• Tidak ada hasil yang ditemukan

WORD OF MOUTH DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pelanggan Sate Klathak Pak Pong Bantul)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WORD OF MOUTH DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pelanggan Sate Klathak Pak Pong Bantul)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)WORD OF MOUTH DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pelanggan Sate Klathak Pak Pong Bantul). Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi. Disusun Oleh: Muhammad Usthadz. 10730109. PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017.

(2)

(3)

(4)

(5) HALAMAN MOTTO. APA YANG KITA DAPATKAN PADA HARI INI ADALAH IMPIAN KITA DIMASA LALU DAN DOA ORANG TUA. iv.

(6) HALAMAN PERSEMBAHAN. Almamater Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. v.

(7) KATA PENGANTAR. Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT, yang telah menganugerahkan nikmat, terutama nikmat iman dan islam. Shalawat dan salam semoga senantiasa. terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah. menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “Word Of Mouth Dalam Membentuk Brand Awareness (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pelanggan Sate Klathak Pak Pong Bantul)”. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr.Mochammad Sodik, S.Sos.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Drs. Siantari Rihartono, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.. vi.

(8) 3. Mokhammad Mahfud, S.Sos.I, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Dra. Marfuah Sri Saniastuti, M.Si selaku dosen penguji 1, dan Rika Lusri Virga, S.IP, MA selaku dosen penguji 2, terimakasih atas bimbingan dan koreksinya. 5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 6. Bapak, ibu dan keluarga yang telah memberikan dukungan spiritual maupun material yang tidak ternilai harganya. 7. Tri Widianto yang telah mengiklaskan notebooknya demi terselesaikannya skripsi ini, 8. Bapak Dzakiron selaku owner Sate Klathak Pak Pong, serta seluruh keluarga besar Sate Klathak Pak Pong. 9. Grup Ikom Legend: Ahmad Sofyan, Arga Aji Saputra, Bayu Ramadhani, M. Ali Ma’ruf, M.Ulil Albab, Projo Bayu Aji, Taufiqurrahman, Tri Sutrisno, Wafda Ahmad, Ismanto, M. Rosyid Ridho, Deri Ardian, Arifin. 10. Teman, sahabat, saudara, ikom C 2010, terimakasih untuk 7 tahun yang menyenangkan. 11. Semua pihak yang membantu peneliti dalam menyusun skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.. vii.

(9) Terimakasih dan syukur atas segalla support yang telah diberikan selama ini, semoga Allah SWT membalas seluruh kebikan anda semua dengan melimpahkan keberkahan, kenikmatan, serta pahala dunia akhirat. Mohon maaf atas khilaf, salah, serta segala hal yang kurang berkenan. Semoga silaturahim akademik ini selalu membawa manfaat untuk kita semua. Wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh. Yogyakarta, 10 Agustus 2017. Muhammad Usthadz. viii.

(10) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………….. i. HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ………………………………... ii. ……………………………………………….. iii. ……………………………………………………….. iv. ……………………………………………... v. ………………………………………………………. vi. ……………………………………………………………….. ix. DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xi. ………………………………………………………... xii. …………………………………………………………………. xiii. HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO. HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR ABSTRACT. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1. ………………………………………………. 6. ……………………………………. 6. ……………………………………………………. 7. A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Tinjauan Pustaka. ………………………………………………………. 10. ………………………………………….. 10. 2. wordOf Mouth ……………………………………………………. 11. ………………………………………. 12. ……………………………………………………………. 15. E. Landasan Teori. 1. Komunikasi Pemasaran. 3. word Of Mouth Marketing 4. Brand. ix.

(11) 5. Brand Awareness …………………………………………………. 19. …………………………………………………... 24. …………………………………………………. 27. F. Metode Penelitian G. Kerangka Pemikiran. BAB II GAMBARAN UMUM ……………………………………………………. 28. ……………………………………………………………….. 33. ………………………………………………………. 35. …………………………………………………………………. 36. ……………………………………………………………….. 36. ………………………………………………………….. 36. ………………………………………………………………. 37. ……………………………………………………………. 40. I. Fasilitas ………………………………………………………………. 41. J. Identitas Informan ……………………………………………………. 41. A. Gambaran Umum B. Lokasi. C. Nomor Telefon D. Logo E. Slogan. F. Waktu Buka G. Menu H. Pelayanan. BAB III PEMBAHASAN …………….……………………………... 44. ……………………………….…………... 55. ………………………………………………... 67. ………………………………………………………….. 76. ………………………………………………………………... 78. A. Customers Do The Talking B. Customers Do The Promoting C. Customers Do The Selling. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. x.

(12) DAFTAR TABEL Tabel 1 Identitas Informan. ……………………………………………….….. 42. xi.

(13) DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Segitiga Brand Awareness ……….……………….……………... 19. Gambar 2. Nilai-nilai kesadaran merek……………………….……………... 21. Gambar 3. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 27. Gambar 4. Denah Sate Klathak Pak Pong 1…………………………………. 34. Gambar 5. Denah Sate Klathak Pak Pong 2…………………………………. 35. Gambar 6. Logo Sate Sate KLathak Pak Pong………………………………. 36. Gambar 7. Sate Klathak…………………………………………………….... 48. Gambar 8. Tempat parkir Sate Klathak Pak Pong……………………………. 57. Gambar 9. Tempat pesan dan kasir Sate Klathak Pak Pong…….…….…….. 59. Gambar 10 Piagam dari Miyako………………………………………………. 61. Gambar 11 Tempat Sate Klathak Pak Pong…………………………….…….. 64. Gambar 12 Spanduk Sate Klathak Pak Pong…………………………………. 65. Gambar 13 Plang Sate Klathak Pak Pong…………………………………….. 66. Gambar 14 Papan informasi untuk driver……………………………………... 70. Gambar 15 Kupon Sate Klathak Pak Pong………………..…………………... 71. xii.

(14) ABSTRACT. Sate Klathak Pak Pong is the example of the entrepreneurship which develops it self by applying the form of Word Of Mouth in the marketing activity. Sate Klathak Pak Pong becomes interesting to be researched because its media marketing still has strong position to compete the number of competitors which use media of marketing like the form of printed media. As time goes by, Word Of Mouth is increasingly evolving to the point of a media that stands in the formation of Brand Awareness to consumers of Sate Klathak Pak Pong. Based of that view, the researcher interesting to do research about Word Of Mouth and strategy in forming Brand Awareness of Sate Klathak Pak Pong’s consumers. This study used a qualitative descriptive method underlying themselves on a phenomenological approach, a quality descriptive study used to determine the occurrence of a particular aspect of social phenomena and describe social phenomena. In a theoretical level, there are several assumption underlying qualitative research. Qualitative reseachers are interested in meaning in how people try to understand the life, experience, and the structure of their environment, the qualitative researcher is the main instrument in the collection and analysis of data. The data obtained throught observation, interviews, documentation and literature. Based on the reseach findings, thst in pursuing a strategy of word of mouth by Sate Klathak Pak Pong. The conclusion that can be drawn that if a line of business has its own uniqueness,then people will discuss the products they sell. Strengthen brand awareness in Sate Klathak Pak Pong follow the model of the DREAM(Differentation, Relevence, Esteem, Awareness and Mind’s Eye),it can be seen that word of mouth in building brand awareness to customer Sate Klathak Pak Pong.. Keyword : Word Of Mouth, Brand Awareness,. xiii.

(15) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Brand merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih suatu produk. Brand tidak hanya digunakan dalam usaha fashion, namun juga pada usaha jasa dan rumah makan. Salah satu rumah makan yang mempunyai brand terkenal adalah Sate Klathak Pak Pong Bantul. Sate klathak adalah sate yang berasal dari Bantul, terbuat dari daging kambing dengan bumbu yang minimalis. Sate klathak adalah sate yang unik karena menggunakan jeruji sepeda sebagai tusuknya. Keunikan sate klathak inilah yang menjadikannya banyak dicari baik oleh warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Menurut Reevers yang dikutip oleh Jacky tai dan Wilson Chew dalam bukunya Brand Management menggambarkan Unique Selling Proposition (USP) yang dalam bahasa Indonesia berarti penawaran penjualan yang unik, sebagai penawaran yang tidak dapat ditawarkan pesaing anda (Tai, 2012:2). Keunikan dari sate klathak inilah yang membuatnya menjadi kuliner yang banyak dicari, karena diantara sekian banyak jenis sate, hanya sate klathak yang memiliki keunikan dengan menusuk daging menggunakan jeruji sepeda. Sate klathak biasanya banyak dijual oleh penduduk lokal di warung-warung kecil. disepanjang. jalan. imogiri. Seiring dengan banyaknya peminat sate klathak, maka banyak orang. 1.

(16) yang mencoba membuka usaha kuliner dilokasi lain dengan menu sate klathak, namun tetap tidak dapat menggeser warung makan di jalan imogiri sebagai tujuan untuk menikmati sate klathak. Sate Klathak Pak Pong adalah rumah makan terbesar dijogjakarta yang khusus menjual olahan yang berbahan dasar dari daging kambing dengan menu spesial sate klathak. Ada satu hal yang menarik dari Sate Klathak Pak Pong, dimana saat rumah makan lain banyak menggunakan berbagai media cetak maupun media elektronik untuk melakukan promosi, Sate Klathak Pak Pong justru mengandalkan getok tular atau komunikasi dari mulut ke mulut. Dalam ilmu komunikasi getok tular disebut juga Word Of Mouth. Dalam buku Rest In Peace Advertising(1729-2010) A Mind Of Soul Deceiver Lie Teller And Exaggeration Expert Killed By The Power Of Word Of Mouth Marketing, Word Of Mouth adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah merek agar konsumen membicarakan, mempromosikan, dan mau menjual merek kita kepada orang lain (Sumardy, 2011:71). Informasi yang disampaikan tentang produk yang ditawarkan tentu merupakan informaasi yang sesuai dengan fakta dan keadaan dari produk tersebut. Seperti yang terdapat dalam an nisa (4) : 9 tentang menyampaikan informasi yang benar (qaulan sadida) :. 2.

(17) Artinya : Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya, oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tuturkata yang benar. Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sebuah informasi yang diasampaikan tentunya mengandung kebenaran yang sesuai dengan fakta. Informasi mengenai produk atau tentang brand yang berisi tentang informasi yang benar dan sesuai fakta, tentu akan mendapatkan feedback positif dari konsumen. Konsumen yang menerima informasi yang benar dan sesuai fakta akan mendapatkan pemahaman dan manfaat, sehingga akan diingat oleh konsumen. Hal tersebut tentu menjadi keuntungan bagi pemilik brand, dimana tujuan menyampaikan informasi tersebut sesuai sasaran dan tujuan yang diinginkan. Sebuah informasi yang disampaikan sesuai dengan sasaran dan mencapai tujuan yang diinginkan pemilik brand, seperti dalam surat an nisa (4) : 63,. 3.

(18) Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang didalam hati mereka, karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. Berdasarkan ayat diatas, dapat dikatakan bahwa perlunya perkataan (informasi) yang membekas dijiwa (dapat diingat) untuk memberikan pehaman atas apa yang disampaikan. Informasi yang diberikan kepada para konsumen tentunya bertujuan agar konsumen dapat mengingat kembali brand yang ditawarkan dan pada akhirnya melakukan pembelian kembali. Word Of Mouth dinilai masih sangat ampuh dibandingkan dengan media promosi yang saat ini ada. Keuntungan dengan adanya Word Of Mouth adalah, Sate Klathak Pak Pong dapat menekan biaya untuk promosi. Pelanggan yang puas tentu akan mengatakan kepada teman mereka bahwa sate klathak pak pong memang memuaskan, sehingga membuat orang ingin mencoba merasakan sate klathak pak pong.. Efek yang didapat dari. 4.

(19) melakukan Word Of Mouth adalah terbentuknya kesadaran merek atau brand awareness. Menurut Aaker, kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori tertentu (Rangkuti, 2009:39). Sate Klathak Pak Pong merupakan rumah makan yang khusus menjual olahan daging kambing, khususnya sate klathak, rumah makan ini tentunya mempunyai tempat tersendiri dikalangan pecinta kuliner sate klathak. Brand awareness pada sate klathak pak pong terlihat pada banyaknya pelanggan yang datang ke rumah makan ini, walaupun jaraknya jauh dari pusat kota dan tidak teletak dijalan utama. Rumah makan ini hampir tidak pernah sepi pengunjung, bahkan disaat hari libur pengunjung harus rela antre selama berjam-jam untuk dapat menikmati sate klathak pak pong. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti ingin mengetahui dan mempelajari lebih lanjut tentang komunikasi word of mouth, serta peran word of mouth dalam membentuk brand awareness pada pelanggan Sate Klathak Pak Pong. Maka penelitian ini mengambil judul : WORD OF MOUTH DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Pelanggan Sate Klathak Pak Pong Bantul).. 5.

(20) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang. diuraikan di atas, maka pokok. permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana word of mouth dalam membentuk brand awareness pada Pelanggan Sate klathak Pak Pong Bantul. C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Word Of Mouth Dalam Membentuk Brand Awareness Pada Pelanggan Sate klathak Pak Pong Bantul. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan peneliti dalam wacana ilmu komunikasi yang berfokus pada kajian komunikasi word of mouth. b. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menemukan prinsip-prinsip dasar kajian ilmu komunikasi dengan menggunakan komunikasi Word Of Mouth, serta memberikan kontribusi sebagai bahan referensi keilmuan komunikasi. c. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan mahasiswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi yang 6.

(21) mengutamakan proses dan penerapan dalam komunikasi Word Of Mouth. D. Tinjauan Pustaka Siti Khomsah Mahmudah (2006), mahasiswa Program Studi Keuangan Islam Jurusan Muamalah, Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Harga, Merek, Dan Komunikasi Dari mulut ke mulut Terhadap Keputusan Penggunaan Produk Syar-e (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Yogyakarta)”. Brand Syar-e pada Bank Muamalat adalah nama yang digunakan untuk menarik menarik minat konsumen muslim khususnya. Syar-e menawarkan layanan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam yang tentu saja mengacu pada AlQuran dan AlHadist. Menurut Siti khomsah mahmudah, promosi dari mulut ke mulut merupakan salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan Bank Muamalat dikarenakan promosi dalam bentuk ini besar kemungkinan terjadi antara teman, sahabat, dan saudara, sehingga informasi yang didapat dapat pasti meyakinkan dan dapat dengan mudah diterima. Siti Khomsah Mahmudah berdasarkan uji statistik penelitiannya menjelaskan bahwa variabel harga, merek, dan komunikasi dari mulut ke mulut secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pennggunaan produk syar-e. Dibuktikan dalam hasil uji statistiknya yaitu F hitung (45,984) yang lebih besar dari F tabel (2,6903). Besar pengaruh. 7.

(22) ketiga variabel terhadap keputusan penggunaan adalah 56,5%, sedangkan sisanya yaitu 43,5% dipengaruhi oleh variabel lain. Persamaan penelitian yang dilakukan siti khomsah mahmudah dengan penelitian ini terdapat pada objek penelitian, objek yang diteliti adalah sama sama komunikasi word of mouth. Perbedaan dalam penelitian ini adalah, Siti Khomsah Mahmudah meneliti harga, merek, dan Word Of Mouth, sedangkan peneliti hanya berfokus pada word of mouth. Subjek penelitian dari Siti Khomsah Mahmudah adalah Bank Muamalat Indonesia cabang Yogyakarta, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan Sate Klathak Pak Pong. Perbedaan terakhir dari penelitian ini adalah Siti Khomsah Mahmudah menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Purno Ujianto (2012), mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta dalam penelitiannya yang. berjudul. “Strategi. Word. Of. Mouth. Communication. Dalam. Meningkatkan Minat Menonton Kesenian Banyumasan (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Paguyuban Seni Sapto Turonggao Joyo Kabupaten Banjarnegara)”. Menurut Purno Ujianto, minat masyarakat melihat kesenian daerah sedikit banyak dipengaruhi oleh komunikasi dari mulut ke mulut. Promosi yang meyakinkan dan dan menawarkan keunggulan produk menjadi topik utama dalam word of mouth di penelitian purno ujianto. Kesamaan dengan penelitian Purno Ujianto terdapat pada objek penelitian yang sama8.

(23) sama meneliti tentang Word Of Mouth serta menggunakan penelitian kualitatif. Perbedaaan dari penelitian Purno Ujianto dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitian, purno ujianto mengambil subjek paguyuban seni sapto turonggao joyo kabupaten banjarnegara, sedangkan peneliti mengambil subjek penelitian pada pelanggan Sate Klathak Pak Pong. Penelitian yang dilakukan oleh Irni Dewi Kartini (2009), mahasiswi Program Studi Marketing Communication Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta, dengan judul “Brand Awareness Khalayak Terhadap Merek Operator Seluler CDMA StarOne”. Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta dengan tujuan ingin mengetahui tingkat awareness terhadap merek operator selular CDMA StarOne. Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Desember 2008 dan mengambil 115 responden sebagai sampel. Hasil dari penelitian yang dilakukan Irni Dewi Kartini menemukan bahwa Top of Mind pada pengguna CDMA dikalangan mahasiswa Universitas Mercu Buana. adalah Esia dengan 84 responden. sedangkan StarOne pada urutan keempat. Persamaaan penelitian peneliti dengan penelitian Irni Dewi Kartini adalah sama-sama meneliti tentang Brand Awareness. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada jenis penelitian, Irni Dewi Kartini menggunakan metode penelitian kuantiitatif sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan lain yang terdapat dalam penelitian terdapat pada subjek penelitian, Irni Dewi Kartini mengambil subjek pada mahasiswa Universitas 9.

(24) Mercu Buana Jakarta, sedangkan peneliti mengambil subjek pada pelanggan Sate Klathak Pak Pong. E. Landasan Teori 1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah suatu proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada pasar (Sulaksana, 2007:23). Menurut AMA (The American Marketin Association), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi (Morrison, 2010:3). Perusahaan yang berorientasi pada pasar harus memfokuskan perhatian mereka pada upaya untuk mempertahankan hubungan selama mungkin dengan pelanggan. Upaya ini mendorong perusahaan untuk memberikan perhatian pada apa yang disebut dengan relationship marketing, yaitu upaya untuk melibatkan, menciptakan, mempertahankan, dan mendorong hubungan jangka panjang dengan para pelanggan dan juga pihak-pihak lainnya untuk keuntungan bersama (Morrison, 2010:4). Pemasaran tidak bisa dipisahkan dengan promosi, yaitu jenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa (Alma, 2011:179). Tujuan utama promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberikan 10.

(25) pengaruh menngkatnya penjualan. Kegiatan promosi bukan hanya sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dalam kegiatan pembelian. atau. penggunaan. jasa. sesuai. dengan. keinginan. dan. kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan alat-alat promosi. Alat promosi biasa disebut dalam bahasa pemasaran dengan bauran promosi, perangkat promosi mencakup aktifitas periklanan, penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan, hubungan masyarakat (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), pemasaran langsung (direct marketing) (Hamdani, 2008:120-123). 2. Word Of Mouth Word Of Mouth adalah tindakan penyediaan informasi oleh konsumen kepada kosumen lain. Word Of Mouth sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu: a. Organic Word Of Mouth Organic Word Of Mouth adalah Word Of Mouth yang terjadi secara alami. Orang-orang yang merasa senang dan puas pada sebuah produk, memiliki hasrat alami untuk membagi dukungan dan antusiasme mereka. b. Amplified Word Of Mouth Amplified Word Of Mouth adalah Word Of Mouth by design oleh perusahaan. Word Of Mouth jenis ini terjadi ketika pemasar atau perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong. 11.

(26) atau mempercepat Word Of Mouth pada konsumen (Sumardi, 2011:68). 3. Word Of Mouth Marketing Word Of Mouth Marketing adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sebuah merek agar konsumen membicarakan, mempromosikan, dan mau menjual merek kita kepada orang lain (Sumardi, 2011:71). Tidak hanya sampai pada tahap bahwa produk kita sudah dibicarakan orang. Jika sekedar dibicarakan, hasil yang kita kita dapatkan hanya “mouth-share.” Padahal, agar akktivitas Word Of Mouth Marketing bisa berdampak bagi bisnis, kita harus sampai pada level promoting dan selling. Kalau sudah sampai level promoting, kita memenangkan “heartshare”mereka, dan jika sampai level selling, kita memenangkan “marketshare”. Word Of Mouth Marketing dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: a. Customers DoThe Talking Talking di sini maksudnya adalah berhasil membuat orang-orang membicarakan produk kita. Lalu apa dampaknya bagi kita? Jawabannya masih sebatas pada kata “mungkin”. Mungkin banyak orang yang tepat (memiliki banyak teman dan memiliki pengaruh kuat terhadap teman-temannya) membicarakannya. Mungkin banyak orang yang jadi tertarik ingin membelinya, mungkin mereka membicarakan produkkita secara positif. 12.

(27) Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pemasar agar konsumen menceritakan produknya: 1). Talkable brand starts from stories Merek-merek yang dibicarakan adalah yang memiliki atau bisa menciptakan cerita. Tanpa cerita, merek anda tentu akan membosankan untuk diceritakan. 2). Stories are not tagline Cerita berbeda dengan slogan. Slogan sangat statis dan tidak mengandung antusiasme yang tinggi. Sedangkan cerita melibatkan konsumen dan menarik bagi mereka. 3). If you don’t have stories, someone else will create it. Kalau anda sebagai pemilik merek tidak berusaha menciptakan cerita, mungkin suatu saat nanti pesaing anda akan menciptakan cerita jelek tentang merek anda. b. Cutomers Do The Promoting Di level ini, kita harus bisa memberdayakan para profit talker agar membicarakan produk kita secara positif. Tidak berhenti sampai disitu saja, para talkers juga harus bisa memperkuat sikap positif orang lain terhadap produk kita. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pemasar agar konsumen mempromosikan produknya:. 13.

(28) 1). Good stories should be supported with simple transferable kits Memiliki cerita yang heboh merupakan langkah awal, tapi tidak. bisa. menghasilkan. promosi. atau. rekomendasi. jika. perusahaan tidak menyediakan sesuatu yang bisa dibagi konsumen kepada konsumen lainnya. 2). Simple kits, fast promotion Transferable kits adalah sesuatu yang bisa dipindah tangankan, sesuatu yang bisa dibagikan ke orang lain,sesuatu yang bisa diberikan kepada orang lain. Disediakan harus sesederhana mungkin, mudah dibagikan, dan dipindahkan ke orang lain. Lebih sederhana, lebih cepat promosi terjadi. 3). Most promotable brands are having most medium to share Merek-merek yang sering dipromosikan dan direkomendasikan terbukti memiliki banyak. pilihan alat dan media yang dapat. digunakan konsumen untuk berbagi dengan teman dan keluarga. c. Customers Do The Selling Para talkers yang kita miliki tidak hanya harus mempromosikan produk kita. Lebih dari itu mereka juga harus mengusahakan terjadinya perubahan perilaku pada orang yang mereka ajak bicara (Sumardi, 2011:73). Ada tiga hal yang harus diingat agar konsumen mau ikut membantu menjual produk: 14.

(29) 1). Give consumers something to sell Saat mengembangkan program Word Of Mouth Marketing, harus dipikiran dari awal memberikan sesuatu kepada konsumen agar mereka antusias dalam menjual produk kita 2). Utilize customers’ network Cara termudah membuat konsumen menjual produk kita adalah memanfaatkan jaringan pertemanan mereka. Jangan terlalu bermimpi untuk meminta mereka menjual kesetiap orang. 3). Reward consumers Berikan penghargaan untuk setiap usaha penjualan mereka. Tidak harus dalam bentuk uang, bisa berbentuk eksklusifitas di dalam perusahaan atau manfaat non-finansial lainnya. 4. Brand Brand adalah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu (Nicolino. 2004:4). Menurut American Marketing Association yang dikutip Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul The Power Of Brands, definisi Brand atau merek adalah sebagai berikut: “merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing”. Pengertian merek menurut David A, Aaker adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) 15.

(30) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor (Rangkuti, 2009:36). Pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek mempunyai enam tingkat pengertian yaitu: a. Atribut Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atributatribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. Contohnya, BMW seri 7 merupakan merek mobil yang dirancang dengan kualitas tinggi, selalu menjaga keamanan, bergengsi, berharga jual mahal serta dipakai oleh para senior eksekutif perusahaan multinasional. b. Manfaat Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menterjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional. Atribut “aman” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional, yaitu tidak perlu menganti berbagai fungsi rem serta balon pelindung baik dari depan maupun dari samping kiri dan kanan. Manfaat fungsional ini dapat juga diterjemahkan 16.

(31) kedalam manfaat fungsional yaitu” selama mengendarai BMW seri 7, saya merasa aman dan menyenangkan.” Selain itu atribut-atribut lain juga harus dapat diterjemahkan menjadi manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen. c. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang mempunyai nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut d. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu, misalnya Mercedes mewakili budaya jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja efisien, dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. e. Kepribadian Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi para penggunanya.. Jadi. diharapkan. dengan. menggunakan. merek,. kepribadian si pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan. f. Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para para pemasar selalu menggunakan analogi orang17.

(32) orang terkenal untuk menggunakan mereknya. Misalnya, untuk menggambarkan orang sukses selalu menggunakan BMW seri 7. Menurut William J. Stanton, merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual (Rangkuti, 2009:36). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur, yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca ,serta brand mark yang berbentuk simbol, desain, atau warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan satu produk dari produk pesaingnya juga berguna. untuk. mempermudah. konsumen. untuk. mengenali. dan. mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli. Dengan demikian, merek tersebut meliputi: a.. Nama merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk tersebut. b.. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang singkat sangat membantu.. c.. Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan dan khas.. 18.

(33) d.. Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.. e.. Nama merek harus bisa memperoleh hak untuk di daftarkan dan mendapat perlindungan hukum.. 5. Brand Awareness Menurut Freddy Rangkuti yang mengutip dari Aaker, Brand Awareness atau kesadaran merek artinya adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagiandari kategori produk tertentu. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat digambarkan sebagai suatu piramida seperti dibawah ini. Gambar 1: Segitiga Brand Awareness. Top Of Min Brand Recall Brand Rekognition. Unware of Brand. Sumber: The Power of Brand (Rangkuti, 2009:40). 19.

(34) Penjelasan mengenai segitiga brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi adalah: a. Unware of Brand (tidak menyadari merek) Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. b. Brand Recognition (pengenalan merek) Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan suatu pembelian. c. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistlahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. d. Top of mind (puncak pikiran) Apabila seseorang ditanya langsung, tanpa diberi bantuan pengingat dan dia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen (Rangkuti, 2009:40). 20.

(35) Agar brand awarenees tetap berada di benak konsumen perlu ada strategi yang fungsinya untuk membentuk. Oleh karena itu brand awareness dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana bagaimana brand awareness dapat menciptakan suatu nilai. Berikut ini adalah bagan mengenai peran brand awareness. Gambar 2 : nilai-nilai kesadaran merek. Menjadi sumber asosiasi. Familiar atau rasa suka Brand awareness Kesadaran merek. Substansi atau komitmen. Mempertimbangkan merek. Sumber: Strategi Memimpin Pasar ( Durianto,2004:7) a. Brand awareness menjadi assosiasi lain Suatu brand yang kesadarannya tinggi akan membantu assosiasiassosiasi yang melekat pada brand tersebut karena daya jelajah brand. 21.

(36) tersebut akan menjadi sangat tinggi dalam benak konsumen. Kondisi ini menunjukkan bahwa suatu brand yang awarenessnya tinggi mampu menimbulkan asosiasi positif untuk produk lainnya. b. Familiar atau rasa suka Jika brand awareness kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan brand kita, dan lama kelamaan akan menimbulkan rasa suka yang tinggi terhadap brand kita. c. Substansi atau komitmen Brand awareness dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi, jika kesadaran atau brand tinggi, kehadiran brand itu dapat selalu kita rasakan, sebab sebuah brand dengan brand awareness tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor. d. Mempertimbangkan merek Langkah pertama dalam proses pembelian adalah menyeleksi brand-brand. yang. dikenal. dalam. suatu. kelompok. untuk. dipertimbangkan dan diputusakan brand mana yang akan dibeli. Brand dengan top of mind tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu brand tersimpan dalam ingatan, brand tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam keputusan pembeliannya. Biasanya brand-brand yang disimpan dalam benak konsumen adalah brandbrand yang disukai dan di benci.(Durianto, 2004:8-9) 22.

(37) Brand awareness tercipta melalui pembangunan brand dengan mengikuti model DREAM (Differentiation,Relevance, Esteem, Awareness, Mind,s eye). Konsep ini menyatakan bahwa differentiation (perbedaan) harus merupakan langkah pertama jika suatu brand ingin menembus kekusutan pasar dan menempati suatu posisi khusus dalam pikiran target audiens (Knapp, 2002:15). a. Differentiation Esensi dari strategi differensiasi adalah perusahaan dapat memberikan perbedaan yang lebih unik dari pesaing, sehingga dengan perbedaan itu konsumen memiliki nilai yang lebih tinggi. b. Relevance Seberapa besar relevansi (hubungan) produk yang ditawarkan dengan kebutuhan konsumen saat ini. c. Esteem Merupakan ukuran mengenai penghargaan konsumen terhadap merek dan juga pandangan konsumen terhadap merek sebagai merek terbaik dikelasnya. d. Awareness Kesadaran, keadaan mengerti akan hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. e. Mind,s eye Bisa memposisikan dimanakah sebuah merek, dibenak konsumen dari banyaknya kompetitor. 23.

(38) F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis deskriptif kualitatif. Penelitian yang menggunkan metodologi kualitatif itu sendiri yakni bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya (Kriyantono, 2006:56). Sedangkan jenis penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif dengan maksud dapat menggambarkan permasalahan dan penyelesaian mengenai objek penelitian tersebut 2. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:862). Adapun subjek dari penelitian ini adalah pelanggan pelanggan Sate Klathak Pak Pong. b. Objek Penelitian Objek. penelitian. penelitian(Kamus. Besar. adalah Bahasa. hal. yang. Indonesia,. menjadi 1996:622).. sasaran Objek. penelitian adalah himpunan yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Adapun objek dari penelitian ini adalah. 24.

(39) word of mouth dan brand awareness pelanggan Sate Klathak Pak Pong.. 3. Metode Pengumpulan Data a. Jenis Data Jenis data yang diperoleh dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder dalam penelitian didapat dari dokumendokumen dan studi pustaka yaitu dari media massa seperti majalah, website dan sebagainya b. Teknik Pengumpulan Data Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam (dept interview). Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapat data lengkap dan mendalam (Kriyantono, 2006:98). 4. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman dalam buku metode penelitian kualitatif (Moeloeng, 2002:248), dimana dijelaskan bahwa analisis data meliputi tiga alur kegiatan yaitu:. 25.

(40) a. Reduksi data, adalah proses pemilihan data , menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa hingga kesimpulan dan verifikasi. b. Penyajian data, dalam penyajian data ini seluruh data dilapangan yang berupa hasil wawancara dan dokumentasi akan dianalisis sesuai dengan teori yang dipaparkan sebelumnya. c. Penarikan kesimpulan, adalah kegiatan penggambaran secara utuh dari objek yang diteliti pada proses penarikan kesimpulan berdasarkan penggabungan informasi yang disusun dalam suatu bentuk yang tepat dalam penyajian data. 5. Metode Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penelitian kualitatif untuk mengetahui validitas dan reliabilitas penelitian itu sendiri(Moloeng, 2010:321). Validitas data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjukkan pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh secara akurat telah mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Sementara reliabilitas, berkenaan. pada. tingkat. konsistensi. hasil. dari. penggunan. cara. pengumpulan data (Pawito, 2008:97). Teknik keabsahan data yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah teknik membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari waktu dan cara yang berbeda (Bungin, 26.

(41) 2007;256). Triangulasi data dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data (Bungin, 2007:192). Triangulasi akan berhenti dilakukan ketika peneliti sudah meyakini bahwa tidak ada lagi perbedaan atau pertentangan pada data-data yang diperolehnya, dan tidak ada lagiyang perlu dikonfirmasikan kepada informan. G. Kerangka Pemikiran Gambar 3 : Kerangka Pemikiran Sebuah brand idealnya melakukan pemasaran melalui melalui berbagai media , baik media cetak maupun media elektronik. Sate Klathak Pak Pong melakukan pemasaran menggunakan word of mouth. Brand Awareness WORD OF MOUTH MARKETING -Customer do the talking -Customer do the Promoting -Customer do the selling. Differentiation Relevance Esteem Awareness Mind’s Eye Sumber : Olahan Peneliti. 27.

(42) BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan analisis pembahasan pada BAB III mengenai Word Of Mouth dalam membentuk Brand Awareness maka peneliti akan memberikan beberapa kesimpulan. Ketiga poin yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah customers do the talking, cusomers do the promoting dan customers do the selling yang kemudian peneliti olah berdasarkan data dan informasi yang peneliti peroleh dari para narasumber. dengan. menggunakan. model. komunikasi. D.R.E.A.M.(Differentiation, Relevance, Esteem, Awareness, Mind,s Eye) dari Duanne Knapp. Belum dimaksimalkannya teknologi internet sebagai cara untuk menarik minat pelanggan dengan alasan, penggunaan media internet memerlukan biaya dan tenaga yang lebih mahal daripada cara yang mereka lakukan pada saat ini. Maka tidak keliru apabila menjadikan word of mouth sebagai salah satu media yang diandalkan Sate Klathak Pak Pong dalam mempromosikan brand. Penggunaan Word Of Mouth tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh Sate Klathak Pak Pong. Dalam penelitian ini terbentuknya Brand. 76.

(43) Awareness dari penggunaan Word Of Mouth merupakan bagian akhir yang ingin peneliti simpulkan dalam penelitian ini. Pemaparan beberapa kesimpulan diatas merupakan hasil penelitian, dimana fokus utamanya adalah mendeskripsikan tentang Word of Mouth dalam membentuk Brand Awareness. Dari penggunaan Word Of Mouth tersebut, peneliti melakukan penyesuaian. melalui pembangunan brand. dengan mengikuti model D.R.E.A.M. yang menghasilkan kesimpulan bahwa semua informasi dan data yang peneliti peroleh dari narasumber semua sesuai dengan unit analisis penelitian. Pengguanan Word Of Mouth dalam membentuk Brand Awareness sesuai dengan apa yang terkandung dalam Quran surat an nisa (4) : 63, bahwa perlunya perkataan (informasi) yang membekas dijiwa (dapat diingat) untuk memberikan pehaman atas apa yang disampaikan. Informasi yang diberikan kepada para konsumen tentunya bertujuan agar konsumen dapat mengingat kembali brand yang ditawarkan dan pada akhirnya melakukan pembelian kembali. Menurut pembahasan dalam penelitian ini, Word Of Mouth sebagai media untuk menyampaikan informasi. yang sesuai dengan fakta dan. kebenaran mempunyai hubungan dalam proses terbentukya Brand Awareness pada pelanggan Sate Klathak Pak Pong.. 77.

(44) B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti ingin memberikan saran kepada beberapa pihak, terkait dengan penggunaan Word Of Mouth dalam membentuk Brand Awarenesss, pihak-pihak tersebut antara lain: 1. Sate Klathak Pak Pong Berdasarkan informasi, data dan kesimpulan tentang Word Of Mouth, saran untuk Sate Klathak Pak Pong adalah agar dapat memaksimalkan Word Of Mouth dengan didampingi oleh media lain seperti media internet. Dengan menggabungkan kedua media tersebut maka hasil yang didapat tentunya akan lebih memuaskan. Perlu juga memaksimalkan Word Of Mouth dengan cara melakukan promo dan juga event yang bisa membuat pelanggan mengingat sesuatu tentang Sate Klathak Pak Pong. 2. Mahasiswa / akademisi Pada penelitian ini telah dideskripsikan tentang peran Word Of Mouth dalam membentuk Brand Awareness. Apabila dalam penelitian ini telah teruji tentang peran Word Of Mouth terhadap terbentuknya Brand Awareness pada pelanggan sate klathak pak pong, maka saran peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah, dapat meneliti untuk menjelaskan bagaiman peran Word Of Mouth dalam mengokohkan Brand Awareness pada pelanggan Sate Klathak Pak Pong.. 78.

(45) 3. Pembaca/pemilik brand Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bacaan tentang mengembangkan komunikasi Word Of Mouth dan Brand Awareness untuk pembaca dan menjadikan bahan pertimbangan bagi pemilik brand dalam memilih media yang akan digunakan untuk melakukan pemasaran.. 79.

(46) DAFTAR PUSTAKA. Alquran Departemen Agama Republik Indonesia. 2009. Alquran Transliterasi Latin Terjemah Indonesia. Jakarta: Suara Agung. Buku Alma, H.Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan H.M. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijkan Publik,dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua.1996.Jakarta: Balai Pustaka. Durianto, dkk. 2004. Brand equity tren. Strategi memimpin pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Knapp, Duane E. 2000. The Brand Mindset Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi. Kriyantono, Rachmat. 2006. Tekhnik Praktisi Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Lupiyoadi, Rambat dan A. hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Moloeng, lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _____________. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Morrison. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana..

(47) Nicolino, Patricia F. 2004. Brand Management, The Complete Ideal’s Guides. Jakarta: Prenada Media. Paul, Peter. J dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behaviour : Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kulaitatif. Yogyakart. LKIS. Rangkuti, Fredi. 2009. The Power Of Brands, Teknik Mengelola Brand Equity Dan Strategi Pengembangan Merek Dan Analisis Kasus Dengan SPSS. Jakarta: Gramedia Pustaka. Soekanto, Soerjono.1987.Sosiologi Rajawali Press.. Hukum. Dalam. Masyarakat.Jakarta:. Sulaksana, Uyung. 2003. Integrated Marketing Communications : Teks dan Kasus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumardy, dkk. 2011. Rest In Peace Advertising(1729-2010) A Mind And Soul Deceiver Lie Teller And Exaggeration Expert Killed By The Power Of Word Of Mouth Marketing. Jakarta: Gramedia. Supranto,J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Suryani, Tatik. 2012. Perilaku Konsumen Pemasaran.Yogyakarta: Graha Ilmu.. :Implikasi. Pada. Strategi. Tai,Jacky dan Wilson Chew. 2012. Brand Management,13 Strategi Untuk Mengembangkan Merek Anda. Jakarta: Indeks.. Penelitian Kartini, Irni Dewi. 2009. “Brand Awareness Khalayak Terhadap Merek Operator Seluler CDMA StarOne”. Skripsi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. Mahmudah, Siti Khomsah. 2006. “Pengaruh Harga, Merek, Dan Komunikasi Dari Mulut Ke Mulut TerhadapKeputusan Penggunaan Produk Shar-e (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Muamalah Indonesia Cabang Yogyakarta)”. Skripsi Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta..

(48) Ujianto, Purno. 2012. “Strategi Word Of Mouth Communication Dalam Mengangkat Minat Menonton Kesenian Banyumasan(Studi Deskriptif Kualitatif Pada Paguyuban Seni Sapto Tronggo Joyo Kabupaten Banjarnegara)”. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Internet https://www.google.com/maps/place/Sate+Klathak+Pak+Pong,+Jalan+Imogiri +Timur+Km.+10,+Wonokromo,+Pleret,+Wonokromo,+Pleret,+Bantul ,+Daerah+Istimewa+Yogyakarta+55791,+Indonesia/@7.8683628,110.3888715,15z/data=!4m2!3m1!1s0x2e7a56854a9b3e95: 0xdbe6f91fd89db72e diakses tanggal 27 juni 2017 pukul 20.14 WIB.

(49) Interview Guide : A. Customer do the talking 1. Apa yang anda pikirkan saat mendengar sate klathak? 2. Apakah anda mengetahui tentang Sate Klathak Pak Pong di Bantul? 3. Darimana anda mengetahui tentang Sate Klathak Pak Pong? 4. Apakah anda mengetahui pemasaran yang dilakukan Sate Klathak Pak Pong selain dari mulut ke mulut? 5. Apakah anda tertarik dengan Sate Klathak Pak Pong? 6. Apa yang membuat anda tertarik dengan Sate Klathak Pak Pong? B. Customer do the promoting 1. Apakah anda membicarakan hal positif tentang Sate Klathak Pak Pong kepada teman atau saudara? 2. Apakah anda pernah merekomendasikan Sate Klathak Pak Pong kepada teman atau saudara? 3. Apakah menurut anda Word Of Mouth masih bisa diandalkan untuk melakukan promosi? C. Customer do the selling 1.. Berapa kali anda melakukan kunjungan ke Sate Klathak Pak Pong?. 2. Apa anda mengajak teman, saudara atau orang lain untuk melakukan kunjungan ke Sate Klathak Pak Pong? 3. Mengapa anda mengajak teman, saudara atau orang lain untuk melakukan kunjungan ke Sate Klathak Pak Pong?.

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60) CURICULUM VITAE Nama lengkap. : Muhammad Usthadz. Tempat, tanggal lahir. : Bantul, 5 februari 1991. Jenis kelamin. : laki-laki. Agama. : Islam. Status. : Belum menikah (saat dicetak). Alamat rumah. : Karanganom, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta. Nomor HP. : 085 725 726 266. E-mail. : Muhammad.osthadz@gmail.com. Facebook. : Mohammad Osthadz. Twitter. : @osthadz. Hobi. : Touring. Riwayat Pendidikan . TK Masyitoh Karanganom. (1996-1997). . SDN Brajan. (1997-2003). . SMPN I Pleret. (2003-2006). . SMKN 5 Yogyakarta. (2006-2009). . UIN Sunan Kalijaga. (2010-2017).

(61)

Gambar

Tabel 1 Identitas Informan  ……………………………………………….….  42
Gambar 1: Segitiga Brand Awareness
Gambar 2 : nilai-nilai kesadaran merek
Gambar 3 : Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh

Pertambahan jumlah daun terbesar pada umur 63 hari setelah tanam terdapat pada perlakuan B dengan 1 kali pemberian pupuk dalam seminggu dengan konsentrasi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Pekanbaru (rasio kemandirian, kemampuan,

Pengembangan bahan ajar elektronik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu produk dapat menyesuaikan dengan layar android yang dimiliki dan dapat digunakan sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri potensi fraksi n-heksan dan etil asetat dari ekstrak metanol daun gugur ketapang segar dan kering sebagai

User interaction executive Read user command System configuration controller Invoke command processing Activate /deactivate system Password processing controller

Penilaian terhadap jumlah analgetik pertolongan secara klinis terlihat bahwa kombinasi tramadol-parasetamol mempunyai efek analgetik lebih lemah dibanding dengan

Responden yang dipilih adalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik pengelolaan meliputi pengelola BPK Kupang, Dinas Kehutanan Kabupaten Sumba Timur, pihak pemerintah daerah,