36
A. Implementasi Teoritis
1. Tematik
Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap dunia anak-anak, terutama dalam hal bermain anak-anak di pedesaan. Sesuai dengan pengalaman yang dialami penulis ketika masih kecil, penulis memainkan berbgai permainan dengan teman-teman seusia. Bermain merupakan proses alami anak dalam masa perkembangannya.
Banyak ragam dan jenis permainan yang berkembang dan juga berubah dari waktu ke waktu. Mulai dari permainan tradisional hingga permainan berteknologi modern. Misalnya, permainan mobil-mobilan, yang dulunya hanya menggunakan kulit jeruk maupun pelepah pisang, sekarang sudah berubah menjadi mobil-mobilan yang terbuat dari bahan plastik, bahkan untuk memainkannya ada yang menggunakan remote control. Kemudian tembak- tembakan yang dulu hanya menggunakan pelepah pisang, sekarang sudah ada yang menggunakannya dengan bahan plastik, dan banyak permainan tembak- tembakan yang terdapat pada game online. Tentu saja semua itu memerlukan pengawasan dan seleksi dari orang tua agar tidak membahayakan bagi perkembangan anak.
Jenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak dalam karya ini tidak hanya jenis permainan yang ada pada zaman dahulu, seperti perahu dan pesawat dari kertas, bersepeda dan lain-lain, namun juga memasukkan
permainan yang masih ada pada zaman sekarang khususnya di pedesaan misalnya bermain layang-layang, boneka, mobil-mobilan dan sebagainya.
Berbagai jenis permainan anak, bermain boneka merupakan salah satu permainan fantasi, yaitu merupakan permainan imajinasi yang diciptakan oleh anak dalam dunianya. Sering kali anak kecil berbicara sendiri ketika bermain boneka. Sebenarnya ia memiliki fantasi dan imajinasi sendiri mengenai tokoh yang dimainkannya melalui boneka itu. Ia cenderung ikut menjadi peran dalam permainannya itu. Permainan seperti ini baik untuk kecerdasan otak kanan karena dengan sendirinya anak belajar berperan dengan berbagai karakter yang diciptakan dan dimainkannya, merasakan karakter tokoh-tokoh yang ada dalam imajinasinya, serta lambat laun akan memahami nilai baik dan buruk sebuah sikap dan sifat.
Pada usia 5-8 tahun, merupakan usia dimana anak-anak mulai bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Rasa ingin tahu mereka yang tinggi, membuat anak ingin mengeksplor dunia di sekitarnya, salah satunya dengan bermain bersama teman seusianya. Bermain merupakan salah satu hak anak-anak yang perlu diperhatikan untuk pertumbuhan dan perkembangannya daya kreativitas anak.
Sisi menarik lainnya dari anak-anak di pedesaan adalah tingkah laku anak-anak yang sangat lincah dengan tubuh yang mungil dan lucu, contohnya ketika mereka memanjat pohon untuk memetik buah atau mencari serangga, dengan lincahnya memanjat tanpa bantuan tangga. Kemudian berlari-larian kesana kemari dengan teman-temannya, bermain serdadu-serdaduan, mobil- mobilan, membaca buku cerita anak, dan berekspresi sesuka hati. Apa saja
yang terlintas di hati dan di pikiran anak-anak, mereka ekspresikan dengan penuh kesungguhan, mereka semangat memasuki dunia ilusi yang dimainkan dengan sunguh-sungguh, seakan dunia ilusi dalam permainannya merupakan dunia nyata.
2. Konsepsi
Sebuah karya seni tidak lepas dari beberapa elemen-elemen atau unsur- unsur pendukung, elemen-elemen tersebut dibutuhkan untuk memberikan nuansa tertentu sesuai kebutuhan dalam berkarya seni. Terkait dengan karya seni yang akan dibuat, proses perwujudan karya lukis ini terdapat berbagai unsur seni rupa diantaranya garis, warna, distorsi dan sebagainya.
a. Garis
Garis yang dibuat adalah garis semu atau garis ilusif dan garis nyata. Dimana garis ilusif yang dimunculkan tidak bersifat nyata, namun sebagai batas bidang, bentuk atau warna seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 11. Garis ilusif (semu) dalam karya sebagai batas pada warna dan garis nyata yaitu garis lengkung.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
Garis Ilusif
Garis Nyata
b. Bidang (shape)
Karya yang dibuat oleh penulis menggunakan shape biomorphic yang merupakan bentuk bebas dan tidak beraturan (lihat gambar 12), namun penulis juga menyertakan beberapa shape geometric (lihat gambar 13 halaman 40).
Gambar 12. Bentuk-bentuk awan yang merupakan shape biomorphic.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
Gambar 13. Bentuk-bentuk planet yang merupakan shape geometric.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
c. Warna
Warna-warna yang penulis tampilkan dalam karya lukis ini adalah warna-warna yang meriah, lembut dan cerah, dan juga warna-warna pastel (lihat gambar 14 halaman 41). Warna tersebut sesuai dengan suasana, kegembiraan, dan tingkah laku anak-anak yang menyenangkan ketika bermain dan karakter dunia anaknya bisa terlihat.
Gambar 14. Beberapa warna-warna pastel pada karya.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
d. Cahaya dan Bayang-bayang
Gelap terang dalam karya lukis ditampilkan oleh penulis pada setiap figur-figur yang dibuat (lihat gambar 15 halaman 42). Unsur bayang- bayang dan gelap terang yang ditampilkan dalam karya meskipun bersifat ilusif atau semu namun memberikan kesan nyata pada setiap figur maupun bentuk yang ditampilkan.
Gambar 15. Gelap terang pada wajah anak-anak, pakaian dan istana pasir.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
e. Ruang dan Volume
Ruang dan volume dalam karya ini dimanfaatkan secara ilusif atau semu karena teknik penggarisan yang perspektifis atau adanya tone (nada) dalam pewarnaan yang bertingkat dan berbeda-beda (lihat gambar 16 halaman 43).
Gambar 16. Ruang dan volume semu.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
f. Tekstur
Terdapat dua jenis tekstur, yaitu tekstur semu dan tekstur nyata.
Namun dalam proses penciptaan karya, penulis menggunakan tekstur semu, setiap goresan yang dibuat oleh penulis dibuat sehalus mungkin sehingga memiliki kesan seakan timbul, namun ketika diraba permukaannya halus seperti goresan yang lain pada kanvas (lihat gambar 17 halaman 44).
Gambar 17. Tekstur semu pada rumput.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
g. Proporsi
Proporsi dalam karya ini terlihat pada bagian figur anak-anak, yaitu kepala figur anak-anak yang digambarkan dalam karya dibuat berukuran lebih besar daripada bagian tubuh anak (lihat gambar 18).
Gambar 18. Proporsi pada bagian figur anak-anak.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
h. Distorsi
Visulisasi dalam karya menggunakan distorsi dengan melebih- lebihkan pada karakter agar karakter lebih kuat. Seperti pada tubuh anak kecil dilebih-lebihkan dengan membuat figur anak-anak dengan dan ukuran badan yang lebih kecil, tangan dan kaki juga berukuran lebih kecil serta sedikit panjang dan hidung dibuat sedikit lebih panjang sehingga menyerupai hidung rusa.
B. Implementasi Visual
1. Media
Penulis menyiapkan bahan material yang akan dipakai saat pengerjaan karya seni lukis. Bahan material disesuaikan dengan keutuhan yang digunakan. Adapun bahan material yang digunakan yaitu:
a. Spanram
Spanram yang akan penulis pergunakan terbuat dari kayu dengan menggunkan spanram biasa dengan ukuran ketebalan kayu sekitar 2-3 cm. Penulis memilih menggunakan spanram biasa karena pada hasil akhir karya yang dibuat penulis akan dipasang bingkai.
b. Kanvas
Kanvas merupakan kain landasan yang dipakai untuk penciptaan karya seni lukis yang terbuat dari kain yang sudah didasari atau dilapisi cat dasar. Kanvas yang dipakai oleh penulis merupakan kanvas dengan
tekstur halus dan berserat sehingga ketika menggoreskan cat ke kanvas akan lebih mudah dan cepat kering.
c. Cat minyak
Penulis melilih menggunakan cat minyak karena apabila digoreskan ke kanvas tidak cepat kering sehingga akan lebih mudah ketika akan membuat gradasi.
d. Minyak Cat
Pada pembuatan karya, penulis menggunakan minyak cat untuk pelarut cat minyak.
e. Bubuk Putih atau Zinc White
Bubuk zinc white digunakan untuk campuran warna sehingga warna yang dihasilkan lebih banyak.
f. Thinner
Penulis juga menggunakan thinner A sebagai bahan untuk mencuci kuas yang sudah digunakan agar bersih dari cat minyak.
g. Kuas
Kuas yang digunakan oleh penulis adalah kuas dengan berbagai ukuran, yang terdiri dari kuas cat tembok berukuran besar yang digunakan untuk mengeblok bidang kanvas dan kuas lukis dari yang ukuran besar hingga paling kecil. Kuas yang besar digunakan untuk mengerjakan bagian yang luas sedangkan kuas-kuas yang kecil digunakan untuk bagian-bagian yang kecil dan juga untuk detail.
h. Pensil
Pensil yang digunakan oleh penulis untuk membuat sketsa di kanvas.
i. Gelas Plastik
Untuk memudahkan penulis untuk membuat campuran warna, sehingga ketika mencampur warna bisa lebih bnayak.
2. Proses Penciptaan
a. Konsep Perwujudan
Proses visualisasi karya seni lukis ini akan diwujudkan pada media kanvas. Terkait dengan karya seni, terdapat berbagai unsur seni rupa diantaranya garis, warna, dan sebagainya. Unsur tersebut akan dipadukan dan disusun sedemikian rupa sehingga karya lukis dengan tema dunia anak-anak akan terlihat lebih memiliki harmoni. Dalam karya lukis ini akan digambarkan figur anak-anak yang memiliki karakter yang ceria dan menyenangkan seperti anak-anak yang sedang bermain.
Bentuk figur anak-anak yang ditampilkan oleh penulis dibuat dengan ukuran kepala lebih besar, kemudian pada bagian wajah, hidung dibuat lebih panjang sehingga menyerupai hidung rusa. Kemudian bentuk dan ukuran tangan sedikit lebih kecil dan panjang. Figur-figur yang diunculkan dalam karya tidak hanya figur anak-anak saja, namun terdapat figur seperti hewan dan juga benda-benda yang biasanya digunakan oleh anak-anak saat bermain. Warna-warna yang digoreskan dalam karya lukis ini juga menampilkan warna-warna yang cerah dan meriah.
b. Proses pembuatan karya
Setelah menyiapkan bahan material untuk melukis, diperlukan langkah-langkah dalam pembuatan karya. Adapun langkah-lagkah tersebut adalah:
1. Langkah pertama, yaitu pembuatan sketsa (lihat lampiran) yang sudah dibuat sebelumnya di kertas dan dipindahkan di kanvas dengan menggunakan pensil. Studi bentuk penulis dilakukan lewat mempelajari dan mengamati para seniman yang kiranya karya seniman itu cocok dengan tema yang digarap oleh penulis. Figur-figur atau bentuk yang digambarkan penulis dalam karya, penulis berusaha menggambarkan figur anak kecil dengan wajah yang terlihat ceria dan periang.
2. Langkah kedua setelah penulis selesai membuat sketsa di kanvas adalah melanjutkan dengan mengecat bidang kanvas di luar objek yang sudah digambar, dengan warna yang sudah ditentukan (lihat gambar 19 halaman 49).
Gambar 19. Proses pewarnaan background.
(Sumber Gambar: Dokumentasi Mihmida Ilwia tahun 2016).
3. Langkah berikutnya yaitu penulis melanjutkan dengan mengecat bagian objek-objek dalam kanvas. Pemberian warna objek dalam kanvas yaitu dengan menambahkan efek gelap terang dan dibuat sedetail mungkin. Begitu seterusnya pada karya-karya berikutnya.
3. Penyajian Karya
Penyajian diperlukan dalam sebuah karya seni, karena penyajian mendukung penampilan dan estetika sebuah karya seni. Estetika yang
seimbang akan menambahkan nilai lebih pada karya tersebut. Penulis betul- betul mengolah dalam penyajian ini, terutama dalam hal warna bingkai.
Hasil akhir dari karya-karya Tugas Akhir ini akan disajikan dalam kanvas dengan menggunakan bingkai dengan warna yang berbeda-beda, warna bingkai setiap karya sesuai dengan warna dominan yang ada dalam karya. Karya ini disajikan dengan menggunakan bingkai atau pigura karena mengingat lukisan yang dibuat penulis tentang anak-anak, sehingga akan terlihat lebih artistik apabila menggunakan bingkai pada kanvas. Karena karya tersebut menggunakan bahan kanvas, maka karya seni lukis ini dipasangkan pada bngkai tanpa kaca.
Bingkai yang akan digunakan oleh penulis menggunakan bingkai dengan ukuran bingkai 120 cm x 90 cm. Karya disajikan dengan posisi horisontal dan vertikal sesuai dengan konsep yang dibuat. Karena dengan posisi vertikal dan horizontal akan membuat karya lebih bervariasi.