• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kefir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kefir"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN STARTER BIJI KEFIR DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA PADA SUSU SAPI PENGGUNAAN STARTER BIJI KEFIR DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA PADA SUSU SAPI

TERHADAP pH DAN KADAR ASAM LAKTAT TERHADAP pH DAN KADAR ASAM LAKTAT (THE USE OF DIFFERENT CONCENTRATION OF

(THE USE OF DIFFERENT CONCENTRATION OF KEFIR GRAINS ON COW’S MILKKEFIR GRAINS ON COW’S MILK AND ITS EFFECTSAND ITS EFFECTS ON pH AND LACTIC ACID LEVEL

ON pH AND LACTIC ACID LEVEL))

Linda Agustina, Triana Setyawardani, Triana Yuni Astuti Linda Agustina, Triana Setyawardani, Triana Yuni Astuti Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

[email protected] [email protected] ABSTRAK

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan starter biji kefir dengan Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda pada susu sapi terhadap pH dan kadar asam laktat. Materi penelitian konsentrasi yang berbeda pada susu sapi terhadap pH dan kadar asam laktat. Materi penelitian yang digunakan adalah 20 liter susu sapi, kultur starter biji kefir (Balai Pascapanen Cimanggu, yang digunakan adalah 20 liter susu sapi, kultur starter biji kefir (Balai Pascapanen Cimanggu, Bogor), NaOH 0,1 N, indikator phenolphtalein 1%, dan larutan buffer 7. Metode penelitian yang Bogor), NaOH 0,1 N, indikator phenolphtalein 1%, dan larutan buffer 7. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Variansi dilanjutkan perlakuan dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Variansi dilanjutkan dengan uji BNJ. Perlakuan yang diberikan yaitu P

dengan uji BNJ. Perlakuan yang diberikan yaitu P11= susu + 2,5% starter biji kefir, P= susu + 2,5% starter biji kefir, P22= susu + 5%= susu + 5% starter biji kefir, P

starter biji kefir, P33= susu + 7,5% starter biji kefir, P= susu + 7,5% starter biji kefir, P44= susu + 10% starter biji kefir. Hasil penelitian= susu + 10% starter biji kefir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh menunjukkan bahwa penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan kadar asam laktat kefir yang dihasilkan. Rataan pH kefir sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan kadar asam laktat kefir yang dihasilkan. Rataan pH kefir sebesar P

sebesar P11= 4,34, P= 4,34, P22= 4,08, P= 4,08, P33= 3,96, P= 3,96, P44= 3,87. Rataan kadar asam laktat kefir sebesar P= 3,87. Rataan kadar asam laktat kefir sebesar P11= 0,64%,= 0,64%, P

P22= 0,78%, P= 0,78%, P33= 0,90%, P= 0,90%, P44= 1,06%. Penggunaan 10% konsentrasi starter biji kefir menghasilkan pH= 1,06%. Penggunaan 10% konsentrasi starter biji kefir menghasilkan pH terendah dan kadar asam laktat tertinggi. Penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi 10% terendah dan kadar asam laktat tertinggi. Penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi 10% direkomendasikan dalam pembuatan kefir susu sapi.

direkomendasikan dalam pembuatan kefir susu sapi. Kata Kunci :

Kata Kunci : susu sapi, kefir, starter biji kefir, nilai susu sapi, kefir, starter biji kefir, nilai pH, kadar asam laktatpH, kadar asam laktat ABSTRACT

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the effect of various concentration of kefir grains The purpose of this research was to study the effect of various concentration of kefir grains added to cow’s milk on pH and lactic

added to cow’s milk on pH and lactic acid level. The materials used in  acid level. The materials used in this research were 20 this research were 20 liter ofliter of fresh cow’s milk, kefir grains (Balai Pascapanen Cimanggu, Bogor), NaOH 0,1 N, indicator fresh cow’s milk, kefir grains (Balai Pascapanen Cimanggu, Bogor), NaOH 0,1 N, indicator phenolphtalein 1%, and buffer solution pH 7.

