Gelar Konser Kedua, UKM
Orkestra Lantunkan Lagu-lagu
Cinta 1990-an
UNAIR NEWS – Lagu-lagu hits tahun 1990an digubah secara apik
para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Orkestra Universitas Airlangga. Melalui lantunan lagu-lagu tersebut, mereka mengajak para penonton bernostalgia, Jumat (12/5) malam, di Gedung Cak Durasim.
Sederet 20 komposisi-komposisi kenamaan yang meluncur di telinga pendengar antara lain Dari Hati (Club 80’s), Satu Yang Tak Bisa Lepas (Reza Artamevia), Untukku (Chrisye), Bahasa Kalbu (Titi DJ), dan Inikah Cinta (M.E).
Bukanlah tanpa alasan bagi para anggota UKM Orkestra untuk memilih lagu-lagu tersebut untuk kembali diperdengarkan kepada penonton. Ketua pelaksana konser bertajuk “Melodi Cinta 90”, Muhammad Camal Ed Dien, mengatakan lagu-lagu cinta tahun 1990an tak lekang waktu.
“Lagu-lagu tahun 90an cukup kompleks. Komposisinya tidak sederhana. Ini yang membedakan dengan lagu-lagu sekarang,” tutur Camal ketika diwawancarai.
Camal mengaku, pihaknya mempersiapkan konser sejak bulan Februari 2017. Dalam jangka waktu yang terbilang singkat itu, mereka mengadakan latihan secara rutin. “Yang bisa kami lakukan adalah disiplin latihan, mengubah attitude, menghargai waktu, orang dan proses,” jawab Camal.
“Kami latihan seminggu dua kali secara rutin dan membiasakan tepat waktu. Kami percaya bahwa sikap yang kami lakukan akan berbuah hasil yang memuaskan,” imbuh Camal yang juga mahasiswa Fisika tahun 2014.
Konser seperti ini bukanlah hal pertama bagi para anggota UKM Orkestra. Camal menjelaskan, ada perbedaan besar dari konser perdana dengan Melodi Cinta 90an. Perbedaan itu terlihat dari tempat, jumlah penonton, hingga jumlah lagu yang dibawakan. Pendiri UKM Orkestra, Candra Dinata, bercerita bahwa konser yang dihadiri hampir 600 orang tersebut dihadiri kalangan sivitas akademika UNAIR, masyarakat, dan orang tua para pemain musik.
Candra yang juga alumnus Ilmu Politik UNAIR tak memungkiri rasa bangganya atas penyelenggaraan konser kedua UKM Orkestra. “Konser kali ini sangat spesial karena berbeda dengan gelaran konser perdana,” ujarnya.
Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
Airlangga Aquatic Borong
Medali dari Bandung
UNAIR NEWS – Delegasi UKM Airlangga Aquatic terus mengukir prestasi. Kali ini, perwakilan UNAIR ini berhasil meraih Best Men’s Nationals Runner Up di ajang Liga Mahasiswa (LIMA) Swimming Competition tingkat nasional yang diselenggarakan di Kolam Prestasi KONI Jawa Barat, Bandung, pada 8 sampai 9 mei lalu.
Mereka sukses memeroleh total 8 medal. Rinciannya, Krisna Bayu, FEB 2014, yang meraih gold medal 50 meter gaya dada, gold medal 100 meter gaya dada, silver medal 50 meter gaya bebas, seta bronze medal 100 meter gaya bebas.
Selain itu, ada juga Ghazy Asyraf C. N., FEB 2014, yang meraih silver medal 50 meter gaya dada dan silver medal 100 meter gaya dada.
Dikategori Tim, Krisna dan Ghazy bergabung dengan Dio Novandra Wibawa, FH 2014 dan Bagus Ramadhan, FH 2016. Mereka berhasil membawa pulang bronze medal estafet 4 x 100 meter gaya ganti, dan bronze medal estafer 4 x 100 meter gaya bebas.
“Kami ingin terus berprestasi. Kami ingin ikut membawa nama harum kampus,” kata Alfin Kurnia Ashari, ketua UKM Airlangga Aquatic. (*)
Sivitas Akademika Diharapkan
Patuhi Rambu-rambu di Kampus
UNAIR NEWS – Dalam mendukung produktivitas dan keselamatank e r j a , u n i t K e s e h a t a n d a n K e s e l a m a t a n K e r j a ( K - 3 ) menyelenggarakan pelatihan Pelaksanaan K-3 dan Sistem Manajemen K-3. Pelatihan ini diikuti oleh 83 peserta dari seluruh unit di lingkungan rektorat, lembaga, dan fakultas, di Malang pada Jumat dan Sabtu (12-13 Mei).
