• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-bog

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-bog"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bog-bog Bali Cartoon adalah sebuah media dalam bentuk majalah yang mengangkat

tema keragaman dan keunikan budaya Bali pada jaman modernisasi dalam media kartun.

Bog-bog Bali Cartoon merupakan majalah bulanan dengan oplah 2.000 eksemplar, yang

didistribusikan pada titik-titik strategis di seluruh pulau Bali. Majalah Bog-bog Bali

Cartoon juga di distribusikan ke tempat-tempat wisata seperti restoran, cafe, studio dan sebagainya, dan juga salah satu majalah yang menjadi pilihan utama bagi perusahaan untuk memasarkan produk dan layanan mereka.

Bog-bog Bali Cartoon berdiri pada 1 April tahun 2001 yang diprakarsai oleh para kartunis dan jurnalistik Bali dengan pertimbangan agar terciptanya sebuah wadah yang menjadi tempat atau media untuk menyalurkan kreatifitas dari para seniman (kartunis)

(2)

2

di Bali. Majalah Bog-bog Bali Cartoon memiliki visi fun dan edukatif dengan

menampilkan produk-produk yang menghibur dan memberikan ilmu, selain itu majalah

Bog-bog Bali Cartoon juga bertujuan untuk memperkenalkan budaya Bali lewat media

kartun dalam bentuk majalah. Isi dalam majalah tersebut, Bog-bog sering menceritakan

atau menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali dengan bahasa yang universal, humor tanpa membatasi kelompok usia, kebangsaan dan status sosial yang memungkinkan pembaca dapat memahami dan menikmati setiap edisi bulanan tersebut.

Bog-bog Cartoon sempat mendapatkan beberapa penghargaan dibidangnya, salah satu

prestasi terbesar Bog-bog adalah mendapatkan rekor MURI sebagai satu-satunya media

di Indonesia dengan visualisasi kartun. Bog-bog Cartoon juga sering melakukan pameran

karya untuk mempromosikan hasil karyanya dan untuk meningkatkan daya jual.

Bog-bog Bali Cartoon mempunyai store yang beralamat di Jl. Veteran no. 39A yang

merupakan kawasan pertokoan dan ruko. Bangunan Store Bog-bog terdiri dari dua lantai

dengan fungsi lantai satu sebagai store atau tempat penjualan produk-produk seperti

majalah dan merchandise, sedangkan lantai dua difungsikan sebagai kantor dan tempat

produksi atau tempat pembuatan ide-ide yang nantinya dituangkan dalam majalah

maupun merchandise. Ruang penjualan atau store Bog-bog Bali Cartoon terdapat

beberapa ruang yaitu ruang penjualan produk majalah, ruang penjualan produk

merchandise dan ruang staf administrasi, sedangkan pada ruang kantor terdapat ruang-ruang seperti ruang-ruang produksi, ruang-ruang manajer dan juga ruang-ruang staf dengan area tanpa adanya pembatas atau sekat ruang sehingga tidak adanya pemisahan serta pengelompokan ruang yang jelas.

Saat ini, Bog-bog Bali Cartoon mulai berkembang dengan meningkatkan produk

penjualan yang pada awalnya hanya majalah saja, kini mulai mengembangkan usaha

dengan menambah produk-produk merchandise seperti T-shirt (baju kaos), mug,

gantungan kunci, boneka dan lain sebagainya. Bog-bog juga menerima jasa pembuatan

sketsa atau karikatur wajah serta desain grafis, sehingga diperlukan ruang yang lebih besar dan luas agar mampu mewadahi dari kegiatan produksi atau pembuatan ide dan sebagai wadah untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan tersebut. Seiring dengan perkembangan jenis usaha tersebut, ruang-ruang yang ada saat ini terlihat tidak memadai untuk menambahkan ruang-ruang yang diperlukan untuk kebutuhan

pengembangan tersebut. Bangunan Bog-bog store saat ini juga terlihat tidak

(3)

3

tersebut juga kurang memvisualisasikan ciri khas atau visi dari Bog-bog Bali Cartoon itu

sendiri. Kurangnya fasilitas untuk bersantai juga sangat mempengaruhi tingkat

produktivitas dari seniman-seniman yang ada pada Bog-bog Cartoon, maka dari itu juga

dibutuhkan ruang bersantai sehingga nantinya dapat meningkatkan inspirasi dan produktivitas seniman-seniman tersebut.

Melihat latar belakang dari permasalahan dan kendala di atas, maka diperlukan

suatu wadah yang representatif dengan tetap berpedoman terhadap visi dari Bog-bog Bali

Cartoon, sehingga nantinya dapat menjadi suatu ciri khas dari produk-produk yang

dihasilkan tersebut. Bog-bog Store akan dikembangkan berupa bangunan baru sebagai

pusat dan tetap mempertahankan eksisting yang hanya berupa store dan kantor sebagai

cabang store, sehingga bangunan baru tersebut menjadi sebuah Pusat Produksi dan

Distribusi yang menampung semua kegiatan mulai dari pembuatan ide, pemilihan bahan,

percetakan sampai dengan penjualan majalah dan penjualan merchandise. Sebagai Pusat

Produksi dan Distribusi, Bog-bog juga akan ditambahkan beberapa fungsi seperti

perpustakaan, ruang pameran dan kafetaria, hal ini untuk mendukung aktifitas-aktifitas

utama sehingga perlu adanya pergantian nama dari Bog-bog Store menjadi Bog-bog

Centre terkait dengan pengembangan dan penambahan beberapa fungsi yang

representatif di dalamnya. Pusat Produksi dan Distribusi Majalah Bog-bog nantinya akan

mewadahi kegiatan yang meliputi penerbitan, percetakan, penjualan majalah, penjualan

merchandise, serta ruang-ruang pendukung seperti ruang pameran, ruang pengelola, ruang baca dan kafetaria.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu:

1. Bagaimana spesifikasi umum dan spesifikasi khusus sebuah Pusat Produksi dan

Distribusi Majalah Bog-bog di Denpasar yang sesuai dengan visi majalah Bog-bog?

2. Dimana lokasi yang tepat untuk pengadaan Pusat Produksi dan Distribusi Majalah

Bog-bog di Denpasar yang dapat mendukung akses bangunan Bog-bog sebagai bangunan komersial?

3. Apa tema yang relevan bagi Pusat Produksi dan Distribusi Majalah Bog-bog di

Denpasar yang dapat memberikan gambaran kreatifitas pada majalah Bog-bog?

4. Bagaimana pemrograman dari Pusat Produksi dan Distribusi Majalah Bog-bog di

(4)

4

5. Bagaimana landasan konsep perancangan Pusat Produksi dan Distribusi Majalah

Bog-bog di Denpasar yang dapat memberikan ciri khas dari produk yang dihasilkan?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah menyusun landasan konsepsual bagi perancangan

Pusat Produksi dan Distribusi Majalah Bog-bog yang “unik dan kreatif”, yang dapat

memberikan kenyamanan dan hiburan bagi konsumen. Pusat Produksi dan Distribusi

Majalah Bog-bog juga diharapkan dapat menjadi tempat hiburan dan edukasi untuk

memperkenalkan dunia kartun dikalangan masyarakat.

1.4 Proses Perancangan

Sesuai dengan tujuan di atas, penulisan atau dokumen seminar tugas akhir ini merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari proses perancangan bangunan. Proses perancangan menurut proses perancangan lima langkah (Snyder, 1985:225) dijabarkan sebagai berikut:

1. Permulaan, yaitu pengenalan dan pembatasan masalah yang akan dipecahkan, dalam tahapan permulaan ini dilakukan pengidentifikasian masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan yang nantinya meliputi peranan imajinasi dan aspirasi. Hal-hal yang dilakukan pada langkah permulaan ini adalah:

a. Wawancara dengan narasumber tertentu untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan dalam perancangan dengan sumber data yang bersifat lisan, yaitu

dengan owner majalah Bog-bog.

b. Observasi lapangan, yaitu melakukan pengamatan langsung ke lapangan terkait

data-data yang bersifat pasti yang dibutuhkan dalam perancangan, yaitu

melakukan observasi ke bangunan Bog-bog Store untuk mendapatkan data-data

yang diperlukan.

2. Persiapan, meliputi pengumpulan dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dipecahkan. Kegiatan-kegiatan persiapan ini meliputi pengumpulan peta-peta dasar, tapak dan data areal (tentang lingkungan alam dan buatan, lalu lintas, utilitas, dan sebagainya), atau informasi tentang kendala-kendala legal dan ekonomi, dan data keuangan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah:

a. Memahami masalah-masalah yang akan dipecahkan melalui sumber-sumber

(5)

5

b. Menganalisa teori-teori atau informasi yang ada yang berkaitan dengan proyek

yang akan dirancang.

c. Melakukan studi banding terhadap proyek terkait yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam perancangan, dalam proyek ini dilakukan studi banding ke Bali Post untuk mendapatkan data tentang kantor redaksi, ke Krisna Oleh-oleh Bali untuk

mendapatkan data tentang store dan ke Pelawa Sari untuk mendapatkan data

tentang ruang-ruang percetakan dan penerbitan.

3. Pengajuan usul, yaitu tahap pengajuan untuk membuat gagasan-gagasan dan

mengajukan usul-usul bangunan. Usul-usul ranccangan harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks (sosial, ekonomi, fisik), program, tapak, klien, teknologi yang berlaku, estetika, dan nilai-nilai perancangan. Pada proses pengajuan usul ini akan menghasilkan produk berupa konsep perancangan dan berupa gambar-gambar perancangan yang dijadikan sebagai asumsi-asumsi permulaan perancangan ke pemecahan yang diusulkan.

4. Evaluasi, dalam perancangan arsitektur evaluasi terjadi pada beberapa skala dan meliputi bermacam-macam peserta, pembahasan ini berpusat pada evaluasi usul-usul alternatif yang diajukan perancang, walaupun rancangan-rancangan khas ditinjau oleh klien, dewan peninjau tertentu dan para pemakai bangunan. Evaluasi atas usul-usul yang dilakukan meliputi perbandingan pemecahan perancangan yang diusul-usulkan dengan tujuan dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap pemrograman.

5. Tindakan, tahap tindakan dari proses perancangan meliputi kegiatan-kegiatan yang dipertautkan dengan mempersiapkan dan melaksanakan suatu proyek, seperti menyiapkan gambaran-gambaran kerja spesifikasi-spesifikasi tertulis.

Dari proses perancangan lima langkah tersebut diatas yang digunakan pada proses Seminar Tugas Akhir ini adalah proses nomor satu, dua dan sebagian nomor tiga dilakukan sampai pada Studio Tugas Akhir. Sementara untuk proses perancangan langkah ke empat serta proses kelima tidak dilakukan pada proses perkuliahan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemaparan mengenai gagasan ide peneliti diatas maka didapat rumusan permasalahan yaitu perancangan desain dan pembuatan alat pencacah rumput gajah dengan

Lingkup perencanaan dan perancangan dibatasi pada komplek pusat pendidikan desain komunikasi visual dengan fasilitas modern dan ruang-ruang terpadu yang

Kecamatan Glenmore memiliki luas panen sebesar 6.159 ha dengan jumlah produksi 40.478 dan produktivitas 65,72 dengan luas panen yang dimiliki oleh petani mencukupi, jumlah

Kapasitas produksi 12.600 ton/tahun yang diperlukan sebagai bahan penurun titik lebur pada industri peleburan bijih aluminium , serta hasil samping berupa silika (SiO 2

Apakah terdapat pengaruh antara luas panen dan tenaga kerja terhadap. produksi beras di Indonesia pada

Ruang lingkup dan batasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah pada sasaran yang diinginkan, dan agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas, maka dalam

Untuk mencapai sasaran ketiga ini diperlukan hasil analisis yang didapatkan dari sasaran 2 yang akan dipakai sebagai dasar dalam menggambarkan desain penataan ruang

Penggunaan metode TQE ini dilakukan pada lantai produksi yaitu melihat proses produksi dari awal perencananan desain pembuatan cassaplat, melihat aliran bahan baku, proses yang