phenolphtalein 1%, and buffer solution pH 7. The method used in this research was experimentThe method used in this research was experimentalal with a Completely Rand

with a Completely Randomised Design (CRD) womised Design (CRD) with 4 treatments anith 4 treatments and 5 replications. d 5 replications. Data wereData were analyzed using Analysis

analyzed using Analysis of Variance, and pof Variance, and post-hoc test Honestly Sigost-hoc test Honestly Significant Difference Tesnificant Difference Test. t. TheThe treatments were P

treatments were P11= milk + 2,5% kefir grains, P= milk + 2,5% kefir grains, P22 = milk + 5% kefir grains, P= milk + 5% kefir grains, P33= milk + 7,5% kefir= milk + 7,5% kefir grains, P

grains, P44= milk + 10% kefir grains. = milk + 10% kefir grains. The result showed that the use of kefir graThe result showed that the use of kefir grains with differentins with different concentration signi

concentration significantly affected (P<ficantly affected (P<0,01) pH and lactic a0,01) pH and lactic acid level. cid level. The pH mean for PThe pH mean for P11= 4,34,= 4,34, P

P22= 4,08, P= 4,08, P33= 3,96, P= 3,96, P44= 3,87. The lactic acid level mean for P= 3,87. The lactic acid level mean for P11= 0,64%, P= 0,64%, P22= 0,78%, P= 0,78%, P33= 0,90%, P= 0,90%, P44== 1,06%.

1,06%. The use of 10% concentraThe use of 10% concentration kefir grains tion kefir grains produced the lowest pH produced the lowest pH and the highest lacticand the highest lactic acid level.

acid level. Kefir grains with concKefir grains with concentration of 10% is recentration of 10% is recommended to make cow's ommended to make cow's milk kefir.milk kefir. Key word : cow’s milk, kefir, starter kefir grains, pH, lactic acid.

Key word : cow’s milk, kefir, starter kefir grains, pH, lactic acid. PENDAHULUAN

(2)

dipasteurisasi kemudian ditambahkan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grains/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem (Usmiati, 2007). Starter biji kefir merupakan biakan starter yang sangat penting dalam pembuatan kefir dan merupakan campuran dari bakteri asam laktat dan ragi (Marshall dan Farrow, 1984). Standar CODEX No. 243 (CODEX, 2003) menyatakan

bahwa biji kefir ini mengandung Lactobacillus kefiri, spesies dari genus Leuconostoc, Lactococcus

dan  Acetobacter   yang tumbuh dengan hubungan yang spesifik dan kuat, biji kefir juga

mengandung khamir yang dapat memfermentasi laktosa yaitu Kluyveromyces marxianus maupun

yang tidak dapat memfermentasi laktosa yaitu  Saccharomyces unisporus, Saccharomyces

cerevisiaedan Saccharomyces exiguus.

Produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh jumlah dan jenis starter yang digunakan (Albaarri dan Murti, 2003). Dijelaskan lebih lanjut oleh Wijaningsih (2008) bahwa konsentrasi starter berpengaruh terhadap pH kefir dan aktivitas antibakteri. Konsentrasi starter menunjukkan kekuatan bakteri yang terlibat dalam perombakan laktosa. Pemberian konsentrasi starter yang tinggi akan menghasilkan kadar asam laktat dan alkohol yang tinggi pula akibat kerja dari mikroorganisme (Abubakar dkk., 2000).

Makanan dibagi menurut tingkat keasamannya yaitu: (1) makanan berasam rendah (pH tinggi) yang mempunyai pH di atas 4,5; (2) makanan asam yang mempunyai pH antara 4,0-4,5 dan (3) makanan yang berasam tinggi (pH rendah) yang mempunyai pH di bawah 4,0 (Winarno dkk, 1980). Susu segar memiliki pH antara 6,6-6,7 dan bila terjadi cukup banyak pengasaman oleh

aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun secara nyata (Buckle et al., 1987). Kefir memiliki

pH sebesar 4,6 dan kadar asam laktat  berkisar 0,8-1,1%  (Usmiati, 2007), sedangkan menurut

Oberman (1985) nilai pH kefir berkisar antara 3,8-4,6. Nilai kadar asam laktat tertitrasi selalu berbanding terbalik dengan nilai pH, semakin tinggi nilai pH makan semakin rendah kandungan asam dalam kefir (Rohim, 2001).

METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 20 liter susu sapi, kultur starter biji kefir (Balai Pascapanen Cimanggu, Bogor), NaOH 0,1 N, indikator phenolphtalein 1%, dan larutan buffer 7. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah panci; kompor gas; gas LPG; pengadul/spatula; timbangan; thermometer; toples; saringan; gelas ukur; kertas label; tisue; kain; lemari pendingin; batang pengaduk; pH meter; seperangkat alat uji kadar asam laktat.

Penelitian menggunakan metode eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Susunan perlakuannya adalah konsentrasi starter biji kefir 2,5%; 5%; 7,5% dan 10%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) (Stell and Torrie, 1996).

Kadar asam laktat diperoleh dari rumus perhitungan: Kadar asam laktat (%) = ml NaOH x N NaOH x 0,09 Berat sampel (gram)

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan hasil pH kefir susu sapi sebesar 4,06 dengan kisaran 3,87 s/d 4,34. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa penambahan konsentrasi starter biji kefir berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH kefir susu sapi yang dihasilkan. Semakin banyak penambahan biji kefir, pH kefir yang dihasilkan semakin rendah (Gambar 1).

Gambar 1. Rataan pH kefir susu sapi yang menggunakan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda (%)

Hasil uji lanjut BNJ, penambahan konsentrasi starter biji kefir 2,5% menghasilkan pH yang berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan konsentrasi starter biji kefir 5%, 7,5% dan 10%, untuk penambahan starter biji kefir pada konsentrasi 5%, 7,5% dan 10% menghasilkan pH yang sama (P>0,05). Peningkatan konsentrasi starter biji kefir berkaitan dengan peningkatan jumlah bakteri asam laktat, hal tersebut menyebabkan penurunan pH kefir susu sapi. Penurunan pH seiring dengan bertambahnya bakteri asam laktat saat fermentasi, hal ini sesuai dengan peran bakteri asam laktat dalam menguraikan laktosa susu menjadi asam laktat dan asam organik lainnya (Hofvendahl dan Haegerdal, 2000), kemudian asam laktat dan asam organik yang dihasilkan terakumulasi pada kefir susu sapi (Yang, 2000).

Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Albaarri dan Murti (2003) yaitu produk fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan starter dalam membentuk asam laktat yang ditentukan oleh konsentrasi dan jenis starter yang digunakan. Starter biji kefir mengandung jenis mikroorganisme

yaitu Lactobacillus, Streptococcus, Lactococcus, Acetobacter dan  khamir . Bakteri tersebut akan

bersimbiosis, sehingga dapat mempercepat fermentasi dan akan menghasilkan pH yang lebih rendah serta kadar asam laktat yang lebih tinggi daripada kultur tunggal.

Penambahan konsentrasi starter biji kefir 5%, 7,5% dengan 10% menghasilkan pH yang sama dengan nilai pH terendah pada kefir dengan penambahan starter biji kefir 10%. Semakin rendah

4,34± 0,12 (a) 4,08± 0,04 (b) 3,96± 0,06 (bc) 3,87± 0,03 (bc) 3.6 3.7 3.8 3.9 4 4.1 4.2 4.3 4.4 2.5 5 7.5 10    p    H

(4)

memiliki sifat antibakteri. Kisaran pH yang dihasilkan pada penelitian ini 3,87 s/d 4,34 sesuai

dengan penelitian Toba et al.,  (1982) yaitu susu yang mengandung bakteri asam laktat dari

berbagai strain dapat menghasilkan pH berkisar 3,73-5,10, tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Oberman (1987) yaitu nilai pH kefir berkisar antara 3,8-4,6, sedangkan menurut Usmiati (2007) pH kefir sebesar 4,6. Nilai pH 4,6 merupakan titik isoelektrik saat kasein berubah strukturnya membentuk koagulan sehingga terbentuk semi padat atau menjadi gel. Titik isoelektrik ini merupakan titik dimana muatan ion positif dan negatif sama sehingga pada titik itu kasein tidak bisa larut dalam air karena persinggungan antara kasein dan asam laktat me-nyebabkan terjadinya proses netralisasi sehingga kasein mengendap (Rahman dkk., 1992).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rataan kadar asam laktat kefir susu sapi sebesar 0,85% dengan kisaran 0,64% s/d 1,06%. Besarnya rataan kadar asam laktat pada masing-masing perlakuan disajikan dalam (Gambar 2). Hasil analisis variansi menunjukan bahwa penambahan konsentrasi starter biji kefir berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar asam laktat kefir susu sapi yang dihasilkan.

Gambar 2. Rataan kadar asam laktat kefir susu sapi yang menggunakan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda (%)

Hasil uji lanjut BNJ menunjukan bahwa peningkatan konsentrasi starter biji kefir akan diikuti dengan peningkatan kadar asam laktat yang dihasilkan, hal ini dikarenakan adanya aktivitas bakteri asam laktat dalam merombak laktosa. Perombakan laktosa menjadi asam laktat oleh

bakteri homofermentatif seperti Streptococcus dan beberapa spesies Lactobacillus terjadi melalui

proses glikolisis (jalur Embden-Mayerhoff-Parnass) yaitu pengubahan laktosa menjadi asam piruvat dan kemudian baru dipecah menjadi asam laktat (Hofvendahl dan Haegerdal, 2000). Bakteri homofermentatif menghasilkan lebih dari 85% asam laktat sebagai produk metabolitnya, sehingga asam laktat yang dihasilkan mampu memberikan kondisi asam (Surono, 2004).

Kadar asam laktat tertinggi dihasilkan dari penambahan konsentrasi starter biji kefir 10% sejalan dengan pH terendah yang diperoleh. Kadar asam laktat yang tinggi dan pH yang rendah

0,64± 0,02 (a) 0,78± 0,06 (b) 0,90± 0,03 (c) 1,06± 0,10 (d) 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 2.5 5 7.5 10    N    i     l   a   i     k   a     d   a   r    a    s    a    m     l   a     k   t   a    t     (   %     )

(5)

mempunyai fungsi sebagai antibakteri yaitu menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk

bakteri patogen dan pembusuk (Alakomi et al., 2000).

Farnworth (2005) menyatakan bahwa asam laktat yang terkandung dalam produk kefir

minimal 0,6%. Menurut Jay et al.,  (2005), konsentrasi akhir asam laktat dan alkohol dari kefir

diperkirakan maksimum 1%, berarti bahwa secara kualitas fisik kadar asam laktat yang dihasilkan dari penelitian ini berkisar antara 0,64-1,06% (Gambar 2) sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (2009) yaitu 0,5-2,0%, walaupun masih lebih rendah dari ketentuan Varnam dan Sutherland (1994), yaitu bahwa produk akhir dari kefir akan mengandung 0,9-1,1% asam laktat, sedangkan Usmiati (2007) menyatakan bahwa kefir memiliki kadar asam laktat berkisar 0,8-1,1%. SIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini yaitu nilai pH dan kadar asan laktat dipengaruhi oleh penggunaan konsentrasi starter biji kefir. Penggunaan starter biji kefir dengan konsentrasi 10% menghasilkan pH terendah dan kadar asam laktat tertinggi. Penggunaan starter biji kef ir dengan konsentrasi 10% direkomendasikan untuk pembuatan kefir susu sapi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya. Dekan Fakultas Peternakan UNSOED yang telah memberikan ijin dilakukannya penelitian ini. Papah, Mamah, kedua kakak dan adikku serta keluarga besar, terima kasih atas doa dan dukungan selama penelitian ini. Teman-teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, E. Dyah, Haw Lengkey dan D. S. Soetardjo. 2000. Kajian tentang Dosis Starter dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Kefir. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Alakomi, H. L., E. Skytta, M. Saarela, T. Mattila Sandholm, K. Latva Kala dan I. M. Helander. 2000. Lactic acid permeabilizes Gram-negative bacteria by disrupting the outer membrane. Appl Environ Microbiol. 66 (5): 2001-2005.

Albaarri, A. N., dan Murti, T. W. 2003. Analisa pH, Keasaman dan Kadar Laktosa pada Yakult, Yoghurt, Kefir. Proceeding Simposium Nasional Hasil-hasil Penelitian di Unika Soegijapranata, Semarang 22 Maret 2003.

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan: H. Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.

Codex Alimentarius Commission. 2003. Codex Standard for Fermented Milks: Codex STAN 243. FAO/WHO Food Standards.

Dewan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 2981: 2009 Yoghurt. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

(6)

Marshall, V. M., and J. A. E. Farrow. 1984. A Note on the Heterofermentative Lactobacillus Isolated from Kefir Grains. Journal Applied Bacteriology.

Oberman, H. 1985. Fermented Milk. In: Microbiology of Fermented Food. Elsevier Applied Science Publishers Ltd. London.

Pratiwi, T. 2008. Aktivitas Penghambat Starter Yogurt dan Kefir terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus selama Proses Fermentasi. Skripsi Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Rahman, A., S. Fardiaz, W. P. Rahaju, Suliantari dan C. C. Nurwitri. 1992. Bahan Pengajaran Teknologi Fermentasi Susu. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

Rohim, A. 2001. Kualitas Kefir dengan Menggunakan Bulk Menggunakan Starter Freeze Drying. Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

Steel, R. G. D, and J. H. Torrie. 1996. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. Dialihbahasakan oleh Bambang Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama. Ja karta.

Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. Yayasan Pengusaha Makanan dan

Minuman Seluruh Indonesia (YAPMMI). Jakarta.

Toba, T., K. Arihara, and S. Adachi,. 1982. Quantitative Changes in Sugar, Especially Oligosaccharides, During Fermentation and Storage of Yogurt. J. Dairy Sci. 66:17-19.

Usmiati, S. 2007. Kefir, Susu Fermentasi dengan Rasa Menyegarkan. Jurnal Warta Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Vol. 29 (2). Bogor.

Varnam, A. H. and J. P. Sutherland. 1994. Milk and Milk Product; Technology, Chemistry and Microbiology. London.

Wijaningsih, W. 2008. Aktivitas Antibakteri In Vitro dan Sifat Kimia Kefir Susu Kacang Hijau (Vigna Radiata) Oleh Pengaruh Jumlah Starter dan Lama Fermentasi. Tesis Program Pasca Sarjana UNDIP. Semarang.

Winarno, F. G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia. Jakarta. Yang, Z. 2000. Antimicrobial compounds and extracellular polysaccharides produced by lactic acid

bacteria: Structures and properties. Disertasi. Faculty of Agriculture and Forestry University of Helsinki. Helsinki.

Gambar

Gambar 1. Rataan pH kefir susu sapi yang menggunakan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda (%)
Gambar 2.  Rataan kadar asam laktat kefir susu sapi yang  menggunakan starter biji kefir dengan konsentrasi yang berbeda (%)

Referensi

Dokumen terkait

kesehatan pengembangan)UPT Puskesmas playen II tahun 2010 Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100% yang termasuk kurang yaitu : Upaya promosi kesehatan(79%) dan

Parameter yang digunakan dalam pemilihan lokasi terminal penumpang tipe A adalah penggunaan lahan yang didapatkan dari interpretasi citra Geo Eye-1 , kelas jalan,

Pada proyek pembangunan Gedung Dinas Kesehatan Kota Semarang, pihak pelaksana telah melakukan pengendalian alat dengan baik sebagai salah satu contoh mnajemen

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kelayakan dermaga saat ini berdasarkan nilai BOR dan memproyeksikan pertumbuhan kunjungan kapal dalam jangka pendek,

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kontrak kerja konstruksi pekerjaan pembangunan pondasi pabrik antara PT Indocali Plast dengan

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Rizka Ayu Ramadhanty, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PENERAPAN NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA ORGANISASI (Studi Kasus

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT Panatrade

Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin. Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api listrik. Pada waktu torak hampir