN:NISSULA SEMARAN: RSU" "R# A"(;ATMA& M'( TU:URE<O RSU" "R# A"(;ATMA& M'( TU:URE<O
SEMARAN: SEMARAN:
/.1 /.1
BAB I BAB I
'EN"A(ULUAN 'EN"A(ULUAN
Seja
Sejak k ditditemukemukan an obat penawar obat penawar pelpelumpuumpuh h otot dan otot dan penawpenawar ar opioopioid,id, maka penggunaan
maka penggunaan obat pelumpuh otot jadi semakin rutin. Anestesia tidak perluobat pelumpuh otot jadi semakin rutin. Anestesia tidak perlu dalam, hanya sekedar supaya tidak
dalam, hanya sekedar supaya tidak sadar, anelgesi dapat diberikan opioid dosissadar, anelgesi dapat diberikan opioid dosis tinggi, dan otot lurik dapat relaksasi akibat
tinggi, dan otot lurik dapat relaksasi akibat pe pembmbereriaian peln pelumumpupuh otoh otot. Kt. Ketetigigaa kom
kombinbinasi asi ini ini dikdikenal enal sebasebagaigai "th"the e tritriad of ad of anesanesthesthesia" ia" . Obat. Obat pelu pelumpumpuh h otototot sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan mekan
mekanisme isme kerjakerjanya, nya, yaityaitu u gologolongan ngan depoldepolarisaarisasi si dan dan non-dnon-depolarepolarisasiisasi. . MasinMasing- g-masing golongan
masing golongan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing karenamempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing karena be
berbrbededananya ya cacara ra kekerjrja.a.11 Ob
Obat-at-obobat at yayang ng memempmpenengagaruruhi hi ototot ot skskeleletetal al beberrunungsgsi i sesebabagagai i !! kelompok obat yang sangat
kelompok obat yang sangat ber berbedbeda. "era. "ertamtamaa## kelompok yang digunakan selama kelompok yang digunakan selama pr
proseosedudur r pempembedbedahaahan n dan dan ununit it perperawaawatan tan intintenensi si untuk menghasilkuntuk menghasilkan an eek eek par
paralisalisis pis pada ada paspasien ien yanyang meg membumbutuhtuhkan kan banbantuatuan $en $entintilatolator %pr %pelumelumpuh puh otototot&& dadann kelo
kelompompok k lain lain yanyang g digudigunaknakan an untuuntuk k menmengurgurangangi i spaspastisstisitas itas padpada a sejusejumlamlahh kelainan neurologis
kelainan neurologis %spasmolitik&. Obat-obat pelumpuh otot bekerja pada transmisi%spasmolitik&. Obat-obat pelumpuh otot bekerja pada transmisi neuromuscular end-plate dan menurunkan
neuromuscular end-plate dan menurunkan akti$itas sistem sara pusat. 'olongan iniakti$itas sistem sara pusat. 'olongan ini se
seriring ng didigugunanakakan n sesebabagagai i obobat at tatambmbahahan an seselalama ma ananesestetesi si umumumum untuk untuk memasilitasi intubasi trakea dan mengoptimalkan proses pembedahan dengan memasilitasi intubasi trakea dan mengoptimalkan proses pembedahan dengan menimbulkan
menimbulkan imobilitas dan pemberian $entilasi yang adekuat.imobilitas dan pemberian $entilasi yang adekuat.1,!1,!
(ela
(elaksasksasi i otot lurik otot lurik dapat dicapai dapat dicapai dengdengan an mendmendalamalamkan kan anesanestesitesiaa um
umum um inhinhalaalasi,si, mmelaelakukukan kan blblokokade ade sarsara a reregiogionalnal, , dan dan memembmberierikankan pelumpu
pelumpuh h otot. otot. "endalam"endalaman an anesthesanesthesia ia berberesesikiko o depdepreresi si napnapas as dan dan dedeprepresisi jan
jantutungng, b, bloklokadade se saraara teterbrbataatas ps penenggggunaunaannannyaya..11 Sebelum dikenal obat penawar
Sebelum dikenal obat penawar pelumpupelumpuh otot, h otot, penggunaan pelumpuhpenggunaan pelumpuh otot sangat
otot sangat terbatas. )etapi sejak ditemukan obat penawar pelumpuh otot danterbatas. )etapi sejak ditemukan obat penawar pelumpuh otot dan pen
penawar awar opiopioidoid, m, makaaka pe pengnggugunnaaaanynya a jajadi di sesemmakakin in rurutitin. n. AAnenesstetessia ia ttididak ak peperlrluu dalam, hanya sekedar supaya tidak sadar,
tinggi, dan otot lurik dapat relaksasi akibat pemberian pelumpuh otot. Ketiga kombinasi ini dikenal sebagai "the triad of anesthesia" dan ada yang
memasukkan $entilasi kendali.1.
Setiap serabut sara motorik mensarai beberapa serabut otot lurik dan sambungan ujung sara dengan otot lurik disebut sambungan sara otot. Maka pelumpuh otot disebut juga sebagai obat blockade neuro-muskular.1.
*alaupun obat pelumpuh otot bukan merupakan obat anestetik, tetapi obat ini sangat membantu pelaksanaan anestesia umum, antara lain memudahkan dan mengurangi cidera tindakan laringoskopi dan intubasi trakea, serta memberi relaksasi otot yang dibutuhkan dalam pembedahan dan $entilasi kendali.+
BAB II
TIN<AUAN KE'USTAKAAN
/#. Farmak!!gi "asar O6at-O6at 'eumpuh Ot!t
erdasarkan perbedaan mekanisme kerja dan durasi kerjanya# obat-obat pelumpuh otot dapat dibagi menjadi obat-obat pelumpuh otot depolarisasi %meniru aksi asetilkolin& dan obat pelumpuh otot nondepolarisasi %mengganggu kerja asetilkolin&. Obat pelumpuh otot nondepolarisasi dibagi menjadi + grup lagi yaitu obat kerja lama# sedang# dan singkat. Obat-obat pelumpuh otot dapat berupa senyawa benilisokuinolin atau aminosteroid. Obat- obat pelumpuh otot membentuk blokade sara-otot ase depolarisasi# blokade sara-otot ase depolarisasi atau nondepolarisasi.!
Struktur Kimia
Semua obat pelumpuh otot memiliki kemiripan struktur dengan asetilkolin. Sebagai contoh# suksinilkolin adalah dua molekul asetilkolin yang berikatan pada kedua ujungnya Sebaliknya# obat-obat nondepolarisasi %misal pancuronium& mempunyai struktur ganda asetilkolin dalam satu dari dua tipe sistem cincin besar dan semi-kaku. /iri kimiawi lain yang dimiliki oleh semua pelumpuh otot adalah keberadaan satu atau dua atom amonium kuartener yang memberi muatan positi pada nitrogen untuk berikatan pada reseptor nikotinik membuat obat-obat ini sulit larut dalam lemak dan menghambat entrinya ke sistem sara pusat.!
/#/Farmak!$inamik O6at-O6at 'eumpuh Ot!t
0armakodinamik obat-obat pelumpuh otot ditentukan dengan mengukur kecepatan onset dan durasi blokade sara-otot. Secara klinis# metode yang umum dipakai untuk menentukan tipe# kecepatan onset# magnitudo# dan durasi blokade sara-otot adalah dengan mengamati atau merekam respons otot skeletal yang ditimbulkan oleh stimulus elektrik yang dikirim dari stimulator sara perier. "aling sering dipakai untuk menentukan eek obat pelumpuh otot adalah kontraksi m.adductor pollicis %respons kedutan tunggal sampai 2& setelah stimulasi
n.ulnaris.3
Obat-obat pelumpuh otot mempengaruhi otot skeletal yang kecil dan cepat %mata# digiti& sebelum otot abdomen %diaragma&. Onset blokade sara-otot setelah pemberian obat pelumpuh otot nondepolarisasi adalah lebih cepat namun kurang intens pada otot-otot laring %pita suara& dari pada otot perier %m.adductor pollicis&. 4ek sparing obat pelumpuh otot nondepolarisasi pada otot-otot laring
mungkin mereleksikan peran tipe serabut otot skeletal. Otot yang berperan dalam penutupan glottis %m.thyroarytenoid& adalah tipe kontraksi cepat# di mana m.adductor pollicis terutama dibentuk oleh tipe serabut lambat. Konsentrasi reseptor asetilkolin lebih banyak pada otot serabut cepat sehingga dibutuhkan jumlah reseptor yang lebih banyak untuk memblok otot tipe cepat dibanding otot tipe lambat. Semakin cepat onset kerja pada otot pita suara dari pada m.adductor pollicis semakin cepat pula ekuilibrium konsentrasi plasma dan konsentrasi pada otot-otot jalan napas saat dibandingkan dengan m.adductor pollicis. 5engan obat pelumpuh otot nondepolarisasi kerja sedang dan kerja singkat# periode paralisis otot laring adalah cepat dan hilang sebelum mencapai eek
maksimum pada m.adductor pollicis. 2al penting yang harus diperhatikan adalah dosis obat yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat tertentu blokade diaragma adalah dua kali lipat dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan blokade yang sama dari m.adductor pollicis. )elah diketahui bahwa monitoring m.adductor pollicis adalah indikator relaksasi otot laring yang jelek %m.cricothyroid& sedangkan stimulasi sara asial dan monitoring respons m.orbicularis oculi lebih mereleksikan onset blokade sara-otot diaragma. Oleh karena itu# m.orbicularis oculi lebih disukai dari pada m.adductor pollicis sebagai indikator blokade otot laring.6
/#2Farmak!kinetik O6at 'eumpuh Ot!t
Obat pelumpuh otot adalah kelompok amonium kuartener yang merupakan senyawa larut dalam air yang mudah terionisasi pada p2 isiologis# dan memiliki kelarutan yang terbatas dalam lipid. 7olume distribusi obat-obat ini terbatas dan sama dengan $olume cairan ekstraseluler %kira-kira !88 m9kg&. Sebagai tambahan# obat pelumpuh otot tidak dapat dengan mudah melewati
sawar membran lipid seperti sawar darah otak # epitel tubulus renal# epitel gastrointestinal# atau plasenta. Oleh karena itu# obat pelumpuh otot tidak dapat mempengaruhi sistem sara pusat# reabsorpsinya di tubulus renal minimal# absorpsi oral yang tidak eekti dan pemberian pada ibu hamil yang tidak mempengaruhi etus. (edistribusi obat pelumpuh otot nondepolarisasi juga memainkan peran dalam armakokinetik obat-obat ini.3,6
Klirens plasma# $olume distribusi# dan waktu paruh eliminasi obat pelumpuh otot dapat dipengaruhi oleh usia# anestesi $olatil# dan penyakit hati atau ginjal. 4liminasi renal dan hepatik dibantu oleh raksi pemberian obat yang besar karena siatnya yang mudah mengalami ionisasi sehingga mempertahankan konsentrasi plasma obat yang tinggi dan juga mencegah reabsorpsi renal obat yang dieksresi. "enyakit ginjal sangat mempengaruhi armakokinetik obat pelumpuh otot nondepolarisasi kerja lama. Obat pelumpuh otot tidak terlalu kuat terikat pada protein plasma %sampai 38:& dan tampaknya bila ada perubahan ikatan protein tidak akan menimbulkan eek yang
signiikan pada eksresi ginjal obat pelumpuh otot. 6
0armakokinetik obat pelumpuh otot nondepolarisasi dihitung setelah pemberian cepat intra$ena. (erata obat pelumpuh otot yang hilang dari plasma dicirikan dengan penurunan inisial cepat %distribusi ke jaringan& diikuti penurunan yang lebih lambat %klirens&. Meskipun terdapat perubahan distribusi dalam aliran darah# anestesi inhalasi memiliki sedikit eek atau tidak sama sekali pada armakokinetik obat pelumpuh otot. "eningkatan blok sara-otot oleh anestesi $olatil mencerminkan aksi armakodinamik # seperti dimaniestasikan oleh penurunan konsentrasi plasma obat pelumpuh otot yang dibutuhkan untuk
menghasilkan tingkat blokade sara tertentu dengan adanya anestesi $olatil.6 ila $olume distribusi menurun akibat peningkatan ikatan protein# dehidrasi# atau perdarahan akut# dosis obat yang sama menghasilkan konsentrasi plasma yang lebih tinggi dan potensi nyata akumulasi obat. *aktu paruh eliminasi obat pelumpuh otot tidak dapat dihubungkan dengan durasi kerja
/#3 Fisi!!gi Transmisi Sara+ Ot!t
Neuromuscular junction %;M& adalah region di sekitar neuron motorik dan sel otot. Membran sel neuron dan serabut otot dipisahkan oleh celah sempit %!8 nm& yaitu celah sinaptik. Saat potensial aksi sara mendepolarisasi terminalnya, terjadi inluks ion kalsium melalui voltage-gated calcium channel ke dalam sitoplasma sehingga memungkinkan $esikel berusi dengan membran terminal dan melepaskan asetilkolin yang disimpan. Molekul asetilkolin berdiusi sepanjang celah sinaptik untuk berikatan dengan reseptor kolinergik nikotinik pada bagian khusus membran sel otot, yaitu motor end- plate. Setiap ;M memiliki sekitar 3 juta reseptor, tetapi untuk akti$asi saat
kontraksi otot normal hanya dibutuhkan sekitar 388.888 reseptor.
"ada orang dewasa, reseptor ;M terdiri dari 3 peptida< ! peptida ala, 1 beta, 1 gamma, dan 1 peptida delta. katan dua molekul asetilkolin pada reseptor subunit =-> dan ?-= menyebabkan pembukaan channel yang menimbulkan potensial motor end-plate. Magnitudo potensial end - plate berhubungan secara langsung dengan jumlah asetilkolin yang dilepaskan. @ika potensialnya kecil permeabilitas dan potensial end-plate kembali normal tanpa penyampaian impuls dari ujung end-plate ke seluruh membran sel serabut otot. @ika potensial end-plate besar, membran sel otot yang berdekatan akan terpolarisasi, dan potensial aksi akan diteruskan ke seluruh serabut otot. Kontraksi otot kemudian akan diinisiasi oleh proses kopling eksitasi-kontraksi. Asetilkolin dengan cepat dihidrolisis menjadi asetat dan kolin oleh enim substrat spesiik asetilkolinesterase. 4nim kolinesterase spesiik atau kolinesterase asli ditemukan dalam end-plate membran sel motorik yang berdekatan dengan reseptor asetilkolin. Akhirnya, terjadi penutupan ion channel menimbulkan repolarisasi. Ketika pembentukan potensial aksi terhenti, channel natrium pada membran sel otot juga menutup. Kalsium kembali masuk ke retikulum sarkoplasma dan sel otot akan berelaksasi.
'ambar 1. Struktur ;M@
A. Muscle (elaant 'olongan 5epolariing 1. /ara Kerja
Obat pelumpuh otot depolarisasi ini bekerja sebagai agonis A/h. )erjadi hambatan penurunan kepekaan membrane ujung motor. Obat tersebut menimbulkan depolarisasi persisten pada lempeng akhir sara. )erjadi karena serabut otot mendapat rangsangan depolarisasi menetap sehingga akhirnya kehilangan respons berkontraksi sehingga menimbulkan kelumpuhan. /iri kelumpuhan ditandai dengan asikulasi otot. "ulihnya ungsi sara otot sangat bergantung pada kemampuan daya hidrolisis enim kolinesterasi. !.
!. /iri Kelumpuhan
a. Ada asikulasi otot.
b. erpotensiasi dengan antikolinesterase.
c. Kelumpuhan berkurang dengan pemberian obat
pelumpuh otot non depolarisasi dan asidosis.
a. )idak menunjukkan kelumpuhan yang bertahap pada perangsangan tunggal maupun tetanik.
b. ,elum diatasi dengan obat spesiik
S/h menempatkan reseptor kolinergik nikotinik sub unit ala dan bekerja seperti asetikolin %mendepolarisasi membran post jungtion&. 2ambatan neuromuskuler terjadi membran post sinaps tidak dapat memberikan respons pada pelepasan asetilkolin berikutnya yang disebut juga hambatan ase . S/h menyebabkan keluarnya kalium dari sel yang akan meningkatkan K plasma 8,3 meB9
S/h dosis tunggal besar%C!mgkg&, dosis ulangan atau inus kontinyu lama akan menyebabkan membran post sinap kehilangan respon normal pada asetilkolin menyebabkan blok ase . 3
1. "enurunan respon kontraksi pd stimulus twitch tunggal
!. "enurunan amplitudo tapi responnya lama pada rangsang kontinyu
+. (asio )O0 C 8,D
E. )idak ada post tetanik asilitasi
3. 2ambatan bertambah dengan antikolinesterase
lok ase disertai asikulasi karena depolarisasi membran post sinaps3 KA(AK)4(S)K 9OK 0AS4
(espon mekanik blok ase sama dengan yg ditimbulkan pelumpuh otot non depolarisasi. blok ase dapat dire$erse dengan antikolisterase bila blokade bukan karena S/h. 5apat dicoba dengan 4ndroonium %antikolinesterase& 8,1-8,!mgkg i$, bila terdapat perbaikan transmisi blokade bukan karena S/h.3
Suksamet!nium ,su==?ni =h!ine5
Kemasan < lakon berisi bubuk putih 188mg atau 388 mg. "engenceran dapat memakai garam isiologik atau akuades steril 3ml atau !3ml sehingga membentuk larutan !:. !
ndikasi < pelumpuh otot jangka pendek
Kegunaan < untuk mempermudah asilitas intubasi trakea, karena mula kerja cepat dan lama kerja yang singkat. @uga dipakai untuk memelihara relaksasi otot dengan cara pemberian kontinyu per inuse atau suntikan intermitten.!
5osis < 1-! mg kg 7
Mula kerja< 1-! menit dengan lama +-3 menit.
/ara pemberian < 7 M ntra lingual ntra bukal 4ek samping
1. ;yeri otot pasca pembe rian <
5apat dikurangi dengan pemberian pelumpuh otot non depolarisasi dosis kecil sebelumnya. Mialgia terjadi sampai F8:, selain itu dapat terjadi mioglobunnuira.
Meningkatkan )O maksimum ! G E menit setelah pemberian dan akan berlangsung selama 3 G 18 menit mekanismenya blm jelas tetapi diperkirakan karena kontraksi tonik mioibril atau dilatasi transien pemda koroid
!. "eningkatan tekanan intracranial. +. "eningkatan intragastrik.
E. "eningkatan kadar kalium plasma. 3. Aritmia jantung
erupa bradikardia atau "ventricular premature beat" terutama pada pemberian berulang atau terlalu cepat pada anak.
D. 9ama kerja yang memanjang.
)erutama pada penyakit hati parenkimal, kaheksia dan anemia %hipoproteinemia&.
Hntuk mengurangi asikulasi dan nyeri otot sering diberi dulu dengan obat pelumpuh otot non depolarisasi 1E dosis relaksasi otot, misalnya pankuronium 1mg. Hntuk pemakaian kontinyu per inuse, buat larutan dengan konsentrasi 1 mgml %!38mg dalam !38ml larutan&. 5osis pemeliharaan relaksasi otot adalah 1-!ml menit. !
5i dalam $ena, suksinilkolin dimetabolisir oleh kolinGesterase plasma, pseudo kolin esterase menjadi suksinil-monokolin. Succinylcholine mengalami
hidrolisis secara cepat oleh plasma cholinesterase menjadi succinylmonocholine, yang mempunyai eek blok sangat lemah % I 1!8 eek succicylcholine & dan selanjutnya dalam waktu yang lebih lama menjadi asam suksinil dan kolin, waktu paruhnya sekitar !-E menit. Obat anti kolinesterase dikontraindikasikan, karena
menghambat kerja pseudokolinesterase.!
Jang perlu dicatat adalah peningkatan ataupun penurunan aktiitas dari plasma cholinesterase tidak mempengaruhi mula kerja dan lama kerja dari obat ini secara bermakna. Sering kali timbul anggapan bahwa metabolisme dari obat inilah yang mengakhiri eek blok otot skeletal, pada kenyataannya
tidaklah demikian. Metabolisme yang terjadi di plasma hanya menentukan jumlah obat yang dapat mencapai tempat kerja, dan di tempat kerjanya obat ini
akan menimbulkan blok yang akan terus berlangsung sampai obat tersebut kembali keluar dari tempat kerjanya.3.
Kontra indikasi absolut <
1. 2iperkalemia, C 3.3 meB9, misal pada gagal ginjal.
!. Kelainan otot< malignant hyperthermia, myastenia gra$is, muscular distrophy
1. )rauma otot masi$e !. 9uka bakar, D-68 hari
+. 9uka tusuk orbita, karena meningkatkan tekanan intraokuler E. 'angguan neurology< paraplegia, neurodegenerati$e disease.3&
.'ELUM'U( OTOT NON "E'OLARISASI
Manaat obat ini di bidang anestesiologi antara lain untuk < !.
1. Memudahkan dan mengurangi cidera tindakan laringoskopi dan intubasi trakea.
!. Membuat relaksasi tindakan selama pembedahan.
+. Menghilangkan spasme laring dan rele jalan napas atas selama anesthesia.
E. Memudahkan pernapasan kendali selama anesthesia.
3. Mencegah terjadinya asikulasi otot karena obat pelumpuh otot depolarisasi.
ekerja berikatan dengan reseptor kolinergik nikotinik tanpa menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi asetilkolin menempatinya, sehingga asetilkolin tidak dapat bekerja. 1.
erdasarkan susunan molekul, maka pelumpuh otot non depolarisasi digolongkan menjadi<
1. ensiliso-kuinolinum < d-tubokurarin, metokurium, atrakurium, doksakurium, mi$akurium.
!. Steroid< pankuronium, $ekuronium, pipekuronium, ropakuronium, rokuronium.
+. 4ter-enolik < gallamin. E. ;ortoksierin < alkuronium.
erdasarkan lama kerja, maka pelumpuh otot non depolarisasi dibagi menjadi kerja panjang, sedang, dan pendek<
5osis Awal %mgkg& 5osis (umatan %mgkg& 5urasi %menit& 4ek Samping N!n "ep! L!ng A=ting 1. 5-tubokurarin !. "ankuronium +. Metakurin E. "ipekuronium 3. 5oksakurium 6. Alkurium 8.E8 8.68 8.8L 8.1! 8.!8 - 8.E8 8.83 8.1! 8.8! 8.8L 8.13 8.+8 8.18 8.13 8.!8 8.83 8.81 8.813 8.883 8.818 8.83 +8 68 +8 68 E8 68 E8 68 E3 68 E8 68 2ipotensi 7agolitik,takikardi 2ipotensi Kardio$askuler stabil Kardio$askuler stabil 7agolitik, takikardi N!n $ep! Interme$iate 1. 'allamin !. Atrakurium +. 7ekuronium E. (okuronium 3. /istacuronium E 6 8.3 8.6 8.1 8.! 8.6 8.1 8.13 8.!8 8.3 8.1 8.813 8.8! 8.18 8.13 8.8! +8 68 !8 E3 !3 E3 +8 68 +8 E3 2ipotensi
Aman untuk hepar
;on 5epol Short Acting 1. Mi$akurium !. (opacuronium 8.!8 8.!3 1.3 !.8 8.83 8.+ 8.3 18 13 13 +8 5epol Short Acting
1. Suksinilkolin 1 +18
/#7 MEKANISME (AMBATAN ,BLOK5 SARAF OTOT
2ambatan gabungan asetilkolin dengan reseptor di membrane ujung motor, ini terjadi karena pemberian tubokurarin, galamin, alkuronium, dan sebagainya. Karena reseptor asetilkolin diduduki oleh molekul-molekul obat pelumpuh otot non depolarisasi, sehingga proses depolarisasi membran otot tidak terjadi dan otot menjadi lumpuh. "emulihan ungsi sara otot terjadi kembali jika jumlah molekul obat yang menduduki reseptor asetilkolin telah berkurang, antara lain terjadi karena proses eliminasi dan atau distribusi. "emulihan juga dapat dibantu lebih cepat dengan memberikan obat antikolinesterase %neostigmin& yang menyebabkan peningkatan jumlah asetilkolin.!.
/# 2ambatan depolarisasi atau blok depolarisasi 2# 2ambatan lain
a. 2ambatan ase atau blok desensitisasi biasik %blok ganda&
5isebabkan karena pemberian obat pelumpuh otot depolarisasi yang berulang-ulang sehingga ase %depolarisasi& membrane berubah menjadi ase %non depolarisasi&. Mekanisme perubahan ini belum diketahui.
"emberian suksinil kolin hingga dosis 388mg dikatakan dapat menyebabkan hambatan ase . 2ambatan seperti ini tidak dapat diatasi oleh pemberian obat anti kolinesterase.
b. 2ambatan campuran
)erjadi karena penyuntikan obat pelumpuh otot depolarisasi dan non depolarisasi dilakukan secara simultan.!.
CIRI KELUM'U(AN OTOT .# ;on 5epolarisasi
a. )idak ada asikulasi otot.
b. erpotensiasi dengan hipokalemia, hipotermia, obat anestetik inhalasi %eter, halotan, enluran, isoluran&
c. Menunjukkan kelumpuhan yang bertahap pada perangsangan tunggal atau tetanik.
d. 5apat diantagonis oleh antikolinesterase.
/#0Tu6!kurarin K!ri$a ,Kurarin5
Merupakan alkaloid kuartener, suatu deri$at isoBuinolin yang berasal dari
tanaman tropis /hondronderon tomentosum.!.
"ada dosis terapeutik menyebabkan kelumpuhan otot mulai dengan ptosis, diplopia, otot muka, rahang, leher, dan ekstremitas. "aralisis otot dinding abdomen dan diaragma terjadi palig akhir. 9ama paralisis ber$ariasi antara 13-38 menit
Siat <
- lokade ganglion simpatis, dilatasi kapiler, inotropik negati. )erjadi
kumulati.6 Kontra indikasi < - Asma bronchial - (enal disungsi - Myastenia gra$is - 5iabetes melitus - 2ipotensi
5osis < paralisis otot intraaabdominal < 18-13mg intubasi trakea < 18-!8mg.
/ara pemberian < 7 M
4ek samping < hipotensi dan bradikardia (eaksi samping utama<
1. Kardio$askuler< 2ipotensi, $asodilatasi, takikardi sinus, bradikardi sinus.
!. "ulmoner< 2ipo$entilasi, apneu, bronkospasme, laringospasme, dispneu.
+. Muskuloskelet< apabila tidak adekuat, akan menyebabkan blok lama.
E. 5ermatologik< (uam, urtikaria.D
4kskresi < ginjal, kadang-kadang hepar.
Obat penyekat neuromuskuler nondepolarisasi aksi lama. ersiat mengantagonis aksi asetilkolin, sehingga menimbulkan blok dari transmisi neuromuskuler. 5oksakurium !,3 hingga + kali lebih poten daripada pankuronium. Obat ini tidak mempunyai eek hemodinamik yang secara klinis bermakna.
Oleh anestetik $olatil kebutuhan dosis berkurang %sekitar +8:-E8:& dan lamanya blokade neuromuskular diperpanjang %hingga !3:&. "aralisis rekurens dengan kuinidin. 5iantagonis oleh inhibitor antikolinesterase %neostigmin, edroonium, dan piridostigmin&.D
"eningkatan tahanan atau re$erse dari eek dengan penggunaan karbamaepin dan enitoin dan pada pasien dengan cedera bakar dan paresis, tidak kompatibel dengan larutan basa dengan "2CL,3, seperti larutan barbiturat.
5osis ntubasi< 8.83 8.8L mgkg.7 (eaksi samping utama <
- Kardio$askuler< 2ipotensi, kemerah-merahan, ibrilasi $entrikel, inark miokard.
- "ulmoner < 2ipo$entilasi, apneu, bronkospasme. - SS" < 5epresi.
- Anuria
- 5ermatologik < (uam, Hrtiakaria.
- Muskuluskelet < lok yang tidak adekuat menyebabkan blok yang diperpanjang.D.
/#4'ipekur!nium
Obat penyekat neuromuskular nondepolarisasi beraksi panjang ini merupakan turunan piperinum. *aktu awitan dan lamanya serupa dengan pankuronium bromida dengan dosis yang sebanding. Secara klinis tidak
mempunyai eek hemodinamik yang bermakna. @arang terjadi pelepasan histamin. D
5osis intubasi < 8,8D-8,8L3 mgkg.7 (eaksi samping utama <
- Kardio$askuler < 2ipotensi, hipertensi, bradikardi, inark miokard. - "ulmoner < 2ipo$entilasi, apneu.
- SS" < 5epresi. - Anuria
- 5ermatologik < (uam, Hrtiakaria.
- Muskuluskelet < lok yang tidak adekuat menyebabkan blok yang diperpanjang.
- Metabolik < 2ipoglikemia, 2iperkalemia, "eningkatan kreatinin.
"otensinya meningkat dan durasi memendek pada bayi dibanding pada anak dan dewasa.D
/#. 'ankur!nium Br!mi$a ,'a?u!n5
Merupakan steroid sintesis adalah obat pelumpuh otot non depolarisasi yang paling banyak dipakai di ndonesia.
Mula kerja terjadi pada menit !-+ untuk selama +8-E8menit. erikatan kuat dengan globulin plasma dan berikatan sedang dengan albumin. Mempunyai eek kumulasi pada pemberian berulang, karena itu dosis pemeliharaanrumatan harus dikurangi dan waktu pemberian harus
diperpanjang.!
"ankuronium menyebabkan sedikit pelepasan histamine dan hipertensi karena memiliki eek inotropik positi serta takikardia karena eek $agolitik.
Sebanyak 13-E8: pankuronium dalam tubuh mengalami metabolisme deasetilasi. !.
4kskresi < ginjal %68-L8:& dan sebagian lagi empedu %!8-E8:& 5osis < relaksasi otot < 8,8Lmg kg 7 %dewasa&
rumatan < 1! dosis awal.
intubasi trakea < 8,13mg kg 7 Kontra indikasi <
- 2ipertensi
- Kelainan otot < malignant hyperthermia - Miastenia gra$is
- Muscular distrophy. (eaksi samping utama <
- Kardio$askular < )akikardia, hipertensi
- "ulmoner < 2ipo$entilasi, apneu, bronkospasme.
- Alergik < kemerahan, syok anailaktik D
/#.. :aamin ,+a>e$i5
Obat pelumpuh otot non depolarisasi sintetik. 9ama kerja obat erkisar 13-!8 menit. Mula kerja sangat berhubungan dengan aliran darah otot. Mempunyai eek yang lemah pada ganglion sara dan tidak menyebabkan pelepasan histamine. Memiliki siat seperti atropine yaitu menyebabkan takikardia walaupun pada dosis kecil %!8mg&. Karena itu galamin cukup baik dipakai bersama anestetik halotan. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi,
tetapi ringan. 'alamin dapat menembus sawar darah plasenta, tetapi tidak sampai
mempengaruhi kontraksi uterus. !.
4kskresi < ginjal dan sebagian kecil empedu. "enggunaan klinik <
!-+menit.
a. (elaksasi pembedahan. 5osis < !mg kg 7. "ada dosis sebesar E8mg jarang sampai menimbulkan paralisis diaragma dan pasien dapat tetap bernapas spontan walaupun sebagian otot rangka mengalami kelumpuhan. )eknik seperti ini sering dipakai untuk prosedur ginekologik.
c. Sebagai proilaksis bradikardia selama anesthesia umum, misalnya pada pembedahan bola mata. !.
Kontra indikasi <
a. "asien dengan takikardia
b. 0ungsi ginjal yang buruk atau ancaman gagal ginjal. !.
(eaksi samping utama <
1. Kardio$askuler < )akikardi, Aritmia, 2ipotensi
!. "ulmoner < 2ipo$entilasi, Apneu
+. Muskuloskelet < lok tidak adekuat, blok yang diperpanjang.D
/#./ Akur!nium K!ri$a ,a!+erine5
Merupakan sintetik toksierin, suatu alkaloid dari tanaman Strychnos toksiera.
Kemasan < ampul !ml yang mengandung 18mg Alkuronium klorida. 9arutan tidak dapat dicampur thiopental.
Mula kerja terjadi pada menit ke + untuk selama 13-!8menit. )idak bersiat pelepas histamine jaringan, tetapi dapat menghambat ganglion simpatik sehingga dapat menyebabkan hipotensi terutama pada pasien dengan penyakit jantung. 5apat berpotesiensi ringan dengan ;!8-tiopental-narkotik. !.
5osis relaksasi pembedahan < 8,13mg kg 7 dewasa
8,1!3-8,! mg kg 7 anak-anak. 5osis intubasi trakea < 8,+ mg kg 7
4kskresi < ginjal %D8:& dalam bentuk utuh dan sebagian kecil melalui empedu. /#.2 Atrakurium Besiat ,tra=rium5
Atracurium adalah kelompok kuartener # struktur benylisoBuinoline
membuat cara degradasi senyawa ini menjadi unik. Obat ini merupakan gabungan dari 18 stereoisomer.D
Metabolisme dan 4kskresi
Atracurium dimetabolisme secara ekstensi sehingga aramkokinetiknya tidak bergantung pada ungsi ginjal dan hati. Sekitar 18: dari obat ini diekskresi tanpa dimetabolisme melalui ginjal dan empedu. 5ua proses terpisah berperan dalam metabolisme. "ertama# hidrolisis ester yang dikatalisis oleh esterase
nonspesiik # bukan oleh asetilkolinesterase atau pseudokolinesterase. Kedua#
melalui eliminasi 2omann di mana penghancuran kimia nonenimatik spontan terjadi pada p2 dan suhu isiologis.D
5osis
5osis 8.3 mgkg diberikan melalui intra$ena dalam +8 G 68 detik
untuk intubasi. (elaksasi intraoperati dicapai dengan dosis awal 8.!3 mgkg#
kemudian dosis inkremental 8#.1 mgkg setiap 18-!8 menit. nus 3-18
gkgmenit dapat menggantikan bolus intermiten secara eekti. Kebutuhan dosis tidak ber$ariasi sesuai usia# namun atracurium dapat bekerja lebih singkat pada
anak-anak dan bayi dari pada orang dewasa.
Atracurium tersedia dalam solutio 18 mgm9# yag sebaiknya disimpan
pada suhu !-LN/ karena potensinya akan berkurang 3 G 18: tiap bulan bila terekspos suhu ruangan. "ada suhu ruangan obat ini harus digunakan dalam waktu 1E hari untuk menjaga potensi.
Atracurium dapat mencetuskan pelepasan histamin yang bergantung pada dosis terutama pada dosis di atas 8.3 mgkg.
2ipotensi dan )akikardia
4ek samping kardio$askuler jarang terjadi kecuali dosis melebihi 8.3 mgkg diberikan. Atracurium juga dapat menimbulkan penurunan transien resistensi $askuler sistemik dan peningkatan indeks kardiak yang tidak terpengaruh oleh pelepasan histamin. njeksi lambat meminimalkan eek ini.
Keunggulan atrakurium dibanding obat terdahulu <
a. Metabolisme terjadi di dalam darah %plasma& terutama melalui suatu reaksi kimia unik yang disebut eliminasi 2oman. (eaksi ini tidak tergantung dari ungsi hati dan ginjal.
b. )idak mempunyai eek kumulasi pada pemberian berulang. c. )idak menyebabkan perubahan kardiobaskuler yang bermakna.!. Kemasan < ampul 3ml mengandung 38mg atrakurium besilat.
Stabilitas larutan sangat bergantung penyimpanan pada suhu dingin dan perlindungan terhadap penyinaran. Mula dan lama kerja atrakurium bergantung pada dosis yang dipakai. "ada umumnya mula kerja atrakurium pada dosis intubasi adalah !-+menit. Sedangkan lama kerja dengan dosis relaksasi adalah 13-+3menit.
5osis < intubasi < 8,3-8,6mg kg 7 relaksasi otot < 8,3-8,6 mg kg 7 pemeliharaan < 8,1-8,! mg kg 7
"emulihan ungsi sara otot dapat terjadi secara spontan %sesudah lama kerja obat berakhir& atau dibantu dengan pemberian anti kolinesterase. Atrakurium merupakan obat pelumpuh otot non depolarisasi terpilih untuk pasien geriatric atau dengan kelainan jantung, hati, dan ginjal yang berat.
(eaksi samping utama<
1. Kardio$askuler< 2ipotensi, $asodilatasi, takikardi sinus, bradikardi sinus.
!. "ulmoner< 2ipo$entilasi, apneu, bronkospasme, laringospasme, dispneu.
+. Muskuloskelet< apabila tidak adekuat, akan menyebabkan blok lama.
E. 5ermatologik< (uam, urtikaria.
/#.3 @ekur!nium ,n!=ur!n5
7ecuronium adalah pancuronium yang kurang satu grup metil kuartener %pelumpuh otot monokuartener&. Sedikit perubahan struktur memberi eek samping menguntungkan tanpa mempengaruhi potensi. !
Metabolisme dan 4kskresi
7ecuronium dimetabolisme dalam jumlah sedikit oleh hati. 2al ini sangat bergantung pada ekskresi empedu dan sekitar !3: oleh ekskresi ginjal. 7ecuronium adalah obat yang cukup aman pada pasien dengan gagal ginjal#
durasi kerjanya akan memanjang dengan sebab yang tidak jelas. 5urasi kerja $ecuronium yang singkat disebabkan oleh waktu paruh eliminasinya yang lebih pendek dan klirens yang lebih cepat dibandingkan pancuronium. "emberian $ecuronium jangka panjang pada pasien yang dirawat dalam perawatan intensi menyebabkan perpanjangan blokade %sampai beberapa hari&# yang mungkin
disebabkan oleh akumulasi metabolit akti +-hidroksi# perubahan klirens obat#
atau perkembangan dari polineuropati. 0aktor risikonya antara lain jenis kelamin wanita# gagal ginjal# terapi kortikosteroid jangka panjang atau dosis
tinggi# dan sepsis. Oleh karena itu# pasienpasien ini harus dimonitor dengan ketat
dan dosis $ecuronium harus dititrasi dengan hati-hati. "emberian pelumpuh otot jangka panjang dan diikuti dengan pengurangan ikatan asetilkolin pada reseptor
nikotinik postsinaptik yang lama# dapat menimbulkan keadaan yang mirip
dener$asi kronik dan disungsi reseptor dan paralisis. 4ek sara-otot $ecuronium memanjang pada pasien dengan A5S. )oleransi terhadap obat pelumpuh otot
nondepolarisasi juga dapat terjadi setelah pemakaian lama.!,E
7ecuronium ekuipoten dengan pancuronium dan dosis intubasinya
adalah 8.8L G 8,1! mgkg. 5osis inisial 8.8E mgkg diikuti dengan dosis
tambahan 8.81 mgkg setiap 13 G !8 menit membantu relaksasi intraoperati.
Sebagai alternati # inus 1 G ! ggmenit menghasilkan rumatan relaksasi
yang baik. !
Hmur tidak mempengaruhi kebutuhan dosis inisial# meskipun dosis
tambahan jarang dibutuhkan pada neonatus dan bayi. Sensiti$itas terhadap $ecuronium pada wanita +8: lebih dibanding pria yang dibuktikan dengan tingkat blokade yang lebih besar dan durasi kerja yang lebih panjang %ditemukan juga pada pancuronium dan rocuronium&. "enyebab dari sensiti$itas ini
mungkin berhubungan dengan perbedaan jumlah massa lemak dan otot# ikatan
protein# $olume distribusi atau akti$itas metabolic.!
/#.1 Mi?a=urium
Mi$acurium# seperti suksinilkolin# dimetabolisme oleh
pseudokolinesterase dan hanya dimetabolisme secara minimal oleh kolinesterase asli. 2al ini memungkinkan durasi kerja yang diperpanjang pada pasien dengan kadar pseudokolinesterase rendah atau $arian dari gen pseudokolinesterase.
Kenyataannya# pasien yang heteroigot untuk gen atipikal akan mengalami blok !
kali lebih lama dari durasi normal# di mana homoigot atipikal akan tetap
terparalisis selama berjamjam. 2omoigot atipikal tidak dapat memetabolisme mi$acurium sehingga blokade sara-otot dapat berlangsung selama + G E jam. Antagonisme armakologis dengan inhibitor kolinesterase akan mempercepat pembalikan blokade mi$acurium tepat saat respons terhadap stimulasi sara
menjadi nyata. 4drophonium membalikkan blokade mi$acurium lebih eekti dibanding neostigmine karena neostigmine menghambat akti$itas kolinesterase plasma. Meskipun metabolisme dan ekskresi mi$acurium tidak bergantung pada
ginjal atau hati# durasi kerja akan memanjang pada pasien dengan gagal ginjal atau hati atau pada pasien yang hamil atau postpartum sebagai akibat dari kadar kolinesterase plasma yang menurun.E
5osis intubasi mi$acurium adalah 8.13 G 8.! mgkg. nus menetap untuk relaksasi intraoperati ber$ariasi sesuai kadar pseudokolinesterase tapi dapat diinisiasi E G 18gkgmin. Anak-anak membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari pada orang dewasa jika dosis dihitung berdasarkan berat badan# namun tidak demikian bila berdasarkan luas permukaan tubuh. Mi$acurium dapat bertahan selama 1L bulan bila disimpan pada suhu ruangan.!,E
4ek Samping dan "ertimbangan Klinis
Mi$acurium melepas histamin dalam jumlah yang sama banyak dengan atracurium. 4ek samping kardio$askuler dapat diminimalkan dengan injeksi lambat selama 1 menit. ;amun# pasien dengan penyakit jantung dapat mengalami penurunan tekanan darah signiikan yang meskipun jarang dapat terjadi setelah pemberian dosis lebih besar dari 8.13 mgkg dengan suntikan lambat. *aktu onset mi$acurium sama dengan atracurium %!-+ menit&. Keuntungan utamanya adalah durasi kerjanya yang singkat %!8 G +8 menit&# yang masih ! hingga + kali lebih lama dibanding blok ase suksinilkolin# namun setengah dari durasi atracurium# $ecuronium# atau rocuronium. "ada anak-anak onset lebih cepat dan durasi kerja lebih singkat. Meskipun pemulihannya cepat# dalam pemberian mi$acurium semua pasien harus dimonitor untuk menentukan apakah pembalikan armakologis diperlukan. 5urasi kerja mi$acurium yang pendek cukup nyata memanjang dengan pemberian pancuronium.!,E
/#.7 'ILI(AN 'ELUM'U( OTOT
"emilihan jenis pelumpuh otot yang digunakan dipengaruhi oleh onset kerja# durasi kerja# dan kemungkinan eek samping yang diinduksi oleh obat karena kerja obat pada tempat lain selain ;M,. 4ek samping yang tidak
diharapkan adalah respons kardio$askuler karena pelepasan histamin yang dicetuskan oleh obat pelumpuh otot nondepolarisasi benylisoBuinolinium. Onset yang cepat dan durasi yang singkat seperti yang ditimbulkan oleh suksinilkolin dan pada cakupan yang lebih sedikit %mi$acurium& bermanaat saat intubasi trakea merupakan alasan pemberian obat pelumpuh otot. (ocuronium adalah satu-satunya obat pelumpuh otot nondepolarisasi yang onset kerjanya singkat menyerupai suksinilkolin# tapi dengan durasi kerja
yang lebih panjang. @ika diperlukan blokade sara- otot yang dipertahankan dalam periode tertentu maka obat pelumpuh otot nondepolarisasi adalah obat pilihan untuk dosis intermiten atau sebagai inus kontinu. Saat tidak diperlukan
onset cepat blokade sara-otot# relaksasi otot untuk asilitasi intubasi trakea dapat
dipilih obat pelumpuh otot nondepolarisasi. eberapa obat pelumpuh otot nondepolarisasi dapat menimbulkan penurunan tekanan darah sistemik yang signiikan akibat pelepasan yang dicetus oleh obat ini biasa dihindari bila terdapat keadaan seperti hipo$olemia# penyakit arteri koroner # atau penyakit
katup jantung. Sebaliknya# bradikardi yang dicetuskan oleh anestetik opioid
yang ditutupi sampai batas tertentu oleh eek peningkatan denyut jantung oleh pancuronium dan tidak dapat ditutupi oleh obat pelumpuh otot nodepolarisasi yang tidak memiliki eek sirkulasi %$ecuronium# rocuronium# cisatracurium#
doacurium# pipecuronium&.!,E,D
Secara umum,pemilihan obat pelumpuh otot berdasarkan hal berikut< 1. 'angguan aal ginjal < atrakurium, $ekuronium
!. 'angguan aal hati < atrakurium
+. Miastenia gra$is< dosis 118 atrakurium
E. edah singkat < atrakurium, rokuronium, mi$akuronium
3. Kasus obstetric < semua dapat digunakan kecuali galamin.
/#.0 TAN"A-TAN"A KEKURAN:AN 'ELUM'U( OTOT
!. 5inding perut kaku.
+. Ada tahanan pada inlasi paru. D
/#.8 'ENAAR 'ELUM'U( OTOT
Anti kolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan akumulasi asetilkolin. Obat ini mengalami metabolisme terutama oleh kolinesterase serum.
5osis < 8,3mg bertahap sampai 3mg.
ersiat muskarinik menyebabkan hipersali$asi, keringatan, bradikardia, kejang bronkus, hipermotilitas usus dan pandangan kabur. Sehingga pemberiannya harus disertai dengan obat $agolitik seperti atropine dosis
1-1,3mg.1
BAB III KESIM'ULAN
*alaupun obat-obat pelumpuh otot bukan merupakan obat anestetik, tetapi penggunaannya dalam klinik sangat membantu pelaksanaan tindakan anestesia dan pembedahan. Karena masing-masing obat mempunyai eek armakologik yang tidak sama maka setiap penggunaan obat pelumpuh otot harus dibekali pengetahuan yang memadai terutama keterampilan meniali residu pelumpuh otot pasca bedah.
Obat pelumpuh otot sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua golongan besar berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu golongan depolarisasi dan non-depolarisasi. Masingmasing golongan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing karena berbedanya cara kerja dan juga cara perlakuannya oleh tubuh.
5apat juga ditambahkan disini bahwa beberapa aktor yang mempengaruhi armakokinetik obat, khususnya obat pelumpuh otot yang umumnya diberikan secara intra$ena, antara lain adalah ungsi ginjal, ungsi hati dan sistem bilier, umur, hipotermia, pemakaian obat anestesi umum dan besarnya dosis awal yang diberikan.
"AFTAR 'USTAKA
1. 9atie SA, Suryadi KA, 5achlan M(. "elumpuh Otot. "etunjuk "raktis Anestesiologi 4disi !. @akarta agian Anestesiologi dan )erapi ntensi 0akultas Kedokteran Hni$ersitas ndonesia !88D +< 66-D8 !. (achmat 9, Sunatrio S. Obat pelumpuh otot. Anestesiologi. agian
Anestesiologi dan )erapi ntensi 0akultas Kedokteran Hni$ersitas ndonesia @akarta !88E 13< L1-L6
+. 2arsono, *ibowo A, Santy A, /aesar '4, Kurnia (, Hdayaningtyas H. Obat pelumpuh neuromuskular. @akarta !88D
E. e$an 5(, 5onati 0. Muscle relaants and clinical monitoring. A "ractice o Anaeshtesia. 9ondon 1FFE 1ED-D1
3. /al$ey );, *illiams ;4. "rinciples and practice o pharmacology or anaesthetists. 9ondon lackwell Scientiic "ublications 1FL! 13F-LE 6. 9unn @;. 0armakologi )erapan Anestesi Hmum. /atatan Kuliah
Anestesi 4disi E. @akarta "enerbit uku Kedokteran 4'/ !88E E< L6-F+
D. Setio M. uku Saku Obat-obatan Anestesia. 4disi ! @akarta "enerbit uku Kedokteran 4'/ !88E