• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN MODAL KERJA,

PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG,

PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH, DAN JUMLAH KARYAWAN

TERHADAP PROFITABILITAS KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP)

DI KABUPATEN BULELENG

1

Yuli Nopiana,

1

Nyoman Trisna Herawati,

2

Ni Luh Gede Erni Sulindawati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {Yulinopiana27@gmail.com, aris_herawati@yahoo.co.id,

ernisulindawati@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran modal

kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan terhadap profitabilitas koperasi simpan pinjam di Kabupaten Buleleng. Penelitan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 12 koperasi. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (2) tingkat perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, (3) tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, (4) tingkat pertumbuhan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, (5) jumlah karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, (6) tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Kata kunci: Perputaran Modal Kerja, Jumlah Nasabah, Jumlah Karyawan, Profitabilitas

Abstract

The study aimed at finding out the effect of capital turnover, cash turnover, receivable

turnover, growing number of customers, and the total number of employees on the profitability of saving loan cooperatives in Buleleng regency. This study was conducted based on a quantitative approach by involving 12 cooperative offices as the samples which were selected based on purposive sampling technique. The data were obtained from secondary sources by using documentation method, and analyzed by using a multiple regression supported by SPSS software version 19.0 for Windows.

The results indicated that (1) the level of capital turnover had a positive and significant effect on profitability, (2) the level of cash turnover had a positive and significant effect on profitability, (3) the level of receivable turnover had a positive and significant effect on profitability, (4) the level of growing number of customers had no significant effect on profitability, (5) the total number of employees had no significant effect on profitability, (6) the level of capital turnover, cash turnover, receivable turnover, growing number of customers, and the total number of employees had a simultaneous significant effect on the profitability.

(2)

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu Negara dapat diukur dengan tingkat pertumbuhan ekonominya. Negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, tidak terlepas dari peran Lembaga Keuangan. Di Indonesia, Lembaga Keuangan dibagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non-bank. Salah satu lembaga keuangan non-bank yang diterapkan di Indonesia adalah Koperasi Simpan Pinjam.

Menurut Undang-undang Koperasi No.17 Tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Dengan memperhatikan kedudukan koperasi maka peranan koperasi sangatlah penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Dalam hal ini koperasi seharusnya memilki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas yang menyangkut kepentingan ekonomi. Karena itu koperasi harus dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya.

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha. Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Suyanto dan Nurhadi (2003) adalah: “Koperasi simpan pinjam adalah merupakan koperasi yang meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah.”

Koperasi simpan pinjam dapat berkembang dengan baik apabila semua aspek-aspek pendukung yang ada di dalamnya mendapat perhatian yang baik dari manajemen. Termasuk salah satunya adalah bagaimana proses koperasi tersebut dalam memperoleh keuntungan.

Untuk memperoleh keuntungan tidak lepas dari upaya efisiensi dalam koperasi itu sendiri, karena dengan tingkat efisiensi yang tinggi maka koperasi akan memperoleh profitabilitas yang tinggi pula. Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional secara maksimal. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dapat digunakan dengan rasio profitabilitas. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Ada beberapa jenis rasio profitabilitas, salah satunya adalah return on equity (ROE). Return on

equity (ROE) adalah rasio yang

memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net

worth) secara efektif, mengukur tingkat

keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009). Return on equity merupakan

perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas.

Tinggi rendahnya profitabilitas dipengaruhi banyak faktor seperti modal kerja. Dalam melakukan aktivitas operasionalnya setiap perusahaan akan membutuhkan potensi sumber daya, salah satunya adalah modal, baik modal kerja dan modal tetap.

Mengingat pentingnya modal kerja di dalam perusahaan, manajer keuangan harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (Supriyadi dan Fazriani, 2011). Jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat memperkecil profitabilitas. Sedangkan apabila kekurangan modal kerja, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Untuk mengukur dan menilai keefektifan modal kerja perusahaan digunakan rasio perputaran modal kerja. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap

(3)

kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009). Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Satriya dan Vivi Lestari (2014) menyatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Adapun tiga komponen modal kerja yaitu kas, piutang, dan persediaan. Ketiga komponen modal kerja tersebut dapat dikelola dengan cara yang berbeda untuk memaksimalkan profitabilitas atau untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Lazaridis dan Tryfonidis, 2006).

Kas sebagai unsur modal kerja dengan tingkat likuiditas yang paling tinggi menunjukan semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan, maka semakin rendah perputarannya. Secara teoretis praktik perputaran kas merupakan perbandingan jumlah penjualan di mana jumlah penjualan yang dalam lembaga perbankan adalah total pendapatan dengan jumlah kas rata-rata (Riyanto, 2001). Efisiensi penggunaan kas di dalam perusahaan dicerminkan dari jumlah kas yang terdapat dalam perusahaan dan bagaimana kas tersebut berputar pada saat diinvestasikan. Semakin tinggi perputaran kas, dapat menunjukan peningkatan efisiensi penggunaan kas tersebut dan dapat meningkatkan profitabilitas dari koperasi simpan pinjam. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Ernia Friskayanti (2014) yang menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Perputaran piutang merupakan proses penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang yang terjadi dapat menunjukan berapa kali piutang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih dan dapat dikembalikan ke kas

perusahaan tersebut. Perputaran piutang merupakan perbandingan jumlah penjualan di mana jumlah penjualan yang dalam lembaga perbankan adalah total pendapatan dengan jumlah piutang rata-rata. Semakin besar proporsi piutang dari penyaluran kredit yang dilakukan maka akan diikuti dengan peningkatkan laba, sehingga akan meningkatkan profitabilitas (Wild dan Halsey, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Suteja Putra dan Ary Wirajaya (2013) menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas.

Selain tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran piutang, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah juga berperan penting dalam meningkatkan profitabilitas suatu koperasi simpan pinjam, karena semakin banyak jumlah nasabah, maka mobilitas koperasi tersebut akan semakin baik. Mempunyai jumlah nasabah dengan loyalitas yang tinggi merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan sebuah koperasi untuk tetap bertahan di tengah-tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Pertumbuhan nasabah merupakan perkembangan jumlah nasabah periode sekarang di bandingkan dengan jumlah nasabah periode sebelumnya (Muana, 2011). Dalam penelitian Dewi Asih (2014) dinyatakan bahwa tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Profitabilitas adalah besarnya perusahaan. Salah satu indikator untuk melihat besarnya perusahaan dapat dilihat dari tenaga kerja/karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Dengan memiliki banyak karyawan, hal tersebut bisa membantu perusahaan dalam menjalankan perusahaannya guna mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memperoleh profitabilitas yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kabupaten Buleleng, jumlah Koperasi

(4)

Simpan Pinjam pada Kabupaten Buleleng adalah 58 KSP.

Ada beberapa permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut yaitu pertama, apakah tingkat perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Kedua, apakah tingkat perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ketiga, apakah tingkat perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Keempat, apakah tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Kelima, apakah jumlah karyawan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Keenam, apakah tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Dalam rangka menjawab

permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014.

Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat, yakni: pertama, manfaat teoritis yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti, juga dapat dijadikan bahan referensi, dan bahan perbandingan bagi para peneliti selanjutnya khususunya sehubungan dengan pengaruh tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah, dan jumlah karyawan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng. Kedua, manfaat praktis yakni dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan laba atau profitabilitas untuk menjaga kelangsungan usaha koperasi.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten

Buleleng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dan akan dianalisis menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder umumnya bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai laporan keuangan dan laporan-laporan yang dibuat oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Buleleng periode tahun 2012-2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang menyetorkan laporan keuangan kepada Dinas Koperasi Perindustrian dan

Perdagangan (DISKOPERINDAG)

Kabupaten Buleleng. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan terdapat 58 Koperasi Simpan Pinjam yang tersebar diseluruh Kabupaten Buleleng. Sementara jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 12 koperasi simpan pinjam. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yakni pertama, koperasi simpan pinjam yang menyetorkan laporan keuangannya kepada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG) Kabupaten Buleleng secara berturut-turut selama 3 tahun yaitu tahun buku 2012-2014. Kedua, koperasi simpan pinjam di Kabupaten Buleleng yang sudah dan masih aktif melaksanakan kegiatan usahanya selama tahun 2012-2014. Ketiga, koperasi simpan pinjam di Kabupaten Buleleng yang dari tahun 2012-2014 nasabahnya tidak berjumlah nol.

