• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan tahunan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Yayasan BOS - Laporan Tahunan April

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan tahunan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Yayasan BOS - Laporan Tahunan April"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

laporan

tahunan

(2)

Visi BOs FOundatiOn

“Terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta masyarakat ”

Misi BOs FOundatiOn

1. Mempercepat pelepasliaran orangutan Borneo dari lokasi ex-situ ke lokasi in-situ sebagai habi-tatnya

2. Mendorong perlindungan orangutan Borneo dan habitatnya

3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat sekitar habitat orangutan

4. Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi orangutan Borneo dan habitatnya 5. Menggalang peran serta para pemangku

kepentingan dan mendorong kemitraan dengan para pihak

6. Meningkatkan kapasitas lembaga

Visi

dan

(3)

Kata pengantar

• Penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi orangutan dan satwa lain yang dilindungi (beruang madu), pengkajian dan pengurusan perijinan areal pelepasliaran dan translokasi, pelepasliaran dan translokasi serta pemantauan pasca pelepasliaran dan translokasi.

• Konservasi habitat orangutan, termasuk pengelolaan kawasan habitat orangutan liar di kawasan Mawas Kalimantan Tengah, pengelolaan kawasan translokasi dan pelepasliaran, pengelolaan kawasan suaka orangutan dan beruang madu serta fasilitasi Praktik Pengelolaan Terbaik (Best Management Practices / BMP) untuk habitat orangutan di luar kawasan hutan.

• Keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, meningkatkan komunikasi dan publikasi serta kerjasama dengan para pemangku kepentingan, penelitian dan pendidikan konservasi lingkungan, serta mendorong penyempurnaan peraturan perundangan terkait • Keberlanjutan pendanaan, terdiri dari

penggalangan dana dan pengelolaan keuangan • Pengelolaan organisasi dan penguatan sistem

manajemen.

• Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng

• Program Rehabilitasi Lahan dan Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari • Program Restorasi Habitat Orangutan di

Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur

• Program Konservasi Mawas di Kalimantan Tengah

• Kantor Pusat: Komunikasi, Penggalangan Dana, Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi dan

PrOgraM dan Kegiatan

strategis BOs FOundatiOn

iMPLeMentasi PrOgraM BOs

FOundatiOn

daftar isi

6

ringKasan

peristiwa penting 2013

pencapaian di 2013

tujuan 1

tujuan 2

tujuan 3

tujuan 4

peta wilayah Kerja

laporan Keuangan 2013

daftar donor 2013

daftar istilah

8

10

18

28

34

46

50

52

55

57

struKtur organisasi 2013

54

prograM dan Kegiatan strategis

(4)

Kata pengantar

Prof. Bungaran saragih, Ph.d.

Ketua Pembina

dr. ir. Jamartin sihite

CEO

P

rogram dan kegiatan di tahun 2013 merupakan kelanjutan dari tahun 2012, dengan fokus pada program dan kegiatan utama BOS Foundation yang berlandaskan pada tercapainya visi BOS Foundation, yaitu terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta masyarakat.

Program pelepasliaran orangutan merupakan salah satu kegiatan utama selama 2013 dan merupakan komponen penting dari kontribusi BOS Foundation bagi Rencana Aksi Orangutan Indonesia yang disusun oleh para ahli dan pihak berwenang terkait di Indonesia. Peran spesifik BOS Foundation yang terkait dengan rencana aksi ini adalah semua orangutan rehabilitasi yang sehat akan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya pada tahun 2015. BOS Foundation bekerja keras untuk memastikan keberhasilan kontribusi ini melalui pusat rehabilitasinya yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

BOS Foundation berhasil melepasliarkan total 70 orangutan ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur selama tahun 2013. 55 orangutan berhasil dilepasliarkan di Kalimantan Tengah dan 15 orangutan di Kalimantan Timur. Keberhasilan pelepasliaran orangutan ini, telah memberikan arti yang sangat penting dan signifikan bagi konservasi spesies di alam liar yang berkelanjutan dengan lahirnya dua individu orangutan dan juga mengurangi jumlah orangutan di pusat rehabilitasi sehingga BOS Foundation mampu memperbaiki kesejahteraan satwa.

Pada akhir 2013, jumlah populasi orangutan di pusat rehabilitasi orangutan BOS Foundation di Nyaru Menteng berkurang menjadi 538, jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya tapi masih merupakan populasi terbesar dibandingkan kera besar lainnya di dunia. Saat ini kami menghadapi tantangan dalam hal pengamanan lokasi pelepasliaran, seperti

Bogor, april 2014

Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo

Prof. Bungaran saragih, Ph.d.

dr. ir. Jamartin sihite

Hutan Lindung (HL) Batikap yang sudah hampir mencapai daya dukungnya. Pada tahun 2013, BOS Foundation telah berupaya untuk mendapatkan area pelepasliaran baru melalui kerjasama dengan Pemerintah untuk menggunakan Hutan Lindung (HL) Token Kole Batu Ajan dan usulan untuk mendapatkan Konsesi Restorasi Ekosistem di wilayah Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Areal pelepasliaran baru ini sangat penting didapatkan untuk kelangsungan masa depan orangutan di habitat alaminya.

Keberhasilan penting lainnya terkait konservasi orangutan dan habitatnya dicapai pada tahun 2013 melalui partisipasi masyarakat, program outreach pendidikan, kerjasama dengan pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya. Kinerja dan keberhasilan BOS Foundation selama 2013, tidak terlepas dari dukungan dan komitmen dari organisasi mitra, donor, pemerintah, masyarakat setempat dan pihak terkait lainnya. Seluruh tim BOS Foundation baik di kantor pusat maupun di program di Kalimantan Tengah dan di Kalimantan

Timur telah menunjukkan komitmen, tekad dan kerja kerasnya dalam memastikan terlaksananya seluruh program dan kegiatan BOS Foundation tahun 2013 dalam upaya pelestarian Orangutan Borneo dan habitatnya. Dewan Pembina BOS Foundation memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim di BOS Foundation dan para pemangku kepentingan terkait untuk komitmen dan dukungan mereka terhadap terlaksananya program serta kegiatan BOS Foundation selama 2013. Dalam laporan ini BOS Foundation dengan bangga hati berbagi prestasi mereka.

Dengan berubahnya waktu, tantangan dan peluang tidak akan pernah sirna. Untuk itu, BOS Foundation berharap, komitmen dan dukungan yang telah diberikan selama ini dapat dipelihara dan semakin meningkat untuk masa mendatang. BOS Foundation masih merawat orangutan dalam jumlah besar dengan tujuan untuk mengembalikan mereka sebanyak mungkin ke habitat alaminya. Dukungan Anda yang memungkinkan hal ini terjadi.

(5)

ringKasan

T

ujuan utama BOS Foundation adalah

memastikan bahwa BOS Foundation terus berjuang demi peningkatan prospek konservasi orangutan dan habitatnya di Indonesia. Selain melakukan sejumlah terobosan signifikan dalam hal pelepasliaran sejak tahun 2012 lalu, tim kami terus-menerus bekerja keras tanpa kenal lelah mewujudkan tujuan utama tersebut.

Selama tahun 2013, BOS Foundation terus melaksanakan upaya rehabilitasi terhadap 861 individu orangutan ex-situ di kedua pusat rehabilitasi kami; 619 individu di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan 242 di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, sekaligus juga merehabilitasi 52 beruang madu di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari. BOS Foundation mempersiapkan sejumlah kandidat orangutan dan berhasil melepasliarkan 70 individu di antaranya, menjadikan jumlah total terhitung sejak awal tahun 2012 lalu sebanyak 120. Di tahun 2013 BOS Foundation melepasliarkan orangutan yang ke-100 sejak kami kembali memulai

prestasi bagi program kami sekaligus raihan yang berarti bagi upaya konservasi orangutan secara umum. Dalam memastikan tingkat keberhasilan pelepasliaran orangutan, tim pemantauan pasca pelepasliaran di Hutan Lindung Bukit Batikap dan Kehje Sewen secara berkesinambungan melakukan pencatatan data perilaku orangutan kami untuk memberikan dukungan terhadap para individu orangutan tersebut sedini mungkin.

Ketika daya tampung wilayah pelepasliaran berkurang, tim kami secara aktif mengidentifikasi sejumlah daerah baru, terutama di Provinsi Kalimantan Tengah, termasuk daerah potensial seperti Tokan Kole Batu Ajan. Daerah untuk translokasi juga kami anggap penting dan saat ini tim kami pun tengah mengidentifikasi lokasi baru untuk translokasi.

Upaya konservasi dan pengelolaan habitat orangutan liar adalah prioritas BOS

populasi orangutan yang masih hidup di alam liar sebagai kunci keberhasilan pelestarian orangutan secara keseluruhan. Selama tahun 2013, tim kami di Program Konservasi Mawas Kalimantan Tengah melakukan pemantauan berkala terhadap kegiatan ilegal dan deteksi dini resiko kebakaran. Tim di Kehje Sewen Kalimantan Timur berkonsentrasi mengelola konsesi restorasi ekosistem, sementara di Samboja Lestari pada upaya penghijauan kembali dan pengelolaan program rehabilitasi lahan. Tim kami juga memfasilitasi praktik-praktik pengelolaan yang baik (Best Management Practices/BMP) bekerja sama dengan dua perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Dukungan dari komunitas lokal dan pemangku kepentingan berperan penting dalam mendukung kegiatan BOS Foundation. Aspek keterlibatan, pemberdayaan, dan pembangunan komunitas lokal terus dilaksanakan melalui program pembangunan di Mawas, di sekitar kedua

pelepasliaran di Kalimantan Tengah dan Timur. BOS Foundation secara teratur berupaya memperluas komunikasi dengan publik melalui pemutakhiran laman dan media sosial, selain tentunya melalui jejaring kerja di tingkat nasional dan internasional. Pada akhirnya, sebagai lembaga swadaya masyarakat berskala nasional, yayasan kami perlu secara teratur mengembangkan kapasitas staf dan sistem tata kelola untuk menjamin layanan terbaik serta pelaporan yang reguler dan transparan bagi para mitra dan pendukung kami. Tahun ini kami mengadakan sejumlah pelatihan pengembangan kapasitas yang berbeda bagi staf, juga program pertukaran. Demi keberlanjutan pendanaan kami membentuk sebuah tim kecil penggalangan dana yang berkoordinasi dengan program lapangan, tim komunikasi dan perencanaan, serta tim pemantauan dan evaluasi.

Setelah meraih banyak capaian di tahun 2013, kami siap untuk melaksanakan seluruh rencana di

(6)

U

ntuk mencapai misi utama tersebut di 2013, BOS Foundation melakukan pendekatan melalui pencapaian empat tujuan serta beberapa program dan kegiatan terkait. Peristiwa penting dalam upaya pencapaian selama 2013 adalah sebagai berikut:

peristiwa

p e n t i n g

2013

Penyelamatan dan rehabilitasi orangutan

• Membantu BKSDA dalam penyelamatan 13 orangutan di Kalimantan Tengah dan 3 orangutan di Kalimantan Timur.

• Penerimaan 19 orangutan di Nyaru Menteng dan 9 orangutan di Samboja Lestari yang merupakan hasil sitaan BKSDA dan/atau penyerahan dari masyarakat.

• Perawatan dan pemeriksaan kesehatan rutin atas 861 orangutan di pusat rehabilitasi, Nyaru Menteng (619 orangutan) dan Samboja Lestari (242 orangutan).

• Pemeriksaan DNA untuk orangutan di kedua pusat rehabilitasi menunjukkan ada 3 orangutan Nyaru Menteng merupakan sub-spesies Kalimantan Timur dan telah dilakukan pemindahan lintas provinsi, lalu dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen. 5 orangutan di Samboja Lestari juga merupakan sub-spesies Kalimantan Tengah dan telah dipindahkan ke Nyaru Menteng untuk menjalani tahap rehabilitasi lebih lanjut sebelum dilepasliarkan.

Penyelamatan dan rehabilitasi Bagi satwa dilindungi Lainnya

• Perawatan dan pemeriksaan kesehatan rutin bagi 5 beruang di Nyaru Menteng dan 47 beruang di Samboja Lestari.

MISI UTAMA BOS

FOUNDATION ADALAH

“TERWUJUDNYA

KELESTARIAN

ORANGUTAN BORNEO

DAN HABITATNYA

DENGAN PERAN SERTA

MASYARAKAT.”

Pengkajian dan Pengurusan Perijinan areal Pelepasliaran dan translokasi

• Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat terkait ijin untuk pelepasliaran orangutan.

• Persiapan rencana survei lokasi yang potensial untuk areal pelepasliaran di Kalimantan Tengah.

• Kemajuan dalam mendapatkan area pelepasliaran baru melalui usulan Konsesi Restorasi Ekosistem di Kalimantan Tengah.

translokasi dan Pelepasliaran Orangutan Ke Habitat alaminya

• Translokasi 8 orangutan yang diselamatkan di Kalimantan Tengah dan 3 orangutan di Kalimantan Timur. • Pemeriksaan kesehatan dan penilaian

perilaku bagi orangutan kandidat pelepasliaran.

• Pelepasliaran 55 orangutan dari Nyaru Menteng ke Hutan Lindung (HL) Bukit Batikap dan 3 orangutan ke Hutan Kehje Sewen; serta 12 orangutan dari Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur.

Pemantauan orangutan pasca pelepasliaran

• Pemantauan rutin orangutan pasca pelepasliaran di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Monic yang merupakan orangutan ex-rehabilitasi telah melahirkan bayi orangutan kedua dengan selamat di HL Bukit Batikap.

TUJUAN 1. PENYELAMATAN, REHABILITASI, DAN PELEPASLIARAN

(7)

Pengelolaan habitat orangutan liar di Kalimantan tengah

Secara rutin melakukan pemantauan di kawasan Mawas untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan ilegal dan bahaya kebakaran serta pengelolaan kawasan hutan lindung bersama Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) di wilayah Kapuas.

Pengelolaan Kawasan Pelepasliaran di Kalimantan tengah dan timur

Untuk Hutan Kehje Sewen (Konsesi Restorasi Ekosistem) di Kalimantan Timur; inventarisasi hutan, Rencana Kerja Usaha 10 tahun (RKU), Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan pedoman tata batas yang telah diselesaikan dan disetujui oleh Kementerian Kehutanan.

Hasil Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk areal Konsesi Restorasi Ekosistem yang baru di Kalimantan Tengah telah diserahkan kepada Kementerian Kehutanan.

• Konstruksi camp/perbaikan camp dan penyiapan transek untuk pemantauan orangutan pasca pelepasliaran baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur.

Pengelolaan Kawasan suaka Orangutan dan Beruang Madu di samboja Lestari

• Pemantauan rutin untuk mengidentifikasi risiko kebakaran dan kegiatan ilegal, termasuk langkah-langkah penyelesaian konflik lahan.

• Kegiatan reforestasi berkelanjutan serta pengumpulan data pertumbuhan dan kematian vegetasi

Peningkatan Praktek Pengelolaan Habitat Orangutan di Luar Kawasan Hutan

• Kerjasama praktek penerapan Best Management Practices (BMP) di habitat orangutan di salah satu perkebunan kelapa sawit dan proses kerjasama BMP dengan salah satu pemegang konsesi hutan tanaman industri (HTI) dan dua perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

(8)

Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat sekitar

• Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah: pemberdayaan masyarakat melalui suplai pakan orangutan, fasilitasi rencana desa dan kelompok tani di 2 desa sekitar Nyaru Menteng.

• Mawas, Kalimantan Tengah: pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kredit mikro dan penguatan kapasitas masyarakat di 4 desa. • HL Bukit Batikap, Kalimantan Tengah: fasilitasi

penyusunan rencana desa (RPJMDes) serta pendampingan kelompok tani di 5 desa.

• Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur: fasilitasi penyusunan rencana desa (RPJMDes) serta pendampingan kelompok tani di 3 desa.

Komunikasi, Publikasi dan Kerjasama

• Peningkatan dukungan dan keterlibatan dari para pemangku kepentingan dalam inisiatif konservasi orangutan dan habitatnya.

• Pemberian informasi kepada para pengunjung di Pusat Informasi Nyaru Menteng.

• Penyebaran informasi konservasi orangutan melalui website, blog, dan sosial media lainnya.

TUJUAN 4. PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA

Peningkatan Kapasitas Lembaga

Pengelolaan organisasi, pengembangan SOP, pelatihan karyawan serta partisipasi dalam workshop.

Penggalangan dana dan Pengelolaan Keuangan

• Pertemuan tahunan dengan mitra organisasi.

• Peningkatan dukungan pendanaan melalui pengembangan strategi penggalangan dana.

• Pengelolaan keuangan secara akuntable dan transparan.

• Kerjasama pelaksanaan kegiatan dan pendanaan dengan mitra organisasi, donor, dan pemangku kepentingan lainnya.

Penelitian dan Pendidikan Lingkungan

• Penelitian orangutan di Stasiun Penelitian Tuanan (Tuanan), areal konservasi Mawas di Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Universitas Nasional (UNAS) dan Zurich University, serta pelaksanaan kegiatan pendidikan lingkungan bagi siswa-siswi Sekolah Dasar di Tuanan dan Katunjung.

• Pengukuran pertumbuhan tanaman dalam rangka pengembangan metode penghitungan karbon hasil rehabilitasi lahan di Samboja Lestari, Kalimantan Timur.

Mendorong Penyempurnaan Peraturan Perundangan terkait

• Presentasi hasil kegiatan BOS Foundation dalam workshop dan seminar.

• Kerjasama dengan Tim Teknis Kerjasama Program (TTKP) dalam penerapan praktek BMP pengelolaan habitat orangutan di areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

TUJUAN 3. PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

(9)

pencapaian

(10)

BOS Foundation berkomitmen untuk mendukung BKSDA da-lam menyeda-lamatkan orangutan dan merehabilitasinya di kedua pusat rehabilitasi orangutan BOS Foundation di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan di Sam-boja Lestari, Kalimantan Timur. Selama tahun 2013, tim di Nyaru Menteng bersama BKSDA Kali-mantan Tengah berhasil menye-lamatkan 13 orangutan. Satu orangutan langsung ditranslokasi dan tujuh orangutan lainnya baru ditranslokasi setelah beberapa bulan mendapatkan perawatan di Nyaru Menteng. Sayangnya, kondisi orangutan saat ditemukan sangat beragam dan salah satu di antaranya akhirnya meninggal akibat kondisi sakit yang parah pada saat diselamatkan. Sampai dengan akhir 2013, empat orang-utan hasil penyelamatan tersebut masih dalam proses rehabilitasi di Nyaru Menteng untuk memulih-kan kondisinya sebelum

ditranslo-tujuan 1

MENDORONG PERLINDUNGAN ORANGUTAN DAN

SATWA LAIN YANG DILINDUNGI (BERUANG MADU)

MELALUI PELEPASLIARAN ORANGUTAN KE HABITAT

ALAMINYA DAN PENYEDIAAN SUAKA BERUANG

MADU

BOS Foundation mengelola dua pusat reintroduksi orangutan yang memberikan perawatan dan rehabilitasi bagi para orangutan yang berasal dari hasil penyelamatan, penyitaan dan penyerahan dari instansi terkait yang bertanggung jawab pada satwa liar dan hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Semua orangutan ini menjadi korban dari konflik dengan manusia terutama disebabkan oleh konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit atau penggunaan lahan untuk kegiatan pembangunan lainnya serta perburuan liar.

kasi. Translokasi orangutan di Kalimantan Tengah dilakukan ke areal Taman Nasional (TN) Sebangau dan areal lain yang cukup layak di sekitar lokasi penyelamatan.

Di Kalimantan Timur, Program Restorasi Habitat Orangutan (RHO) dan Samboja Lestari ber-sama dengan BKSDA dan Pe-rusahaan Perkebunan Kelapa Sawit (PT. Yudha) menyelamat-kan tiga orangutan dari areal perkebunan kelapa sawit PT. Yudha dan langsung ditranslo-kasi ke areal hutan Kehje Sew-en.

Sepanjang tahun ini, pusat reha-bilitasi orangutan BOS Founda-tion juga menerima orangutan langsung dari BKSDA. 19 orang-utan di Kalimantan Tengah diserahkan ke Nyaru Menteng dan sembilan orangutan di Ka-limantan Timur diserahkan ke Samboja Lestari.

penyelaMatan

dan transloKasi

(11)

Proses rehabilitasi orangutan dilakukan terhadap seluruh orangutan yang ada di Pusat Rehabilitasi orangutan BOS Foundation di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Sam-boja Lestari, Kalimantan Timur. Proses rehabilitasi ini bertujuan untuk memastikan standar yang tinggi bagi kesehatan dan ke-sejahteraan sekaligus memba-ngun kembali kemampuan ala-mi orangutan agar orangutan memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di hutan ketika dilepasliarkan kembali ke habi-tat alaminya.

Pada awal tahun 2013 jumlah total orangutan yang dirawat di kedua pusat rehabilitasi ada-lah 805 individu; 579 orangutan di Nyaru Menteng dan 226 orangutan di Samboja Lestari. Selama tahun 2013, Nyaru Men-teng menerima 40 orangutan; 13 orangutan dari hasil penye-lamatan, 14 orangutan hasil

rehaBilitasi

orangutan

terima masyarakat, lima orangutan yang dipindahkan dari Samboja Lestari, dan delapan orangutan lahir di pusat rehabi-litasi. Sedangkan di Samboja Lestari me-nerima 16 orangutan; tiga orangutan dari hasil penyelamatan, sembilan orangutan hasil penyitaan BKSDA dan serah terima masyarakat, dan empat orangutan lahir di Samboja Lestari.

Setiap orangutan yang masuk ke pusat rehabilitasi akan dilakukan tes kesehatan lengkap dan masa karantina. Selama ta-hun 2013, BOS Foundation merawat dan merehabilitasi 861 orangutan; 805 orang-utan yang berada di pusat rehabilitasi dan penambahan 56 orangutan sepan-jang tahun ini. Dari jumlah tersebut, 619 orangutan berada di Nyaru Menteng dan 242 orangutan di Samboja Lestari. Populasi orangutan di kedua pusat reha-bilitasi pun berkurang selama tahun ini dikarenakan translokasi, pelepasliaran, dan kematian. Sampai dengan akhir De-sember 2013, BOS Foundation merawat 754 orangutan; 538 orangutan di Nyaru Menteng dan 216 orangutan di Sambo-ja Lestari. Rasio Sambo-jantan-betina di kedua

< / = 2 Tahun >2 - 5 Tahun >5 - 7 Tahun >7 - 10 Tahun >10 Tahun

36 25 28 37 44 66 45 136 63 274

Gambar 1. Komposisi umur orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari per-Desember 2013 Samboja Lestari Nyaru Menteng

Samboja Lestari Nyaru Menteng

Gambar 2. Komposisi jenis kelamin orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari per-Desember 2013 265 272

1

117

99

(12)

Kera besar sangat rentan terhadap semua penyakit manusia, sehingga memastikan standar kesehatan orangutan yang tinggi dan meminimalkan penularan penyakit merupakan prioritas utama BOS Foundation. Tim medis BOS Foundation di Nyaru Menteng maupun di Samboja Lestari mendedikasikan 24 jam waktunya untuk menangani masalah kesehatan yang terjadi dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Selama tahun 2013, tim medis di Nyaru Menteng mencatat dan menangani 447 kasus penyakit pada 314 orangutan (rata-rata setiap bulan terdapat 37 kasus penyakit pada 26 orangutan). 18 patogen yang berbeda atau masalah kesehatan terkait yang dilaporkan yang paling umum adalah malaria (25%), cacing/infeksi parasit (23%), cedera (10%), demam berdarah (7%), dan typhus (6%). Akibat beberapa kasus penyakit ini, terjadi 11 kematian orangutan di Nyaru Menteng. Sementara itu di Samboja Lestari, tercatat 310 kasus penyakit pada 310 orangutan (rata-rata 26 orangutan per bulan), yang terdiri dari 15 jenis penyakit yang mengakibatkan kematian pada enam orangutan

Kesehatan

orangutan

Selama tahun 2013, BOS Foundation merawat dan merehabilitasi 52 beruang madu; lima di Nyaru Menteng dan 47 di Samboja Lestari.

Proses rehabilitasi beruang madu mengikuti kriteria yang sama dengan orangutan, yang mencakup pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan dan kesejahteraan serta memberikan pengayaan dan alat untuk mendukung proses belajar beruang madu. Dari 47 beruang madu yang berada di Samboja Lestari, 33 kasus penyakit dilaporkan yang terdiri dari luka gigitan akibat perkelahian antara beruang madu (55%) dan infeksi cacing (36%).

penyelaMatan dan rehaBilitasi

satwa lain yang dilindungi

(13)

Pelepasliaran orangutan ke habitat alaminya merupakan tujuan utama rehabilitasi dan reintroduksi orangutan. Setelah orangutan dinilai dan memenuhi kriteria ketrampilan dasar yang diharapkan bagi para kandidat pelepasliaran, tim akan membuat perencanaan yang sangat rinci dan berbagai persiapan yang diperlukan untuk memastikan pelepasliaran sukses dan aman.

Sebagai kelanjutan dari tahun 2012, tahun ini BOS Foundation masih menggunakan areal pelepasliaran yang ada di i) HL Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya untuk orangutan dari Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah; dan ii) Hutan Kehje Sewen, areal konsesi Restorasi Ekosistem yang dikelola oleh PT. RHOI yang terletak di Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur untuk orangutan dari Samboja Lestari.

Program reintroduksi BOS Foundation dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengacu kepada pedoman internasional (IUCN) dan nasional yang disesuaikan untuk reintroduksi berkelanjutan bagi kera besar. Semua orangutan yang masuk sebagai kandidat pelepasliaran akan dinilai kemampuannya dalam bertahan hidup di alam, dilanjutkan dengan masa karantina selama dua bulan di mana mereka akan diskrning dari penyakit, diimplan radio transmitter di bawah kulit bagian tengkuk untuk kepentingan pemantauan orangutan pasca pelepasliaran, dan melalui tes DNA asal sub-spesies orangutan ditentukan. Pada tahun 2013, BOS

semua orangutan kandidat pelepasliaran dan hasilnya diketahui ada tiga orangutan yang berada di Nyaru Menteng adalah sub-spesies Kalimantan Timur dan lima orangutan di Samboja Lestari adalah sub-spesies Kalimantan Tengah. Artinya di luar program pelepasliaran orangutan yang dilakukan BOS Foundation selama ini, terdapat pelepasliaran tiga orangutan lintas provinsi pertama dari Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah ke Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur, serta pemindahan lima orangutan dari Samboja Lestari ke Nyaru Menteng untuk direhabilitasi lebih lanjut sebelum dilepasliarkan ke hutan di Kalimantan Tengah.

Selama proses ini BOS Foundation terus berkoordinasi baik dengan Pemerintah Pusat (Kementerian Kehutanan) maupun dengan Pemerintah Provinsi, BKSDA serta Pemerintah Kabupaten (Kabupaten Murung Raya di Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur), terus dilakukan untuk memastikan segala proses legal hukum dapat terpenuhi.

Melalui persiapan yang matang, perencanaan yang rinci, koordinasi tim dan tentu saja dukungan dari para pemangku kepentingan, pada tahun 2013, BOS Foundation berhasil melepasliarkan 70 orangutan ke habitat alaminya. 50 orangutan dilepasliarkan dari Nyaru Menteng ke HL Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan tiga orangutan dilepasliarkan langsung ke Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur. Samboja Lestari juga melepasliarkan 12 orangutan ke Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur. Sehingga total orangutan yang telah dilepasliarkan oleh BOS Foundation sejak awal tahun 2012

pelepasliaran orangutan

(14)

Pemantauan pasca pelepasliaran sangat penting untuk menilai kesehatan dan adaptasi orangutan yang dilepasliarkan. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan intervensi jika diperlukan dan memperbaiki atau merubah strategi rehabilitasi serta reintroduksi ke depannya. Program pemantauan meliputi pengumpulan data ekologi dan perilaku (diet, pola pergerakan, bersarang, dan interaksi sosial), fenologi dan kesehatan secara umum untuk keseluruhan orangutan yang telah dilepasliarkan. Variabel terpenting yang menentukan keberhasilan pelepasliaran adalah kesehatan dan kemampuan orangutan untuk bertahan hidup di alam. Setelah orangutan berhasil melewati masa 12 bulan dilepasliarkan, di mana orangutan akan melalui musim dan ketersedian pakan yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa orangutan tersebut memang mampu bertahan untuk jangka panjang. Selanjutnya frekuensi pemantauan orangutan akan dikurangi, meskipun baterai dari radio transmitter masih bekerja dan memancarkan sinyal sampai tiga tahun, hal ini memungkinkan tim PRM untuk tetap mengikuti pergerakan orangutan dan secara berkala memeriksa status para orangutan.

peMantauan pasca

pelepasliaran

Selama tahun 2013, BOS Foundation menyambut kelahiran bayi orangutan kedua di HL Bukit Batikap. Pada September 2013, Monic orangutan yang dilepasliarkan dari Nyaru Menteng pada Februari 2012, melahirkan bayi yang sehat mengikuti jejak Astrid yang lebih dulu melahirkan bayi orangutan jantan yang diberi nama Astro pada akhir 2012. Kelahiran ini merupakan tonggak utama untuk program pelepasliaran dan indikator yang signifikan bagi keberhasilan adaptasi orangutan dari BOS Foundation.

Sayangnya, di tahun 2013 ini BOS Foundation pertama kali kehilangan orangutan yang sakit di HL Batikap. Orangutan jantan muda, Mogok, dilepasliarkan ke HL Batikap pada Februari 2013 dan dari data pemantauan pasca pelepasliaran yang intensif, Mogok beradaptasi sangat baik. Beberapa bulan kemudian Mogok ditemukan sedang sakit lalu dievakuasi ke camp dan mendapatkan perawatan yang intensif, akhirnya Mogok pun meninggal.

Program pelepasliaran BOS Foundation telah dipersiapkan dengan matang dengan tujuan untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun orangutan sakit dan meninggal secara alami di hutan. Angka kematian orangutan liar bervariasi antara 2-8% per tahun tergantung usia individu. Angka kematian dari orangutan rehabilitan diperkirakan lebih tinggi mengingat latar belakang mereka dan karenanya kita sebaiknya mengantisipasi angka kematian tahunan yang lebih tinggi

Program reintroduksi kami telah benar-benar siap untuk dan bertujuan untuk tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun orangutan yang jatuh sakit dan mati secara alami di hutan. Angka kematian orangutan liar bervariasi antara 2-8% per tahun tergantung pada usia individu. Tingkat kematian orangutan dilepasliarkan diharapkan secara signifikan lebih tinggi mengingat latar belakang dari individu-individu karena itu kita harus realistis berharap untuk kehilangan persentase yang lebih tinggi dari orangutan setiap tahun.

KesuKsesan

(15)

tujuan 2

MENGUPAYAKAN KONSERvASI HABITAT

ORANGUTAN MELALUI PENGELOLAAN LESTARI

HABITAT ORANGUTAN LIAR, AREAL PELEPASLIARAN

DAN SUAKA ORANGUTAN

Kawasan Mawas merupakan hutan rawa rawa gambut seluas 309.000 ha di Kalimantan Tengah dan merupakan salah satu dari sedikit habitat yang tersisa bagi sekitar 3.000 orangutan liar.

Kawasan Mawas merupakan area yang penting, yang mengalami kerusakan sangat parah (termasuk kerusakan yang signifikan pada kubah gambut) selama Proyek Lahan Gambut (PLG). PLG dimulai pada tahun 1995 dengan tujuan untuk mengkonversi lahan gambut menjadi sawah, agar di masa yang akan datang Indonesia dapat swasembada beras. Pada tahun 1999, PLG secara resmi ditinggalkan, namun pada saat itu, penggalian kanal sudah dilakukan dan 15.000 penduduk sudah dipindahkan dari berberapa daerah padat penduduk di Indonesia ke kawasan Mawas untuk menggarap tanah yang ternyata tidak

Sejak tahun 2003, BOS Foundation telah melakukan kegiatan di Blok A-Utara dan Blok E, yang berada di dua Kabupaten, Kapuas dan Barito Selatan dan pada tahun 2011, Menteri Kehutanan menaikkan status kawasan Mawas dari hutan produksi menjadi Hutan Lindung (90% area untuk Hutan Lindung dan 10% untuk kawasan konservasi KSA/KPA).

BOS Foundation - Program Konservasi Mawas bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, masyarakat setempat dan pihak terkait lainnya untuk melindungi daerah Mawas melalui pemantauan dan pencegahan kegiatan ilegal serta kebakaran hutan, rehabiliasi hutan, restorasi hidrologi, penelitian dan program pemberdayaan

pengelolaan

Kawasan

Mawas di

KaliMantan

(16)

Selama tahun 2013, Program Konservasi Mawas memastikan keberlanjutan perlindungan kawasan melalui dua pos pemantauan di Barito Selatan dan Kapuas, 67 kegiatan patroli rutin dilakukan di wilayah Kapuas dan 59 patroli di wilayah Barito Selatan. Tujuannya untuk mencegah atau memberikan deteksi dini akan adanya kegiatan ilegal (logging, kebakaran) yang dapat merusak hutan di dalam kawasan Mawas. Dari kegiatan patroli ini ditemukan 28 kegiatan penebangan liar dan pengumpulan kulit pohon Gemor (Lauraceae spp), serta satu temuan titik api di sekitar kanal Sungai Mantangai, yang tidak sempat menyebar karena langsung dipadamkan oleh tim patroli.

Dari temuan kegiatan penebangan liar sebagian besar terjadi di sekitar hulu Sungai Mantangai di wilayah Kapuas (19 temuan), dan 9 temuan lainnya di sekitar hulu Sungai Puning Desa Batampang di wilayah Kabupaten Barito Selatan. Selama tahun 2013 ini kegiatan penebangan liar oleh masyarakat sekitar cukup signifikan dibandingan dengan dua tahun sebelumnya. Jumlah kayu hasil tebangan

liar yang ditemukan sekitar 4.000 batang diperkirakan setara dengan 5-15 hektar hutan. Meskipun kerusakan yang terdeteksi relatif kecil, namun bila dibiarkan akan menimbulkan ancaman yang lebih besar.

Semua hasil temuan patroli ini dilaporkan secara rutin kepada pihak yang berwenang, khususnya Dinas Kehutanan Kabupaten Kapuas dan KPHL-Kapuas. Pada November 2013, melalui kerjasama dengan KPHL-Kapuas, Dinas Kehutanan Kapuas dan BKSDA Kalimantan Tengah, Tim Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) telah dilakukan patroli terpadu dan penegakan hukum untuk memberantas penebangan liar.

Hingga Juni 2013, Kawasan Mawas di wilayah Kabupaten Kapuas juga dikelola oleh proyek Kalimantan Forest and Climate Partnership (KFCP) yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui AusAID, fokus kegiatannya adalah pengembangan dan implementasi kegiatan demonstrasi REDD di Kalimantan Tengah, yang mencakup kegiatan pengelolaan kebakaran, restorasi hutan rawa gambut di Blok A melalui penghutanan kembali, restorasi hutan rawa gambut melalui pemblokan kanal kecil (tatas) di Blok E serta pemantauan vegetasi dalam rangka pengembangan program pemantauan Emisi Gas Rumah Kaca.

Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur merupakan Konsesi Restorasi Ekosistem (ERC) seluas 86.450 ha yang dikelola oleh perusahaan milik BOS Foundation, yaitu PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI). Kawasan hutan ini merupakan hutan produksi yang ditujukan sebagai lokasi pelepasliaran orangutan yang berasal dari Samboja Lestari. Area tertentu dari kawasan hutan ini telah disisihkan sebagai tempat translokasi bagi orangutan di Kalimantan Timur, yang diselamatkan dan tidak memerlukan perawatan kesehatan atau rehabilitasi terlebih dahulu. Para ahli memperkirakan bahwa sekitar 22.176 ha kawasan di Hutan Kehje Sewen merupakan habitat yang layak dan cocok untuk sekitar 150 orangutan.

Selama tahun 2013, BOS Foundation melalui Program Restorasi Habitat Orangutan (RHO) telah melakukan inventarisasi hutan secara sampling (intensitas sampling 1%), menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Usaha (RKU) untuk jangka waktu 10 tahun serta Penyusunan Prosedur Penataan Batas secara partisipatif. Dokumen RKT, RKU dan prosedur penataan batas tersebut telah disahkan oleh Kementerian Kehutanan pada tahun 2013.

Pelepasliaran orangutan dari Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah selama tahun 2013 ini dilakukan di areal HL Batikap Kabupaten Murung Raya. Pengelolaan kawasan pelepasliaran orangutan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Daerah Murung Raya dan selama tahun 2013, BOS Foundation membantu dalam memfasilitasi kegiatan pemantauan kawasan tersebut. Dengan memiliki dua lokasi pelepasliaran, BOS Foundation memperkirakan bahwa pada tahun 2015 kedua lokasi ini akan mencapai daya dukungnya, setidaknya HL Batikap di Kalimantan Tengah, dan BOS Foundation perlu mencari lokasi pelepasliaran yang baru. Di tahun 2013, BOS Foundation telah melakukan studi dan usulan untuk mendapatkan lokasi pelepasliaran orangutan yang baru di Kalimantan Tengah. Survei kelayakan areal telah dilakukan di areal Hutan Lindung Tokan Kole Batu Ajan, Kabupaten Murung Raya. Dengan dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Murung Raya, BOS Foundation telah melanjutkan proses pengajuan ijin pengelolaan kawasan melalui skema IUPHHK – Restorasi Ekosistem pada hutan produksi bekas HPH PT. Tunggal Pamenang di wilayah Kabupaten Murung Raya. Kawasan hutan ini mencakup wilayah seluas 66.288 hektar dan merupakan salah satu areal ideal yang telah dipilih untuk program pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah dan lokasi translokasi orangutan yang diselamatkan. Pada Desember 2013, pelaksanaan studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) telah selesai dilakukan melalui kerjasama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLI) Universitas Palangka Raya.

pengelolaan Kawasan pelepasliaran

orangutan di KaliMantan tiMur

(17)

Areal suaka orangutan dan beruang madu di Samboja Lestari merupakan areal milik BOS Foundation seluas 1.852 hektar. Sekitar 983,24 hektar telah disertifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan 1.179 hektar telah direhabilitasi.

Selama tahun 2013, tidak ada kegiatan penanaman pada lokasi baru, hanya penanaman pohon yang dilakukan oleh para tamu yang datang ke Samboja Lestari untuk mendukung rehabilitasi lahan. Selama tahun ini, kegiatan yang dilakukan sebagian besar adalah pemeliharaan tanaman secara rutin, penyulaman, penyiangan, pemupukan, serta pengambilan data pertumbuhan tanaman dan tingkat kematiannya. Selain kegiatan reforestasi, tim di Samboja Lestari juga mengembangkan tanaman seperti kangkung dan mentimun, yang akan membantu menyediakan pakan bagi orangutan yang ada di Samboja Lestari.

Tim Patroli dan Pengamanan Samboja Lestari secara rutin melakukan patroli untuk memantau kawasan dari kegiatan pembalakan liar, perburuan, kebakaran, perambahan lahan, dan pemeliharaan sarana prasarana termasuk jalan dan batas wilayah Samboja Lestari dengan pemukiman warga. Hal ini penting dilakukan, mengingat sejak 2012 terjadi beberapa kasus klaim lahan dari masyarakat sekitar terutama pada lahan Samboja Lestari yang berbatasan dengan areal pemukiman transmigrasi. Penyelesaian masalah sengketa lahan melibatkan pemerintahan Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, dan Pemerintah Pusat (Kementerian Tenaga Kerja), belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Sebagian wilayah Samboja Lestari juga telah terpotong dengan adanya pembangunan sarana umum, yaitu pembangunan jalan tol di sebelah Barat (Km-35) dan

Sebagian besar orangutan yang berada di dua Pusat Rehabilitasi Orangutan BOS Foundation merupakan orangutan korban konflik dengan pengelola perkebunan kelapa sawit. Untuk itu, dalam rangka mengurangi tekanan terhadap populasi orangutan liar di habitat aslinya, BOS Foundation telah mengembangkan program Best Management Practises (BMP) pengelolaan habitat orangutan di luar areal perkebunan kelapa sawit.

BOS Foundation melakukan kerjasama penerapan BMP pengelolaan habitat orangutan di areal perkebunan kelapa sawit milik PT Mentaya Sawit Mas (PT MSM) dan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai kelanjutan pelaksanaan kegiatan dari tahun sebelumnya. Selama tahun 2013, tim BMP telah menyelesaikan rencana kerja untuk semua kegiatan yang direncanakan antara 2013-2015. BOS Foundation juga melakukan survei awal di dua perkebunan kelapa sawit milik PT Nabatindo Karya Utama (PT NKU) dan PT Andalan

Sukses Makmur (PT ASMR) serta di Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT Korintiga Hutani. Hasil dari survei ini membantu BOS Foundation dalam mengembangkan tindakan nyata yang diperluka untuk mencapai BMP dalam bidang ini. Dari penerapan BMP di areal perkebunan kelapa sawit, sebagian besar kawasan konservasi (HCV) perkebunan merupakan areal yang cukup layak, akan tetapi dengan keterbatasan luasan dan ancaman lainnya, berpotensi menimbulkan konflik antara manusia dengan orangutan untuk masa yang akan datang. Sehingga untuk meminimalisir potensi konflik, penanganan areal HCV sebagai habitat orangutan yang berada di dalam areal perkebunan perlu dilakukan secara komprehensif yang melibatkan semua pihak.

pengelolaan Kawasan

suaKa orangutan dan

Beruang Madu

saMBoja lestari

MeMfasilitasi

Best ManageMent

practices

(BMp) pengelolaan

haBitat orangutan di areal

(18)

tujuan 3

PELIBATAN MASYARAKAT DAN PARA PEMANGKU

KEPENTINGAN DALAM KONSERvASI ORANGUTAN

BORNEO DAN HABITATNYA MELALUI KERJASAMA

PELAKSANAAN, PENELITIAN, PENGEMBANGAN

DATABASE, DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Kegiatan pelibatan masyarakat yang dilakukan oleh BOS Foundation diprioritaskan pada masyarakat sekitar wilayah kerja BOS Foundation, baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur.

Selama tahun 2013, bekerjasama dengan Save The Orangutan (STO) Denmark dan dukungan pendanaan dari CISU Denmark, BOS Foundation telah mengembangkan Strategi Pemberdayaan Masyarakat dengan fokus utama adalah peningkatan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar habitat orangutan. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan pembangunan baik secara sosial, lingkungan maupun ekonomi, bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar habitat orangutan, dan untuk meningkatkan partisipasi serta dukungan masyarakat lokal terhadap perlindungan orangutan dan sumber daya alam.

Pelibatan masyarakat di sekitar pusat rehabilitasi orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari terutama ditujukan dalam kerjasama pengadaan suplai pakan satwa yang berkelanjutan. Pakan orangutan di Nyaru Menteng disuplai oleh masyarakat sekitar melalui 23 kelompok dari enam desa di Kecamatan Bukit Batu, Tangkiling. Sedangkan di Samboja Lestari, melalui 20 kelompok tani. Rata-rata pengadaan pakan setiap bulan berkisar antara 100-130 kg per satwa yang terdiri dari 31 jenis pakan buah-buahan, sayuran dan suplemen lain.

Sebagi kelanjutan dari kegiatan tahun lalu, di Nyaru Menteng juga dilakukan fasilitasi penguatan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Sungai Gohong dan Tumbang Tahai. Fokusnya adalah pemasaran dari usaha kerajinan tangan dan pariwisata. Bekerjasama dengan Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Kahayan, Nyaru Menteng mendistribusikan 38.200 bibit tanaman (karet, sengon, pisang, mangga, dan rambutan) untuk tiga kelompok tani di Desa Marang, Sei Gohong dan Tumbang Tahai serta fasilitasi pembuatan proposal bagi tiga kelompok tani di Desa Tumbang Tahai untuk mendapatkan 74.400 bibit tanaman dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah.

Di Samboja Lestari, pelibatan masyarakat dilakukan dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan serta pengembangan Demonstration Plot (Demplot) pembuatan pupuk organik dari sampah organik sisa pakan satwa.

Di SekitAr PuSAt rehABilitASi

OrAngutAn Di kAlimAntAn tengAh

DAn Di kAlimAntAn timur.

peliBatan dan prograM

(19)

Di SekitAr lOkASi PelePASliArAn

OrAngutAn Di kAlimAntAn tengAh

DAn Di kAlimAntAn timur

Pelibatan masyarakat di sekitar areal pelepasliaran orangutan dilakukan pada lima desa di sekitar HL Batikap, yaitu: Tumbang Naan, Tumbang Tohan, Muara Joloi I, Muara Joloi II, dan Parahau Baru di wilayah Kabupaten Murung Raya. Fokus dari kegiatan ini adalah memfasilitasi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan integrasinya dengan program Pemerintah Daerah dan program dari organisasi atau institusi lain yang terkait, serta penguatan kapasitas kelompok dan peningkatan mata pencaharian (budidaya jamur, pembuatan tempe, ternak, dll.). Mengingat beberapa desa terletak di daerah yang terpencil, BOS Foundation juga membantu memfasilitasi masyarakat lokal dalam memperoleh kartu identitas. Hingga akhir Desember 2013, sudah terealisasi pembuatan kartu identitas termasuk KTP, Kartu Keluarga, akte kelahiran, dan surat nikah bagi 76 warga.

Sejak beberapa tahun sebelumnya, program pelibatan dan pemberdayaan masyarakat bagi masyarakat di sekitar Kawasan Mawas dilakukan di empat desa, yaitu Desa Timpah dan Lawang Kajang di Kabupaten Kapuas serta Batampang dan Sungai Jaya di Kabupaten Barito Selatan. Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di empat desa tersebut adalah program penguatan kapasitas, peningkatan ekonomi, dan pengembangan kredit mikro. Program penguatan kapasitas dan peningkatan ekonomi masyarakat dilaksanakan di empat desa melalui dukungan pendanaan dari DANIDA/CISU Denmark, sedangkan program pengembangan kredit mikro di dua desa (Timpah dan Batampang) didanai oleh BOS Swiss.

Program pemberdayaan masyarakat ini secara efektif baru dilakukan di tiga desa (Timpah, Batampang, dan Sungai Jaya) dengan melibatkan sembilan kelompok tani dan 98 anggota yang diantaranya terdapat 51 anggota perempuan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Lawang Kajang dihentikan akibat konflik internal. Fasilitasi dan pendampingan teknis pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh staf Mawas dengan bantuan satu fasilitator desa di setiap desa. Melalui kegiatan penguatan kapasitas dan peningkatan ekonomi, anggota kelompok telah mendapatkan pelatihan dalam teknik fasilitasi, penyusunan proposal, perencanaan usaha dan pengelolaan hasil usaha, budidaya ikan serta kunjungan lapangan ke lokasi yang sesuai dengan rencana usaha anggota (pertanian sayuran, pabrik karet, dll.). Setiap kelompok telah memiliki rencana usaha dan menyusun proposal untuk pendanaan kepada pemerintah. Salah satu Kelompok Perempuan di Desa Timpah (kelompok Kambang Kananga) telah berhasil mengembangkan percontohan budidaya

Di SekitAr hABitAt ASli

OrAngutAn liAr

kAwASAn mAwAS

Di Kalimantan Timur, program pelibatan masyarakat dilakukan oleh BOS Foundation melalui program RHO. Fokus utamanya adalah fasilitasi pengembangan RPJMDes di tiga desa yaitu Desa Deabeq, Diaklay, dan Benhes Kecamatan Muara Wahau serta fasilitasi peningkatan mata pencaharian masyarakat di Desa Diaklay melalui pengembangan dana bergulir untuk pertanian sayur-sayuran.

(20)

Pengembangan sistem kredit mikro dilakukan di dua desa (Timpah dan Batampang) dilakukan melalui partisipasi dari lima kelompok perempuan (50 anggota) dan 2 kelompok laki-laki (16 anggota). Tiga kelompok perempuan di Desa Timpah (30 anggota) telah mengembangkan sistem keuangan Usaha Simpan Pinjam (USP) Tempun Tiawon yang mengadopsi sistem yang telah dikembangkan di Desa Timpah. Setiap anggota dapat meminjam untuk kebutuhan sehari-hari usaha anggota dan mengembalikan pinjaman selama 10 bulan dengan bunga 3%, dan seluruh pengembalian pinjaman setiap bulan diputar untuk dipinjamkan kembali kepada anggota lain sehingga sering disebut kas kosong. Sampai Desember 2013, dari dana awal yang diberikan oleh BOS Foundation sebesar RP 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah), telah berkembang menjadi Rp 66.228.711.

Di Desa Batampang, dua kelompok perempuan (20 anggota) dan 2 kelompok laki-laki (16 anggota) mengembangkan sistem kredit mikro melalui kerjasama dengan Credit Union (CU) Sumber Rejeki – Desa Ampah, Barito Selatan. Dana bergulir yang diberikan oleh BOS Foundation digunakan untuk membuka rekening di CU, dan selanjutnya melalui fasilitasi dan pendampingan usaha anggota, kebutuhan modal usaha dari anggota akan dipinjam dari CU. Sampai akhir Desember 2013, simpanan anggota kelompok di CU telah mencapai Rp 69.166.000. 12 anggota kelompok di Desa Batampang telah melakukan pinjaman ke CU sebesar Rp 86.000.000, yang sebagian besar digunakan untuk penambahan modal kerja.

Pada Juni 2013, beberapa desa di Kawasan Mawas wilayah Kapuas juga melakukan program pemberdayaan masyarakat melalui proyek KFCP yang mencakup program peningkatan ekonomi masyarakat yang difasilitasi oleh CARE Internasional serta pelibatan masyarakat dalam kerjasama pelaksanaan kegiatan reforestasi dan bloking tatas.

(21)

penelitian dan

pengeMBangan

POPulASi OrAngutAn liAr

BOS Foundation mendukung studi tentang orangutan liar di Stasiun Penelitian Tuanan di Mawas, Kalimantan Tengah. Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan ini dikelola oleh BOS Foundation bekerjasama dengan Zurich University dan Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, dan dukungan dari Rutgers University di Amerika Serikat. Beberapa penelitian yang dilakukan selama 2013 merupakan kelanjutan dari kegiatan penelitian di tahun 2012 termasuk studi tentang pemantauan populasi, ekologi, dan kesehatan. Setiap bulan rata-rata terdapat tujuh mahasiswa baik nasional maupun internasional yang melakukan penelitian.

Data lengkap orangutan yang telah dilepasliarkan dicatat setiap harinya untuk menilai adaptasi dan kemampuannya bertahan hidup di alam. Ribuan jam pengamatan langsung dan data patroli orangutan telah dikumpulkan dan dianalisa secara teratur untuk membuat perencanaan kedepannya serta memungkinkan BOS Foundation untuk cepat melakukan intervensi jika ada masalah.

OrAngutAn YAng DilePASliArkAn

Di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, BOS Foundation secara rutin melakukan pemantauan dan pengukuran pertumbuhan tanaman melalui pengukuran pada petak ukur permanen. Pengukuran yang dilakukan mencakup tinggi, diameter, dan prosentase hidup tanaman. Selain itu juga dilakukan penelitian untuk mengembangkan sistem penghitungan karbon tanaman di Samboja Lestari bekerjasama dengan NEC Jepang

refOreStASi

Program Pendidikan Lingkungan merupakan program penting dalam menanamkan kepedulian tentang konservasi orangutan Borneo dan habitatnya kepada generasi muda, khususnya siswa Sekolah Dasar dan Menengah. Selama tahun 2013 ini, BOS Foundation melakukan program pendidikan lingkungan melalui kunjungan ke sekolah-sekolah, terutama Sekolah Internasional di Bogor dan Jakarta serta juga melalui pendidikan isu-isu lingkungan di Sekolah Dasar di sekitar Nyaru Menteng dan Desa Tuanan, serta pelaksanaan program BOS-KID’s dan BOS FRIENDS di Nyaru Menteng

pendidiKan

(22)

KoMuniKasi,

puBliKasi dan

Kerja saMa

Meningkatkan kesadaran berbagai pihak terhadap upaya konservasi orangutan dan mendapatkan dukungan sangatlah penting. Penyebaran informasi dilakukan oleh tim komunikasi BOS Foundation melalui segala bentuk jalur komunikasi baik itu website, blog, Facebook, dan Twitter, dan juga melalui media nasional maupun internasional (surat kabar dan televisi).

Pada tahun 2012, BOS Foundation berkolaborasi kembali dengan BBC; kali ini untuk membuat satu jam film dokumenter tentang kegiatan pelepasliaran orangutan di HL Bukit Batikap, Kalimantan Tengah, dan direncakan tayang di UK pada bulan Oktober 2013. Dilaporkan bahwa 1,7 juta pemirsa menonton siaran BBC2 di program yang diberi nama Orangutans: The Great Escapes dan rencananya program ini akan ditayangkan secara global melalui siaran Animal Planet yang memiliki jangkauan lebih besar dan penonton yang lebih luas.

BOS Australia yang merupakan partner organisasi BOS Foundation di Australia juga menyoroti apa yang dilakukan BOS Foundation dengan meliput kegiatan pelepasliaran orangutan di Kalimantan Timur. Pada April 2013, kru televisi the 60 minutes dari Nine Network melakukan perjalanan ke Hutan Kehje Sewen dan membuat film pelepasliaran orangutan Leo, Titin, dan Juminten. Tayangan ini appeared sebagai berita lama dan membawa kita sangat dibutuhkan untuk memaparkannya di Australia .

Pada September 2013, BOS Foundation juga menerima tamu penting di Nyaru Menteng. Bintang film Hollywood, Harrison Ford, bersama dengan tim di Nyaru Menteng membuat film tentang kondisi orangutan di Indonesia dan melihat langsung kerja BOS Foundation dalam menyelamatkan dan merehabilitasi orangutan. Film ini dibuat secara serial dengan berfokus pada perubahan iklim dan ditayangkan di USA pada 2014, diproduksi oleh Showtime USA dengan judul Years of Living Dangerously.

(23)

Pusat-pusat rehabilitasi BOS Foundation dapat dikunjungi oleh masyarakat umum dengan beberapa akses terbatas. Di Kalimantan Tengah pengunjung bisa mengunjungi Pusat Informasi di Nyaru Menteng dan berkunjung ke pulau pra-pelepasliaran dengan menggunakan perahu motor. Di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, pengunjung dapat menginap di Lodge atau datang untuk kunjungan harian dan mengikuti tur di fasilitas BOS Foundation. Selama 2013, pengunjung di Pusat Informasi Nyaru Menteng mencapai 9.741 pengunjung yang terdiri dari kelompok kunjungan pada hari kerja (70%) dan individu pada hari Minggu dan hari libur (30%).

Pengunjung

BOS Foundation didukung oleh beberapa mitra organisasi internasional non-pemerintah di seluruh dunia. Setiap tahun BOS Foundation menyelenggarakan pertemuan tahunan, di mana pada tahun ini diselenggarakan pada 23-27 September 2013, di kantor Pusat BOS Foundation di Bogor. Di pertemuan ini kami dapat saling berbagi informasi tentang kemajuan, keberhasilan dan tantangan, serta rencana untuk tahun-tahun mendatang.

BekerjA BerSAmA mitrA OrgAniSASi BOS fOunDAtiOn

Keberhasilan pencapaian kegiatan BOS Foundation tahun 2013, juga telah memberikan pengalaman yang berharga dan bahan pembelajaran yang sangat bermanfaat untuk bahan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan upaya konservasi Orangutan Borneo dan habitatnya. Proses rehabilitasi dan reintroduksi orangutan termasuk di dalamnya pemilihan lokasi pelepasliaran dan proses pelepasliaran orangutan serta monitoring pasca pelepasliaran, merupakan bahan pembelajaran yang dapat dibagi dengan praktisi reintroduksi kera besar lainnya.

Berbagi pengalaman dan bahan pembelajaran dari hasil kegiatan BOS Foundation selama tahun 2013, terutama ditujukan kepada parapihak yang terkait, dilakukan baik melalui laporan teknis, keikutsertaan dalam lokakarya dan seminar, update melalui sosial media, film dan dokumentasi serta secara aktif melakukan komunikasi langsung dengan parapihak terkait seperti masyarakat dan pemerintah.

Berbagi pengalaman yang secara langsung dilakukan untuk mendukung konservasi orangutan dan habitatnya di luar kawasan hutan, dilakukan melalui fasilitasi penerapan BMP Pengelolaan Habitat orangutan di areal perkebunan kelapa sawit pada beberapa perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.

BerBagi ilMu dalaM

peningKatan upaya

KonserVasi orangutan

Borneo

dan

perlindungan

(24)

tujuan 4

PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA

MELALUI PENGUATAN KUALITAS

KARYAWAN, SISTEM MANAJEMEN DAN

KEBERLANJUTAN PENDANAAN

Jumlah karyawan di BOS Foundation pada Desember 2013 di seluruh program baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur, serta di Kantor Pusat, Bogor, adalah sebanyak 390 orang, termasuk tiga orang tenaga kerja asing atau konsultan yang menjabat sebagai Senior Advisor.

Sepanjang tahun 2013, peningkatan kapasitas karyawan yang dilakukan BOS Foundation lebih difokuskan kepada kegiatan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Melalui kerjasama dengan Save the Orangutan (STO) Denmark dan dengan dukungan pendanaan dari CISU Denmark, telah dilakukan workhsop internal karyawan yang melibatkan staff Kantor Pusat, Program Mawas dan Nyaru Menteng dalam pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat bagi masyarakat di sekitar wilayah kerja BOS Foundation.

Selain itu, selama tahun 2013, BOS Foundation melakukan in-house training dalam bidang teknik pemantauan orangutan, pendekatan Logical Framework Approach (LFA) dalam pengembangan proposal.

Melalui dukungan pendanaan dari Vier Pfoten Internasional, pada tahun 2013 BOS Foundation mengembangkan strategi penggalangan dana dalam rangka memperkuat dan diversifikasi peluang pendanaan jangka panjang. Dalam strategi tersebut, BOS Foundation fokus pada empat sasaran utama penggalangan dana; i) donasi terbesar, yayasan dan hibah bantuan pemerintah internasional, ii) donor perseorangan, iii) dukungan dan kerjasama dari mitra organisasi, dan iv) donor perusahaan (CSR)

Selama 2013, BOS Foundation berhasil mendapatkan dana segar, mendapat dukungan dari beberapa perusahaan, peningkatan dukungan dari donor perseorangan dan membina hubungan dengan para mitra. Secara total, BOS Foundation berhasil mengumpulkan dana sekitar 99% dari total anggaran 2013, serta beberapa komitmen untuk pendanaan untuk tahun 2014. Setiap tahun harapannya BOS Foundation dapat meningkatkan target penggalangan dana untuk memastikan bahwa BOS Foundation dapat memenuhi semua permintaan dari program.

peningKatan Kapasitas

leMBaga dan Karyawan

Bos foundation

(25)

daMpaK, tantangan dan

peluang di Masa depan

DAMPAK UTAMA DARI KEGIATAN BOS FOUNDATION DALAM UPAYA

MENcAPAI TERWUJUDNYA vISI DAN MISI, DAPAT DIGAMBARKAN

SEBAGAI BERIKUT: I) KONSERvASI ORANGUTAN, II) KONSERvASI

HABITAT ORANGUTAN, DAN III) DAMPAK POSITIF YANG DIPEROLEH

MASYARAKAT SEKITAR.

Selama tahun 2013, BOS Foundation telah menyelamatkan 39 orangutan baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur, dari hasil penyelamatan dan penyerahan Balai KSDA. Sehingga total jumlah orangutan yang baru masuk dan yang dirawat oleh BOS Foundation adalah 861 orangutan. Sebanyak 81 orangutan dari Nyaru Menteng dan Samboja Lestari telah di translokasi atau dilepasliarkan dan BOS Foundation telah berhasil meningkatkan populasi orangutan di habitat alaminya serta mengurangi jumlah orangutan yang dirawat di pusat rehabilitasi.

Di Kalimantan Tengah, BOS Foundation selama tahun 2013 telah melakukan upaya perlindungan terhadap 309.000 hektar hutan rawa gambut di Kawasan Mawas yang merupakan habitat bagi sekitar 3.000 orangutan liar dan perlindungan sekitar 35.000 hektar Hutan Lindung Bukit Batikap di Kabupaten Murung Raya. Di Kalimantan Timur, BOS Foundation mengelola kawasan pelepasliaran orangutan melalui IUPHHK Restorasi Ekosistem seluas 86.450 hektar di Hutan Kehje Sewen. Jadi secara keseluruhan BOS Foundation telah melakukan perlindungan habitat seluas 430.000 hektar 430,000 ha (4,300 km²)

Sekitar 17 Desa terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi pusat rehabilitasi, hutan pelepasliaran, dan habitat orangutan liar baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur selama tahun 2013. Dampak dari program pemberdayaan masyarakat ini bagi peningkatan ekonomi masyarakat telah mulai memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, dan yang paling penting adalah mendapatkan dukungan bagi kegiatan konservasi.

Seperti biasa, kesuksesan tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan, salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh BOS Foundation adalah ketersediaan hutan yang cocok dan aman untuk dijadikan areal pelepasliaran orangutan. Pada Desember 2013, total jumlah orangutan yang dirawat di kedua pusat rehabilitasi BOS Foundation adalah 754 orangutan. Sementara areal pelepasliaran orangutan yang ada saat ini (lihat Tabel 1) hanya memiliki daya dukung tersisa untuk sekitar 342 orangutan. Berdasarkan rencana pelepasliaran saat ini, sangat jelas bahwa BOS Foundation selama 2015 perlu menambah areal hutan yang layak

Lokasi efektif (ha)Luas daya dukung Orangutan Pelepasliaranrealisasi sisa dayadukung Orangugtan

Hutan Lindung Bukit Batikap,

Kalimantan Tengah 35.267 312 99 213

IUPHHK - RE, Hutan Kehje Sewen,

Kalimantan Timur 22.176 150 21 129

total 57.443 462 120 342

Table 1. Daya Dukung Areal Pelepasliaran

tahun mendatang bagi orangutan yang saat ini masih dalam proses rehabilitasi. Untuk mendapatkan areal yang layak bagi lokasi pelepasliaran orangutan bukanlah hal yang mudah, mengingat sebagian besar hutan yang cukup bagus di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur berada pada lokasi yang cukup jauh. Areal-areal ini seringkali sempurna bagi orangutan, namum memerlukan dukungan logistik yang signifikan dan biaya yang sangat tinggi. BOS Foundation telah merencanakan untuk mendapatkan ijin bagi lokasi pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah, yaitu areal Hutan Lindung Tokan Kole Batu Ajan dan usulan pengelolaan areal melalui skema IUPHHK Restorasi Ekosistem di konsesi penebangan yang sebelumnya dikelola oleh PT. Tunggal Pamenang. Harapannya di kedua lokasi tersebut dapat menampung seluruh sisa orangutan yang berada dalam proses rehabilitasi di Nyaru Menteng. Di

merencanakan untuk melakukan usulan penambahan areal IUPHHK – RE Hutan Kehje Sewen (sebelumnya dimiliki oleh PT. Narkata). Proses usulan IUPHHK – RE memerlukan dana yang cukup besar terutama untuk pembayaran iuran sebesar Rp 150.000 per hektar untuk jangka waktu 60 tahun pengelolaan.

Tantangan lainnya yang sangat penting adalah upaya peningkatan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat yang berada di dalam dan sekitar habitat orangutan. Upaya pelestarian orangutan dan habitatnya dalam jangka panjang akan berhasil apabila masyarakat sekitar merasa terlibat dan mendapatkan manfaat positif.

Dan yang terakhir, tentu saja pendanaan memegang peranan yang amat penting, sehingga upaya penggalangan dana dan dukungan parapihak baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional masih tetap diperlukan demi terwujudnya Pelestarian

(26)
(27)

laporan Keuangan 2013

diaudit oleh Kantor aKuntan puBliK (Kap) anggota dari integra international

aset deCeMBer 31, 2013 deCeMBer 31, 2012 aset Lancar

Kas dan Setara Kas 11.406.868.543 7.516.386.398

Uang Muka 1.272.759.104 917.691.035

Biaya Dibayar Dimuka 166.071.850 198.087.083

Persediaan 74.661.052 285.178.567

Jumlah aset Lancar 12.920.360.549 8.917.343.083 aset tidak lancar

Investasi 843.525.000 843.525.000

Aset Tetap 37.153.985.276 36.154.108.315

Akumulasi Penyusutan (13.469.376.326) (11.227.345.250)

Biaya Ditangguhkan 872.631.168 928.595.866

Aset Lain-lain 13.083.911.365 13.157.611.778

Jumlah aset tidak lancar 38.484.676.483 39.856.495.709 Jumlah aset 51.405.037.032 48.773.838.792 KeWaJiBan dan aset BersiH

Kewajiban

Biaya Yang Masih Harus Dibayar 184.183.000 24.952.300

Hutang Pajak 597.114.336 559.123.886

Hutang Gaji 86.123.000 123.025.917

Hutang Lain-lain 225

.

051

.

069 -

Hutang Sewa Guna Usaha 645.411.333 1.365.409.000

Jumlah Kewajiban 1.737.882.737 2.072.511.103 aset Bersih

Terikat 48.784.828.131 46.980.835.710

Tidak Terikat 882.326.164 (279.508.020)

Jumlah aset Bersih 49.667.154.295 46.701.327.689 Jumalah Kewajiban dan aset Bersih 51.405.037.032 48.773.838.792

2013 2012

terikat tidak terikat terikat tidak terikat Pendapatan

Donasi 46.134.314.434 5.393.892.081 42.077.469.329 5.342.117.511

Pendapatan Bunga 111.923.982 - 245.778.188

Laba Penjualan Aset Tetap 149.135.417 - -

Pendapatan Lain-lain 986.955.656 - -

Jumlah Pendapatan 46.134.314.434 6.641.907.136 42.077.469.329 5.587.895.699 BeBan OPerasi

berdasarkan proyek

Proyek Reintroduksi

Orangutan Nyaru Menteng 20.464.683.636 2.790.638.678 20.213.118.880 2.756.334.393 Program Samboja Lestari 7.575.474.407 1.033.019.237 8.552.713.732 1.166.279.145 Program Konservasi Mawas 6.494.605.249 885.627.988 7.839.046.084 1.068.960.830

Proyek RHO 4.932.186.625 672.570.903 7.467.472.403 1.018.291.691

Beban Manajemen dan Umum 4.863.372.096 663.187.105 4.182.560.090 570.349.103

Jumlah Beban Operasi 44.330.322.013 6.045.043.911 48.254.911.190 6.580.215.162

Kenaikan (Penurunan)

Aktiva Bersih 1.803.992.421 596.863.225 9.901.739.676 (3.732.960.215)

Penyesuaian Aktiva Bersih

Tahun lalu - 564.970.959 - (145.152.415)

Aktiva Bersih pada

Awal Tahun 46.980.835.710 (279.508.020) 37.079.096.034 3.598.604.609

aktiva Bersih pada

akhir tahun 48.784.828.131 882.326.164 46.980.835.710 (279.508.020)

laporan Posisi keuangan 31 Desember 2013 dan 2012

(dalam rupiah) lAPOrAn AktiVitAS

untuk tahun-tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

(28)

daftar donor

2013

BOS Foundation mengucapkan terimakasih kepada para mitra organisasi dan para

donor atas dukungannya untuk konservasi orangutan. Dukungan dan kontribusinya

memungkinkan BOS Foundation dapat melaksanakan kegiatan di masa depan.

prograM adopsi

4 Para adopter BOS Foundation di seluruh dunia

Mitra organisasi dan donor

4 ACG International School

4 BOS Australia

4 BOS Deutschland E.V.

4 BOS Japan

4 BOS Switzerland

4 British Broadcasting Corporation (BBC)

4 Danida

4 Donor individual di seluruh dunia

4 Fauna And Flora International - UK

4 Fauna And Flora International - AUS

4 Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP)

4 Kalimantan Tour Destination

4 Living Social

4 LUSH Cosmetics

4 Margot Marsh Biodiversity Foundation

4 Mohammed bin Zayed Species Conservation Fund

4 NEC Fielding Ltd

4 Nine Network Australia

4 Orangutan Conservancy

4 Orangutan Land Trust

4 Orangutan Outreach USA

4 Orangutan Protection Foundation

4 PT. Agro Harapan Lestari

4 PT. Anugerah Bara Kaltim Group

4 PT. Bank Central Asia Tbk.

4 PT. Bank Negara Indonesia Tbk.

4 PT. Citra Borneo Indah

4 PT. First State Investments Indonesia & Citibank

4 PT. Gunta Samba Jaya

4 PT. Lima Satria Production

4 PT. Monica Hijau Lestari

4 PT. Musim Mas

4 PT. Mustika Sembuluh (Wilmar Group)

4 PT. Salim Ivomas Tbk.

4 PT. SG Consulting

4 PT. Sinar Citra Cemerlang

4 PT. Sinar Wisata

4 PT. Syam Surya Mandiri (Anggana Farmer Members)

4 PT. Yudha Wahana Abadi

4 Ralf Bohle Gmbh

4 REDD Flame

4 Rynkeby Foods

4 Stichting Monkey Business

4 STO Denmark

4 STO Sweden

4 Taisei Corporation

4 The Bodyshop Foundation

4 The International School of Bogor, Student Gr 4-5

4 The Orangutan Project

4 The Postcode Foundation

4 The Years Project

4 US Fish and Wildlife Service (USFWS), Great Ape Conservation Fund

4 Vico (Virginia Indonesia Co., LLC.)

4 Vier Pfoten International (VP I)

4 Wageningen University

4 World Society for the Protection of Animals (WSPA)

donasi Berupa Barang / jasa

4 Abaxis Gmbh

4 BHP Billiton

4 BW Plantation

4 Knitting Nannies, Australia

4 PT. IMK

4 PT. Triputra Agro Persada

4 Singapore Zoo

4 Susandarini and Partners in association with Norton

4 Rose Fulbright Australia

penasehat peMBina

dewan pengawas

4 Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih (Ketua)

4 Ir. Djamaludin Suryohadikusumo

4 Dr. Ir. Wilhelmus Theodorus Maria Smits

4 Mayjen (Purn.) Basofi Sudirman

4 Drs. Widodo Sukohadi Ramono, MM

4 Prof. Dr. Sutan Remy Syahdeini, SH.

4 Drs. Marzuki Usman, MA.

4 Drs. Peter Harmanoe Karsono

4 Dr. Jatna Supriatna

dewan peMBina (pengurus, dijaBat oleh Ketua peMBina )

4 Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih

ceo

4 Dr. Ir. Jamartin Shite

dewan peMBina

struKtur

organisasi

(29)

Kepala Biro Kantor pusat

Bos foundation

prograM KaliMantan tiMur

Konsultan ahli

4 Program Planning, Monitoring

& evaluasi: Jacqueline

Sunderland-Groves, MPhil.

4 Komunikasi: Meirini Sucahyo

4 Program reintroduksi Orangutan

Kalimantan tengah di nyaru

Menteng: Lone Droscher Nielsen

4 Penasehat ilmiah untuk Program

reintroduksi Orangutan di nyaru

Menteng: Simon Husson

4 Hrd, administrasi, akuntansi, dan

Keuangan: Agung Wahyu Wasisto

4 Perencanaan Program, Monitoring &

evaluasi: Baba S. Barkah

4 Komunikasi: Paulina L Ela

4 Program rehabilitasi Lahan dan

reintroduksi Orangutan samboja

Lestari: Aschta Nita Boestani-Tajudin

(January - August 2013), Agus Irwanto

(September 2013-sekarang)

4 Program restorasi Habitat

Orangutan:

Aldrianto Priadjati

4 Dr. Jito Sugardjito (Kepala)

4 Prof. Anne Russon (Sekretaris)

4 Prof. Carel van Schaik

4 Prof. Jan van Hooff

4 Dr. Cheryl Knott

4 Dr. Randall Kyes

4 Norm Rosen

4 Dr. R. Shumaker

4 Dr. Kade Sidiyasa

4 Dr. Sri Suci Utami Atmoko

4 Dr. T. Stoinski

4 Dr. I. Singleton

4 C. Sodaro

4 D. Cox

4 Dr. S. Wich

4 Dr. A. Marshall

4 Dr. B. Beck

4 Dr. M. Ancrenaz

4 Erin Vogel

prograM KaliMantan tengah

dewan penasehat ilMiah (saB)

4 Program reintroduksi Orangutan

nyaru Menteng: Anton Nurcahyo

(Januari - Desember 2013), Denny

Kurniawan (December 2013-sekarang)

4 Program Konservasi Mawas:

Jhanson Regalino

senior adVisors to the ceo

daftar istilah

BKsda: Balai Konservasi Sumber Daya Alama BMP: Prinsip Pengelolaan Konservasi Orangutan BPd: Badan Permusyawaratan Desa

BOs Friends dan BOs Kid’s: Program pendidikan lingkungan pada siswa usia dini yang dilakukan

oleh Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan publik untuk konservasi orangutan dan habitatnya.

CeO: Chief Executive Officer

danida: Danish International Development Agency

FenOLOgi: studi tentang siklus periodik hidup tanaman dan bagaimana variasi musiman, iklim serta

faktor habitat (seperti elevasi) dapat mempengaruhinya.

HCV: Kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi

iuCn: The International Union for Conservation of Nature adalah sebuah organisasi internasional yang

didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam.

iuPHHK-re: Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Restorasi Ekosistem

KFCP: Proyek Kalimantan Forest and Climate Partnership merupakan proyek demonstrasi REDD di wilayah

kerja Mawas di Kabupaten Kapuas yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui AusAid.

KPHL: Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung yang merupakan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang

luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri atas kawasan hutan lindung.

Ksa/KPa: Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam PHKa: Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

redd: Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau pengurangan emisi dari

deforestasi dan degradasi hutan merupakan upaya untuk menciptakan nilai finansial untuk karbon yang tersimpan di hutan.

redd-FLaMe: REDD-Fast Logging Assessment and Monitoring Environment

reHaBiLitasi Orangutan: proses pemulihan kesehatan (dan atau) perilaku orangutan sehingga

memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan bereproduksi ketika dilepasliarkan ke habitat alaminya.

reintrOduKsi: upaya untuk melestarikan spesies di daerah tertentu yang pernah menjadi bagian dalam

sejarah penyebarannya.

reLease: melepasliarkan orangutan ke habitat alaminya yang sesuai dengan wilayah penyebaran dari

sub-spesies tersebut.

rHOi: Restorasi Habitat Orangutan Indonesia sOP: Standar Operasional Prosedur

tB: Tuberculosis

(30)

teriMa Kasih

Semua gambar, kecuali khusus

dikreditkan, adalah hak cipta dari

Yayasan BOS. Semua hak dilindungi.

(31)

Gambar

Gambar 1. Komposisi umur orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari per-Desember 2013 Samboja Lestari Nyaru Menteng
Table 1.  Daya Dukung Areal Pelepasliaran

Referensi

Dokumen terkait