Direktur Sarana Prasarana dan Lingkungan, Karnaji, M.Sos., mengatakan bidang K-3 merupakan salah satu unit yang akan dinilai oleh para penjamin mutu. Oleh sebab itu, peserta diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat serta mendukung pencapaian universitas menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.
masing-masing unit, lembaga, dan fakultas dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Ke depannya, K-3 termasuk pada bagian yang dinilai,” tutur Karnaji.
Karnaji menambahkan, para petugas pelaksana di masing-masing unit dapat mengidentifikasi permasalahan K-3. Untuk itulah, pelatihan ini diharapkan dapat memberi bekal pengetahuan yang bisa digunakan di tataran praktis untuk bekerja sesuai tugas, pokok, dan fungsi di keselamatan kerja kendati berada di wilayah-wilayah yang tidak berisiko tinggi secara kasat mata. Ketua Subdirektorat K-3, Mulyono, M.Kes, mengatakan pelatihan ini berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas kerja. “Menata suatu lingkungan serta mengidentifikasi sumber bahaya itu penting, sehingga nantinya tidak menimbulkan bahaya bagi para pekerja. Tujuannya, agar sivitas akademika merasa aman dan nyaman dalam proses belajar maupun penelitian,” terang Mulyono.
“Sebelum ada K-3 di UNAIR, fasilitas untuk disabilitas tidak ada. Saat ini, semua fakultas telah dilengkapi itu,” tutur dosen K-3 di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Mulyono menambahkan, peserta pelatihan diharapkan cepat tanggap terhadap permasalahan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja di unit masing-masing.
Di sisi lain, pengajar FKM UNAIR juga mengatakan, implementasi K-3 juga perlu melibatkan sivitas akademika baik dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. Mulyono berharap menyarankan agar sivitas akademika mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan kampus.
“Di kampus sudah ada rambu-rambu bahwa kendaraan boleh melaju dengan kecepatan maksimal sama dengan 10 kilometer per jam. Peraturan-peraturan semacam itu seharusnya ditaati oleh sivitas,” harap Mulyono.
Editor: Defrina Sukma S
UKM Bulutangkis UNAIR Duduki
Posisi ke-3 di Perbanas
Badminton Cup 2017
UNAIR NEWS – Begitu banyak prestasi yang ditorehkan oleh
keluarga besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Airlangga. Kali ini prestasi datang dari UKM Bulutangkis. Pada 5-7 Mei lalu, UKM Bulutangkis memperoleh Juara III kategori Ganda Campuran pada kompetisi Perbanas Badminton Cup 2017.
Pasangan atlet ganda campuran tersebut adalah Kahfi Ardy (Sosiologi, 2013) dan Aprilia Ika (Ilmu Komunikasi, 2015). Kompetisi berlangsung di Gedung Olahraga Mikasa Baratajaya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
Tim Bulutangkis UNAIR menduduki juara ketiga setelah melawan Universitas Surabaya (Ubaya). April sapaan karib Aprilia Ika mengatakan, perebutan posisi ketiga antara UNAIR dan Ubaya terbilang sengit. Pasalnya, skor yang mereka dapatkan tidak jauh berbeda.
Berbekal motto kebanggan UKM UNAIR yakni “Semangat Dadi Juara”, akhirnya UNAIR berhasil unggul dari Ubaya dengan perolehan score 21-16.
“Awalnya pada babak satu kami bertemu dengan Universitas Ciputra, babak kedua melawan Ubaya, dan semi final kami bertemu Ubaya lagi. Perjalanan panjang tersebut akhirnya mengantarkan kami merebut Juara III di Perbanas Badminton Cup
Selain berlatih secara intensif, di balik jejak prestasinya, sudah sejak kecil Aprilia menggeluti dunia bulutangkis. “Sejak SD saya sudah mulai ikut club bulutangkis. Jadi kalau mengikui pertandingan seperti ini saya sudah cukup sering,” jelas April.
Selama lima bulan ini, UKM Bulutangkis berhasil memboyong juara sebanyak lima kali. Juara yang mereka raih di tahun 2017 diantaranya adalah Juara III Team Putra dan Juara III Tim Putri Liga Mahasiswa Sub-Conference Surabaya 2017, Juara III Tunggal Putra dan Juara III Ganda Campuran Ma Chung Olympiad
2017, dan terakhir pada bulan ini yaitu Juara III Ganda
Campuran Perbanas Badminton Cup 2017.
