• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 42 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SERANG

NOMOR 42 TAHUN 2008

TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN SERANG

DITERBITKAN OLEH

BAGIAN ORGANISASI SETDA KAB. SERANG TAHUN 2008

(2)

Nomor : 42 Tahun 2008 PERATURAN BUPATI SERANG

NOMOR : 42 TAHUN 2008 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 Ayat (2) huruf c

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang, perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang;

b. bahwa Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana dimaksud huruf a perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5.Undang-undang. ...

Mengingat :

(3)

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 4090);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang

Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4106);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 772 );

11. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Serang

(Lembaran Daerah Kabupaten Serang Tahun 2008 Nomor 777). MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Serang;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

3. Bupati adalah Bupati Serang;

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Serang;

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Serang;

(4)

6. Rumah Sakit Umum Daerah adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Serang;

7. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Non Pendidikan Kabupaten Serang ;

8. Wakil Direktur adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Non Pendidikan Kabupaten Serang ;

9. Instalasi adalah merupakan fasilitasi penyelenggaraan pelayanan rumah sakit yang didalamnya terdiri atas jabatan fungsional paramedis dan non medis ;

10. Komite medis adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf medis fungsional ;

11. Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di instansi dalam jabatan fungsional ;

12. Satuan Pengawas Intern adalah Kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit Umum Daerah ;

13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil Yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka kelancaran tugas pemerintahan.

BAB II

BIDANG TUGAS ORGANISASI Bagian Pertama

Direktur Pasal 2

Direktur berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas pokok memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengendalian dan mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit Umum Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 3

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 2, Direktur mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan berdasarkan kebijakan Bupati ;

b. pemberian informasi mengenai usaha pelayanan kesehatan, sarana dan pertimbangan kepada Bupati sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan atau membuat keputusan ;

c. pertanggungjawaban tugas-tugas Rumah Sakit Umum daerah secara teknis administratif dan teknis operasional kepada Bupati ;

d. pelaksanaan hubungan kerjasama dengan instansi baik pemerintah maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas.

(5)

Bagian Kedua Wakil Direktur Pelayanan

Pasal 4

Wakil Direktur Pelayanan dipimpin oleh seorang Wakil Direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan dan menyelenggarakan bimbingan teknis pelayanan medis dan keperawatan kesehatan.

Pasal 5

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 4, Wakil Direktur Pelayanan mempunyai fungsi :

a. permusan kebijakan teknis operasional kegiatan pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan ;

b. penyusunan pedoman petunjuk teknis dan pembinaan teknis operasional pelayanan medis dan keperawatan ;

c. pengkoordinasian penyelenggaraan bimbingan dan pelayanan dan asuhan keperawatan ;

d. pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan ;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan instalasi pelayanan medis dan penunjang medis.

(2) Wakil Direktur Pelayanan, membawahkan : a. Bidang Pelayanan Medis ;

b. Bidang Pelayanan Keperawatan.

Paragraf 1

Bidang Pelayanan Medis Pasal 6

Bidang Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok menyelengarakan pembinaan pelayanan medis dan penunjang medis.

Pasal 7

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada pasal 6, Kepala Bidang Pelayanan Medis mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis ;

b. penyelenggaraan pembinaan dan pengaturan pelayanan medis dan penunjang medis ;

c. penyelenggaraan pembinan dan pengaturan penyiapan sarana dan prasarana pelayanan medis dan penunjang medis ;

d. pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas pelayanan medis dan penunjang medis.

(6)

(2) Bidang Pelayanan Medis membawahkan : a. Seksi Pelayanan Medis ;

b. Seksi Penunjang Medis.

Pasal 8

Seksi Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan medis, penerimaan dan pemulangan pasien ;

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada pasal 8, Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai fungsi :

a. penginventarisasian kebutuhan pelayanan medis ; b. penyiapan data usulan kebutuhan pelayanan medis ; c. pengelolaan administrasi pelayanan medis ;

d. pelaksanaan pelayanan medis, penerimaan dan pemulangan pasien ; e. penyiapan fasilitas pelayanan medis ;

f. pengawasan, pemantauan dan pengendalian penggunaan fasilitas pelayanan medis, penerimaan dan pemulangan pasien ;

Pasal 10

Seksi Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan penunjang medis ;

Pasal 11

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada pasal 10, Kepala Seksi Penunjang Medis mempunyai fungsi :

a. penginventarisasian kebutuhan penunjang medis ; b. penyiapan data usulan kebutuhan penunjang medis ; c. pengelolaan administrasi penunjang medis ;

d. pelaksanaan penunjang medis; e. penyiapan fasilitas penunjang medis ;

f. pengawasan, pemantauan dan pengendalian penggunaan fasilitas penunjang medis.

