S
aat ini, kami di HR Excellency sedang mempersiapkan diri untuk suatu event dimana kami akan memberikan programKECERDASAN EMOSIONAL dalam sebuah forum Asia
Pacific Leaders bagi para pemimpin Asia Pacific suatu perusahaan multinasional dari Jepang yang akan berkumpul di Jakarta. Rupa-rupanya perusahaan multinasional ini, sejak dulu sudah memasukkan EQ atau Kecerdasan Emosional sebagai salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh para pemimpin mereka.
EQ memang sedang menjamur dan beberapa bulan yang lalu
pun, bekerjasama dengan perusahaan Combiphar, kami mengadakan
program “EQ for Nation”. Tujuan kami sederhana, yakni mengajarkan
dan menyebarkan “virus positif” kecerdasan emosional ke seluruh nusantara. Sambutannya sungguh luar biasa!
Saat ini, memang boleh dikatakan, HR Excellency, merupakan lembaga yang paling aktif dan terdepan dalam pengembangan
KECERDASAN EMOSIONAL di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari buku-buku, CD, program radio, program televisi serta para alumni yang
diajarkan adan diakui oleh para eksekutif di negara-negara Jepang, China, Singapore serta Malaysia. Di Indonesia sendiri, program EQ dari HR Excellency bahkan telah diikuti hingga ke level Menteri Negara. Sebuah bukti betapa banyaknya pemimpin yang sadar akan pentingnya Kecerdasan Emosional saat ini. Bahkan di tahun 2011 ini, HR Excellency telah merambah dan mengajarkan EQ hingga ke level
remaja (program EQ Youth Camp) serta mahasiswa (program EQ
Goes TO Campus). Lebih dari 10,000 alumni telah berhasil lulus dari program EQ HR Excellency.
Kami pun mempunyai milis HR Excellency dengan keanggotaan
mencapai 4.000 orang yang bisa sangat aktif mensharingkan
berbagai pengetahuan dan pengalaman soal EQ. Apabila tertarik
Anda dapat bergabung dengan memasukkan email Anda ke:www.
hrexcellency.com
Selain itu, untuk mengetahui produk buku-buku dan CD serta informasi mengenai seminar dan training di seputar EQ, silakan menghubungi kami di: 021-3518505 atau 021-3862521, atau bisa pula dengan email kepada kami: hrexcel@dnet.net.id
Selamat membaca dan menikmati sajian E-book ini!
(Kompetensi EQ: Kesabaran)
anyak orang ingin cara instan untuk berhasil. Wajar sih, siapa sih yang ingin berlama-lama? Tetapi, di bawah matahari, setiap hal ada waktunya. Misalkan, ada waktu seorang bayi manusia lahir, sekitar 9 bulan. Ada waktu pula bagi suatu tanaman untuk bertumbuh. Kita bisa memaksa mempercepat hasil itu, tetapi, hasilnya akan tidak karuan.
Begitu pula, bicara soal keberhasilan. Karena tidak sabar untuk menjadi sukses, banyak orang menempuh langkah-langkah tidak etis yang justru membuat suksesnya menjadi semakin lama. Seperti
halnya seorang pencuri,
ingin menjadi kaya tetapi justru dengan
mencuri, ia akhirnya
mendekam di penjara yang membuatnya semakin lama jadi kaya. Hati-hati, kata Peter
Senge, penulis buku The Fifth Discipline, kadangkala: The fastest is the
slowest!What do you think? Kenalkah Anda dengan mereka yang ingin
(Kompetensi EQ: Coaching, Listening, Learning)
ikiran dan pengalaman kita
bisa terbatas. Saat kita selalu mentok dan terus-menerus tidak mampu begerak lebih jauh dan kelihatannya segitu-segitu saja. Padahal, kita telah berusaha secara maksimal.
Saat itulah, Anda mulai menyentuh
limit pengalaman dan pikiran Anda. Itulah saat dimana Anda perlu perlu meminjam pikiran dan pengalaman orang lain.
Meminjam ini bisa dilakukan dengan membaca, mendengarkan, ngobrol atau mengikuti bimbingan atau pelatihan tertentu. Intinya, masalah yang Anda alami sekarang, kadang tidak bisa diatasi dengan pikiran Anda karena keterbatasan pengalaman yang Anda miliki. Itulah manfaat bicara, mendengarkan dan belajar dari orang lain.