“Alhamdulillah tahun ini UKM Bulutangkis dari tahun ke tahun semakin ada peningkatan dalam hal mencetak prestasi. Selama lima bulan ini sudah ada lima prestasi yang berhasil diboyong. Tentunya, pencapaian ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Semua ini tidak terlepas dari motivasi para atlet untuk selalu membanggakan UNAIR lewat UKM,” tambah Drupadi Putri A. selaku Wakil Ketua UKM Bulutangkis 2017. (*)
Penulis : Disih Sugianti
Editor : Binti Q. Masruroh
UKM Karate Do Kantongi Dua
Emas dan Tiga Perunggu di
POMDA Jatim
UNAIR NEWS – Setelah mendapatkan medali perunggu di
UKM Karate Do kembali membawa dua medali emas dan tiga medali perunggu pada kejuaraan Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) ke XV. POMDA XV berlangsung pada 10-11 Mei lalu bertempat di Gedung Olahraga Pertamina, Universitas Brawijaya, Malang.
Lima medali tersebut diperoleh oleh sepuluh kontingen yang didelegasikan. Mereka adalah Hans Syahputra yang meraih emas pada Kelas KATA perorangan Putra, Ainur Rachma yang meraih emas pada Kelas Kumite Perorangan -68 Kg Putri, Yunara Satriva yang meraih perunggu pada Kelas Kumite Perorangan -50 Kg, Farah Diba Nur Fanani yang meraih perunggu pada Kelas Kumite Perorangan -61 Kg, dan Nabila Dara Wungsu yang meraih perunggu pada Kelas Kumite Perorangan +68 Kg Putri.
Dalam mempersiapkan kompetisi, terhitung dua kali dalam seminggu para atlet memanfaatkan waktu untuk latihan fisik. Porsi latihan yang tidak begitu intensif nyatanya tak membatasi atlet untuk berprestasi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ketua UKM Karate Do 2017 Tito Frandiansyah Putra Gandi.
“Latihan sebelum pertandingan di student centre (SC) tidak begitu intensif, hanya dua kali dalam seminggu dan terhitung tiga mingguan latihan di kampus. Tapi saya tekankan kepada atlet bahwa latihan tidak hanya di satu tempat, bisa dimana saja asalkan semangat, pantang menyerah, disiplin waktu, dan disiplin diri sendiri,” ujar Tito yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun angkatan 2015.
Pengalaman berbeda datang dari Hans Syahputra. Tiga hari sebelum kejuaraan ini, Hans terlibat dalam kompetisi South East Asia Karate Federation Karate Championship 2017 (SEAKF 2017) di Semarang dan mengantongi medali perak. Sehingga, untuk menghadapi POMDA 2017, Hans cukup dengan melakukan latihan ringan.
2017 di Semarang. Jadi untuk persiapan POMDA yang berlangsung tiga hari itu, saya hanya latihan ringan untuk menjaga stamina saja. Soalnya jadwalnya sudah mepet,” ujar Hans.
Sebagai salah satu UKM yang menjadi lumbung prestasi, Tito berharap UKM Karate Do dapat memperbanyak prestasi melalui beragam kejuaraan yang diikuti. Ia juga berharap, UKM Karate Do dapat membuat kegiatan tingkat nasional yang menjadi impian dalam dua tahun ini.
“Selain sebagai lumbung prestasi, UKM Karate Do juga punya mimpi yaitu dapat membuat kegiatan tingkat nasional yang dua tahun ini belum terwujud,” imbuhnya. (*)
Penulis : Disih Sugianti
Editor : Binti Q. Masruroh
Membaca
dan
Menulislah
seperti Kartini
UNAIR NEWS – Mahasiswa Program Studi S-1 Antropologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga menyelenggarakan seminar “Perjuangan Kartini dan Emansipasi Pendidikan Kaum Perempuan”, Rabu (10/5). Seminar yang diselenggarakan di Aula Soetandyo tersebut dihadiri lebih dari seratus peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.
Sebelum seminar tersebut dimulai, tiga mahasiswa Antropologi tahun angkatan 2015 memaparkan mini riset. Mereka adalah Treesya, Dian Firda, dan Afiarta. Mereka menyampaikan hasil riset tentang pendidikan perempuan mahasiswa di antaranya nilai indeks prestasi kumulatif, dan keaktifan organisasi.
Narasumber seminar, Dr. Pinky Saptandari, menjelaskan kepiawaian pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini dalam menulis dan berkorespondensi tak mungkin dimiliki tanpa pengalaman membaca yang luas.
