• Tidak ada hasil yang ditemukan

Feasibility Analysis of Investment Credits for the Education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni Thamrin) Zulfa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Feasibility Analysis of Investment Credits for the Education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni Thamrin) Zulfa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Feasibility Analysis of Investment Credits for the education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni

Thamrin)

Zulfahmi Sangunratu

Undergraduate Program, Faculty of Economics Gunadarma University

http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: feasibility analysis of investment credits for the education sector

ABSTRACT

For commercial banks, credit is the main source of income, as well as the source of the largest business operating risk. Most of the operational funds of commercial banks played in the form of credit. In distributing the funds, the banks or creditors have certain requirements that must be met and before the loan or credit is granted, the bank first analyze whether the prospective borrower is feasible or not to be given credit. This study aimed to find out the credit application process until the loan is approved by the Bank and to analyze the credit worthiness of investments in prospective borrowers whether or not to be worthy of investment credit. Analyzing in this study using 6C is Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy and Constraint. From credit application has been filed by Mohammad Husni Thamrin educational foundations and the analysis using 6C can be concluded that the prospective borrower is given credit worthy investments for their business development with the amount of credit that has been determined.

(2)

Feasibility Analysis of Investment Credits for the Education Sector in the Bank Bukopin (Case Study Education Foundation Mohammad Husni

Thamrin)

Zulfahmi Sangunratu Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta

ABSTRAKSI

Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Dalam menyalurkan dananya, pihak perbankan atau kreditur memiliki syarat tertentu yang harus dipenuhi dan sebelum pinjaman atau kredit diberikan, bank terlebih dahulu menganalisis apakah calon debitur tersebut layak atau tidak untuk diberikan kredit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui oleh Bank dan menganalisis kelayakan kredit investasi pada calon debitur apakah layak atau tidak untuk diberikan kredit investasi. Penganalisisan dalam penelitian ini menggunakan metode 6C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of Economy dan Constraint. Dari permohonan kredit yang telah diajukan oleh yayasan pendidikan Mohammad Husni Thamrin dan hasil analisis dengan menggunakan 6C dapat disimpulkan bahwa calon debitur layak diberikan kredit investasi untuk pengembangan usahanya dengan besaran kredit yang telah ditentukan .

Kata Kunci : Analisis kelayakan kredit investasi untuk sektor pendidikan.

(3)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, kebutuhan akan dana mutlak harus tersedia karena tanpa ketersediaan dana, tidak akan mungkin kegiatan perusahaan akan berjalan lancar. Dalam praktiknya dana yang dibutuhkan perusahaan ada dua macam, yaitu untuk keperluan modal kerja dan investasi. Dana yang harus diperoleh oleh perusahaan baik yang digunakan untuk modal kerja maupun investasi dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Untuk hal tertentu pemenuhan dana dari pemilik tidak menjadi masalah, misalnya dalam jumlah yang tidak terlalu besar dan memiliki waktu yang relatif lama. Apabila kebutuhan dana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak tersedia maka pemenuhan dana dari lembaga keuangan seperti bank melalui dana pinjaman sangat dibutuhkan.

Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara profesional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank, karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perbankan yang tinggi pula.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui.

2. Bagaimanakah analisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Bagaimanakah proses kredit pada Bank Bukopin dari permohonan kredit sampai dengan kredit tersebut disetujui.

2. Bagaimanakah analisa kelayakan kredit investasi yang dilakukan pada Bank Bukopin.

1.4Alat Analisis yang Digunakan

Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis kelayakan dalam keputusan pemberian kredit pada Bank Bukopin adalah dengan menggunakan analisis 6C yaitu : 1. Character yaitu data tentang kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay.

2. Capacity merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record ) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar.

3. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya.

Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, rasio-rasio

(4)

keuntungan yang diperoleh. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon debitur diberi kredit, dan beberapa besar plafon kredit yang layak diberikan.

4. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan- pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

5. Condition of Economy, pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur.

6. Constraint, adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, masalah constraint sulit untuk dirumuskan karena tidak ada peraturan tertulis untuk itu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya terdapat banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Bank

Pengertian bank menurut Pasal I butir 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis-jenis bank menurut pasal 5 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 adalah

sebagai berikut :

1. Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu.

2.2 Pengertian Kredit

Secara umum dikatakan bahwa kredit adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut

”credere”, artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitor), di mana bank percaya nasabah akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan juga bahwa debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk mempergunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 ( Kasmir, 2008 : 96) :

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

(5)

2.3 Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2008 : 275) :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa bank percaya debitur akan mengembalikan kredit yang diberikan di masa tertentu pada masa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Sebelum kredit dikucurkan, bank dengan debitur terlebih dahulu menyepakati hal - hal yang menjadi kewajiban dan hak - hak masing - masing pihak serta sanksi-sanksi yang akan diberikan apabila kedua belah pihak melanggar kesepakatan yang telah dibuat. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada saat kredit disetujui bank dan akan dikucurkan.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut merupakan waktu pengembalian atau kapan kredit tersebut akan berakhir. Jangka waktu tersebut dapat berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Resiko ini muncul oleh berbagai sebab, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Sengaja artinya debitur sengaja untuk tidak membayar kreditnya, sedangkan tidak sengaja artinya debitur memang tidak bermaksud untuk tidak membayar kreditnya, hal ini disebabkan debitur belum mempunyai kemampuan akibat kerugian atau terkena bencana. Untuk menutupi resiko yang mungkin terjadi, bank biasanya mensyaratkan jaminan yang nilainya lebih tinggi dari kredit yang diberikan atau menjaminkan lewat asuransi untuk mengalihkan resiko kerugian yang mungkin akan timbul.

5. Balas Jasa

Setiap bank pasti mengharapkan keuntungan atas setiap dana yang dikucurkan.

Keuntungan ini disebut balas jasa. Bagi bank konvensional disebut sebagai bunga dan bagi hasil bagi bank syariah. Bagi debitur balas jasa ini merupakan jasa atau imbalan yang mereka berikan atas dana yang mereka gunakan.

2.4 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan denan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 6C.

Dalam melakukan analisis dalam pemberian kredit ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain (Kasmir, 2008 : 109) :

1. Analisis kredit berdasarkan prinsip 6 C, Dalam metode 6 C ini terdiri atas 6 bagian yaitu :

a. Analisis watak (character)

(6)

Merupakan analisis untuk mengetahui sifat atau watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya. Watak atau sifat ini dapat dilihat dari masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil wawancara dengan nasabah.

b. Analisis kemampuan (capacity)

Merupakan analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan ini dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif dan usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan atau produktif.

c. Analisis modal (capital)

Merupakan analisis untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut menanamkan modal yang ditanamkan pada kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil, dan mampu membayar kewajiban kreditnya.

d. Analisis kondisi (condition)

Merupakan analisis untuk menilai kondisi umum saat ini dan yang akan datang, kondisi yang akan dinilai terutama kondisi saat ini, apakah layak untuk membiayai kredit sektor tertentu.

e. Analisis agunan (collateral)

Merupakan analisis terhadap jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukan. Jaminan ini digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap kredit yang dibiayai.

f. Analisis Hambatan ( Constraint )

Merupakan batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksankan pada tempat tertentu.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah dokumen perusahaan, laporan keuangan dalam 2 periode yaitu tahun 2006 dan 2007 serta proyeksi cashflow sampai dengan kredit lunas dari Yayasan Pendidikan MH. THAMRIN ( Sekolah MH. Thamrin ).

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh atau mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka penelitian ini adalah menggunakan metodologi sbb :

(7)

1. Metode Studi Pustaka ( library research )

Penulis dalam mengumpulkan data lebih memperkuat teori yang akan digunakan, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan menelaah literatur – literatur dan sumber – sumber bacaan yang relevan dengan topik yang telah dipilih.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian lapangan ini dilakukan beberapa cara yaitu :

- Wawancara yaitu teknik tanya jawab untuk mencari informasi dari sumber yang bersangkutan, dalam hal ini melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah yang akan diteliti pada lembaga pendidikan terkait.

- Data sekunder yang didapat secara langsung dari Bank Bukopin, yang berupa dokumen – dokumen, laporan keuangan dan proyeksi cashflow.

4. PEMBAHASAN

4.1 Tujuan Permohonan Kredit

Tujuan dari debitur dalam pengajuan kredit tersebut akan dipergunakan untuk pembelian peralatan laboratorium, pembangunan kegiatan outbond mahasiswa Yayasan Pendidikan Mohammad Husni Thamrin dan penambahan untuk penyelesaian pembangunan asrama mahasiswa yang berlokasi di Jalan Raya Pondok Gede No. 23 – 25, Kramat Jati, Jakarta Timur.

4.2 Proses Persetujuan Kredit Pada Bank Bukopin

Proses persetujuan kredit yang diberlakukan pada Bank Bukopin mulai dari permohonan sampai dengan kredit disetujui adalah sebagai berikut :

1. Proses pengumpulan dokumen

Proses pengumpulan dokumen ini yaitu meliputi data dan dokumen sebagai berikut : a. Surat Permohonan kredit dari calon debitur yang minimal berisi jumlah kredit

yang dibutuhkan oleh debitur, jangka waktu kredit dan sumber pengembalian kredit.

b. Dokumen Legalitas calon debitur yang meliputi Anggaran Dasar perusahaan / yayasan ( Akte pendirian dan Akte perubahan sampai dengan perubahan terakhir ), copy KTP pengurus ( Direksi dan Komisaris ), izin – izin usaha ( SIUP, TDP / TDY, izin lainnya yang dibutuhkan ).

c. Copy Ijin-ijin usaha (dari Depdiknas), NPWP, Keterangan Domisili d. Copy Sertifikat yang akan dijaminkan, IMB & PBB

e. Copy Laporan Keuangan 3 (tiga) tahun terakhir dan Copy Rekening Koran 6 bulan terakhir.

(8)

f. Perkembangan jumlah mahasiswa baru dan total mahasiswa selama 3 tahun terakhir dan proyeksi jumlah siswa / mahasiswa baru selama jangka waktu kredit.

2. Proses analisa kredit investasi

a. Analisa Yuridis, yaitu analisa mengenai legalitas badan hukum beserta pengurus – pengurusnya, perizinan usaha dan legalitas jaminan kredit. Analisa ini dilakukan oleh Bagian Legal, hasil analisa yuridis ini berupa laporan opini yuridis.

b. Analisa Jaminan kredit, yaitu analisa mengenai kebenaran jaminan kredit, marketability jaminan, dan nilai dari jaminan kredit. Analisa ini dilakukan oleh Bagian Credit Investigation ( CI ), hasil analisa ini berupa laporan analisa jaminan.

c. Analisa Risk Management, yaitu analisa mengenai kemungkinan resiko dalam pemberian kredit terutama dianalisa dari laporan keuangan. Analisa ini dilakukan oleh Bagian Risk Management ( RMG ), hasil analisa ini berupa laporan opini Risk Management.

d. Analisa Bank Checking, yaitu analisa mengenai kondisi kredit calon debitur pada Bank lain yang dilakukan melalui Bank Indonesia ( BI ) secara online dengan menggunakan nomor NPWP calon debitur. Hasil checking ini berupa data tentang kondisi kredit calon debitur pada Bank lain ( Apabila calon debitur mempunyai kredit pada Bank lain ). Proses Bank Checking ini dilakukan oleh Bagian Credit Support ( BCS ).

e. Analisa Ekonomis ( kelayakan kredit ), yaitu analisa mengenai kelayakan kredit yang merupakan kesimpulan dari analisa yuridis, analisa Jaminan Kredit, analisa Risk Management, analisa Bank Checking, analisa kebutuhan dana dan analisa Repayment Capacity dalam bentuk Cashlow Projection analysis yang terangkum di dalam proposal kredit. Analisa ini dilakukan oleh Account Officer ( AO ).