Variabel bebas (dependent variables) dalam penelitian ini adalah tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran

(5)

kas, tingkat perputaran piutang, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, dan jumlah karyawan. Sedangkan variabel terikat

(independent variable) dalam penelitian ini

adalah profitabilitas.

Analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastistas. Uji hipotesis menggunakan uji regresi linear berganda, uji hipotesis (uji t), uji simultan (uji F), dan uji koefesien daterminasi (R2).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan daerah Kabupaten Buleleng tahun 2014 menyatakan bahwa wilayah Kabupaten Buleleng memiliki 58 Koperasi Simpan Pinjam. Dari 58 koperasi yang ada, hanya 12 koperasi yang masuk kedalam seleksi sampel dalam penelitian ini. Kedua belas koperasi tersebut sudah berturut-turut (2012-2014) menyetorkan laporan keuangannya kepada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan daerah Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel Tingkat Perputaran Modal Kerja memiliki nilai terendah (minimum) sebesar 0,09% dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 2,19%, sementara standar deviasi sebesar 0,63% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 0,77%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel Tingkat Perputaran Modal Kerja baik.

Pada variabel Tingkat Perputaran Kas mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 0,37% dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 4,11%, sedangkan standar deviasi sebesar 1,11% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 1,39%. Sehingga, menunjukkan bahwa simpangan data pada variabel Tingkat Perputaran Kas baik.

Pada variabel Tingkat Perputaran Piutang mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 0,09% dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,86%, sedangkan standar deviasi sebesar 0,16%

lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 0,29%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel Tingkat Perputaran Piutang baik.

Sementara variabel Tingkat

Pertumbuhan Jumlah Nasabah

mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 0,28% dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 21,83%, sedangkan standar deviasi sebesar 5,77% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 6,14%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel Tingkat Pertumbuhan Jumlah Nasabah baik.

Sedangkan untuk variabel Jumlah Karyawan mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 1,00% dan nilai tertinggi (maximum) sebesar 18,00%, sedangkan standar deviasi sebesar 4,70% lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean) yaitu sebesar 7,92%. Sehingga, dapat dikatakan bahwa simpangan data pada variabel Jumlah Karyawan baik.

Semakin besar nilai standar deviasi yang dimiliki maka akan semakin besar kemungkinan nilai riil yang menyimpang dari yang diharapkan. Jika nilai mean masing-masing variabel lebih kecil dari standar deviasinya, biasanya dalam data tersebut terdapat outlier (data yang terlalu ekstrim).

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,139 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,139>0,05) menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal dan model regresi diatas dapat diterima untuk dilakukan analisis tahap selanjutnya.

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF dan nilai

tolerance masing-masing variabel lebih

besar dari 10 persen atau 0,1. Demikian juga dengan nilai VIF masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Nilai

tolerance untuk variabel Tingkat

Perputaran Modal Kerja sebesar 0,840 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,190 < 10, sehingga variabel Tingkat Perputaran Modal Kerja dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Nilai tolerance untuk variabel Tingkat Perputaran Kas sebesar

(6)

0,788 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,268 < 10, sehingga pada variabel ini tidak terjadi gejala multikolinearitas. Nilai tolerance untuk variabel Tingkat Perputaran Piutang sebesar 0,890 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,123 < 10, sehingga pada variabel ini tidak terjadi gejala multikolinearitas. Nilai tolerance untuk variabel Tingkat Pertumbuhan Jumlah Nasabah sebesar 0,963 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,038 < 10, sehingga pada variabel ini tidak terjadi gejala multikolinearitas. Nilai tolerance untuk variabel Jumlah Karyawan sebesar 0,778 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,286 < 10, sehingga pada variabel ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Hasil uji autokorelasi dengan signifikan 0,05 atau 5%, dengan jumlah sampel 36, dan jumlah variabel independen adalah 5, maka diperoleh DW tabel untuk dL = 1,1755 dan dU =1,7987. Sedangkan besarnya DW hitung adalah 2,237. Nilai DW hitung ini kemudian akan dibandingkan dengan nilai DW tabel. Nilai DW sebesar 2,237 berada diantara 4 – dU ≤ dw ≤ 4 – dL yaitu 2,2013 ≤ dw ≤ 2,8245, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.

Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukkan pada gambar 1 berikut:

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara merata diatas dan dibawah garis nol, tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data Sekunder Diolah, 2015

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang dihitung dengan memakai program Statistical Package for The Social Sciences (SPSS).

Tujuan digunakannya analisis regresi linear berganda adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, dan jumlah karyawan terhadap profitabilitas koperasi simpan pinjam di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Hasil dari analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat disajikan atau dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .852 1.616 .527 .602

Perputaran Modal Kerja 4.719 1.425 .450 3.311 .002

Perputaran Kas .146 .782 .024 .187 .853 Perputaran Piutang 6.839 1.612 .511 4.243 .000 Pertumbuhan Jumlah Nasabah .118 .116 .102 1.014 .319 Jumlah Karyawan -.048 .149 -.034 -.323 .749

Sumber : data primer diolah, 2015

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai konstanta (ɑ) sebesar 0,852 dan koefisien regresi ᵦ1 = 4,719 ; ᵦ2 = 0,146 ; ᵦ3

= 6,839 ; ᵦ4 = 0,118 ; ᵦ5 = -0,048. Nilai

konstanta dan nilai koefisien regresi (ɑ, ᵦ1,

(7)

persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + ᵦ1X1 + ᵦ2X2 + ᵦ3X3 + ᵦ4X4 + ᵦ5X5 + e Profitabilitas = 0,852 + 4,719 TPMK + 0,146 TPK + 6,839 TPP + 0,118 TPJN – 0,048 JK + residual error Berdasarkan persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diartikan koefisien-koefiseinnya adalah sebagai berikut:

Nilai Konstanta (ɑ) = 0,852 menunjukkan nilai tingkat perputaran modal kerja (X1), tingkat perputaran kas (X2), tingkat perputaran piutang (X3), pertumbuhan jumlah nasabah (X4), dan jumlah karyawan (X5) dianggap konstan, maka profitabilitas (Y) adalah sebesar 0,852.

Nilai Koefisien regresi variabel tingkat perputaran modal kerja (X1) = 4,719 menunjukkan bahwa jika nilai tingkat perputaran modal kerja (X1) meningkat 1 satuan dengan syarat variabel independen lainnya konstan, maka nilai profitabilitas akan meningkat 4,719 satuan.

Nilai Koefisien regresi variabel tingkat perputaran kas (X2) = 0,146 menunjukkan bahwa jika nilai tingkat perputaran kas (X2) meningkat 1 satuan dengan syarat variabel independen lainnya konstan, maka nilai profitabilitas akan meningkat 14,6 %.

Nilai Koefisien regresi variabel tingkat perputaran piutang (X3) = 6,839 menunjukkan bahwa jika nilai tingkat perputaran piutang (X3) meningkat 1 satuan dengan syarat variabel independen lainnya konstan, maka nilai profitabilitas akan meningkat 6,839 satuan.

Nilai Koefisien regresi variabel tingkat pertumbuhan jumlah nasabah (X4)= 0,118 menunjukkan bahwa jika nilai tingkat pertumbuhan jumlah nasabah (X4) meningkat 1 satuan dengan syarat variabel independen lainnya konstan, maka nilai profitabilitas akan meningkat 11,8%.

Nilai Koefisien regresi variabel jumlah karyawan (X5) = 0,048 menunjukkan bahwa jika nilai jumlah karyawan (X5) meningkat 1 satuan dengan syarat variabel independen lainnya konstan,maka nilai profitabilitas akan menurun 4,8%.

Berdasarkan hasil uji t terhadap variabel tingkat perputaran modal kerja (X1) menunjukkan bahwa nilai thitung

sebesar 3,311. Uji hipotesis tingkat perputaran modal kerja terhadap profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,002 ≤ ɑ 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas dapat diterima.

Hasil uji t terhadap variabel tingkat perputaran kas (X2) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 0,187. Uji hipotesis

tingkat perputaran kas terhadap profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,853 ≥ ɑ 0,05. Artinya H0 diterima dan H1 ditolak.

Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas tidak dapat diterima.

Hasil uji t terhadap variabel tingkat perputaran piutang (X3) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 4,243. Uji

hipotesis tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,000 ≤ ɑ 0,05. Artinya H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas dapat diterima.

Hasil uji t terhadap variabel tingkat pertumbuhan jumlah nasabah (X4) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

1,014. Uji hipotesis tingkat pertumbuhan jumlah nasabah terhadap profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,319 ≥ ɑ 0,05. Artinya H0

diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti

bahwa tingkat pertumbuhan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh terhadap profitabilitas tidak dapat diterima.

(8)

Hasil uji t terhadap variabel jumlah karyawan (X5) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar -0,323. Uji hipotesis jumlah

karyawan terhadap profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan 0,749 ≥ ɑ 0,05. Artinya H0

diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti

bahwa jumlah karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang

menyatakan jumlah karyawan

berpengaruh terhadap profitabilitas tidak dapat diterima.

Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dapat dikatakan demikian karena nilai Fhitung adalah 15,719 dengan tingkat

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

berarti bahwa variabel independen tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan secara simultan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas

Berdasarkan Hasil output SPSS dapat diketahui bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,724. Hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi profitabilitas yang bisa dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel bebas yaitu tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, dan jumlah karyawan sebesar 72,4%, sedangkan sisanya 27,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Tingkat perputaran modal kerja terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil uji t, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,311 dengan nilai

signifikan 0,002 ≤ ɑ 0,05. Hal ini berarti bahwa tingkat perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sehingga hipotesis yang menyatakan tingkat perputaran modal kerja berpengaruh terhadap

profitabilitas dapat diterima. Hal yang sama diperoleh dari penelitian Dian Satriya dan Vivi Lestari (2014) yang mendapatkan hasil perputaran modal kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan

Property and Real Estate di BEI.

Perputaran modal kerja dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali menjadi kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja berarti semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja dan semakin efisien penggunaaan modal kerja sehingga dapat meningkatkan profitabilitas. Hasil tersebut membuktikan bahwa 12 KSP di Kabupaten Buleleng

periode 2012-2014 telah

menginvestasikan modal kerja dan menggunakan modal kerja dengan baik dan efesien untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi.

Pengaruh Tingkat perputaran kas terhadap profitabilitas

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efesiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan.

Dari hasil uji t, hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung

sebesar 0,187 dan nilai signifikan 0,853 ≥ ɑ 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas yang dimiliki KSP di Kabupaten Buleleng tidak dapat diukur melalui tinggi rendahnya tingkat perputaran kas. Ini dibuktikan dengan tingkat perputaran kas yang dimiliki KSP cukup tinggi atau cepat akan tetapi tidak mempengaruhi profitabilitas. Hal ini bisa saja disebabkan karena saldo kas yang dimiliki KSP terlalu kecil untuk melakukan pembayaran dan membiayai kegiatan operasional sehingga dapat mengganggu kondisi keuangan dan tentu saja tidak dapat meningkatkan profitabilitas KSP. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian Dewi Asih (2014) yang menyatakan tingkat perputaran kas tidak

(9)

memiliki pengaruh terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kecamatan Buleleng. Namun hasil berbeda diperoleh Ernia Friskayanti (2014) yang menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada LPD Kabupaten Buleleng.

Pengaruh Tingkat perputaran piutang terhadap profitabilitas

Pada variabel tingkat perputaran piutang menunjukkan hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Pernyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 4,243 dengan

nilai signifikan 0,000 ≤ ɑ 0,05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini sejalan

dengan penelitian Suteja Putra dan Ary Wirajaya (2013) yang mendapatkan hasil perputaran piutang berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas pada LPD Kecamatan Ubud.

Perputaran piutang memperlihatkan jumlah piutang tersebut berputar sampai piutang tersebut bisa tertagih dan masuk menjadi kas perusahaan. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang usaha dalam satu periode dan sebaliknya. Dari hasil analisis yang diperoleh membuktikan bahwa 12 KSP di Kabupaten Buleleng memiliki siklus perputaran piutang yang lebih cepat dan tinggi sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas KSP.