Ketika Anda kelihatannya mentok di satu titik dan tidak kemana-mana meskipun Anda telah berusaha keras, mungkin saatnya bagi Anda untuk meminjam
(Kompetensi EQ: Self Awareness, Creativity)
ulu, saya seringkali berpikir manusia kekurangan uang, tetapi dari waktu ke waktu, saya semakin percaya manusia
itu tidak kekurangan uang, tetapi kurang ide. Seminar-seminar soal Wealth, selalu mengajarkan soal ini. Dulunya, saya nggak terlalu percaya, tetapi di tahun-tahun terakhir ini, saya mulai yakin. Kita nggak kekurangan uang, tetapi kurang ide.
Seorang yang hidupnya pas-pas atau kekurangan, mungkin
terbatas kemampuan dan idenya sehinga hanya melakukan hal yang
itu-itu saja. Biasanya, mereka nggak sadar soal hal itu. Dan umumnya, mereka mengeluh soal nasib, soal kekurangan kesempatan. Padahal,
masalahnya adalah soal bagaimana mereka mau mencoba memeras
pikiran mereka untuk situasi mereka, serta mencoba ide yang baru. Ingat, orang pada dasarnya bukan miskin uang, tetapi miskin ide.
Orang menjadi miskin, seringkali bukan karena kekurangan uang tetapi kekurangan ide. Karenanya, bantuan ide sebenarnya
(Kompetensi EQ: Self Awarness, Self Management)
nda pernah mengalami masalah dengan seseorang, Anda
benci dengan orang tersebut? Cobalah pikirkan, bahwa
beberapa hal yang Anda benci pada orang itu, mungkin
sebenarnya, pernah Anda lakukan juga. Jadi, saat Anda merasa benci dan jengkel dengan seseorang, Anda pun sebenarnya bukannya tidak
bersalah.
Pemulihan terjadi, tatkala kita mulai menyadari soal ini. Tatkala kita mulai melihat,
daripada membenci dan menyalahkan orang
tersebut. Kita mulai berpikir bahwa apa
yang kita terima dari orang tersebut, bisa
jadi adalah dampak dari sesuatu yang yang
pernah kita lakukan pula dalam kehidupan
kita. Kita benci dengan boss yang otoriter, tetapi bisa jadi kita pun otoriter di rumah. Selanjutnya, dengan menyadari bahwa kita pun
mungkin melakukan kesalahan yang sama, kita bisa bertanya pada
diri kita sendiri, “Apa alasan saya melakukannya waktu itu”. Dengan
memahami alasan dalam diri kita, kita pun akan lebih bisa memahami
alasan yang dilakukan oleh orangyang bikin kita sebel tersebut.
(Kompetensi EQ: Self Awareness, Other Awareness, Self Regulation)
adangkala, masalahnya terletak pada kacamata kita yang
buram dalam melihat masalah. Akibatnya, semua yang ada tampaknya buram. Tapi,
sayangnya kita tidak sadar bahwa
kacamata kita yang buram dan kita terus menerus mendesak agak orang lain membuat diri mereka supaya lebih lebih
‘jernih’. Padahal, untuk membuat jernih pemandangan, yang harus
diubah adalah kacamatanya. Tapi, kadang kita terlalu ngotot.
Kadangkala, anak kita, pasangan kita, orang tua kita, saudara-saudara kita, guru kita, boss kita, rekan kita, mereka baik-baik saja. Hanya saja, kacamata kita memandangnya yang sudah buram. Akhirnya, kita terus-menerus menyalahkan mereka. Mungkin, ini
saatnya bagi kita untuk mengubah kacamata kita dalam melihat
mereka.
Ketika kacamatamu buram, jangan menyalahkan pemandangannya. Ubahkah kacamatanya!
(Kompetensi EQ: Self Awareness, Others Understanding, Relationship
Management)
ecara psikologis, orang yang suka melukai umumnya punya
masalah. Ketika bertemu dengan orang ataupun sekelompk
orang yang suka menyiksa, melukai atau membenci, biasanya
merekalah yang punya masalah. Kadangkala bisa jadi karena
orang-orang ini sebenarnya punya perasaan
tidak aman, punya perasaan takut, punya perasaan mudah terancam. Akibatnya, orang-orang ini menunjukkan kekusaannya
dengan cara melukai dan mencederai
orang lain. Tidak mengherankan, kalau di penjara kita bertemu dengan para
kriminal yang sebenarnya punya masalah
dengan diri mereka sendiri, tetapi malah memecahkan masalahnya
dengancara melukai orang lain.