Paragraf 2

Bidang Pelayanan Keperawatan Pasal 12

Bidang Pelayanan Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur mempunyai tugas pokok

menyelengarakan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan, pelayanan

keperawatan dan etika mutu keperawatan.

(7)

Pasal 13

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagiamana dimaksud pada pasal 12, Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program kegiatan pelaksanaan asuhan

keperawatan , pelayanan keperawatan dan etika mutu keperawatan ;

b. penyelenggaraan pembinaan dan pengaturan pelaksanaan asuhan

keperawatan , pelayanan keperawatan dan etika mutu keperawatan ;

c. penyelenggaraan bimbingan dibidang etika dan peningkatan mutu keperawatan ;

d. penyelenggaraan pengaturan penempatan paramedis dan perawat ;

e. pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kode etik, prosedur dan pelayanan keperawatan ;

f. pengawasan penggunaan fasilitas asuhan keperawatan, pelayanan

keperawatan dan etika mutu keperawatan. (2) Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahkan :

a. Seksi Asuhan Keperawatan ; b. Seksi Etika Mutu Keperawatan.

Pasal 14

Seksi Asuhan Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Keperawatan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan bimbingan pelayanan, penyiapan fasilitas keperawatan dan asuhan keperawatan.

Pasal 15

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 14, Kepala Seksi Asuhan Keperawatan mempunyai fungsi :

a. penghimpunan data petugas perawat ; b. penyusunan jadwal kerja petugas perawat ;

c. penginventarisasian dan penyiapan data usulan kebutuhan sarana prasarana keperawatan ;

d. pelaksanaan pelayanan dan asuhahn keperawatan ; e. penyiapan fasilitas asuhan keperawatan ;

f. pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan bimbingan pelayanan dan asuhan keperawatan.

Pasal 16

Seksi Etika Mutu Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Keperawatan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan bimbingan Etika dan peningkatan mutu Keperawatan.

(8)

Pasal 17

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 16, Kepala Seksi Etika Mutu Keperawatan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan materi untuk pembinaan etika dan mutu keperawatan ;

b. pelaksanaan bimbingan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan etika, mutu serta kode etik prosedur dan stándar pelayanan keperawatan ;

c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan asuhan keperawatan pada instansi rawat jalan dan rawat inap.

Pasal 18

Instalasi pelayanan medis terdiri dari instalasi rawat inap, rawat jalan, rawat darurat, perawatan intensif, perawatan intensif bayi, perawatan intensif jantung, perawatan intensif anak, bedah sentral, hemodialisa, medical chek up, one day surgery/pelayanan operasi sehari, forensik dan medikolegal serta kesehatan dan keselamatan kerja.

Pasal 19

Instalasi Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai

tugas pokok melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan rehabilitasi,

pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat inap dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala instalasi Rawat Inap mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien rawat inap ;

b. pelaksanaan diagnosa, perawatan,pengobatan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat inap ;

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan pasien rawat inap.

Pasal 21

Instalasi Rawat Jalan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Drektur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang meliputi pelayanan oleh semua poliklinik spesialis dengan melaksanakan diagnosa, pengobatan, penyuluhan. Pencegahan akibat penyakit, peningkatan pemulihan kesehatan, rujukan, administrasi dan peralatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif.

Pasal 22

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 21, Kepala instalasi Rawat Jalan mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien rawat jalan ;

b. penyelenggaraan pelayanan rawat jalan yang meliputi pelayanan oleh semua

poliklinik spesialisasi dengan melaksanakan diagnosa, pengobatan, penyuluhan dan pencegahan akibat penyakit ;

(9)

c. penyelenggaraan rujukan untuk pasien rawat jalan ;

d. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan rawat

jalan.

Pasal 23

Instalasi Rawat Darurat dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan darurat medis yang meliputi diagnose, perawatan, pengobatan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan serta melaksanakan rujukan kedalam dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 24

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 23, Kepala instalasi Rawat Darurat mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian pasien rawat darurat ;

b. pelaksanaan diagnose perawatan, pengobatan, pencegahan akibat penyakit ;

c. penyelenggaraan rujukan pasien rawat darurat ;

d. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan.

Pasal 25

Instalasi Perawatan Intensif dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan secara intensif, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat intensif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 26

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 25, Kepala Instalasi Perawatan Instensif mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien rawat intensif ;

b. pelaksanaan diagnosa, pengobatan perawatan secara intensif, rehabilitasi,

pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat intensif ;

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan rawat

intensif.

Pasal 27

Instalasi Perawatan instensip Jantung dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang menpunyai tugas pokok melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan secara intensif rehabilitasi pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat intensif jantung dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

(10)

Pasal 28

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 27, Kepala nstalasi perawatan intensif Jantung mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien rawat intensif jantung ;

b. pelaksanaan diagnosa pengobatan perawatan secara intensif, rehabilitasi,

pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat intensif jantung ;

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan rawat

instensif jantung.

Pasal 29

Instalasi Perawatan Intensif anak dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan secara intensif rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat intensif anak dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 29, Kepala instalasi perawatan intensif anak mempunyai fungsi :

a. pengaministrasian data pasien rawat intensif anak ;

b. pelaksanaan diagnosa, pengobatan perawatan secara intensif, rehabilitasi

pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap pasien rawat instensif anak.

c. pelaksanaan pematauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan rawat

intensif anak.

Pasal 31

Instalasi Bedah Sentral dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan persiapan penanganan dan pelayanan purna operasi/bedah serta memelihara peralatan operasi/bedah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 31, Kepala instalasi Bedah Sentral mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien operasi / bedah ;

b. pelaksanaan persiapan, penanganan dan pelayanan post operasi/purna bedah ;

c. pelaksanaan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan pra operasi/purna bedah ;

d. pelaksanaan persiapan dan penanganan pembiusan ;

e. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan

pasien ;

f. pelaksanaan pemeliharaan peralatan operasi / bedah ;

g. pelaksanaan pematauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan

pasien.

(11)

Pasal 33

Instalasi Hemodialisa dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyediaan fasilitas untuk melakukan upaya memperbaiki kualitas hidup dengan menurunkan kadar urium creatin melalui pencucian darah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif efisien.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 33, Kepala Instalasi Hemodialisa mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien ;

b. pelaksanaan pembinaan konsultasi bagi para penderita / pasien ;

c. pelaksanaan pencucian darah ;

d. pelaksanaan pematauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan

pasien.

Pasal 35

Instalasi Medical Check Up dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi pasien/klien yang membutuhkan pemeriksaan medical chek up.

Pasal 36

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 35, Kepala instalasi Medical Check Up mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian kegiatan medical check baik yang sifatnya rutin maupun

insidentil ;

b. pengkoordinasian tugas-tugas anggota dilingkungan instalasi Rumah Sakit

Lainnya ;

c. pelaksanaan kerjasama dengan instalasi Rumah Sakit lainnya ;

d. pengaturan alur pemeriksaan bagi pasien/klien ;

e. penyiapan sarana dan prasarana ruang medical check up sejak dari in put

sampai out put ;

f. pengembangan kiat-kiat medical check up untuk meningkatkan pendaatan rumah

sakit melalui jaringan pemasaran yang tersedia ;

g. pemantauan dan evaluasi kegiatan medical check up.

Pasal 37

Instalasi one day surgery/pelayanan sehari dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok menyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan operasi-operasi kecil dan sedang yang sifatnya cepat dan aman terhadap pasien sesuai dengan standar pelayanan.

(12)

Pasal 38

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 37, Kepala Instalasi One Day Surgery/pelayanan operasi Sehari mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian kegiatan instalasi operasi dan sedang baik yang sifatnya rutin

maupun insidentil ;

b. pengembangan potensi kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia ;

c. pengembangan standar/pedoman pelaksanaan operasi kecil dan sedang ;

d. pengkoordinasian tugas-tugas anggota dilingkungan instalasi operasi kecil dan

sedang ;

e. penyiapan sarana dan prasarana operasi kecil dan sedang ;

f. penyiapan laporan berkala kepada Direktur melalui Wakil Direktur pelayanan ;

g. pemantauan dan evaluasi kegiatan operasi kecil dan sedang.

Pasal 39

Instalasi Forensik dan Medikolegal dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan forensik dan medikolegal di rumah sakit serta pemulasaraan jenazah.

Pasal 40

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 39, Kepala Instalasi Forensik dan Medikolegal mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kegiatan pemeriksaan forensik dan medikolegal untuk kepentingan

peradilan atau penegakan hukum ;

b. penyiapan sarana dan prasarana forensik dan medikolegal ;

c. pengembangan keilmuan forensik dan medikolegal sehingga mampu

mengungkap kasus-kasus dan sebagai saksi ahli didalam pengadilan ;

d. pelaksanaan konsultasi dan rujukan kepada instalasi forensik dan medikolegal

yang lebih mampu bila mengalami kesulitan yang tidak dapat diatasi ;

e. pengadministrasian kegiatan forensik dan medikolegal secara profesional ;

f. pengadaan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan instalasi forensik dan

medikolegal rumah sakit ;

g. pemberian laporan secara berkala kepada Direktur Rumah Sakit melalui wakil

direktur pelayanan tentang semua kegiatan instalasi forensik dan medikolegal di rumah sakit ;

h. pelaksanaan kegiatan pemulasaran jenazah antara lain merawat memandikan,

mengkafankan dan menyembahyangkan ;

i. penyiapan fasilitas pemulangan jenazah.

(13)

Pasal 41

Instalasi Kesehatan dan Keselamatan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.

Pasal 42

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 41, Kepala Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja mempunyai Fungsi :

a. pengkoordinasian tugas-tugas anggota dilingkungan instalasi kesehatan dan

keselamatan kerja;

b. penyusunan langkah-langkah kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ;

c. penyiapan sarana dan prasarana kesehatan dan keselamatan kerja;

d. penyiapan laporan pemberian saran dan pertimbangan kepada Direktur

mengenai masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja pegawai . Pasal 43

Instalasi Penunjang Medis mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan laboratorium patologi anatomi, laboratorium klinik, farmasi, gizi, radiologi, rekam medis, rehabilitasi medik, sterilisasi dan pelayanan kemitraan.

Pasal 44

Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan dibidang patologi klinik dan patologi anatomi untuk keperluan diagnosa dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 45

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 44, Kepala Instalasi Laboratorium Patalogi Anatomi mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien ;

b. pelaksanaan pemeriksaan dibidang patologi klinik dan patologi anatomi untuk

keperluan diagnosa ;

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja pegawai dan hasil

kegiatan laboratorium patologi anatomi. Pasal 46

Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan dibidang laboratorium klinik untuk keperluan diagnosa memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

(14)

Pasal 47

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 46, Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien ;

b. pelaksanaan pemeriksaan dibidang laboratorium klinik untuk keperluan diagnosa ; c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja petugas dan hasil

kegiatan laboratorium klinik.

Pasal 48

Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan resep kegiatan peracikan, penyimpanan dan pelayanan obat-obatan, gas medis, bahan kimia serta peralatan medis dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 49

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 48, Kepala Instalasi Farmasi mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian pengadaan dan penyaluran obat-obatan, gas medis, bahan

kimia serta peralatan medis tertentu ;

b. pelaksanaan pemeliharaan dan penghimpunan obat-obatan, gas medis, bahan

kimia serta peralatan medis tertentu ;

c. pelaksanaan kegiatan peracikan obat-obatan, gas medis dan bahan kimia;

d. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja petugas dan

kwalitas obat-obatan, gas medis, bahan kimia serta peralatan medis tertentu.

Pasal 50

Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengelolaan penyedian dan penyaluran makanan serta penyuluhan gizi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 51

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 50, Kepala Instalasi gizi mempunyai fungsi :

a. penyusunan data pasien ;

b. pelaksanaan pengaturan gizi pasien ;

c. pelaksanaan pengadaan kebutuhan bahan makanan ;

(15)

d. pelaksanaan pengolahan, penyediaan dan penyaluran makanan ; e. pelaksanaan perawatan sarana peralatan ;

f. pelaksanaan pelayanan konsultasi gizi bagi pasien ; g. pelaksanaan penyuluhn gizi ;

h. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja petugas dan makanan yang dihasilkan.

Pasal 52

Instalasi Radiologi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan radiologi untuk keperluan diagnosa dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 53

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 52, Kepala Instalasi Radiologi mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien ;

b. pelaksanaan pelayanan radiologi untuk keperluan diagnosa ; c. pelaksanana perawatan sarana dan peralatan radiologi ;

d. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap kinerja petugas dan hasil radiologi.

Pasal 54

Instalasi Rekam Medis dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pengelolaan rekam medis yang meliputi pencatatan medis, memasukan kode indeks penyakit dan penyimpanan rekam medis dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien serta pengelolaan sistem informasi manajemen rumah sakit.

Pasal 55

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 54, Kepala Instalasi Rekam Medis mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien dan pencatatan medis ;

b. pengelolaan kode indeks penyakit ;

c. pelaksanaan penyimpanan rekam medis ;

d. pengelolaan sistem informasi manajemen rumah sakit ;

e. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan data rekam medis.

(16)

Pasal 56

Instalasi Rehabilitasi Medik dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan rehabilitasi medis yang meliputi fisioterapi alat bantu buatan dan latihan kerja, perawatan dan pengobatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 57

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 56, Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data pasien rehabilitasi medis ;

b. pelaksanaan rehabilitasi medik yang meliputi pelayanan fisioterapi alat bantu buatan dan latihan ketja, perawatan dan pengobatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif danm efisien.

c. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan terhadap pemulihan kesehatan pasien. Pasal 58

Instalasi Sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan dekontaminasi, pembersihan dan desinfeksi peralatan, instrumen/alat medis maupun alat bantu bedah lainnya.

Pasal 59

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 58, Kepala Instalasi Sterilisasi mempunyai fungsi :

a. pengadministrasian data peralatan, instrumen/alat medis maupun alat bantu

bedah lainnya ;

b. pelaksanaan dekontaminasi pembersihan dan desinfeksi peralatan instrumen/alat

medis maupun alat bantu bedah lainnya ;

c. pendistribusian hasil dekontaminasi pembersihan dan desinfeksi peralatan

instrumen/alat medis maupun alat bantu bedah lainnya ;

d. penyelenggaraan pemantauan dan pengawasan terhadap proses dekontaminasi,

pembersihan dan desinfeksi peralatan, instrumen/alat medis maupun alat bantu bedan lainnya.

Pasal 60

Instalasi Pelayanan Kemitraan dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan yang mempunyai tugas pokok melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi berbagai kegiatan pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah kepada perusahaan/Badan Usaha yang menjadi mitra pelayanan kesehatan Rumah Sakit.

Pasal 61

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 60, Kepala Pelayanan Kemitraan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan koordinasi dengan mitra pelayanan instansi pemerintah dengan jasa

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah;

(17)

b. pelaksanaan hubungan kerjasama dengan perusahaan yang menjadi mitra pelayanan kesehatan rumah sakit ;

c. penyiapan dan penyusunan rancangan perjanjian kerjasama pelayanan

kesehatan rumah sakit ;

d. pengintegrasian kegiatan pelayanan jasa kesehatan dengan mitra pelayanan ;

e. pelaksanaan sinkronisasi jasa pelayanan kesehatan dengan mitra pelayanan .

Bagian Ketiga

Wakil Direktur Umum dan Keuangan Pasal 62

Wakil Direktur Umum dan Keuangan dipimpin oleh seorang Wakil Direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan rumah tangga, perencanaan, kepegawaian penyusunan anggaran dan perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan mobilisasi dana, pengelolaan barang/perlengkapan medis, Kantor, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan pengelolaan limbah, laundry, boiler dan genset, serta hukum dan publikasi.

Pasal 63

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 62, Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan pengelolaan dan penyusunan rencana dan program kerja rumah sakit ;

b. penyelenggaraan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan protokol ;

c. pelaksanaan penyusunan program dan laporan, penyusunan peraturan perundang-undangan dan penyelesaian masalah hukum, perpustakaan, diklat publikasi, pemasaran sosial dan informasi rumah sakit umum daerah ;

d. penyusunan anggaran perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan mobilisasi ; e. penyelenggaraan instalasi penunjang non medis.

(2) Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahkan : a. Bagian Keuangan ;

b. Bagian Umum.

Pasal 64

Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai tugas pokok menyusun anggaran perbendaharaan, verifikasi, akuntansi dan mobilisasi dana.

Pasal 65

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pasal 64, Kepala Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan dan penyusunan anggaran pendapatan belanja rumah sakit umum daerah ;

(18)

b. penyelenggaraan kegiatan perbendaharaan yang meliputi belanja aparatur, belanja publik dan asuransi kesehatan ;

c. penyelenggaraan tata usaha keuangan, meliputi pembukuan, neraca keuangan, akuntansi dan verifikasi ;

(2) Bagian Keuangan, membawahkan : a. Sub Bagian Anggaran ;

b. Sub Bagian Perbendaharaan ; c. Sub Bagian Akuntansi.

Pasal 66

Sub Bagian Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keuangan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan persiapan, penyusunan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit umum daerah serta mobilisasi dana rumah sakit

Pasal 67

Untuk melaksankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 66, Kepala Sub Bagian Anggaran mempunyai fungsi :

a. pelakasanaan dan pengolahan data;

b. pelaksanaan analisa anggaran pendapatan dan belanja ;

c. penyiapan bahan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja ;

d. penyiapan bahan untuk pengajuan anggaran dari pemerintah daerah dan

pemerintah pusat serta pihak ketiga ;

e. pelaksanaan kegiatan perbendaharaan rutin, gaji, penerimaan, proyek dan

asuransi kesehatan.

Pasal 68

Sub Bagian Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan yang mempunyai tugas pokok menguji kebenaran penagihan, membina ketatausahaan keuangan, penyelesaian masalah perbendaharaan dan ganti rugi serta membina bendaharawan Rumah Sakit Umum Daerah.

Pasal 69

Untuk melaksankan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 68, Kepala Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan dan pengelolaan anggaran pendapatan belanja Rumah Sakit Umum

Daerah ;

b. penyiapan bahan penyusunan anggaran pendapatan belanja Rumah Sakit Umum

daerah ;

c. pelaksanaan kegiatan perbendaharaan yang meliputi belanja aparatur, belanja

publik, belanja bagi hasil dan belanja tidak tersangka.

(19)

Pasal 70

Sub Bagian Akuntansi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan tata usaha keuangan, pembukaan, neraca keuangan, akuntansi dan verifikasi.

Pasal 71

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 70, Kepala Sub Bagian Akuntansi mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan tata usaha keuangan ;

b. pengelolaan data pendapatan dan belanja ;

c. pelaksanaan laporan dan evaluasi keuangan .

Pasal 72

Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan tata usaha, perencanaan, urusan kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan serta keprotokolan .

Pasal 73

(1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud pada pasal 72, Kepala Bagian Umum mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana dan program kerja Rumah Sakit ;

b. penyelenggaraan urusan surat menyurat, arsip, pengadaan, ekspedisi dan pengagendaan serta keprotokolan ;

c. penyelenggaraan pengurusan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai ;

d. penyelenggaraan urusan rumah tangga, kendaraan, kebersihan, ketertiban kedalam, pemeliharaan perlengkapan dan pengadaan peralatan medis serta non medis Rumah Sakit Umum Daerah .

(2) Bagian Umum membawahkan :

a. Sub Bagian Sekretariat dan Rumah Tangga ; b. Sub Bagian Program dan Evaluasi ;

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat.

Pasal 74

Sub Bagian Sekretariat dan Rumah Tangga dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertangggung jawab kepada Kepala Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemeliharaan gedung dan taman, rumah tangga , kendaraan, ketertiban, perlengkapan non medis rumah sakit.

(20)

Pasal 75

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 74, Kepala Sub Bagian Rumah Tangga mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan urusan rumah tangga ;

b. pelaksanaan urusan kendaraan dinas ;

c. pelaksanaan penyediaan akomodasi kegiatan rapat-rapat dinas ;

d. pelaksanaan urusan ketertiban ;

e. pelaksanaan pemeliharaan gedung dan taman serta perlengkapan alat non

medis ;

f. penyusunan rencana kebutuhan sarana, prasarana dan perlengkapan;

g. pelaksanaan pemeliharaan, pemanfaatan dan pelaporan barang inventaris;

h. pelaksanaan pengadaan sarana, prasarana dan perlengkapan;

i. pelaksanaan pendistribusian barang keperluan Dinas;

j. pengelolaan logistik ;

k. pelaksanaan surat menyurat pengagendaan dan ekspedisi ;

l. pelaksanaan kearsipan ;

m. pelaksanaan keprotokolan.

Pasal 76

Sub Bagian Program dan Evaluasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertangggung jawab kepada Kepala Bagian Umum, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengevaluasi kegiatan Sub Bagian Program dan Evaluasi, memberikan petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub Bagian Program dan Evaluasi sehingga berhasil dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 77

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Pasal 76, Kepala Sub Bagian Program dan Evaluasi mempunyai fungsi :

a. penyusunan perencanaan Sub Bagian Program dan Evaluasi;

b. pelaksanaan penyusunan rencana strategis Rumah Sakit Umum Daerah ; c. pelaksanaan penghimpunan rencana kerja Bidang, Bagian dan Instalasi ;

d. pelaksanaan perencanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi program kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah ;

e. pelaksanaan pengelolaan bahan referensi kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah ;

f. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data laporan hasil kegiatan Rumah

Sakit Umum Daerah ;

(21)

g. penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah ; h. penyusunan laporan Penyelenggaraan Pemerintahan bidang Kesehatan;

i. penyusunan laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati bidang Kesehatan;

j. pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait tentang urusan program dan

evaluasi;

k. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Program dan Evaluasi.

