Perencanaan Struktur Bawah Gedung LPPM
(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Selatan
Institut Teknologi Sumatera (ITERA)
Septian Hidayat
21116062
Teknik Sipil, Institut Teknologi Sumatera, Lampung
Abstract
The Sumatra Institute of Technology (ITERA) is a public university located in Lampung Province. The academic facilities and infrastructure needed by ITERA are the South LPPM building. In this case, structural planning is needed, both the upper structure and the lower structure (foundation). This final project only focuses on the planning of the lower structure (foundation) of the ITERA South LPPM building. In planning, what needs to be done is knowing the size of the building load, the condition of the surface/soil layer, the soil parameters, the right type and type of foundation, the capacity of the soil bearing capacity, the total settlement/differential settlement, comparing separate and connected analyzes, drawing DED, RAB.
The stages of this final project are problem identification, literature study, secondary data collection, soil data processing (soil stratification and parameters), superstructure modeling using ETABS software to the obtain joint reaction values, determining the type and type of foundation based on general requirements, foundation planning, calculate the bearing capacity of the foundation, check the settlement, design of the foundation reinforcement, analysis of separate designs and analysis of connected designs, draw the DED, calculate the RAB of the substructure.
Substructure planning (foundation) is carried out based on secondary data from the SPT field by correlating to obtain the required soil parameters. a suitable foundation for use is based on the results of data processing and a review of the general requirements, namely the foundation of the drill pile. The method used to calculate the axial bearing capacity of a single pile is the static method by performing manual calculations based on Reese & Wright, Meyerhoff and by using the SHAFT software as a comparison. Meanwhile, the lateral bearing capacity of a single pile was calculated using the LPILE software . For the analysis of the group pile bearing capacity the GROUP and ETABS software were used. Software GROUP for separate design analysisand ETABS software for linked design analysis between substructure and superstructure. The results of the analysis of the two software are then compared to the internal forces acting on the foundation such as deflection, moment, shear, and axial force on each pile. The output of the substructure planning of the ITERA South LPPM building is the drawing DED and the RAB calculation.
Keywords: Lower Structure, Bored Pile, Separate and Connected Design
Abstrak
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terdapat di Provinsi
Lampung. Sarana dan prasarana non-akademik yang dibutuhkan ITERA adalah gedung LPPM Selatan.
Dalam hal ini dibutuhkan perencanaan struktur, baik struktur atas ataupun struktur bawah (fondasi). Tugas akhir ini hanya berfokus pada perencanaan struktur bawah (fondasi) gedung LPPM Selatan ITERA. Dalam perencanaan, hal yang perlu dilakukan yaitu mengetahui besar beban bangunan, kondisi permukaan/lapisan tanah, parameter tanah, jenis dan tipe fondasi yang tepat, kapasitas daya dukung tanah, penurunan total/penurunan diferensial, membandingkan analisis terpisah dan terhubung, gambar DED, serta RAB. Tahapan dari tugas akhir ini yaitu identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data sekunder,
pengolahan data tanah (stratifikasi dan parameter tanah), pemodelan struktur atas menggunakan software
perencanaan fondasi, menghitung daya dukung fondasi, cek penurunan, desain penulangan fondasi, analisis desain terpisah dan analisis desain terhubung, menggambar DED, serta menghitung RAB struktur bawah. Perencanaan struktur bawah (fondasi) yang dilakukan berdasarkan data sekunder SPT lapangan dengan melakukan korelasi untuk mendapatkan parameter tanah yang diperlukan. fondasi yang cocok digunakan berdasarkan hasil dari pengolahan data dan tinjauan terhadap syarat umum yaitu fondasi tiang bor. Metode yang digunakan untuk perhitungan kapasitas daya dukung aksial tiang tunggal yaitu metode statik dengan
melakukan perhitungan manual berdasarkan Reese & Wright, Meyerhoff dan dengan menggunakan software
SHAFT sebagai pembanding. Sedangkan kapasitas daya dukung lateral tiang tunggal dihitung dengan
menggunakan software LPILE. Untuk analisis daya dukung tiang kelompok digunakan bantuan software
GROUP dan ETABS. Software GROUP untuk analisis desain terpisah dan software ETABS untuk analisis
desain terhubung antara struktur bawah dan struktur atas. Hasil analisis dari kedua software tersebut yang
kemudian dibandingkan gaya-gaya dalam yang bekerja pada fondasi seperti defleksi, momen, geser dan gaya aksial pada masing-masing tiang. Keluaran dari perencanaan struktur bawah gedung LPPM Selatan ITERA yaitu gambar DED dan perhitungan RAB.
Kata kunci: Struktur Bawah, Tiang Bor, Desain Terpisah dan Terhubung
1.
Pendahuluan
Institut Teknologi Sumatera (ITERA) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terdapat di
Provinsi Lampung. Sarana dan prasarana non
-akademik yang dibutuhkan ITERA adalah gedung LPPM Selatan. Dalam hal ini dibutuhkan perencanaan struktur, baik struktur atas ataupun struktur bawah (fondasi). Tugas akhir ini hanya berfokus pada perencanaan struktur bawah (fondasi) gedung LPPM Selatan ITERA. Dalam perencanaan, hal yang perlu dilakukan yaitu mengetahui besar beban bangunan, kondisi permukaan/lapisan tanah, parameter tanah, jenis dan tipe fondasi yang tepat, kapasitas daya dukung tanah, penurunan total/penurunan diferensial, membandingkan analisis terpisah dan terhubung, gambar DED, serta RAB.
2.
Tinjauan Pustaka
2.1. Analisis Struktur Atas
Perhitungan struktur atas ditujukan untuk
mendapatkan besarnya gaya-gaya yang bekerja akibat struktur gedung dan pembebanan pada struktur. Pemodelan struktur atas gedung di desain menggunakan sistem Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan mengacu pada SNI 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Berdasarkan SNI 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung, bahwa struktur atas gedung direncanakan menggunakan struktur beton bertulang. Struktur atas yang di modelkan terdiri dari kolom, balok, pelat lantai dan
rangka atap dengan di bantu software CSI ETABS
gaya-gaya yang bekerja pada joint reaction akibat
struktur atas gedung.
Gambar 1. Pemodelan di ETABS
2.2. Analisis Struktur Bawah
Penelitian tugas akhir ini difokuskan untuk melakukan perencanaan pada struktur bawah bangunan gedung. Pada analisis struktur bawah ini hal yang perlu dilakukan yaitu mengetahui kondisi tanah di lokasi perencanaan seperti melakukan
penyelidikan tanah (soil investigation) baik
dilapangan maupun di laboratorium, stratifikasi tanah untuk mengetahui profil permukaan tanah dan lapisan-lapisan dibawahnya, menentukan parameter-parameter tanah pada setiap lapisannya,
merencanakan fondasi yang tepat untuk
menyesuaikan bangunan yang di topang dan kondisi tanah dilokasi perencanaan, mendesain
balok sloof/tie beam sebagai pengikat antara satu
fondasi dengan fondasi yang lain guna
menghindari terjadinya penurunan fondasi
setempat.
Hal yang perlu dilakukan dalam analisis struktur bawah yaitu penyelidikan tanah, stratifikasi tanah, parameter tanah, menentukan jenis fondasi, daya dukung fondasi, penurunan fondasi, desain penulangan fondasi
2.3. Software Pendukung
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, ada beberapa
software atau program pendukung yang dapat membantu dalam menganalisis data, membuat
gambar DED (Detail Engineering Design) dan
juga dalam penulisan laporan penelitian Tugas
Akhir. Software-software tersebut yaitu CSI
ETABS 2016, PCA Column, Ensoft, Inc. LPILE 2018, Ensoft, Inc. SHAFT 2017, Ensoft, Inc. GROUP 2016, Autodesk AutoCad 2016, Microsoft Excel 2010, Microsoft Word 2010.
2.4. Gambar DED
Gambar Detail Engineering Design (DED) adalah
produk perencanaan (detail gambar kerja) yang dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan bangunan sipil seperti gedung, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya. Selain sebagai rencana gambar kerja, DED juga
bisa digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan, perawatan, dan perbaikan sebuah gedung atau bangunan. Dokumen gambar DED terdiri dari gambar arsitektur, gambar struktur dan konstruksi, serta gambar Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP). Dalam pekerjaan struktur, gambar DED yang dibuat mengacu pada standar detail untuk pekerjaan struktur.
2.5. RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau proyek tersebut. Dalam penyusunan RAB mengacu pada regulasi Permen PUPR 28-2016 Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Analisis harga satuan terdiri dari dua bidang yaitu Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Umum dan Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya. Analisa Harga Satuan SNI (AHS-SNI) dan atau Analisa K, masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut. Anggaran biaya pada kegiatan yang sama akan berbeda pada masing-masing daerah disebabkan perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Berikut merupakan isi dari dokumen RAB yaitu:
1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya;
2. Rencana Anggaran Biaya;
3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP);
4. Harga Dasar Satuan Bahan dan Upah Kerja;
5. Perhitungan Volume Pekerjaan (Backup
Data).
3.
Metodologi Penelitian
Berikut adalah diagram alir dalam penulisan Tugas Akhir
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1. Analisis Sruktur Atas
Data gedung yang di modelkan yaitu sebagai berikut:
Nama : Gedung LPPM Selatan ITERA
Lokasi : Institut Teknologi Sumatera
Titik koordinat :5°21'36.92"S;
105°18'50.24"T
Bentuk gedung : Berbentuk L
Jumlah lantai : 3 lantai + 1 lantai atap
Beda elevasi antar lantai : 4.20 m
Tinggi gedung : 17.10 m
Mutu beton : f’c 25 Mpa
Mutu baja tulangan : BJ-41
Hasil pemodelan yang telah dilakukan
4.2. Stratifikasi Tanah
Stratifikasi tanah yang dibuat berdasarkan data sekunder hasil uji lapangan SPT dari tiga
data bore log yaitu 04, 03, dan
BH-02.
4.3. Parameter Tanah
Parameter tanah yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu parameter total. Parameter
total digunakan untuk kondisi akhir
konstruksi. Pada kondisi ini kecepatan penambahan beban luar memiliki kecepatan yang lebih besar dibandingkan kecepatan disipasi air pori. Saat akhir konstruksi beban yang diberikan adalah beban maksimum, sehingga air pori berada maksimum pada akhir konstruksi. Hal tersebut menyebabkan faktor keamanan minimum terjadi pada akhir konstruksi.
4.4. Jenis dan Tipe Fondasi
Dalam tugas akhir ini, jenis dan tipe fondasi yang dipilih yaitu fondasi dalam dengan jenis tiang bor. Pemilihan tiang bor sebagai fondasi
berdasarkan pertimbangan atas kondisi
wilayah studi, beban yang direncanakan bekerja, dan jenis lapisan tanah.
4.5. Perencanaan Fondasi Tiang Bor
Dalam perencanaan fondasi tiang bor ada hal-hal yang perlu diperhatikan, baik dari segi keuntungan dan keunggulan dari fondasi tiang bor ataupun dari segi kekurangannya.
Jenis tiang bor yang digunakan yaitu bored
pile lurus untuk tanah keras.
4.6. Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
Daya dukung aksial tekan tiang tunggal didapat dari daya dukung ujung dan daya dukung geser selimut tiang. Dalam tugas akhir ini dilakukan percobaan terhadap tiga variasi diameter tiang dengan tinjauan pada setiap kedalaman untuk mendapatkan daya dukung aksial ijin yang diharapkan mampu menopang beban yang bekerja dengan seefektif mungkin. Hal itu dilakukan agar lebih konservatif untuk menentukan diameter dan kedalaman tiang yang akan digunakan. Berikut merupakan daya dukung aksial ijin tiang tunggal terhadap kedalaman pada masing-masing variasi diameter tiang.
Dari ketiga variasi diameter tiang yang telah disebutkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tiang dengan diameter 600 mm dan panjang 12 meter lebih efektif dalam menghasilkan daya dukung aksial tiang tunggal yang dibutuhkan untuk menahan beban yang bekerja dari struktur atas.
4.7. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal
Daya dukung lateral pada tiang tunggal juga perlu diperhatikan, dikarenakan adanya gaya angin dan gempa yang bekerja searah horizontal pada tiang. Dalam menentukan daya dukung lateral pada tiang tunggal,
penulis menggunakan software LPILE untuk
menganalisis gaya-gaya dalam yang bekerja
pada tiang bored pile dan PCA Column untuk
menentukan momen ijin pada bored pile.
Dalam hal ini, nilai maksimum ijin
displacement tiang sebesar 12 mm untuk gempa rencana (nominal) dan 25 mm untuk gempa kuat dalam kondisi tiang tunggal dan
free head berdasarkan SNI 8460-2017 poin 9.7.3.1 tentang estimasi kapasitas lateral tiang sesuai dengan besar deformasi lateral ijin kepala tiang dan kapasitas struktur tiang (Persyaratan Perancangan Geoteknik).
P ( k N ) M (45°) (k N -m) 6000 -2000 450 -450 (Pmax) (Pmin) 1
4.8. Analisis Menggunakan Software
Gaya-gaya dalam yang dihasilkan tersebut nantinya akan dibandingkan dengan batas ijin
dari setiap gaya tersebut. Software yang
digunakan untuk analisis yaitu Ensoft, Inc. GROUP 2016 dan CSI ETABS 2016.
1. Ensoft, Inc. GROUP 2016
2. CSI ETABS 2016
4.9. Gambar DED
4.10.RAB (Rencana Anggaran Biaya)
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan perhitungan yang telah dikerjakan pada bab 4, maka berikut adalah kesimpulan dari laporan tugas akhir ini yaitu:
1. Besar beban yang diterima struktur
bawah/fondasi yaitu hasil dari analisis
struktur atas di software CSI ETABS;
2. Stratifikasi tanah didapatkan dari data
sekunder hasil penyelidikan lapangan SPT
dari ketiga data bore log (BH-2, BH-3, dan
BH-4) dengan membagi menjadi tiga zona wilayah. Zona 1 yaitu dari data BH-4 dengan
lapisan tanah rata-rata adalah very stiff clay
dengan variasi nilai N-SPT 24-60, zona 2 yaitu dari data BH-3 dengan lapisan tanah
rata-rata adalah very stiff clay dengan variasi
nilai N-SPT 30-60, dan zona 3 yaitu dari data BH-2 dengan lapisan tanah rata-rata adalah
very stiff clay dan hard clay dengan variasi nilai N-SPT 31-60. Dalam pembuatan
stratifikasi tanah dibantu dengan
menggunakan software Autodesk CIVIL 3D
untuk mengetahui surface dari lokasi
perencanaan dan AutoCad untuk
penggambaran stratifikasi tanah yang
digunakan;
3. Parameter-parameter tanah yang digunakan
pada tugas ini yaitu parameter total hasil korelasi dari data sekunder penyelidikan tanah lapangan SPT. Parameter tanah tersebut yaitu cu, , γsat, γunsat, γdry, γeffective, μs, Es, ԑ50,
k;
4. Fondasi yang digunakan dalam perencanaan
struktur bawah gedung LPPM Selatan ITERA adalah fondasi dalam dengan jenis fondasi
tiang bor/bored pile dengan diameter 0.6 m
dan kedalaman 12 m pada semua zona yang direncanakan;
5. Kapasitas daya dukung aksial fondasi tiang
tunggal (bored pile) pada zona 1 yaitu 685.82
kN, pada zona 2 yaitu 745.44 kN, dan untuk zona 3 yaitu 705.78 kN. Berdasarkan daya
dukung aksial tersebut maka didapat
kebutuhan tiang yaitu 1 tiang dan 2 tiang. Untuk kapasitas daya dukung lateral tiang tunggal pada zona 1 yaitu 198 kN, pada zona 2 yaitu 192.40 kN, dan untuk zona 3 yaitu 161.60 kN. Berdasarkan daya dukung lateral tersebut maka didapat kebutuhan tiang yaitu 1 tiang. Daya dukung lateral tiang tunggal ditinjau melalui besarnya nilai defleksi maksimum yang terjadi dengan batas syarat 12 mm untuk statik dan gempa nominl serta 25 mm untuk gempa kuat. Dengan kebutuhan tiang tersebut maka fondasi mampu memikul
PEKERJAAN : PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG LPPM SELATAN ITERA LOKASI : KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
TAHUN : 2020
I PEKERJAAN PERSIAPAN 275,812,041.44 II PEKERJAAN BORE PILE 2,193,329,757.68 III PEKERJAAN PILE CAP 1,790,977,256.76 IV PEKERJAAN TIE BEAM 2,329,886,557.95 JUMLAH 6,590,005,614 PPN 10% 659,000,561 JUMLAH + PPN 10% 7,249,006,175 7,249,000,000 DIBULATKAN
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
terhadap tiga kondisi, yaitu statik, gempa nominal, dan gempa kuat. Untuk menentukan daya dukung aksial dan lateral tersebut yaitu
dibantu dengan menggunakan software
Ensoft SHAFT dan LPILE;
6. Penurunan fondasi yang terjadi yaitu sebesar
0.0136 m pada zona 1, 0.0130 m pada zona 2 dan 0.0128 m pada zona 3. Perbedaan penurunan terbesar yang terjadi yaitu 0.0006 m. Berdasarkan batas ijin penurunan yang disyaratkan maka dapat dikatakan penurunan yang terjadi masih dalam batas syarat yang diijinkan;
7. Penulangan struktur bawah gedung LPPM
Selatan ITERA terdiri dari penulangan tiang
bor, pile cap dan tie beam. Penulangan tiang
bor memiliki tulangan utama sebesar 8 D22 dan tulangan sengkang Ø10-200 dengan total tiang bor yaitu sebanyak 204 buah tiang. Pada
saat desain dimensi pile cap terjadi
overlaping pada pile cap sehingga perlu
dilakukan penggabungan pile cap yang
kemudian mendapatkan beberapa tipe pile
cap yaitu 1, 1A, 1B, 1C,
PC-1D, PC-2, PC-2A, PC-2B, PC-4A, PC-4B.
Penulangan pada pile cap menggunakan
tulangan berukuran D22 dan D13 dengan
spasi bervariasi sesuai dengan tipe pile cap;
8. Gaya-gaya yang dihasilkan dari analisis di
ETABS dominan lebih besar dibandingkan dengan gaya-gaya yang dihasilkan dari analisis fondasi di GROUP, terutama untuk gaya aksial yang terjadi. Ini terjadi karena
beban sendiri pile cap tidak dihitung pada
saat analisis di GROUP, sedangkan saat
analisis di ETABS beban sendiri pile cap di
modelkan sebagai plat sehingga memiliki volume dan beban yang diterima tiang fondasi bertambah besar. Meskipun beban yang dihasilkan dari analisis di ETABS lebih besar tapi nilai dari gaya-gaya tersebut masih masuk ke dalam batas ijin yang disyaratkan;
9. Gambar DED (Detail Engineering Design)
yang dihasilkan dalam perencanaan struktur
bawah/fondasi yaitu denah titik kolom (joint
label), denah bored pile, denah pile cap,
denah sloof/tie beam, detail pile cap, detail
bored pile, detail tie beam;
10.Rekap total biaya (RAB) yang dibutuhkan
untuk membangun struktur bawah gedung LPPM Selatan ITERA yaitu sebesar Rp. 7.249.000.000.
5.2. Saran
1. Pemilihan fondasi untuk perencanaan struktur
bawah hanya berdasarkan syarat umum pemilihan seperti letak lokasi atau kondisi wilayah studi, beban yang direncanakan
bekerja, dan jenis lapisan tanah, namun pada praktiknya harus dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan jenis dan tipe fondasi yang akan digunakan dalam suatu perencanaan;
2. Parameter-parameter tanah yang diambil dari
hasil korelasi sebaiknya pada penelitian lebih lanjut menggunakan hasil dari pengujian laboratorium yang dilakukan agar hasil analisis lebih akurat, apabila terpaksa atau harus menggunakan persamaan korelasi empiris, maka lebih baik menggunakan persamaan korelasi lebih dari satu agar data yang digunakan memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi;
3. Analisis menggunakan metode empiris
sebaiknya ditambah dengan membandingkan
dengan rumus lain seperti Terzaghi,
Skempton, Hansen, Vesic dan lainnya atau
dengan menggunakan software sebagai alat
bantu untuk analisis supaya hasil yang didapat bisa lebih konservatif.
Daftar Pustaka
SNI 1726-2012. Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
SNI 1727-2013. Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
PPPURG 1987. Pedoman Perencanaan
Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung.
SNI 2847-2013. Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung.
Das, Braja M., (2016). Principles of Foundation
Engineering, eighth edition. United Kingdom. Cengage Learning.
SNI 8460-2017. Persyaratan Perancangan
Geoteknik.
Ali, dkk. 2016. Alternatif Perencanaan Pondasi
Tiang untuk Gedung Tinggi di Atas Tanah Lunak pada Proyek Pembangunan Kota Baru Summarecon-Bandung. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Nasrulloh, dkk. 2017. Analisis Defleksi Lateral
Tiang Tunggal pada Tanah Kohesif. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Jusi, Ulfa. 2015. Analisa Kuat Dukung Pondasi
Bored Pile Berdasarkan Data Pengujian Lapangan (Cone dan N-Standard Penetration Test). Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru. Pekanbaru.
Afrizona Fauzih, Reza. Najib N., Narulita S.
Analisis Daya Dukung Bored Pile Pada Pembangunan Pondasi Jembatan Kali Kenteng dan Kali Serang Segmen Susukan di Ruas Jalan Tol Salatiga-Kartasura,
PT-Waskita Karya (Persero), Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Departemen Teknik Geologi Universitas Diponegoro. Jawa Tengah.
Surya, Kukuh. Nasfryzal C., dan Lusi U.
Perencanaan Pondasi Bored Pile di Proyek Rekonstruksi Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Universitas Bung Hatta Padang. Padang.
Annizaar, Rizqi. Suroso., Harimurti. Perencanaan
Pondasi Tiang Pancang dan Tiang Bor Pada Pekerjaan Pembuatan Abutment Jembatan Labuhan Madura. Universitas Brawijaya. Malang.
Beteholl Hulu, Henry., Rudi I. Analisa Daya
Dukung Pondasi Bore Pile Dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Manhattan Mall dan Condominium.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Julia, Ega., Sri Wulandari. 2013. Perencanaan
Pondasi Tiang Bor Pada Proyek Cikin Gold Center. Universitas Gunadarma. Bandung.
Siregar, Muhammad Fahmi. 2018. Analisis Daya
Dukung Pondasi Bored Pile Dengan Menggunakan Metode Analitis dan Program Software Plaxis (Studi Kasus Jalan Layang Kereta Api Medan – Bandar Khalipah KM 0+600). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Siregar, Sylviana. 2017. Analisa Perencanaan
Daya Dukung Pondasi Bored Pile Pada Pembangunan Rusun Sukaramai Kota Medan. Universitas Medan Area. Medan.
Sutanto, Yudi. 2017. Desain Fondasi Tahan
Gempa Tower B Apartemen Abimanyu Semarang. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Halibu, Edward Z. 2015. Perencanaan Pondasi
Bored Pile dan Metode Pelaksanaan Pada Proyek Pembangunan Gedung RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Politeknik Negeri Manado. Manado.
Hartono. 2016. Perencanaan Pondasi Rakit dan
Pondasi Tiang Dengan Memperhatikan
Differential Settlement “Studi Kasus
Gedung Fasilitas Umum Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG). Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Dwi W, Nunik., Salma ST, Zakiah. 2016.
Perencanaan Pondasi Bored Pile Pada Gedung Parkir Politeknik Negeri Bandung. Politeknik Negeri Bandung. Bandung. Pamungkas, Anugrah., Erny Harianti. 2013.
Desain Pondasi Tahan Gempa Sesuai SNI 03-1762-2002 dan SNI 03-2847-2002. CV ANDI OFFSET. Yogyakarta.
Hawari, Kasyfu. 2017. Perencanaan Pondasi
Tiang Bor Proyek Lifestyle Center Summarecon Bandung. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Sulaiman, Ahmad. 2017. Perencanaan Pondasi
Tiang Bor dan Diaphragm Wall Pada Gedung Apartemen 32 Lantai Dengan 2 Lantai Basement. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Dokumen DED, RKS, dan RAB. 2018. Balai Penerapan Teknologi Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Permen PUPR 28-2016. Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.