3. Rapat Komite Kredit, yaitu rapat untuk membahas kelayakan pemberian kredit. Pada rapat ini Account Officer mempresentasikan hasil analisanya yang tertuang dalam proposal kredit untuk meyakinkan anggota kredit komite yang minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan dua anggota kredit komite yang mempunyai kewenangan untuk menyetujui atau menolak suatu proposal kredit. Apabila disetujui oleh Komite Kredit maka Account Officer akan membuat Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ).

4. Penerbitan Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ), yaitu surat persetujuan pemberian kredit yang berisi antara lain jumlah kredit, jangka waktu, jenis kreditnya, besarnya biaya provisi dan Administrasi dan persyaratan persetujuan kredit sesuai dengan hasil rapat komite kredit.

5. Pengikatan Kredit, yaitu proses penandatanganan perjanjian kredit, perjanjian pengikatan jaminan, dan perjanjian lainnya yang dibutuhkan antara pihak Bank dengan pihak calon debitur di hadapan Notaris.

6. Dropping Kredit / pencairan kredit, yaitu proses pencairan kredit yang besarnya sesuai dengan kebutuhan nasabah. Hasil pencairan kredit ini di kredit ke rekening giro calon debitur.

4.3 Analisis Kelayakan Kredit Investasi

(9)

4.3.1 Character

yaitu analisis mengenai kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya.

Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur ini jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya dengan kata lain ini merupakan willingness to pay. Dalam analisis ini Character dinilai dengan melakukan Bank Checking ke Bank Indonesia secara online dan berdasarkan Bank Checking yang dilakukan atas nama Yayasan Pendidikan Mohammad Husni Thamrin tidak memiliki fasilitas pinjaman pada Bank lain dan hanya merupakan nasabah giran pada Bank Mandiri.

4.3.2 Capacity

merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha ( business record ) nya, sejarah yayasan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan) yang biasanya tercermin dalam curriculum vitae. Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan dalam membayar kewajibannya. Pada prakteknya capacity dinilai dari proyeksi cashflow sampai dengan pinjaman debitur lunas. Dari data yang diperoleh dapat disajikan proyeksi cashflow yayasan Mohammad Husni Thamrin.

4.3.3 Capital

Kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh.

Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon debitur diberi kredit, dan berapa besar plafon kredit yang layak diberikan. Pada prakteknya penilaian capital diaplikasikan dengan jumlah modal sendiri ( self financing ) yang dimiliki untuk kebutuhan investasi yang ketentuannya nasabah harus memiliki modal sendiri senilai minimal 20 % dari total kebutuhan dana investasi sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) yang dibuat oleh kontraktor.

RAB ( Rencana Anggaran Biaya ) :

- Pekerjaan struktur Rp 1.981.230.566,-

- Pekerjaan arsitektur Rp 2.419.672.841,-

- Pekerjaan ME Rp 999.096.600,-

Rp 5.400.000.000,- - Pembelian Keb.Furniture Asrama Rp 2.550.000.000,- - Pembelian Peralatan Laboratorium Rp 422.000.000,-

TOTAL Rp 8.372.000.000,-

Toal Biaya yang dibutuhkan :

- Self Financing Rp 1.372.000.000,-

- Kredit Bank Rp 7.000.000.000,-

Keterangan 2006 2007

(10)

Tabel 1.

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Keuangan berdasarkan Ratio Keuangan Llikuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas adalah sebagai berikut :

a. Likuiditas

Likuiditas yang ditunjukan oleh hasil perhitungan Current Ratio dan Quick Ratio menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan 130 % pada tahun 2006 menjadi 248 % pada tahun 2007, bila dilihat dari posisi likuiditas perusahaan saat ini dalam keadaaan yang cukup liquidt, karena yayasan ini tidak memiliki persediaan maka nilai Quick Ratio sama dengan nilai Quick Ratio.

b. Solvabilitas

Solvabilitas menunjukkan penurunan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Total Liability dari 46,98% pada tahun 2006 menjadi 30,52% pada tahun 2007, penurunan ini dikarenakan penurunan total hutang. Walaupun terjadi penurunan, ini tidak mempengaruhi solvabilitas debitur sehingga bisa dikatakan kondisi yayasan solvabel.

c. Profitabilitas

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan Net Profit Margin, Return On Equity, Return On Assets yang mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu signifikan.

Namun secara absolute total penerimaan, total assets, dan total equity akan selalu mengalami kenaikan. Peningkatan Profitabilitas yang paling cukup signifikan yaitu rasio Return On Equity ( ROE ). Melihat dari hasil ROA dan ROE yang merupakan komponen terpenting untuk mengetahui efisiensi keuangan yayasan bisa dikatakan selama 2 tahun terakhir calon debitur berada pada kondisi profitabilitas yang cukup baik.

4.3.4 Collateral

jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai

Total Asset 24.845.014.541 27.157.345.321

Aktiva Lancar 2.025.763.383 2.538.098.717

Hutang Lancar 1.554.605.855 1.023.258.018

Modal 23.270.048.686 26.134.087.303

Total Pendapatan 12.602.671.396 14.531.798.854

Laba / Rugi 2.298.877.453 2.864.038.617

Current Ratio 130% 248%

Quick Ratio 130% 248%

Debt to total Assets 6,25% 3,76%

Debt to Equity Ratio 6,68 % 3,91 %

Net Profit Margin 18,77% 20,28%

Return On Equity 9,87% 10,95%

Return On Asset 9,25% 10,54%

(11)

harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan. Jaminan yang diberikan calon debitur kepada pihak bank yaitu berupa 8 ( delapan ) sertifikat tanah dan bangunan diatasnya dengan luas 2.580 M2.

Nilai taksasi bangunan dan tanah seluas 2.508 M2 sebagai berikut

- Nilai tanah ( 2.508 M2 @ Rp 2.850.000,- ) Rp 7.353.000.000,- - Nilai bangunan ( 3.153 M2 @ Rp. 2.950.000,- )

1. Phisik bangunan Rp 9.301.350.000,- 2. Penyusutan bangunan Rp 1.860.270.000,-

Rp 7.441.080.000,-

- Nilai pasar Rp 14.794.000.000,-

- Nilai Likwidasi Rp 11.095.560.000,-

- Pembulatan Rp 11.095.600.000,-

Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 2,11 ( berdasarkan nilai pasar ) Ratio Kredit dengan jaminan 1 : 1,58 ( Berdasarkan nilai Likwidasi ) 4.3.5 Condition of Economy

pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur. Pada prakteknya penilaian condition of economy didasarkan kepada kebijakan Bank dalam membiayai sektor pendidikan dalam hal ini kebijakan Bank memperbolehkan untuk membiayai sektor pendidikan. Sesuai kebijakan Bank, prospek dalam bidang pendidikan pada tahun 2008 sangat positif karena pada umumnya universitas maupun sekolah tinggi kejuruan swasta berlomba dalam meningkatkan kualitas dari segi peningkatan fasilitas maupun peningkatan mutu para dosen pengajar dan Yayasan Mohammad Husni Thamrin berpotensi dalam bidang bisnis pendidikan tersebut.

4.3.6 Constraint

Merupakan Batasan atau hambatan yang tidak memungkinkan suatu usaha untuk dilaksanakan. Berdasarkan analisa pada Yayasan Mohammad Husni Thamrin yang terletak di Jl. Raya Pondok Gede No. 23 – 25 Kelurahan Dukuh Kramat Jati, Jakarta Timur tidak mempunyai hambatan yang berarti karena terletak pada tempat yang strategis dan sangat menguntungkan untuk menjalankan usaha tersebut, khususnya dalam bidang pendidikan.

Setelah dilakukan pengecekan kepada Bank Indonesia Yayasan Pendidikan Muhammad Husni Thamrin tidak termasuk ke dalam daftar Blacklist dan kredit macet. Pada analisa constraint sulit untuk dirumuskan karena tidak ada peraturan tertulis untuk itu dan masalahnya juga tidak dapat selalu diidentifikasikan secara fisik permasalahannya, serta lebih banyak menyangkut tentang moral. Salah satu faktor lain yang dapat menghambat pemberian kredit yang diberlakukan pada Bank Bukopin yaitu : Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7 / 3 / PBI / 2005, Tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.

a. BAB II, BMPK kepada pihak terkait, Pasal 4 yang berisi : Seluruh Portofolio penyediaan dana kepada pihak terkait dengan Bank ditetapkan paling tinggi 10

% dari modal Bank.

b. BAB III, BMPK kepada pihak tidak terkait, Pasal 11 yang berisi :

1) Penyediaan dana kepada 1 peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 20 % dari modal Bank.

(12)

2) Penyediaan dana kepada 1 kelompok peminjam yang bukan merupakan pihak terkait ditetapkan paling tinggi 25 % dari modal Bank.

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7 / 3 / PBI / 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran Bank Indonesia No 7 / 14 / DPNP.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisa untuk kelayakan kredit investasi pada Yayasan Pendidikan Muhammad Husni Thamrin maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Proses permohonan kredit Bukopin adalah sebagai berikut : a. Proses pengumpulan dokumen

b. Proses analisa kredit investasi, meliputi : - Analisa Yuridis

- Analisa Jaminan Kredit - Analisa Risk Management - Analisa Bank Checking - Analisa Ekonomis c. Rapat Komite Kredit

d. Penerbitan Surat Persetujuan Pemberian Kredit ( SPPK ) apabila usulan kredit disetujui atau surat penolakan kredit apabila usulan kredit ditolak

e. Pengikatan kredit f. Pencairan kredit

b. Dari hasil analisa kredit investasi terhadap Yayasan Pendidikan Muhammad Husni Thamrin seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Yayasan Muhammad Husni Thamrin layak untuk diberikan kredit investasi sebesar Rp 7.000.000.000,- sesuai dengan analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode 6C adalah sebagai berikut:

1. Character, berdasarkan Bank Checking yang dilakukan calon debitur tidak pernah memiliki pinjaman pada Bank lain dan hanya merupakan nasabah giran pada Bank Mandiri.

2. Capacity, Berdasarkan analisa proyeksi cashflow, bahwa calon debitur mempunyai cashflow yang cukup baik dan mampu menghasilkan NPV yang positif yang memenuhi kriteria layak untuk diberikan kredit investasi oleh pihak bank.

3. Capital, Berdasarkan analisa menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas calon debitur berada dalam posisi yang cukup liquidt dan solvabel serta peningkatan pada total penerimaan, total assets dan total equity.

Selama 2 tahun terakhir calon debitur berada dalam kondisi profitabilitas yang cukup baik.

4. Collateral, Berdasarkan analisa jaminan kredit calon debitur mempunyai nilai jaminan yang sangat baik yaitu 1 : 2,11 dengan nilai pasar dan 1 : 1,58 dengan nilai likwidasi, jaminan tersebut sudah cukup untuk mengcover pinjaman kredit jika terjadi kredit macet.

5. Condition of Economy, Pada tahun 2008 kebijakan pada Bank Bukopin tidak ada larangan untuk membiayai kredit dalam sektor pendidikan.

(13)

6. Constraint, Berdasarkan analisa hambatan tidak ada hambatan yang berarti yang dapat menghambat usaha calon debitur tersebut.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode 6C maka Yayasan Pendidikan Muhammad Husni Thamrin layak untuk diberikan pinjaman kredit oleh pihak Bank Bukopin.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya terdapat beberapa saran yaitu :

a. Sebaiknya Bank membandingkan kondisi kesehatan keuangan calon debitur dengan kondisi kesehatan keuangan industri sejenis.

b. Untuk Laporan Keuangan unaudited ( internal ) sebaiknya Bank melakukan pengecekan kebenaran setiap pos – pos keuangan yang penting, seperti pos aktiva tetap.

c. Sebaiknya Bank menambahkan analisa constraint dalam menganalisis kelayakan kredit dan menambahkan perhitungan NPV.

d. Sebaiknya dilakukan juga analisa Trade Checking atau Personal Checking dan tidak hanya Bank Checking saja, karena apabila nasabah tersebut belum pernah memperoleh kredit pada bank lain bank tidak memperoleh informasi mengenai karakter calon debitur. Jika hasil dari Trade Checking dan Personal Checking menunjukkan hasil yang tidak baik maka sebaiknya proses kredit dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

Drs.H.Malayu S.P.Hasibuan, 2008, Dasar – Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta

Ir.Drs.Lukma Dendawijaya, M.M, 2005, Manajemen Perbankan, edisi kedua, Ghalia Indonesia, Bogor

Kasmir, SE, M.M, 2007, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

_________________ , Dasar – Dasar Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta

_____________, 2008. Analisis Laporan Keuangan, RajaGrafindo Persada. Jakarta.

_____________, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Sigit, Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Salemba Empat, Jakarta.

Jusuf, Jopie. 2005. Analisis Kredit untuk Account Officer. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

(14)

Sutarno, SH, M.M, 2005, Aspek – Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Bandung

www.Bukopin.co.id

LAMPIRAN

No. Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah

I Saldo Awal 1.408.020.438 892.362.047 2.047.849.454 2.611.102.896 2.482.845.779 1.551.870.963

II Cash Inflow

Pendapatan. Ops 14.825.648.224 15.566.930.635 16.345.277.167 17.162.541.025 18.020.668.076 18.921.701.480 127.206.997.778

(15)

Pendapatan non Ops 432.740.572 454.377.600 477.096.481 500.951.305 525.998.870 552.298.813 3.713.702.719 Pendapatan Sewa 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 5.000.000.000

Total Cash Inflow 16.666.409.234 17.021.308.235 17.822.373.647 18.663.492.330 19.546.666.946 20.474.000.293 135.920.700.497

III Cash Outflow

Biaya Ops Langsung 9.330.394.222 10.263.433.644 11.289.777.008 12.418.754.709 12.068.529.749 15.026.693.198 86.484.715.951 Biaya Tdk Langsung 3.335.963.744 3.669.560.119 4.036.516.131 4.440.167.744 4.884.184.518 5.372.602.970 31.097.933.659

Pembangunan

Asrama 8.372.000.000

Total Cash Outflow 21.038.357.966 13.932.993.763 15.326.293.139 16.858.922.453 18.544.814.698 20.399.296.168 117.582.649.610

IV Surplus / Defisit -4.371.948.732 3.980.676.519 4.543.929.963 4.415.672.773 3.484.698.027 1.626.575.088 18.338.050.887

V Dropping Kredit 7.000.000.000

VI Kewajiban Bank 1.735.689.221 1.932.827.065 1.932.827.067 1.932.826.994 1.932.827.064 322.137.917 9.789.135.328

VII Saldo Akhir 892.362.047 2.047.849.454 2.611.102.896 2.482.845.779 1.551.870.963 1.304.437.171 15.548.915.559

VIII PVIF 13,5 % 1 0,88105727 0,77626191 0,6839312 0,60258255 0,53090974

IX NPV -8.372.000.000 3.507.203.981 3.527.279.755 3.020.016.374 2.099.818.237 863.564.556 13.017.882.904

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk peserta berbadan usaha dengan kualifikasi usaha kecil yang memenuhi persyaratan memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)

Demikian Pengumuman Pemenang Pelelangan ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, dan bulan sebagaimana tersebut di atas untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

[r]

Indonesian Journal of Geography, Vol 48, No... Indonesian Journal of Geography, Vol

Gráico 6.11 Indicador 1.3.1 de los ODS relativo a la cobertura efectiva de los niños y las familias: porcentaje de niños y hogares de las Américas beneiciarios de

During the holidays, most people struggle with their diet that seasonal weight gain becomes an issue specially to people who have problems with obesity.. This article offers

Teaching writing multimodal recount text using genre based approach Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |