• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mesin-mesin Fluida (Makalah Turbin Pelton)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mesin-mesin Fluida (Makalah Turbin Pelton)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TURBIN PELTON

MAKALAH TURBIN PELTON

“ Turbin Pelton pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)”

Oleh: Oleh:

Herninda Ayu Meylinda Sari Herninda Ayu Meylinda Sari

161910101048 161910101048 UNIVERSITAS JEMBER UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

JEMBER 2017 JEMBER 2017

(2)

ii

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sistem pembangkit tenaga listrik. Makalah ini disusun berdasar dari berbagai sumber yang menjadi referensi penulis.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Mesin Mesin Fluida di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember dan juga diharapkan menjadi salah satu bahan referensi bagi pembaca. Dalam makalah ini terdapat bahasan mengenai sistem pembangkit tenaga

listrik, hal tersebut dimaksudkan agar pembaca mengerti bagaimana melakukan pekerjaan terhadap pembangkit tenaga listrik.

Dalam penulisan makalah ini, penulis sudah berusaha secara maksimal untuk menyusun makalah dengan bahasa yang kiranya mudah dipahami bagi penulis dan pembaca. Namun karena keterbatasan yang ada, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam makalah ini hingga perlu penyempurnaan di penulisan yang berikutnya. Untuk itu kritik dan saran pembaca yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

(3)

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

Perancangan Turbin Pelton ...1

BAB 1 PENDAHULUAN ...2 1.1Latar Belakang...2 2.1 Tujuan ...3 3.1 Rumusan Masalah ...3 4.1 Batasan Masalah ...3 BAB 2 PEMBAHASAN ...4 2.1 Turbin Air ...4 2.2 Daya Turbin ...4 2.3 Efisiensi Turbin ...4 2.4 Jenis Turbin ...5

2.4.1 Jenis turbin menurut cara kerjanya ...5

2.4.2 Jenis turbin berdasarkan susunan poros ...5

2.5 Turbin Pelton ...6

2.5.1 Tipe turbin pelton ...7

2.5.2 Dimensi utama turbin pelton ...8

2.5.3 Kisaran jumlah mangkok ...9

2.5.4 Langkah pemodelan ...9

2.5.5 Nozzel ...9

2.6 PERHITUNGAN DAN HASIL ...11

BAB 3 PENUTUP ...14

KESIMPULAN ...14

(4)

1

Perancangan Turbin Pelton

Perancangan Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah turbin reaksi di mana satu atau lebih pancaran air menumbuk roda yang terdapat sejumlah mangkok. Masing-Masing pancaran keluar melalui nozzle dengan valve untuk mengatur aliran. Turbin pelton hanya digunakan untuk head tinggi. Nozzel turbin berada searah dengan piringan runner. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk mendapatkan dimensi mangkok runner turbin pelton. Mangkok runner ini dirancang agar dapat menerima energi kinetik dan mengambil energi tersebut menjadi torsi pada poros generator.

(5)

2

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

1.1Latar BelakangLatar Belakang

Kebutuhan energi listrik dewasa ini kian meningkat, berbagai upaya terus dilakukan baik dengan mencari potensi energi baru ataupun dengan mengembangkan teknologinya. Selain dari kebutuhan energi listrik meningkat, juga terdapat daerah yang kondisi geografisnya tidak memungkinkan jaringan listrik sampai kepada konsumen. Maka dari permasalahan tersebut dilakukanlah suatu upaya untuk menyuplai kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan kondisi dan potensi yang ada pada daerah tersebut. Misalkan ada suatu daerah yang memiliki potensial air yang headnya mencukupi untuk dibuat pembangkit listrik, maka didaerah tersebut dapat dipasang pembangkit tenaga listrik yang menyesuaikan dengan besar kecilnya head yang tersedia. Atau potensi-potensi alam yang lain yang memungkinkan untuk dibangunnya pembangkit tenaga listrik.

Dengan keadaan geografis daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi air dengan head yang memadai untuk sebuah pembangkit berskala kecil, maka dengan kondisi tersebut banyak dikembangkan teknologi pembangkit berskala kecil yang biasa dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Teknologi PLTMH ini terus dikembangkan baik dari segi peralatannya ataupun dari segi efisiensinya. PLTMH dibuat tergantung dari seberapa besar head air yang ada dan berapa besar energi listrik yang akan dihasilkan. Untuk PLTMH kapasitas daya energi listrik yang dihasilkannya dibawah 100Kw.

Berbagai teknologi pembangkit pun telah banyak diterapkan dalam PLTMH baik dari sisi turbin dan instrumen. Di dalam turbin kita mengenal beberapa jenis turbin yang di pergunakan, kita dapat mempergunakan turbin francis, Kaplan atau pelton. Penggunaan turbin tersebut tergantung dari potensi head yang dimiliki. Seperti dalam hal ini turbin pelton yang menggunakan prinsip impuls memerlukan head yang cukup tinggi. Dikarenakan masih sedikitnya turbin pelton yang digunakan untuk PLTMH, maka atas dasar inilah turbin ini dibuat untuk keperluan penelitian lebih lanjut.

(6)

3

2.1 Tujuan 2.1 Tujuan

1. Mengindentifikasi pengaruh perubahan jumlah nozel 2. Mencermati efisiensi daya turbin pelton

3. Melihat pengaruh bentuk mangkok terhadap keluaran air

3.1 Rumusan Masalah 3.1 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini difokuskan kepada perancangan turbin pelton baik dari segi bentuk sudu-sudunya, jumlah sudu, head dan debit air yang diperlukan. Sekaligus menganalisa pengaruh yang terjadi akibat penentuan dari hasil perancangan terhadap output dayanya sekaligus dengan efisiensi yang terjadi.

4.1 Batasan Masalah 4.1 Batasan Masalah

a) Pengukuran daya turbin yang dihasilkan

b) Pengaruh perubahan jumlah nozel terhadap daya yang dihasilkan c) Kapasitas head yang tersedia 30 meter konstan dan debit 0,02 m3/s

(7)

4

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Turbin Air 2.1 Turbin Air

Turbin air adalah merupakan mesin penggerak yang merubah energi potensial menjadi energi mekanik dengan air sebagai fluida kerjanya. Menurut sejarahnya turbin hidrolik sekarang berasal dari kincir-kincir air pada jaman abad pertengahan yang dipakai untuk memecah batu bara dan keperluan pabrik gandum. Salah satu kincir air tersebut dapat dilihat di Aungrabad

(India) yang telah berumur 400 tahun

2.2 Daya Turbin 2.2 Daya Turbin

Daya turbin air ditentukan oleh besarnya debit air dan tinggi jatuh air (head) serta efisiensi dari turbin air tersebut. Daya turbin air ditentukan menurut persamaan sebagai berikut :

Ρ = × g × H × Q ×

Di mana : P : daya turbin (watt) ρ : massa jenis air (1000 kg/m³)

g : gravitasi (m/s²)

H : head (tinggi jatuh air) (m)

Q : debit (m³/s)

: efisiensi turbin (%)

2.3 Efisiensi Turbin 2.3 Efisiensi Turbin

Efisiensi turbin ditentukan oleh perbandingan daya hidraulik dengan daya poros turbin.

Dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut :

η=

P

×100% atau

η

T

=

Τ×ω

×  ×

×100%

×

Di mana : PT : daya poros (watt)

PH : daya hidraulik (watt)

T : torsi (Nm)

(8)

5

2.4 Jenis Turbin 2.4 Jenis Turbin

Pengelompokkan jenis turbin dapat didasarkan dari cara kerjanya, konstruksinya (susunan poros dan pemasukkan air) dan kecepatan spesifiknya.

2.4.1 Jenis turbin menurut cara kerjanya a. Turbin aksi atau turbin impuls

Turbin aksi atau impuls adalah turbin yang berputar karena adanya gaya impuls dari air. Yang termasuk kedalam turbin jenis ini yaitu turbin pelton.

b. Turbin reaksi

Pada turbin reaksi air masuk kedalam jaringan dalam keadaan bertekanan dan kemudian mengalir ke sudu. Sewaktu air mengalir ke sekeliling sudu piringan, turbin akan berputar penuh dan saluran belakang (tail race) akan terendam air seluruhnya. Tinggi angkat air

sewaktu mengalir ke sekeliling sudu akan diubah menjadi tinggi angkat kecepatan dan akhirnya berkurang hingga tekanan atmosfer sebelum meninggalkan pringan turbin. Yang termasuk kedalam jenis ini adalah turbin francis dan kaplan.

2.4.2 Jenis turbin berdasarkan susunan poros a. Turbin poros vertikal

Yang termasuk turbin jenis ini adalah turbin propeller dan turbin pelton. b. Turbin poros horizontal

Yang termasuk turbin jenis ini adalah turbin crossflow, francis dan kaplan.

(9)

6

2.5 Turbin Pelton 2.5 Turbin Pelton

Turbin pelton merupakan pengembangan dari turbin impuls yang ditemukan oleh S.N. Knight (1872) dan N.J. Colena (1873) dengan pasang mangkok-mangkok pada roda turbin. Setelah itu turbin impuls dikembangkan oleh orang amerika Lester G. Pelton (1880) yang melakukan perbaikan dengan penerapan mangkok ganda simetris, punggung membelah membagi jet

menjadi dua paruh yang sama yang dibalikan menyamping.

Pada turbin pelton putaran terjadi akibat pembelokan pada mangkok ganda runner (lih. Gbr) oleh sebab itu turbin pelton disebut juga sebagai turbin pancaran bebas. Turbin Pelton merupakan suatu jenis turbin yang mengandalkan suatu reaksi impuls dari suatu daya yang dihasilkan dari daya hidrolisis. Semakin tinggi head yang dimiliki maka semakin baik untuk turbin jenis ini. Walaupun ns (kecepatan spesifik) relatif kecil tapi memungkinkan untuk kecepatan yang tinggi dengan ketentuan jumlah nosel yang banyak dalam meningkatkan daya yang lebih tinggi. Sehingga jika putaran dari generator yang dikopel ke turbin semaki tinggi, maka generator yang digunakan akan semakin murah. Untuk lebih jelasnya bisa dilhat grafik berbagai jenis turbin antara Head dan ns-nya.

(10)

7

Dalam perancangan turbin pelton telah ada suatu ketentuan yang mengatur dari desain/rancangan turbin pelton secara baku.intinya kita tinggal menggunakan beberapa parameter utama untuk menghasilkan dimensi yang lain. Dalam grafik di bawah ini akan ditunjukkan hubungan antara Head dengan ns juga jumlah nosel dan kisaran jumlah mangkok (sudu).

2.5.1 Tipe turbin pelton

a. Turbin Poros Horizontal ; turbin ini digunakan untuk head kecil hingga menengah. Makin bayak aliran air yang dibagi dalam arti makin banyak nosel yang digunakan, makin bisa dipertinggi pula pemilihan kecepatan turbin. Sedangkan makin cepat putaran turbin makin murah harga generatornya. Untuk dapat menghasilkan daya yang sama 1 group turbin dengan 2 roda akan lebih murah daripada dengan dua buah turbin yang masing-masing dengan satu buah roda.

b. Turbin Poros Vertikal ; Dengan bertambahnya daya yang harus dihasilkan turbin, maka untuk turbin pelton dilengkapi dengan 4 s/d 6 buah nosel. Sedangkan penggunaan 1 atau 2 buah pipa saluran air utama tergantung kepada keadaan tempat dan biya pengadaannya.

(11)

8

2.5.2 Dimensi utama turbin pelton

Standarisasi untuk penentuan suatu turbin pelton telah ditetapkan. Jadi untuk perancangan turbin pelton ini, cukup mengetahui dimensi dari diameter nosel (d) dan diameter lingkaran tusuk (Dlt).

Rumus untuk penentuan d dan Dlt :

Dlt =84.5 x ku x

 

Dimana : ku : Koefisien kecepatan (0,44-0,46) Q: Debit (m3/s)

H : Head (m)

Untuk mengetahui dimensi-dimensi lain dari turbin pelton khususnya pada bagian mangkoknya, dapat diketahui dari dimensi utama yaitu dengan mempergunakan diameter nosel (d) untuk lebih jelas lihat gambar berikut ini :

L = ( 2,3 – 2,8 ) . d β2I = 30

°

- 40

°

B = ( 2,8 – 3,4 ) .d β2II= 20

°

- 30

°

T = ( 0,6 – 0,9 ) . d β2III= 10

°

- 20

°

a = (0,95 – 1,05 ) . d β2IV= 5

°

- 10

°

b = (0,18 – 0,20 ) . d β2V = 0

°

- 5

°

β1 = 5

°

- 7

°

(12)

9

2.5.3 Kisaran jumlah mangkok

Untuk menentukan kisaran mangkok dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Z=

 × 





Di mana : Z : Kisaran jumlah mangkok Dlt : Diameter lingkaran tusuk (mm)

d : diameter jet / nosel (mm) 2.5.4 Langkah pemodelan

Rumus-rumus di atas merupakan dimensi sebenarnya untuk turbin pelton tersebut, karena ada suatu keperluan untuk mengnalisa fenomena turbin pelton hal yang lebih baik dilakukan langkah pemodelan. Langkah ini di lakukan untuk mempermudah dan meringankan segala hal. Dengan pemodelan ini dapat dilakukan bebas dilakukan berbagai kondisi bisa melakukan perubahan Head, debit dan sebagainya. Yang perlu diingat bahwa pemodelan tidak mengurangi prisip kerja secara asli dari turbin yang telah kita rancang, karena kita mempergunakan prisip kesebangunan. Walaupun ukuran lebih kecil tapi pada dasarnya sama yang penting ns-nya harus tetap sama. Adapun rumus kesebangunan yang digunakan, yaitu :

Scala =

Dltp



=

Dltm

dp

Di mana : Dltp : Diamter lingkaran tusuk sebenarnya (mm) dp : diameter nosel sebenarnya (mm)

Dltm : Diamter lingkaran tusuk model (mm) dm : diameter nosel model (mm)

2.5.5 Nozzel

Dalam turbin pelton nosel merupakan hal penting dalam proses kerjannya, karena nosel memiliki fungsi utama dalam meningkatkan daya turbin. Karena turbin pelton memperoleh daya hidrolis

(13)

10

menggunakan prinsip impuls aliran air dari nosel tersebut. Seperti yang telah dikemukakan di atas perubahan banyaknya nosel dapat meningkatkan daya yang akan di bangkitkan oleh turbin tersebut. Suatu nosel mempunyai ukuran tertentu, dalam hal ini diameter nosel tersebut. Diamater nosel sangat berpengaruh kepada dimensi dari kontruksi turbin pelton secara keseluruhan (khususnya dalam dimensi sudu). Secara

umum rumus nosel adalah sebagai berikut : d = 0,54

 Q

H

(14)

11

2.6 PERHITUNGAN DAN HASIL 2.6 PERHITUNGAN DAN HASIL

Dalam mencari debit air dalam kasus ini dimisalkan ada suatu potensi air dengan head 1200 m. dari head inilah kita dapat menentukan turbin yang akan dipakai. Torsi yang dimiliki turbin sebesar 129,15 Nm. Sesuai dengan grafik ditentukan besaran sebagai berikut:

D/d = 60 , jumlah Nozel = 2 buah, didapat Ns (kecepatan spesifik) =6,56 1. Perhitungan pada Skala sebenarnya

a. Perhitungan Debit

Pada penentuan debit sesuai rumus yang ada maka kita harus memilih kecepatan sinkron generatornya sebesar 750 rpm. Maka debit yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

N

=

 

H

.

6.56 =



75 

.

Q = 3,18

3

⁄

b. Perhitungan kecepatan pancaran air

Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui berapa kecepatan air dengan potensi head tertentu, sesuai rumus di atas maka di dapat :

C =



 2 × ×

C =

0.98√ 2×9,8×1200

C = 150,295 m/s

c. Perhitungan kecepatan keliling optimum Sesuai rumus didapatkan :

U=

U=

5,5

U = 75,147 m/s

(15)

12

d. Perhitungan diameter jet (nozel) d = 0,54

Q

√ H

d = 0,54

√ 

3,

d = 0,164 m = 164 mm

e. Perhitungan kecepatan diameter lingkaran tusuk

Dlt =

6 × ×

 × 

Dlt =

6 ×75,4753 ×

3,4 × 75

Dlt = 1,914 m = 1914mm

f. Perhitungan Efisiensi Turbin

η

T

=

Τ×ω

ρ×  ×Η×

×100% =

 × , ×  × 3,

(3,4)(3)×,5

×100% = 65%

g. Perhitungan daya yang dihasilkan Ρ = × g × H × Q ×

Ρ = 1000 × 9,81 × 1200 × 3,18 × 0,65 = 24332724 watt

= 24332,724 kW

2. Langkah Pemodelan (Prototype)

Dari perhitungan skala sebenarnya di atas maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu langkah pemodelan. Langkah ini harus memiliki syarat yaitu harga Ns harus tetap, dan harga lain bebas berekspresi kegiatannya bersifat laboratorium.

Penskalaan atas dimensi sebenarnya dengan model adalah 1 : 10 a. Perhitungan diameter jet (nozel)

Dimensi pada skala model dapat diketahui dengan membagi dengan angka perbandingan 1 : 10

(16)

13

b. Perhitungan kecepatan diameter lingkaran tusuk Sama halnya dengan yang di atas, Dlt yang didapat :

Dltmodel= 0,1914 m atau Dltmodel= 191,4 mm

c. Penentuan jumlah mangkok Dengan mengunakan rumus :

Z=

π×  mod

 × 



Z=

 ×,4

 ×6,4

Z = 18,32 buah mangkok, dibulatkan menjadi 18 buah mangkok.

d. Penentuan dimensi utama mangkok

L = ( 2,5 ) . d L = ( 2,5 ) . dmodelmodel β2I2I = 35= 35

°

L = 41 mm L = 41 mm B

B = = (3,1) (3,1) . . ddmodelmodel β2II= 25

°

B = 31,84 mm B = 31,84 mm T =

T = ( 0,7) ( 0,7) . . ddmodelmodel β2III= 15

°

T = 11,48 mm T = 11,48 mm a = (1,00 ) . d

a = (1,00 ) . dmodelmodel β2IV= 8

°

a = 16,4 mm a = 16,4 mm b = b = (0,19) (0,19) . . ddmodelmodel β2V = 4

°

b = 3,11 mm b = 3,11 mm β1 = 6

°

(17)

14

BAB 3 PENUTUP

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 3.1 KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan suatu potensi air dengan head 1200 m, dengan kecepatan spesifik 6,56, putaran kecepatan sinkron generatornya sebesar 750 rpm, debit yang dibutuhkan (Q) 3,18 m3/s. Untuk debit dan head tersebut diperlukan dimensi nosel dengan diameter (d ) 0,164 m, diameter lingkaran tusuk ( Dlt) 191,4 mm, jumlah mangkok 18 buah mangkok dengan dimensi

(18)

15

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Smith, Nigel, & Maher, Philip, (2001), “Pico Hydro For Village Power”, A Practical Manual for Schemes up to 5 kw in Hilly Areas, Edition 2, May .

Arismunandar, Wiranto, (1995),“Penggerak Mula Turbin”, ITB, Bandung. Penche, Celco, ”Layman’s Guidebook, On How to Develop a small hydro site”, Europen Small Hydropower Association.

Bachmann, J.,” Hydraulicsche maschine”.

Arter, Alex, (1990), “ Hydraulic Engineering Manual”, SKAT, Switzerland. Sayers, A.T., (1992), “ Hydraulic and Compressible Flow Turbomachines”, McGraw-Hill Book Company, London.

Banga, T.R., (1977), “ Hydraulic Machines”, Khanna Publishers, New Delhi. Dandekar, M.M., (1991), “ Pembangkit Listrik Tenaga Air”, Penerbit UI, Jakarta.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan turbin Pelton untuk sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan bentuk sudu silinder tertutup dibelah dua mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi

Daya yang Dihasilkan oleh PLTMH Turbin Pelton dengan Pengaruh Bukaan katup nosel secara aktual

Dapat dirancang sebuah turbin air Mikro Hidro jenis Pelton untuk digunakan sebagai penggerak pada pembangkit listrik di desa Kali kecamatan Pineleng. Penggerak Mula

Dapat dirancang sebuah turbin air Mikro Hidro jenis Pelton untuk digunakan sebagai penggerak pada pembangkit listrik di desa Kali kecamatan Pineleng. Penggerak Mula

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Karakteristik Unjuk Kerja Turbin Francis Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Terhadap Perubahan

Kalau ditinjau dari daya yang dihasilkan turbin air, maka dikenal istilah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang maksudnya adalah turbin air yang dapat menghasilkan

Dari hasil perencanaan Turbin pada Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga mikrohidro di beberapa lokasi terpasang PLTMh di Sumatera Barat kapasitasnya masih kecil dari

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Tinggi Jatuhnya Air (Head) Terhadap Daya Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro Tipe Turbin