• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DALAM PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 6-12 BULAN DI

POSYANDU DAHLIA DESA BANGBAYANG TAHUN 2015

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika** *Staf Pengajar Program Studi Ilmu Gizi STIKes Binawan

**Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia Email korespodensi: gdewi85@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang digunakan secara efisien dan status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial. ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, dengan pemberian ASI ekslusif diharapkan bayi memiliki status gizi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara karakteristik responden dalam pemberian ASI Ekslusif dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan di Posyandu Bangbayang tahun 2015. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan Agustus dengan populasi sasaran adalah ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan, dan sampel penelitian sebanyak 72 responden. H asil ; variabel yang berhubungan dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan adalah pendidikan dan pengetahuan, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah umur, pekerjaan, sikap ASI, dan tindakan ASI. Diskusi; Posyandu Dahlia Desa Bangbayang sebaiknya meningkatkan frekuensi penyuluhan dan konseling setiap kegiatan, menambahkan materi penyuluhan tentang ASI ekslusif.

Kata Kunci: Karakteristik Responden, Pemberian ASI Eksklusif, dan Status Gizi

ABSTRACT

Introduction: Good nutritional status occurs when the body gets the nutrients are used

efficiently and malnutrition status occurs when the body experiences a deficiency of one or more

substances essential. Exclusive breastfeeding is the best food to be given to the baby, the baby of exclusive breastfeeding is expected to have a good nutritional status. This study aims to clarify the relationship between the characteristics of the respondents in exclusive breastfeeding in the nutritional status of infants aged 6-12 months in Posyandu Dahlia Desa Bangbayang 2015.

Methods: This study used a cross-sectional approach, carried out in August with the target population are mothers with babies aged 6- 12 months, and the samples are 72 respondents.

Result: Variables related to the nutritional status of infants aged 6-12 months are education and knowledge, while unrelated variables were age, occupation, the attitude of ASI, and ASI action. Discussion: IHC Dahlia Village BANGBAJANG to increase the frequency of counseling and counseling each activity, adding material about exclusive breastfeeding counseling.

(2)

PENDAHULUAN

Masalah gizi pada hakikatny adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait (Moehji, 2009).

Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah anemi gizi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah kurang vitamin A (KVA), dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Moehji, 2009).

Salah satu upaya untuk menekan kekurangan gizi pada balita adalah dengan memberikan ASI ekslusif. Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah terjadinya gizi buruk dan merupakan langkah awal dalam mencegah gizi buruk (Roesli, 2000).

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan UNICEF tahun 2013 satu dari empat balita secara global terhambat pertumbuhannya karena kekurangan gizi pada periode penting pertumbuhan. Diperkirakan 80% balita dengan tinggi badan di bawah rata-rata (pendek) hidup di 14 negara. Menurut hasil

UNICEF-WHO-The word Join Child

Malnutrition Estimates 2012,

diperkirakan 165 juta anak usia dibawah lima tahun di dunia mengalami stunting, hal ini mengurangi penurunan dibandingkan dengan sebanyak 253 juta tahun 1990. Tingkat prevalensi stunting cukup tinggi dikalangan anak dibawah lima tahun terdapat 36% di Afrika dan 27% di Asia dan belum diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat (www.unicef.org).

Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia tergolong sebagai Negara dengan status kekurangan gizi balita yang tinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 28,47% (Depkes, 2006 dalam Hasmini Nurdin, 2012).

Gambaran status gizi balita di Indonesia yang disajikan dalam hasil Riskesdas (2010) menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi berat kurang pada tahun 2010 adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13% gizi kurang. Bila dibandingkan dengan sasaran MDG

(Millenium Development Goal) tahun 2015

yaitu 15,5% maka prevalensi berat kurang harus diturunkan minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011-2015. Secara keseluruhan, semua provinsi di Indonesia masih memiliki prevalensi berat kurang diatas batas non- public health problem menurut WHO sebesar 10% (Kemenkes RI, 2010).

Berdasarkan Puskesmas Gekbrong tahun 2012 bahwa status gizi berdasarkan BB/U diantaranya sangat kurang 0,2%, gizi kurang 14%, gizi baik 84,5%, dan gizi lebih 1,4%. Sedangkan pada tahun 2014 didapatkan status gizi sangat kurang 1,4%, gizi kurang 13,1%, gizi normal 84,2%, dan gizi lebih 1,4%. Adapun data status gizi berdasarkan BB/U di Posyandu Dahlia Desa Bangbayang yang didapatkan dari Puskesmas Gekbrong tahun 2012 diantaranya 16,5% mengalami status gizi kurang, 80,9% gizi baik, dan 2,6% gizi lebih. Sedangkan status gizi berdasarkan BB/U pada tahun 2014 didapatkan gizi sangat kurang sebanyak 1,3%, gizi kurang 11,1%, gizi baik 85,4%, dan gizi lebih 2,2% (Data Puskesmas Gekbrong).

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara karakteristik responden dalam pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan di Posyandu Dahlia Desa Bangbayang tahun 2015. Ada empat variabel yang diduga berhubungan dengan status gizi bayi 6-12 bulan berdasarkan BB/U yaitu karakteristik responden (umur, pendidikan, dan pekerjaan), pengetahuan tentang ASI eksklusif, Sikap tentang ASI eksklusif, dan tindakan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa gambaran status gizi bayi serta mengetahui hubungan karakteristik responden dalam pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan, sehingga menjadi masukan dalam perencanaan gizi dimasa yang akan datang. BAHAN DAN METODE

Penelitian non eksperimental dengan menggunakan desain penelitian cross

sectional ini dilakukan di Posyandu Dahlia

Desa Bangbayang yang merupakan Posyandu binaan Puskesmas Gekbrong pada bulan Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan di Posyandu Dahlia Desa

(3)

Bangbayang periode Januari-Juni 2012 berjumlah 72 orang. Keseluruhan total populasi (72 orang) yang berada di Posyandu Dahlia Desa Bangbayang diambil sebagai responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan yang dibagikan dan diisi oleh responden tanpa melalui proses wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan dari setiap variabel yaitu pemberian ASI eksklusif dan status gizi bayi.

Analisis bivariat untuk melihat hubungan variabel independen (Karakteristik responden, pengetahuan tentang ASI eksklusif, sikap terhadap ASI eksklusif, dan tindakan pemberian ASI eksklusif) dengan variabel dependen yaitu status gizi bayi 6-12

bulan berdasarkan BB/U, dengan

menggunakan uji statistik chi-square, kemaknaan diukur dengan menggunakan derajat kemaknaan (nilai p value <0,05). Hasil

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa status gizi bayi 6-12 bulan berdasarkan BB/U baik (76,4%). berdasarkan variabel penyebabnya, dari karakteristik responden didapatkan bahwa sebagian besar ibu berusia dewasa (69,4%), berpendidikan rendah (81,9%), dan hampir separuh dari ibu

tidak bekerja (59,7). Hampir separuh dari ibu memiliki pengetahuan yang tinggi (54,2%) tentang ASI ekslusif, sikap yang positif (62,5%) terhadap ASI eksklusif, dan memiliki tidakan yang baik (68,1%) dalam pemberian ASI eksklusif (Lihat Tabel 1).

Tabel 1.

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Responden, Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Status Gizi Bayi 6-12

Bulan Berdasarkan Indeks BB/U

Variabel Kategori (%)

Umur ibu Dewasa muda

Dewasa

30,6% 69,4%

Pendidikan ibu Rendah

Tinggi

81,9% 18,1% Pekerjaan ibu Tidak bekerja

Bekerja 59,7% 40,3% Pengetahuan ibu tentang ASI Rendah Tinggi 45,8% 54,2% Sikap ibu terhadap

ASI Negatif Positif 37,5% 62,5% Tindakan ibu dalam pemberian ASI Buruk Baik 31,9% 68,1%

Status gizi bayi Kurang Baik

23,6% 76,4%

(4)

Analisis Bivariat

Analisis bivariat menujukkan bahwa dari enam variabel hanya ada dua variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan status gizi bayi 6-12 bulan berdasarkan BB/U yaitu pendidikan (p-value = 0,030), dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif (p- valu = 0,009) dengan OR =5,688 artinya ibu yang memiliki pengetahuan tinggi mempunyai peluang 5,6 kali memiliki bayi dengan status gizi baik dibandingkan ibu yang pengetahuannya rendah. Sedangkan empat variabel yang tidak berhubungan signifikan diantaranya adalah umur ibu (p-value = 0,165), pekerjaan ibu (p-value = 0,184), Sikap ibu terhadap ASI

(p-value = 1,000), dan tindakan pemberian

ASI (p-value = 0,218) (Lihat Tabel 2). Tabel 2.

Hubungan Antara Variabel Karakteristik responden, Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pemberian ASI Dengan Status Gizi Bayi 6-12 Bulan Berdasarkan Indeks

BB/U

Keterangan:

* Memakai Continuity

Correction

** memakai Fisher’s Exact Test

Pembahasan

Penilaian status gizi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks antropometri yaitu berat badan meurut umur (BB/U). Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari

nutriture dalam bentuk variabel tertentu

(Moehji, 2009).

Indeks berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah parameter antropometri yang labil. Dalam keadaan normal, keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan akan bertambah mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan barat badan, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dengan keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka penggunaan indeks BB/U lebih menggambarkan status seseorang saat ini.

Kelebihan dalam penggunaan indeks BB/U sebagai parameter yaitu dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitive untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu yang pendek

dan dapat mendeteksi kegemukan

(Supariasa, 2001).

Berdasarkan data hasil penelitian menunujukkan bahwa gambaran status gizi bayi umur 6-12 bulan di Posyandu Desa Bangbayang tahun 2015 menujukkan gizi baik. Hasil penelitian ini hampir sesuai dengan penelitian Hasmini Nurdin tahun 2012 di Puskesmas Perawatan MKB Lompoe Kota Parepare sama-sama menunjukkan gizi baik pada bayi usia 6-12 bulan.

Berdasarkan hasil bivariat menjukkan ada dua variabel yang mempengaruhi status gizi bayi usia 6-12 bulan berdasarkan BB/U, yaitu pendidikan dan pengetahuan. Menurut Euis (2014) pendidikan merupakan aktivitas proses belajar mengajar yang memberikan tambahan pengetahuan, mempengaruhi Variabel

Yang Diteliti OR (95% CI) P-Value

Umur - Dewasa Muda - Dewasa 2,603 (0,842-8,052) 0,165 Pendidikan - Rendah - Tinggi - 0,030** Pekerjaan - Tidak bekerja - Bekerja 2,708 (0,784-9,359) 0,184 Pengetahuan - Rendah - Tinggi 5,688 (1,6-19,8) 0,009* Sikap - Negatif - Positif 0,883 (0,284-2,744) 1,000 Tindakan - Buruk - Baik 2,370 (0,722-7,280) 0,218

(5)

proses berpikir secara sistematis. Pendidikan yang tinggi berkaitan dengan kemudahan memperoleh atau mencari informasi tentang gizi bagi bayi mereka.

Selanjutnya adalah pendidikan, hasil akhir analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang dignifikan dengan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan berdasarkan BB/U. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Harmini Nurdin (2012) yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status gizi bayi berdasarkan BB/U dengan p-value 0,027. Sebagian besar ibu yang mempunyai pengetahuan baik yang mempunyai pengetahuan baik mengenai ASI eksklusif memiliki bayi dengan status gizi normal, tetapi dibalik itu masih asa ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik mengenai ASI eksklusif mempunyai bayi dengan status gizi normal. Hal ini dimungkinkan karena banyak pengetahuan lain yang dimiliki ibu misalnya pemeliharaan gizi pada masa prenatal, pengawasan tumbuh kembang anak sejak lair dan pengetahuan tentang gizi (Moehji, 2003).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengindraan yang paling baik untuk mengetahui suatu objek adalah indra penglihatan dan indra pendengaran. Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan atau membentuk perilaku seseorang adalah pengetahun. Begitupula dengan tindakan dan keputusan yang diambil ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Tanpa adanya pengetahuan ibu yang cukup baik tentang ASI eksklusif, maka kemungkinan ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, yang nantinya akan mempengaruhi status gizi bayinya. KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Status gizi bayi umur 6-12 bulan sebagian besar memiliki status yang baik. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori dewasa, berpendidikan rendah, dan tidak Ibu bekerja. Hampir separuh

responden memiliki pengetahuan yang tinggi, sikap yang positif tentang ASI eksklusif, dan tindakan yang baik dalam pemberian ASI eksklusif. Variabel yang behubungan dengan status gizi bayi umur 6-12 bulan adalah pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dan variabel yang tidak berhubungan signifikan adalah umur, pekerjaan, sikap ibu terhadap ASI eksklusif, dan tindakan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

Saran

Disarankan kepada Posyandu Dahlia agar pada saat penyuluhan memberikan materi pengetahuan tentang ASI seperti pentingnya kolostrum diberikan pada bayi, kandungan yang terdapat dalam ASI, keunggulan bayi yang diberikan ASI, dan faktor yang dapat menghambat keluarnya ASI.

KEPUSTAKAAN

Euis, A. (2014). Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Di Kecamatan Majalaya

Kabupaten Karawang Tahun 2014. Tesis. Universitas Respati Indonesia. Jakarta.

Hasmini, N. (2014). Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status

Gizi Bayi Umur 6-12 Bulan Di

Puskesmas Perawatan MKB Lompoe Kota Pare-Pare Tahun 2012. Tesis. Universitas Indonesia. Depok.

Kementrian Kesehatan RI (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan.

Moehji. S. (2002). Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi 1. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Moehji. S. ( 2007). Ilmu Gizi 2. Jakarta:

Papas Sinar Sinanti.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Roesli, Utami. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Supariasa, D. N. ( 2001). Penilaian Status

Gizi. Jakarta: EGC.

UNICEF, (2013). Kemajuan Global Menunjukkan Bahwa Jumalah Balita

Pendek Bisa Dikurangi. Dikutip dari

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang telah didapat ini menunjukkan bahwa pengaruh iklan rokok di media televisi walaupun berada dalam level sangat rendah namun memiliki kontribusi terhadap perilaku

A második esetben az előrejelzések célja, hogy elsősorban a fiatalok (illetve családjaik), valamint az oktatási intézmények és a vállala- tok számára

Sedangkan penelitian Wijaya, dkk (2009) menyatakan bahwa variabel likuiditas yang diproksikan dengan Quick Ratio berhasil membuktikan pengaruh yang signifikan dan negatif

Analisis Angket Penilaian Siswa Terhadap

Akibatnya, siswa mudah mengingat materi yang ia gambarkan sendiri dalam mind map , selanjutnya akan bermanfaat pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi materi

Walau bagaimanapun, peserta kajian ini menyatakan bahawa keterlibatan mereka terhadap MBK secara keseluruhannya adalah bersifat secara tidak langsung, iaitu apabila

Perbedaan penelitian yang telah diteliti oleh penulis dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian ini berjudul “Himpunan Majelis Taklim Sabilul Muttaqin (HIMMATA)

Tidak lama kemudian, Franz datang menghampiri Novi dan menyuruh Novi menelpon Marlina untuk pulang dan mengembalikan kepala Markus.. Sesampainya di halaman rumah Marlina, Novi