• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING DAN TINGKAT

PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE TERHADAP FREKUENSI

PERDAGANGAN SAHAM

(Studi Pada Perusahaan Finansial Yang Terdaftar Di BEI Tahun

2008-2012)

1

Kadek Arin Prasasti,

1

I Made Pradana Adiputra,

2

Nyoman Ari Surya Dharmawan

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {arinprasastii@yahoo.co.id, depradana@yahoo.co.id,

arisuryadharmawan@yahoo.com.}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Internet Financial

Reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekeunsi

perdagangan saham pada perusahaan finansial. Objek penelitian ini adalah perusahaan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website. Variabel dependen yaitu frekeunsi perdagangan saham. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari website BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive

sampling. Metode pengumpulan data yaitu studi dokumentasi, studi pustaka,

observasi website. Pengukuran data IFR menggunakan skala dummy sedangkan tingkat pengungkapan informasi website menggunakan skala poin 4 sistem. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS versi 19.0.

Hasil penelitian ini menunjukan (1) Internet Financial Reporting (IFR) berpengaruh positif terhadap frekeunsi perdagangan saham, (2) Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekeunsi perdagangan saham, (3) Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi website secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap frekeunsi perdagangan saham

Kata Kunci: Internet Financial Reporting, Informasi website, Frekeunsi

perdagangan saham

Abstract

This present study was intended to identify the impact of Internet Financial Reporting (IFR) and the extent of the revealed website information on the frequency of stock trading in the financial company. The object of the study was the financial company registered at the Indonesia’s Stock Exchange from 2008 to 2012. The independent variables in the present study were the Internet Financial Reporting and the extent of the revealed website information. The dependent variable was the frequency of the stock trading. This study was a study with a

(2)

quantitative approach. The data used were the secondary data obtained through the website of the Indonesia’s Stock Exchange. The sample was determined using the purposive sampling technique. The data were collected through documentation study, library research, and website observation. The IFR data were measured using the dummy scale; however, the extent of the revealed website information was measured using the scale point 4 system. The data were analyzed using the multiple regression analysis assisted with the SPSS version 9.0 program.

The result of the study showed that (1) the Internet Financial Reporting (IFR) positively contributed to the frequency of the stock trading, (2) the extent of the revealed website information positively contributed to the frequency of the stock trading; (3) the Internet Financial Reporting (IFR) and the extent of the revealed website information collectively positively contributed to the frequency of the stock trading.

Keywords: Internet Financial Reporting, Website information, Frequency of stock trading

PENDAHULUAN

Kebutuhan informasi oleh pengguna (stakeholder) sangat bermacam-macam, sehingga perubahan pendekatan bisnis dengan penekanan lebih terhadap kebutuhan stakeholder sangat penting. Stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel, dimana akan dapat memungkinkan mereka memperoleh informasi dengan cara yang lebih mudah. Maka dari itu salah satu sarana yang dapat menunjang perusahaan untuk dapat memberikan pelaporan yang fleksibel, relevan dan tepat waktu yang spesifik untuk stakeholder adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju di era sekarang ini, yaitu internet.

Internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin (Abdelsalam et al., 2007). Atas dasar itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial Reporting (IFR). Internet Financial Reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website

yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang ada menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2010) . Sehingga tidak semua perusahaan melakukan praktik pengungkapan yang sama, namun sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Meek et al., (1995) dalam Murtanto dan Elvina (2005) menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan dalam memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya. Penerapan IFR oleh perusahaan telah marak di berbagai negara asing yang telah maju. Banyak perusahaan yang membuat website perusahaan guna menginformasikan informasi internal perusahaan agar dapat menarik perhatian khusus dari kreditur, analis, stockholders, dan masyarakat lainnya untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut (Ashbaugh et al., 1999). Salah satu faktor pemicu perkembangan IFR

(3)

adalah karena internet menawarkan suatu sarana pengungkapan yang unik dan juga mudah menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin (Abdelsalam et al., 2007). Adapun hal yang menjadi dorongan perusahaan dalam mengadopsi IFR diantaranya memperluas jangkauan penyampaian informasi, memberikan informasi yang terkini, efisiensi serta efektifitas.

Ashbaugh et al., (1999) menyatakan bahwa IFR dipandang sebagai alat komunikasi yang efektif kepada pelanggan, investor, dan pemegang saham. Abdelsalam et al., (2008) berpendapat bahwa responsivenes merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan mempengaruhi kepercayaan investor pada pasar modal.

Menurut Jogiyanto (2000), para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume dan frekuensi perdagangan saham, perubahan pada harga saham, bid/ask spread, proporsi kepemilikan, dan lain-lain. Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman yang masuk ke pasar memiliki kandungan informasi, sehingga memicu reaksi oleh para pelaku di pasar modal. Hal tersebut sejalan dengan yang di kemukakan oleh Dorner (2005) yaitu informasi keuangan yang tersedia bagi masyarakat akan berdampak pada pergerakan saham.

Berdasarkan hal tersebut di atas, hipotesis pertama yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Internet Finansial Reporting berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham.

Pengungkapan informasi pada website juga merupakan sebagai suatu upaya dari perusahaan untuk

mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Pengungkapan informasi pada website tersebut merupakan suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Work et al., 2000 dalam Sari dan Zuhrotun, 2006). Beaver (1968) dalam Lai et al., (2009) menyatakan bahwa sebuah manfaat besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk. Elemen penting IFR adalah derajat atau kuantitas pengungkapan (Ashbaugh et al., 1999). Semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor. Lebih khusus, IFR telah membuka sebuah domain penelitian baru pada bidang akuntansi dan keuangan, tetapi masih sedikit yang meneliti bagaimana IFR mempengaruhi saham. Ukuran perusahaan (firm size) merupakan variabel yang paling sering muncul sebagai faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting (IFR).

Mishkins dan Aekins (2000) dalam Gumantri dan Utami (2002) mengungkapkan pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal dengan harga sekuritas- sekuritas yang mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan. Berdasarkan pernyataan Mishkins dan Eakins tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semakin cepat informasi tercermin pada suatu sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

(4)

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku

pasar terlebih dahulu

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Berdasarkan hal tersebut di atas, hipotesis kedua yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham.

Selain menguji pengaruh Internet Finansial Reporting dan Tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham secara parsial, penelitian ini juga menguji pengaruh Internet Finansial Reporting dan Tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham secara simulta. Maka hipotesis ketiga yang di ajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : Internet Finansial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif

terhadap frekuensi

perdagangan saham.

Penelitian ini mengambil sampel di Bursa Efek Indonesia melalui website resminya www.idx.ci.id. Jenis perusahaan yang di jadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan finansial yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012. (Metode Purposive Sampling) Alasan penulis memilih jenis perushaan ini karena perusahaan finansial merupakan jumlah perusahaan terbanyak yang terdaftar di BEI, sehingga di harapkan dengan digunakannya perusahaan finansial sebagai sampel penelitian dapat lebih mewakili seluruh populasi dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI (lebih representatif).

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan di lakukannya penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh penerapan IFR terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan finansial yang terdaftar pada BEI tahun 2008-2012, (2) menganalisis pengaruh tingkat pengungkapan informasi website perusahaan terhadap frekuensi perdagangan saham finansial yang terdaftar pada BEI tahun 2008-2012, (3) menganalisis pengaruh Internet Financial Reporting (IFR) dan tingkat pengungkapan informasi website perusahaan secara bersama-sama terhadap frekuensi perdagangan saham finansial yang terdaftar pada BEI tahun 2008-2012.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian didasarkan atas filsafat positivisme, penelitian yang digunakan meneliti populasi atau sampel tertentu, data dikumpulkan menggunakan instrument penelitian, analisis data dengan statistik atau kuantitatif, dan bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang sudah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 8).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan finansial yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak secara acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Indriantoro dan supomo, 2002). Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah: (1) perushaan financial yang terdaftar berturut-turut di BEI dari tahun 2008-2012, (2) perushaan financial yang memiliki website perushaan yang bisa di akses.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IFR dan tingkat pengungkapan informasi sebagai variabel bebas sedangkan frekuensi perdagangan saham sebagai variabel

(5)

terikat. Dalam penelitian ini frekuensi perdagangan saham digunakan untuk mengetahui hubungan antara IFR

dengan keputusan investor. Frekuensi perdagangan saham adalah jumlah transaksi perdagangan, baik jual atau beli, suatu saham (IDX Fact, 2008 - 2012). Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website perusahaan yang bersifat sukarela (Lai et. al., 2009). Dalam penelitian ini, variabel IFR merupakan variabel yang berskala kategori sehingga dalam model regresi variabel ini dinyatakan sebagai variabel dummy. Perusahaan yang menerapkan IFR dinilai “1” sedangkan perusahaan yang tidak menerapkan dinilai “0”. Sedangkan Metode untuk mengukur tingkat pengungkapan informasi diadaptasi dari studi yang dilakukan oleh Ettredge et al., (2001) dalam Lai et al., (2009) yang dimodifikasi dengan memasukkan profil dasar dan item operasional.Pengukuran menggunakan skala poin 4-sistem untuk memberikan informasi poin untuk setiap item.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan dan non keuangan yang terdapat dalam website perusahaan dan frekuensi perdagangan saham yang diperoleh dari IDX Fact 2008 - 2012.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya pertama, analisis statistik deskriptif, yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2012). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata- rata, median,

deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah pemahaman variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. Kedua, uji asumsi klasik, pengujian ini dilakukan agar data sampel yang diolah dapat benar – benar mewakili populasi secara keseluruhan. Adapun jenis pengujian yang dilakukan adalah: (1) Uji normalitas, (2) Uji heteroskedastisitas, (3) Uji Multikolonieritas. Ketiga, analisis regresi, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan (1) Koefisien determinasi dan (2) Uji koefisien regresi berganda. Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan atau keeratan variabel dependen frekuensi perdagangan saham dengan variabel independennya yaitu IFR dan tingkat pengungkapan informasi. Semakin besar nilainya, maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terkait. Sedangkan uji koefisien regresi berganda untuk menguji kekuatan hubungan antara variabel dependen (frekuensi perdagangan saham perusahaan) dengan variabel independen (praktek IFR dan tingkat pengungkapan website) dan menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya. Model persamaan regresi ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Υ = 𝛼 + 𝛽1Χ1 + 𝛽2Χ2 + ℮ (1) Keempat, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan: (1) Uji signifikansi parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi (Sig.) yang dibandingkan dengan batas signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 0.05. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05 maka secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, selain itu juga dilakukan dengan membandingkan nilai

(6)

dari thitung dengan ttabel. Jika thitung ≤ ttabel, maka secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat. (2) Uji signifikansi simultan (uji f), bertujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Ketentuan pengujian ini sama dengan uji signifikansi parsial (uji t).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari populasi tersebut, di ambil sampel perusahaan finansial yang terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun 2008-2012. Dari 55 perusahaan finansial yang terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun 2008-2012, 4 perusahaan tidak meiliki website dan 4 perushaan website nya tidak bisa di akses. Jadi jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 47 perusahaan.

Dari hasil pengolahan data statistik deskriptif, diperoleh output spss hasil seperti yang ditunjukkan tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INFO 47 1 21 9,00 4,304

IFR 47 0 1 ,81 ,398

FREKUENSI 47 0 87656 11192,45 19797,235

Valid N (listwise) 47

Variabel IFR mempunyai rata- rata 0,81 yang menunjukkan 38 perusahaan menerapkan IFR (nilai “1”) dan sisanya sebanyak 9 perusahaan tidak menerapkan IFR (nilai “0”). Hal tersebut mengindikasikan bahwa praktek IFR sudah banyak diadopsi oleh perusahaan di Indonesia dengan persentase 81% dari keseluruhan sampel perusahaan. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan jumlah frekuensi tertinggi yaitu 87656, merupakan saham yang paling diminati oleh para investor, sebaliknya saham Asuransi Jasa Tania Tbk dan Bank Nusantara Parahyangan Tbk. yang merupakan frekuensi perdagangan saham terendah dengan jumlah 0, merupakan saham dengan minat investor yang paling rendah dibandingkan dengan saham lain dalam sampel.

Dari 47 sampel perusahaan, tingkat pengungkapan informasi di website terendah adalah 1 yaitu Asuransi Jasa Tania Tbk dan tertinggi adalah 21 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dari jumlah maksimum yang bisa

diperoleh 40. Rata- rata tingkat pengungkapannya adalah 9,00. Tingkat pengungkapan informasi ini menandakan derajat atau kauntitas dari informasi yang diungkapkan perusahaan pada website. Semakin tingggi tingkat pengungkapan berarti semakin banyak informasi yang diungkapkan perusahaan.

Pengujian asumsi klasik selanjutnya adalah Uji normalitas. Uji normalitas merupakan pengujian untuk mengetahui apakah sebaran data yang dijadikan sampel sudah berdistribusi normal. Dari pengolahan data, uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan teknik Kolmogrof-Smirnov adalah 0,200 untuk variabel INFO dengan IFR “0”, dan 0,94 untuk variabel INFO dengan IFR “1”. nilai signifikansi yang diperoleh > α atau 0,200 > 0,05 dan 0,94 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data tingkat pengungkapan informasi (INFO) berdistribusi normal.

Dari hasil uji heteroskedastisitas, diperoleh hasil gambar seperti dibawah ini:

(7)

Gambar 1. Scatterplot

Berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat probabilitas signifikansi variabel independen < 0,05 (5%), pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas atau dapat dikatakan menyebar, titik-titik penyebaran berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil uji multikolonieritas menunjukkan hasil variabel IFR dan info memiliki nilai VIR 1,003 dan nilai tolerance 0,997. Dari hail tersebut terlihat bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonieritas antara variabel IFR dan tingkat pengungkapan informasi website (INFO).

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh hasil nilai koefisien determinasi sebesar 0,747 atau 74,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel IFR dan INFO memiliki kontribusi atau pengaruh sebesar 74,7% terhadap variabel frekuensi perdagangan saham dan 25,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel IFR dan INFO.

Untuk hasil uji regresi berganda diperoleh hasil output yang menunjukkan koefisien masing-masing variabel yang akan di masukkan dalam persamaan regresi berganda. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.2 Hasil Uji Regresi Berganda

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa: (1) Variabel Internet Financial Reporting (IFR) memiliki thitung sebesar 2,304 dan nilai sig sebesar 0,000. Sedangkan nilai ttabel diperoleh 1,680. Dikarenakan nilai sig. (0,000) < α (0,05) dan Jika thitung > ttabel, maka hal ini berarti variabel praktek Internet Financial Reporting (IFR) signifikan pada level 5% dan variabel praktek Internet Financial Reporting (IFR) berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan

saham. (2) Variabel INFO memiliki thitung sebesar 11,374 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig. (0,000) < α (0,05). Sedangkan nilai ttabel diperoleh 1,680. Dikarenakan nilai sig. (0,000) < α (0,05) dan Jika thitung > ttabel, maka hal ini berarti variabel INFO signifikan pada level 5% dan tingkat pengungkapan informasi berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham. Dari tabel 2 di atas juga bisa dirumuskan persamaan regresi linier berganda dengan melihat koefisien masing-masing variabel. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -25463,511 4519,007 -5,635 ,000 IFR 1146,767 3776,904 ,023 ,304 ,000 INFO 3969,865 349,044 ,863 11,374 ,000

(8)

Persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Untuk pengujian signifikansi secara simultan diperoleh hasil tabel output anova. Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa fhitung adalah 65,068 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan ftabel diperoleh hasil

3,20. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 dan fhitung > ftabel maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi frekuensi perdagangan saham. Atau bisa dikatakan, IFR dan INFO secara bersama-sama berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham. Hail tersebut terlihat dari output spss tabel anova seperti dibawah ini:

Tabel 1.3 Hasil Uji F

Pembahasan

Pengaruh Internet Financial

Reporting pada Frekuensi

Perdagangan Saham

Berdasarkan pengujian pengaruh Internet Financial Reporting (IFR) terhadap frekuensi perdagangan saham dapat diketahui bahwa variabel IFR berpengaruh positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham. Hasil ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010), Damayanti (2012), dan Ramadhani (2013). Dalam penelitian mereka menghasilkan kesimpulan bahwa praktek IFR berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

Koefisien variabel praktek Internet Financial Reporting (IFR) adalah 1146,767 dan memiliki thitung sebesar 2,304 dan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig. (0,000) < α (0,05), dan variabel IFR memiliki thitung sebesar 2,304 sedangkan nilai ttabel diperoleh 1,680. Karena thitung > ttabel dan nilai sig < α, hal ini berarti variabel praktek Internet Financial Reporting (IFR) signifikan pada level 5% dan H1 diterima. Sesuai dengan Teori Pasar Efisien bahwa investor akan bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di pasar, khususnya

informasi keuangan yang menyebabkan saham segera melakukan penyesuaian. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Beaver (1968) dalam Lai et al., (2010), Ball dan Brawn (1968) dan Fama et. al.. (1969) yaitu saham akan bergerak ketika informasi yang berguna memasuki pasar.

Tiap pengungkapan informasi akan membuat investor memeriksa kembali penilaian mereka terhadap nilai saham dan membuat keputusan untuk menjual atau untuk memegang saham. Lebih lanjut, informasi yang diungkapkan melalui IFR secara cepat tersedia bagi semua investor sehingga asimetri informasi akan berkurang dan memperpendek delay aksesibilitas informasi.

Jadi, bisa dikatakan perusahaan yang menerapkan IFR akan mempunyai harga saham yang responsive sehingga mempunyai frekuensi perdagangan yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak menerapkan IFR. Hal ini dikarenakan informasi keuangan yang berguna bagi investor dapat dipublikasikan dengan lebih cepat. Setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten akan mendapat reaksi dari investor untuk dijadikan bahan pertimbangan investasi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,347E10 2 6,737E9 65,068 ,000a

Residual 4,555E9 44 1,035E8

Total 1,803E10 46

(9)

Pengaruh Tingkat Pengungkapan

Informasi Website terhadap

Frekuensi Perdagangan Saham

Dari hasil uji statistik dapat dilihat bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengungkapan informasi website (INFO) dengan frekuensi perdagangan saham.Hasil ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hargyantoro (2010), dan Ramadhani (2013). Dimana penelitian mereka menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

Variabel tingkat pengungkapan informasi website (INFO) memiliki koefisien 3969,865 dan thitung sebesar 11,374 serta nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig. (0,000) < α (0,05), dan variabel INFO memiliki thitung sebesar 11,374 Sedangkan nilai ttabel diperoleh 1,680. Karena thitung > ttabel dan nilai sig < α, hal ini berarti variabel tingkat pengungkapan informasi website signifikan pada level 5% dan H2 gagal ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham.

Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan salah satu cara untuk memberi sinyal pada pihak luar perusahaan. Sebuah manfaat yang besar bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk. Pengungkapan informasi keuangan secara transparan akan menyebabkan pihak- pihak yang terkait dapat lebih mudah mencerna dan lebih efektif menggunakan

informasi untuk memahami ekonomi perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengungkapan informasi yang lebih tinggi di website perusahaan akan menyebabkan investor memperoleh informasi yang relevan dalam waktu cepat. Hal tersebut akan membuat investor dapat lebih cepat bereaksi atau melakukan tindakan terhadap saham perusahaan yang membuat harga saham lebih cepat bergerak yang secara otomatis mempertinggi frekuensi perdagangan saham. Secara singkat, ada pengaruh antara tingkat pengungkapan informasi pada website terhadap frekuensi perdagangan saham.

Pengaruh Internet Financial

Reporting dan Tingkat

Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham

Hasil pengujian hipotesis secara simultan dari uji ANOVA atau F test, di dapat F hitung adalah 65,068 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel diperoleh hasil 3,20. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 dan fhitung > ftabel maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi frekuensi perdagangan saham. Atau bisa dikatakan, IFR dan INFO secara bersama-sama berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham.

Nilai R Square yang diperoleh dari hasil uji koefisien detreminasi adalah 0,747. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap frekuensi perdagangan saham adalah 0,747 atau 74,7% dan sisanya 25,3% , dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel IFR dan INFO.

Hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga, yakni Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap frekuensi perdagangan saham Hal ini berarti, semakin tinggi IFR dan tingkat

(10)

pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Penerapan IFR dalam website perusahaan dengan tingkat pengungkapan informasi website yang tinggi, akan memicu kenaikan pada frekuensi perdagangan saham perusahaan. Semakin banyak informasi yang beredar, semakin banyak permintaan dan penawaran yang berujung pada transaksi oleh investor yang akan memicu kenaikan frekuensi perdagangan saham.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan: (1) Variabel IFR mempunyai rata- rata 0,81 yang menunjukkan 38 perusahaan menerapkan IFR (nilai “1”) dan sisanya sebanyak 9 perusahaan tidak menerapkan IFR (nilai “0”). Hal tersebut mengindikasikan bahwa praktek IFR sudah banyak diadopsi oleh perusahaan di Indonesia dengan persentase 81% dari keseluruhan sampel perusahaan. (2) Dari 47 sampel perusahaan, tingkat pengungkapan informasi di website terendah adalah 1 yaitu Asuransi Jasa Tania Tbk dan tertinggi adalah 21 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dari jumlah maksimum yang bisa diperoleh 40. Rata- rata tingkat pengungkapannya adalah 9,00. Tingkat pengungkapan informasi ini menandakan derajat atau kauntitas dari informasi yang diungkapkan perusahaan pada website. Semakin tingggi tingkat pengungkapan berarti semakin banyak informasi yang diungkapkan perusahaan. (3) Jumlah frekuensi perdagangan saham tertinggi diperoleh oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan jumlah frekuensi yaitu 87656, merupakan saham yang paling diminati oleh para investor, sebaliknya saham Asuransi Jasa Tania

Tbk dan Bank Nusantara Parahyangan Tbk. yang merupakan frekuensi perdagangan saham terendah dengan jumlah 0, merupakan saham dengan minat investor yang paling rendah dibandingkan dengan saham lain dalam sampel. (4) Internet Financial Reporting berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. (5) Tingkat pengungkapan informasi pada website berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. (6) Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi pada website secara simultan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka saran yang dapat diajukan terkait penelitian ini diantaranya: (1) Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan frekuensi perdangan sahamnya di BEI di sarankan untuk menerapkan pelaporan keuangan secara suka rela di website, serta meningkatkan jumlah informasi baik informasi keuangan maupun non keuangan yang di publikasikan agar memudahkan investor untuk memperoleh informasi. Sehingga lebih mudah dalam pengambilan keputusan. (2) Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan sampel dengan jenis perushaan yang lain. Karena penelitian ini hanya menggunakan perusahaan finansial.

DAFTAR PUSTAKA

Abdelsalam, O.H., El-Masry, Ahmed. 2008. “The Impact Of Board Independence And Ownership Structure On The Timeliness Of Corporate Internet Reporting Of Irish-Listed Companies”. Journal of Managerial Finance, Vol. 34 No. 12, 2008 pp. 907-918.

Abdelsalam, O.H., S. M., Bryant, dan D. L. Street. 2007. “An

(11)

Examination of the Comprehensiveness of Corporate Internet Reporting Provided b London- Listed Companies”. Journal of International Accounting Reasearch, Vol. 6, No.2, hal. 1- 33. Akhiruddin, Herdhita. 2012. Pengaruh Pelaporan Keuangan di Internet Terhadap Reaksi Pasar. Skripsi Universitas Brawijaya.

Anonim. 2012. IDX Statistic 2012. Diunduh dari www.idx.co.id pada 20 Januari 2014.

Ashbaugh, H., K. Johnstone, and T. Warfield. 1999. “Corporate Reporting on the Internet”. Accounting Horizons 13(3): 241-257.

Ball, R and P. Brown. 1968. “An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers”. Journal of Accounting Research (autumn): 159-178.

Damayanti, Kartika dan Supatmi. 2012. Internet Financial Reporting (IFR) dan Reaksi Pasar. Pekan Ilmiah Dosen FEB – Universitas Kristen Satya Wacana 2012.

Dorner, Ann Wetterlind. 2005. “Stock Market Reactions to Financial Information”. Journal of Human Resource Costing & Accounting, Vol. 9 No. 25.

Elvina dan Murtanto. 2005. Pengaruh Karakteristik Perushaan Terhadap Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perushaan yang Terdaftar di BEI. Universitas Tri Skati : Jakarta

Ettredge, M., V. J. Richardson, and S. Scholz. 2002. “Dissemination of Information for Investors at Corporate Web sites”. Journal of Accounting and Public Policy 21:357- 369.

Fama, E dkk .1969. “The Adjustment of Stock Prices to New Information”. International Economic Review10 (1):1- 21.

Gumantri, Tatang Ary dan Utami, Elok Sri. 2002. Bentuk Pasar Efisien Dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 4, No. 1, Mei 2002: 54 – 68.

Hargyantoro, Febriyan. 2010. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta : BPFE.

Ramadhani, Aprilla H. 2013. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan. Skripsi Institut Manajemen Telkom. Sari, Ratna Chandra dan Zuhrotun. 2006. “Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi Dan Saham: Uji Liquidation Option Hypothesis”. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Gambar

Gambar 1. Scatterplot

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap