• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS

NYERI KALA I FASE AKTIF PADA PERSALINAN DI

RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO

KOTA MOJOKERTO

DEWI SETYOWATI

1211010007

Subject : Endorphin Massage, intensitas nyeri, kala I fase aktif, ibu bersalin

DESCRIPTION

Proses persalinan identik dengan rasa nyeri.. Cara massage (pijatan) di daerah tubuh yang dapat merangsang / melepaskan hormon Endorphin untuk mengurangi nyeri. Berdasarkan uraian, peneliti tertarik meneliti pengaruh Endorphin Massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh Endorphin Massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan.

Jenis penelitian ini analitik observasi dengan menggunakan pra-eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Postest. Variabel independent adalah endorphin massage.Variabel dependent adalah intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan sampel 30 responden diambil dengan menggunakan teknik Acidental sampling. Sumber lokasi di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menggunakan data primer dengan instrument berupa lembar checklist.Analisa data menggunakan uji Spearman Rank.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami nyeri berat sebelum dilakukan Endorphin Massage yaitu sebanyak 21 orang (70%) dan setelah diberikan sebagian besar reponden mengalami nyeri sedang sebanyak 18 orang (60%).

Hasil perhitungan menggunakan Spearman Rank (Rho) dengan tingkat kemaknaan α (sig. 2-tailed) 0,05 didapatkan 0,00 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya ada pengaruh Endorphin Massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan.

Teknik Endorphin Massage mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Hal ini juga dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah. Apabila hal ini diterapkan kepada pasien dapat mengatasi keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien.

(2)

ABSTRACT

Parturition process is identical with the pain. The way of massage in the area of the body that can stimulate endorphin hormones release to relieve pain. Based of description above researchers interested to do research about the influence of Endorphin Massage on the intensity of pain at first stage active phase of parturition.The purpose of the research was to know the influence of Endorphin Massage on the intensity of pain at the first stage active phase of parturition.

This research analytical observation using a pre-experimental study with One Group Pretest Postest design. Variable independent was endorphin massage. The dependent variable was the intensity of the pain at first stage active phase of parturition with number of sample was 30 respondents using acidental sampling techniques. The location was RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto using primary data with the instrument used was in the form of checklist sheet. Analysis of data using Spearman Rank test.

Results of the study showed that most of respondents experienced severe pain before Endorphins Massageas many as 21 people (70%) and after given it most of respondents experienced, moderate pain were as many as 18 people (60%).

The results of the Spearman Rank (Rho) test with the level of significance α (sig. 2-tailed) obtained 0,05 0.00 < 0.05 then H0 was rejected and H1 accepted which meant there was influence of Endorphins Massage on the intensity of pain at first stage active phase of parturition.

Endorphins Massage techniques reduce discomfort during parturition and improve relaxation by triggering a feeling of comfort through the skin surface. It can also normalize the heart rate and blood pressure. If it applied to the patient it can slightly overcome the pain that felt by patient.

Keywords: Endorphins Massage, Pain Intensity, First stage active phase of parturition, Mother giving birth.

Contributor : 1. Sulis Diana, S.ST., M.Kes.

2. Elyana Mafticha, S.ST., SKM., M.P.H.

Date : 07 Juli 2015

Type Material : Laporan Penelitian

Identifier : -

Right : Open Document

(3)

LATAR BELAKANG

Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul (Azizah, Widyawati, dan Anggraini, 2011).Penggunaan metode farmakologis untuk meredakan nyeri sering kali berkaitan dengan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.Endorphin Massagemerupakan sebuah terapi sentuhan pijatan ringan yang cukup penting diberikan kepada wanita hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya melahirkan (Kuswandi, 2011).

Menurut Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) tentang angka kematian ibu antara tahun 1990-2013 diperkirakan sebanyak 289.000 perempuan meninggal pada tahun 2013 akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran, turun dari 523.000 pada tahun 1990. Angka tersebut merupakan penurunan sebesar 45%. Mengutip data hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155 orang ibu yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun 2012 (SDKI, 2012).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah target

Millenium Development Goals (MDGs) 2015, sebesar 102 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup. Data laporan kematian ibu Dinas Kabupaten dan Kota di Jawa Timur melaporkan tahun 2011 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2012 sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2013 sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 1 Januari sampai 16 Maret 2015 di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto, didapatkan data jumlah persalinan sejumlah 130 persalinan yang terdiri dari 50 persalinan normal dan 82 persalinan secara SC. Pada tanggal 10-15 Maret 2015 dari 5 responden di peroleh data sebanyak 2 responden (40%) mengalami nyeri ringan sesudah diberikan Endorphin Massage dan sebanyak 3 responden (60%) mengalami nyeri sedang sesudah diberikan

Endorphin Massage.

Menurut Kuswandi (2011)Endorphin Massage merupakan sebuah terapi sentuhan / pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada wanita hamil, diwaktu menjelang hingga saatnya melahirkan.Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda rasa sakit dan dapat menciptakan perasaan nyaman (Azizah, dkk, 2011).

Banyak rumah sakit atau rumah bersalin yang belum mengetahui tentang Endorphin Massage serta berbagai manfaat dan kegunaannya untuk mengurangi intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan. Dalam hal ini diharapkan perkembangan penelitian tentang Endorphin Massage dapat memberikan referensi pengetahuan rumah sakit atau bidan untuk menerapkan

(4)

metode non farmakologis Endorphin Massage pada pasien.

Berdasarkan latar belakang diatas, diketahui setiap ibu dalam proses persalinan akan mengalami rasa nyeri. Salah satu tindakan untuk mengatasinya adalah melakukan Endorphin Massage pada persalinan.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Endorphin

Massage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Persalinan”. METODOLOGI

Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasi dengan menggunakan pra-eksperimen dengan rancangan penelitian One Group

Pretest Postest.Variabel independent adalah endorphin massage.Variabel

dependent adalah intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan sampel 30 responden diambil dengan menggunakan teknik Acidental sampling.Sumber lokasi di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto menggunakan data primer dengan instrument berupa lembar checklist.Analisa data menggunakan uji Spearman Rank.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar reponden mengalami nyeri berat sebelum dilakukan

Endorphin Massage sebanyak 21 orang (70%) menurun menjadi nyeri

sedang sebanyak 18 orang (60%) sesudah dilakukan Endorphin Massage. Responden yang semula mengalami nyeri sangat berat berjumlah 1 orang (3,3%) sebelum dilakukan Endorphin Massage berkurang menjadi nyeri berat sesudah dilakukan Endorphin Massage, responden yang mengalami nyeri sedang berjumlah 8 orang (26,7%) menurun menjadi nyeri ringan berjumlah 8 orang (26,7%) sesudah dilakukan Endorphin Massage, sedangkan 3 responden tetap mengalami nyeri berat sebelum dilakukan

Endorphin Massage dan sesudah dilakukan Endorphin Massage. Tiga

responden tidak mengalami perubahan karena disebabkan beberapa faktor diantaranya ukuran janin yang besar, pengalaman persalinan yang belum pernah dirasakan karena merupakan persalinan pertama, dan ambang nyeri yang tinggi. Banyak ditemui pada responden yang mempunyai ambang nyeri yang tinggi sehingga tidak kuat menahan nyeri yang dirasakan.Hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa responden sebagian besar mengalami penurunan nyeri berat menjadi nyeri sedang.

Menurut Mander (2005) bahwa tindakan utama massage dianggap menutup gerbang untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada system saraf. Selanjutnya, rangsangan taktil dan perasaan positif, yang berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan yang penuh perhatian dan empatik, bertindak memperkuat efek massage untuk mengendalikan nyeri.

(5)

Endorphin memengaruhi transmisi impuls yang diinterprestasikan

sebagai rasa nyeri.Endorphin dapat berupa neurotransmitter yang dapat menghambat transmisi atau penggiriman pesan nyeri.Keberadaan Endorphin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sensasi nyeri. Kadar

Endorphin berbeda antara satu orang dengan orang lain. Orang yang

memiliki kadarEndorphin tinggi lebih sedikit mengalami nyeri, dan sebaliknya orang yang memiliki kadar Endorphin rendah akan mengalami tingkat nyeri yang sangat tinggi. Beberapa tindakan pereda nyeri dapat bergantung pada Endorphin yang dapat dilakukan dengan caramassage (pijatan) di daerah tubuh yang dapat merangsang atau melepaskan hormon

Endorphin untuk mengurangi nyeri (Martin, 2011).

Responden yang diberikan Endorphin Massagesebagian besasr mengalami penurunan skala nyeri.Keadaan responden sebelum dilakukan

Endorphin Massage mengalami nyeri yang hebat atau tidak tertahankan.Nyeri yang dirasakan tampak dari mimik wajah responden yang menyeringgai karena menahan sakit. Setelah diberikan Endorphin Massage responden sebagian besar mengalami perubahan nyeri, pijatan- pijatan halus

Endorphin Massage dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang dapat

merangsang hormon Endorphin sehingga meningkatnya hormon Endorphin dapat menghambat penggiriman pesan nyeri.Teknik Endorphin Massage membuat responden merasa nyaman ,relaks dan ada responden yang tertidur saat dilakukan Endorphin Massage. Responden merasakan ada perubahan setelah dilakukan massage, mereka merasa lebih nyaman dan relaks walaupun tidak sepenuhnya menurunkan nyeri yang dirasakan secara drastis. Responden yang tidak mengalami perubahan setelah dilakukan

Endorphin Massagesebanyak 3 orang, setelah diamati terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan tidak adanya perubahan yaitu ukuran janin yang besar, kehamilan yang pertama sehingga belum mempunyai pengalaman masa lalu, dan responden yang memiliki ambang nyeri berbeda sehingga tingkat nyeri setiap orang berbeda.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Intesitas nyeri pada kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto sebelum dilakukan Endorphin

Massage sebagian besar responden mengalami nyeri berat dengan skala

nyeri 7-9.

2. Intesitas nyeri pada kala I fase aktif pada ibu bersalin di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto setelah dilakukan Endorphin

Massage sebagian besar responden mengalami nyeri sedang dengan skala

nyeri 4-6.

3. Ada pengaruh Endorphin Massage terhadap intensitas nyeri kala I fase aktif pada persalinan.

(6)

REKOMENDASI

1. Bagi Peneliti

Diharapkan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai metode-metode non farmakologis ini yakni Endorphin

Massage untuk mengurangi intensitas nyeri kala I pada ibu bersalin

dengan mengikutsertakan variabel lain dalam unit analisis statistik. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan untuk memberikan dan mengembangkan metode-metode non farmakologis untuk mengurangi nyeri pada persalinan sehingga dapat menciptakan suatu penelitian terbaru tentang metode pengendalian nyeri secara non farmakologis 3. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)

Diharapkan tenaga kesehatan dapat menerapkan metode pengendalian nyeri non farmakologis Endorphin Massage kepada pasien untuk mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan selama inpartu kala I fase aktif pada persalinan.

4. Bagi Klien dan masyarakat

Diharapkan ibu dapat merasakan manfaat yang dirasakan saat diberikan metode pengendalian nyeri Endorphin massage sehingga nyeri yang dirasakan dapat berkurang.

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : dewi.setyowati44@yahoo.co.id No. Hp : 085704909807

Alamat: Ds. Pekarungan RT 01 RW 01 , Jl. Karang Nangka kav. E No. 23, Kec. Sukodono, Kab. Sidoarjo.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pokoknya korupsi telah mengakibatkan kemiskinan, sehingga pelaku korupsi harus dikenakkan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti serta perampasan

Variabel underpricing adalah selisih harga saham yang ditawarkan oleh underwriter pada perdagangan saham perdana di BEI dengan harga saham perdana di pasar sekunder

Berdasarkan hasil penelitian sesudah dilakukan kompres hangat didapatkan responden paling banyak mengalami nyeri ringan. Nyeri

Pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi metode, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (DKT). Hasil penelitian memaparkan bahwa; 1) perasaan jijik,

Berdasarkan pada kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwakebijakan sosial melalui penetapan bea masuk beras sebagaimana telah diatur, terakhir dalamPeraturan

Structural Equation Modeling (SEM) yang dijalankan dengan perangkat lunak AMOS, digunakan untuk menganalisis data, Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan dan gaya

Dan dari daya tahan nya juga bermasalah terutama pada � rambut � nya yang sering mudah patah, seringkali menjadi bahan penggangu sistem filtrasi yang lain misalkan pompa.&lt;/p&gt;

Ibu bapa yang selalu bertelagah di hadapan anak-anak cenderung untuk menggunakan bahasa yang tidak sopan dengan nada yang kurang baik sehingga meninggalkan