Pasal 78

Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengevaluasi kegiatan administrasi umum, kerumahtanggaan, dan administrasi kepegawaian, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub Bagian Kepegawaian sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 79

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan diklat mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan penyusunan perencanaan Sub Bagian Kepegawaian;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian Rumah Sakit Umum; c. pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang kepegawaian; d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Kepegawaian.

Pasal 80

Instalasi Penunjang Non Medis terdiri dari Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit, Sistem Informasi Manajemen, sanitasi, laundry, hukum dan publikasi.

Pasal 81

Instalasi Pemeliharaan sarana rumah sakit dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Pemeliharaan sarana rumah sakit berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan peralatan elektromedis, radiologi, instalasi listrik, gas, zat asam, peralatan medis, serta pengoperasian dan pemeliharaan boiler dan genset dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 82

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 81, Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai fungsi :

a. penyiapan dan pengaturan teknisi ;

b. pelaksanaan pemeliharaan peralatan dengan elektromedis, radiologi jaringan

listrik, gas, zat asam, peralatan medis serta pengoperasian dan pemeliharaan boiler dan genset ;

c. penyiapan sarana dan peralatan rumah sakit ;

d. pelaksanaan pengawasan penggunaan sarana rumah sakit.

(22)

Pasal 83

Instalasi Sistem Informasi Manajemen dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mempersiapkan kegiatan dibidang Sistem Informasi Manajemen dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Pasal 84

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Instalasi Sistem Informasi Manajemen mempunyai fungsi :

a. penyiapan jaringan sistem informasi manajemen rumah sakit ; b. pembuatan jaringan sistem informasi manejemen rumah sakit ;

c. pemeliharaan dan pemantauan jariangn sistem informasi manajemen rumah sakit ; d. pengintegrasian kegiatan jaringan sistem informasi manajemen rumah sakit ; e. pelaksanaan sinkronisasi jaringan sisten informasi manajemen rumah sakit.

f. pelaksanaan koordinasi jaringan sistem informasi manajemen rumah sakit dengan instansi pemerintah ;

Pasal 85

Instalasi Sanitasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai tugas pokok penyehatan lingkungan rumah sakit dengan memanfaatkan sumber daya yang secara efektif dan efisien.

Pasal 86

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 85, Kepala Instalasi Sanitasi mempunyai fungsi :

a. penyiapan dan pengaturan teknisi ;

b. pengelolaan air bersih termasuk ait minuman ;

c. pengelolaan desinfeksi ruangan ;

d. penyiapan sarana dan peralatan ;

e. pengawasan sanitasi makanan dan minuman ;

f. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan kebersihan lingkungan rumah sakit

serta pengendalian vektor penyakit;

g. penyelenggaraan kebersihan dan keindahan rumah sakit.

Pasal 87

Instalasi Laundry dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan dibidang laundry dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

(23)

Pasal 88

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 87, Kepala Instalasi Laundry mempunyai fungsi :

a. penyiapan dan pengaturan teknisi ;

b. pengumpulan peraatan rumah sakit yang akan dicuci ;

c. penyiapan sarana dan peralatan ;

d. pelaksanaan pencucian peralatan rumah sakit ;

e. pelaksanaan binatu ;

f. pelaksanaan penyimpanan, pemeliharaan pendistribusian peralatan rumah sakit ;

g. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan peralatan rumah sakit.

Pasal 89

Instalasi Hukum dan Publikasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan perundang-undangan,

penelahaan hukum, perpustakaan, publikasi, permasalahan sosial dan informasi rumah sakit umum daerah.

Pasal 90

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 89, Kepala Instalasi Hukum dan Publikasi mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan untuk penyusunan perundang-undangan ; b. pelaksanaan urusan perpustakaan ;

c. pelaksanaan urusan publikasi ;

d. pelaksanaan urusan permasalahan sosial ; e. pelaksanaan urusan informasi.

Bagian Keempat Komite Medis

Pasal 91

Komite Medis dipimpin oleh seorang Kepala Komite berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang mempunyai tugas pokok membantu direktur dalam pengelolaan Rumah Sakit.

Pasal 92

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 91, Komite Medis mempunyai fungsi :

a. perumusan stándar pelayanan medis ;

b. pembinaan etika profesi anggota medis fungsional ;

c. pengkajian dan pengembangan program pelatihan serta penelitian dalam bidang pelayanan medis ;

d. pengkoordinasian dan pemantauan pelaksanaan tugas pelayanan medis.

(24)

Bagian Kelima Satuan Pengawas Intern

Pasal 93

Satuan Pengawas Intern dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pengawas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur yang Satuan Pengawas Intern mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit Umum Daerah.

Pasal 94

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 93, Satuan Pengawas Intern mempunyai fungsi :

a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tata kerja dan prosedur kerja rumah sakit umum ;

b. pengawasan intern atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit umum ;

c. pengauditan atas administrasi keuangan dan seluruh kekayaan rumah sakit umum ;

d. pemberian saran dan pertimbangan-pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil oleh Direktur.

BAB III TATA KERJA Bagian Pertama Umum Pasal 95

(1) Hal-hal yang menjadi tugas pokok Rumah Sakit Umum Daerah merupakan satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat bisa dipisahkan;

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi;

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah, wajib memimpin dan memberikan bimbingan serta petunjuk teknis pelaksanaan tugas kepada bawahan.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 96

(1) Direktur wajib memberikan laporan akuntabilitas kinerja Rumah Sakit Umum Daerah tentang pelaksanaan tugasnya secara berkala, jelas serta tepat waktu kepada Bupati;

(2) Setiap satuan pimpinan organisasi dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing serta memberikan laporan secara berkala dan tepat waktu;

(25)

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut;

(4) Pengaturan mengenai jenis laporan dan tata cara penyampaian sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bagian Ketiga Hal Mewakili

Pasal 97

(1) Dalam hal Direktur berhalangan, Direktur dapat menunjuk Wakil Direktur untuk mewakili;

(2) Dalam hal Direktur dan Wakil Direktur berhalangan, maka Direktur dapat menunjuk Kepala Bagian atau Kepala Bidang berdasarkan bidang tugasnya; (3) Dalam hal Direktur, Wakil Direktur dan Kepala Bagian atau Kepala Bidang

berhalangan, Direktur dapat menunjuk Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi mewakili sesuai bidang tugasnya;

(4) Dalam hal mewakili, setiap pimpinan organisasi harus dapat mengkaji skala prioritas dan tingkat urgensi permasalahan serta etika birokrasi yang berlaku.

BAB IV KEPEGAWAIAN

Bagian Pertama

Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 98

(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah. (2) Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dapat diangkat

dan di berhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan wewenang dari Bupati

Bagian Kedua Eselon Pasal 99 (1) Direktur merupakan jabatan struktural eselon IIb;

(2) Wakil Direktur merupakan jabatan struktural eselon IIIa;

(3) Kepala Bidang dan Kepala Bagian merupakan jabatan struktural eselon IIIb; (4) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan jabatan struktural eselon IVa.

(26)

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 100

Penjabaran Uraian Tugas Jabatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang akan diatur dengan Peraturan Bupati tersendiri.

Pasal 101

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Serang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 102

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Serang.

Ditetapkan di Serang

pada tanggal 18 Desember 2008 BUPATI SERANG,

Cap/Ttd

A. TAUFIK NURIMAN Diundangkan di Serang

pada tanggal 19 Desember 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG,

Cap/Ttd

R.A. SYAHBANDAR W.

Referensi

Dokumen terkait

Institusi.. b) Penguasaan Lahan Berdasarkan Pembelian/ Ganti-Rugi Pola pengusaan ini didasarkan pada sistem pembelian/ ganti-rugi yang dilakukan oleh “oknum” masyarakat di

Dari pokok bahasan dan permasalahan yang ada, maka peneliti menentukan Perubahan Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Pertanahan Daerah Menjadi Kantor Pengendalian

Kuat tekan beton adalah kekuatan yang dihasilkan oleh beton pada umur tertentu dimana dari kekuatan beton ini dapat menunjukkan kualitas beton dan strukturnya

bahwa sesuai ketentuan Pasal 28 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 20 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota

Dengan menggunakan skenario ruang terbuka hijau yang harus disediakan sekitar 32% dan luas lahan terbangun 68,00%, dengan simulasi didapatkan kebutuhan luasan hutan kota dengan

Kemudian, calon dikehendaki membetulkan perkataan yang disalah imbuh dengan imbuhan yang betul dan menggantikan perkataan yang disalah guna dengan perkataan yang sesuai

Pada model ini, tiap upapohon (subtree) pada pohon digambarkan dalam sebuah lingkaran dengan jari-jari tiap lingkaran menunjukkan kedalaman tiap upapohon yang

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Dan Sekretariat DPRD