• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Desa Sukasari Dan Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Desa Sukasari Dan Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pengabdian Masyarakat LPPM UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Vol. 15, No. 2, Bulan Juli-Desember, 2022, pp. 94-101

94

Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Desa Sukasari Dan Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang

Euis Ismayati Yuniar1, A. Machron Chairulfalah2*, Nurjaman3 , Trikawati4 , Lia Nurliana5 , Dwi Agung Riyanto6

1,2,3,4,5Universitas Primagraha Serang

6Universitas Falatehan Serang

*Corresponding author

E-mail: machronchf@gmail.com

Abstract: Community-Based Total Sanitation (STBM) is very important and must be practiced, realized or actualized in the daily life of all community members. This is due to behavioral factors that contribute 30-35% to health status, so various ways are needed to make unhealthy behavior healthy, one of which is through the Community-Based Total Sanitation (STBM) program. The low level of clean and healthy living behavior in the school environment is partly due to the low level of public awareness in implementing clean and healthy living behaviors, such as open defecation so that our country's ODF (open defecation free/stop open defecation) rate is the 2nd lowest after India. , also community members never wash their hands with soap when they are going to eat, prepare unhealthy food and drink, throw trash in the wrong place, let alone take the initiative to build a garbage bank, and allow water to stagnate inside and in the yard. Socialization of clean and healthy living behavior is only implemented in the form of an appeal for behavior change so that people's lives are healthier and the Healthy District/City Program will be implemented.

Moreover, Serang Regency, Pandeglang Regency and Lebak Regency are still lagging behind in Banten in the Healthy District/City Program. The three regencies have never received a basic-level Healthy District/City Award (Papada Award) because the ODF level is very low (below 7%). Thus, information is urgently needed regarding the importance of clean and healthy living behavior and realizing STBM at the village level.

Keywords: Socialization, STBM, ODF, Garbage Bank, Healty City.

Abstrak: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sangat penting dan harus dipraktikan, direalisasikan atau diaktualisasikan dalam kehidupan sehari hariseluruh anggota masyarakat. Hal tersebut disebabkan karenafaktor perilaku yang memilikiandil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, maka diperlukan berbagai cara untuk menjadikan perilaku yang tidak sehat menjadisehat, salah sastunya melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan sekolah salahsatunya disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sepertibuang air besar (BAB) sembarangan sehingga tingkat ODF (open defecation free/stop BAB sembarangan) Negara kitaterendah ke-2 setelah India, juga anggota masyarakat tidak pernah mencuci tangan dengan sabun ketika akan makan, menyiapkan makan dan minum tidak sehat, membuang sampah bukan pada tempatnya apalagi berinisiatif membuat bank sampah, dan membiarkan air genangan di dalam maupun di halaman. Sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat hanya diterapkan berupa imbauan untuk terjadinya perubahan perilaku sehingga kihidupan masyarakat kan lebih sehat dan akan terlaksananya Program Kab/Kota Sehat. Apalagi Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak yang masih tertinggal di Banten dalam Program Kab/Kota Sehat.

Ketiga kabupaten tersebut belum pernah mendapatkan penghargaan Kab/Kota Sehat tingkat dasar pun (PenghargaanPapada) karena tigkat ODF sangat rendah (di bawah 7%). Dengan demikian sangat dibutuhkan informasi mengenaipentingny perilaku hidup bersih dan sehat dan merealisasikan STBM di tingkat desa.

Keywords: Sosialisai, STBM, ODF, Bank Sampah, Kota Sehat.

(2)

95 Pendahuluan

STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan yang disinergikan dengan upaya kolaboratif seperti terobosan pemimpin daerah, kemitraan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat.

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 tahun 2014, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dikukuhkan sebagai strategi nasional pembangunan sanitasi di Indonesia.

Urgensi penyediaan akses sanitasi yang layak khususnya bagi masyarakat perdesaan baik di Indonesia maupun di negara lainnya kian mendesak. Hal inilah yang memicu PBB menetapkan sanitasi sebagai hak azazi manusia pada tahun 2010 silam.

Gambar 1. Pilar STBM

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terdapat 5 pilar. Pertama Open Defecation Free (ODF atau Stop BAB sembarangan). Selanjutnya pilar berikutnya adalah:

CTPS (CuciTanganPakaiSabun); Konsumsi Air MinumSehat; sampahtidakberserakan;

danTidakterlihatgenangan air.

Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan tarcapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar sembarangan (SBS). Berdasarkan data yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015 sebanyak 62 juta atau 53% penduduk perdesaan masih belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. 34 juta diantaranya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.

Diperlukan percepatan 400% untuk mencapai target Indonesia stop buang air besar sembarangan (SBS) pada tahun 2019.

Open Defacation Free (ODF atau Stop BAB sembarangan) merupakan tinggkatan yang lebih baik dari perilaku sehat yang jelek buang air besar (BAB) sembarangan. Perilaku ini masih banyak dilakukan masyarakat di Indonesia sehingga menurut versi WHO Tahun 2010 Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India sebagai negara yang masih jorok BAB sembarangan. Data ini sampai tahun sekrang belum berubah. Padahal betapa pentingnya akses sanitasi memiliki jamban sendiri sehingga tinjauan kesehatan membuktikan bahwa sanitasi jamban sendiri yang tidak layak menjadi faktor penyebab penularan berbagai penyakit seperti

(3)

96

Mencuci tangan dengan sabun sudah sesuatu hal kegiatan yang selalu dilakukan untuk menjaga kesehatan. Wajib dilakukan sebelum makan dan minum serta setelah beraktivitas. Kenyataannya masyarakat masih mengabaikan jarang melakukan mungkin dilakukan hanya saat berwudlu dan mandi. Itu juga dilakukan oleh orang yang rajin ibadah.

Masyarakat masih banyak melakukan cuci tangan dengan cara yang benar.

Gambar 3. Cara Cuci Tangan Menurut WHO

Akses masyarakat untuk mendapatkan air minuman dan makanan yang bersih dan sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat tersebut. Masysrakat di Wilayah Serang dalam mendapatkan air minum tidak mengalami kesulitan tetapi dalam mendapatkan makanan yang bersih dan sehat masih banyak yang mengallami kesulitan. Dilain pihak pengolahan bahan makanan banyak yang tidak sesuai dengan cara-cara pengolahan yang sehat.

(4)

97

Gmbar 4. Akses Minuman Dan Makanan Sehat

Kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah masih sembarangan. Banyak anggota masyarakat di dalam rumah dan halaman bersih dari sampah tapi sampah di buang ke tempat sembarangan seperti pinggir jalan raya, ke sungai, atau ke lapangan atau tanah yang terbengkalai. Masyarakat belum melakukan3R, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan

“Mendaur ulang” sampah.

Gambar 5. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dengan 3R tersebut sebaiknya dalam wadah Bank Sampah. Di sebagian kecil masyarakat sudah ada bank sampah tapi masih bank sampah non organik yaitu mengummpulkan sampah kertas/kardus, botol plastik kemudian di jual ke pengepul dan dicattat di tabungan. Sedang untuk sampah organik yaitu sisa makanan dan sisa potongan sayur dikelola dalam pembuatan kompos maupun diolah dengan ternak mangoot belum ada.

Di Desa Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja ini bank sampah belum ada dan belumm pernah disosialisasikan.

Target tersebut hanya dapat terlaksana dengan menggerakan para pemimpin daerah untuk berinovasi, menelurkan kebijakan yang mendukung program STBM, mengalokasikan anggaran untuk mempriortiaskan investasi terhadap program sanitasi serta membangun sistem dan prasarana monitoring evaluasi untuk mempertahankan keberlanjutan layanan program STBM di daerahnya.

(5)

98

Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang Senin, 05 Desember 2022.

Metode

Kegitan dimulai dengan melakukan observasi untuk mengamati situsi yang ada, setelah itu dilanjutkan dengan wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah disusun.

Selanjutnya meminta persetujuan kepala sekolah untuk mengadakan beberapa kegitan di Desa Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang, yakni: Sosialisasi STBM, Pelatihan dan Seminar Pembuatan jamban sederhana dan pendirian bank sampah di lingkungan Desa Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang.

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran dalam menjaga kebersihan diri sendiri dengan perilaku sehari-hari, menjaga pola makan dengan kandungan nutrisi baik yang diperlukan oleh tubuh, serta bagaimana menciptakan dan menjaga lingkungan bersih, menghindari berbagai macam penyakit yang dapat ditimbulkan akibat lingkungan yang kotor.

Hasil

Kegiatan sosialisasi inidilaksanaka npada hari Senin 05 Desember 2022 bertempat di Desa Sukasari dan Desa PanunggulanKecamatanTunjung TejaKabupaten Serang. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang Provinsi Banten, yang terdiri dari Kepala Desa beserta stafnya, Tim Penggerak PKK, para kader, Pengurus RW, pengurus RT dan para warga yang tidak meiliki jamban.

Tabel 1. Daftar Peserta Penyuluhan PHBS

No. Peserta Jumlah

1 Tim Penggerak PKK 3

2 kaderposyandu 5

3 Pengurus RW 4

4 Pengurus RT 4

5 KepalaDesa 2

6 StafDesa 5

(6)

99

12%

32%

37%

19%

Kebiasaan Masyarakat Mencuci Tangan

tidak pernah kadang-kadang sering

11%

33%

37%

19%

Kebiasaan Membuang Sampah pada …

tidak pernah kadang-kadang sering

No. Peserta Jumlah

7 parawarga 31

JumlahKeseluruhan 54

Sumber: Daftar Hadir Peserta Sosialisasi STBM Desa Sukasari dan Panunggulan Tahun 2022.

Kegiatan sosialisasi ini berjalan denganl ancar dan hasil yang tidak diperkirakan yaitu dengan cara dibawakan dengan vulgar seperti pada acara Pemicuan STBM dengan kata-kata yang sebenarnya berlaku di masyarakat serta dikaitkan dengan ajaran Agama Islam bahwa melakukan BAB sembarangan merupakan perbuatan dholim sehingga banyak warga yang hadir tergugah.

Kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan telah mengahasilkan tindak lanjut dengan pembentukan Tim STBM Desa Sukasari dan Desa Panunggulan Kecamatan Tunjung Teja Kabupaten Serang, dengan membuat agenda pembangunan jamban pada warga masyarakat dan merencanakan acara deklarasi pencapaian ODF.

Gambar 6. Bagan Hasil Survei Kebiasaan Masyarakat Mencuci Tangan

Sumber: Hasil Analisis Instrumen Kuesioner Kebiasaan Masyaraka tMencuci Tangan

Gambar 2. Bagan Hasil Survei Kebiasaan Masyarakat dalam Membuang Sampah pada Tempatnya

Sumber: Hasil Analisis Instrumen Kuesioner Kebiasaan Masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.

(7)

100

Foto Bersama Dosen universitas Faletehan dan Dosen Universitas Primagraha, Kades panunggulan, Beserta Mahasiswa abdimas kecamatan Tunjungteja (Universitas Primagraha)

Foto Acara Pembukaan Pengabdian Masyarakat di Aula Kantor Desa Panunggulan

Foto Pemberian Piagam Penghargaan sebagai Narasumber

Foto Penyampaian Materi STBM oleh Bapak Achmad Machron dan Bu Lia Nurliana

Pengakuan

Kami ucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik antara Universitas Primagraha dan Universitas Faletehan, serta kepala desa sukasari dan kepada Desa Panunggulan dan Desa Sukasaribeserta staf, dalam usaha menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat. Semua perilaku yang dipraktikkan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

(8)

101 Daftar Referensi

Anik, M. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info Media.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik; Penerbit Rineka Cipta:

Jakarta.

Ashari, A. E., & Akbar, F. (2017). Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(1), 6-14.

Diva, F. 2013.Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SDN 29 Ulak Karang Padang Tahun 2013. Padang.

Hurlock, EB. (2000). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Rineka Cipta. Izzaty R. E, dkk.

(2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Indriyani, Y., Yuniarti, Y., &Latif, R. V. N. (2016). Kajian Strategi Promosi Kesehatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Stbm) Di Kelurahan Tirto KecamatanPekalongan Barat Kota Pekalongan.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:

www.depkes.go.id/.../profilkesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf.

PadaTanggal 23 Maret 2017 Kholid, A. (2015). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, danAplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Lina, H. P. (2016). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Siswa DI SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal Promkes vol 4.no 1, 92-103.

Muhid, A., &Fahmi, L. (2018). PerubahanPerilaku Open Defecation Free (ODF) melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Babad Kecamatan Kedung adem Kabupaten Bojonegoro. Engagement: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 2(1), 99-119.

Monica, D. Z., Ahyanti, M., &Prianto, N. (2021). HubunganPenerapan 5 PilarSanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dan Kejadian Diare Di Desa Taman Baru Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 14(2), 71-

Permenkes No. 2269/Menkes/PER/XI/2011. (2011). Pedoman Pembinaan PHBS.

Rahmuniyati, M. E., &Sahayati, S. (2021). Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Mengurangi Kasus Stunting di Puskesmas Wilayah Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 80-95.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi orang tua menyekolahkan anak ke perguruan tinggi mayoritas atau 35% dipengaruhi oleh keinginan

sehingga tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk.. Dengan demikian dapat dilihat bahwa faktor paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor

Yaitu untuk menjawab tantangan eks- ternal untuk bisa mengikuti perlombaan Musa- baqah Qiraatul Kutub (MQK). Sekali lagi, sebuah penelitian membuktikan bahwa tradisi

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai probabilita F sebesar 0.000 yang berarti kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan variabel keputusan investasi (asset growth), keputusan pendanaan

Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan

Penghitungan IKLH mulai Tahun 2015 telah menggunakan perhitungan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) yang merupakan penyempurnaan dari Indeks Tutupan Hutan (ITH)

Sensor garis Sedangkan sensor PIR yang merupakan sensor yang peka terhadap suhu berfungsi untuk mendeteksi manusia atau benda lainnya yang berada di sekitar robot