• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah : 1. Tinjauan pustaka : melalui media buku, koran dan internet.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah : 1. Tinjauan pustaka : melalui media buku, koran dan internet."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.14 Data dan literatur

Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah : 1. Tinjauan pustaka : melalui media buku, koran dan internet. 2. Survey lapangan : melalui wawancara dengan narasumber terkait.

2.15 Pengertian Sampah

Definisi atau arti sampah menurut para ahli (Basriyanta,2007,p17) :

1. Kamus Lingkungan (1994), sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam proses produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan.

2. Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink (1996), sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nlai ekonomis.

3. Tanjung, Dr. M.Sc., sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya, atau pemakai semula.

4. Radyastuti, W. Prof. Ir. (1996), sampah adalah sumber daya yang tidak siap dipakai.

(2)

5. Basriyanta, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

2.16 Macam – Macam Sampah

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut (Basriyanta,2007,p18) :

1. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan sampah organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar sampah organik tidak dapat diurai oleh alam atau mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini

(3)

pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.

2.17 Permasalahan Sampah

Berdasarkan data National Urban Development Strategy pada tahun 2003, dalam kurun waktu satu hari saja kota metropolitan, seperti Jakarta berhasil menumpukkan 5.000 ton sampah dari 10 juta penduduknya. Potensi total sampah terbuang di Indonesia pun sudah mencapai 100.000 ton per hari. jika dihitung secara rinci, bisa diperkirakan bahwa tiap kepala di Indonesia menyumbang rata-rata 0,5 kg volume sampah tiap harinya. Volume timbunan sampah dari tahun ke tahun pun terus bertambah. peningkatannya hingga mencapai angka 4% per tahun. Jika tidak diantisipasi, volume sampah pada tahun 2010 diprediksikan mencapai jumpah dua kali lipat dari tahun 2005.

Sampah memang bukan perkara mudah. Tidak hanya di perkotaan padat penduduk, pedesaan, atau lokasi lain pun tidak terlepas dari persoalan ini. Sumber permasalahn selalu hadir, baik di tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), maupun saat penidustriaanya.

Berikut beberapa faktor penyebab penumpukan sampah (Tim Penulis PS,2008,p17) 1. Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA

sehingga melebihi kapasitasnya.

2. Lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain.

3. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh sehingga waktu untuk mengangkut sampah kurang efektif.

(4)

4. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut seluruh sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukkan sampah.

5. Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.

6. Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera dikeluarkan dari tempat penempungan sehingga semakin menggunung.

7. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah. Masyarakat sering membuang sampah di sembarangan tempat sebagai jalan pintas.

8. Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaan sampah serta produknya.

9. Minimnya edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat.

10. Manajemen sampah tidak efektif. Hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman, terutama bagi measyarakat sekitar.

2.18 Dampak Sampah

1. Dampak Sampah Bagi Kesehatan Manusia

Sampah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diare, tifus, muntaber, demam berdarah, dan sebagainya yang dapat menyebar dengan sangat cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Sampah mengandung merkuri atau raksa yang dibuang ke laut atau sungai, akan dapat mengontaminasi makhluk hidup yang tinggal di perairan tersebut, misal ikan. Dengan demikian apabila nantinya ikan itu dikonsimsi manusia, maka merkuri atau raksa yang terkandung dalam ikan itu pun juga akan mngontaminasi tubuh manusia.

(5)

Selain itu ada pula penyakit yang dapat meyebar melalui rantai makanan. Misalnya penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita.

2. Dampak sampah bagi lingkungan

Sampah cair atau cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam aliran sungai atau aliran tanah, dapat mencemari air. Berbagai orginisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain bau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Sampah Bagi Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap, pemandangan yang buruk. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyumbat aliran air sehingga mengakibatkan banjir. Disamping itu, juga meningkatkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan unntuk pengolahan air. Pengelolaan sampah yang kurang baik juga akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan pariwisata.

2.19 Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai jenis dan atau sifat sampah.

(6)

Sampah harus dipisahkan karena sistem pengelolaan sampah yang teratur dimana sampah kering dan sampah basah dipisahkan terlebih dahulu untuk diproses sendiri-sendiri merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan sampah saat ini.

2.20 Cara Memilah Sampah

Pemilahan sampah yang benar dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Yaitu dimulai dengan sampah rumah tangga. Cara pemilahan secara sederhana dengan membagi sampah ke dalam dua kategori, yaitu sampah kering dan sampah basah. Yang termasuk sampah kering adalah plastik, kertas, botol, dan sisa makanan. Sedangkan untuk sampah basah berasal dari bahan organik seperti sayuran atau buahan.

