BAB 4
HASIL DAN BAHASAN
4.1 Identifikasi tapak
•
Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan
•
Kelurahan : Cipulir
•
Kecamatan : Kebayoran Lama
•
Luas Lokasi : 18000 m²
•
Batas batas tapak
Utara
: Kelurahan grogol selatan
Selatan
: Kelurahan Kebayoran Lama
Barat
: Kelurahan Ulujami
Timur
: Kali pesanggrahan
Gambar 4.1 Peta jalan Halimah Makro
Gambar 4.2 Peta jalan Halimah Mikro
Sumber : earth.google.com, diakses pada 23 Agustus 2013
Spatial planning
•
Koefisien dasar bangunan (KDB) : 55%
•
Koefisien lantai bangunan (KLB) : 2
•
Maksimum lapis : 4
•
Luas lantai dasar boleh bangun : 9900 m²
•
Garis sempadan bangunan (GSS) : 5 m²
4.1.1 Status Tanah
Status tanah yang berada di jalan halimah ialah kepemilikan (100%),
kurangnya perhatian dan kordinasi yang baik dari pemerintah membuat warga
tidak memiliki pedoman dalam membangun rumah, sehingga bangunan yang
ada tidak tertata dengan baik dan membuat kawasan menjadi kurang terawat,
tidak sedikit dari pemilik rumah yang menyewakan rumah tinggalnya lalu di
sekat menjadi beberapa bagian, sehingga membuat kawasan menjadi sangat
padat dan kumuh. Besaran rumah yang ada di Jalan halimah rata-rata
berukuran < 20 m² dengan jumlah anggota minimal 4 orang.Respon desain
berupa tempat tinggal dengan jumlah anggota keluarga 4 orang.
4.1.2 Potensi dan Halangan
Penjabaran mengenai potensi dan halangan akan mengunakan SWOT
analisis. Metode analisis ini digunakan demi menentukan bangunan apa yang
cocok untuk kawasan serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threat) dan juga memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity) yang ada.
Tabel 4.1 Analisis SWOT
PERANCANGAN PEMUKIMAN PADAT
DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI
PESANGGRAHAN
KEKUATAN (STRENGTH)
- Jalan Halimah berada di tengah kota dan mempunyai akses yang mudah
- Tersedia fasilitas yang mendukung di sekitar tapak (sekolah, posyandu, pusat perbelanjaan, klinik, dll)
KELEMAHAN (WEAKNESS)
- Volume kendaraan tinggi - Mengalami kebisingan - drainase tidak mendukung - Banyak nya sampah - Berbatasan dengan kali yang menimbulkan bau
PELUANG
(OPPORTUNITIES)
- Budaya sungai dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang positif - Lingkungan sekitar sedang berkembang pesat karena adanya jalan tol baru
Membuat sebuah perancangan kawasan pemukiman stren kali dengan pendekatan drainase berkelanjutan
Menata pemukiman serta memperbaiki masalah drainase yang ada di kawasan ANCAMAN (THREAT) - Bahaya banjir Penerapan sistem-sistem drainase berkelanjutan di tapak Merencanakan tahap pembangunan
Sumber : Data Olahan Pribadi
Selain mempunyai lokasi yang strategis, terdapat pula permasalah pada
tapak, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Permasalahan Tapak
No. Permasalahan Keterangan Solusi
1 Kebisingan Kebisingan
ditimbulkan dari jalan yang berada di depan tapak
Menanamkan vegetasi untuk meredamkan suara
No. Permasalahan Keterangan Solusi
Bau Ditimbulkan dari
kali pesanggrahan serta sampah para warga yang dibuang di pinggir kali karena minimnya tempat pembuangan sampah Menanamkan vegetasi aromatic untuk memperbaiki aroma udara
3 Drainase Kurangnya tempat
pembuangan membuat tapak menjadi becek apabila terjadi hujan
Mendesain sistem drainase yang cocok untuk pemukiman stren kali
4 Ruang terbuka hijau Padatnya bangunan membuat tapak tidak memiliki ruang terbuka hijau
Menciptakan ruang-ruang hijau di dalam tapak yang juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul
Sumber : Data Olahan Pribadi
Masalah pada tabel diatas perlu adanya koordinasi yang baik agar dalam
perwujudan nya mempunyai hubungan yang erat antara pengguna dan lingkungan
itu sendiri.
4.2
Urban Texture
Pada urban texture, akan dibahas tentang fungsi bangunan itu sendiri.
Analisa ini tidak hanya mencakup Jalan Halimah saja, tetapi dengan cakupan
yang lebih luas
Gambar 4.3 Peta jalan Halimah Mikro Sumber : Data Olahan Pribadi
Low Rise Building
Medium Rise Building
Highrise Building
Tabel 4.3 Zoning Tapak
Low Rise Building
(1 Lapis)
Medium Rise Building
(1 - 4 Lapis)
Highrise Building
(4 – 20 Lapis)
Perumahan warga yang
berada di Jalan
Halimah, Ulujami,
Seskoal dan Jalan
panjang Cipulir
Swalayan sumiko,
Ruko-Ruko yang berada
di sepanjang jalan
Cildeug Raya, SMP
muhamddiyah, Tanry
Abeng University
Itc cipulir, Pakubowo
apartment
Sumber : Data Olahan Pribadi LOKASI
Adapun Pembagian fungsi bangunan di kawasan cipulir
Gambar 4.4 Peta jalan Halimah Mikro Sumber :Data Olahan Pribadi
Tabel 4.4 Fungsi Bangunan
No. Fungsi Bangunan Lokasi
Contoh
Bangunan
1
Perdagangan
Cipulir
ITC Cipulir, Pasar
Ratak
2
Hotel
Cipulir
Hotel Sentra
Boutique, Hotel
Zulia
3
Sekolah
Cipulir, Seskoal
Darunnajah,
Seskoal
Hunian Horizontal Hunian Vertikal Sekolah Niaga dan PerdaganganNo. Fungsi Bangunan Lokasi
Contoh
Bangunan
4
Universitas
Jalan Halimah, Kreo,
Swadarma Raya, Ciledug
Raya
Universitas Islam
Darunnajah,
Universitas Budi
Luhur, Tanry
Abeng University,
Universitas BSI
5
Apartment
Cipulir
Pakubowono
Residence
6
Perumahan
Swadarma Raya, Cipulir,
Jalan Panjang Cipulir,
Ulujami
Tanry abeng
Residence,
perumahan
ulujami indah
7
Fasilitas Umum
Seskoal
Lapangan
Golf
Seskoal
8
Fasilitas sosial
Petukangan
Klinik Petukangan
Sumber :Data Olahan PribadiDengan mengetahui fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak Jalan Halimah, maka
dapat diketahui fasilitas apa saja yang tidak ada guna memenuhi kebutuhan
kebutuhan masyarakat Jalan Halimah.
4.2.1 Building Mass and Form
Di dalam tahap perencanaan, pemukiman penduduk yang ada
mempunyai ketinggian 1 – 2 lapis.80 % warga membuat rumah mereka
dengan material batako (semi permanen).Kepadatan penduduk dan
kurangnya penghijauan membuat kawasan menjadi gersang.Penataan masa
bangunan yang tidak tertata menimbulkan banyaknya gang-gang kecil.
Gambar 4.5Lebar Jalan Halimah Sumber : Data Olahan Pribadi
Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa :
•
Perlu adanya penataan ulang bangunan sehingga gang-gang yang ada
mempunyai lebar yang sesuai standar
•
Jumlah rumah dan jumlah penduduk tidak memungkinkan adanya
ruang terbuka, sehingga bangunan horizontal dirubah menjadi vertical
4.3 Urban Infrastructure
Sumber Air Bersih
Sumber air pada perumahan yang ada dalam tapak ialah air
menggunakan air tanah yang ada pada tiap rumah warga.Berdasarkan survey,
air jernih dan tidak menimbulkan bau.Tidak ada keluhan tentang air yang
kotor.
Drainase
Gambar 4.6Arah Aliran Drainase Sumber : Data Olahan Pribadi
Drainase yang ada pada kawasan ini sangatlah minim. Untuk
menampung air hujan yang jatuh pada kawasan agar tidak licin dan becek,
para warga hanya menyisakan sedikit lahan untuk pembuangan air yang akan
dibuang ke sungai, bahkan ada gang-gang yang tidak memiliki drainase
Respon desain ialah memperbaiki saluran drainase yang a
metode suds (
inimempunyai kelebihan dengan cara mengolah kembali air hujan. Adapun
penerapan suds, sebagai berikut
1.
Rainwater harvesting
Rainwater harvesting berupa tong
sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang
dari atap.
