• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Timbang Terima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Timbang Terima"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TIMBANG TERIMA PROPOSAL TIMBANG TERIMA

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NUSA INDAH (BEDAH PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NUSA INDAH (BEDAH

UMUM) RSUD ULIN BANJARMASIN UMUM) RSUD ULIN BANJARMASIN

Dewi Setya Paramitha Dewi Setya Paramitha

Erma Rusilawati Erma Rusilawati Rizki Handayani Rizki Handayani Rima Rianti Rima Rianti Ahmad Syarif  Ahmad Syarif  Nooril Azmi Nooril Azmi Novia Heriani Novia Heriani Wahyu Priyo Utomo Wahyu Priyo Utomo

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM PROFESI NERS A PROGRAM PROFESI NERS A

(2)

2011 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf  keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri  perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang fektif antar   perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi

yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima  pasien) (Nursalam, 2008: 195).

Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk  menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan  pasien.

Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu keluarga dan masyarakat (Gillis,1996). Salah satu strategi untuk  mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan dalam  pembenahan manejemen keperawatan, karena dengan adanya faktor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian  pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap  pelayanan keperawatan.

Salah satu upaya yang dapat di gunakan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan klien adalah dengan melakukan timbang terima saat pergantian dinas. Timbang terima merupakan teknik atau cara menerima sesuatu (laporan) yang  berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima dilakukan oleh Perawat primer ke  perawat asosiate yang bertanggung jawab pada dinas sore atau dinas malam.

(3)

Tujuan dari timbang terima adalah agar semua perawat dapat mengikuti  perkembangan klien secara paripurna, meningkatkan kemampuan komunikasi antar   perawat dan yang lebih penting adalah agar terjadi suatu hubungan kerjasama antar   perawat serta terlaksananya asuhan perawatan terhadap klien yang  berkesinambungan .

Ruang Bedah Umum (Nusa Indah) sebagai satu unit pelayanan keperawatan yang merupakan salah satu ruangan percontohan yang sudah mulai menerapkan sistem/metode SP2KP, yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiat, untuk itu diperlukan ilmu dan kiatnya secara optimal. Untuk itu diperlukan  bentuk kerjasama yang berkesinambungan dan saling mempunyai komitmen ynag tinggi demi perkembangan pelayanan keperawatan dalam melaksanakan timbang terima yang benar.

B. Nama Kegiatan

Pelaksanaan timbang terima pada saat pergantian dinas di ruang Nusa Indah (Bedah Umum).

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan yang komprehensif 

2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

 b. Meningkatkan hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat serta terlaksana asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.

D. Manfaat

1. Bagi Perawat

- Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

- Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat. - Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang berkesinambungan.

(4)

- Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.

2. Bagi Pasien

- Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.

E. Pelaksanaan

1. Hari/ tanggal : Selasa, 12 Juli 2011 2. Waktu : 08.00 – 08.30 WITA

3. Tempat : Ruang Bedah Umum (Nusa Indah) kelas III kamar I RSUD Ulin Banjarmasin

F. Peserta

Kegiatan ini dihadiri oleh :

1. Bpk. H. Iswantoro, S. Kp. MM. Kepala Bidang Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Bpk. H. Yan Setiawan, S. Kep., Ners. Kepala ruang Bedah Umum (Nusa Indah) RSUD Ulin Banjarmasin.

3. Bpk. Hiryadi S. Kep., Ners., M. Kep., Sp. Kom. Pembimbing Akademik  4. Staff keperawatan Bedah Umum (Nusa Indah)

5. Mahasiswa praktik manajemen Ners A STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

G. Penutup

Demikian proposal ini dibuat , atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Banjarmasin, 7 Juli 2011

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

Timbang terima merupakan cara menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.

Tujuan Timbang terima adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien

2. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada klien 3. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan yang sudah

terselesaikan.

4. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya 5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang teima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara kontinu dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang  bertanggung jawab antar anggota tim perawat.

Ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai berikut : 1. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift

2. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab

3. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun akan berdinas 4. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab

5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, menggambarkan keadaan klien saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan klien

6. timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan keperawatan, rencana, tindakan dan perkemabangan kesehatan klien.

(6)

Mekanisme timbang terima klien

Diagnosa medis/masalah kolaboratif 

Yang telah dilakukan

Rencana tindakan

Diagnosa keperawatan

Perencanaan: teraatasi keseluhan, sebagian, belum teratasi dan terdapat masalah baru Yang akan dilakukan

Perkembangan keadaan klien

Kepala Ruangan

Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem solving

Diskusi di nurse station (Karu, PP,PA) kondisi klien bersifat rahasia

(7)

BAB III PELAKSANAAN

A. Prosedur Timbang Terima

TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANAAN

Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan setiap  pergantian shift/overan

2. Prinsif timbang terima, semua pasien  baru masuk dan pasien yang dilakukan

timbang terima khususnya pasien yang memiliki permasalahan yang belum dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.

3. PP menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya, hal yang perlu

disampaikan dalam timbang terima:

• Jumlah pasien

• Identitas klien dan diagnose medis • Data (keluhan/subjektif dan objektif) • Masalah keperawatan yang masih

muncul

• Intervensi keperawatan yang sudah

dan belum dilaksanakan (secara umum)

• Intervensi kolaboratif dan dependen • Rencana umum dan persiapan yang

 perlu dilakukan (persiapan operasi,  pemeriksaan penunjang dan lain-lain.

5 menit Nurse Station

PP dan PA

Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift  jaga)

2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan

3. Kepala ruangan membuka acara timbang terima

20 menit Ners station

KARU, PP dan PA

(8)

4. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas 5. Kepala ruangan/PP menanyakan

kebutuhan dasar pasien

6. Penyampaian yang jelas, singkat dan  padat

7. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa perawatan

8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk  kemudian diserahterimakan kepada  petugas berikutnya

9. Lama timbang terima untuk setiap  pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali  pada kondisi khusus dan memerlukan

keterangan yang rumit.

Ruang  perawatan

1. Diskusi

2. Pelaporan untuk timbang terima

dituliskan secara langsung pada format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP yang  jaga berikutnya, diketahui oleh kepala

ruangan

3. Ditutup oleh kepala ruangan

5 menit Ners Station

KARU, PP dan PA

(9)

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift

2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP) 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas

4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien

5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien

6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup, sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi  pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara

langsung didekat klien

7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shjock sebaiknya dibicarakan di ners station.

C. Rencana Strategi Timbang Terima 1. Pelaksanaan Timbang Terima

Hari/tanggal : Selasa, 12 Juli 2011 Pukul : 08.00 – 08.30 WITA

Topik : Penyampaian kondisi dan keadaan klien:

- Penyampaian hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan.

- Penyampaian permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan sudah terselesaikan.

- Penyampaian hal-hal yang penting yang harus ditindaklanjuti.

Tempat : Ruang Bedah Umum (Nusa Indah) kelas III kamar I RSUD Ulin Banjarmasin

2. Metode a. Diskusi  b. Tanya Jawab

(10)

a. Status Klien

 b. Buku timbang terima c. Alat tulis

d. Sarana dan prasarana keperawatan

4. Pengorganisasian

Kepala Ruangan :

Perawat Primer (pagi) : Perawat Associate (pagi) : Perawat Associate (sore) : Perawat Associate (malam) : Perawat Associate (libur) : Pembimbing/Supervisior :

5. Uraian Kegiatan a. Prolog

Pada hari……jam……seluruh perawat (PP dan PA), shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di ners station untuk melakukan timbang terima

 b. Sesi 1 di ners station

Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang  perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di ners station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruangan perawatan pasien.

(11)

Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat  pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang nemngalami masalah khusus. Untuk   pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan.

Lamanya kunjungan tidak lebih 5 menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapar  dilakukan di ners station setelah kunjungan ke pasien.

d. Epilog

Kembali ke ners station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP mendata laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan

e. Evaluasi

1) Struktur (input)

Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang yang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien, dan kelompok  shift timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan  pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin

oleh perawat primer yang bertugas saat itu. 2) Proses

Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners station kemudian ke ruang  perawatan pasien dan kemudian lagi ke ners station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan dan intervensi yang  belum/sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5

menit saat klarifikasi ke pasien. 3) Hasil

Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Stiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat  berjalan dengan baik.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

 Nursalam, 2002, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan  Profisional , Selemba Medika, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Seni tidak hanya menyajikan bentuk-bentuk yang dicerap indra manusia semata, tetapi juga mengddd  /andung tujuan abstrak yang bersifat rohaniah, setiap karya

Indonesia menganut sistem demokrasi ekonomi yang konstitusional dengan konsep negara hukum modern dengan pola negara kesejahteraan berdasarkan Pancasila, hal

Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan, adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan

Menjelaskan keterkaitan hadis tentang waktu utama untuk memerdekakan budak dengan hadis ini, Ibnu Ḥ ajar al- „Asqalānī (vol 5:150), mengatakan bahwa

Prinsip dukungan nutrisi pada pasien dengan penyakit respirasi antara lain melakukan penilaian status gizi, menghitung kebutuhan energi yang sesuai dengan kondisi

Sehingga yang menjadi acuan apakah tindakan monopoli tersebut melanggar Undang-undang atau tidak adalah ada tidaknya sebuah kegiatan yang mengarah kepada praktek

Dari hasil data penelitian di atas, menujukkan bahwa daya tanggap dalam memberikan pelayanan memperoleh tanggapan yang beragam dari mahasiswa, namun secara

Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam telah memerintahkan orang yang salah solatnya untuk membaca al-Fatihah pada setiap rakaat sebagaimana beliau sabdakan kepada