“Jadi, para mahasiswa tidak akan bisa menulis kalau kalian tidak membaca terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain Pinky, ada Iva Hasanah pegiat sekolah perempuan pada Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan Jawa Timur, yang menjadi narasumber dalam seminar tersebut. Iva mengatakan, kajian-kajian tentang perempuan berbeda dengan isu-isu umum. “Sehingga untuk memgkaji isu perempuan diperlukan kacamata perspektif gender,” ujar Iva.
Dalam kesempatan tersebut, Koordinator Prodi S-1 Antropologi Tri Joko Sri Haryono, M.Si juga memberikan sambutan. “Dari Kartini, ada banyak hal yang bisa kita dapat, misalnya tentang menulis. Maka, jadilah pena karena kekuatan pena sungguh luar biasa, seperti apa yang dilakukan oleh Kartini,” ungkapnya. Penulis: Akhmad Janni
Editor: Defrina Sukma S
Prodi
Sastra
Indonesia
Tingkatkan Kualitas Capaian
Pembelajaran
UNAIR NEWS – Guna membahas tentang kurikulum pembelajaran,
Airlangga menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara Pertemuan Forum Program Studi Sastra Indonesia IV (PROPROSSI).
Pertemuan forum yang dihadiri para pengajar Sastra Indonesia senasional dilangsungkan di Surabaya, Selasa (9/5). Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, Ph.D, dalam sambutannya mengatakan bahwa capaian pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan pangsa kerja di level nasional maupun regional.
“Pemantapan capaian pembelajaran ini penting karena menyangkut kompetensi ahli yang diluluskan suatu universitas,” tutur Djoko.
Selain itu, Djoko mengharapkan agar prodi yang berdiri tahun 1988 ini bisa mengajukan diri untuk divisitasi asesor ASEAN’s University Networking (AUN). “AUN itu suatu jejaring universitas tingkat ASEAN dan UNAIR termasuk di dalamnya. Itu merupakan suatu assessment dari proses pendidikan. Sertifikasi itu menitikberatkan proses manajemen pendidikan,” tutur Djoko. Dekan FIB Diah Ariani Arimbi, Ph.D., menyambut baik pelaksanaan acara ini. Diah menyebutkan, forum semacam ini bisa menjadi embrio lembaga akreditasi mandiri terutama untuk mengembangkan mutu prodi.
“Ada banyak perkembangan sejumlah kebijakan terkait prodi yang dikeluarkan Dikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) yang bisa menjadi tantangan dan potensi,” ucap Diah, dosen Departemen Sastra Inggris FIB UNAIR.
Ketua panitia acara sekaligus dosen Departemen Sastra Indonesia, Puji Karyanto, M.Hum., mengatakan pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi soal capaian pembelajaran guna meningkatkan kualitas prodi.
“Kesepakatan yang dicapai dalam forum ini bermanfaat untuk iklim akademik di program studi Sastra Indonesia khususnya,” tutur Puji.
Sejak tahun 2015, prodi S-1 Sastra Indonesia UNAIR memperoleh akreditasi A berdasarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Saat ini, pihak prodi terus memacu diri untuk memperoleh sertifikasi AUN. Berangkat dari sertifikasi prodi tingkat regional, diharapkan manajemen prodi dapat menaikkan level manajemen pendidikan untuk mendapatkan akreditasi internasional.
“Untuk menuju ke arah situ, S-1 Sastra Indonesia UNAIR tidak akan sampai satu tahun, karena manajemen pendidikan sekarang sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku,” ucap Djoko dengan nada optimis.
Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S
Empat Menteri Jadi Pengurus
PP
IKA
UNAIR
Periode
2017-2021
UNAIR NEWS – Satu ketua lembaga tinggi negara dan empat
menteri Kabinet Kerja, masuk dalam susunan pengurus Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Alumni Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya periode 2017-2021. Mereka merupakan bagian dari Dewan Pertimbangan PP IKA-UA yang diumumkan langsung oleh Ketua Umum PP IKA-UA Drs. Ec. Haryanto Basoeni bersama keempat anggota formatur, di Gedung Rektorat, Rabu (10/5).
Pejabat setingkat menteri itu semua alumni UNAIR. Ketua Mahkamah Agung RI Prof. Dr. H.M. Hatta Ali, SH, MH, adalah Ketua Umum IKA-UA periode 2012-2017 dan alumni FH UNAIR.
Menteri ESDM Ignasius Jonan, SE alumni FEB, Mendikbud Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP dan Menteri PAN-RB Dr. Asman Abnur, SE., M.Si keduanya alumni Sekolah Pascasarjana, dan Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, alumni FISIP UNAIR.
