• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN EFISIENSI

PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN GIANYAR

TAHUN 2014-2016

1

I Wayan Benny Noviana Putra,1Edy Sujana, 2I Gusti Ayu Purnamawati

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{[email protected],[email protected],[email protected]}@undik sha.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame Kabupaten Gianyar, untuk mengetahui efisiensi pemungutan pajak reklame Kabupaten Gianyar dan untuk mengetahui kontribusi pajak reklame terhadap PAD Kabupaten Gianyar tahun 2014 - 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data skunder, berupa target dan realisasi penerimaan pajak reklame pada Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis efektivitas, analisis efisiensi, serta analisis kontribusi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 - 2016 yakni sebesar 104.21% untuk tahun 2014; 105.10% untuk tahun 2015 dan 107.54% untuk tahun 2016 yang tergolong sangat efektif, 2. Tingkat efisiensi pemungutan pajak reklame Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 - 2016 tergolong sangat efisien dengan prosentase sebesar 4,04% pada tahun 2014; 3,67% pada tahun 2015 dan 3,30% pada tahun 2016 secara keseluruhan berada pada tingkat sangat efisien, 3. Kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 - 2016 yakni sebesar 0,69% untuk tahun 2014; 0,70% untuk tahun 2015 dan 0,60% untuk tahun 2016 yang berkontribusi sangat kurang dengan rasio kontribusi yang berfluktuatif setiap tahunnya.

Kata kunci: pajak, pendapatan, efektivitas, efisiensi, kontribusi

Abstract

The purpose of this study is to determine the level of effectiveness of advertisement tax revenue Gianyar regency, to determine the efficiency of tax collecting Gianyar regency and to know the contribution of advertisement tax to PAD Gianyar regency 2014 - 2016. This research is a quantitative descriptive research. The data used are secondary data, in the form of target and realization of advertisement tax revenue at Investment Department and PTSP Gianyar Regency. Data collection techniques used interview techniques, and documentation. Data analysis used in this research is effectiveness analysis, efficiency analysis, and contribution analysis.

The results of this study indicate that: 1. The effectiveness rate of advertisement tax revenues Gianyar District in 2014 - 2016 that is equal to 104.21% for the year 2014; 105.10% for 2015 and 107.54% for 2016 which is very effective, 2. The efficiency rate of advertisement tax collecting in Gianyar Regency in 2014 - 2016 is very

(2)

efficient with percentage of 4.04% in 2014; 3.67% in 2015 and 3.30% in 2016 as a whole is at a very efficient level, 3. The contribution of advertisement taxes to the Gianyar District's Gianyar Original Revenue in 2014 - 2016 at 0.69% for 2014; 0.70% for 2015 and 0.60% for 2016 which contributes very less to the ratio of fluctuating contribution each year.

Keywords: tax, income, effectiveness, efficiency, contribution PENDAHULUAN

Pajak adalah salah satu sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia. Pajak dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) merupakan sumber penerimaan terbesar.

Terbitnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang perimbangan daerah memiliki dampak terhadap sumber-sumber penerimaan negara dan juga daerah. Terbitnya Undang-Undang tersebut menyebabkan daerah secara otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam tatanan NKRI. Daerah diperkenankan untuk mencari sumber pendapatan daerah salah satunya dengan melakukan pungutan pajak daerah.

Otonomi daerah menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak dan retribusi daerah merupakan dua sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), di samping penerimaan dari kekayaan daerah yang dipisahkan serta PAD lain-lain yang sah. Semakin tinggi peranan PAD dalam pendapatan daerah merupakan cermin keberhasilan usaha-usaha atau tingkat kemampuan daerah dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah tidak saja menggali sum¬ber - sumber keuangan tetapi harus sanggup mengelola dan menggunakannya sesuai den¬gan prinsip value for money dalam rangka pe¬nyelenggaraan pemerintah daerah, sehingga ketergantungan terhadap bantuan pemerin¬tah pusat harus seminimal mungkin (Purnamawati, 2014). Dengan berkurangnya ketergantungan terhadap pe¬merintah pusat maka Pendapatan Asli Daerah menjadi sumber pendapatan

terbesar.Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:96). Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah. Peningkatan penerimaan PAD akan tercapai apabila berbagai sumber pendapatannya dikelola dan pelaksanaannya dilakukan secara optimal. Secara umum, semakin tinggi kontribusi pendapatan asli daerah dan semakin tinggi kemampuan daerah untuk membiayai kemampuannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan yang positif (Landiyanto, 2005).

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 memberikan peluang kepada daerah kabupaten/ kota untuk memungut jenis pajak daerah lain yang dipandang memenuhi syarat, selain ketujuh jenis pajak kabupaten/kota yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah kabupaten/kota dalam mengantisipasi situasi dan kondisi serta perkembangan perekonomian daerah pada masa mendatang yang mengakibatkan perkembangan potensi pajak dengan tetap memperhatikan kesederhanaan jenis pajak dan aspirasi masyarakat serta memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.Menurut Siahaan, (2005) salah satu penerimaan daerah adalah pajak reklame yang merupakan bagian dari pajak daerah. Pajak reklame adalah pungutan yang dikenakan terhadap penyelenggaraan reklame. Pajak reklame dikenakan dengan alasan bahwa reklame dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan didengarkan dari suatau tempat

(3)

umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak reklame merupakan pajak daerah yang merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing-masingdan hasil pungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah (Prakasa, 2005). Pemberian beban bagi wajib pajak reklame memang bukan semata-mata karena meningkatkan kebutuhan dana untuk pembangunan saja, tetapi juga disebabkan sifat pajak reklame sebagai pajak objektif yang dasar pengenaannya adalah nilai sewa reklame (NSR). NSR yang diperhatikan dengan memperhatikan lokasi penempatan, jenis reklame, jangka waktu penyelengaraan, dan ukuran media reklame (Sunarto, 2005). Variabel yang dipakai adalah tarif pajak reklame paling tinggi sebesar 25 persen yang ditetapkan dalam peraturan daerah selain NSR, realisasi pajak reklame juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu jumlah wajib pajak reklame, jumlah industry dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Gianyar adalah salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki sumber daya alam yang sangat potensial dan memiliki kebudayaan yang beraneka ragam yang meliputi adat istiadat maupun kesenian. Sektor perekonomian yang utama di Kabupaten Gianyar adalah sektor pariwisata. Dalam bidang seni memiliki daya tarik tersendiri karena bisa dijadikan identitas daerah sehingga diketahui oleh dunia. Berkembangnya industri pariwisata di Kabupaten Gianyar telah mampu menggerakkan sektor–sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dengan industri pariwisata, seperti sektor industri pengolahan, hiburan, perdagangan dan juga sektor hotel dan restoran. Adanya perkembangan pada sektor pariwisata membuat terciptanya persaingan antara pelaku usaha tersebut maka wadah untuk pemasaran produk pun semakin banyak dibutuhkan, tidak hanya lewat media cetak, media elektronik juga semakin marak dibutuhkan. Lahirnya media baik cetak

maupun elektronik, dijadikan sebagai modal besar untuk para pengguna sektor perdagangan, salah satu yang paling diminati adalah pemasaran lewat media reklame. Media reklame dianggap sebagai alternatif pemasaran yang menguntungkan dan sangat efektif. Reklame dianggap mampu menarik calon konsumen karena reklame bisa diakses oleh semua pihak. Hal ini menjadikan reklame sebagai salah satu potensi dan perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, baik dalam hal pemberian aturan dan tarif pemasangan reklame yang diatur oleh undang-undang maupun peraturan daerah. Pajak Reklame cukup potensial untuk waktu yang akan datang. Dalam ilmu marketing ada bauran pemasaran yang dipakai sebagai instrumen kebijakan perusahaan. Salah satu bauran pemasaran tersebut adalah promosi yang terdiri antara lain iklan, reklame dan promosi penjualan. Oleh karena itu obyek pajak reklame akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan perusahaan atau industri (Sofian, 1997).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2001, pajak reklame dikenakan atas nilai sewa reklame tergantung seberapa banyak orang pribadi atau badan yang memasang reklame. Minat untuk memasang reklame antara lain ditentukan oleh seberapa besar kepentingan orang atau badan untuk berkepentingan dengan pemasangan produk barang atau jasa. Pihak yang paling berkepentingan dengan pemasangan reklame adalah produsen barang dan jasa merupakan objek pajak (Nurmayasari,2010). Dengan demikian dasar pengenaan pajaknya dapat didekati dengan seberapa banyak produsen barang dan jasa yang ada, walaupun tidak semua produsen memasang reklame (Sutrisno,2000). Dari beberapa pendapat tentang faktor yang mempengaruhi peningkatan penerimaan pajak daerah di ambil beberapa faktor yang di duga akan berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame di Kabupaten Gianyar yaitu jumlah penduduk, jumlah industri dan PDRB.

(4)

Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2014-2016

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase 2014 227.890.081.058,20 276.603.965.735,79 121.38% 2015 269.427.532.006,48 307.668.563.048,17 114.19% 2016 356.677.532.006,48 372.927.607.963,71 104.56% Sumber: BPKAD Kabupaten Gianyar tahun 2014-2016 (Data Diolah)

Dari Tabel di atas, jelas terlihat bahwa jumlah pendapatan asli daerah dari penerimaan pajak daerah terus mengalami peningkatan, baik dari segi target maupun dalam realisasinya. Kabupaten Gianyar, sesuai dengan visinya mewujudkan Gianyar “BAGUS” (Bersih, Alami, Giat, Berbudaya, dan Sejahtera) dan daerah yang menjadi pusat pariwisata di Bali setelah Kabupaten Badung, merupakan tempat yang sangat strategi untuk pemasang reklame suatu produk ataupun jasa. Dengan pemungutan pajak atas reklame tersebut pemerintah Kabupaten Gianyar telah memiliki salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup menjanjikan. Yang menjadi permasalahannya adalah apakah pemungutan dan ataupun perolehan atas

pajak reklame tersebut telah berjalan secara efektif ataukah belum. Efektifitas pemungutan pajak mengambarkan bagaimana kinerja suatu pemerintahan. Dimana kinerja menurut Indra Bastian (2006:274) adalah prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Sedangkan efektifitas menurut Tamrin Simanjuntak, (Abdul Halim, 2004:93) adalah mengukur hasil pungut suatu pajak dengan potensi pajak itu sendiri. Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPKAD) Kabupaten Gianyar, target dan realisasi pendapatan daerah dari sektor pajak daerah khususnya pajak reklame selama tiga tahun berturut-turut (tahun 2014-2016) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.Penerimaan Atau Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Tahun 2014-2016

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) 2014 2.791.999.915,00 2.909.564.293,00 2015 3.000.000.000,00 3.153.047.523,00 2016 3.000.000.000,00 3.226.303.638,00 Sumber: Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar tahun 2014-2016

Dari tabel tersebut di atas dapat diperoleh gambaran mengenai laju pertumbuhan Pajak Reklame Kabupaten Gianyar selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2014 sampai dengan 2016, baik dari segi target maupun dalam realisasinya. Dalam perkembanganya, baik dari segi target maupun realisasinya pajak reklame terus mengalami peningkatan yang cukup berarti.

Dalam pelaksanaan pemungutan pajak reklame, petugas Dinas Penanaman Modal dan PTSP berorientasi pada target yang telah disusun sebelumnya, target ini telah dibuat pertriwulan, dengan patokan

berdasar pada penerimaan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Jika diperhatikan, target maupun realisasi pajak reklame dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Ini berarti secara umum tingkat efektifitas pemungutannya baik, akan tetapi tingkat efektifitas ini akan kembali dipertanyakan jika pada kenyataannya realisasi penerimaan pajak reklame itu masih dibawah potensi yang sebenarnya.

Dengan melihat realisasi penerimaan pajak daerah 3 (tiga) tahun berturut-turut yakni dari tahun 2014-2016, penentuan besarnya target yang berdasarkan tahun

(5)

sebelumnya tanpa melihat potensi yang ada dirasakan kuranglah bijak. Mengingat pajak reklame merupakan salah satu unsur dari pajak daerah, maka apabila penerimaan pajak reklame terus meningkat akan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk penerimaan daerah khususnya dari sektor pajak daerah. Persentase perolehan dan laju pertumbuhan pajak reklame yang cukup tinggi memberikan indikasi betapa besarnya potensi yang ada sebenarnnya. Apalagi jika dilihat Kabupaten Gianyar begitu semarak dipenuhi dengan papan-papan reklame.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014-2016?, 2) Bagaimana tingkat efisiensi atas pemungutan pajak reklame di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014-2016?, 3)Bagaimana kontribusi pajak reklame terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014-2016?

METODE

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tertentu sehingga dapat ditarik kesimpulan. Perhitungan angka-angka menggunakan rumus efektivitas, efisiensi dan kontribusi atau mengukur rasio. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.Penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka. Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan kebenaran dari sebuah teori. Dalam proses menggali data penelitian, peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, bulletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi (Waluya, 2007:79).

Langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk menggumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolaah dengan metode analisis data, yaitu: dengan pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi dan penarikan kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil dokumentasi dari instansi terkait dalam hal ini adalah Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar. Dokumen yang dimaksud adalah laporan target dan realisasi penerimaan pajak reklame serta data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Metode wawancara dilakukan sebagai pendukung dari teknik dokumentasi diatas. Teknik wawancara digunakan ketika ada hal yang kurang dimengerti oleh peneliti atau kurang jelas dari data yang didapatkan.

Langkah-langkah dalam menganalisis datanya adalah sebagai berikut.

a) Menyusun tabel tingkat efektivitas pajak reklame

Untuk mengetahui apakah suatu pemungutan pajak dikatakan efektif harus diperlukan suatu kriteria sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat keefektifan suatu pajak.

Besarnya peningkatan efektivitas pajak reklame dapat dihitung dengan rumus:

Efektivitas = x 100%

(Syahelmi, 2008)

Tabel 3. Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Pajak Reklame Prosentase Kriteria

> 100% Sangat Efektif 80 – 100% Efektif

60 – 80% Cukup Efektif 40 – 60% Tidak Efektif Sumber: Sidik (dikutip oleh Enggar, Sri Rahayu, Dan Wahyudi, 2011)

Realisasi

(6)

b) Menyusun tabel tingkat efisiensi pajak reklame

Efisiensi menurut Mulyamah (1987:3) yaitu efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya. Efisiensi pajak reklame adalah nilai yang dihitung berdasarkan presentase biaya pemungutan pajak dibagi realisasi penerimaan pajak reklame.

Besarnya tingkat efisiensi pemungutan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus:

Efisiensi = x 100%

Tabel 4. Klasifikasi Kriteria Nilai Efisiensi Pajak Reklame

Prosentase

Kriteria

0 ‒ 20%

SangatEfisien

21% ‒ 40%

Efisien

41% ‒ 60%

Cukup Efisien

61% ‒ 80%

Tidak Efisien

>80%

Sangat Tidak

Efisien

Sumber: Sidik (dikutip oleh Enggar, Sri

Rahayu, Dan Wahyudi, 2011)

c) Menyusun tabel kontribusi pajak reklame terhadap PAD

Analisis kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur

besarnya kontribusi yang diberikan pajak reklame kepada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar.

Kontribusi pajak reklame terhadap PAD, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Kontribusi = x 100%

Tabel 5.Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Pajak Reklame Prosentase Kriteria 0,00% - 10% Sangat Kurang 10% - 20% Kurang 20% - 30% Sedang 30% - 40% Cukup Baik 40% - 50% Baik Diatas 50% Sangat Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pengukuran Efektivitas Pajak Reklame

Analisis efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang telah tercapai. Efektivitas pajak reklame adalah nilai yang dihitung berdasarkan prosentase perbandingan realisasi penerimaan pajak dengan target penerimaan pajak.

Untuk mengetahui apakah suatu pemungutan pajak dikatakan efektif harus diperlukan suatu kriteria sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat keefektifan suatu pajak.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Efektivitas Pajak Reklame

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Efektivitas (%)

2014 2.791.999.915,00 2.909.564.293,00 104.21% 2015 3.000.000.000,00 3.153.047.523,00 105.10% 2016 3.000.000.000,00 3.226.303.638,00 107.54%

Realisasi pajak

reklame

Realisasi PAD

Biaya

Realisasi

(7)

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar tahun 2014-2016 (Data Diolah)

Berdasarkan perhitungan efektivitas dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat efektivitas pajak reklame pada tahun 2014-2016 (tiga tahun berturut-turut) mengalami peningkatan baik dari segi target, realisasi dan tingkat efektivitasnya. Pada tahun 2014 efektivitas penerimaan pajak reklame sebesar 104.21%, pada tahun 2015 efektivitas penerimaan pajak reklame meningkat sebesar 105,10%, dan pada tahun 2016 efektivitas penerimaan pajak reklame meningkat lagi sebesar 107.54%.

Secara rata-rata penerimaan pajak reklame pada tahun 2014-2016 di Kabupaten Gianyar di atas 100 persen, dengan kriteria sangat efektif. Hal ini menunjukkan kinerja Pemerintah Kabupaten Gianyar khususnya Dinas Penanaman Modal dan PTSP dalam merealisasikan pajak reklame telah direncanakan sangat baik. Oleh karena itu pengelolaan pajak reklame dalam penetapan target penerimaan pajak reklame perlu disesuaikan lagi dengan perkembangan secara historis di masa lampau, sehingga target penerimaan pajak

reklame yang ditetapkan mempunyai dasar yang akurat dan kuat.

Pengukuran Efisiensi Pajak Reklame

Analisis efisiensi merupakan perbandingan antara input (masukan) dan

output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan). Pengukuran efisiensi sangat mutlak diperlukan dalam suatu kegiatan dimana dengan adanya efisiensi tingkat output yang diinginkan bisa tercapai, dalam hal ini dapat menekan pengeluaran dan meningkatkan realisasi PAD dari Pajak Reklame. Dalam perhitungan efisiensi tersebut dikatakan akan lebih baik apabila perhitungan yang diperoleh semakin kecil, sedangkan jika perhitungan lebih besar maka efisiensi dikatakan sangat tidak efisien. Dalam pemungutan pajak reklame, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar (khususnya yang menangani pajak reklame itu sendiri) melakukannya secara lintas sektor yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan guna untuk mempermudah ketika terjun kelapangan. Sehingga biaya pemungutan retribusi pajak reklame dapat ditekan dari tahun ke tahun (2014-2016).

Tabel 4. Hasil Pengukuran Efisiensi Pajak Reklame

Tahun Realisasi Pajak Reklame (Rp)

Biaya Pemungutan Pajak

Reklame Efisiensi (%) 2014 2.909.564.293,00 117.600.000,00 4,04% 2015 3.153.047.523,00 115.890.000,00 3,67% 2016 3.226.303.638,00 106.770.000,00 3,30%

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar tahun 2014-2016 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pemungutan pajak reklame di Kabupaten Gianyar selama periode waktu tahun anggaran 2014-2016 berkisar antara 3,30 persen sampai dengan 4,04 persen. Secara umum menunjukkan adanya penekanan terhadap biaya yang dikeluarkan dari tahun 2014-2016. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.6 yang

menunjukkan perbandingan prosentase dari tahun 2014-2016. Rata-rata efisiensinya berada dibawah 10 persen, hal ini berarti bahwa tingkat efisiensi penerimaan pajak reklame tergolong sangat efisien.

Kontribusi Pajak Reklame terhadap PAD

Kontribusi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pajak reklame memberikan sumbangan dalam

(8)

penerimaan PAD. Dalam mengetahui kontribusi dilakukan dengan membandingkan penerimaan pajak reklame periode tertentu dengan penerimaan PAD

periode tertentu pula. Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan pajak daerah terhadap PAD, begitu pula sebaliknya.

Tabel 5. Hasil Kontribusi Pajak Reklame Terhadap PAD

Tahun Pajak Reklame (Rp) PAD (Rp) Kontribusi (%) 2014 2.909.564.293,00 424.472.544.728,63 0,69% 2015 3.153.047.523,00 457.321.018.460,86 0,70% 2016 3.226.303.638,00 529.864.617.918,42 0,60%

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar tahun 2014-2016 (Data Diolah)

Dari tabel diatas tampak seperti di atas dapat diketahui bahwa kontribusi pajak reklame terhadap PAD dari tahun anggaran 2014 sampai dengan 2016 berfluktuasi. Hal ini menunjukkan suatu kondisi dimana peningkatan penerimaan pajak reklame berbanding lurus atau sejalan dengan peningkatan PAD meskipun tidak terlalu signifikan. Dapat dilihat pada tabel 4.7 yang menunjukkan pada tahun 2014 kontribusi pajak reklame hanya sebesar 0,69% dari PAD yang melebihi target, pada tahun 2015 kontribusi pajak reklame juga hanyar sebesar 0,70% dari PAD yang melebihi target, namun pada tahun 2016 kontribusi pajak reklame mengalami penurunan sebesar 0,60% dari PAD yang melebihi target. Karena kurangnya prioritas yang diberikan terhadap pajak reklame dari pajak daerah lainnya. Mengingat pajak reklame juga merupakan salah satu unsur dari pajak daerah.

Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif untuk menganalisis efektivitas penerimaan, efisiensi pemungutan dan kontribusi Pajak Reklame terhadap PAD dan untuk mengetahui serta melakukan pembenahan dalam pemungutan pajak reklame agar lebih baik serta mengetahui upaya – upaya Dinas Penanaman Modan dan PTSP dalam meningkatkan penerimaan PAD dari pajak reklame. Berdasarkan hasil analisis data secara kuantitatif dan kualitatif maka dapat disimpulkan bahwa Pajak reklame cukup berpengaruh terhadap PAD. Hal ini

dikarenakan pencapaian realisasi dari pajak reklame pada tahun anggaran 2014-2016 selalu melebihi target namun kontribusi Pajak reklame terhadap PAD tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak reklame memiliki kontribusi positif dan efektif terhadap PAD. Secara lebih jelas dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan data yang telah dianalisis dapat diketahui tingkat efektivitas penerimaan pajak reklame di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yakni sebesar 104.21% untuk tahun 2014; 105.10% untuk tahun 2015 dan 107.54% untuk tahun 2016. Dari angka tersebut dapat diketahui, bahwa setiap tahun Pajak Reklame selalu meningkat tingkat efektivitasnya. Hal tersebut dikarenakan jumlah subjek maupun objek pajak meningkat dari tahun kel tahun. Terlebih lagi realisasi pajak reklame di masa lampau menjadi acuan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar dalam menentukan target yang ingin dicapai di masa mendatang. Dan juga kinerja dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar yang menangani pajak rekalme dari tahun 2014 sudah maksimal dalam merealisasikan pendapatan dari pajak reklame itu sendiri. Dengan kinerja yang sudah maksimal dari penentuan target sampai merealisasikan, tingkat efektivitas pajak reklame Kabupaten Gianyar tergolong sangat efektif. Meskipun realisasi pendapatan pajak reklame selama tiga tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2016 selalu melebihi target penerimaan, tetapi terdapat berbagai macam

(9)

permasalahan pada pemungutan pajak reklame. Permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh Dinas Penanaman Modal dan PTSP pada pemungutan pajak reklame. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah adanya pemasangan papan reklame yang belum berijin, adanya pemungutan pajak reklame secara liar, serta pemasangan papan reklame yang tidak pada tempatnya yang dapat menganggu masyarakat umum. Di Kabupaten Gianyar kurang lebih 25 % reklame yang dipasang tidak memenuhi ijin dalam pemasangannya. Mayoritas iklan itu dipasang dalam bentuk spanduk maupun baliho baik yang melintang di jalan maupun yang dipasang saling tumpuk di panggung spanduk yang disediakan. Hal ini tentu menyebabkan pendapatan daerah dari pajak reklame berkurang. Disamping itu kesadaran dari wajib pajak reklame masih kurang ketika dilakukan pemungutan pajak reklame menghidar dari petugas.

Dari data diatas dapat diketahui tingkat efisiensi pemungutan pajak reklame di Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 tergolong sangat efisien dengan prosentase sebesar 4,04% pada tahun 2014; 3,67% pada tahun 2015 dan 3,30% pada tahun 2016. Hal tersebut menunjukkan adanya penekanan biaya-biaya yang dikeluarkan dari tahun ke tahun. Dalam hal peningkatan penerimaan pajak reklame penekanan biaya-biaya perlu dilakukan untuk pencapaian yang maksimal. Maka dari itu hendaknya pihak-pihak yang berwenang dapat memberikan perhatian khususnya pada setiap kegiatan pembangunan agar lebih efisien dalam melakukan penambahan atau pengurangan terhadap input-input, dapat mengacu pada Pajak Reklame yang telah mencapai nilai efisien, agar dapat tercapai keberhasilan yang serupa dan agar Pajak Reklame tersebut dapat meraih target nilai yang efisien pada tahun-tahun selanjutnya atau dapat mempertahankan nilai efisien yang telah di tetapkan.

Dari hasil penelitian diketahui kontribusi pajak reklame dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yaitu Rp.2.909.564.293,00 pada tahun 2014; Rp.3.153.047.523,00 pada tahun 2015 dan Rp.3.226.303.638,00 pada tahun 2016. Dari

angka tersebut diketahui bahwa tiap tahun kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah selalu meningkat. Hal tersebut dikarenakan realisasi yang melebihi target yang dicapai oleh Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gianyar selama tiga tahun yakni dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 walaupun proporsi penerimaan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat dikatakan sangat kecil.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Dari uraian dan penjelasan yang telah di analisis pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Sistem pembayaran yang dilakukan secara self assesment atau secara langsung oleh pemohon ke kas daerah, akan memberi kemudahan bagi pemkot untuk menerima setoran pajak.

2. Efektivitas Pajak Reklame Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mencapai 107,54 %, atau dapat pula dikatakan bahwa efektivitas pajak reklame Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sangat efektif. 3. Efisiensi pajak reklame Kabupaten

Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mencapai 4,04% atau dapat pula dikatakan bahwa efisiensi pajak reklame Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 sangat efisien. 4. Tingkat kontribusi pajak reklame

terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar dari tahun 2014 sampai tahun 2016 mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi setiap tahun. Tingkat kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2014 sampai tahun 2016 termasuk dalam kriteria sangat kurang, dimana pada tahun 2014 tercatat sebesar 0,69%, tahun 2015 sebesar 0,70%, dan tahun 2016 sebesar 0,60%. Secara keseluruhan jumlah Pendapatan Asli Daerah tidak hanya dipengaruhi oleh pajak reklame saja, tetapi masih terdapat jenis penerimaan lainnya yang dapat

(10)

mempengaruhi jumlah Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan.

SARAN

Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas, maka sebagai bahan pertimbangan agar tingkat efektivitas, efisiensi dan kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah dapat lebih optimal maka diperlukan beberapa penyempurnaan atas kekurangan yang ada sebelumnya. Untuk itu penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Perlu dialakukan pendataan kembali

subjek dan objek pajak reklame yang sudah ada sehingga dapat diketahui potensi pajak reklame sebenarnya melalaui identifikasi data subjek dan objek pajak reklame. Selain itu, dalam menetapkan target pajak reklame seharusnya memperhatikan potensi pajak reklame yang ada sehingga pemerintah akan terpacu untuk mencapai target dan dapat meningkatkan penerimaan pajak reklame.

2. Hendaknya lebih ditingkatkan lagi koordinasi dan pengawasan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam hal ini tim penyelenggara perizinan reklame terhadap pelaksanaan pemungutan pajak reklame agar tidak terjadi penyimpangan dalam pemungutan dan pelaporan penerimaan pajak reklame.

3. Proses penetapan target yang dilakukan sebelumnya, sebaiknya memperhatikan potensi yang ada sebenarnya, sehingga petugas yang terkait akan terpacu untuk melampaui target yang telah ditetapkan. 4. Dengan terciptanya kerangka dasar

proses penetapan pajak ini diharapkan hasil perolehannya dapat meningkat sehingga pertumbuhan pajak reklame terus meningkat dengan tetap mengutamakan estetika kabupaten dan sekaligus memberikan kontribusi yang cukup mumpuni bagi penerimaan khususnya Pajak Daerah Kabupaten Gianyar.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006.Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Gianyar. 2015. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2015. http://www.gianyarkab.go.id . Diakses pada tanggal 2 Desember 2016.

Halim Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta. Kementerian Keuangan Republik

Indonesia. 2017. Perekonomian

Indonesia dan APBN 2017.

http://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

. Diakses pada 23 Februari 2017 Landiyanto, Erlangga Agustino, 2005.

Kinerja Keuangan dan Strategi Pembangunan Kota di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Kota Surabaya.

Cures Working Paper, No. 05/01. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65

Tahun 2001 tentang Pajak Reklame Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan

Retribusi Daerah. UII Pres. Yogyakarta.

Purnamawati, I Gusti Ayu. 2014. Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Retribusi Parkir Kendaraan Roda Dua. Pandecta: Research Law Journal. Volume 9 Nomor 1.

Sunarto. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah,

Yogyakarta : AMUS dan Citra Pustaka.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

Gambar

Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Gianyar Tahun  Anggaran 2014-2016
Tabel 4. Klasifikasi Kriteria Nilai Efisiensi  Pajak Reklame  Prosentase   Kriteria   0 ‒ 20%  SangatEfisien 21% ‒ 40%  Efisien  41% ‒ 60%  Cukup Efisien  61% ‒ 80%  Tidak Efisien  >80%  Sangat Tidak  Efisien  Sumber: Sidik (dikutip oleh Enggar, Sri  Ra

Referensi

Dokumen terkait

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I