Ada kasus seorang Bapak yang suka melukai anaknya sampai berdarah-darah. Tetapi, ternyata si Bapak ini adalah seorang penakut dan pengangguran yang benci dengan situasinya. Begitupun kelompok
orang yang punya hobi mencederai dan melukai orang lain, adalah
kumpulan orang-orang yang punya masalah dengan diri mereka,
ataupun minimal mungkin digerakkan oleh seorang pemimpin yang
sebenarnya punya masalah dengan dirinya sendiri. Jadi ketika Anda punya kebiasaan melukai orang lain, bisa jadi sebenarnya Anda sendiri adalah seorang yang terluka.
(Kompetensi EQ: Self Awareness)
riorotaskan kesehatan karena itulah dasar dari semua
sukses dan pencapaian Anda. Sulit buat Anda mencapai jengkang karir yang lebih tinggi, jalan-jalan, berlibur, mencapai produktivitas yang tinggi, meraih mimmpi Anda kalau
seandainya kondisi kesehatan Anda
tidak prima.
Masalahnya, kita kadang berpikir,
“nggak apa-apa saya kerja keras sekarang nanti akan kubayar dengan olah raga dan memperhatikan tubuhku”. Itulah kebiasaan yang dulu, seringkali saya pikirkan. Dan sampai sekarang pun, godaan pikiran itu masih terus-menerus menimpa saya. Tetapi, saya belajar untuk semakin sadar, bahwa kalau saya ingin memiliki segala-galanya, kesuksesan serta prestasi, maka kesehatan saya harus diperhatikan terlebih dahulu, Seharusnya, kesehatanlah yang perlu menjadi prioritas setiap orang. Tanpa kesehatan prima, tidak banyak hal yang bisa kita raih dan kita nikmati.
Kesehatan memang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya tidak ada artinya tanpa kesehatan.
S
(Kompetensi EQ: Self Awareness, Self Management, Self Control)
aat bersama anakku yang terkecil
berbelanja, di sebuah mal ada sebuah kaos anak-anak yang menarik perhatianku. Di bagian depan kaos tertulis besar-besar, “SUPER SPONGE:
MUDAH MENYERAP SIFAT DAN KEBIASAAN BAIK”. Wow..kaos yang isinya cukup positif, kupikir.
Saya jadi ingat, ketika dulu sewaktu kecil diajari bahwa lebih mudah bagi kita untuk mempelajari hal yang buruk daripada mempelajari hal baik. Bahkan ada pepatahnya yang mengatakan, belajar buruk hanya beberapa menit tetapi belajar baik, butuh bertahun-tahun. Mungkin, kesannya agak hiperbolis. Tapi mungkin juga ada benarnya. Artinya, dalam kenyataanya tidak mudah menjadi “super sponge” ini!
REFLEKSI HARI INI:
Bagaimana dengan pengalaman Anda, lebih gampang belajar hal baik atau belajar hal-hal yang negatif?
(Kompetensi EQ: Humor, Relationship Management)
adi pagi, sewaktu sedang menunggu pesawat di lounge, ada
seorang Bapak yang duduk di depan saya, terlihat wajah serius Bapak itu membaca sebuah buku. Kupikir, “Wah, pasti buku yang sangat serius!” Sementara itu, saya juga sambil santai membaca majalah. Akhirnya, si Bapak itu sempat mengangkat cover bukunya. Judulnya, saya tidak hafal tetapi kurang lebih adalah, “KUMPULAN HUMOR”. Wah, saya jadi bingung, mengapa tidak ada muka tersenyum? Berbagai kemungkinan jadi muncul di benak saya. Bisa jadi humornya garing, nggak lucu, atau memang ‘urat’ humor si Bapak sudah putus ...!?
Memang, ada orang yang tidak mem-butuhkan buku humor untuk ketawa. Ada
orang yang mudah menemukan dan menciptakan humor, ada yang
jadi penikmat. Kalaupun tidak humoris, setidak-tidaknya jadilah penikmat humor yang baik. Selain itu, saya terus-menerus belajar untuk menemukan hal-hal yang lucu disekeliling untuk dinikmati. Lha...yang tadi, Bapak yang baca buku humor dengan serius, adalah salah satu pemandangan menarik yang saya nikmati.
REFLEKSI HARI INI:
(Kompetensi EQ: Networking, Relationship Management, Other Awareness)
adang, kita tidak pernah tahu bahwa suatu
percakapan, pertemuan ataupun interaksi sesaat dengan seseorang bisa mengubah
nasib kita. Pernah tahu tentang nasib Bill Clinton? Ia adalah anak dengan banyak cita-cita. Ia pernah bercita-cita jadi dokter, jadi musisi atau jadi reporter. Sama sekali tidak ada cita-cita soal politik. Tapi, sewaktu di sekolah menengah, ada suatu
pertemuannya dengan John F. Kennedy yang mengubah hidupnya.
Padahal itu pun bukan pertemuan pribadi, hanya dalam suasana
formal. Tetapi, perjumpaan sesaat dengan John Kennedy mengubah hidupnya selamanya. Sejak itu ia punya cita-cita masuk politik. 30 tahun kemudian, Bill di usia 46 terpilih jadi Presiden Amerika.
Kadang, kita memang tidak tahu bagaimana pertemuan atau perbincangan dengan seseorang bisa begitu mengubah. Tuhan, kadang
menggunakan mereka untuk menyentuh ataupun membangkitkan
suatu kesadaran pada diri kita. Setelah pertemuan itu, kita TELAH berubah selamanya.
REFLEKSI HARI INI: Apakah Anda pernah menolak bertemu dengan seseorang yang bisa menjadi model untuk Anda? Padahal mungkin pertemuan itu akan menjadi
momen yang mengubah Anda? INI PERTANYAAN DARI SUDUT PANDANG SAYA SEBAGAI TRAINER: Apakah pernah menghindari seminar atau training (padahal mungkin investasinyanya
(Kompetensi EQ: Self Directing, Self Control, Persistence)
udah mengubah suatu impian. Tetapi, bertahan dalam impian kita, hingga bisa terwujud, adalah suatu kemenangan jiwa yang luar biasa. Itulah yang terjadi dengan Jay Leno.
Kini, ia salah seorang pemandu acara yang terkemuka di Amerika,
sekelas Oprah. Tapi, sewaktu hanya usia 22 tahun dan bukan siapa-siapa. Ia cuma jadi komedian yang tidak dikenal siapa-siapa-siapa. Dalam hatiya, ia ingin jadi pembawa acara di televisi. Selama 20 tahun, ia harus memperjuangkan mimpinya. Dan akhirnya, mimpinya terwujud ketika ia diminta menggantikan Johny Carson, pembaca acara “The Tonight Show”.
Memang mudah untuk bermimpi, dan
lebih mudah lagi menggantinya dengan mimpiyang lain ketika situasi kelihatannya, tak mendukung. Tapi bertahan dalam
impian, apapun risiko, butuh pengorbanan
dan ketabahan yang luar biasa. Hanya orang luar biasa yang mampu!
REFLEKSI HARI INI:
Masih ingat dengan mimpi Anda? Berapa kali Anda mengubah impian Anda? Masih berapa lama dirimu sanggup bertahan untuk melihat,
(Kompetensi EQ: Endurance, Self Management)
aya baru saja mendapatkan slide
yang berisi foto rumah pegolf yang
terkenal, Tiger Woods. Kali ini saya tidak membicarakan soal skandalnya yang masih
tetap ramai dibicarakan tetapi soal bagaimana ia
berjuang hingga mencapai kesuksesan itu. Buat saya, ini lebih positif. Ada kisah menarik. Sewaktu kecil dan melakukan latihan. Ayahnya yang juga menjadi pelatihnya akan berusaha mengejutkannya dengan memecahkan balon-balon yang telah ditiup di belakangnya. Tiap kali saat Tiger akan memukul, akan terdengar suara, “DUAERRR!”. Namun, Tiger harus tetap tetang dan konsentrasi untuk memukul bolanya. Dengan cara itulah, dan masih banyak latihan-latihan yang sulit, harus dilalui oleh Tiger, yang membuatnya sukses. Itulah latihan yang dilewati oleh seorang the Golf GrandMaster.
Bandingkanlah sekaangdengan orang, yang diberi latihan dan di-stretch sedikit saja dari apa yang rutin dilakukan sekarang, sudah mengeluh. Tetapi, atlit luar biasa seperti Tiger Woods, harus menjalani hal seperti ini setiap hari.
REFLEKSI HARI INI:
Apa latihan Anda untuk berhasil? Apa STRETCH yang Anda berikan dalam hidup Anda saat ini untuk melatiha diri Anda lebih dari sekedar yang biasanya Anda lakukan ataupun
(Kompetensi EQ: Self Management, Self Control, Self Navigation)
asih ingat dengan Paul, si gurita yang mengagetkan dengan semua prediksinya yang tepat di Piala Dunia
Afsel 2010? Nah, ada kisah lain sebelumnya yang perlu Anda ketahui. Muhammad Ali, sang petinju legendaris, juga pernah membuat 19 kali prediksi atas pertandingannya. Dan hasilnya, semuanya juga tepat 100%.
Apa yang Ali lakukan? Setelah membuat prediksi. Ia mulai memvisualisasikan, membayang bagaimana ia akan bekerja keras untuk mencapai apa yang ia impikan. Lalu, disitu ia akan memikirkan dari hasil prediksinya itu, apa yang akan ia lakukan untuk mewujudkannya. Dan kenyataannya, Ali berhasil.
Kita pun bisa punya kemampuan meramal nasib kita seperti Moh. Ali. tapi, kita seringkali membiarkan situasi dan kondisi mengambil alih. Kita pikir, kita tak punya kendali. Salah, apa yang Moh.Ali ajarkan adalah bahwa kita punya kendali. Ali bukanlah peramal, ia hanyalah seorang yang optimis, yang bekerja keras untuk mewujudkan apa yang ia ramalkan tentang dirinya sendiri.
REFLEKSI HARI INI:
Apa ramalan Anda tentang kehidupan Anda? Bagaimana Anda melihat kehidupan Anda nantinya? Dari ramalan itu, bagaimana Anda berusaha mewujudkannya
(Kompetensi EQ: Positive Emotion, Self Awareness)
aya baru saja kembali dari Bali. Ada hal yang menarik ketika jalan-jalan ke sekitar Kuta, ada banyak toko Tatoo di sana. Di salah satu toko Tatoo tersebut, saya masuk dan melihat gambar-gambar yang indah disitu.
Biasanya, ada banyak model tatoo yang bisa dipilih. Saya hanya tertarik untuk melihat gambar-gambarnya. Salah
satunya bikin saya mengernyitkan alis
mata saya, tulisannya, “BORN TO BE A
LOSER”. Kalau diartikan, “LAHIR UNTUK MENJADI PECUNDANG”. Lantas, saya pun jadi ingat salah satu buku dari
seorang penulis yang menceritakan pengalamannya bertemu dengan orang
dengan tatoo yang demikian. Lantas saya bertanya,
“Mas, banyak ya yang bikin tatoo kayak begini?”
“Oh, Lumayan lho. Cukup banyak!” kata si Mas-nya dengan aksen Bali yang kental.
Ternyata banyak orang yang membuat tatoo demikian dalam hidupnya. Ada yang betul-betul kelihatan, tapi ada yang diam-diam sudah ditatoo dalam pikiran mereka. Segalanya kan dimulai dari pikiran dulu, baru kemudian diwujudkan secara fisik. Saya yakin, mereka yang
hidupnya. Bagaimanakah kemungkinan kehidupan orang-orang dengan tatoo yang seperti itu. Saya cuma tahu satu hal, pasti orang-orang sukses dan berhasil, tidak akan membuat tatoo yang demikian dalam tubuhnya. Nah, tatoo apakah yang sudah Anda buat dalam pikiran Anda sendiri?
“Pertama, Anda mentatoo di pikiran. Berikutnya, Anda mulai mentatoo di badan. Akhirnya, Anda pun akan mentatoo di kehidupan Anda.”
REFLEKSI HARI INI:
Setiap orang punya tatoo yang ia yakini. Nah, apa tatoo kehidupan Anda?
A
nthony Dio Martin, adalah seorang praktisi bisnis, trainer, speaker, ahli psikologi dan juga personal coach, yang oleh media dijuluki “The Best EQ Trainer Indonesia”. Beliau adalah penulis dari banyak buku bestseller bertema Kecerdasan Emosional, Kepemimpinan, Bisnis sertaPengembangan Diri, seperti: “Emotional Quality Management” (2003) dan
audiobook “Emotional Power” (2004, Gramedia Pustaka Utama), juga buku
“Manajemen Intrapreneurship: Pemburu dan Petani” (2005) serta “Smart
Emotion 1 & 2” (2006&2007), “Pelampung Hati” (2008), “Toxic Employee”
(2009), “21 Most Powerful Sales Sotries & Cartoon” (2010), “101,5 Kisah
Inspirasional Kecerdasan Emosional untuk Kaum Muda” (2011), “Up Your Life & Up Your Success” (2011), “Emotional Quality Management Revisi (2011). Tulisan-tulisan lepas atau artikel beliau secara rutin juga dapat dinikmati dalam rubrik Motivasi di Bisnis Indonesia Minggu serta
majalah Inspirasi. Selain itu, Anthony Dio Martin juga narasumber ahli dalam program radio inspirasional untuk pengembangan personal “Smart Emotion” di jaringan radio SmartFM yang disiarkan ke seluruh nusantara dan juga pernah pemandu acara televisi, “Inspiration with Anthony Dio Martin” di QTV maupun SUN TV.