Dalam kampanye SORT (Segregate Your Trash) ini sampah dibagi mejadi tiga yaitu sampah basah, sampah kering dan sampah kertas. Tujuannya sampah kertas dipisahkan sendiri. adalah sampah kertas yang sudah terkena minyak, makanan dan kotoran lain

sudah tidak bisa didaur ulang.

2.21 Manfaat Dari Pemilahan Sampah

1. Pemisahan adalah langkah pertama dalam sistem pengolahan sampah terpadu. 2. Pemilahan sampah di suber merupakan tahap awal yang penting untuk

mempermudah pengelolaan sampah di tahap berikutnya.

3. Pemisahan jenis sampah akan dapat mempermudah pemrosesan lebih lanjut. Misalnya, sampah organik biasanya dikomposkan atau ditimbun karena dapat terurai mudah dalam tanah, sedangkan sampah non-organik akan didaur ulang, atau dibakar di incenerator atau thermal-converter.

(7)

5. Menekan biaya pengangkutan sampah ke TPS. 6. Merupakan pekerjaan sederhana, simple.

7. Barang yang masih dapat dijual atau dimanfaatkan kembali tidak akan ikut dimusnahkan. Jika dapat dikelola dengan benar, penjualan barang-barang tersebut bisa menjadi sumber penghasilan sampingan.

8. Tanah dapat diperbaiki kualitasnya jika masyarakat bersedia untuk mencampurkan lagi kompos, hasil sampah organik ke tanah.

9. Gangguan kebersihan teratasi. 10. Mengurangi penumpukan sampah.

11. Dari sisi sosial dalam masyarakat, dimana sampah tidak tidak lagi dijadikan sumber masalah yang pada tahap lebih jauh akan menggeser perilaku masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam penanganan.

12. Pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.

13. Dengan tidak memilah sampah, kita telah menambah beban pekerjaan para petugas PPS yg bergaji rendah namun beresiko kecelakaan tinggi.

(8)

2.22 Data Penyelenggara

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)

Gambar 2.1 Logo WALHI

Walhi didirikan pada 15 Oktober 1980 sebagai reaksi dan keprihatinan atas ketidakadilan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan sumber-sumber kehidupan, sebagai akibat dari paradigma dan proses pembangunan yang tidak memihak keberlanjutan dan keadilan. WALHI merupakan forum kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari organisasi non-pemerintah (LSM/Ornop/NGO), Kelompok Pecinta Alam (KPA) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

WALHI hadir di 26 provinsi dengan 436 organisasi anggota. WALHI kini memiliki 436 organisasi anggota (Juni 2005) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal dan nasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 1 juta anggota individu.

2.22.1 Latar Belakang

WALHI menilai kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks baik di pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup

(9)

secara terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.

Pada gilirannya krisis lingkungan hidup secara langsung mengancam kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara. Kerusakan lingkungan hidup telah hadir di perumahan, seperti kelangkaan air bersih, pencemaran air dan udara, banjir dan kekeringan, serta energi yang semakin mahal. Individu yang bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan hidup sulit dipastikan karena penyebabnya sendiri saling bertautan baik antar-sektor, antar-aktor, antar-institusi, antar-wilayah dan bahkan

antar-negara.

Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan generasi mendatang dibutuhkan gerakan sosial yang kuat dan meluas. Generasi mendatang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk itu generasi sekarang bertanggungjawab mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik.

2.22.2 Kegiatan Utama

Permasalahan lingkungan saling terkait dan telah berdampak besar terhadap kehidupan masnusia dalam bentuk pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas hidup manusia. Sebagai solusi, penyelamatan lingkungan hidup harus menjadi sebuah

gerakan publik.

Sebagai organisasi publik, WALHI terus berupaya:

ƒ Menjadi organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat. ƒ Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan.

(10)

ƒ Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik.

ƒ Menjadi sumberdaya ide, kreatifitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup.

ƒ Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.

ƒ Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk berbagai isu:

1. Air, pangan dan keberlanjutan 2. Hutan dan Perkebunan

3. Energi dan Tambang 4. Pesisir dan Laut 5. Isu-isu Perkotaan

2.23 Data Pendukung

2.23.1 Kementrian Negara Lingkungan Hidup

Gambar 2.2 Logo Kementrian Negara Lingkungan Hidup

a. Visi

Terwujudnya perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai institusi yang handal dan proaktif untuk mencapai

(11)

pembangunan berkelanjutan melalui penerapan prinsip-prinsip Good Enviromental Governance, guna meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia".

b. Misi

1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan;

2. Membangun koordinasi dan kemitraan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup secara efisien, adil dan berkelanjutan;

3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran SDA dan Lingkungan Hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.

c. Tujuan dan Sasaran

1. Mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup Sasaran :

a. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut, dan tanahPenurunan laju kerusakan lingkungan hidup yang meliputi sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi,

atmosfir, serta ekosistem pesisir laut

b. Terintegrasinya dan diterapkannya pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan

c. Meningkatnya kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualitas fungsi lingkungan hidup

(12)

2. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup ( Good Environmental Governance)

Sasaran :

o Terwujudnya pengarusutamaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan daerah

3. Meningkatkan kapasitas KLH yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

Sasaran :

o Terwujudnya peningkatan kapasitas KLH dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

d. Strategi

A. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup

Sasaran :

1. Penurunan beban pencemaran lingkungan meliputi air, udara, atmosfer, laut, dan tanah

2. Penurunan laju kerusakan lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati, energi, atmosfir, serta ekosistem pesisir dan laut) 3. Terintegrasinya dan diterapkannay pertimbangan pelestarian fungsi

lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan

(13)

4. Meningkatnya kepatuhan pelaku pembangunan untuk menjaga kualiltas fungsi lingkungan

B. Strategi pencapaian tujuan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup (good environmental governance)

Sasaran :

o Terwujudnya pengarusutamaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di pusat dan daerah

C. Strategi pencapaian tujuan meningkatkan kapasitas KLH yang handal dan proaktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Sasaran :

o Terwujudnya peningkatan kapasitas KLH dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

2.23.2 United Nations Environment Programme (UNEP)

(14)

Program Lingkungan PBB (atau UNEP) mengkoordinasikan aktivitas lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, membantu negara berkembang dalam melaksanakan kebijakan baik secara lingkungan dan menganjurkan perkembangan berwawasan lingkungan lewat latihan lingkungan yang baik.

UNEP adalah kekuasaan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditunjuk di persoalan lingkungan di derajat global dan daerah.

Amanatnya akan mengkoordinasikan perkembangan mufakat kebijakan lingkungan dengan menyimpan lingkungan global di bawah meninjau kembali dan membawa muncul keluar sampai perhatian pemerintah dan himpunan internasional untuk tindakan. Aktivitasnya meliputi tingkat nada luas persoalan yang memandang suasana, kelautan dan darat ecosystems.

2.24 Target

Target kampanye pemilahan sampah adalah pelajar SMU berumur 15-18 tahun dengan SES B, yang berdomisili di Jakarta. Pelajar SMU yang senang berkumpul dengan teman-teman sebaya, aktif, mengikuti trend-trend baru, senang mengikuti fashion, senang menyalurkan hobi dan kreatifitas. Lalu sekolah sebagai sarana pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan.

2.25 Alasan Pemilihan Target

Karakter dasar kaum muda remaja (Enik dan Agus,2007,p17) : - Ada kemauan berkembang

- Keberanian untuk bertindak sebagai pembaharu yang berbeda dari yang lain - Daya cipta, kreatifitas, dan idealisme yang tinggi terhadap keyakinannya.

(15)

- Keberanian ingin tampil beda.

Dari karakter dasar inilah maka kampanye pemilihan sampah ini mengangkat kaum remaja sebagai target utamanya. Kaum remaja juga sangat terpengaruh dengan media yang ada. Sekarang ini sedang gencar-gencarnya isu lingkungan di kalangan remaja. Ini terbukti dari beberapa majalah remaja yang memiliki halaman khusus mengenai lingkungan atau mengajak para pembacanya untuk peduli dengan lingkungan. Oleh karena itu kampanye pemilihan sampah ini hadir ditengah-tengah mereka sebagai salah satu cara peduli kepada lingkungan.

2.26 Analisa SWOT

Strength (S) :

o Pemilahan sampah merupakan langkah awal yang paling mudah dalam sistem pengolahan sampah.

o Sudah banyak LSM yang mengangkat isu pengolahan sampah namun belum ada yang mengkhususkan diri kepada pemilahan sampah..

Weakness (W) :

o Kurangnya informasi mengenai pentingnya pemilahan sampah sebagai langkah awal dalam system pengolahan sampah.

o Tidak ada hukum yang ketat mengenai sampah

o kurangnya sosialisasi mengenai pemilahan sampah di kalangan remaja.

Opportunity (O) :

(16)

o Sudah mulai ada sekolah-sekolah yang peduli terhadap masalah pengelolaan sampah.

Threat (T) :

o Pemikiran yang salah mengenai sampah.

o Paradigma lama (‘kumpul-angkut-buang’) masih melekat cukup kuat sehingga sulit dirubah.

Gambar

Gambar 2.3 Logo United Nations Environment Programme (UNEP)

Referensi

Dokumen terkait