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual Gambar 4.7Drainase Jalan Halimah
Sumber :Data Olahan Pribadi
Respon desain ialah memperbaiki saluran drainase yang a
metode suds (sustainable urban drainage system) sistem drain
mempunyai kelebihan dengan cara mengolah kembali air hujan. Adapun
penerapan suds, sebagai berikut
:Rainwater harvesting
Rainwater harvesting berupa tong – tong penampungan yang di
sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang
dari atap.
Gambar 4.8 Model Terasering Buatan
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual
Respon desain ialah memperbaiki saluran drainase yang ada dengan
stem drainase
mempunyai kelebihan dengan cara mengolah kembali air hujan. Adapun
tong penampungan yang di
sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang
2.
Terasering buatan
Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat
meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini
biasanya terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan.
Gambar 4.9 DetailSwales
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual
3.
Saluran filtrasi
Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya
terdapat material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati
permukaan berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah
permukaannya dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam
penampungan
Gambar 4.10 Model Saluran Filtrasi
4.
Kolam penampungan
Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga
mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke
kolam penampungan
Gambar 4.11 Kolam penampungan
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual
4.4 Urban Greenery
Untuk analisa urban greenery ini akan dibahas tentang ruang terbuka
hijau yang ada di sekitar kawasan.
Gambar 4.12 Peta Jalan Halimah
Sumber : earth.google.com, diakses pada 25 Agustus 2013
Ruang terbuka hijau di kawasan sekitar Jalan Halimah sangatlah
minim.Angka 1 dan 2 menunjukan ruang terbuka hijau yang di rubah fungsi
TAPAK
2
1
sebagai pemukiman padat penduduk dan ruko.Pada dasarnya, ruang terbuka
yang ada di sekitar Jalan Halimah tidak mempunyai fungsi khusus, ruang
terbuka tersebut hanya berupa tanah kosong yang ditumbuhi tanaman.Respon
desain ialah menciptakan ruang terbuka yang multifungsi (tempat bermain
anak, ruang berkumpul,taman) untuk para warga yang berada dalam tapak.
4.5
Urban Circulation
Gambar 4.13 Analisa Urban Circualtion Sumber :Data Olahan Pribadi
Analisa tentang urban Analysis ini akan menguhubungkan Ciledug,
Senayan, Bintaro dan Permata hijau. Terdapat 4 jalur pecapaian, sebagai
berikut :
•
Alternatif 1 : Melalui jalan Ciledug Raya, apabila melewati rute ini,
tapak berada di sebelah kiri
•
Alternatif 2 : Melalui Taman Puring, gandaria dan jembatan Kebayoran
lama. Apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kanan
Permata Hijau
Cildedug
Senayan
Bintaro
•
Alternatif 3 : Melalui tol Bintaro, Kodam atau Ulujami, apabila melewati
rute ini, tapak berada di sebelah kiri
•
Alternatif 4 : Melalui Cidodol. Apabila Apabila melewati rute ini, tapak
berada di sebelah kanan
Dapat diketahui, jalur teramai yaitu jalur 1 dan 2. Kedua jalur tersebut
mempunyai tingkat keramaian yang tinggi pada pagi (6 - 9) dan sore (5 –
8). Keramaian ini bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah volume
kendaraan, tetapi karena angkutan umum yang memasuki jalur mobil
pribadi dan juga karena ramai nya pengunjung ITC Cipulir.Diperlukan
adanya penertiban terhadap angkutan umum untuk mengurangi kemacetan.
Adapun jalan-jalan tersebut mempunyai lebar sebagai berikut :
Gambar 4.14 Analisa Lebar Jalan Sumber :Data Olahan Pribadi
Bintaro
Cildedug
Permata Hijau
Senayan
1
3
2
4
4
5
5
LOKASI5
1
3
Tabel 4.5 Lebar Jalan
No. Lokasi
Keterangan
1
Jl. Ciledug Raya
Merupakan Jalan Arteri primer
yang mempunyai 2 jalur dengan
lebar jalan 6 m², di setiap
jalurnya. volume kendaraan di Jl.
Ciledug Raya sangatlah padat.
2
Jl. Ulujami Raya
Merupakan jalan lokal primer
yang mempunyai lebar jalan 6 m²
3
Jl. Panjang Cipulir
Merupakan jalan lokal primer
yang mempunyai lebar jalan 6 m²
4
Jl. Halimah
Merupakan
jalan
lingkungan
sekunder dengan lebar 4m². Jalan
Halimah
mempunyai
tingkat
volume kendaraan yang tinggi,
Jalan ini dilalui oleh pejalan kaki,
kendaraan roda dua dan roda
empat.
5
Jl. Halimah
Jalan ini merupakan jalan yang
tercipta karena pembangunan
rumah warga yang sangat padat
serta
bentuk
yang
tidak
beraturan. Jalan ini hanya bisa
dilewati oleh pejalan kaki dan
kendaraan roda dua, lebar jalan
1,2 – 1,5 m².
Sumber :Data Olahan Pribadi
Analisa pencapaian ke Tapak (Jalan Halimah)
Gambar 4.15 Analisa Pencapaian Tapak Sumber :Data Olahan Pribadi
4.6
Analisa Urban Housing
•
House Extensions
Pada tapak ini terjadi house extension.Hal ini dikarenakan luasan rumah
yang sempit sehingga kurangnya ruang gerak untuk melakukan aktivitas dan
kebutuhan rumah tangga.
Gambar 4.16House Extensions Sumber :Data Olahan Pribadi
•
Workplaces
Pada tapak ini terjadi membutuhkan ruang tersendiri untuk menjalankan
industri rumahan yang mereka miliki.Pada tapak ini beberapa penduduk
memiliki industri rumahan, karena tidak adanya lahan, mereka mencari
rumah di daerah sekitar yang dikontrakan untuk dijadikan tempat bekerja,
para pekerja indsutri tersebut ialah warga sekitar.
Gambar 4.17Workplaces Sumber :Data Olahan Pribadi
•
Small shops
Rendahnya pendidikan yang dimiliki, membuat para penduduk susah
untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh sebab itu, sebagian dari mereka
membuka warung atau toko – toko kecil agar mendapatkan
pemasukan.Warung atau toko – toko kecil tersebut mereka bikin di rumah
mereka dengan luasan yang sangat kecil, oleh sebab itu perlu adanya
“small shops” untuk menunjang kesejahteraan penduduk.
Gambar4.18Small Shops Sumber :Data Olahan Pribadi
•
Trees
Tidak adanya pohon dan ruang terbuka hijau, membuat kawasan ini
menjadi gersang.Hal ini disebabkan karena penduduk yang padat dan
tidak ketersediaannya lahan.Oleh sebab itu, perlu adanya pepohonan dan
ruang terbuka sebagai oksigen untuk kawasan tersebut dan juga bisa
dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul warga.
•
Vehicles
Pada tapak ini, jenis kendaraan yang lewat hanya sepeda dan sepeda
motor.Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi penduduk yang berada
di kelas kalangan menengah ke bawah.
Gambar 4.19Trees Sumber :Data Olahan Pribadi
•
Access Streets
Lebar jalan yang ada pada tapak ini bervariatif, oleh sebab itu perlu
adanya standar lebar jalan agar para pengguna jalan tersebut dapat
merasa nyaman
Kesimpulan analisa urban housing :
Untuk menciptakan suatu kawasan yang menunjang kesejahteraan penduduk
di dalam tapak tersebut, maka dibutuhkan faktor – faktor diatas sebagai
acuan.
4.7 Perhitungan Jumlah Penduduk dan Kebutuhan unit rumah
Jumlah penduduk di Jalan Halimah, Cipulir sebanyak jiwa, dengan
lajupertumbuhan penduduk 1,43 %. Perancanaan pemukiman stren kali
pesanggrahan ini memakai proyeksi 15 tahun ke depan.
= 704 jiwa
Asumsi 1 kk = 4 jiwa
704 : 4 = 176 Hunian
Gambar 4.20Skala Manusia Sumber :Neufert Data Architect Book
4.7.1 Perhitungan Kebutuhan Parkir
−
Untuk perhitungan motor, diasumsikan 4 jiwa memerlukan 1
motor
704 jiwa : 4 = 176 unit
Luas yang dibutuhkan, 176x 3m ²= 528 m²
4.7.2 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS,
maka diperlukan debit run off untuk saluran drainase agar dapat
menampung air hujan yang ada
Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk daerah pemukiman padat dengan
aspalCurah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah
tangkapan (A) = 18000 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
= 497,39 m
3/tahun = 500 m
3/tahun
Lama hujan rata-rata pertahun = 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 4 m
3/hari.
4.7.3 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh
pada atap
- Untuk atap RUSUN
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 238 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 238 = 8,92 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,06 m
3/hari
- Untuk atap rumah deret
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 224 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 224 = 8,4 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,05 m
3/hari
- Untuk atap TK
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 351 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 351 = 13,1 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,09 m
3/hari
- Untuk atap kios 1
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 168 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 168 = 6,3 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,04 m
3/hari
- Untuk atap kios 2
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, denganCurah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 192 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,05 m
3/hari
- Untuk atap kios 2
Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 192 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,05 m
3/hari
4.7.4 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh
pada kawasan
- Untuk aspal
Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk aspal, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 1750 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.7 x 1.42 x 1750 = 48,3 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,35 m
3/hari
- Untuk conblock
Koefisien pengaliran (C) = 0,85 untuk conblock, dengan Curah hujan rata-rata
10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 1800 m²
0.0278 x 0.85 x 1.42 x 1800 = 60,3 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,4 m
3/hari
- Untuk lapangan bermain
Koefisien pengaliran (C) = 0,35 untuk lapangan bermain, dengan Curah hujan
rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 374
m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.85 x 1.42 x 1800 = 14,02 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,03 m
3/hari
- Untuk taman
Koefisien pengaliran (C) = 0,13 untuk taman, dengan Curah hujan rata-rata 10
tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunLuas daerah tangkapan (A) = 9000 m²
Q
limpasan= 0.0278 x C x I x A
0.0278 x 0.85 x 1.42 x 9000 = 14,02 m³
Lama hujan rata-rata pertahun
= 144 hari/tahun
Debit hujan sehari
= 0,3 m
3/hari
4.8Perencanaan
Pada sub bab ini akan menjelasakan tentang pembagian zoning yang ada di
dalam tapak. Pembagian zoning ini dibagi berdasarkan analisa yang sudah
dibahas sebelumnya.Area komersil dan fasilitas tapak diletakkan di bagian
utara selatan, agar para penduduk yang berada di dalam luar tapak dapat
menjangkau fasilitas dengan mudah, sedangkan utntuk hunian dominan terletak
di sisi timur agar adanya privacy untuk para penghuni yang berada di dalam
tapak.
Gambar 4.21Entrance Sumber :Data Olahan Pribadi
Entrance ke dalam tapak hanya melalui jalan Halimah.Terdapat 2 pintu
masuk agar tidak terjadi kepadatan di dalam tapak.
•
Kontur
Gambar 4.22 Kontur Sumber :Data Olahan Pribadi
U
A A’ B B’ 1 2Gambar 4.23 Potongan A-A’ Sumber :Data Olahan Pribadi
Gambar 4.24 Potongan B-B’ Sumber :Data Olahan Pribadi
Berikut analisa zoning di dalam tapak :
Gambar 4.25 Zoning Sumber :Data Olahan Pribadi
+ 3.60 + 4.20 +3.00 + 3.60 + 4.20 PRIVATE PUBLIK
Gambar 4.26 Zoning Sumber :Data Olahan Pribadi
Tabel 4.6 Jenis Bangunan dan Ruang Terbuka
No. Bangunan / Ruang Terbuka Gambar
1 Hunian (hunian terdiri dari rumah deret dan rumah susun)
2 Pasar Terbuka
3 Masjid
Hunian
Fasilitas (Masjid, TK, Kios dan Pasar Terbuka)
Kolam Penampungan 1 2 3 4 5 6
No.
Bangunan / Ruang Terbuka
Gambar
4
Kios
5
Taman Kanak-Kanak
6 Kolam Penampungan
Sumber :Data Olahan Pribadi
Peletakan SUDS di dalam tapak :
Gambar 4.27 Aliran air hujan Sumber :Data Olahan Pribadi
Gambar 4.28 SUDS Sumber :Data Olahan Pribadi
Control systems pada penerapan metode SUDS adalah sebagai berikut:
1.
Rainwater harvesting
Rainwater harvesting berupa tong – tong penampungan yang di sediakan
di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang dari atap.
Gambar 4.29Model Terasering Buatan
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual Rainwater Harvesting
Basin Swales
2.
Terasering buatan
Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat
meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini biasanya
terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan.
Gambar 4.30 DetailSwales
Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual
3.
Saluran filtrasi
Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya terdapat
material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati permukaan
berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah permukaannya
dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam penampungan
Gambar 4.31 Model Saluran Filtrasi
4.
Kolam penampungan
Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga
mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke
kolam penampungan
Gambar 4.32 Kolam penampungan