PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)
Elpina
1), Hafrijal Syandri
2), Azrita
2)1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail : lolypoup_vee@yahoo.co.id
2)
Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta
Abstract
This study aims to determine the effect of different spreading densities on survival and growth of fish pla seed (Osteochilus pleurotaenia). This research used experimental method with Completely Randomized Design (CRD) consisted of treatments and 3 replications. Treatment A, stocking density with 20 fishes/ 75 liters of water, Treatment B, stocking density with 40 fishes /75 liters of water, Treatment C, stocking density with 60 fishes / 75 liters of water and the treatment D with stocking density 80/75 liters of water. The results of research showed that the highest survival rate found on treatment A and treatment B were (100% ± 0%) then followed by treatment C (93.89% ± 5.85%) and the lowest survival rate found on treatment D (92.08% ± 7.21%). The highest absolute length addition found on treatment B (10.80 ± 0.80 mm), followed by treatment A (10.26 ± 2.96 mm), C (10.13 ± 2.83 mm) and treatment D (7:30 ± 4.06 mm). The highest weight addition of fish pla found on treatment B (2.47 ± 0.47 g), followed by treatment A (2.10 ± 0.69 g) and treatment C (1.82 ± 0.16 g) and lowest on treatment D (1.21 ± 0.90g). The highest efficiency of feed was found on treatment D (1.49% ± 1.41%) and the lowest found on treatment B (0.16% ± 0.06%) It can be concluded that stocking density 40 fishes/75 liters of water provide the best growth to fish pla seeds
.Keywords: spreading density, fish pla, survival, growth, Osteochilusp leurotaenia
PENDAHULUAN
Ikan Lelan (Osteochilus pleurotaenia) adalah salah satu dari beberapa spesies ikan yang mempunyai habitat asli di sungai dan danau. Secara umum pemanfaatan spesies ikan Lelan sebagian besar berupa penangkapan dari habitat aslinya. Jika
penangkapan dilakukan terus menerus
dikhawatirkan akan mengakibatkan
kepunahan. Kekayaan biota perairan
merupakan salah satu dorongan untuk
melakukan budidaya terutama terhadap
ikan-ikan yang mempunyai potensi dan
prospek pengembangan yang cukup baik.
Budidaya ikan di Indonesia telah lama dikenal dan cenderung berkembang sebagai kegiatan produksi protein hewani. Untuk meningkatkan produksi dan usaha menjaga kelestarian ikan‚ maka perlu dilakukan usaha budidaya yang kegiatannya meliputi pembenihan dan pembesaran (Erlinda‚
2006). Menurut Hardjamulia (1979) untuk mendukung peningkatan produksi dalam budidaya diperlukan penyediaan benih yang merupakan suatu usaha dalam bidang perikanan. Pembenihan adalah pembiakan induk-induk ikan‚ merawat telur sampai menetas dan merawat larva‚ benih dan penentuan padat yang sesuai sampai menjadi benih yang siap untuk dipanen.
Peningkatan padat tebar yang melebihi daya tampung akan menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ikan‚ hal ini sesuai dengan pernyataan Hapher dan Pruginin (1981) dalam Yulianti (2007) bahwa peningkatan kepadatan akan diikut dengan penurunan pertumbuhan dan pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan terhenti. Selanjutnya Yuliati (2003) menyatakan bahwa padat tebar berpengaruh terhadap bobot mutlak individu laju pertumbuhan dan sintasan ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus)‚ padat penebaran yang optimal adalah 100 ekor/m
2dengan bobot mutlak rata-rata individu
sebesar 13‚22 g‚ pertambahan berat 10‚42 g dan sintasan 95‚67%.
Agar budidaya ikan lelan dapat dilakukan dengan intensif dan dapat diketahui berapa padat tebar yang efektif‚ maka salah satu cara yang dapat ditempuh antara lain dengan melakukan penelitian padat tebar berbeda terhadap sintasan dan pertumbuhan
METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian
Ikan yang digunakan adalah benih ikan Lelan yang diperoleh dari Batang Antokan, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Benih ikan Lelan yang digunakan dengan panjang rata-rata 74,55 mm dan bobot rata-rata 4‚405 g. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yakni pelet PF-800 dengan kandungan protein 39% - 41%, lemak min 5, serat kasar max 6%, abu max 16% dan kadar air max 16%.
Metode Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang akan digunakan adalah :
Perlakuan A dengan padat tebar 20 ekor/75 liter air
Perlakuan B dengan padat tebar 40
ekor/75 liter air
Perlak ekor/7 HASIL D Laju Sin
D bahwa pe sintasan teratas di
Pe
Keterangan
Berdasar nilai ko 0,877 ya tebar pad sintasan b Selama p rendah tinggi pa air dan 4
kuan C den 75 liter air
DAN PEMB ntasan Dari Tabel
erlakuan A d 100% ± 0 iikuti oleh p
Tabel erlakuan
A B C D
n: Superskrip d berbeda ny
Gambar 1
rkan Gambar oefisien det
ang artinya da perlakuan benih ikan L penelitian t dengan rat ada padat pen
40 ekor/75
ngan padat
BAHASAN
1 di atas d dan perlakua 0% menem perlakuan C
1. Rata-rata Sintasan A (ekor) 20 ± 0 40 ± 0 60 ± 0 80 ± 0
dengan huruf k yata (P>0,05).
1. Grafik hubun
r 1 menunju terminasi (R
adalah 87 n berpengar Lelan.
tingkat kem ta-rata sinta
nebaran 20 liter air yan
tebar 60
dapat dilihat an B dengan mpati urutan dengan nilai a Persentase
Awal S
kecil yang sam
ngan padat teb
ukkan bahwa R
2) sebesar ,7 % padat ruh terhadap
matian relatif asan paling ekor/75 liter ng mencapai
0 P
e
t n n i
sinta terb 92,0 mem mem berb Lela Kelangsung Sintasan Akh
(ekor) 20 ± 0 40 ± 0 56 ± 3.51
74 ± 5.7
ma dibelakang r
ar dengan kela
a r t p
f g r i
100 men pada
% ± air s Han peni pros terh
Perlakuan D ekor/75 liter
asan 93,89 awah pada p 08% ± mbuktikan mberikan p beda nyata t an.
gan Hidup Be hir La
rata-rata sintasa
angsungan hidu
% ± 0%, se ngalami pen at tebar 60 e
± 5‚85% dan sebesar 92,08 ndajani (2
ingkatan ses fisiolog
adap ruang
D dengan p air
% ± 5‚85 perlakuan D
7‚21%.
bahwa engaruh ya terhadap sin
enih Ikan Le aju Sintasan
100‚00 100‚00 93‚88 ± 92‚08 ±
an menunjukka
up benih ikan L
etiap peningk nurunan sint
kor/75 liter n padat tebar
8% ± 7‚21%
2002) men kepadatan gi dan ting
gerak yang
padat tebar
5% dan u D dengan sin Uji ANA
padat ang tidak ntasan benih
elan n (%) ± SD
± 0
a± 0
a5‚85
a7‚21
aan pengaruh
Lelan
katan padat tasan yaitu air sebesar 9 r 80 ekor/75
% (Gambar 3) nyatakan b
mempeng gkah laku g pada akh
80
urutan ntasan AVA tebar yang ikan
h tidak
tebar pada 93,88 5 liter
).
ahwa
garuhi
ikan
hirnya
dapat m fisiologis pernyataa bahwa p menyeba kelangsu kematian ikan sem terjadiny makan. H dikemuk Budiard semakin yang dip individu persainga Tabel 2.
P
Keterangan
G
menurunkan s ikan. Ha
an Allen (1 peningkatan abkan m ungan hidu
n juga diseb makin semp ya persainga Hal ini sesua akan oleh S di (2007), ya meningkatn pelihara mak
juga akan an untuk
Rata-rata Pe erlakuan
A B C D
n: Superskrip d tidak berbe
Gambar 2. G
kondisi kes al ini dipe 1974) yang
kepadatan menurunnya up ikan.
abkan oleh pit yang m an hidup d ai dengan pe Stickney (1 ang mengat nya padat teb
ka persainga n meningka memperebu ertumbuhan P
Panjang Aw (mm) 75‚90 ± 1 77‚13 ± 2 73‚50 ± 3 71‚67 ± 3
dengan huruf k eda nyata (P 0
Grafik hubun
sehatan dan erkuat oleh menyatakan ikan akan tingkat Selain itu, ruang gerak menyebabkan dan mencari endapat yang 979) dalam akan bahwa bar dari ikan an di antara at terutama utkan ruang Panjang Mu wal Pan .34 86 .28 87 .95 83 .44 78
kecil yang sam 0,05).
ngan padat te n h n n t , k n i g m a n a a g
gera terg Pert Dari panj pada pada diiku deng (10, ekor 4‚06 liter
utlak Benih I njang Akhir
(mm) 6‚17 ± 2.09 7‚93 ± 1.80
‚63 ± 1.20 8‚97 ± 0.72
ma dibelakang
ebar dengan
ak sehingga anggu sintas tumbuhan P i Tabel 2 t jang mutlak a perlakuan B at tebar 40
uti oleh perl gan padat te
13 ± 2‚83 r/75 liter ai 6 mm) deng r air.
kan Lelan Panjang
1 1
rata-rata panja
pertambahan
individu y sannya.
Panjang Mu terlihat bahw k yang terti
B (10,80 ± 0 ekor/75 lit lakuan A (10 ebar 20 eko
mm) denga ir dan perla gan padat t
Mutlak ± S 0‚26 ± 2‚96 10‚80 ± 0‚80 10‚13 ± 2 7‚30 ± 4‚06
ang mutlak men
n panjang ik
yang kalah
utlak wa pertumb ingggi terd 0‚80 mm) de ter air kemu
0,26 ± 2‚96 or/75 liter a an padat teba akuan D (7.
tebar 80 ek
SD (mm) 6
a0
a2‚83
a6
anunjukkan pen
kan Lelan
akan
buhan dapat engan udian mm) air, C
ar 60 30 ± kor/75
ngaruh
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R
2) sebesar 0,611 yang artinya adalah 61,1% padat tebar pada perlakuan berpengaruh terhadap panjang mutlak benih ikan Lelan.
pertumbuhan panjang mutlak yang tertingggi terdapat pada perlakuan B (10,80
± 0‚80 mm) dengan padat tebar 40 ekor/75 liter air kemudian diikuti oleh perlakuan A (10,26 ± 2‚96 mm) dengan padat tebar 20 ekor/75 liter air, B (10,13 ± 2‚83 mm) dengan padat tebar 60 ekor/75 liter air dan perlakuan D (7.30 ± 4‚06 mm) dengan padat tebar 80 ekor/75 liter air. Effendi (1979), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan panjang antara lain adalah ruang gerak aktifitas ikan dan persaingan untuk mendapatkan makanan.
Kadarini (2010) menyatakan bahwa dalam jangka waktu yang lama, keadaan ikan yang stres terus menerus menyebabkan fungsi normal ikan akan terganggu sehingga pertumbuhan ikan menjadi lambat dan
dalam keadaan lebih fatal dapat menyebabkan ikan banyak yang mati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Satyani (2001), bahwa respons terhadap stress pada ikan umumnya kurang baik atau kurang cocok dengan lingkungan yang kronis, lingkungan yang tidak sesuai atau semakin buruk tersebut menyebabkan fungsi normal ikan akan terganggu sehingga pertumbuhan ikan akan lambat dan dalam keadaan yang lebih fatal menyebabkan ikan banyak yang mati.
Pertumbuhan Bobot Mutlak
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata bobot benih ikan Lelan pada masing-masing perlakuan menunjukkan bahwa pertambahan bobot ikan Lelan tertinggi terdapat pada perlakuan B (2‚47 ± 0‚47 g) dan diikuti dengan perlakuan A (2‚10 ± 0‚69 g) kemudian perlakuan C (1‚82 ± 0‚16 g) dan terendah pada perlakuan D (1‚21 ± 0‚90 g).
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Bobot Mutlak Benih Ikan Lelan Perlakuan Bobot Awal
(g)
Bobot Akhir
(g) Bobot Mutlak ± SD
A 4‚68 ± 0.12 6‚79 ± 0.63 2‚10 ± 0‚69
aB 4‚77 ± 0.47 7‚25 ± 0.53 2‚47 ± 0‚47
bC 4‚16 ± 0.53 5‚98 ± 0.41 1‚82 ± 0‚16
aD 3‚99 ± 0.64 5‚20 ± 0.26 1‚21 ± 0‚90
bKeterangan
Dari Gam koefisien artinya perlakuan pertumbu Lelan.Ra masing-m bahwa tertinggi 0‚47 g) (2‚10 ± 0
± 0‚16 g (1‚21 ± 0 Vass ( menyatak lebih ting atau seb bila pada Berdasar ANAVA
n: Superskrip d berbeda ny
Gam
mbar 3 me n data (R
2)
adalah 68,4 n berp uhan bobot ata-rata bobo masing pe
pertambahan terdapat pa
dan diikut 0‚69 g) kemu g) dan teren 0‚90 g).
1979) dal kan bahwa p ggi apabila p aliknya per at tebar tingg rkan hasil A menunjuk
dengan huruf k yata (P<0,05).
mbar 3. Grafik h
nunjukkan ) sebesar 4% padat pengaruh
t mutlak ot benih ikan rlakuan m n bobot i da perlakuan ti dengan p
udian perlak ndah pada p
am Erlind pertumbuhan padat tebar l rtumbuhan a gi.
analisis an bahwa
kecil yang berb
hubungan pada
bahwa nilai 0,684 yang tebar pada terhadap benih ikan n Lelan pada menunjukkan ikan Lelan n B (2‚47 ± perlakuan A kuan C (1‚82 perlakuan D
da (2006), n ikan akan lebih rendah akan rendah
One Way padat tebar
beda dibelakan
at tebar dengan
i g a p n a n n
± A 2 D
, n h h
y r
berp bobo Peng pene Efis Efis peni bobo ikan yang Sha paka men dima kela pertu teba baw
ng rata-rata bob
n pertumbuhan
pengaruh ny ot benih gamatan d elitian dapat siensi Pakan
iensi pakan imbangan b ot ikan yan n dan diband g dikosumsi afrudin (200
an menunju nghasilkan
anfaatkan angsungan
umbuhan. E ar berbeda d wah ini.
bot mutlak me
n bobot mutlak
yata terhad ikan L dari awal t dilihat pada
n
n dihitung b bobot biom ng mati den dingkan deng i. Watanab 06) menyatak ukkan juml
energi ikan unt hidup dan Efisiensi pak dapat dilihat
nunjukkan pen
dap pertamb elan (P<0
sampai a gambar 3
berdasarkan massa ikan
ngan bobot gan jumlah p be (1988) d kan nilai efis lah pakan dan d tuk kebut
sisanya u kan dengan p pada Tabel
ngaruh
bahan 0,05).
akhir
hasil
dan
awal
pakan
dalam
siensi
yang
dapat
tuhan
untuk
padat
l 4 di
Tabel 4.
Pe
Keterangan
D bahwa diperoleh dengan perlakuan tebar 60
± 0‚09) d air dan p padat teb
Dari Gam koefisien artinya 8 berpenga ikan Lela
Rata-rata Ef erlakuan
A B C D
n: Superskrip d tidak berbe
Dari Tabel 4 efisiensi p h pada perla padat tebar n C (1‚19 ekor/75 lite dengan pada perlakuan B bar 40 ekor/7
Gamba
mbar 5 me n data (R
2)
81,2% pada aruh terhada an. Effendi (
fisiensi Paka
dengan huruf k eda nyata (P>0
4 di atas d pakan yang akuan D (1 r 80 ekor/7
± 1‚09) de er air, pelaku
at tebar 20 e B (0‚16 ± 0
75 liter air.
ar 5. Grafik hub
nunjukkan ) sebesar at tebar pad ap efisiensi p
(2008) meny
0 1 2
Efisiensi Pakan
an Benih Ikan
kecil yang sam ,05).
dapat dilihat g tertinggi
‚49 ± 1‚41) 75 liter air, engan padat uan A (0‚32 ekor/75 liter
‚06) dengan
bungan padat t
bahwa nilai 0,812 yang da perlakuan pakan benih yatakan
0,00 1,00 2,00
A
n Lelan Rata – rat
0‚32 ± 0 0‚16 ± 0 1‚19 ± 1‚49 ±
ma dibelakang
t i ) , t 2 r n
ANA peng beni dika kebu beni paka dari dilih
tebar dengan ef
i g n h
bah men men med
y = 0,454x ‐ 0, R² = 0,812
B C
Perlakuan
ta ± SD 0‚09
a0‚06
a1‚09
a1‚41
arata-rata efisie
Berdasar AVA menun garuh padat ih ikan L arenakan p
utuhan ikan ih ikan L an yang dib
awal sam hat pada gam
fisiensi pakan b
hwa pening ningkatkan k nyebabkan dia pemeliha
,345 2
D
e
ensi pakan men
rkan hasil a njukkan bah
tebar denga Lelan (P>0 pakan dises n yaitu 10%
elan, sehin berikan efis mpai akhir
mbar 6.
benih Ikan Lel
gkatan pad kebutuhan p menurunny araan.
ep
nunjukkan pen
nalisis One hwa tidak ad an efisiensi p
0,05). Hal suaikan de
% dari bio ngga dihara ien. Pengam penelitian d
lan
dat tebar pakan yang d ya kualitas
ngaruh