Pengaruh pertumbuhan jumlah nasabah terhadap profitabilitas

Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

1,014 dengan nilai signifikan 0,319 ≥ ɑ 0,05 yang berarti H0 diterima dan H1

ditolak. Hal ini berarti bahwa tingkat pertumbuhan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Namun hasil berbeda diperoleh dari penelitian Dewi Asih (2014)

yang menunjukkan hasil tingkat

pertumbuhan jumlah nasabah

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kecamatan Buleleng.

Nasabah adalah sumber pendapatan bagi Koperasi Simpan Pinjam. Semakin banyak nasabah yang percaya terhadap suatu lembaga keuangan, maka kesempatan lembaga keuangan tersebut untuk memperoleh profitabilitas semakin tinggi. Akan tetapi dari hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas KSP tidak dapat diukur dengan pertumbuhan jumlah nasabah yang dimiliki KSP di Kabupaten Buleleng. Hal ini bisa disebabkan karena pertumbuhan jumlah nasabah dalam penelitian ini bukan hanya terdiri dari jumlah nasabah kredit melainkan juga dari jumlah nasabah tabungan. Oleh karena itu apabila pertumbuhan jumlah nasabah yang dominan adalah pertumbuhan jumlah nasabah tabungan tentu saja tidak dibarengi dengan peningkatan profitabilitas karena pendapatan utama KSP ialah dari bunga kredit yang diterima bukan dari bunga tabungan.

Pengaruh jumlah karyawan terhadap profitabilitas

Pada variabel jumlah karyawan menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pernyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar -0,323 dengan nilai signifikan

0,749 ≥ ɑ 0,05 yang berarti H0 diterima dan

H1 ditolak.

Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Profitabilitas adalah besarnya perusahaan. Salah satu indikator untuk melihat besarnya perusahaan dapat dilihat dari tenaga kerja/karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Akan tetapi dari hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas 12 KSP di Kabupaten Buleleng tidak dapat diukur dengan banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki KSP. Ini bisa disebabkan karena

(10)

banyaknya karyawan yang dimiliki KSP tidak memiliki kinerja yang baik untuk membantu KSP dalam menjalankan perusahaannya guna mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memperoleh profitabilitas yang tinggi.

Pengaruh Tingkat perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah, perputaran modal kerja dan jumlah karyawan terhadap profitabilitas

Dari hasil pengujian statistik menunjukkan nilai Fhitung adalah 15,719

dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

independen tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan secara simultan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas.

Dari hasil analisis secara bersama-sama diketahui bahwa variabel yang dominan mempengaruhi profitabilitas adalah tingkat perputaran piutang, ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 6,839 dibanding dengan koefisien regresi variabel yang lainnya. Selain itu hasil Adjusted R

Square sebesar 0,724 menunjukkan

bahwa 72,4 persen variabel profitabilitas dapat dijelaskan oleh tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil uji hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, tingkat perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Hal ini berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,311 dengan nilai signifikan

0,002 ≤ ɑ = 0,05. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran modal

kerja maka profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) akan semakin meningkat.

Kedua, tingkat perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 0,187 dan nilai

signifikan 0,853 ≥ ɑ = 0,05. Ini berarti profitabilitas KSP di Kabupaten Buleleng tidak dapat diukur melalui tinggi rendahnya tingkat perputaran kas.

Ketiga, tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Pernyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

4,243 dengan nilai signifikan 0,000 ≤ ɑ = 0,05. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) akan semakin meningkat.

Keempat, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Hal ini berdasarkan dari hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 1,014 dengan nilai

signifikan 0,319 ≥ ɑ = 0,05. Ini berarti profitabilitas KSP di Kabupaten Buleleng tidak dapat diukur melalui tinggi rendahnya tingkat perputaran kas.

Kelima, jumlah karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Pernyataan ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar -0,323 dengan

nilai signifikan 0,749 ≥ ɑ = 0,05. Ini berarti profitabilitas KSP di Kabupaten Buleleng tidak dapat diukur dengan banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki KSP.

Keenam, tingkat perputaran modal kerja, tingkat perputaran kas, tingkat perputaran piutang, pertumbuhan jumlah nasabah dan jumlah karyawan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Buleleng periode 2012-2014. Hal ini berdasarkan hasil uji F

(11)

yang menunjukkan nilai Fhitung adalah

15,719 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.

SARAN

Adapun saran yang peneliti dapat ajukan berdasarkan hasil dari penelitian dan simpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Dengan adanya penelitian ini diharapkan manajemen dari KSP di Kabupaten Buleleng dapat lebih memperhatikan faktor tingkat perputaran modal kerja dan tingkat perputaran piutang, karena secara parsial kedua faktor tersebut berpengaruh dalam peningkatan profitabilitas KSP. Manajemen harus mampu mengelola modal kerja dan piutang sebaik mungkin secara efesien dan efektif.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel bebas lainnya yang dapat mempengaruhi profitabilitas, agar memperoleh hasil penelitian yang lebih memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2002. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: UMM Press

Asih, Ni Kadek Dewi. 2014. Pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, dan ukuran perusahaan pada profitabilitas koperasi simpan pinjam di Kecamatan Buleleng. Skripsi. Jurusan Akuntansi Program s1,Universitas Pendidikan Ganesha.

Azlina, Nur. 2009. Pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur modal dan skala perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan industry Property and Real Estate di Bursa Efek Indonesia. Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, 107-114.

Bramasto, Ari. 2008. Analisis Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran

Piutang Kaitannya Terhadap Return On Assets Pada PT Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Majalah Ilmiah Unikom Vol 9. No 2,

215-230.

Friskayanti, Made Ernia. 2014. Pengaruh tingkat perputaran kas, perputaran kredit, biaya operasional pendapatan operasional, kecukupan modal dan jumlah nasabah terhadap profitabilitas pada LPD Kabupaten Buleleng.

E-Journal S1 Ak Universitas

Pendidikan Ganesha, Vol. 2. No.1.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS, Edisi Kedua. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisa

Kritis atas Laporan Keuangan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar

Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Lazaridis and Tryfonidis. 2006. The relationship between working capital management and profitability of listed companies in the Athens Stock Exchange.

Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 19. No. 1, 1-12.

Munawir, Slamet. 2002. Analisa Laporan

Keuangan, Edisi Empat.

Yogyakarta: Liberty.

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi :

Teori, Masalah dan Kebijakan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Putra, Lutfi Jaya. 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus : PT.

(12)

Indofood Sukses Makmur Tbk.).

Jurnal Ekonomi Gunadarma, Vol.

9. No. 1, 1-10.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar

Pembelajaran. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE.

_______, 2011. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat. Yogyakarta: BPFE. Satriya, Dian dan Lestari, Vivi. 2014.

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. E-Jurnal Fakultas

Ekonomi Bisnis Universitas

Udayana. Vol 3. No 7.

Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja

Keuangan dan Perencanaan

keuangan Perusahaan. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods

for Business. Jakarta: Salemba

Empat.

Supriyadi, Yoyon dan Fani Fazriani. 2011. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas (Studi kasus pada PT. Timah Tbk. dan PT. Antam Tbk.). Jurnal Ilmiah

Ranggagading, Vol. 11. No. 1,

1-11.

Suryanto, dan Nurhadi. 2003. IPS Ekonomi. Yogyakarta: Erlangga.

Suteja, Putra dan Wirajaya, Ary. 2013. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang dan Jumlah Nasabah Kredit pada Profitabilitas LPD di Kecamatan Ubud. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Vol.3. No.1.

Syamsuddin, Lukman. 2002. Manajemen

Keuangan Perusahaan, edisi Baru,

cetakan ketujuh. Jakarta: Rajawali Pers.

Wild, John J. Subramanyam, K.r. Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan

Keuangan, Buku 1, Ed. 8. Jakarta:

Salemba Empat. Penerjemah : Yanivi S. Bactiar dan S. Nurwahyu harahap.

Wirawan, Nata. 2002. Statistik 2 (Statistik

Inferensia). Edisi Kedua.

Gambar

Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas  Sumber : Data Sekunder Diolah, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian ini harus memberikan hak dan kewajiban IAEA untuk menjamin bahwa safeguards akan diterapkan pada semua bahan sumber atau bahan dapat belah khusus dalam semua kegiatan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan