• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,

memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk

kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama

penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat

yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)
(3)

Transkrip Wawancara Key Informan 1 Fedinandus Setu 9 dan 16 April 2019

 Platform Communications

1. Apa yang melatarbelakangi program Tok Tok Kominfo ini?

“Latar belakangnya adalah bahwa kami ingin memanfaatkan media sosial kami, jadi jujur ketika melihat keterbatasan anggaran di biro humas yang satu tahun ingin membranding Kominfo itu hanya dikasih dana 5 Milyar oleh kantor, bagi saya ini sangat kecil. Kemudian keterbatasan anggaran itu saya ingin apa yang kita miliki hari ini kita memiliki sejumlah akun media sosial di twitter ada 800an ribu, di facebook dan instagram, di youtube. Saya melihat ini sebagai sarana yang baik nih untuk kita pakai untuk mendesimansi apa itu Kominfo. Saya membayangkan awalnya, kemudian saya merenung dan berdiskusi bersama dengan teman-teman beberapa orang, model seperti apa yang mau kita tawarkan, lalu saya munculkan bagaimana kalau model talkshow tapi talkshownya itu dibikin seakan akan dadakan, tidak ada persiapan dengan skenarionya seperti itu kaya ‘Tok Tok Kominfo’ selamat datang, kaya gitu-gitu. Padahal itu giming doang, intinya padahal sudah persiapan bahwa nanti akan datang akan ditanyai ini terus jadi artinya itu sih mengapa saya memilih ‘Tok Tok Kominfo’

(4)

karena ini murah meriah ya, kami ga perlu keluarin uang. Dengan “menggunakan seluruh kanal media sosial yang ada” dan kalaupun keluarin uang itu hanya makan, tambahan honor-honor kecil yang sangat kecil untuk tim yang bekerja.”

2. Dalam menentukan platform yang digunakan, apakah sebelumnya melakukan analisis terlebih dahulu tentang bagaimana kekurangan dan kelebihan disetiap platform?

“Iya saya analisis secara umum, kebutuhan saya bahwa saya harus menyampaikan program Kominfo kepada pihak luar, itu kebutuhan saya. Kan tujuan humas adalah membranding bahwa program-program kominfo tuh harus diketahui oleh publik kan setidaknya. Nah, tujuan itu harus dilakukan dengan cara apa, banyak cara seperti saya bisa bikin PSA, konferensi perslah, macam-macam. Tapi tidak hanya itu kita ingin yang ditampilkan dikonferensi pers kan hanya isu isu besar paling isu hoaks yang sering muncul. Tapi kan di Kominfo ini banyak satker (satuan kerja). Jadi saya ingin membayangkan bahwa model kaya Tok Tok Kominfo, kita mengangkat orang menunjukkan pada publik, iniloh pejabat kominfo yang mengursi isu ini, jadi seperti itu. Jadi menggunakan sedikit mungkin Sumber Daya Yang Ada, Pegawai dari kita sendiri, palingan dari luar adalah si Mas Abinya. Artinya dia influencer yotuber yang dia mau dikasih honor kecil yang sekali tampil hanya 700rb gitu, yang kecil banget gitu tapi dia mau dan sampai sekarang sudah 25 episode.”

(5)

3. Apakah platform yang digunakan sudah efektif dan relevan dalam menyebarkan diseminasi informasi?

“Iya, kalau efektif sih itu bisa diliat dari ekposurenya. Target saya sih masih kurang ya, artinya dengan Tok Tok Kominfo orang yang menonton masih 3ribuan di satu platform itu di twitter kadang kalau isu bagus itu bisa sampai 6ribu, dan rata biasanya naturalnya itu 2 ribuan viewers yang di twitter. Ini masih kecil sih, menurut saya, jika ada dana saya bisa membuzznya dengan iklan, artinya posting dengan program yang sama seperti Tok Tok Kominfo, itu bisa iklan di twitter yang otomatis tingkat viewersnya lebih banyak. Karena tidak ada Dana, jadi artinya yang benar-benar original yang artinya yaudah contoh dari twitter yang 800ribuan followers yang menonton jika episodenya menarik 6ribu ya kalau tidak menarik 2ribu atau 3 ribu perepisode. Begitupula di Youtube, seperti itu sih. Jadi kalau dibilang efektif ya belum terlalu, belum sesuai sama harapan saya. Kalau dibilang relevan, ya relevan. Kenapa relavan? Orang jadinya ngomong ‘oh Kominfo ini ya’ ‘ada direktur ini ya’ ‘oh ternyata direktur ini’ selama ini orang taunya menteri doang. Paling rata-ratanya Dirjen, tidak pernah tau ada direktur ini. Kaya misalnya hari ini lagi bahas Balmon Surabaya, yang kemudian publik menyadari ‘ternyata kominfo cukup lengkap dan kompleks. Ini yang sebenarnya ingin dibahas, bayangkan dalam satu tahun lagi, ada 52 episode kan? Karena per minggu belum ada yang miss, kerena aku bangganya itu konsisten banget, apapun yang terjadi,

(6)

pasti ada setiap minggunya. Itu yang sampai saat ini setiap minggunya setiap hari selasa episode ini selalu ada. Seperti saat ini kita ada tok tok kominfo di surabaya, dan itu dibiayai setengahnya oleh balmon surabaya. Kita ada 8 orang, 4 orangnya tiket pulang pergi mereka yang bayar. Jadi join program ini mengurangi dana, karena memang tidak ada dana.”

4. Alasan memilih platform tersebut?

“Alasannya sih ya karena kan dengan menggunakan media sosial minim biaya ya sesuai dengan anggaran kita. Kemudian cepat dalam proses penyampaian informasi.”

 Channels For Communications

1. Sebelum memilih sosial media yg dianggap efektif, adakan sebelumnya melakukan analisis terlebih dahulu terkait dengan media komunikasi lainnya?

“Kita tidak melakukan itu ya, kita hanya melihat sebelumnya kan dalam proses penyampain informasi hanya menggunakan media konventional. Namun kami rasa itu masih kurang, jadi kita memikirkan media apa? Dan sekarang teknologi internet lagi berkembang, banyak juga yang menggunakan media sosial. Sehingga kita memilih media sosial, karena media sosial ini juga efektif menjangkau publik dan minim biaya ya.” 2. Apakah media tersebut juga bisa menjangkau publiknya dengan cepat?

“Kalau secara cepat memang iya, karena kita live tidak perlu edit. Omongan dari si narasumber itu saat itu juga sampai kepada publik.

(7)

Tapi memang jumlahnya yang harus saya tingkatkan, saya sih di masa depan ingin bekerja sama dengan media lain. Saya kalau punya dana bahkan saya ingin livenya itu di salah satu di kanal kalan medsos yang artinya sudah terkenal, misalnya kerjasama dengan detik.com. Jadi livenya juga bisa lewat detik.com, atau livenya bisa dikompas.com, pokoknya dikanal kanal tetap di media sosial tapi oleh media media yang sudah memiliki nama. Jadi kerjasama seperti ‘oke topik tentang menteri menarik nih’ yaudah kita bayarin kerjasama dengan tim detik ada 50 juta oke jalankan. Tapi untuk sekarang lebih menggunakan yang ada dulu.”

3. Bagaimana kontribusi masyarakat dalam menggunakan sosial media tersebut? “Kita melihat ya pengguna internet saat ini sebanyak 150 juta orang dan dari survey apjii banyak sekali yang sekarang menggunakan media sosial. Sehingga menurut kami masyarakat sangat berkontribusi aktif dalam menggunakan sosial media. Kemudian jika dikaitkan dalam program ini per satu episode jika itu isu strategis bisa sampai 6 ribuan di twitter. Per masing masing platform ya, total jika dikalikan 4 platform bisa mencapai angka 30ribuan atau 40ribuan ini masih kecil, dibandingkan tingkat jumlah pengguna internet yang sebanyak 150juta, artinya belum seberapa. Ya secara jumlah ini bisa ditingkatkan terus lagi. Dalam satu episode ini yang nanya bisa sampai 5 orang tapi kita lihat bahwa ternyata da yang nonton dan mereka menyimak. Mereka ngasih pertanyaan dan langsung dijawab oleh narasumber, itu bagi kami

(8)

langkah baik, bahwa kadang-kadang program pemerintah itu tidak selamanya di apresiasi oleh publik. Ah inimah cenderung pencitraan, tapi kita tunjukin terus bahwa yaudah apa adanya yang ga edit, model model kaya gitu yang nunjukin memang era sekarang ini penting bahwa dengan menujukkan model video yang sudah dipoles itukan banyak ya. Ah paling juga sudah ada gimiknya, tapi ketika seorang narasumber tampilkan apa adanya pertanyaan yang disampaikan oleh si pewawancara yang kemudian itu live tanpa ada jeda itu yang ingin kita tunjukkan bahwa pemerintah bekerja apa adanya seperti yang dimau oleh publik.”

4. Layanan apa saja yang tersedia dalam media sosial yang telah dipilih tersebut, yang dapat mendukung program tok tok kominfo ini?

“Kami sih bersyukur ya, semua platform menggunakan live streming yang free tidak berbayar. Tidak harus bayar ke twitter ke instagram. Tapi di masa depan saya bilang berjanji kalau dana saya cukup saya akan pasang iklan untuk membuzz setidaknya dengan konten yang sama, dengan diposting dengan menggunakan advertorial per satu episode misalnya bayar satu atau dua juta itu pasti buzznya jauh lebih beda ketimbang jika hanya sekedar original.”

5. Bagaimana cara mengoptimalkan media sosial ini sehingga program tok tok kominfo ini bisa langsung ditemukan dan dicari oleh publik?

“Kami sih modelnya selain itu, kita beritain juga seperti memberi tahu bahwa tok tok kominfo sudah episode berapa. Jadi selain lewat

(9)

kanal-kanal medsos, kita memberi tahu juga lewat portal kita yaitu kominfo.go.id. untuk menjelaskan Tok Tok Kominfo, kami juga membuat beberapa tulisan tertentu terkait program ini di majalah kominfo next itu strategi kami, kemudian dibeberapa acara-acara saya selalu menjelaskan bahwa produk kominfo antara lain yaitu majalah kominfo next, talkshow kominfo, miss lambe hoaks, ada tik tok, itu apa, branding itu yang ingin kami sampaikan kepada publik.”

6. Apakah dengan menggunakan media sosial tersebut target yang dituju sudah sesuai?

“Targetnya yaitu kaum milenials, dan dari keempat media sosial itu targetnya sama yaitu kaum milenials, orang-orang pengguna internet. Dan sekarang tambah lagi dengan menggunaka GPR TV, sudah mulai di episode berapa ya? GPR TV tuh yang dikembangkan oleh dirjen IKP kami yang dimana menggunakan satelit dan yang menurut mereka penontonnya sekitar 30 jutaan orang, memang bukan hanya tok tok kominfo ada juga acara-acara lain. Termasuk miss lambe hoaks juga masuk GPR TV, ini merupakan salah satu strategi kami untuk lebih

(10)

 How Social Media Impact On Strategy

1. Bagaimana merancang program tok tok kominfo ini hingga terlaksana?

“Program ini dirancang selama 2 minggu. Setelah 2 minggu diskusi, kemudian langsung eksekusi. Memang sambil jalan kemudian kita improve dan improve.

Yang pertama kita lakuka dalam merancang program ini yaitu mementukan episode minggu depan tuh apa? Memang sepenuhnya kerena teman-teman disini melaksanakan ya, memang ide besar konseptornya di saya jadi kemudian saya berfikir acara apa minggu depan ‘oh minggu depan ada pemilu, kemudian satu hari menjelang pilpres saya menghubungi pak menteri, kemudian pak menteri berkenan menjadi narasumber dan kemudian minggu depan saya membuat program tok tok kominfo edisi menteri yang akan menjadi narasumbernya, kemudian jamnya pun saya menyesuaikan jam dari narasumber yaitu pak menteri. Biasanya kan dari jam 3 sampai jam 4 namun disini dari jam 9 topiknya peran kominfo dalam mengawal medsos dihari pemilu. Jadi saya mempersiapkan setidaknya itu seminggu sebelum hari H, ya jadi kaya gitu sih saya menentukan tema, saya menentukan narasumber, berkoordinasi dengan narasumber itu biasanya langsung saya. Karena ini biasanya yang saya pegang itu bos bos. Bukan masyarakat biasa yang bisa minta tolong staf, jadi saya harus bisa merayu menteri, ngerayu dirjen ya paling tidak itu saya yang

(11)

jalan dulu sudah deal baru saya sampaikan kepada staff, ke temen-temen untuk dipersiapkan.”

2. Bagaimana keaktifan publik dalam menggunakan media sosial tersebut? Jika ditinjau dari seberapa banyak komen dan view dari setiap tayangan Tok Tok Kominfo?

“Kalau hari ini memang dari segi jumlah followers kami paling banyak ditwitter, kelebihannya otomatis penontonnya paling banyak ditwitter. Instagram di angka 400ribuan dan yang nonton juga banyak. Yang agak kurang di youtube ya karena masih diangka 18ribu subscribe. Sehingga memang yang nonton itu belum banyak. Kami harus lebih keras lagi bermain kata-kata kunci atau keywords yang lebih menarik, netizen yang kami pakai di seluruh medsos kita.”

3. Pemilihan platform ini murni dipengaruhi oleh maraknya pemanfaatan media sosial atau kominfo sudah merasa tidak ada cara lain yang bisa dipakai untuk mengirimkan pesan-pesan yang dimiliki?

“Kami menyadari keterbatasan anggaran kita, maka kita menggunakan apa yang ada, yang free, yang semua kita punya, oke kita tinggal gunakan dan kita sampaikan kepada menteri, ke bu sekjen, ke pimpinan kami dan mereka setuju. Bentuk persetujuan mereka yaitu mereka berkenan menjadi narasumber.”

(12)

4. Sebelumnya ada atau tidak lembaga pemerintahan yang sudah mengembangkan program seperti Tok Tok Kominfo ini? Jika ada, apakah program tersebut sudah efektif?

“Kalau untuk program seperti Tok Tok Kominfo ini yang live, menurut pantauan saya itu baru pertama kali, paling yang dilakukan oleh kementerian keuangan, misalnya itu bukan model live streaming, itu hanya mengulang video yang telah diedit versi satu menit dua menit, yang kaya mereka sudah syuting sama menterianya kemudian di edit dirapihin kemudian dipublish itu paling sering. Tapi yang model live streaming yang kaya tok tok kominfo ini baru pertama kali.”

 Management Approaches To Planning

1. Kominfo memiliki nilai, kalau boleh tau nilai-nilai dari Kominfo itu apa aja ya? “Nilai dari Kominfo itu proaktif yaa, Pronya itu Profesional, Akuntable, Integritas dan satunya lagi lupa saya. Profesional itu artinya kami orang-orang kominfo mau dalam keadaan apapun harus bersedia melayani publik dalam artian yang terbaik diberikan kepada publik. Kemudian Akuntable itu harus transparan ya, artinya harus bertanggung jawab, makanya seperti yang saya bilang sekecil apapun sebesar apapun, dana tuh harus terbuka kepada publik. Kemudian integritas itu artinya kesesuaian antara kata dengan perbuatan, itu sih yang seharusnya dilakukan oleh seluruh pejabat kominfo.”

(13)

2. Apakah nilai-nilai dari Kominfo ini sudah tercermin di dalam program Tok Tok Kominfo?

“Nilai nilai itu yang ditunjukin oleh humas dengan membuat program seperti ini yaitu tok tok kominfo. Tanpa ada dana besar, kemudian publish ke orang luar, semua orang tau kominfo seperti apa, mengenal dirjen a dirjen b, direktur c direktur a bahkan live tanpa polesan. Biasanya acara-acara lain yang modelnya itukan sudah disyunting, dibikin kalimat yang baik, udah di setting. Inikan benar benar apa adanya, inilah yang disebut tok tok kominfo yang dianggap lebih naturalnya disitu. Akuntabilitas dari setiap pejabat itu diharapkan terlihat dari program ini.”

 Landscaping

1. Ketika memutuskan untuk membuat program ini, apakah Kominfo sudah memiliki

rencana untuk membuat berapa episode?

“Kami berharap untuk selamanya, jadi setiap minggu apapun yang terjadi harus ada program tok tok. Ibaratnya nanti narasumbernya mengulang lagi ya akan mengulang lagi tapi dengan topik yang lebih khusus, misalnya menteri ini sudah 3 kali. Dirjen semmy sudah 2 kali. Dirjen STP, jadi seluruh pejabat di Kominfo sudah kena giliran semua yg eslon 1 ya, eslon 2 beberapa dan akan terus seperti itu. Ini yang akan menjadi threadmarknya biro humas, meskipun kedepannya sudah tidak ada saya. Saya sih berharap program ini akan terus dikenang menjadi salah satu yang dimiliki biro humas. Soalnya pegawai kita disini tanpa

(14)

program ini ya begini begini aja. Tidak ada kegiatan. Saya membayangkan dahulu sebelum ada disini mereka ngapain aja ya. Kalau tidak ada majalah, tidak ada Tok Tok Kominfo, ya mereka ngapain? Walaupun seperti ini saya tetap melayani wartawan, tampil di TV. Sebenarnya bisa, tapi kami menggunakan sumber daya yang dimiliki aja.”

2. Dalam sebulan itu ada target atau tidak mau membuat berapa episode?

“Pokoknya kalau Tok Tok Kominfo itu wajib setiap seminggu sekali. Jadi setiap bulan ya ada 4 kali atau 5 kali tergantung jumlah minggunya dalam sebulan. Dan itu belum pernah meleset. Sedari awal. Jadi kaya minggu ini misalkan menterinya tidak ada, kami akan selalu mencari cadangan narasumber yang lain. Saya merayu target pertama misalkan direktur A terus beliau tidak bisa padahal sudah deal dari seminggu yang lalu. Misalnya besok nih, jadi kita makesure pada hari apa pak menteri gabisa, saya kadang-kadang mengganti Narasumber dengan topik yang sama. Misalnya nih kita berandai-andai ya, kalau seandainya besok hari selasa itu pak menteri gabisa tapi saya tidak akan mengganti topik, kerena topik itu menarik. Paling saya ganti narasumbernya menjadi Dirjen Aptika, itu skenario pertama. Terus untuk skenario kedua, misalkan dirjen Aptika gabisa, direkturnya gabisa juga barulah saya ganti topik dan ganti narsumber. Tentu saja ya dilingkungan Kominfo.”

(15)

3. Apakah ada biaya untuk setiap episode tersebut?

“Biaya sih sebenarnya kita sangat minim ya karena kita memanfaatkan karyawan kominfo. Kita pakai dari ekternal Cuma di host dan operator. Namun mereka pun masih terkait dengan lembaga kominfo ini. Karena mereka masih bergabung dalam Siberkreasi ya. Seperti Abi yang merupakan Host kita berikan 700 ribu disetiap eposide dan dia tidak masalah, kemudian mba wardah karena dia merupakan pegawai kominfo di IKP kita hanya memberi 500 ribu. Kemudian operator ya, kita berikan 700 ribu karena laptop kita tidak sediakan dan murni laptop itu milik pribadi jadi yaudah kita kasih aja 700 ribu. Untuk alat sih sederhana ya, paling kamera karena memang kita telah punya, kemudian mic mic gitu ya paling berapa sih.”

4. Konten yang diangkat itu berdasarkan apa?

“Iya betul, isu itu tergantung lagi ada masalah apa. Misalnya untuk minggu depan, saya contohkan untuk 17 April itu menjelang pemilu. Makanya topik yang diangkat pada tanggal 16 April itu berkaitan dengan pemilu dalam mengawal sosial media kita, antisipasi hoaks. Jadi topik kita itu benar-benar sangat Up To Date. Cenderung melihat situasi yang terjadi di masyarakat kita.”

(16)

 Organizational analisis

1. Apasih yang menjadi daya tarik dari lembaga kominfo ini?

“Kominfo mah sekarang sexy. Apa coba yang ga ada kaitannya dengan Kominfo. Ngomongin Transportasi, ada transportasi Online seperti Grab dan Gojek. Walaupun itu isunya isu transportasi yang seharusnya menjadi tanggung jawab menteri perhubungan, tapi beberapa orang banyak yang nanya ke Kominfo terkait dengan Grab ataupun Gojek itu. Kemudian isu, E-commerce, perdangan itu dimasa lalu menjadi tugas menteri perdangan. Namun hari ini, Bukalapak, Tokopedia misalnya jadi isunya Kominfo. Jadi hari ini di era digital, peran Kominfo ini menjadi sangat strategis, apapun sektor yang ada, pasti ujung-ujungnya larinya ke Kominfo. Ketika ngomongin perdangan ada perdangan Online, ketika ngomongin Perbankan ada perbankan online seperti kasus kasus Fintech gitu. Hal tersebut bukan hanya menjadi tugas OJK saja namun itu juga menjadi tugasnya Kominfo. Karena ada teknologinya disitu, ada digitalnya. Sehingga hari ini memang kementerian Kominfo ini adalah kementerian yang sangat sexy dan strategis.”

2. Bagaimana latar belakang lembaga ini?

“Iya, Kominfo tuh unik ya. Di masa lalu itu ada yang namanya departemen penerangan. Lalu oleh pak gusdur, beliau membekukan dan menutup Depen yang dianggap dimasa lalu itu “berselingkuh” seperti depen tidak pro demokrasilah atau apalah sehingga kaya bubar aja deh.

(17)

Kemudian Bubar pada tahun 1999 dibubarkan oleh Pak Gus Dur. Setelah itu seiring berjalannya waktu setelah ada Bu Megawati, menyadari harus ada yang mengurusi dibidang Komunikasi. Walaupun Depen udah ga ada kemudian di zaman Bu Megawati buatlah Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi. Kemudian di zaman SBY pada tahun 2004, bikin departemen lanjutan itu. Ditingkatkan statusnya menjadi Departemen Komunikasi dan Informatika, lalu 10 tahun berjabatnya SBY. Dan kemudian sekarang di zamannya pak Jokowi, sudah hampir 5 tahun ini, peran Kementerian Komunikasi dan Informatika itu semakin kuat. Dulu hanya Depen murni ya, sekarang semenjak dia menggabungkan ex-Depen dengan Dirjen Postel. Dirjen Postel itu yang mengurusi telekomunikasi. Dulu Postel itu berada di Kementerian Pariwisata dan Postel. Sekarang pemerintah menyadari bahwa urusan Pos dan Komunikasi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari Kominfo. Kemudian disatukan aja, dari Postel, lalu Depen di masa lalu, di merge kemudian jadilah Kementerian Komunikasi dan Informatika.”

3. Bagaimana struktur manajemen dari kominfo ini?

“Strukurnya yaitu menteri tertinggi yang dibantu oleh 8 eslon 1 ya, kemudian sekjen. 4 Direktur Jendral, 1 Kepala badan Litbang, Inspektur Jendral dan 1 direktur utama untuk BLU Bakti. Dibawah masing-masing eslon 1 itu tadi ada sejumlah eslon 2, ada yang namanya direktur, ada kepala Biro, ada inspektur, kemudian dibawah biro biro

(18)

ada eslon 3 ada kasubid, kepala bidang. Kemudian dibawah eslon 3 ada eslon 4 namanya yaitu kepala seksi, kepala sub bagian. Total pegawai kominfo hari ini 3600an orang.”

4. Pasar seperti apa yang menjadi target kominfo? Telebih lagi pada program Tok Tok Kominfo ini, bagaimana cara menentukan target audience?

“Pasar kita ya seluruh masyarakat Indonesia yang saat ini sekitar 265an juta. Kita menyasar semuanya, karena kan kalo pemerintah tidak boleh pilih pilih. Kalau untuk program Tok Tok Kominfo ya menyasarnya Netizen atau Milenial, tapi kalau untuk Kominfonya ya kami menyasar semuanya.”

5. Kebijakan kebijakan apa yang sering di informasikan oleh kominfo?

Dalam kurun waktu terakhir ini informasi jenis apa yang paling banyak diberikan oleh lembaga ini? Dan mengapa?

“Seluruhnya, apapun yang dikerjakan oleh Kominfo. Apa yang dikerjakan oleh negara karena peran Kominfo adalah sebagai humas negara. Jadi apa yang dilakukan pemerintah hari ini ya kita sampaikan kepada Publik. Yang sering di Informasikan adalah hoaks.”

“Itu dalam sehari saya melayani Tv maupun radio itu dalam melayani wartawan itu lebih banyak isu hoaks yang ditanyakan.”

(19)

 Developing Online PR Strategis

1. Apakah tujuan yang akan dicapai dalam program tersebut?

“Untuk bisa membranding Kominfo. Kita akan menjelaskan kepada masyarakat bahwa Kominfo ini bekerja dengan melayani publik. Kami tidak tinggal diam loh. Bahkan seminggu sekali kami mewawancara narasumber langsung dari ruang kerja. Itu sih tujuan Program ini yaitu untuk menunjukkan bahwa Kominfo itu ada, selalu menyampaikan Informasi yang valid kepada publik dengan menggunakan cara-cara dan teknologi yang terbaru.”

2. Bagaimana strategi dari Kominfo agar pembuatan kontennya ini berjalan dengan lancar? Dalam artian, apakah SDMnya sudah tersedia? Bagaimana biaya yang dikeluarkan? Dan objeknya bagaimana?

“Di dalam program ini SDM pertama ada host yaitu Mas Abi dan Mba Wardah, dulu pertama kali saya sama mas Abi. Kemudian ketika saya banyak kegiatan harus saya ganti dan biar ada nuansa barunya. Saya angkat mba wardah yang mau, dia itu dari Litbang, orang Kominfo juga. Honornya, kalau Abi 700 ribu kalau mba Wardah 500 ribu. Satu pemegang Operator Laptop ya, itu orang luar juga yaitu dari Siberkreasi dan dikasih honor 700 ribu juga karena orang luar ya untuk perepisode. Karena dia membawa perlengkapannya sendiri dari segi laptop itu merupakan laptop milik pribadi bukan fasilitas dari kantor. Lalu yang memegang kamera masing-masing itu ada sekitar 4 orang. Total untuk satu episode itu ada 8 orang.”

(20)

3. Sasaran publik yang seperti apa yang akan dituju dengan menggunakan media sosial tersebut?

“Kita sih menyasar milenials ya.”

 Through and Tactic

1. Bagaimana konsep dan tema dari program tok tok kominfo ini?

“Konsep ini sangat sederhana, jadi akan ada tim Tok Tok Kominfo yang akan datang keruang kerja narasumber utama kita. Baik Menteri kemudian Dirjen Dirjen, Eslon 1, Kepala Badan Litbang. Tim datang dan mulai ngobrol-ngobrol santai, lalu masuk keprogram kerjanya, kaya apa yang dilakukan. Kadang-kadang kami tambah wawancara juga dengan beberapa staf, terkait dengan untuk mendukung pernyataan dari pejabatnya. Jadi konsepnya seperti itu, kemudian langsung Live dan tidak ada ditunda-tunda karena ini Live dan otomatis kan terdokumentasikan. Sehingga sekarang mudah untuk dicari, misalkan mau mencari Biro Perencanaan Kominfo, yaudah ketik Biro Perencanaan Kominfo pasti akan muncul dan diarahkan ke wawancara kami dalam Program Tok Tok Kominfo bersama dengan Biro Perencanaan. Dan kemudian bakti, kami itu punya rekam jejak digital tentang satker-satker Kominfo. Sehingga itu kaya jadi perpustakaan Online di masa depan. Karena kalau tidak ada program ini orang-orang kaya kepala biro tidak akan muncul di sosial media. Artinya Biro Humas Kominfo bisa menjadi pertimbangan Biro

(21)

Humas lainnya dengan meilihat hal yang sederhana, gratis, menggunakan medsos kita dapat mengangkat pejabat-pejabat kita dilevel mana pu dan mereka punya jejak digital yang baik terkait dengan kinerjanya.”

2. Bagaimana merespon komentar?

“Jika komentar itu masih sesuai dengan topik sih kita akan langsung jawab ya. Jadi kan ada sesi tanya jawab. Nanti operator kita akan memberi tahu bahwa ada sih pertanyaan ini kemudian disesi tanya jawab itu ya akan dijawab oleh narasumber kita.”

4. Apakah yang dilakukan Kominfo agar jumlah viewersnya makin banyak?

“Kita sih mempublish juga ya ke kanal-kanal media sosial yang telah kita punya, kadang juga host kami seperti Abi kan dia youtuber ya, kemudian dia juga bantu untuk posting juga. Kemudian jika saya masuk ke acara-acara saya selalu menyebutkan program Kominfo ini termasuk program Tok Tok ini ya.”

5. Bagaimana mempertahankannya?

“Kita tidak melihat viewersnya itu meningkat dari episode 1 hingga sekarang. Viewersnya itu beragam karena tergantung isu yang sedang dibicarakan. Sehingga konten itu penting banget. Ketika kita menyajikan konten yang menarik, saya yakin bahwa viewersnya akan meningkat. Seperti contoh ketika episode nanti yang menganggat tema kawal pemilu. Saya yakin bahwa banyak yang nonton karena publik aware akan isu tersebut. Jadi bukan soal makin menaik atau menurun tetapi soal konten

(22)

yang akan dibahas dan narasumber yang diangkat. Tapi sih kita berusaha untuk terus mempublish ya agar masyarakat juga aware.”

6. Bagaimana dalam menentukan kontennya?

“Konten itu tergantung lagi ada masalah apa. Misalnya untuk minggu depan, saya contohkan untuk 17 April itu menjelang pemilu. Makanya topik yang diangkat pada tanggal 16 April itu berkaitan dengan pemilu dalam mengawal sosial media kita, antisipasi hoaks. Jadi topik kita itu benar-benar sangat Up To Date. Cenderung melihat situasi yang terjadi di masyarakat kita.”

7. Bagaimana memantau konten yang disajikan disetiap episode bisa diterima dengan baik oleh masyarakat?

“Kita sih berusaha ya untuk menyajikan di setiap episode menjadi menarik, tidak kaku, fun dan bisa diterima oleh masyarakat.”

 Risk and opportunities

1. Apakah ada reaksi dari masyarakat dalam menyaksikan program ini yang membuat komentar-komentar diluar konten yg disajikan?

“Memang terkadang banyak komentar yang tidak sesuai dengan topik ya. Namun saya selalu memberitahu jika memang ada pertanyaan yang bisa dijawab oleh narasumber ya mungkin bisa langsung dijawab. Namun jika memang sangat melenceng sih kita akan memberikan arahan untuk memberitahu bahwa mungkin bisa ditanyakan pada bagian ini atau ini

(23)

gitu sih. Atau mungkin nanti di bagian topik yang sesuai, karena kan Program Tok Tok Kominfo ini berusaha untuk membongkar semua isi Kominfo ya mulai dari pegawainya dan kinerjanya.”

2. Peluang apa yang terlihat jika menggunakan setiap media sosial ini?

“Keuntunggannya gratis, lebih cepat dijangkau, kemudian kita akan dicap sebagai organisasi kementerian yang mengerti Teknologi, kita tidak gaptek dan dianggap paham teknologi dengan menggunakan teknologi untuk bisa menyuarakan program kita kepada publik.”

3. Resiko yang bisa ditimbulkan dari menggunakan media sosial ini?

“Resikonya yaitu, karena ini Live ya, kemungkinan untuk salah ngomong dan kemudian salah data. Gabisa diedit lagi. Itu kemungkinan resiko berat ya. Kita sudah mengantisipasinya sih. Ketika seorang pejabat ngomong salah paling kami akan meralat disetelahnya bahwa data tadi yang disampaikan salah dan sejam atau dua jam setelah acara selesai kami akan mengeluarkan data permohonan maaf kapada publik bahwa data yang tadi disampaikan adalah kurang tepat dan memberikan data yang tepat. Namun selama ini belum pernah terjadi sih.”

3. Selama program ini berjalan, bagaimana reaksi masyarakat? Apakah positif atau tidak?

“Positif ya sejauh ini, sejauh ini saya menurut saya sih lumayan aware ya, kalau saya ketemu orang tuh kaya “wah pak Nando selamat ya, Tok Tok Kominfonya sudah bagus.” Itu berarti mereka Aware, kemudian mereka akan berkomentar seperti “Oh itu Pak Lubis kepala Biro

(24)

Perencanaan.” Jadi menurut saya sih effort yang dilakukan oleh Tok Tok Kominfo belum terlalu sesuai harapan, tetapi sudah ada beberapa orang yang Notice bahwa Kominfo punya acara ini kemudian dengan konsep yang sedikit unik dan belum pernah dilakukan oleh kementerian lain.”

(25)

Transkrip Wawancara Key Informan 2

Syarifudin 16 April 2019

Platform Communications

1. Apa yang melatarbelakangi program Tok Tok Kominfo ini?

“Jadi awalnya muncul ide untuk membuat suatu program yaitu namanya program Tok Tok Kominfo ini yang kita tahu bahwa humas ini perlu melakukan yang namanya inovasi. Karena selama ini kita menggunakan media konventional sehingga kita menyebarkan informasi itu ke portalnya Kominfo.go.id trs siaran Pers dan itu yang baca kalau dilihat hanya dari pihak internal yang paling cuma 100 atau 200an orang. Jadi menurutku itu tidak tepat dan tidak efektif. Sedangkan kita perlu menginformasikan kepada masyarakat bahwa Kominfo ini ngapain aja? Jadi itulah historynya di buatlah program Tok Tok Kominfo ini.”

2. Dalam menentukan platform yang digunakan, apakah sebelumnya melakukan analisis terlebih dahulu tentang bagaimana kekurangan dan kelebihan disetiap platform?

“Jadi gini, kita ini kan hidup di era digital informasi. Apalagi sekarang era 4.0 gitukan, tsunami informasi. Jadi kita melihat bahwa media sosial ini memiliki kekuatan atau power. Sehingga Kominfo juga sebenarnya sebagai leader dari telekomunikasi dan informatika ini ya why not? Kenapa tidak kita gunakan media sosial aja yang efektif yang orang banyak menggunakan apalagi di era milenials sekarang. Dan untuk menyampaikan informasi itu mungkin lebih cepat, efektif dan murah ya. Itu sih.”

3. Apakah platform yang digunakan sudah efektif dan relevan dalam menyebarkan

diseminasi informasi?

(26)

sosial Instagram, Twitter, Facebook ataupun Youtubelah ya, kita bisa langsung melihat seberapa banyak orang yang menonton, antusiasnya itu seperti apa. Ada yang melakukan pertanyaan, ada yang menanyakan “oh ini sangat seru sekali” dengan adanya kegiatan program Talkshow seperti ini. Jadi yang dimana masyarakat awalnya buta terhadap regulasi pemerintah dengan adanya program ini jadi kita langsung tatap muka melalui media sosial dengan masyarakat.”

 Channels For Communications

1. Sebelum memilih sosial media yg dianggap efektif, adakan sebelumnya melakukan analisis terlebih dahulu terkait dengan media komunikasi lainnya?

“Kita tidak membuat itu, karena kita mikir ini sesuatu yang baru. Terus kenapa ga kita lakukan saja.”

2. Bagaimana kontribusi masyarakat dalam menggunakan sosial media tersebut? “Kontribusinya sejauh ini, sangat bagus sebenarnya. Karena dengan adanya media baru ini, platform media sosial ini, kita sebagai pemerintah sangat berharap pada flatform ini. Karena kita bisa menyampaikan kebijakan-kebijakan program kerja apa aja yang dilakukan Kominfo. Yang sedang dilakukan, maupun yang akan dilakukan dimasa depan.”

3. Layanan apa saja yang tersedia dalam media sosial yang telah dipilih tersebut, yang dapat mendukung program tok tok kominfo ini?

“Layanan yang ada sebenarnya banyak ya. Contohnya kaya Intagram sangat kompleks ya. Kita bisa lihat ya layanan media sosial sangat banyak, kita bisa Streaming, kita bisa instastory, kita bisa mengupload foto, video, infografis ataupun flyer. Kemudian kita akan memberitahu kepada masyarakat, ini jadwal kegiatannya dengan narasumber ini, dengan temanya ini dijam sekian itu sangat kompleks dan begitu juga dengan adanya Facebook. Kalau Instgaram ini kan gamungkin semua orang pakai, kalau di daerah kan biasanya cakupannya Facebook ya, jadi kita menggunakan media facebook juga.”

(27)

4. Bagaimana cara mengoptimalkan media sosial ini sehingga program tok tok kominfo ini bisa langsung ditemukan dan dicari oleh publik?

“Jadi gini, kita tuh bekerja sangat luar biasa sebenarnya. Seperti bagaimana program ini relavan dan mau nonton. Kadang-kadang pemerintah itu programnya ya gitu-gitu aja. Orang akan males sebenarnya, itu kembali lagi ke kita bagaimana kita mendesain program ini agar bisa kembali lagi nonton. Kaya kita mempelajari algoritma seperti google ataupun youtube gitukan. Atau kalau tidak kita menyajikan konten sesuai dengan apa maunya masyarakat atau market.”

5. Apakah ada efek dalam menggunakan media sosial tersebut?

“Efeknya sebenarnya, untuk efek positifnya dari media sosial ini yaitu intinya ya mempercepat kita dalam menyampaikan informasi yang ada di dalam Kominfo kepada Publik. Terus kalau negatifnya adalah kadang-kadang media sosial ini, yaitu kembali lagi ke kita kalau kita mengeluarkan suatu informasi yang masih ragu dan tersebar secara cepat di media sosial itu menjadi kaya salah paham menimbulkan berita yang tidak bisa terverifikasikan. Dan itu sangat bahaya sebenarnya.”

6. Dari keempat media sosial yang digunakan, apakah ada kekurangan dan kelebihannya? Kemudian media sosial mana yang paling efektif?