Haryanto secara bergantian bersama tiga dari empat anggota formatur lainnya, yaitu Dr. H. Akmal Boedianto, SH., M.Si., Dr. M. Budi Widajanto, Drs.Ec., MP., Drs. Sumpono, M.Si., mengumumkan susunan pengurus PP IKA-UA. Satu anggota formatur Dr. dr. Hendy Hendarto, SpOG absen.
Selain kelima tokoh alumni diatas, Dewan Pertimbangan PP IKA-UA juga terdapat Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo, SH., MH (alumni FH UNAIR), Rektor UNAIR, Dr. H. Sunarto, SH., MH., Dr. Aminsyah, SH., M.Si., Prof. Dr (HC) Chairul Tanjung, drg., Prof. Dr. Med. Puruhito, dr., SpB-TKV(K), Prof. Dr. Fasich, Apt., Dr. Prasetio, SE., MH., Yunus Yamanie, SH., Dr. H. Taufikurachman Saleh, SH, M.Si., Dr. Sri. S. Tardjo Teddy Rusdi, SH., M.Hum., Drs. Ec. Mashariono, MM., Dr. Suko Hardjono, MS., Apt., dan Brigjen. TNI Soebagio, SH., M.Hum. Sebagai Ketua Umum PP IKA, Haryanto Basoeni didampingi Ketua I Dr. H. Akmal Boedianto, SH., M.Si., Ketua II Dr. dr. Pudjo Hartono, Sp.OG(K), Ketua III Drs. Harry Bagyo, MM., Apt., Ketua IV Kol. Dr. Triyoga Budi Prasetyo, M.Si., dan Ketua V Drs. Koko Srimulyo, M.Si.
Sedangkan Sekretaris Jenderal dipercayakan kepada Dr. M. Budi Widajanto, Drs.Ec., MP., Sekretaris I Noer Chotimah, SKM., M.Kes., Sekretaris II Agoes Widiastono, SE., Ak., Sekretaris III Dyah Ayu, S.Psi., Sekretaris IV Dicky Fanani, S.PI., dan Sekretaris V Adrian Perkasa, S.Hum., MA.
Pada jajaran Bendahara Umum dipercayakan kepada Drs. Ec. Edi Utomo. Bendahara I dijabat oleh Drs. P. Totok Lusida, Apt., Bendahara II Dra. Sri Widarmami, Ak., Bendahara III Rahaditya Puspa K, S.Hum., M.Hum., Bendahara IV Achmad Indah Arifuddin, SE., Ak., CA., dan Bendahara V Wahida Ariffianti, S.PSi.
Kepengurusan IKA-UA periode ini juga disertai sepuluh Departemen, dimana lima diantaranya merupakan departemen baru, yaitu (1) Dept. Kajian Keilmuan Strategis dan Kebijakan Publik, (2) Dept. Kajian Internasional dan Pendayagunaan Alumni Global, (3) Dept. Usaha Kreatif dan Penggalangan Dana, (4) Dept. Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga, (5) Dept. Pengembangan dan Kerjasama Almamater.
Sedangkan lima departemen yang sudah ada (lama) adalah: (6) Dept. Pengembangan Organisasi Alumni, (7) Dept. Pengabdian Masyarakat dan Tanggap Bencana, (8) Dept. Pemberdayaan dan Pengembangan Karir Alumni, (9) Dept. Publikasi, Dokumentasi dan Humas, serta (10) Dept. Jejaring dan Data Base Alumni.
”Alhamdulillah tak sampai maksimal 30 hari dari waktu yang diberikan sejak Kongres IX 15 April lalu, kami sudah melengkapi pengurus PP IKA-UA. Syarat-syaratnya juga kami penuhi, antara lain tidak memilih teman, personilnya merata dari alumni semua fakultas, selain pengurus yang ditunjuk juga atas rekomendasi IKA Fakultas,” kata Haryanto Basoeni.
Dalam pesannya diakhir acara, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA, menilai bahwa komposisi pengurus yang terpilih ini sudah beragam dan mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika, merata dari semua fakultas dan dari beberapa perwakilan daerah di Indonesia. Susunan ini sangat prospektif, sebab tantangan kedepan sangat berat, sehingga untuk meningkatkan employe reputation diharapkan cabang-cabang IKA-UA di luar negeri sebaiknya juga dibentuk.
”Dengan pemberdayaan IKA-UA internasional, misalnya alumni UNAIR yang di Jepang, di Belanda, di Amerika, dan dilain negara lagi, rasanya ini perlu dihimpun. Jika ini bisa diwujudkan maka akan sangat bagus,” kata Prof. Moh Nasih. (*)