Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
PENGARUH
VARIASI
WAKTU
DAN
SUHU
TERHADAP
PEMBENTUKAN U
3O
8PADA PROSES KALSINASI UO
3DENGAN
SIMULASI MATLAB
Ariyani Kusuma Dewi dan Moch. Setyadji
Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281 E-mail : [email protected]
ABSTRAK
PENGARUH VARIASI WAKTU DAN SUHU TERHADAP PEMBENTUKAN U
3O
8PADA PROSES KALSINASI UO3 DENGAN SIMULASI MATLAB.
Telah disusun pemodelan proses kalsinasi UO3 dari persamaan neraca massa dan neraca panas yang ditinjau dari elemenvolume satu butir bola padatan UO3. Kalsinasi merupakan proses pemanasan pada suhu tinggi, suatu
senyawa uranium trioksida (UO3) berubah menjadi U3O8. Setelah dieksekusi menggunakan matlab, hasil
yang diperoleh berupa tampilan grafik hubungan waktu kalsinasi vs konsentrasi UO3 dan U3O8, dimana
konsentrasi UO3 akan semakin turun, dan berubah menjadi U3O8. Proses kalsinasi dikatakan telah sempurna
jika semua UO3 telah menjadi U3O8.
Kata Kunci : Kalsinasi UO3, Model Kalsinasi
ABSTRACT
VARIATION OF TIME AND TEMPERATUREEFFECT ON THE FORMATION OF U3O8IN UO3
CALCINATION PROCESS USING MATLAB SIMULATION. It has been prepared UO3 calcination
process modeling of the mass balance equation and heat balance in terms of volume of one item element UO3
solid ball. Calcination is a process of heating at high temperature, a compound of uranium trioxide (UO3)
turned into U3O8. Once executed using matlab, the results obtained display graphic of relationship between
calcinationtimevs.UO3andU3O8 concentration, wherethe concentration ofUO3willincreasinglyfall, and turnedintoU3O8. Calcinationprocessis said tohave beenperfectifallUO3hasbecomeU3O8.
Keywords: UO3 Calcination, Calcination Model
PENDAHULUAN
alsinasi adalah proses pemanasan pada suhu tinggi, suatu senyawa uranium trioksida (UO3)
berubah menjadi U3O8. Proses ini dilakukan dengan
memanaskan butiran gel pada suhu 300º-500ºC untuk memperoleh UO3 dan suhu diatas 600ºC untuk
mendapatkan U3O8. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut[1]:
3(NH4)2U2O7 300º-500ºC 6UO3 + 6NH3 + 3H3O (1)
6UO3 >600ºC 2U3O8 + O2 (2)
Senyawa uranium yang terdapat pada butiran butiran setelah proses perendaman, pencucian
dan pengeringan mempunyai rumus umum UO3
xNH3 yH2O dengan harga x dan y tertentu tergantung
pada kondisi operasi[2]. Tujuan dari kalsinasi adalah untuk menghilangkan atau dekomposisi semua zat yang tidak dibutuhkan (senyawa non uranil) yaitu bahan volatil, H2O serta untuk membentuk U3O8.
Dengan adanya kalsinasi pada suhu tertentu mengakibatkan dekomposisi senyawa organik dan anorganik menjadi gas CO2, NO2, H2O dan
terbentuknya kernel oksida U3O8.
Dekomposisi termal untuk memperoleh UO3
atau U3O8
ADU : (NH4)2U2O7 400ºC 2UO3 + 10H2O + O2(3)
AUC : (NH4)4UO2(CO3) 500ºC UO3 + 2H2O +
4NH3 + 3CO2 (4)
3[(UO2)4(NH3)2(C2H4OH)n] + (22+17n)O2 U3O8 +
112nCO2 + 12 NO2 + (18+12n)H2O (5)
Butiran kernel yang diperoleh dari proses
kalsinasi berwarna hitam keabu-abuan dan
mengkilap. Diameter butiran relatif kecil jika dibandingkan dengan butiran sebelum proses kalsinasi, hal ini dapat disebabkan oleh adanya zat-zat volatil dari dalam butiran[3].
Kernel yang telah dikeringkan, mungkin masih mengandung bahan-bahan pengotor yang tidak hilang, misal kopolimer organik yang tidak hilang pada suhu pengeringan. Kenaikan suhu pemanasan pada saat kalsinasi akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisis kimia dan fisika butiran gel yaitu perubahan senyawa, struktur butiran, dan bentuk gel. Jika gel gelasi berlangsung tidak sempurna, maka tidak diperoleh kernel dengan struktur UO3 pada proses kalsinasi. Kalsinasi
dilakukan pada suhu yang bervariasi, tergantung
K
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
pada senyawa yang diinginkan. Kalsinasi pada suhu 250 - 400°C akan terjadi perubahan senyawa (NH4)2U2O7 menjadi UO3.
Pada saat proses kalsinasi terjadi empat proses, yaitu[4]: proses pelepasan air yang terdapat dalam butiran gel pada suhu 100ºC, proses pelepasan air kristal pada suhu dibawah 250ºC, proses pelepasan amonia dan proses rekristalisasi UO3.
Perubahan suhu kalsinasi mempengaruhi kualitas butiran oksida uranium yang terbentuk meliputi porositas, ukuran distribusi partikel, dan lain-lain. Porositas dan ukuran distribusi partikel akan mempengaruhi besarnya densitas dan kualitas gel. Pemanasan mendadak pada proses kalsinasi harus dihindari karena dapat merusak butiran gel. Dengan demikian harus dibuat program laju pemanasan yang tidak menyebabkan kerusakan butiran gel yang dipanaskan. Butiran kernel U3O8
yang diperoleh dari proses kalsinasi berwarna abu-abu kehitaman dan mengkilap. Diameter butiran relatif kecil jika dibandingkan dengan butiran sebelum proses kalsinasi, hal ini dapat disebabkan oleh adanya zat-zat volatil dari dalam butiran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kalsinasi di antaranya:
a.Laju kenaikan dan penurunan suhu (heating and cooling rate)
Laju kenaikan dan penurunan suhu kalsinasi yang tinggi dapat merusak senyawa uranium oksida yang terbentuk, pori-pori, senyawa organik dan pengotor yang terdapat dalam butiran gel tidak mempunyai cukup waktu untuk meloloskan diri sehingga terperangkap dalam butiran gel. Hal ini dapat menyebabkan laju densifikasi (densification rate) yang terjadi rendah.
b. Suhu kalsinasi
Suhu kalsinasi yang digunakan adalah mulai 250°C hingga 1000°C. Pemanasan di atas suhu 1000°C aka menyebabkan terjadinya mekanisme seperti proses sintering. Cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu kalsinasi adalah dengan meminimalkan ukuran butiran gel yang akan dikalsinasi.
c.Waktu kalsinasi
Proses kalsinasi dilakukan agar butiran dapat tumbuh dan menutup pori-pori. Waktu kalsinasi yang terlalu cepat menghasilkan kernel dengan densitas yang lebih kecil pada suhu kalsinasi yang sama. Meminimalkan waktu kalsinasi dapat diupayakan dengan meningkatkan laju kalsinasi. d. Densitas butiran gel
Semakin baik densitas butiran gel maka semakin baik pula densitas kernel hasil kalsinasi. Hal ini dapat dikarenakan semakin tinggi densitas butiran gel, semakin sedikit poro-pori yang harus dieliminasi atau dihilangkan saat kalsinasi.
e.Ukuran butiran gel
Ukuran butir gel berpengaruh terhadap luas permukaan spesifik, karena butiran gel dengan ukuran yang lebih besar akan cenderung mempunyai luas permukaan spesifik yang lebih besar pula. Dengan luas muka spesifik yang lebih besar akan lebih cepat bereaksi secara kimia dikarenakan mempunyai bidang sentuh yang lebih banyak untuk bertumbukan atau berinteraksi dengan zat lain. Luas permukaan yang besar akan menjadi pendorong selama proses kalsinasi sehingga terjadi penyusutan volume yang lebih besar.
f.Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi oksigen maka hasil kalsinasi akan semakin sempurna[5]. Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan semakin tingginya kadar oksigen maka dibutuhkan kondisi operasi yang lebih rendah untuk memperoleh hasil yang sama.
Model Matematika Proses Kalsinasi
Pada reaksi kalsinasi terjadi pelepasan gas (O2) yang terikat secara kimiawi di dalam padatan
(UO3).
3 UO3 U3O8 + O2 (6)
Reaksi kalsinasi merupakan reaksi
endotermis sehingga membutuhkan pemanasan dalam prosesnya. Padatan yang dikalsinasi berbentuk bola dengan jari-jari R dari hasil proses gelasi ekternal. Pada suhu yang tinggi padatan UO3 atau A
akan terkalsinasi menurut reaksi :
A B + gas (7)
Padatan A yang mula-mula bersuhu T0
dikontakkan dengan udara panas bersuhu Tg,
sehingga akan terjadi perpindahan panas dari gas ke permukaan padatan, lalu perpindahan panas konduksi dalam padatan yang berbentuk bola dari permukaan ke bagian yang lebih dalam.
Persamaan matematis dari neraca massa dan neraca panas dapat diuraikan sebagai berikut[6] :
Neraca massa A pada elemen volume :
Rate of input – Rate of output – Rate of reaction = Rate of accumulationDengan Rate of Input = 0 Rate of output = 0 Rate of Reaction =
Rate of Accumulation = 4πr2.∆r.
Sehingga persamaan neraca massa A pada elemen volume menjadi :
= - kr.CA (8)
dengan nilai kr dipengaruhi suhu (T) dengan
persamaan :
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
Neraca Panas pada Elemen volume tebal
∆r :
Rate of input – Rate of output – Rate of Heat of reaction = Rate of accumulation
(10) Persamaan (10) di atas jika di-limit-kan akan menjadi persamaan diferensial orde 2 :
∆r 0 :
(11)
TATA KERJA
Bahan & Alat
Software Matlab 2009 dan komputer. Menggunakan fungsi ode15s dari Matlab untuk menyelesaikan persamaan diferensial simultan dari neraca massa dan neraca panas proses kalsinasi kernel U3O8.
Syntax dari function ode15s antara lain sebagai berikut :
[T,Y] = solver(odefun,tspan,y0)
Dengan tspan = [t0 tf] dimana t0 = t awal, tf = t akhir Pemilihan Software Matlab disini karena didalamnya tersedia pilihan penyelesaian persamaan matematis yang spesifik untuk setiap permasalahan matematis.
Algoritma Program untuk Pemodelan
Kalsinasi
Gambar 1. Algoritma program untuk model
kalsinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diketahui nilai h (koefisien transfer panas) dan k (konduktivitas termal) berturut-turut adalah 56,78 J/s.m2K dan 0,0838 J/s.m.K[7] Berdasarkan hukum Biot (Bi), dimana jika Bi<<1 maka distribusi
suhu dalam butiran bola dianggap uniform. Jari-jari bola sebesar 0,001 m.
Bi= (12)
Lc= (13)
Sehingga Bi=0,68 <<1 dianggap tidak terjadi
distribusi suhu dalam butiran, atau .
Persamaan (11) menjadi :
(14)
= (15)
Sedangkan persamaan untuk CB diperoleh dari
stoikhiometri pada persamaan reaksi (6) :
-rA =3.rB (16)
Sehingga diperoleh persamaan diferensial orde 1 untuk CB setiap waktu
= 1/3. kr.CA (17)
Simulasi menggunakan matlab menghasilkan grafik sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik hubungan waktu kalsinasi vs konsentrasi UO3 dan U3O8
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa pada proses kalsinasi UO3 menjadi U3O8, konsentrasi UO3
akan semakin turun, dan berubah menjadi U3O8.
Proses kalsinasi dikatakan telah sempurna jika semua UO3 telah menjadi U3O8.
KESIMPULAN
Persamaan matematis proses kalsinasi UO3
dapat disimulasikan pada program matlab dengan penyelesaian persamaan diferensial menggunakan fungsi ode15s. Hasil simulasi berupa display grafik
yang mengambarkan hubungan konsentrasi UO3 dan
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. SURYAWAN, I., DAMUNIR, D HERHADY,
Pengaruh Kadar Uranium dan Pemanasan Terhadap Luas Muka, berat Jenis dan Diameter Gel, Proseeding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, P3TM-BATAN, Yogyakarta.
2. LLOYD, M. H., K BSCHF, PENG, K., H. U.
NISSEN AND R. WESSICKEN, 1976, Crystal
Habbit and Phase Atrribution of U(IV) Oxides In Gelation Proces, Jurnal of Inorganic Nuclear Chemistry, Pergamon Press, Great Britanian
3. MUKHLISIN, AENUL., 2006, Pengaruh Suhu,
Waktu, Konsentrasi, Dan Metode Kalisinasi Sol-gel Terhadap Sifat Fisis Kernel U3O8
Penelitian Tugas Akhir STTN, Yogyakarta.
4. HALIM, A. A. S., M.A EL-SAYED, N AFIFY,
1987, Thermal and X-Ray Analysis of UO3 Gel
Microsphere, dalam Jurnal of Thermal Analysis, Vol 32 541-545, 1987, John Willey and Sons Limited, Chichester
5. HERHADY, D., SUKARSONO, MASDUKI,
B., 2006, Pengaruh Suhu Kalsinasi Dalam
Tungku Jenis Fluidized Bed Terhadap Sifat Fisis Kernel U3O8, PTAPB-BATAN,
Yogyakarta
6. WAHYUDI B.S., Review Konsep-konsep
Dasar Pemodelan Matematis (Chemical Engineering Tools). Yogyakarta.
7. THEIN S.M, P.J. BEROLOS, Thermal
Stabilization of UO2, UO3 and U3O8. ORNL. 2000
8. DUSSOUBS, B., J. JOURDE, F. PATTISON,
J-L. HOUZELOT, D. ABLITZER, Modelling
of A Moving Bed Furnace for The Production
of Uranium Tetrafluoride Part 1: Formulation of The Model. France. 2003
9. DUSSOUBS, B., J. JOURDE, F. PATTISON,
J-L. HOUZELOT, D. ABLITZER, On The
Validity of The Rate Expression of Calcination Reaction of UO3. France. 2003
10. PUDJANTO, BASUKI A., The
Thermodynamic Modeling of The Uranium-Oxygen System. Batan-Serpong. 2005
TANYA JAWAB
Sunarjo - PTAPB
Berapa efisiensi hasil proses kalsinasi UO3 dengan
simulasi tersebut? Ariyani Kusuma Dewi
Dari simulasi tersebut hasilnya semua UO3 berubah menjadi U3O8. Jadi dipakai kondisi ideal atau efisiensi 100% untuk selanjutnya akan dibandingkan dengan hasil penelitian sehingga diketahui validasi dari model matematika dari proses kalsinasi tersebut.
Susanna Tuning - PTAPB
Selanjutnya agar dipelajari pengaruh variasi selain suhu dan waktu pada proses kalsinasi?
Ariyani Kusuma Dewi
Terima kasih, variasi ukuran butir UO3 akan
dipelajari lebih lanjut
LAMPIRAN
MAIN PROGRAM
clc
global CA0 T0
global A E R rho c lambda T0=30+273; %K
A=4E3; %pre-exponential factor E=44000 ; %J/mol R=8.314; %J/K/mol rho=7287.5; %kg/m3 M=286 ; %kg/kmol c=20.042; %J/molatom/K tf=3600; %s lambda=83680; %J/mol CB0=0; t0=0; CA0=rho/M*1000; tspan=[t0 tf]; Y0=[CA0 CB0 T0]; [t,Y]=ode15s(@pers_1_fun,[tspan],[Y0]);
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2011
figure(1)
[AX,H1,H2]=plotyy(t,Y(:,1),t,Y(:,2)
set(get(AX(1),'Ylabel'),'String','konsentrasi UO3') set(get(AX(2),'Ylabel'),'String','konsentrasi U3O8') xlabel('Waktu Kalsinasi, detik')