“Untuk kelebihannya dari 4 platform media sosial yang digunakan ini, instagram mungkin segmentasinya ke milenials. Terus kalau yang Facebook itu Coveragenya ke semua umur gitukan, jadi orang didaerah pun memakai facebook. Kalau Twitter ini sebenarnya orang akan membaca di twitter ini yang point-pointnya saja tidak terlalu yang muluk-muluk menjelaskan panjang lebar, sehingga pointnya aja yang mau ditekannya di Twitter biasanya begitu. Terus untuk yang ke 4 itu ada Youtube, platform ini sebenarnya kita memang harus kerja keras, kita tau bahwa semua instansi pemerintah itu sangat sedikit orang yang menonton ya, kecuali ada isu-isu yang sangat besar dan itu orang mau nonton. Seperti contohya isu kemarin yang terkait dengan masalah pemilihan logo 01 atau 02 yang sempat ramai di twitter itu sampai 500 ribu lebih percakapan. Sehingga dengan melihat

(28)

ini tergantung dari isu-isu. Mungkin kalau Youtube kita kerja kerasnya luar biasa, karena gini. Kita itu Live bukan kita edit lagi videonya, jadi di semua 4 platform ini kita langsung Live. Kalau edit mungkin kita bisa kaya Packaging lagi untuk lebih bagus, dipersempit target kontennya aja. Tapi karena Live kita bikin durasi yang untuk sementara 1 jam. Dan memang kita sadari bahwa 1 jam itu mungkin ga ada yang mau nonton ataupun ada yang mau nonton tapi skip skip karena terlalu lama dan pembahasan mungkin pemerintahan banget dan orang akan bosen. Tapi itu menjadi PR kita ke depannya sih.”

“Yang paling efektif itu kan kita melihat dari viewersnya. Seberapa banyak orang yang menonton, seberapa banyak orang yang antusias, untuk sementara sih twitter. Twitter itu sekali nonton ribuan, ada 2 ribu hingga 3 ribu.”

7. Apakah dengan menggunakan media sosial tersebut target yang dituju sudah sesuai?

“Target Audiecenya beda-beda sebenarnya. Target Audiece yang berbeda-beda dari diliat dari apa yang kita harapkan belum tercapai. Karena kita tahu, penduduk Indonesia yang menggunakan Internet ini sangat tinggi dilihat dari jumlahnya. Namun penonton untuk program ini belum ada yang sampai sejuta penonton di beberapa media sosial yang telah kita gunakan.”

“Target Audiece yang ingin kita sasar sebenarnya yaitu semua masyarakat. Karena program Tok Tok Kominfo ini juga merupakan bentuk dari keterbukaan Informasi. Jadi supaya semua orang tahu gituloh bahwa Kominfo seperti ini loh kerjanya.”

 How Social Media Impact On Strategy

1. Bagaimana merancang program tok tok kominfo ini hingga terlaksana?

“Pertama tuh kita melakukan konfirmasi dulu. Jadi kita ada seperti pimpinan kan ada Menteri, Struktural, Ada Eslon 1, Eslon 2, Eslon 3. Jadi kita konfirmasi dulu ke mereka dan memberitahu bahwa kita akan mengadakan Program Tok Tok Kominfo dan kita akan bahas kinerjanya. Misalkan Dirjen

(29)

Aptika, kita melihat Dirjen Aptika ini ngapain aja sih. Semua program kerjanya dan apapun yang dilakukan dari si Dirjen Aptika ini akan di Publish ke semua masyarakat. Sehingga masyarakat tahu ngapain aja, kan banyak orang yang ga tahu. Lebih ke Internal sih sebenarnya. Mengumumkan bahwa program kerja ini sangat penting.”

2. Bagaimana dalam menentukan konten disetiap episode Tok Tok Kominfo?

Sangat simple sih sebenarnya. Karena sesuai dengan porsi pekerjaan mereka. Jadi setiap satker inikan seperti Dirjen Aptika, ada PPI, ada IKP, jadi sangat bisa ditentukan dengan melihat porsi masing-masing. Tugas mereka masing-masing. Itu bisa ditentuiin sih dari Kontennya ya.

“Memang kita memposisikan diri bahwa kita ini sebagai masyarakat. Untuk bisa di nilai bahwa konten itu layak untuk di tonton, kita akan buat sebaik mungkin dengan versi kita. Memang nanti kalaupun itu masih dinilai kurang ya kita tetap ada yang namanya melakukan peningkatan. Dari sisi kualitas mugkin ya atau dari sisi layanan.”

3. Pemilihan platform ini murni dipengaruhi oleh maraknya pemanfaatan media sosial atau kominfo sudah merasa tidak ada cara lain yang bisa dipakai untuk mengirimkan pesan-pesan yang dimiliki?

“Sebenarnya begini, selain dari program Tok Tok Kominfo ini ada, ada beberapa program lain. Contohnya ada lambe hoaks yang menyampaikan kepada publik beberapa hoaks dan klarifikasinya. Memang Kominfo selama ini kebanyakan tidak membuat program talkshow seperti ini. Hanya ya laporan, atau bikin berita terkait dengan kegiatan ini udah dipublish di Portal. Itukan sangat Konventional, orang juga ga akan mau baca, paling internalnya saja. Sehingga pemilihan platform ini sangat dipengaruhi oleh maraknya masyarakat dalam menggunakan media sosial.”

4. Sebelumnya ada atau tidak lembaga pemerintahan yang sudah mengembangkan

program seperti Tok Tok Kominfo ini? Jika ada, apakah program tersebut sudah efektif?

“Belum pernah ada, ini kerjasama dengan siberkreasi juga, internet sehat sama BAKTI juga.”

(30)

 Management Approaches To Planning

1. Kominfo memiliki nilai, kalau boleh tau nilai-nilai dari Kominfo itu apa aja ya? “kalau nilai Kominfo itu gasalah ya Informatif, Akuntabilitas yang bisa dipertanggung jawabkan, proaktif dan ada beberapa banyak poin.”

2. Apakah nilai-nilai dari Kominfo ini sudah tercermin di dalam program Tok Tok Kominfo?

“Sebenarnya gini, semua nilai itu mau kita angkat kedalam program ini. Kita mau angkat bahwa dari secara general maupun sampai secara teknis, detailnya itukan mengacu pada nilai itu ya, hal tersebut kan seperti Visi Misinya Kominfo.”

 Landscaping

1. Ketika memutuskan untuk membuat program ini, apakah Kominfo sudah memiliki

rencana untuk membuat berapa episode?

“Kita sebenarnya tidak membatasi berapa episode ya. Kita melihat dulu nih, seberapa antusias, seberapa suksesnya program ini. di episode pertama kan kita melihat dulu, ini seberapa efektifnya, kan kita overview lagi dengan melihat ternyata responnya bagus. Akhirnya kita lanjut lagi ke episode selanjutnya sampai sekarang ke episode 22.”

2. Dalam sebulan itu ada target atau tidak mau membuat berapa episode? “Sebenarnya tidak ada target, intinya itu sebulan kita 4 kali.” 3. Apakah ada biaya untuk setiap episode tersebut?

“Oh pasti, karena gini kita ini kan bukan biro humas doang kan sebenarnya tapi untuk karyawan kominfo harus melibatkan Siberkreasi, yang memang honor dan sebagainya, lebih ke transportasi, dan kalaupun kita harus keluar daerah nah itu tuh anggaran yang sangat besar ya kerena akomodasinya itu kan harus kita keluarkan lagi kan.”

(31)

 Organizational analisis

1. Apasih yang menjadi daya tarik dari lembaga kominfo ini?

“Yang menjadi daya tarik lembaga Kominfo ini sebenarnya kita tahu bahwa era 4.0 itu adalah digitalisasi. Semua segmen bisnis, mulai dari tools kerja atau apapun semuanya berubah karena kalau dalam istilah itu distruktif yang dimana adanya ancaman teknologi digital sekarang. Kominfo mencoba menyajikan semua kebutuhan melalui teknologi digital. Kita tahu bahwa ada yang namanya 1000 startup digital. Itu bagaimana pertumbuhan startup di Indonesia itu sangat tinggi. Kita tahu bahwa 4 startup di Indonesia ini sudah menyandang sebagai Unicorn dan gojek itu udah menjadi Indikator. Kita mau bagaimana startup dan aplikasi-aplikasi lain atau teknologi-teknologi lain ini bisa lebih banyak lagi terus perbaikan dari sisi Infrastruktur. Karena teknologi itu akan memperbaiki dari seluruh aspek termasuk ke dalam ekonomi orang dan bangsa Indonesia ini.”

2. Bagaimana latar belakang lembaga ini?

“Latar belakang Kementerian Komunikasi dan Informatika ini. Historynya itu kan pada awalnya ini merupakan departemen penerangan ya, terus diubah nama menjadi kementerian komunikasi yang memang fokusnya adalah memang untuk memfokuskan membangun infrastruktur jaringan kebutuhan secara teknologi sebenarnya. Jadi UU ITE dari Kominfo itu produknya Kominfo sebenarnya.”

3. Bagaimana struktur manajemen dari kominfo ini? “Bisa dicek di portal kita ya.”

4. Kebijakan kebijakan apa yang sering di informasikan oleh kominfo? Dalam kurun waktu terakhir ini informasi jenis apa yang paling banyak diberikan oleh lembaga ini? Dan mengapa?

“Informasi yang paling banyak yaitu mengklarifikasi isu terkait yang namanya hoaks, jadi kominfo itu punya 3 pendekatan secara UU ITE. UU ITE ini maksudnya yg terkait dengan berita hoaks ya, jadi siapapun yang menyebarkan informasi yang tidak bertanggung jawab akan dikenakan sanksi ya yang ada didalam pasal yang telah di tentukan di dalam UU ITE tersebut.

(32)

Ya intinya sih hukuman 6 tahun penjara, denda 1 milyar. Kemudian pendekatan yang kedua, melalui teknologi informasi, jadi kominfo ini punya mesin AIS yang akan melakukan pemblokiran terhadap konten yang bermuatan negatif. Bermuatan negatif kan banyak ya, ada pornografi, hoaks termasuk. Terus yang ketiga yaitu literasi digital, itu kita mengedukasi masyarakat terhadap pemahaman informasi informasi yang hoaks ataupun yang fakta. Dan Kominfo itu ya sekarang kerjasama dengan apa yang udah chat bold ini yang akan mengcounter hoaks tapi baru ditelegram, terus ada kerjasama dengan dewan pers juga. Jadi ada pasukan sendiri yang menangangi dan fokus terhadap hoaks tersebut.”

 Developing Online PR Strategis

1. Apakah tujuan yang akan dicapai dalam program tersebut?

“Tujuannya yg sangat ingin kita capai dari program ini adalah bagaimana masyarakat itu aware terhadap apa yang sudah dilakukan Kominfo bukan dari sisi sebenarnya Kominfo atau lembaga pemerintah itu kan identik dengan regulasi dan pembuat kebijakan. Tetapi sekarang bapak Rudiantara, menegaskan bahwa lembaga kominfo ini tidak hanya melulu terkait dengan pembuatan kebijakan namun menjadi akselelator yaitu kita membangun sebuah namanya yang sesuai dengan visi misinya Kominfo dan tujuannya. Kita membangun yg namanya dunia internet, nah kan dari infrastruktur, dari ekosistem dan dari Pertumbuhan sumber daya Indonesia. Dan banyak sekali program Kominfo yang akan disampaikan kepada publik.”

2. Bagaimana strategi dari Kominfo agar pembuatan kontennya ini berjalan dengan lancar? Dalam artian, apakah SDMnya sudah tersedia? Bagaimana biaya yang dikeluarkan? Dan objeknya bagaimana?

“Jadi kita kan kalo di Kominfo itu kan ada yg namanya satuan kerja itu kan Biro Humas yang menciptakan program ini. Nah kita memang sudah merencanakan anggaran program kerja dibiro humas itu ada yg mengurusi bagian keuangan yang biasa disebut bendahara. Sehingga direncakan kita akan membangun program Tok Tok Kominfo, tujuannya ini, fungsinya ini,

(33)

terus anggarannya sekian, jadi yaudah kita buat mapping anggarannya. Untuk SDM totalnya ada 20 lebih, tapi yanh dilapangan itu sebenarnya cuma 11 orang. Tugas yang pertama itu ada bagian streaming, itu yang 4 channel yaa youtube, facebook, instagram, dan twitter masing masing beda orang. Ada bagian yg Kamera Video, ada yang bagian presenter 2, ada yg bagian memantau percakapan. Ada yang bagian Lighting. Ada yang bagian radio tadi, skenario tdi, laporan, terus sama properti.”

3. Sasaran publik yang seoerti apa yang akan dituju dengan menggunakan media sosial tersebut?

“Milenials” ya.

 Through and Tactic

1. Bagaimana konsep dan tema dari program tok tok kominfo ini?

“Konsepnya sangat sederhana ya. Karena sebenarnya kita mau konsep ini bagaimana semua informasi yang ada di Kominfo. Ntah itu program kerja yang selama ini prioritas, yang sudah dilakukan, yang akan dilakukan, regulasi-regulasi yang ada di Kominfo, kebijakan-kebijakan baru kita mau membuat semua masyarakat itu tahu. Karena ini merupakan dari bagian keterbukaan informasi dan konsistensi Kominfo kepada Masyarakat.”

2. Bagaimana merespon komentar?

“Jika ada pertanyaan dan sesuai dengan topik kita pada hari itu, narasumber kita biasanya langsung diberitahu oleh seseorang yang sedang merekam. Karena kan disetiap media sosial itu ada masing-masing ya yang menghandle, kemudian mereka akan menampung setiap pertanyaan dan diberikan kepada Narasumber untuk langsung dijawab. Biasanya suka ada sesi tanya jawabnya.”

3. Apakah yang dilakukan Kominfo agar jumlah viewersnya makin banyak? Dan bagaimana cara mempertahankannya?

“Jadi gini, kita juga melakukan publikasi dan iklan ke facebook. Jadi di facebook itu kan ada layanan premium kalau kita mau promote suatu program kita bisa melalui facebook itu contohnya. Kita mereview setiap

(34)

perepisode insight dari tiap episode ini apakah menurun apakah meningkat. Jika meningkatpun kita akan melakukan evaluasi terus sampai jumlah penontonnya lebih banyak lagi atau masyarakat yg menonton lebih banyak. Perbaikan dari sisi menampilkan konten itu harus lebih bagus lagi, dan kita terus melakukan pembaharuan.”

4. Bagaimana dalam membuat Kontennya?

“Sangat sederhana ya, terkadang kita melihat nih bagaimana sih isu yang sedang berkembang. Kemudian kita membuatkan kontennya sesuai isu tersebut. Atau kita melihat nih lagi ada kegiatan apa sih di Kominfo buat minggu depan yaudah jadi kita buatkan juga sesuai dengan kegiatan tersebut ya.”

5. Apakah dengan menggunakan media sosial tersebut, sudah membuat masyarakat

menjadi sadar akan kinerja dari kominfo?

“Sekarang dengan adanya program Kominfo ini, sangat luar biasa ya. Kesadaran dari masyarakat, kita tahu bahwa persepsi masyarakat terhadap pemerintah itu tidak bagus bagus amat. Karena dianggap pekerjaannya tidak beres, masih lemot, di daerah masih ini. Kita akan mengkampanyekan itu lewat program ini. Kita memberitahun kepada masyarakat, kita telah membangun ini loh, kita telah membuat palapa ring, kita udah membangun Infrastruktur jaringan yang bukan hanya di Jakarta, di Jawa doang ini nih. Zaman sekarang Internet di Indonesia sudah merata dari sabang hingga marauke. Kemudian setelah internet telah berkembang, kita membangun lagi yang namanya Ekosistem. Ekosistem itu bagaimana orang tau dalam menggunakan internet ini bisa buat belajar, bisa buat belanja online. Bisa menjual barang-barang online seperti UMKM, itu segala macam kan. Dan bisa mencari pekerjaan lewat Online, itu semua kita bisa bangun ekosistemnya.”

“Aware masyarakat sudah baik. Kita lihat saja ada yang namanya media monitoring. Kita akan melihat insta story, atau streaming, atau upload foto apapun di twittter, di facebook, di Instagram, di Youtube, kita bisa melihat insightnya. Viewersnya bisa langsung ketauan, responnya seperti apa,

(35)

atraktifnya apa, yang meretweet berapa, yang love berapa, itukan bisa dilihat semua. Dari situ kita bisa mengevaluasi seperti episode ini kurang nih penontonnya harus ditingkatkan lagi. Dari Kontennya nih sepertinya kurang bagus, harus dibagusin lagi, ya itulah memang pekerjaan yang tidak ada habisnya karena mengikuti tuntutan dari Masyarakat.”

6. Bagaimana memantau konten yang disajikan disetiap episode bisa diterima dengan baik oleh masyarakat?

“Memang kita memposisikan diri bahwa kita ini sebagai masyarakat. Untuk bisa di nilai bahwa konten itu layak untuk di tonton, kita akan buat sebaik mungkin dengan versi kita.”

“Memang nanti kalaupun itu masih dinilai kurang ya kita tetap ada yang namanya melakukan peningkatan. Dari sisi kualitas mugkin ya atau dari sisi layanan.”

Risk and opportunities

1. Apakah ada reaksi dari masyarakat dalam menyaksikan program ini yang membuat komentar-komentar diluar konten yg disajikan?

“Kita melihat kadang kadang pertanyaan mereka sesuai dengan opsinya Kominfo. Atau ngga tidak sesuai dengan tema yang lagi diangkat. Tetapi kita akan menjawab dengan hal lain dilain kesempatan misalnya.”

2. Bagaimana bapak menanggapi setiap komentar yang kurang baik?

“Kita akan kasih pengertian. Kita kadang-kadang kalau komentarnya sudah kaya Out Of Topic kita akan mengedukasi pemahaman masyarakat dengan mengarahkannya. Misalkan dia nanya tentang Aplikasi padahal saat itu sedang tidak bahas topik serupa, namun kita akan mengarahkan untuk langsung menanyakannya ke bagian A. Jadi akan ada satuan kerja yang menangani bidang-bidang tertentu.”

3. Peluang apa yang terlihat jika menggunakan setiap media sosial ini?

“Sekarang kita lihat ya, banyak sekali masyarakat yang menggunakan media sosial. Sehingga dengan melihat banyaknya masyarakat yang

(36)

menggunakan media sosial ini dapat menjadi peluang bagi Kominfo agar lebih mudah menjangkau publiknya secara cepat.”

4. Resiko apa sih yang terlihat dari penggunaan media sosial ini?

“Kita tahu ya bahwa media sosial ini sangat cepat dalam menyampaikan informasinya. Jadi jika terdapat kesalahan dalam menyampaikan informasi ya akan langsung tersebar. Ya itu sih paling resikonya.”

5. Selama program ini berjalan, bagaimana reaksi masyarakat? Apakah positif atau tidak?

“Sejauh ini sih masih positif.”

Pertanyaan Tambahan

1. Selama ini bagaimana Kominfo bisa membangun relasi dengan publiknya?

“Sebenarnya untuk membangun sebuah relasi yang baik itu, Kominfo khususnya menyediakan press room didepan itu bagian dari kita memfasilitasi media. Terus kita terkadang berdiskusi, terus kita membuat gathering yang dilakukan dengan media, kemudian terkadang kita mengajak untuk outbond dan tetap terjaga kemudian yang kemarin ada anugerah jurnalistik untuk mengapresiasi bahwa kehadiran mereka sangat penting di pemerintahan khususnya di Kominfo.”

2. Apakah selama ini relasi Kominfo dengan publiknya masih dianggap kurang?

“Sebenarnya semakin banyak media yang menjalin suatu hubungan itu semakin baik mba. Karena kita tahu bahwa media baru juga banyak, dan kita juga akan membangun relasi.”

(37)

3. Selama ini apakah Kominfo selalu meninjau tingkah laku publik sebagai reaksi terhadap tindakan lembaga?

“Iya jadi gini kita melihat itu kan sebagai isu ya. Kaya kemaren kita melihat ada isu Game PUBG yang diblokir Kominfo itu, kalau merasa game itu membawa memberikan dampak yang sangat tidak bagus kepada masyarakat atau menyesatkan masyarakat dan membuat masyarakat menjadi kaya tidak tenang. Ya kita akan berkoordinasi misalnya. Kaya kemaren MUI dari Jawa Barat memfatwakan bahwa itu haram karena banyak unsur negatifnya. Karena direlated dengan kejadian di Slandia Baru itu. Kemudian melakukan klarifikasi kepada masyarakat, karena kan mereka gatau ya selama ini Kominfo kenapa sih memblokir game PUBG. Kita tahu bahwa di undang undang Kominfo yang mengatur memang sudah ada regulasinya, bahwa game PUBG itu memang kategorinya itu untuk umur 18 tahun. Jadi kalau yang main dibawah umur 18 tahun itu memang dilarang, karena memang unsur kekerasannya sangat luar biasa ya. Dan sebenarnya bapak presiden Jokowi kita juga mendukung adanya E-Sport seperti Mobile Legend dan segala macam itu kan mau di kompetisikan di ajang Asian Games.”

4. Upaya/tindakan komunikasi apa saja yang sudah diijalankan Kominfo selama ini untuk

menjangkau publiknya? Agar relasi antara Kominfo dengan publiknya ini bisa berjalan dengan baik?

“Sekarang itu kita membangun hubungan baik dari semua stakeholder, kita membuat dan membuka akses atau kanal kanal yang kita bekerjasama dengan banyak stakeholder. Kaya Instansi pemerintahan yang bekerja sama

(38)

dengan semua yang terintegrasi. Contohnya ya seperti IDEA itu kita bekerjasama dengan membuat para pendaftar itu hanya melalui satu pintu aja.”

“Kemudian kami memanfaatkan media sosial untuk bisa menjangkau publik kami. Menghadari Confrensi pers, menghadari undangan dari berbagai instansi, berbagai komunitas dan lain lain itu udah di lakukan Kominfo itu bagian dari tindakan.”

5. Dengan melihat adanya perkembangan internet, bagaimana cara pandang internal kominfo dalam melihat publiknya berubah atau tidak?

“Sebenarnya gini, kita perlu menyadarkan kepada masyarakat bahwa jangan mau kita di dikte dengan yang namanya Teknologi. Tetap kita harus ada self control, kita harus punya kendali terhadap kita sendiri ya. Itu Kominfo memberikan Informasi tentang hal hal seperti itu juga. Itu yang namanya literasi digital dengan mengedukasi masyarakat bahwa pengaruh teknologi itu sangat luar biasa. Orang kadang kadang kaya main game tidak tahu waktu, tiba tiba meninggal ditempat itu pengaruh dari yang namanya teknologi sebenarnya. Jadi itu point dari literasi digital.”

6. Bagaimana pandangan bapak terkait dengan yang terkadang publik sering menganggap

apatis pemerintah? Dan terkesan pemerintahan itu kerjanya masih kurang baik?

“Jadi sebenarnya begini, inilah inovasi yang perlu kita klarifikasi kepada masyarakat dan kita sampaikan kepada masyarakat. Supaya asumsi mereka terhadap pemerintah itu bisa berkurang. Memang akan berdampak negatif sebenarnya, karena tidak ada klarifikasi dan tidak ada informasi yang

(39)

disampaikan kepada masyarakat. Seperti mereka akan bertanya-tanya, Kominfo itu sebenarnya ngapain aja sih, kalau kita tidak menyampaikan tugasnya Kominfo ini dengan baik tentang program kerja, rencana dan kebijakan apa yang sudah dijalankan kalau tidak disampaikan dengan baik ya itu masyarakat juga akan menilai buruk kepada pemerintah. Mereka akan beependapat seperti ngapain sih ada lembaga pemerintah, begini-gini aja, tidak ada hasilnya. Nah itu kita harus mengklarifikasi dan menyampaikan program yang ada di dalam Kominfo ini dengan baik dan dengan efektif supaya masyarakat dapat percaya terhadap kinerja lembaga pemerintah khususnya untuk Kominfo ini.”

7. Apakah program Tok Tok Kominfo ini bisa menyelesaikan opini publik tersebut?

“Iya program Tok Tok Kominfo ini memang merupakan salah satu bentuk untuk mengurasi opini masyarakat yang menganggap kinerja pemerintah itu masih kurang.”

8. Apakah pesan yang disampaikan oleh Kominfo melalui program ini sudah sesuai dengan

rencana?

“Semua pesan yang disampaikan dalam program Tok Tok Kominfo ini melalui rencana semua. Karena fokusnya dalam program Tok Tok Kominfo ini tidak hanya Kominfo internal disini aja namun kita bicara Kominfo di seluruh Indonesia. Diseluruh Indonesia itu ada Kominfo, di daerah itu ada seperti di Surabaya, Yogyakarta itu ada yang namanya balai Kominfo, balai uji, dis kominfo itu ada semua.”

(40)

9. Apakah setelah melihat program ini berjalan, bapak melihat dampak yang telah ditimbulkan? Semisal setelah adanya program ini followers kominfo menjadi bertambah dan sebagainya?

“Followers kami semakin bertambah ya disetiap media sosial yang digunakan.”

10. Ketika memilih platform, platform apa saja yang ada dibenak humas kominfo yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi? Dan alasannya apa?

“Kita menyesuaikan dengan situasi sekarang. Kita melihat bahwa media sosial saat ini sangat efektif ya untuk menyuarakan program Tok Tok Kominfo ini. Akhirnya kita memilih 4 platform tersebut. Keempat platform itu memiliki cara masing-masing untuk memnyebarkan informasi. Jika kita memilih Instagram doang, tetapi tidak meng-cover semua target audience. Kemudian kita akhirnya memilih facebook. Jadi dengan memilih keempat sosial media ini langsung kena semua target audiencenya. Kemudian kami itu memiliki yang namanya GPR TV ya, itu semua konten dan kegiatan disampaikan ke publik melalui platform tersebut. Dan tentunya target audiecenya yaitu semua kalangan ya.”

“Kemudian ada beberapa platform TV yang mengundang kita untuk menampilkan konten-konten Kominfo ke TV yang ada di Bandara. Kemudian ada media online seperti Detik. Namun kami tidak menggunakan mereka karena menurut kami itu masih belum perlu sebenarnya.”

(41)

11. Sebelum membuat program Tok Tok Kominfo ini berjalan, apakah bapak membuat sebuah analisis SWOT dari setiap media yang ada? Kaya misalnya bapak membuat kelebihan kekurang tantangan serta peluang jika menggunakan platform media itu? Kaya contohnya melihat jika live di instagram mungkin kekurangan akan seperti ini? Kelebihannya akan seperti ini? Bapak membuat itu atau tidak?

“Kita sih sebelumnya belum pernah buat itu ya, kita hanya melihat bahwa kita punya anggaran yang terbatas. Kemudian kita memikirkan media apa yang bisa menjangkau publik dengan cepat namun minim biaya. Kemudian kita pilihlah media sosial.”

12. Publik Kominfo itu sangat luas, apakah bapak dalam menyebarkan informasinya selalu

dibuat berbeda cara penyampaiannya dan medianya? Atau misalnya disamakan saja? “Kami sih selama ini selalu disamakan ya tidak ada perbedaan.” 13. Apakah citra yang ingin dibangun Kominfo untuk publiknya?

“Kita ingin membangun citra positif kepada Kominfo. Supaya masyarakat percaya terhadap kerja yang dilakukan pemerintah itu sebenarnya untuk masyarakat, untuk kesejahteraan masyarakat. Dari semua sektor, jadi tujuan utamanya adalah bagaimana masyarakat itu dapat melihat bahwa pemerintah itu lagi berusaha untuk membangun negara ini. Untuk masyarakat agar dapat melihat kerja pemerintah ya itu kita mengampanyekan semua kegiatan lembaga pemerintahan melalui media sosial, melalui media online ataupun melalui secara konventional.”

(42)

Transkrip Wawancara Informan Pembanding Achmad Takbiriantoro (Host)

16 April 2019

 Platform Communications

1. Apa yang melatarbelakangi program Tok Tok Kominfo ini?

“Jadi sebelumnya itu ada yang namanya program LDR (Lenong Digital Rakyat) itu yang adain tuh siberkreasi, internet sehat diinisiai oleh Pak Doni Budi Utoyo dan Pak Nando plt humas. Tujuannya untuk membuat memberi tahu kepada publik tentang sebenenarnya dalamnya Kominfo itu seperti apa sih tapi dengan cara yang sederhana dan lebih diterima oleh masyarakat.”

2. Apakah platform yang digunakan sudah efektif dan relevan dalam menyebarkan

diseminasi informasi?

“Sudah efektif, karena dibanyak tempat yang mulai dari segmentasinya kan beda-beda ya seperti Twitter, Youtube, Instagram dan Facebook.” 3. Alasan memilih platform tersebut?

“Karena kita ingin menjangkau masyarakat dengan cara yang lebih mudah. Sekarang juga kan kita masih ada siaran pers yang di website ya tapi kan ga semua orang nyaman baca di website. Oleh karena itu, kita memilih untuk menggunakan sosial media. Dan sebagai sarana untuk menjangkau publiknya secara lebih cepat.”

 Channels For Communications

1. Bagaimana kontribusi masyarakat dalam menggunakan sosial media tersebut? “Partisipasi dari masyarakat sih sudah terlihat ya. Mereka banyak yang join, view, komen.”

(43)

2. Layanan apa saja yang tersedia dalam media sosial yang telah dipilih tersebut, yang dapat mendukung program tok tok kominfo ini?

“Ada yang namanya Live Streaming. Kami tidak perlu editing lagi. Jaman sekarang di tahun 2019 itu sedang tren yang namanya live streaming ya. Siaran langsung itu lebih mudah diminati oleh masyarakat.”

3. Bagaimana cara mengoptimalkan media sosial ini sehingga program tok tok kominfo ini bisa langsung ditemukan dan dicari oleh publik?

“Kita akan minta tolong kesemua jejaring kita untuk menyebarkan info. Misalnya besok itu mau wawanacara siapa dengan konten apa.”

4. Apakah ada dampak dalam menggunakan media sosial tersebut?

“Dampak yang sudah dirasakan sih banyak ya. Dampaknya yaitu tersampaikannya informasi kepada masyarakat lebih cepat ya dari apa yang ada. Misalkan pada saat di episode di Morotai itu kan orang-orang kalau misalnya ga live streaming orang pada gatau bahwa ternyata hari pertama kerja Pak menteri di tahun 2019 di Morotai. Dan itu dalam rangka peresmian jalur tengah palaparing.”

5. Dari keempat media sosial yang digunakan, apakah ada kekurangan dan kelebihannya? Kemudian media sosial mana yang paling efektif?

“Kalau dari instagram kekurangannya itu, kalau dari viewers kita kan masuk ke Live Instagram namun ketika kita keluar lagi dan mau ikut join lagi pasti komen yang sebelumnya akan hilang kan. Kalau youtube ketika kita melakukan Live Streaming itu akan langsung tersimpan ya, sehingga jika orang akan bisa langsung search itu video kan bakalan langsung ada. Namun kalo di Instagram kan cuma 24 jam bertahannya. Cuma kalau untuk video yang jam tayangnya lama ya seperti ini, youtube sih lebih mampu ya. Kemudian yang paling efektif itu adalah Instagram dan Youtube.”

(44)

6. Bagaimana mengatasi hambatan yang ada pada setiap media sosial tersebut? “Tetap minta tolong ke beberapa jejaring kita untuk mensosialisasikan program ini ya.”

7. Apakah dengan menggunakan media sosial tersebut target yang dituju sudah sesuai?

“Udah sesuai, target audiens kita yaitu memang dari awal tidak ditentukan segmentasinya. Tapi sudah tercapai sih melihat banyaknya komentar, viewers. Segemtasi disetiap media sosial yang digunakan sih berbeda-beda ya. Contohnya di facebook kan kebanyakan di usia 25 keatas, kalau di Instagram itu kan biasanya masih yang anak-anak muda yaa, generasi milenials umur belasan tahun sampai 24 ya rata-rata.”

8. Dalam merancang program tersebut, adakah skala waktu yang digunakan? Sampai

berapa lama program ini dijalankan?

“Untuk target sih kita tidak ada ya, karena kan sesuai dengan isu apa yang sedang berkembang, kemudian ada kegiatan apa. Jadi tidak ada target sampai episode-episode berapanya.”

How Social Media Impact On Strategy

1. Bagaimana dalam menentukan konten disetiap episode Tok Tok Kominfo?

“Kita sudah memiliki jadwalnya ya. Berdasarkan ada isu apa yang sedang berkembang, kegiatan apa yang sedang dijalankan itu akan kita sampaikan ya.”

2. Pemilihan platform ini murni dipengaruhi oleh maraknya pemanfaatan media sosial atau kominfo sudah merasa tidak ada cara lain yang bisa dipakai untuk mengirimkan pesan-pesan yang dimiliki?

“Mungkin lebih tepatnya kita akan beradaptasi kaya bagaimana kita membuat inovasi dalam menyebarkan informasi kepada publik ya.”

3. Sebelumnya ada atau tidak lembaga pemerintahan yang sudah mengembangkan

program seperti Tok Tok Kominfo ini? Jika ada, apakah program tersebut sudah efektif?

(45)

 Management Approaches To Planning

1. Apakah nilai-nilai dari Kominfo ini sudah tercermin di dalam program Tok Tok Kominfo?

“Sudah, kalau diliat dari pro aktifnya ya. Saya kan di program ini sebagai host ya, kemudian saya akan mengkritisi narasumber-narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan secara detail.”

Landscaping

1. Ketika memutuskan untuk membuat program ini, apakah Kominfo sudah memiliki

rencana untuk membuat berapa episode?

“Kita sih tidak ada rencana ya, semuanya ya berjalan sesuai dengan isu aja.”

2. Dalam sebulan itu ada target atau tidak mau membuat berapa episode?

“Kita tayang seminggu sekali ya dan itu memang target kita. Sehingga dalam sebulan sih bisa 4 sampai 5 kali tayang.”

 Organizational analisis

1. Bagaimana latar belakang lembaga ini?

“Latar belakang Kementerian Komunikasi dan Informatika ini. Historynya itu kan pada awalnya ini merupakan departemen penerangan ya, terus diubah nama menjadi kementerian komunikasi yang memang fokusnya adalah memang untuk memfokuskan membangun infrastruktur jaringan kebutuhan secara teknologi sebenarnya. Jadi UU ITE dari Kominfo itu produknya Kominfo sebenarnya.”

2. Pasar seperti apa yang menjadi target kominfo? Telebih lagi pada program Tok Tok Kominfo ini, bagaimana cara menentukan target audience?

“Kita sih menyasar millenials ya.”

(46)

3. Kebijakan kebijakan apa yang sering di informasikan oleh kominfo? Dalam kurun waktu terakhir ini informasi jenis apa yang paling banyak diberikan oleh lembaga ini? Dan mengapa?

“Informasi yang paling banyak yaitu mengklarifikasi isu terkait yang namanya hoaks, jadi kominfo itu punya 3 pendekatan secara UU ITE. UU ITE ini maksudnya yg terkait dengan berita hoaks ya, jadi siapapun yang menyebarkan informasi yang tidak bertanggung jawab akan dikenakan sanksi ya yang ada didalam pasal yang telah di tentukan di dalam UU ITE tersebut. Ya intinya sih hukuman 6 tahun penjara, denda 1 milyar. Kemudian pendekatan yang kedua, melalui teknologi informasi, jadi kominfo ini punya mesin AIS yang akan melakukan pemblokiran terhadap konten yang bermuatan negatif. Bermuatan negatif kan banyak ya, ada pornografi, hoaks termasuk. Terus yang ketiga yaitu literasi digital, itu kita mengedukasi masyarakat terhadap pemahaman informasi informasi yang hoaks ataupun yang fakta. Dan Kominfo itu ya sekarang kerjasama dengan apa yang udah chat bold ini yang akan mengcounter hoaks tapi baru ditelegram, terus ada kerjasama dengan dewan pers juga. Jadi ada pasukan sendiri yang menangangi dan fokus terhadap hoaks tersebut.”

 Developing Online PR Strategis

1. Apakah tujuan yang akan dicapai dalam program tersebut?

“Tujuannya yaitu ingin menyampaikan kepada masyarakat terkait dengan kinerja Kominfo secara lebih cepat ya dan secara dua arah. Sehingga masyarakat bisa bertanya langsung.”

2. Bagaimana strategi dari Kominfo agar pembuatan kontennya ini berjalan dengan lancar? Dalam artian, apakah SDMnya sudah tersedia? Bagaimana biaya yang dikeluarkan? Dan objeknya bagaimana?

“Kalau itu sih sudah oke ya. Untuk SDMnya sudah ada, alat-alat sudah ada. Cara penyampaian talkshownya itu pun sudah tidak kaku. Untuk

(47)

biayanya sih murah ya, karena tidak mengeluarkan biaya mahal untuk broadcastnya ya, karena hanya memanfaatkan media sosial.”

3. Apakah yang dilakukan Kominfo agar jumlah viewersnya makin banyak? Dan bagaimana cara mempertahankannya?

“Kita itu ada jejaring ya dengan beberapa creator yang isinya itu artis-artis semua. Kemudian kita akan share disitu yang dimana nantinya artis itu akan bantu share ke sosial media mereka dan akhirnya bisa ningkatin jumlah viewers.”

 Through and Tactic

1. Bagaimana konsep dan tema dari program tok tok kominfo ini?

“Konsepnya itu simple ya. Seperti kaya youtuber yang tiba-tiba menggrebek ke ruang kerja seseorang seperti Dirjen. Kemudian akan berbincang mengenai kinerja yang selama ini telah dijalankan.”

2. Apakah dengan menggunakan media sosial tersebut, sudah membuat masyarakat

menjadi sadar akan kinerja dari kominfo?

“Sudah cukup sadar, karena saya sering mendapatkan pertanyaan dari followers saya yang bilang oh ternyata ada ya Bakti Kominfo, oh ternyata itu ya Dirjen yang bekerja disini. Kaya gitu gitu sih.”

 Risk and opportunities

1. Bagaimana bapak menanggapi setiap komentar yang kurang baik?

“Kita sih akan mengarahkan ya, kita akan bilang nih “mungkin itu bisa ditanyakan di lain kesempatan” atau kalau memang komentarnya ga sama sekali berhubungan sama kominfo ya paling kita skip ya.”

Gambar

Foto Pada Saat Melakukan Wawancara Dengan Partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari