• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong makanan dan Minuman No Nama Barang harga Rp 1 Soto ayam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong makanan dan Minuman No Nama Barang harga Rp 1 Soto ayam"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Produk dan Harga yang disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong

makanan dan Minuman

No Nama Barang

harga

1 Soto ayam

Rp

5.000

2 Nasi rames

Rp

4.000

3 segala macam gorengan

4 rolade

Rp

500

5 tahu isi

Rp

500

6 tempe mendoan

Rp

500

7 pisang

Rp

500

8 bakwan

Rp

500

9 aneka makanan ringan harga 500an

Rp

500

10 aneka makanan ringan harga 1000an

11 pop mie

Rp

4.500

12 pop mie pakai air panas

Rp

6.000

13 mie instan

Rp

3.000

14 mie instan pakai air panas

Rp

4.500

15 mie instan duo

Rp

4.500

16 mie instan duo pakai air panas

Rp

6.000

17 aneka minuman

18 jus buah

Rp

4.000

19 es doger

Rp

4.000

20 kelapa muda

Rp

10.000

21 kopi panas gelas kecil

Rp

2.500

22 kopi panas gelas besar

Rp

(2)

3.000

23 pop ice

Rp

3.000

24 teh gelas besar

Rp

1.500

25 teh gelas kecil

Rp

1.000

26 teh botol

Rp

3.000

27 pocari sweet

Rp

6.000

28 pulphi orange

Rp

6.000

29 aqua kecil

Rp

1.000

30 aqua ukuran sedang

Rp

2.500

31 aqua ukuran besar

Rp

5.000

32 aqua ukuran jumbo

Rp

9.000

33 aneka roti dan biskuit

Rp

1.500

34 aneka rokok

diatas Rp

10.000

souvenir dan keperluan pendakian

No Nama Barang

Harga

1 stiker

Rp

3.000

2 kaos

Rp

90.000

3 slayer

Rp

50.000

4 sleeping bag

Rp

200.000

5 lampu senter

Rp

50.000

Rp

150.000

Rp

30.000

6 gelang dan asesoris lain

antara Rp 3.000 sampai Rp

20.000

(3)

7 sendal jepit

Rp

10.000

8 sepatu pendaki

Rp

300.000

9 celana pendaki

Rp

200.000

10 Jaket pendakian

Rp

250.000

perlengkapan tulis atau alat tukang

No Nama Barang

Harga

1 buku

dari Rp 3.000 sampai Rp

10.000an

2 bolpoin, pensil, spidol

dari Rp 2.000 sampai Rp

10.000an

lain - lain

diatas Rp 2.000

jasa porter atau membawa barang milik pendaki

Rp

75.000

per barang naik/ turun saja

jasa ojek atau transportasi

Rp

25.000

per orang sampai pasar Ngablak

MCK

Rp

2.000

mandi, cuci muka dll

Parkir Kendaraan

Rp

10.000

untuk 1 sepeda motor

Rp

15.000

untuk 1 mobil

Penitipan Helm

Rp

(4)

Lampiran 2

TINGKAT PENDIDIKAN PEDAGANG DI KAWASAN GUNUNG

ANDONG

No Nama Pedagang

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

1

Handoko

v

v

v

-

2

Wahid

v

v

-

-

3

Umi

v

-

-

-

4

Nurjanah

v

-

-

-

5

Takim

v

v

-

-

6

Eni

v

v

-

-

(5)

Lampiran 3.

LAYOUT DI KAWASAN WISATA GUNUNG ANDONG

Keterangan:

= Pedagang = Pemukiman Warga

= Toilet Umum

= Basecamp

(6)

Lampiran 4

Perhitungan Payback Peirode

Investasi Awal

No

Nama Pedagang

investasi Awal

1

Handoko

Rp1.500.000

2

Wahid

Rp8.000.000

3

Umi

Rp2.000.000

4

Nurjanah

Rp2.500.000

5

Takim

Rp1.000.000

6

Eni

Rp2.000.000

Pendapatan Pedagang

No Nama Pedagang

Jumlah

Pendapatan

1

Handoko

Rp3.500.000

2

Wahid

Rp9.000.000

3

Umi

Rp5.000.000

4

Nurjanah

Rp4.000.000

5

Takim

Rp2.000.000

6

Eni

Rp3.500.000

Rumus : membandingan antara pendapatan dengan

pada saat pendirian

jawab:

(investasi awal : pendapatan)xdalam 1 bulan (30 hari)

*

Handoko

=

Rp1.500.000 /

Rp3.500.000 x

30

hari

=

13 %

*

Wahid

=

Rp8.000.000 /

Rp9.000.000 x

30

hari

=

27 %

*

Umi

=

Rp2.000.000 /

Rp5.000.000 x

30

hari

=

12 %

*

Nurjanah =

Rp2.500.000 /

Rp4.000.000 x

30

hari

=

19 %

*

Takim

=

Rp1.000.000 /

Rp2.000.000 x

30

hari

=

15 %

*

Eni

=

Rp2.000.000 /

Rp3.500.000 x

30

hari

=

17 %

(7)

Lampiran 5

Perhitungan Average Rate of Return

diketahui:

No

Nama Pedagang

pendapatan

Bersih

1

Handoko

Rp870.000

2

Wahid

Rp2.800.000

3

Umi

Rp1.830.000

4

Nurjanah

Rp1.350.000

5

Takim

Rp860.000

6

Eni

Rp1.370.000

No

Nama Pedagang

Rata rata Investasi

1

Handoko

Rp3.500.000

2

Wahid

Rp9.000.000

3

Umi

Rp5.000.000

4

Nurjanah

Rp4.000.000

5

Takim

Rp2.000.000

6

Eni

Rp3.500.000

ditanya: ARR?

Jawab: ARR

=

Pendapatan Bersih / Rata Rata Investasi x 100 %

ARR

Handoko

=

Rp870.000 /

Rp3.500.000 x 100 %

=

25

%

ARR

Wahid

=

Rp2.800.000 /

Rp9.000.000 x 100 %

=

31

%

ARR

Umi

=

Rp1.830.000 /

Rp5.000.000 x 100 %

=

37

%

ARR

Nurjanah

=

Rp1.350.000 /

Rp4.000.000 x 100 %

=

34

%

ARR

Takim

=

Rp860.000 /

Rp2.000.000 x 100 %

=

43

%

ARR

Eni

=

Rp1.370.000 /

Rp3.500.000 x 100 %

=

39

%

(8)

Lampiran 6

DATA COLLECTION

Hasil Wawancara Kalangan Pedagang

Nama Responden : Handoko

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : SMA

Waktu Wawancara : 13 April 2016, pukul 13.00 Tempat Wawancara : Warung milik Bapak Handoko

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana keadaan lokasi dagang terutama terhadap permintaan dari para pembeli?

Lokasi tepat di pinggir jalan membuat warung dilewati para pendaki dan kadang juga petani dan warga sekitar.

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Saya hanya tinggal menyediakan aneka makanan dan minuman setiap harinya, kadang kalau ada pendaki yang lewat ya menawarkan untuk istirahat dulu.

- Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Saya menjual dagangan seperti halnya warung – warung pada umumnya seperti aneka minuman, makanan ringan, ada juga es doger, minuman saset, gorengan dan es kelapa muda. - Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

Untuk barang yang saya beli dari pasar saya menjualnya dengan harga standar seperti warung – warung pada umumnya, sedangkan untuk yang membuat sendiri harganya asal saya dapat untung yang lebih dari Rp 500

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang?

Saya hanya menawarkan untuk beristirahat kepada para pendaki yang lewat, selain itu aneka makanan dan minuman ringan saya jejerkan dan ditata di atas meja dan digantung. Selain itu untuk gorengan dan aneka minuman saya meletakkannya didepan warung sehingga pendaki dapat melihat. Saya juga menyediakan tempat duduk dan lesehan didepan warung untuk tempat istirahat. Dan mengakrabkan diri dengan para pembeli agar pembeli lebih nyaman - Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang?

Tidak ada distribusi karena saya menjual langsung kepada pendaki dan juga warga yang biasanya langsung dimakan ditempat atau sambil jalan.

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Sederhana yang penting saya buka warung ketika kira – kira hari yang para pendaki cukup banyak datang seperti jumat, sabtu dan minggu, dan juga hari – hari libur besar yang biasanya ramai pendaki dan ketika sudah mulai sore jam setengah lima kurang lebih saya sudah menutup warung.

- Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Saya sendiri beserta istri yang berjualan yang kadang juga Bapak dan Simak ikut membantu berjualan ketika lumayan rame.

- Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang?

Tidak ada sistem ketenagakerjaan yang penting nanti pendapatan dimiliki bersama dan digunakan bersama, untuk orang tua saya juga karena masih tinggal serumah yang penting ketika ada kebutuhan tertentu saya ikut membantu.

 Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha?

tidak ada izin usaha. tapi warga dan perangkat tahu kalau saya itu berjualan

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Kadang kalau ada petani yang berangkat atau istirahat sering memesan baik itu makanan dan minuman, kadang juga ada anak – anak dari warga setempat yang main sampai didepan warung yang kemudian jajan. Selain itu bagi saya sendiri jadi mempunyai pekerjaan sambilan yang juga menghasilkan keuntungan

- Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Adanya warung milik saya ini membantu para pendaki yang capek, lapar atau haus dan juga petani yang sedang di tegal yang kadang juga membeli kebutuhan mereka.

(9)

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar?

Cuma kadang ada sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh pembeli. - Bagaimana penanganan limbah dari pedagang?

Saya mengumpulkannya di pinggir warung dan membakar sampah – sampah tersebut, sedangkan untuk kelapa muda kalau sudah kering saya bawa pulang dan kadang ada yang minta sebagai kayu bakar.

 Aspek teknik dan teknologi - Bagaimana keadaan lokasi?

Lokasi tempat warung berada tepat dibawah kaki gunung Andong yang melewati basecamp sawit. Yang pendaki akan melewati depan warung.

- Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Bahan yang dibutuhkan tentu aneka jajanan baik makanan dan minuman, bahan untuk membuat gorengan dan juga es, dan buah buahan

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Saya membeli bahan dari pasar ngablak, kadang juga pasar lain, sedangkan untuk kelapa muda saya membeli dari daerah secang.

- Apa saja bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi?

Kalau untuk jajanan yang sudah jadi ya ada meja dan etalase untuk tempat meletakan makanan dan minuman, ada juga tali untuk menggantungkan snak ringan, sedangkan yang lainnya ya kompor, stoples, tikar untuk istirahat para pendaki, dingklik tempat duduk, amben, payung. Untuk bangunannya sendiri saya buat dari anyaman bambu dan kayu.

- Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Prosesnya ya saya langsung menjualnya kepada pembeli, untuk gorengan saya menggoreng disitu dan untuk es buahnya saya membuatnya disitu juga. Untuk kelapa muda juga saya membuka disitu karena kelapa mudanya biar masih segar

- Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang?

Teknologi yang saya gunakan ya Cuma teknologi yang biasa tidak menggunakan alat yang modern.

- berapa rata – rata jumlah produksi sehari?

Tidak pasti untuk setiap harinya karena kadang ya rame kadang ya sepi jadi kadang ya laku banyak dan kadang lakunya sedikit. jadi untuk aneka gorengan dan minuman tidak pasti. Sedangkan yang lainnya memang barang jadi yang dapat kuat beberapa bulan

- Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya? Luas warung saya kira kira ya 3 kali 5, saya mendirikannya tepat didepan tegal yang juga memang milik saya. Sedangkan seberangnya saya kasih tikar dan dingklik untuk tempat duduk dan istirahat.

 Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha?

Dulu saat mendirikan usaha saya menyiapkan kira – kira ya Rp 1.500.000 - Dari mana asal sumber modal?

Modal dari saya sendiri dan juga dibantu oleh orang tua dan kerabat - Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha?

- Bangunan usaha

saat mendirikan usaha untuk bambu, kayu dan lainnya berasal dari milik sendiri jadi ya tinggal membeli plastik, paku ya habis sekitar Rp 800.000, dan saya gunakan untuk modal Rp 800.000

- Lahan

Lahan adalah milik sendiri jadi tidak mengeluarkan untuk biaya lahan - Berapa biaya yang digunakan untuk peralatan?

Saya tidak mengeluarkan biaya untuk peralatan karena peralatan diberikan oleh saudara dan membawa dari rumah

- Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

Untuk setiap bulannya kira kira ya untuk kulakan kepasar, kendaraan diperkirakan Rp 50.000, listrik Rp 30.000 dan lainya untuk kulakan sekitar kurang lebih Rp Rp. 2.500.000, dan lainnya sekitar Rp 50.000

- Berapa pendapatan dan laba yang didapatkan setiap bulannya?

Pendapatan tiap minggunya sekitar Rp 800.000 jadi kalau satu bulan sekitar Rp Rp 3.500.000. itu untuk kulakan lagi. Untuk labanya tidak pasti karena tidak menghitung dengan rinci. Tetapi ya kalau dikira – kira dapat kalau Rp 600.000 setiap bulannya

(10)

Nama Responden : Wahid

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : SMP

Waktu Wawancara : 13 April 2016, pukul 16.00 Tempat Wawancara : warung milik Bapak Wahid

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana keadaan lokasi dagang terutama terhadap permintaan dari para pembeli?

Orang yang membeli ditempat saya tidak hanya pendaki saja, banyak para warga yang juga membeli karena lokasi tempat jualan saya juga dipinggir jalan dan di kelilingi juga oleh rumah warga yang lain

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Saya tidak menawarkan, saya hanya membuka warung dan melayani siapa saja yang ingin membeli

- Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Banyak sekali produk yang saya jual untuk kebutuhan para pendaki yang datang dan juga kebutuhan sehari hari dari warga itu sendiri. Yaitu aneka makanan dan minuman, bumbu dapur, bensin, alat tulis, pulsa.

- Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

harga yang saya tetapkan ya sesuai saja dengan warung warung pada umumnya yng penting mendapatkan untung.

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang?

Strateginya ya saya hanya membuka warung pagi pagi sekali sampai malam sehingga para warga dan pendaki dapat membeli

- Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang?

Kegiatan saya ya langsung menjual kepada konsumen begitu saja, yang pada umumnya mereka tidak menjualnya lagi.

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Saya tidak memakai cara cara tertentu ketika berjualan yang penting pagi saya buka dan kalau sudah malam saya tutup begitu saja, untuk waktunya sih tidak menentu, kadang ya kalau sedang pergi atau ada keperluan ya saya tutup.

- Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Istri saya yaitu Ibu Inayah yang berjualan setiap harinya, sedangkan yang kulakan saya, sedangkan orang tua tidak ikut campur, tapi kadang kalau istri saya sedang sibuk ya Simbok yang melayani pembeli

- Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang?

Saya tidak mentenagakan orang lain, ya hanya istri saya itu saja yang dirumah menunggu warung, sedangkan saya ya karena juga sebagai petani ya ke ladang.

 Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha?

Tidak ada izin tertentu dari siapapun, karena saya juga mendirikan warung dirumah saya sendiri

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Untuk warga di sekitar saya ya mungkin kebutuhan sehari – harinya bisa terpenuhi, dan untuk pendaki juga kebutuhannya bisa terpenuhi. Bagi saya sendiri istri saya yang tidak bisa bertani jadi mempunyai pekerjaan sendiri yaitu menjaga warung

- Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Warga di sekitar saya tidak usah jauh – jauh kewarung yang lain karena ditempat saya juga sudah lengkap menjual berbagai kebutuhan sehari hari, untuk para pendaki juga kebutuhannya dapat terpenuhi.

 Aspek lingkungan

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar?

Pencemarannya yaitu sampah plastik dan yang lainnya yang biasanya berserakan, - Bagaimana penanganan limbah dari pedagang?

Saya meletakan tong tempat sampah didepan warung, setiap pagi istri saya juga menyapu depan warung agar terlihat lebih bersih. Para pendaki juga sering terlihat membawa sampah yang kemudian dibuang ditempat sampah

(11)

 Aspek teknik dan teknologi - Bagaimana keadaan lokasi?

Lokasi tempat warung saya tepat di depan loket masuk Gunung Andong menghadap ke selatan - Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Bahan yang dibutuhkan ya barang barang itu sendiri, dari aneka makanan, minuman, rokok, bensin, bumbu dapur, alat tulis, alat listrik dll

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi? saya membeli langsung dari pasar

- Apa saja bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi?

Bahan pembantu ya ada etalase, meja kursi, tempat bensin, ada juga kendaraan untuk membawa kepasar. Bangunan sendiri sudah saya cor beton permanen

- Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Saya hanya menjual barang yang sudah tinggal menjual kepada pembeli jadi tidak ada proses produksi

- Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang?

Teknologi yang saya gunakan ya hanya ada lemari es untuk menjual minuman dingin, sedangkan yang lainnya ya tidak ada

- berapa rata – rata jumlah produksi sehari?

Saya tidak memproduksi apapun dan hanya menjual barang yang sudah jadi saja. - Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya?

Warung saya dirikan dirumah saya sendiri tepatnya didepan sebelah barat. Sekitar 4 x 5 meter untuk tempat berjualannya

 Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha?

Dulu ya sekitar Rp 8.000.000 saat membuat warung karena membeli perlengkapan seperti etalase, pintu gerek, warung juga saya buat secara permanen dan juga sisanya untuk kulakan dagangan saya.

- Dari mana asal sumber modal?

Sumber modal berasal dari saya sendiri, dari hasil pendapatan saya. - Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha?

- Bangunan usaha

Bangunan ya sekitar Rp 1.000.000, untuk membeli pintu gerek, membuat warungnya sendiri, dan lainnya

- Lahan

Lahan untuk mendirikan usaha adalah lahan tempat tinggal jadi tidak mengeluarkan biaya - Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

- Bahan baku

Untuk kulakan setiap minggunya sekitar Rp 1.5000 jadi untuk satu bulannya sekitar Rp 6.000.000

- Bahan penunjang

Dulu ya sekitar Rp 3.500.000 untuk membeli berbagai bahan penunjang seperti etalase 2, tempat bensin, meja, kursi dan juga kulkas.

- Biaya transportasi

Sekitar Rp 50.000 untuk membeli bensin setiap bulannya - Biaya listrik

Listrik karena juga bergandengan dengan rumah dengan berbagai kegunakan sekitar Rp 100.000

- Berapa pendapatan dan laba yang didapatkan untuk setiap bulannya?

Kalau setiap minggunya bisa mencapai Rp 2.000.000 tapi itu untuk kulakan lagi jadi pendapatan perbulan bisa mencapai Rp 9.000.000,. Kalau dihitung labanya berapa ya sekitar Rp.2.500.000 sampai Rp 3.000.000 dapat diperoleh setiap bulannya

(12)

Nama Responden : Ibu Umi

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

Waktu Wawancara : 13 April 2016, pukul 18.00 Tempat Wawancara : rumah ibu Umi

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana keadaan lokasi dagang terutama terhadap permintaan dari para pembeli?

Pembeli kebanyakan dari para pendaki yang sedang datang atau setelah turun gunung yang beristirahat. Dulu warung dirumah tetapi atas bantuan dari basecamp sekarang warung berapa disamping tiket masuk

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Kadang ya saya menawarkan kepada pendaki yang lewat untuk membeli - Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Saya menjual nasi bungkus yang berisi tahu, mie, telur, minuman dan makanan ringan, dan tentunya minuman

- Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

Kira kira ya kalau saya mendapat untung, kalau yang barangnya murah y dari 100 sampai 500 kalau yang makan besar 1000 hingga 2000

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang?

Saya menjualnya di tempat yang pasti pendaki lewat dengan kadang ya menawarkan untuk membeli

- Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang?

Tidak ada distribusi dari warung saya, karena saya langsung menjual kepada pembeli yaitu pendaki dan warga

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Saya ya hanya hari tertentu seperti jumat, sabtu dan minggu buka. Tidak ada aturan aturan tertentu

- Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Saya sendiri yang berjualan, dan kadang dibantu oleh suami saya dan orang tua ketika sedang ramai.

- Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang? Tenaga kerja dikerjakan saya sendiri.

 Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha? Tidak ada izin usaha,

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Setiap malam minggu saya dipesani nasi bungkus untuk para warga yang ikut menjaga malam - Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Seperti yang sebelumnya, adanya warung saya ini ikut membantu kebutuhan para penjaga dari warga terutama dalam hal makanan dan juga kebutuhan dari pendaki.

 Aspek lingkungan

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar? Paling plastik plasti bungkusan

- Bagaimana penanganan limbah dari pedagang?

Sebagian warga mengumpulkannya ditempat sampah dan kemudian membakarnya  Aspek teknik dan teknologi

- Bagaimana keadaan lokasi?

Lokasi tempat berjualan di samping loket masuk untuk mendaki Gunung Andong yang dilewati pendaki

- Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Selain jajanan yang sudah jadi yang tidak membutuhkan proses produksi, paling kalau warung saya ya nasi bungkus itu yang perlu beras, dan bahan – bahan lain.

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi?

- Bahan baku yang saya dapatkan dari pasar juga dari warung milik bapak wahid yang menyediakan berbagai bumbu dan kebutuhan rumah tangga

(13)

Kalau saya biasanya dalam membuat nasi bungkus ya tentu ada panci, wajan, dan perlegkapan dapur lain, tetapi untuk warungnya ya saya ada etalase, meja, kursi untuk meletakkan dagangan saya yang lain.

- Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Untuk nasi bungkus saya memasaknya dirumah kemudian dikemas, kalau dagangan yang lain ya disediakan di warung saya itu.

- Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang?

Tidak ada teknologi tertentu yang saya gunakan, semua masih sederhana - berapa rata – rata jumlah produksi sehari?

Untuk rata – ratanya tidak menentu apalagi saya sering bukanya hanya hari hari tertentu saja - Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya?

Luas tanah sekitar 4 x 3 meter tepat disebelah barat loket masuk Gunung Andong  Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha? Modal awal dalam menirikan usaha sekitar Rp 2.000.000 - Dari mana asal sumber modal?

Berasal dari saya dan suami saya

- Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha? - Bangunan usaha

Untuk bangunan saya tidak mengeluarkan biaya karena dibantu oleh basecamp yang memang tempat loketnya dibuat dilahan milik keluarga saya

- Lahan

Lahan adalah milik sendiri jadi tidak ada pengeluaran untuk lahan - Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

- Bahan baku

Untuk kulakan setiap bulannya kurang lebih sekitar Rp3.000.000 - Bahan penunjang

Untuk pembelian etalase, meja, kursi sekitar Rp 800.000 - Biaya transportasi

Biaya transportasi sekitar Rp 50.000 - Biaya listrik

Biaya listrik Rp 70.000 - Biaya promosi

Tidak ada promosi apapun jadi tidak mengeluarkan biaya promosi - Berapa pendapatan dan laba yang diperoleh setiap bulannya?

Pendapatan sekitar setiap bulannya ya Rp 5.000.000. laba setelah digunakan untuk kulakan dan biaya lain ya sekitar Rp 2.000.000

Nama Responden : Ibu Nurjanah

Alamat Responden : Dusun Sawit,Desa Girirejo,Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

Waktu Wawancara : 14 April 2016, pukul 13.00 Tempat Wawancara : Rumah milik Ibu Nurjanah

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana keadaan lokasi dagang terutama terhadap permintaan dari para pembeli? Ya kalau pas hari tertentu saja dan pas ramai lumayan banyak pembeli

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Hanya dengan meletakkan dagangan saja di etalase dan digantung agar pembeli dapat melihat - Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Ada makanan ringan, ada juga minuman, sama halnya warung warung pasa umumnya - Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

Yang penting saya kira – kira mendapatkan laba dari barang tersebut, sesuai warung pada umumnya

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang? Tidak ada strategi dan promosi tertentu yang dipakai

- Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang? - Saya menjual langsung kepada pendaki yang lewat dan juga istirahat  Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Tidak ada manajemen tertentu yang dipakai, yang penting saya setiap paginya buka warung kalau sudah malam saya tutup warungnya

(14)

- Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Saya sendiri yang menjaga warung sedangkan suami bekerja di tegal - Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang?

Tenaga kerjanya ya saya sendiri kecuali ketika mau belanja kepasar saya dibantu suami  Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha? Tidak ada izin usaha untuk mendirikan warung

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Kalau dari warganya sendiri sepertinya tidak terlalu berpengaruh karena kebanyakan yang membeli hanya para pendaki yang akan naik Gunung Andong.

- Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Kalau warung saya ya tentu agar kebutuhan baik itu makan dan minum para pendaki yang membutuhkan terpenuhi

 Aspek lingkungan

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar? Sejauh ini tidak ada pencemaran apapun kalau ditempat saya - Bagaimana penanganan limbah dari pedagang?

Kalau saya ya setiap pagi menyapu depan warung agar tetap terlihat bersih, dan juga menjaga kebersihan dengan meletakan wadah sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan.  Aspek teknik dan teknologi

- Bagaimana keadaan lokasi?

Warung saya terletak di paling timur di pertigaan, biasanya depan warung juga dijadikan lahan parkir buat para pendaki yang menitipkan kendaraannya

- Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Tidak ada bahan yang dibuthkan karena saya hanya menjual barang jadi yang dibeli dari pasar saja.

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi? Pasar Ngablak, kadang ya pasar Grabag

- Apa saja bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi?

Bahan pembantu ya tidak ada hanya ada etalase, cantelan untuk tempat meletakkan barang dagangan saya.

- Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Ya saya hanya membeli dari pasar, kemudian diletakkan di warung saya dan menunggu siapa saja yang ingin membeli

- Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang? Saya tidak memakai teknologi tertentu

- berapa rata – rata jumlah produksi sehari? Tidak ada jumlah produksi dalam tempat saya

- Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya? Saya mendirikan warung dahulu adalah jendela kemudian dibuka dan dijadikan warung  Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha? Dana yang dibutuhkan perkiraannya Rp 2.500.000 - Dari mana asal sumber modal?

Modal berasal dari saya sendiri dan suami saya

- Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha? - Bangunan usaha

Dalam mendirikan usaha hanya membutuhkan papan kayu, paku, cat, jadi sekitar Rp 400.000

- Lahan

Lahan yang digunakan adalah lahan tempat tinggal jadi tidak ada biaya untuk lahan - Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

- Bahan baku

Setiap bulannya untuk bahan baku sekitar Rp 2.500.000 - Bahan penunjang

- Dalam menunjang warung saya, ada etalase 2, tempat krat 1 untuk biaya ya habis sekitar Rp 1.500.000

(15)

- Biaya transportasi

Transportasi sekitar Rp 50.000 untuk membeli bensin kepasar setiap bulannya - Biaya listrik

Listrik kurang lebih setiap bulannya sekitar Rp 50.000 - Biaya promosi

Tidak ada biaya promosi yang saya gunakan

- Berapa pendapatan dan laba yang diperoleh untuk setiap bulannya? Setiap bulannya ya sekitar Rp 4.000.000. laba sekitar ya Rp 1.500.000

Nama Responden : Bapak Takim

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : SMP

Waktu Wawancara : 14 April 2016, jam 15.00 Tempat Wawancara : Rumah milik Bapak Takim

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana keadaan lokasi dagang terutama terhadap permintaan dari para pembeli?

Ya meski rumah dan warung saya berada di pungkruk, para pendaki ada yang datang untuk membeli dagangan saya sambil istirahat. Apalagi hari hari tertentu seperti sabtu minggu dan hari libur.

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Penawaran yang saya lakukan tidak ada, Cuma ketika ada yang ingin beli, saya menawarkan apa saja yang disediakan warung saya

- Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Selain makanan dan minuman, saya juga menyediakan soto, dan nasi bungkus juga - Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

Kira kira saya mendapatkan untung dari yang saya jual

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang?

Saya Cuma menempelkan sebuah spanduk di depan rumah agar para pendaki tahu kalau tempat saya juga menyediakan untuk para pendaki

- Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang?

tidak ada distribusi karena saya menjual langsung kepada pendaki yang membeli  Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Tidak ada manajemen tertentu yang saya pakai, kira kira kalau akhir minggu atau ketika hari libur, saya membuka warung. Sedangkan untuk hari – hari yang sepi saya tutup warungnya - Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Istri saya yang sering berjualan, sedangkan saya kalau pagi ya keladang, sedangkan apabila ramai yang beli saya ikut membantu istri saya

- Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang?

Usaha saya adalah milik bersama jadi tidak ada ketenagakerjaan, yang penting keuntungan juga digunakan untuk kebutuhan bersama.

 Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha? tidak ada izin usaha

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Adanya warung saya ini juga ikut membantu para pendaki yang capek dan membutuhkan makan dan minum. Selain itu kadang juga dapat jatah untuk membuatkan nasi bungkus kepada para warga saat malam minggu yang ikut jaga malam.

- Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Tentunya kebutuhan dari para warga dapat terpenuhi dengan adanya warung saya ini  Aspek lingkungan

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar?

tidak ada pencemaran, paling Cuma sampah berserakan dari beberapa pendaki yang buang sampah sembarangan

(16)

Disapu, dikumpulkan ditempat sampah, dibakar ada juga yang didaur ulang  Aspek teknik dan teknologi

- Bagaimana keadaan lokasi?

- Keadaan lokasi berada di rumah saya sendiri, rumah sayaa berada agak diatas jadi harus berjalan naik

- Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Untuk membuat soto, dan nasi bungkus tentunya membutuhkan bahan bahan seperti beras, bumbu dapur dan perlengkapan lain seperti mie, air dll

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Saya belanja di pasar Ngablak, sedangkan kekurangannya kadang saya membeli dari bapak Wahid

- Apa saja bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi?

Saya menggunakan kompor, panci, wajan, solet, pisau untuk memasak soto dan juga nasi bungkusnya.

- Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Prosesnya kalau bahan sudah ada semua istri saya yang masak - Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang?

Tidak ada teknologi tertentu yang saya gunakan, teknologi masih sederhana - berapa rata – rata jumlah produksi sehari?

Produk rata –rata tidak pasti setiap harinya, Cuma saat dibutuhkan warga untuk membuat nasi bungkus dapat sekitar 40 bungkus sampai 70 bungkus

- Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya? Tempat saya berjualan berada di rumah saya sendiri jadi luas tanah saya ya tidak ada karena warung saya masuk rumah

 Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha? Untuk modal awalnya saya menyiapkan dana Rp 1.000.000 - Dari mana asal sumber modal?

Sumber dana berasal dari saya sendiri

- Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha? - Bangunan usaha

Saya membuka warung dirumah saya jadi tidak mengeluarkan biaya untuk bangunan - Lahan

Lahan yang digunakan adalah tempat tinggal jadi juga tidak mengeluarkan biaya - Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

- Bahan baku

Bahan baku yang dikeluarkan untuk membeli bahan bahan pembuat soto dan nasi bungkus seperti beras, mie, dan bumbu – bumbu serta yang lainya seperti makanan dan minuman ringan sekitar Rp250.000, jadi setip bulannya ya sekitar Rp 1.000.000

- Bahan penunjang

Saya hanya menggunakan meja saja dan juga karpet yang memang sudah punya sebelumnya jadi tidak mengeluarkan biaya

- Biaya transportasi

Biaya transportasi sekitar Rp Rp 50.000 - Biaya listrik

Biaya listrik setiap bulannya naik turun diantara Rp 40.000 - Biaya promosi

Biaya promosi Cuma saat awal saja saya membuat spanduk warung makan tempat istirahat Al Khusna dengan biaya kurang lebih ya sekitar Rp 50.000

- Berapa pendapatan dan laba setiap bulannya?

Untuk pendapatan setiap bulannya Rp sekitar Rp 2.000.000. laba yang didapat sekitar Rp 700.000

Nama Responden : Ibu Eni

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Tingkat Pendidikan : SMP

Waktu Wawancara : 15 april 2016, pukul 18.00 Tempat Wawancara : warung milik Ibu Eni

 Aspek Pemasaran

(17)

Warung tempat saya berada di pinggir jalan yang dilewati para pendaki dan juga para warga yang setiap hari lewat untuk keladang

- Bagaimana penawaran dari para pedagang itu sendiri?

Saya menyediakan berbagai kebutuhan makan dan minum untuk memenuhi kebutuhan para pendaki dan warga

- Apa saja produk yang dijual oleh pedagang?

Saya menyediakan mie rebus plus telur, soto, gorengan, minuman saset, kerupuk, roti, dan minuman – minuman kemasan

- Bagaimana cara menetapkan harga dari barang yang dijual?

Untuk harganya saya sesuaikan dengan harga pada umumnya, asalkan kira – kira laba, sedangkan untuk gorengan, soto, minuman daya ambil laba dari Rp 500 sampai dengan Rp 2.000.

- Bagaimana strategi dan promosi yang dilakukan oleh pedagang?

Saya sering menawarkan para pendaki untuk istirahat dahulu, sering menanyakan asal dari pendaki agar lebih akrab. Selain itu saya juga menuliskan aneka minuman dan makanan dalam selembar kertas beserta harganya agar para pembeli tahu

- Bagaimana distribusi barang yang dilakukan oleh pedagang?

Barang biasanya langsung dimakan ditempat dan tidak dijual kembali oleh pembeli  Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana sistem manajemen yang dilakukan oleh pedagang?

Kalau warung saya buka hanya ketika hari tertentu seperti jumat, sabtu dan minggu dan hari libur saja yang kira – kira saat pendaki ramai. Saat bukanya kalau saat ramai ya bisa buka terus 24 jam, tetapi hanya hari hari tertentu, kalau seringnya ya buka pagi sampai malam

- Bagaimana sistem pengelolaan SDM?

Warung saya dikelola oleh saya sendiri, suami, dan juga orang tua yaitu ibu dari suami saya. Kadang ya kalau rame banget juga sering dibantu oleh kakak dari suami saya.

- Bagaimana sistem ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pedagang? tenaga kerja dikerjakan sendiri oleh saya dan keluarga

 Aspek Hukum

- Apakah pedagang mempunyai izin usaha? Tidak ada izin apapun dalam mendirikan usaha

- Apakah ada rencana untuk membuat perizinan agar warung dagangan anda dilindungi lembaga hukum?

tidak  Aspek sosial

- Bagaimana pengaruh adanya penjualan terhadap sosial masyarakat?

Dengan adanya warung saya ini bagi warga biasanya jadi sering membeli seperti gorengan atau minuman ditempat saya ketika di ladang atau ketika malam sambil ikut jaga parkir. - Bagaimana fungsi sosial perusahaan terhadap masyarakat?

Selain untuk memenuhi kebutuhan dari para warga, warung saya ini kalau sore sering banyak pemuda yang datang sekedar membeli minum atau makanan sambil ngobrol – ngobrol bersama, atau bisa jadi tempat silaturahmi.

 Aspek lingkungan

- Apakah terdapat pencemaran terhadap lingkungan sekitar? Pencemaran yang ada yaitu sampah yang kadang berserakan dijalan - Bagaimana penanganan limbah dari pedagang?

Untuk menanganinya sampah itu dikumpulkan di tempat pembuangan akhir dan dibakar, ada juga yang didaur ulang dan dijual kembali

 Aspek teknik dan teknologi - Bagaimana keadaan lokasi?

Lokasi berada dipinggir jalan menghadap keutara yang tentunya akan dilewati oleh para pendaki dan juga para warga yang berangkat ke ladang, meski begitu lokasi dagang berada diluar dusun sawit dan sudah berada diarea tegal

- Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Selain makanan minuman yang sudah jadi, untuk membuat soto, gorengan, mie rebus, dan minuman tentu membutuhkan seperti air panas, beras, mie, dan daging ayam dan bumbu dapur.

- Dari mana bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi?

Membeli dipasar ngablak dan juga belanja di warung – warung yang lebih lengkap di sekitar rumah

(18)

Bahan pembantu ya ada kompor gas, terus tremos, wajan, panci, - Bagaimana proses produksi dari para pedagang?

Prosesnya saya sendiri yang menyiapkan bahan – bahannya, kalau bahan sudah lengkap baru dibuat.

- Bagaimana teknologi yang digunakan para pedagang?

Tidak ada teknologi yang digunakan, masih manual menggunakan tenaga orang semua - berapa rata – rata jumlah produksi sehari?

Tidak pasti untuk berapa jumlahnya, karena tergantung yang beli juga. Kadang ya kalau bisa sisa sehari itu, kadang ya bisa kurang jadi harus buat lagi.

- Bagaimana layout tempat penjualan dan luas tanah yang dimiliki serta pemanfaatannya? Untuk lahan sekitar 5 x 3, menghadap ke utara diturunkan jalan untuk menuju ke Gunung Andong.

 Aspek Finansial

- Berapa modal yang dibutuhkan dalam mendirikan usaha?

Awalnya ketika mendirikan usaha dana yang dikeluarkan sekitar Rp 2.000.000. - Dari mana asal sumber modal?

Modal berasal dari milik pribadi

- Berapa biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan usaha? - Bangunan usaha

Mendirikan bangunan untuk membeli plastik, membuat pagar dari anyaman bambu sekitar Rp 500.000

- Lahan

Lahan berada disamping ladang sendiri jadi tidak mengeluarkan biaya untuk lahan - Berapa biaya variabel yang harus dikeluarkan?

- Bahan baku

Setiap kulakan ya sekitar Rp 500.000 untuk belanja keperluan bahan baku seperi makanan dan minuman, bumbu dapur, beras, telur, kerupuk dan minuman botol dan minuman saset. Sebulan ya sekitar Rp 2.000.000

- Bahan penunjang

Bahan penunjang ada punya sendiri yaitu meja 3, ada dingklik 4, kompor, wajan, panci dan perlengkapan dapur lain juga ada.

- Biaya transportasi

Sekitar Rp 50.000 untuk setiap bulannya - Biaya listrik

Biaya listrik sekitar ya Rp 30.000 - Biaya promosi

Tidak mengeluarkan biaya promosi

- Berapa pendapatan dan laba yang diperoleh setiap bulannya?

Pendapatan kalau setiap minggunya bisa mencapai Rp Rp 850.000 jadi ya sebulan sekitar Rp 3.500.000. untuk laba sebulan sekitar Rp 1.500.000

Hasil Wawancara Dengan Warga sekitar Gunung Andong Nama Responden : Istiqomah

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Waktu Wawancara : 15 April 2016, pukul 13.00

Tempat Wawancara : Rumah Ibu Istiqomah

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana pendapat anda tentang potensi pasar dari pedagang yang berjualan di Gunung Andong?

Kalau dilihat apalagi pas malam sabtu atau minggu rame sekali pendaki yang beristirahat dan pada membeli, kalau siang juga kadang ada petani yang membeli buat di tegal dan anak – anak sekitar juga. Kalau pas hari libur juga ramai yang beli

- Bagaimana penawaran dari pedagang sendiri kepada warga?

Kalau penawaran ya namanya juga tetangga jadi ya kadang ditawarkan untuk minum – minum dulu gitu kalau pas lewat.

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana menurut anda manajemen yang dipakai oleh pedagang?

Ya kalau dilihat dari beberapa warung ada yang setiap hari buka pagi sampai malam, tetapi ada juga yang hanya buka hari jumat, sabtu minggu yang biasanya itu pendaki lumayan ramai

(19)

- Bagaimana Ketenagakerjaan yang dipakai oleh pedagang?

Pemilik sendiri yang berjualan, biasanya dibantu oleh keluarganya sendiri  Aspek Sosial

- bagaimana pengaruh adanya pedagang di kawasan Gunung Andong ini?

Ya membuat lingkungan jadi lebih ramai, membantu juga kebutuhan dari warga, untuk pedagang sendiri jadi punya penghasilan

 Aspek Lingkungan

- Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan di kawasan Gunung Andong ini?

Kadang ada sampah dijalan berserakan yang tentu, tetapi tidak sedikit warga dan pendaki yang juga memungutnya.

 Aspek Teknik dan teknologi

- Apakah pedagang dalam penjualannya menggunakan teknologi tertentu yang modern? Tidak ada, semua masih sederhana

Nama Responden : Sutikno Aji

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Waktu Wawancara : 15 April 2016, pukul 15.00

Tempat Wawancara : Rumah Bapak Sutikno Aji

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana pendapat anda tentang potensi pasar dari pedagang yang berjualan di Gunung Andong?

Lumayan ramai pendaki yang lewat itu setiap minggunya, banyak yang istirahat di warung – warung pedagang. kalau dari warga sendiri juga ada yang terlihat sering membeli

- Bagaimana penawaran dari pedagang sendiri kepada warga? Biasanya kalau pas lewat itu suka di tawari

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana menurut anda manajemen yang dipakai oleh pedagang?

Kadang ada yang pedagang itu buka setiap hari yang di dusun, kalau yang agak jauh dengan dusun buka hanya hari seperti sabtu dan minggu saja

- Bagaimana Ketenagakerjaan yang dipakai oleh pedagang?

Kalau dilihat biasanya satu rumah itu membantu tapi pas ramai, kalau sepi terlihat sendiri yang jual itu

 Aspek Sosial

- bagaimana pengaruh adanya pedagang di kawasan Gunung Andong ini?

Kadang ya jadi bisa menjadi tempat berkumpul kalau sore sambil ngobrol – ngobrol. Buat hiburan juga

 Aspek Lingkungan

- Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan di kawasan Gunung Andong ini?

Biasanya sih ada satu dua sampah yang mungkin dari jajanan yang dibeli dari pedagang itu

 Aspek Teknik dan teknologi

- Apakah pedagang dalam penjualannya menggunakan teknologi tertentu yang modern? Tidak ada, yang dilakukan para pedagang masih tradisional

Nama Responden : Slamet

Alamat Responden : Dusun Sawit, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak Waktu Wawancara : 15 April 2016, pukul 17.00

Tempat Wawancara : Rumah Ibu Istiqomah

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana pendapat anda tentang potensi pasar dari pedagang yang berjualan di Gunung Andong?

(20)

Kalau hari libur atau sabtu atau minggu, pendaki itu ramai, yang istirahat di tempat pedagang itu juga banyak

- Bagaimana penawaran dari pedagang sendiri kepada warga? Biasanya sering ditawari untuk minum minum dulu  Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana menurut anda manajemen yang dipakai oleh pedagang? Ada yang setiap hari buka, ada yang tidak

- Bagaimana Ketenagakerjaan yang dipakai oleh pedagang? Biasanya dikerjakan satu keluarga

 Aspek Sosial

- bagaimana pengaruh adanya pedagang di kawasan Gunung Andong ini?

Sangat membantu, apalagi saya juga sering ikut menjaga siang malam di parkiran jadi kalau pas jatah mau beli makanan tidak usah harus buat atau jauh jauh untuk beli, tinggal beli di warung

 Aspek Lingkungan

- Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan di kawasan Gunung Andong ini?

Saya karena ikut menjaga di loket ya kadang yang membakar sampah ditempat sampah, yang kebanyakan ya sampah plastik dari pedagang itu

 Aspek Teknik dan teknologi

- Apakah pedagang dalam penjualannya menggunakan teknologi tertentu yang modern? Tidak ada, masih tradisional

Wawancara Dengan Pendaki/ Wisatawan Nama Responden : Ilham Alamat Responden : Semarang

Waktu Wawancara : 16 april 2016, pukul 13.00 Tempat Wawancara : Diwarung milik Bapak Handoko

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana pendapat anda tentang potensi pasar dari pedagang yang berjualan di Gunung Andong?

Kalau dilihat ya lumayan mas, karena yang datang pendaki itu lumayan banyak - Bagaimana penawaran dari pedagang sendiri kepada warga?

Kalau pas lewat pedagang itu menawarkan untuk istirahat  Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana menurut anda manajemen yang dipakai oleh pedagang?

Manajemennya biasa ya, Cuma saat memesan apa gitu langsung diambilkan atau dibuatkan

- Bagaimana Ketenagakerjaan yang dipakai oleh pedagang? Biasanya yang melayani lebih dari satu orang yang diwarung itu  Aspek Sosial

- bagaimana pengaruh adanya pedagang di kawasan Gunung Andong ini?

memang kalau haus, lapar dan capek kebutuhan saya jadi terpenuhi, harga juga terjangkau

 Aspek Lingkungan

- Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan di kawasan Gunung Andong ini?

Ya itu, karena pedagang juga menjual tempat makanan seperti bungkus – bungkus itu jadi kadang di sepanjang jalan itu ditemukan sampah plastik

 Aspek Teknik dan teknologi

- Apakah pedagang dalam penjualannya menggunakan teknologi tertentu yang modern? Tidak ada ya, dalam melayani ya seperti biasa dan tidak menggunakan teknologi modern

Nama Responden : Sekar Alamat Responden : Magelang

Waktu Wawancara : 16 april 2016, pukul 14.00 Tempat Wawancara : Diwarung milik Bapak Handoko

 Aspek Pemasaran

- Bagaimana pendapat anda tentang potensi pasar dari pedagang yang berjualan di Gunung Andong?

(21)

Lumayan ya kalau dilihat dari warung warung itu banyak yang istirahat - Bagaimana penawaran dari pedagang sendiri kepada warga?

Ada beberapa pedagang yang kalau pas lewat sering menawarkan, tapi ada yang Cuma diam saja

 Aspek Manajemen dan SDM

- Bagaimana menurut anda manajemen yang dipakai oleh pedagang? Manajemennya biasa, saat memesan ya antri dan terus dibuatkan ditempat - Bagaimana Ketenagakerjaan yang dipakai oleh pedagang?

Yang melayani itu biasanya lebih dari satu  Aspek Sosial

- bagaimana pengaruh adanya pedagang di kawasan Gunung Andong ini?

Ya sangat membantu kebutuhan dari para pendaki, selain itu juga sarana informasi karena bisa bertanya – tanya tentang Gunung Andong

 Aspek Lingkungan

- Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan di kawasan Gunung Andong ini?

Ada sedikit sampah yang kadang dibuang sembarangan, tetapi ada juga tempat tempat sampah.

 Aspek Teknik dan teknologi

- Apakah pedagang dalam penjualannya menggunakan teknologi tertentu yang modern? Tidak ada alat modern dan masih biasa

Lampiran 7

DATA REDUCTION

Aspek – Aspek Kelayakan:  Aspek Pemasaran

- Lokasi dipinggir Jalan sehingga dilewati pendaki dan Warga, Bapak Handoko. - Lokasi Usaha dikelilingi rumah warga – warga lain, Bapak Wahid.

- Pembeli kebanyakan dari pendaki yang naik atau turun Gunung yang beristirahat. Ibu Umi. - Ya pas hari tertentu saja pembeli ramai, Ibu Nurjanah.

- Kalau dilihat apalagi pas malam sabtu atau minggu rame sekali pendaki yang beristirahat dan pada membeli, kalau siang juga kadang ada petani yang membeli buat di tegal dan anak – anak sekitar juga. Kalau pas hari libur juga ramai yang beli. Ibu Istiqomah.

- Kadang ya saya menawarkan kepada pendaki yang lewat untuk membeli, Ibu Umi.

- Hanya dengan meletakkan dagangan saja di etalase dan digantung agar pembeli dapat melihat. Ibu Nurjanah

- Saya menyediakan mie rebus plus telur, soto, gorengan, minuman saset, kerupuk, roti, dan minuman – minuman kemasan, Ibu Eni.

- Banyak sekali produk yang saya jual untuk kebutuhan para pendaki yang datang dan juga kebutuhan sehari hari dari warga itu sendiri. Yaitu aneka makanan dan minuman, bumbu dapur, bensin, alat tulis, pulsa. Bapak Wahid

- Yang penting saya kira – kira mendapatkan laba dari barang tersebut, sesuai warung pada umumnya, Ibu Nurjanah

- Untuk harganya saya sesuaikan dengan harga pada umumnya, asalkan kira – kira laba, sedangkan untuk gorengan, soto, minuman daya ambil laba dari Rp 500 sampai dengan Rp 2.000. Ibu Eni

(22)

- Saya cuma menempelkan sebuah spanduk di depan rumah agar para pendaki tahu kalau tempat saya juga menyediakan untuk para pendaki. Bapak Takim.

- Tidak ada strategi dan promosi tertentu yang dipakai. Ibu Nurjanah

- Tidak ada distribusi karena saya menjual langsung kepada pendaki dan juga warga yang biasanya langsung dimakan ditempat atau sambil jalan. Bapak Handoko

 Aspek Manajemen dan SDM

- Sederhana yang penting saya buka warung ketika kira – kira hari yang para pendaki cukup banyak datang seperti jumat, sabtu dan minggu, dan juga hari – hari libur besar yang biasanya ramai pendaki dan ketika sudah mulai sore jam setengah lima kurang lebih saya sudah menutup warung. Bapak Handoko

- Saya tidak memakai cara cara tertentu ketika berjualan yang penting pagi saya buka dan kalau sudah malam saya tutup begitu saja, untuk waktunya sih tidak menentu, kadang ya kalau sedang pergi atau ada keperluan ya saya tutup. Bapak Wahid

- Manajemennya biasa ya, Cuma saat memesan apa gitu langsung diambilkan atau dibuatkan, Ilham

- Usaha saya adalah milik bersama jadi tidak ada ketenagakerjaan, yang penting keuntungan juga digunakan untuk kebutuhan bersama. Bapak Takim

- Saya sendiri yang berjualan, dan kadang dibantu oleh suami saya dan orang tua ketika sedang ramai. Ibu umi

- Kalau dilihat biasanya satu rumah itu membantu tapi pas ramai, kalau sepi terlihat sendiri yang jual itu. Bapak Sutikno Aji

 Aspek Hukum

- Tidak Ada Izin Usaha.

- tidak ada izin usaha. tapi warga dan perangkat tahu kalau saya itu berjualan. Handoko - tidak ada rencana untuk membuat izin

 Aspek Sosial

- Kadang kalau ada petani yang berangkat atau istirahat sering memesan baik itu makanan dan minuman, kadang juga ada anak – anak dari warga setempat yang main sampai didepan warung yang kemudian jajan. Selain itu bagi saya sendiri jadi mempunyai pekerjaan sambilan yang juga menghasilkan keuntungan. Bapak Handoko

- Untuk warga di sekitar saya ya mungkin kebutuhan sehari – harinya bisa terpenuhi, dan untuk pendaki juga kebutuhannya bisa terpenuhi. Bagi saya sendiri istri saya yang tidak bisa bertani jadi mempunyai pekerjaan sendiri yaitu menjaga warung. Bapak Wahid.

- Setiap malam minggu saya dipesani nasi bungkus untuk para warga yang ikut menjaga malam. Ibu Umi.

- Selain untuk memenuhi kebutuhan dari para warga, warung saya ini kalau sore sering banyak pemuda yang datang sekedar membeli minum atau makanan sambil ngobrol – ngobrol bersama, atau bisa jadi tempat silaturahmi. Ibu Eni

- Ya membuat lingkungan jadi lebih ramai, membantu juga kebutuhan dari warga, untuk pedagang sendiri jadi punya penghasilan, Ibu Istiqomah

- Sangat membantu, apalagi saya juga sering ikut menjaga siang malam di parkiran jadi kalau pas jatah mau beli makanan tidak usah harus buat atau jauh jauh untuk beli, tinggal beli di warung. Bapak Slamet

- memang kalau haus, lapar dan capek kebutuhan saya jadi terpenuhi, harga juga terjangkau - Ya sangat membantu kebutuhan dari para pendaki, selain itu juga sarana informasi karena

bisa bertanya – tanya tentang Gunung Andong. Mbak Sekar  Aspek Lingkungan

- Ada sedikit sampah yang kadang dibuang sembarangan, tetapi ada juga tempat tempat sampah. Mbak Sekar

- Saya karena ikut menjaga di loket ya kadang yang membakar sampah ditempat sampah, yang kebanyakan ya sampah plastik dari pedagang itu . Bapak Slamet

- Disapu, dikumpulkan ditempat sampah, dibakar ada juga yang didaur ulang. Bapak Takim - Saya meletakan tong tempat sampah didepan warung, setiap pagi istri saya juga menyapu

depan warung agar terlihat lebih bersih. Para pendaki juga sering terlihat membawa sampah yang kemudian dibuang ditempat sampah. Bapak Wahid

 Aspek Teknik dan Teknologi

- Lokasi tempat warung berada tepat dibawah kaki gunung Andong yang melewati basecamp sawit. Yang pendaki akan melewati depan warung. Bapak Handoko

- Saya membeli bahan dari pasar ngablak, kadang juga pasar lain, sedangkan untuk kelapa muda saya membeli dari daerah secang. Bapak Handoko

(23)

- Bahan yang dibutuhkan ya barang barang itu sendiri, dari aneka makanan, minuman, rokok, bensin, bumbu dapur, alat tulis, alat listrik dll

- Selain jajanan yang sudah jadi yang tidak membutuhkan proses produksi, paling kalau warung saya ya nasi bungkus itu yang perlu beras, dan bahan – bahan lain. Ibu Umi - Ya saya hanya membeli dari pasar, kemudian diletakkan di warung saya dan menunggu

siapa saja yang ingin membeli. Ibu Nurjanah

- Tidak ada teknologi tertentu yang saya gunakan, teknologi masih sederhana. Bapak Takim - Prosesnya saya sendiri yang menyiapkan bahan – bahannya, kalau bahan sudah lengkap

baru dibuat. Ibu Eni

- Tidak pasti untuk berapa jumlahnya, karena tergantung yang beli juga. Kadang ya kalau bisa sisa sehari itu, kadang ya bisa kurang jadi harus buat lagi. Ibu Eni

- Kalau untuk jajanan yang sudah jadi ya ada meja dan etalase untuk tempat meletakan makanan dan minuman, ada juga tali untuk menggantungkan snak ringan, sedangkan yang lainnya ya kompor, stoples, tikar untuk istirahat para pendaki, dingklik tempat duduk, amben, payung. Untuk bangunannya sendiri saya buat dari anyaman bambu dan kayu. Bapak Handoko

- Bahan pembantu ya ada etalase, meja kursi, tempat bensin, ada juga kendaraan untuk membawa kepasar. Bangunan sendiri sudah saya cor beton permanen. Bapak Wahid  Aspek Finansial

- Modal awal dibutuhkan untuk mendirikan usaha bervariasi

- Modal berasal dari milik sendiri, keluarga atau meminjam dari saudara - Modal awal Bapak Handoko sekitar Rp 1.500.000

- Modal awal Bapak Wahid sekitar Rp 8.000.000 - Modal awal ibu Umi sekitar Rp 2.000.000 - Modal Awal Ibu Nurjanah sekitar Rp 2.500.000 - Modal Awal Bapak Takim sekitar Rp 1.000.000 - Modal Awal Ibu Eni sekitar Rp 2.000.000

- Pendirian bangunan berasal dari modal awal yang dikurangi biaya – biaya - Biaya pendirian bangunan Bapak Handoko sekitar Rp 300.000

- Biaya pendirian bangunan Bapak Wahid sekitar Rp 1.000.000 - Biaya pendirian bangunan Ibu Umi dibantu oleh basecamp - Biaya pendirian bangunan Ibu Nurjanah sekitar Rp 400.000

- Biaya pendirian bangunan milik bapak Takim tidak ada karena berada didalam rumah - Biaya pendirian bangunan milik Ibu Eni Sekitar Rp 500.000

- Lahan tidak mengeluarkan biaya karena milik pribadi - Untuk kulakan bahan baku atau dagangan ketika hari pasaran

- Bahan pembantu dibeli dengan modal awal dengan pembelian yang bervariasi antar pedagang

- Belanja Bapak Handoko menghabiskan dana kurang lebih Rp 2.500.000 perbulan

- Belanja Bapak Wahid paling sedikit Rp 1.500.000, setiap bulannya jadi sekitar Rp 6.000.000

- Belanja Ibu Umi setiap bulannya sekitar Rp 3.000.000 - Belanja untuk Ibu Nurjanah setiap sebulan Rp2.500.000

- Belanja bapak Takim setiap minggu sekitar Rp 250.000, jadi sebulan sekitar Rp 1.000.000 - Belanja Ibu Eni setiap minggunya sekitar Rp 500.000 setiap kali belanja, untuk sebulan ya

sekitar Rp 2.000.000

- Warung milik bapak Handoko,Takim dan Eni tidak mengeluarkan untuk biaya peralatan, sedangkan untuk Bapak Wahid Rp 3.500.000, Ibu Umi Rp 800.000 dan Ibu Nurjanah Rp 1.500.000

- Biaya transportasi standar sekitar Rp 50.000 untuk setiap bulannya. Biaya

- Biaya listrik bervariasi antara pedagang satu dengan yang lainnya yaitu pada setiap bulannya Rp 30.000 untuk Bapak Handoko, Rp 100.000 untuk Bapak Wahid, Rp 70.000 untuk Ibu Umi, Rp 50.000 untuk Ibu Nurjanah, Rp 40 Untuk Bapak Taqim, dan Rp 30.000 untuk Ibu Eni

- Tidak ada biaya promosi yang dikeluarkan

- Pendapatan berbulan bervariasi antar pedagang satu dengan yang lainnya - Pendapatan Bapak Handoko sekitar Rp 3.500.000 dengan laba sekitar Rp 800.000 - Pendapatan Bapak Wahid sekitar Rp 9.000.000 dengan laba sekitar Rp 2.500.000 - Pendapatan Ibu Umi sekitar Rp Rp 5.000.000 dengan laba sekitar Rp 2.000.000 - Pendapatan Ibu Nurjanah sekitar Rp 4.000.000 dengan laba sekitar Rp 1.500.000 - Pendapatan Bapak takim sekitar Rp 2.000.000 dengan laba sekitar Rp 700.000

(24)

- Pendapatan Ibu Eni sekitar Rp 3.500.000 dengan laba sekitar Rp 1.500.000

Lampiran 8

DATA DISPLAY

Aspek Pemasaran

Aspek

Manajemen dan

SDM

Aspek Sosial

Aspek Hukum

Kelayakan Usaha

Dagang di Kawasan

Permintaan pasar

Penawaran Pedagang

Produk

Penetapan Harga

Promosi

Distribusi

Pengelolaan

Manajemen

pelayanan

Ketenagakerjaan

Perizinan dengan

Lembaga terkait

Dampak penjualan

terhadap masyarakat

peran sosial

terhadap

(25)

Keterangan Data Display

Aspek - Aspek Penilaian Kelayakan 1. Aspek Pemasaran

 Permintaan pasar

- Permintaan datang dari sebagian para pendaki yang lewat dan istirahat

- Permintaan datang juga dari sebagian warga masyarakat untuk keperluan rumah atau untuk keladang

- Permintaan cukup ramai ketika akhir minggu yaitu jumat, sabtu dan minggu serta hari – hari libur

- Warga yang membeli ditempat – tempat pedagang untuk kebutuhan sehari hari. - Strateginya dengan menawarkan dan melalui tulisan tulisan

 Penawaran pasar

- Pedagang yang menawarkan untuk membeli di pedagang tersebut - Pedagang diam dan menunggu calon pembeli

- Aneka makanan dan minuman ditawarkan dengan diletakkan di dalam etalase atau juga di meja

- Beberapa makanan dan minuman ditulis di kertas dan ditempelkan didinding warung  Produk

- Produk antara pedagang satu dengan yang lain bervariasi, yaitu aneka makanan ringan, dan minuman, meski ada beberapa pedagang yang menjual es buah, gorengan, soto dan nasi bungkus

 Penetapan harga

- Penetapan harga untuk minuman dan makanan yang dibeli dipasar sesuai standar yang ada seperti warung – warung pada umumnya.

(26)

- Penetapan harga untuk makanan yang dibuat sendiri dikira – kira mendapat untung dan masih dengan harga wajar

 Promosi

- Kegiatan promosi tidak terlalu dipikirkan oleh pedagang, Cuma ada yang membuat tulisan dan juga mengakrabkan diri dengan pembeli

- Segala apa yang dijual ditampilkan di etalase atau meja dan dugantung dalam seutas tali  Distribusi

- Kegiatan distribusi yaitu langsung kepada konsumen akhir yaitu pendaki atau warga 2. Aspek Manajemen dan SDM

 Manajemen

- Pengelolaan manajemen dari pedagang sederhana yang waktu dan hari buka tutupnya tidak diatur

- Beberapa pedagang hanya buka saat pendaki ramai saja

- Pelayanan kepada pembeli sederhana, pesan kemudian dibuatkan atau pesan kemudian diambilkan.

 SDM

- Pemilik sendiri yang menjadi tenaga kerja dan berjualan

- Pemilik dibantu oleh keluarganya dalam berjualan kalau sedang ramai. - untuk belanja kepasar biasanya hari pasaran dan yang belanja pemilik sendiri - keuntungan digunakan untuk bersama

- dalam satu pedagang, biasanya lebih dari satu orang yang berjualan dan melayani 3. Aspek Hukum

- Dalam berjualan para pedagang tidak mempunyai izin dari badan hukum

- Pedagang tidak mempunyai rencana untuk membuat perizinan kepada lembaga hukum terkait 4. Aspek Sosial

- Warung pedagang membantu pendaki yang kelelahan, haus atau lapar.

- Warung pedagang membuat mempermudah kebutuhan para warga yang bekerja ditegal dan membeli bekalnya kepada pedagang

- Warung warung pedagang sebagai sarana hiburan bagi anak dan warga sendiri - Warung pedagang ini melatih warga untuk berani berbicara dengan orang asing

- Lapangan kerja baru muncul yang sebelumnya pedagang adalah seorang petani atau buruh tani - Pedagang mempunyai tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup

- Pedagang membuat lokasi kawasan wisata jadi lebih meriah dan ramai - Pedagang menjadi sarana untuk bertanya tentang Gunung Andong 5. Aspek Lingkungan

- Pencemaran lingkungan ada beberapa sampah yang berserakan di sepanjang perjalanan. - Sampah plastik yang mendominasi sampah yang berserakan

- Sampah berserakan kebanyakan dari barang – barang warung milik pedagang - Beberapa pedagang menyediakan tempat sampah untuk menjaga kebersihan - pedagang yang menyapu depan warung agar terlihat bersih

- pedagang dan warga membuang sampah ditempat pembuangan akhir yang disediakan, mendaur ulang dan ada yang dibakar.

- Tidak sedikit pendaki dan warga yang lewat sambil memunguti sampah yang berserakan di sepanjang jalan.

6. Aspek Teknik dan Teknologi  Lokasi Usaha

- Lokasi usaha di wilayah dusun - Lokasi usaha di pinggir jalan - Lokasi usaha di pinggir ladang

- Lokasi usaha dilewati pendaki dan warga - Lokasi warung didirikan di depan rumah - Lokasi usaha didirikan di dalam rumah  Jenis Bangunan

- Bangunan yang dibuat dari kayu dan bambu - Bangunan terbuat dari tembok beton  Bahan baku

- Bahan baku untuk makanan dan minuman yang sudah jadi dibeli dari pasar dalam bentuk barang jadi

- Bahan baku untuk makanan dan minuman yang sudah jadi dibeli dari pasar dalam bentuk barang mentah

(27)

- Bahan yang dibutuhkan bermacam macam tergantung pedagang menyediakan apa  Bahan Pembantu

- Bahan pembantu digunakan untuk memproses kembali bahan baku yang dibuat oleh pedagang menjadi barang jadi

- Bahan pembantu untuk makanan dan minuman jadi yaitu tempat untuk meletakan makanan dan minuman tersebut

 teknis

- Untuk makanan dan minuman jadi penjual tinggal mengambilkan atau ambil sendiri apa yang akan dibeli

- Untuk yang seperti minuman saset, soto, nasi bungkus, mie rebus, es buah, es kelapa muda pembeli menunggu sebentar untuk dibuatkan

 Teknologi

- Teknologi yang dipakai pedagang kebanyakan sederhana

- Beberapa warga mempunyai blender, kulkas dan kompor gas untuk membantu memproses

 Rata – rata Produksi

- Rata rata produksi sehari tidak pasti tergantung juga dengan ramainya pembeli, kadang ya kurang sehingga membuat atau kulakan lagi, kadang ya lebih jadi sisa

- Barang yang dijual mempunyai expayed yang cukup lama, kecuali yang dibuat dalam bentu barang setengah jadi

 Luas tanah

- Luas tanah yang digunakan tidak terlalu luas tetapi cukup untuk meletakan dagangan dan tempat berteduh

7. Aspek Finansial  Modal

- Modal awal dibutuhkan untuk mendirikan usaha bervariasi

- Modal berasal dari milik sendiri, keluarga atau meminjam dari saudara - Modal awal Bapak Handoko sekitar Rp 1.500.000

- Modal awal Bapak Wahid sekitar Rp 8.000.000 - Modal awal ibu Umi sekitar Rp 2.000.000 - Modal Awal Ibu Nurjanah sekitar Rp 2.500.000 - Modal Awal Bapak Takim sekitar Rp 1.000.000 - Modal Awal Ibu Eni sekitar Rp 2.000.000  Bangunan

- Pendirian bangunan berasal dari modal awal yang dikurangi biaya – biaya - Biaya pendirian bangunan Bapak Handoko sekitar Rp 300.000

- Biaya pendirian bangunan Bapak Wahid sekitar Rp 1.000.000 - Biaya pendirian bangunan Ibu Umi dibantu oleh basecamp - Biaya pendirian bangunan Ibu Nurjanah sekitar Rp 400.000

- Biaya pendirian bangunan milik bapak Takim tidak ada karena berada didalam rumah - Biaya pendirian bangunan milik Ibu Eni Sekitar Rp 500.000

 Lahan

- Lahan tidak mengeluarkan biaya karena milik pribadi  Biaya Bahan baku

- Untuk kulakan bahan baku atau dagangan ketika hari pasaran

- Bahan pembantu dibeli dengan modal awal dengan pembelian yang bervariasi antar pedagang

- Belanja Bapak Handoko menghabiskan dana kurang lebih Rp 2.500.000 perbulan - Belanja Bapak Wahid paling sedikit Rp 1.500.000, setiap bulannya jadi sekitar Rp

6.000.000

- Belanja Ibu Umi setiap bulannya sekitar Rp 3.000.000 - Belanja untuk Ibu Nurjanah setiap sebulan Rp 2.500.000

- Belanja bapak Takim setiap minggu sekitar Rp 250.000, jadi sebulan sekitar Rp 1.000.000

- Belanja Ibu Eni setiap minggunya sekitar Rp 500.000 setiap kali belanja, untuk sebulan ya sekitar Rp 2.000.000

 Biaya lain lain

- Warung milik bapak Handoko,Takim dan Eni tidak mengeluarkan untuk biaya peralatan, sedangkan untuk Bapak Wahid Rp 3.500.000, Ibu Umi Rp 800.000 dan Ibu Nurjanah Rp 1.500.000

Gambar

FOTO DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

„ Menjelaskan sistem kode yang digunakan dalam pemrossan transaksi dengan tekanan khusus pada bagan kode akun perusahaan „ Arus transaksi : Tinjauan sekilas „ Komponen- komponen

Kepada seluruh pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota, kepala perwakilan Indonesia di luar negeri, Kepala Dinas Pendidikan dan atau Dinas Kebudayaan

Kita harus selalu berunding dengan Departemen Hukum sebelum kita sepakat untuk melaksanakan layanan manajemen dalam kategori apapun untuk pelanggan yang dapat membuat kita

Pengaruh pembelajaran Matematika realistik terhadap kemampuan berhitung penjumlahan siswa tunaarungu kelas 2 SDLB di SLBN Cicendo Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Meskipun pemupukan NPK nyata mempengaruhi bobot kering polong dibanding kontrol, namun penambahan pupuk hayati pada dosis N yang lebih rendah (1/4–1/2 N), meningkatkan hasil

Kaitan hukum tentang perkawinan dibawah umur dalam sistem hukum di Indonesia adalah mengacu pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang

Kemudian, peneliti mengambil celah dari penelitian-penelitian terdahulu dengan mengambil topik mengenai “Diplomasi Ekonomi Jepang Dalam Menghadapi Persaingan Industri Otomotif

1) Mengujikan soal pilihan ganda berdasarkan hasil uji coba yang telah diperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalamnya kepada siswa kelas VII C untuk