Saat ini, Anthony Dio Martin adalah direktur lembaga training, HR Excellency yang berpusat di Jakarta serta Managing Director MiniWorkshopSeries (MWS)
pendidikannya adalah ilmu Psikologi dari Universitas Gadjah Mada serta S-2 pada program MBA Strategic Leadership dan Master Certified Professional Recruiter dan Psychological Assessor (CPR) dari Vancouver, Kanada. Beliau juga International Licensed Trainer dalam bidang Neuro Lingustic Program (NLP) serta Six Seconds Certified EQ Trainer. Selain itu, beliau juga International Certified Firewalking Instructor dari Swedia. Berpengalaman kerjan lebih dari belasan tahun, diantaranya sebagai trainer dan konsultan manajemen di PT Astra Internasional serta Arthur Andersen Business Consulting, Jakarta.
Untuk informasi mengenai jasa training, seminar serta buku-buku yang ditulis oleh Anthony Dio Martin dapat dihubungi melalui email : hrexcel@ dnet.net.id atau dapat telpon langsung ke kantornya HR Excellency serta Miniworkshop Series Indonesia di : (021) 3518505, 3862521
HR ExCELLENCY
Jl. Tanah Abang V No. 37 Jakarta 10160 Ph. (021) 3518505, 3862521 ; Fax. (021) 3862546
E-mail: hrexcel@dnet.net.id www.hrexcellency.com
©2011. HR Excellency. All rights reserved.
BENEFIT
• Dapatkan skor stamina level emosi Anda saat ini. • Lebih peka dan beresonansi dengan kebutuhan emosional orang lain!
• Mampu mengekspresikan kemarahan Anda secara positif dan membangun!
BENEFIT
• Sertifikasi ELT (Essential Licenced Trainer) MWS International yang telah mempunyai network
luas di Malaysia, Singapura, China, Indonesia, Australia, India
• Materi standard International yang lengkap, praktis dan komprehensif untuk menjadi seorang trainer
profesional
KINI SAATNYA ANDA BERTINDAK! Isilah liburan anak-anak Anda dengan hal yang
sangat berguna bagi masa depannya, Ikutkan
mereka dalam program EQM Youth Camp,sebuah camp luar biasa yang dibawakan secara FUN dengan pendekatan gaya remaja untuk meningkatkan level EQ mereka sejak dini!
Anda akan diajari step by step hingga Anda memiliki keyakinan untuk
melakukan hypnosis untuk: memecahkan masalah, memberikan solusi,
mengubah kebiasaan buruk, membangun kebiasaan positif serta memprogram sukses pribadi Anda!
D
alam workshop ini Anda akan belajar bagaimana mengelola bawah sadar, berkomunikasi dengan bawah sadar serta me-reprogram bawah sadar Anda untuk hasil hidup Anda yang lebih optimal. Sebuah workshop yang akan memberikankepada Anda demonstrasi nyata antara hubungan antara bawah sadar Anda dengan kesehatan, diet, problem emosional, problem kehidupan, karir maupun kesehatan
mental Anda. Sadarkah Anda?
bahwa kecerdasan emosi berpengaruh 4 kali lipat lebih besar dari IQ
dalam menentukan kesuksesan hidup Anda? Temukanlah rahasia menakjubkan dan PULUHAN TIPS JITU untuk meningkatkan kecerdasan emosi Anda secara SIGNIFIKAN !
The BEST EQ Trainer Indonesia
•
Int’l Certified EQ Trainer •
Int’l Certified NLP Trainer •
Host Smart Emotion Radio Talk
•
di Smart FM
•
Anthony Dio Martin
The Passionate Trainer Indonesia •
Certified EQ Trainer •
Certified NLP Trainer •
Int’l Professional Licensed Trainer •